Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KERAJAAN ISLAM DI DUNIA

DOSEN PENGAMPU :

Rofiah Masrifah S.Pd.I., M.Pd.I.

OLEH:

Muh. Arsyl (60600123025)

Risal Usman (60600123011)

Nur Alim (60600123054)

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.

Ucapan Terima Kasih kami sampaikan kepada ibu Rofiah Masrifah sebagai
dosen pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran yang baik untuk menyempurnakan makalah ini dan untuk menambah
pemahaman kami. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C. Tujuan Pembelajaran.................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
A. Kisah Kerajaan Safawi di Persia...............................................................
B. Kisah Kerajaan Mamluk di Mesir.............................................................
C. Kisah Kerajaan Mughal di India................................................................
D. Kisah Kerajaan Utsmani di Turki..............................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerajaan Safawi didirikan pada awal abad ke-16 oleh Shah Ismail I di
Persia (sekarang Iran). Sebelum berdirinya Kerajaan Safawi, Persia telah
mengalami periode ketidakstabilan politik dan agama. Pada saat itu, wilayah
Persia terbagi menjadi beberapa kekuatan yang saling bersaing, termasuk
kekuatan Turki dan Mongol. Shah Ismail I, seorang pemimpin suku Safawi
yang menganut aliran Syiah Islam, berhasil menyatukan wilayah Persia di
bawah kekuasaannya dan mendirikan Kerajaan Safawi.

Kerajaan Mamluk berdiri dari abad ke-13 hingga abad ke-16 di Mesir
dan wilayah sekitarnya. Sebelum berdirinya Kerajaan Mamluk, Mesir
diperintah oleh Kekaisaran Ayyubiyah yang didirikan oleh Salahuddin Al-
Ayyubi. Namun, setelah kematian Salahuddin, kekuasaan di Mesir jatuh ke
tangan dinasty Mamluk, yang awalnya adalah tentara budak yang
dipekerjakan oleh dinasty sebelumnya. Mamluk berhasil mengambil alih
kekuasaan politik dan Mesir dan membentuk Kerajaan Mamluk.

Kerajaan Mughal didirikan pada abad ke-16 oleh Babur, seorang


pemimpin Turki-Mongol yang menaklukkan sebagian besar wilayah India.
Sebelum berdirinya Kerajaan Mughal, India terbagi menjadi banyak kerajaan
dan negara-negara kecil yang saling bersaing. Babur berhasil mengalahkan
Sultan Ibrahim Lodi dalam pertempuran Panipat pada tahun 1526 dan
mendirikan Kerajaan Mughal di India. Kerajaan Mughal menjadi pusat
kekuasaan Islam di India dan mencapai puncak kejayaannya di bawah
pemerintahan Kaisar Akbar.

Kerajaan Utsmani, juga dikenal sebagai Kesultanan Utsmaniyah,


didirikan pada abad ke-13 oleh Osman I di Anatolia (sekarang Turki).
Sebelum berdirinya Kerajaan Utsmani, wilayah Anatolia diperintah oleh
Kekaisaran Bizantium yang melemah. Osman I berhasil memperluas wilayah
kekuasaanya dan membentuk kerajaa Utsmani. Kerajaan ini tumbuh pesat dan
menjadi salah satu kekaisaran terbesar dan terpanjang dalam sejarah dunia
islam, mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-16 dan abad ke-17 di
bawah pemerintahan Sultan Suleiman yang Agung.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kisah Kerajaan Safawi di Persia?

2. Bagaimana Kisah Kerajaan Mamluk di Mesir?

3. Bagaimana Kisah Kerajaan Mughal di India?

4. Bagaimana Kisah Kerajaan Utsmani di Turki?

C. Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui Kisah Kerajaan Safawi di Persia.

2. Untuk mengetahui Kisah Kerajaan Mamluk di Mesir.

3. Untuk mengetahui Kisah Kerajaan Mughal di India.

4. Untuk mengetahui Kisah Kerajaan Utsmani di Turki.


BAB II
PEMBAHASAN
A. KisahKerajaan Safawi di Persia
Kerajaan Safawi adalah salah satu kerajaan besar di Iran, yang berdiri
setelah penaklukan di Persia oleh pasuka Muslim pada abad ke-7. Pendiri
Kerajaan Safawi di Persia adalah Ismail I (1501-1524), yang juga merupakan
pendiri Dinasty Safawi. Selama berdiri hingga 1736, periode kerajaan ini
sering disebut sebagai awal dari sejarah Iran modern. Salah satu contoh
perkembangan yang muncul pada Kerajaan Safawi adalah pada bidang
pendidikan, dimana raja yang berkuasa mendirikan sekolah keagamaan dan
menetapkan Islam Syiah sebagai agama resmi kerajaan.

