KELOMPOK 10 :
1A AKUNTANSI SYARIAH
KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sejarah Latar Belakang Berdirinya Dinasti Safawiyah Persia – Daulah Safawiyah
bermula dari gerakan Sufi di kawasan Azarbaijan yang disebut Safawiyeh. Pendiri gerakan
Sufi ini ialah Sheikh Safi Al-Din (1252–1334). Sheikh Safī al-Dīn Abdul Fath Is’haq Ardabilī
berasal dari Ardabil, sebuah kota di wilayah Azerbaijan Iran.
Ia merupakan anak murid seorang imam Sufi iaitu Sheikh Zahed Gilani (1216–1301,
dari Lahijan.) Safi Al-Din kemudian mengganti ajaran Sufi ini menjadi ajaran Syiah sebagai
tanggapan terhadap serangan tentara Mongol di wilayah Azerbaijan. Pada abad ke-15,
Safawiyah kemudian berubah karakter dan menjadi militan di bawah Syekh Junayd dan
Syekh Haydar. Kemudian mulai meluaskan pengaruh dan kekuasaannya dalam bidang politik
dan militer ke seluruh Iran dan berhasil merebut seluruh Iran dari pemerintahan Timuriyah.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka adapun rumusan masalah sebagai berikut :
PEMBAHASAN
1.Pendiri
Dinasti Safawiyah adalah salah satu dinasti terpenting dalam sejarah Iran. Dinasti ini
merupakan salah satu negeri Syiah terbesar semenjak Runtuh nya Dinasti Syiah Fatimiyyah.
Negeri ini juga menjadikan syiah sebagai agama resmi, sehingga menjadi salah satu titik
penting dalam sejarah Muslim. Safawiyah berkuasa dari tahun 1501-1722(mengalami
restorasi singkat dari tahun 1729-1736).
Dinasti Safawiyah bermula dari gerakan Sufi di kawasan Azarbaijan yang disebut
Safawiyeh. Pendiri gerakan Sufi ini ialah Sheikh Safi Al-Din (1252-1334).
Sheikh Safī al-Dīn Abdul Fath Is'haq Ardabilī berasal dari Ardabil, sebuah kota di
wilayah Azerbaijan Iran. Ia merupakan anak murid seorang imam Sufi iaitu Sheikh Zahed
Gilani (1216–1301, dari Lahijan.) Safi Al-Din kemudian mengganti ajaran Sufi ini menjadi
ajaran Syiah sebagai tanggapan terhadap serangan tentara Mongol di wilayah Azerbaijan.
Pada abad ke-15, Safawiyah kemudian berubah karakter dan menjadi militan di bawah Syekh
Junayd dan Syekh Haydar. Kemudian mulai meluaskan pengaruh dan kekuasaannya dalam
bidang politik dan militer ke seluruh Iran dan berhasil merebut seluruh Iran dari
pemerintahan Timuriyah.
Pada abad ke-15, Kesultanan Utsmaniyah mulai memasuki daerah orang Persia,
mengakibatkan Perang Utsmaniyah-Safawiyah. Sebagai balasan, pengikut Safawiyah dari
Ardabil merebut Tabriz dari Turki di bawah pimpinan Alwand. Safawiyah kemudian
dipimpin oleh Ismail I dan di bawah pemerintahannya, Tabriz menjadi ibu kota dinasti
Safawiyah dan ia sendiri mendapat gelar Shah Azerbaijan. Kemudian, Ismail I berhasil
mencapai barat laut Iran dan merebut semua wilayah Iran dari Turki. Pada tahun 1511,
tentara Uzbek berhasil diusir. Ketika Ismail I berkuasa ia menjadikan bahasa Azeri sebagai
bahasa resmi.
