Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Faris F.

A
NPM : 10100119094
Kelas :A

SEJARAH PERADABAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN SAFAWI


DI PERSIA (1501-1732 M)

A. Sejarah Munculnya dan Perkembangan Kerajaan Safawi


1. Lahirnya Dinasti Safawi
Pada waktu kerajaan Turki Usmani sudah mencapai puncak kejayaannya, kerajaan
Safawi di Persia masih baru berdiri. Kerajaan ini berkembang dengan cepat. Dalam
perkembangannya, kerajaan Safawi sering berselisih dengan kerajaan Turki
Usmani.
Kerajaan Safawi berdiri secara resmi di Persia pada 1501 M. Namun kerajaan ini
tidak berdiri sendiri. Peristiwa tersebut berkaitan dengan peristiwa-peristiwa
sebelumnya dalam rentang waktu yang cukup panjang. Yakni kurang lebih 2 abad,
waktu yang hampir sama dengan usia kerajaan Safawi. Cikal bakal Safawi tumbuh
lambat laun, tapi pasti menuju zaman yang penuh dengan muatan historis yang
sangat penting.
Kerajaan Safawi mempunyai perbedaan dari dua kerajaan besar Islam lainnya
(kerajaan Turki Usmani dan Mughal). Kerajaan Safawi menyatakan Syi'ah dan
dijadikan sebagai madzhab negara. Oleh karena itu, kerajaan Safawi dianggap
sebagai peletak dasar pertama terbentuknya negara Iran dewasa ini.
Kerajaan Safawi berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di daerah Ardabil
kota Azerbaijan (Badri Yatim, 2000:138). Tarekat ini bernama Safawiyah sesuai
dengan nama pendirinya Safi Al-Din (1252 1334 M), salah satu keturunan Imam
Syi'ah yang keenam "Musa al Kazim". Nama Safawi terus dipertahankan sampai
Tarekat ini menjadi gerakan politik (Jaih Mubarok, 2004:132). Gurunya bernama
Syekh Taj al-Din Ibrahim Zahidi (1216-1301 M) yang dikenal dengan julukan
Zahid al-Gilani. Sejak kecil ia sudah menggemari amalan keagamaan dan
kehidupan sufistik.
"Pada usia 25 tahun ia belajar pada seorang sufi bernama Zahid al Gilani, di Jailan
dekat laut Kaspia. Kurang lebih selama 25 tahun, kemudian beliau diangkat
menjadi menantu, setelah gurunya wafat ia mengantikan kedudukan gurunya
sebagai guru tarekat, tarekat ini kemudian dikenal Tarekat Safawi yang berpusat di
Ardabil". (Kafrawi Ridwan, 1994 : 17)

Sebelum menjadi kerajaan, Safawi mengalami 2 fase pertumbuhan pertama fase


dimana safawi bergerak dibidang keagamaan (kultura) dan kedua sebagai gerakan
politik (struktural).
Pada tahun 1301-1447 M gerakan Safawi masih muri gerakan keagamaan dengan
tarekat Safawiyah sebagai sarana yang bertujuan memerangi orang-orang yang
ingkar dan memerangi orang-orang an -bid'ah. Tarekat ini menjadi semakin
penting setelah ia mengubah bentuk tarekat itu dari pengajian tasawuf murni yang
bersifat loka menjadi gerakan keagamaan yang besar pengaruhnya di Persia, Syira
dan Anatolia. Di negeri-negeri di luar Ardabil, Safi al-Din menempatkan seorang
wakil yang memimpin murid-muridnya. Wakil itu diberi gelar "khalifah" (Hamka,
1981:60).
Pada fase pertama ini gerakan tarekat Safawi tidak mencampuri masalah politik,
sehingga dia berjalan dengan aman dan lancar bak pada masa likhan maupun pada
masa penjarahan Timur Lenk. Dan dalam fase ini gerakan tarekat Safawi
mempunyai dua corak, pertama bernuansa Sunni yaitu pada masa pimpinan Safi
al-din Ishaq (1301 1344 M) dan anaknya Sadruddin Musa (1344-1399 M), kedua
berubah menjadi Sylah pada masa Khawaja Ali (1399-1427 14). Perubahan ini
terjadi karena ada kemungkinan bertambahnya pengikut Safawi di kalangan syiah,
sehingga kepemimpinannya berusaha menyusualkan diri dengan aliran mayoritas
pendukungnya.