Kerajaan Safawi berdiri hingga keruntuhannya pada 1736. Kendati


demikian, pengaruh yang ditinggalkannya begitu penting bagi Iran hingga
beberapa abad berikutnya.

Sejarah berdirinya

Berdirinya Kerajaan dan Dinasty Safawi bermula dari gerakan tarekat


Safawiyah yang didirikan oleh Shafi Al-Din (1253-1334) di Azerbaijan.
Dalam perkembangannya, tarekat ini mendapatkan banyak pengikut, bahkan
hingga kepemimpinan Sadr al-Din Musa, yang menggantikan Shafi Al-Din.
Namun, gerakan tarekat Safawiyah mulai berubah pada pertengahan abad ke-
15, ketika dipimpin oleh cicit Sadr al-Din Musa yang bernama Syekh Junayd.

Syekh Junayd adalah sosok yang haus kekuasaan, sehingga tarekat


Safawiyah beruba menjadi militan dan mulai meluaskan pengaruhnya di
bidang politik serta militer. Gerakan Safawiyah kemudian bergerak ke
wilayah Iran, hingga berhasil merebutnya dari pemerintahan Timuriyah yang
didirikan oleh Timur Lenk pada abad ke-14. Sejak kemunduran Dinasty
Timuriyah, secara politik Iran telah terpecah, dan lahirlan berbagai gerakan
keagamaan beraliran Syiah. Salah satu yang terkuat secara politik adalah
Safawi Qizilbash, yang dipimpin oleh Shah Ismail I. Ismail kemudian
mendirikan Kerajaan Safawi pada 1501, yang menjadikannya sebagai raja
pertama serta pendiri Dinasty Safawi.

Raja-raja Kerajaan Safawi

 Ismail I (1501-1524)

 Tahmasp I (1524-1576)

 Ismail II (1576-1577)

 Mohammad Khodabanda (1577-1587)

 Abbas I (1587-1629)

 Safi Mirza (1628-1642)

 Abbas II (1642-1667)

 Sulaiman (1667-1694)

 Husein (1694-1722)

 Tahmasp II (1722-1732)

 Abbas III (1733-1736)

Kejayaan Kerajaan Safawi

Kerjaan Safawi mengalami masa kejayaan di era pemerintahan Abbas


I (1587-1629), yang berhasil mengatasi gejolak politik dalam negeri dan
merebut beberapa wilayah. Pada puncaknya, kerajaan ini menguasai wilayah
yang sekarang dikenal sebagai Iran, Republik Azerbaijan, Bahrain, Armenia,
Georgia Timur, sebagian Kaukasus Utara termasuk Rusia, Irak, Kuwait, dan
Afghanistan, serta sebagian Turki, Suriah, Pakistan, Turkmenistan, dan
Uzbekistan. Kemajuan juga dirasakan pada bidang ekonomi, yang ditandai
dengan penguasaan atas Kepulauan Hurmuz dan Pelabuhan Gumrun, yang
diubah menjadi Bandar Abbas. Hasilnya, Safawi menguasai perdagangan
antara Barat dan Timur. Kehidupan perekonomian kerjaan juga ditopang oleh
hasil pertanian yang melimpah. Pada bidang ilmu pengetahuan, ada beberapa
nama ilmuwan hebat dari era Kerajaan Safawi, yakni Baha al-Dina al-
Syaerazi, Sadr al-Din al-Syaerazi, dan Muhammad al-Baqir Ibn Muhammad
Damad. Sedangkan kemajuan Kerajaan Safawi bidang arsitektur ditandai
dengan berdirinya sejumlah bangunan megah, seperti masjid, sekolah, rumah
sakit, dan berbagai fasilitas publik.