Ada banyak negara lokal sebelum negara Iran yang didirikan oleh Ismāʻil I. Penguasa
lokal terpenting sekitar 1500 adalah:
Pada puncak kejayaannya, sastra, kesenian dan arsitektur Persia berkembang pesat dan
contohnya adalah pembangunan Alun-alun Naghshi Jahan di Isfahan. Dalam bidang
ekonomi, perdagangan Iran berkembang karena letaknya di tengah-tengah Jalur Sutera. Pada
masa kejayaannya ini disebut-sebut sebagai salah satu Negeri Mesiu Syiah dan juga memiliki
pengaruh yang kuat di wilayah Timur Tengah. Sehingga termasuk dalam salah satu Kekuatan
Besar pada masa itu. Ismail memiliki korps musketir (tofangchi) berjumlah 8.000 dan pada
1521 sekitar 20.000. Setelah Abbas Agung mereformasi tentara (sekitar 1598), pasukan
Safawi hanya memiliki pasukan 12.000 prajuris bersenjata api. Beberapa Penguasa juga
melakukan diplomasi dengan Kerajaan Eropa, seperti dengan Dinasti Habsburg.
Kejayaan Safawiyah mulai surut pada abad ke 17. Raja-raja Safawiyah semakin lama
semakin tidak efisien dan hidup berfoya-foya. Iran juga terus diserang oleh Turki
Utsmaniyah, Afghan dan Arab. Pada tahun 1698, Kerman direbut oleh orang Baloch,
sementara Khorasan ditaklukan oleh orang Afghan pada tahun 1717. Selain itu, Safawiyah
turut berhadapan dengan ancaman baru yaitu Kekaisaran Rusia di sebelah utara dan serangan
tentara Mughal di sebelah timur. Lebih buruk lagi, ekonomi Safawiyah merosot akibat
perubahan jalur perdagangan antara timur dan barat, sehingga Jalur Sutera tidak lagi
digunakan. Dinasti Safawi ditaklukan dan Iran dikuasai oleh Dinasti Hotak dari Afganistan
dari tahun 1722 -1729, hingga Restorasi Dinasti Safawi dengan bantuan Jenderal Nader Shah.
Stabilitas politik Dinasti Safawiyah pada masa Khalifah Abbas I temyata telah
memacu perkembangan perekonomian kekhalifahan Dinasti Safawiyah, terlebih setelah
Kepulauan Hurmuz dikuasai dan pelabuhan Gumrun diubah menjadi Bandar Abbas.
Dengan dikuasainya Bandar ini, maka salah satu jalur perdagangan laut antara timur dan
barat yang biasa diperebutkan oleh Belanda, Inggris dan Perancis berhasil menjadi miliki
Dinasti Safawiyah.
Selain kemajuan dalam sektor perdagangan, Dinasti Safawiyah juga mengalami
kemajuan dalam sektor pertanian. Namun setelah Khalifah Abbas 1 meninggal. sektor
perekonomian Dinasti Safawiyah lambat laun mengalami penurunan, terutaama ketika
kekhalifahan. Dinasti Safawiyah dipimpin oleh Khalifah Safi Méza. Pada masa Khalifah
Safi Mirza, rakyat cenderung bersikap masa bodoh karena mereka sudah banyak
memperoleh penindasan dari Khalifah Safi Mirza, tetapi para saudagar asing banyak
berdiam diri di Iran dan mengendalikan roda perdagangan dan kegiatan ekonomi lainnya di
iran.
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dinasti Syafawiyyah adalah salah satu dinasti terpenting dalam sejarah Iran. Dinasti ini
merupakan salah satu negeri Syiah terbesar semenjak Runtuh nya Dinasti Syiah Fatimiyyah.
Negeri ini juga menjadikan syiah sebagai agama resmi, sehingga menjadi salah satu titik
penting dalam sejarah Muslim.
B.Saran
Kami harapkan untuk teman-teman dapat memahami dan mengerti tentang proses
awal berdirinya Dinasti Syafawi, para khalifah Dinasti Syafawi dan masa kemundurannya
maupun masa perkembangannya.