2. Lahirnya Dinasti Zand


Shiraz adalah salah satu kota besar di Persia. Kebesarannya mengundang para
penguasa untuk berebut pengaruh atas kota tersebut. Dalam perjalanan sejarahnya,
dinasti Zand menjadi satu di antara dinasti yang sempat memerintah kota ini. 
Walaupun singkat, dinasti Zand mewariskan bangunan-bangunan yang bernilai
sejarah. Salah satunya adalah Citadel Karim Khan. Citadel ini dibangun tahun
1766-1767 pada masa kekuasaan dinasti Zand dengan rajanya yang bernama
Karim Khan. Dinasti ini sendiri berkuasa dalam rentang waktu sekitar 43 tahun
dari tahun 1751-1794 yang kemudian diganti oleh dinasti Qajar. 
Bangunan ini dinamakan citadel karena memang pembuatannya ditujukan bukan
semata-mata sebagai istana, tetapi juga pertahanan. Oleh karenanya, bagian luar
bangunan ini mirip seperti benteng kokoh setinggi 14 meter yang sulit untuk
ditembus dari luar. 
Sementara, pada bagian dalamnya dibangun bermacam-macam bangunan sesuai
fungsinya seperti tempat tinggal raja, militer, dan penjara.
Citadel ini berbentuk segi empat yang dikelilingi oleh tembok tinggi. Luasnya
sekitar 4.000 m persegi. Dulu citadel ini merupakan tempat tinggal raja beserta
militernya sebagai penjaga, jika tiba-tiba ada serangan tak terduga.  
Citadel ini tersambung dengan bazar Vakil, sebuah pasar tradisional yang sudah
ada sejak ratusan tahun yang lalu. bazar ini berdiri pada abad 11 M pada masa
dinasti Buwaih dan penamaan Vakil diberikan oleh Karim Khan sebagai penguasa
dinasti Zand pada abad ke-18 M. 
Bazar Vakil menyediakan barang-barang domestik kebutuhan masyarakat sehari-
hari seperti rempah-rempah dan beras. Di sana dijual juga permadani Persia,
kerajinan, dan barang-barang antik. Bazarnya tidak terlalu besar, tetapi padat oleh
pengunjung. 
Hadirnya bazar dan istana selalu disertai dengan masjid. Begitu pula dengan
bazar Vakil, di sana terdapat masjid yang terletak tepat di sampingnya. Pintu
masuk masjid Vakil ini berada di sebelah kanan pintu masuk bazar. Masjid ini
sendiri didirikan antara tahun 1751-1773 di bawah perintah Karim Khan sebagai
penguasa dinasti Zand. Masjid ini sempat mengalami perbaikan pada era dinasti
Qajar. 
Nampaknya, citadel, bazar, dan masjid merupakan satu kesatuan sebagai jantung
kota saat itu. Karim Khan menjadikan daerah tersebut sebagai pusat
pemerintahannya.
Masjid ini hampir sama dengan masjid di Persia lainnya, berhalaman luas dengan
mozaik indah di dindingnya. Yang menarik dari masjid ini adalah adanya ruangan
khusus untuk menunaikan salat di musim dingin. Ruangan khusus ini dinamakan
dengan shabestan. Ruangannya sangat menakjubkan dengan 48 pilar di dalamnya.
Selain itu, jalan menuju mimbar terdapat tangga kecil permanen yang diukir dari
marmer hijau.
3. Lahirnya dynasty Qajar
Nadir syah di gantik oleh karim khan (1750-1779M) pemimpin suku zand di iran
barat. Pada tahun 1779M, kelompok suku zand dikalahkan oleh kelompok suku
qajar. Maka berdilah dinasti qajar, hingga tahun 1925M. selama qajar berkuasa
iran berada di bawah tekanan inggris dan rusia, terutama tekanan di bidang
ekonomi.
Tekanan ini dapat di lihat pada:
1. Imperial Bank of perisai didirikan atas tersebut bantuan inggris
2. Sebuah perusahaan inggris di berikan atas bantuan hak monopoli industry
tembakau
Disisi lain pemerintah tidak bias melepaskan diri dari pengaruh asing. Oleh karna
itu ulama yang menolak intervensi asing menjadi musuh pemerintah. Perlawanan
ulama terhadap pemerintah mendapat dukungan luas dari kalangan pedangang,
pengrajin dan intelektual iran produk didikan barat, sehungga terbentuk
perlawanan nasional terhadap dinasti qajar. Perlawanan ini melahirkan krisis
konstitusional yang mendorong adanya penyelanggaraan siding dewan
konstituante nasional pada tahun 1906 M.
konstitusi ini melahirkan konflik antara ulama dengan syah. Konfil ini
melahirkan gerakan anarkis yang di lakukan oleh kedua belah pihak.
Di lakukan nya perjanjuan anglo-persiam yang menjadikan iran sebagai
pemerintah protekorat inggris.
Akhirnya di bentuk perjanjian yang menguntungkan iran
4. Sebab kemajuan & Kemundurannya