B. Kisah Kerajaan Mamluk di Mesir


Kemunculan Dinasty Mamluk dalam panggung sejarah Islam
merupakan fenomena yang unik. Dinasty Mamluk merupakan Dinasty yang
dibangun oleh para budak yang berasal dari berbagai suku dan bangsa tapi
mampu membangun satu tatanan oligarki militer di wilayah asing, Para sultan
Mamluk mampu membangun sistem kekuasaan di wilayah Mesir dan Suriah
yang sebelumnya dikuasai oleh tentara salib. Kemudian selama beberapa
waktu Dinasty Mamluk mampu menahan laju serangan Mongol yang telah
memporak-porandakan Suriah dan Irak. Seandainya Mamluk tidak mampu
meanahan serangan pasukan Mongol, barangkali tatanan sejarah dan
peradaban di Mesir akan berbeda. Dengan kata lain Dinasty Mamluk telah
menyelamatkan peradaban Islam dari ancaman kehancuran akibat serangan
bangsa Mongol, sebagaimana yang terjadi di Irak. Selama dua setengah abad
lebih (1250-1517) Dinasty Mamluk berhasil mempertahankan kawasan yang
“paling seksi di dunia saat itu, memelihara keutuhan daerah, membangun
peradabannya, dan mengembangkan nilai-nilai keagamaan. Ada semacam
keanehan di sini : secara umum status Mamluk diasumsikan sebagai
kelompok sosial yang tidak berbudaya, haus perang, namun kenyataannya
Dinasty Mamluk mampu memberikan apresiasi terhadap pembangunan dalam
bidang seni dan arsitektur. Kairo, hingga saat ini masih menjadi tempat
primadona bagi umat Islam, khususnya dalam mencari ilmu-ilmu keagamaan
Islam, dan bahkan menjadi kiblatnya Pendidikan Islam.
Ahmad al-Usairy dalam sejarah Islam menjelaskan, kata Mamluk
berarti “budak yang dibeli dengan uang”. Istilah tersebut dalam bahasa Arab
agak berbeda dengan ‘abd.

Yang pertama itu adalah hamba sahaya yang berasal dari kedua orang
tua berstatus merdeka, tetapi pada masa anak-anak mereka dirampas dari
bapak ibunya dan akhirnya diperjualbelikan sebagai budak. Adapun ‘abd
berarti hamba sahaya yang dilahirkan oleh kedua orang tua yang juga
berstatus budak.

Dalam pengertian lain, Mamluk (bentuk jamak: mamalik) merujuk


pada golongan budak yang berkulit putih, sedangkan ‘abd berkulit hitam.
Sebagian Mamluk datang dari kaum Persia, Turki, Kurdi, dan Kaukasus. Ada
pula yang berasal dari Eropa atau Romawi Timur (Bizantium).

Menurut al-Usairy, riwayat Dinasty Mamluk terbagi ke dalam dua


fase, yakni Mamluk Bahriyah (648-792 H/1250-1389 M) dan Mamluk
Barjiyah (792-923 M/ 1389-1517 M). Secara keseluruhan, pemerintahan
keduanya berlangsung dalam kurun waktu 275 tahun. Dalam masa yang
panjang itu, wangsa non-ningrat tersebut berperan besar dalam menjaga
kedaulatan Islam. Kemenangan mereka dalam Perang Ain Jalut pada 25
Ramadhan 658 H/3 September 1260 M merupakan bukti kehebatannya.
Pertempuran tersebut memperhadapkan antara Dinasty Mamluk Bahriyah dan
Mongol. Beberapa tahun sebelumnya, banga Mongol telah mencaplok satu per
satu negeri Islam di sekujur Asia Tengah dan sebagian besar Asia Barat.

Sejak pertengahan abad ke-13 M, anak keturunan Temujin atau


Jenghis Khan (1162-1227) mulai menjadi ancaman besar bagi umat.
Puncaknya adalah kejatuhan Baghdad. Pada Februari 1258, balatentara
Hulagu Khan membumihanguskan pusat Kekhalifahan Abbasiyah itu.
Ratusan ribu Muslimin dibantainya. Kota Seribu Satu Malam yang telah
berabad-abad lamanya menerangi peradaban dunia seketika menjadi kota
mati.

Seandainya pasukan Muslimin yang dipimpin Sultan Mamluk


Bahriyah, Saifuddin Quthuz, tidak mampu menghalau balatentara Hulagu
Khan, peradaban dunia tidak akan seperti yang dikenal saat ini. Ya, Ain Jalut
merupakan sebuah titik balik sejarah. Untuk pertama kalinya, Mongol
menderita kekalahan telak sehingga tidak mampu membalas. Di lembah
tersebut, mitos bahwa agresi yang dilakukan bangsa dari Asia Timur itu tidak
terbendung seketika pupus.