A. Kemajuan Dinasti Safawi


Kerajaan ini memiliki banyak kemajuan yaitu diantara lain adalah sebagai berikut:
1. Bidang ekonomi :
(Kemajuan di sector pertanian, terutama di daerah bulan sabit subur)

2. Bidang Ilmu Pengetahuan:


(ada beberapa ilmuan yang selalu hadir di majelis istana dan melakukan
observasi tentang kehidupan lebah. Dalam bidang itupun kerajaan safawi
dikatakan bersahil dari 2 kerajaan besar islam)
3. Bidang Pembangunan Fisik dan Seni
(Dikota tersebut menjadi sangat indah karena berdiri bangunan-bangunan
besar, rumah sakit, sekolah, istana raja, masjid dan jembatan yang megah)
B. Kemunduran dan Akhir Kerajaan Safawi
Kerajaan safawi mengalami kemunduran. Sulaiman, pengganti Abbas I, melakukan
penindasan & pemerasan terhadap ulama sunni dan memaksakan ajaran syiah kepada
mereka.
Penindasan semakin parah terjadi pada zaman sultah husein, pengganti sulaiman.
Penduduk Afghan (saat itu Persia), dipaksa memeluk syiah dan diintimidasi.
Penindasan ini melahirkan pemberontakan yang dipimpin oleh Mahmud Khan (Amir
Kandahar), sehingga berhasil menguasai Herat,Masyad dan kemudian merebut
ISFAHAN (1722 M). setelah itu kerajaan Safawi diserang oleh Turki Usmani dan
Rusia. Wilayah Armenia dan beberapa wilayah Azerbaijan direbut Turki Usmani.
Sedangkan wilayah yang direbut rusia wilayah provinsi laut Kaspia di Jilan,
Mazandaran, dan Asterabad direbut oleh rusia.
Sebab-sebab kemunduran dan kehancuran kerajaan Safawi yaitu:
1. Adanya konflik yang berkepanjagan dengan kerajaan usmani berdirinya
kerajaan safawi yang bermazhab syiah merupakan sebuah ancaman bagi
kerajaan usmani sehingga tidak pernah ada perdamaian antara kedua kerajaan
besar ini.
2. Terjadinya dekandensi moral yang melanda sebagian pemimpin kerajaan
safawi, yang ikut mempercepat proses kehancuran kerajaan ini.
3. Pasukan Ghulam yang dibentuk Abbas I ternyata tidak memiliki semangat
juang yang tinggi seperti Qizil Bash. Hal ini dikarenakan mereka tidak
memiliki mental ketahanan karena tidak di persiapkan secara terlatih dan tidak
memiliki bekal rohani.
4. Sering terjadinya konflik internal dalam bentuk perebutan kekeuasaan
dikalangan keluarga islam
5. Ulama mulai meragukan otoritas syah yang berlangsung secara turun temurun,
sebagai penanggung jawab pertama atas ajaran Islam Syiah

6. Tokoh yang menonjol dan produk peradaban

Kerajaan Safawi bertahan lebih dari 2 abad dengan pemimpin sebagai berikut
1. Ismail I (1501-1524 M)
2. Tahmasap I (1524-1576)
3. Ismail II (1576-1577)
4. Muhammad Khudabanda (1577-1587)
5. Abbas I (1587-1628)
6. Safi Mirza (1628-1642)
7. Abbas II (1642-1667)

Anda mungkin juga menyukai