Mamluk Bahriyah juga berperan penting dalam menggerakan jihad


untuk mengusir Tentara Salib. Pada 590 H/1291 M, pasukan yang dikomandoi
Sultan Quthuz berhasil membebaskan Syam dari cengkeraman agresor
tersebut. Kerajaan Latin Yerusalem pun dapat dikuasainya. Sesudah itu,
kawasan Mediterania timur kembali berada dalam kendali Muslim. Termasuk
di dalamnya adalah Baitul Makdis.

Pasca era-Saladin

Awal kelahiran Dinasty Mamlu Bahriyah yang berpusat di Mesir tidak


terlepas dari situasi Dinasty Ayyubiyah yang kian merosot. Wangsa yang
namanya mengadopsi dari sosok Sultan Shalahuddin al-Ayyubi itu kian
melemah. Apalagi, sesudah tokoh yang disebut Barat sebagai Saladin itu
wafat pada 1193. Maka, memasuki abad ke-13 M, kekuasaan Bani Ayyubiyah
di Mesir diwarnai intrik politik yang kian gawat.

Antara tahun 1240 dan 1249, Sultan as-Shalih Ayyub menjadi


penguasa Ayyubiyah. Semasa berkuasa, ia membina para budak (mamluk)
dari Asia Barat. Para hamba sahaya itu sejak masih berusia uda sudah
dibinanya.
C. Kisah Kerajaan Mughal di India
Kerajaan Mughal adalah kerajaan Islam yang pernah berkuasa di India
dari abad ke- 16 hingga abad ke- 19. Dinasti ini didirikan oleh Zaharuddin
Babur yang merupakan keturunan Timur Lenk, penguasa Islam asal Mongol.
Babur adalah nama kecil dari Zaharuddin, yang artinya singa, ia lahir
pada hari Jum’at 24 Februari 1483. Ayahnya bernama Umar Mirza menjadi
amir di Fergana, turunan langsung dari Miransyah putra ketiga dari Timur
Lenk. Sedangkan ibunya berasal dari keturunan Jengkuai, anak kedua dari
Jengis Khan. Pada usia 11 tahun, Babur kehilangan ayahnya dan sekaligus
menggantikan kepemimpinan ayahnya dalam usia yang masih sangat muda.
namun demikian ia sangat pemberani sehingga kelihatan lebih matang dari
usianya. Dia mendapat latihan sejak dini, sehingga memungkinkannya untuk
menjadi seorang pejuang dan penguasa besar.
Ia berusaha menguasai Samarkand yang merupakan kota terpenting
dia Asia Tengah pada saat itu. Pertama kali ia mengalami kekalahan untuk
mewujudkan cita-citanya. Kemudian berkat bantuan Ismail I, Raja Safawi,
sehingga pada tahun 1494, Babur berhasil menaklukan kota Samarkand, dan
pada dengan Tahun 1504 menaklukan Kabul, ibukota Afganistan. Dari Kabul
Babur melanjutkan ekspansi ke India yang pada saat itu dipimpin oleh
Ibrahim Lodi.
Ibrahim Lodi (cucu sultan lodi), sultan Delhi terakhir, memenjarakan
sejumlah bangsawan yang menentangnya. Ketika itu kewibawaan kesultanan
sedang merosot, karena ketidak mampuannya memimpin, atas dasar itulah
Alam Khan keluarga Lodi yang lain mencoba menggulingkannya dengan
meminta bantuan Zahiruddin Babur (1482-1530 M). Permintaan itu langsung
diterima oleh Babur dan bersama pasukannya menyerang Delhi. Pada tanggal
21 April 1526 M terjadilah pertempuran yang sangat dasyat di Panipat.
Ibrahim Lodi beserta ribuan pasukannya terbunuh, dan Babur langsung
mengikrarkan kemenangannya dan mendirikannya pemerintahannya.
Setelah mendirikan kerajaan Mughal, Babur berusaha memperkuat
kedudukannya. Di pihak lain raja-raja Hindu di seluruh India menyusun
angkatan perang yang besar untuk menyerang Babur dan di Afganistan,
golongan yang setia pada keluarga Ibrahim Lodi mengangkat saudara
kandung Ibrahim, Mahmud Lodi menjadi Sultan. Sultan Mahmud Lodi
bergabung dengan raja-raja Hindu tersebut. Kali ini berarti harus berhadapan
dengan pasukan koalisi, namun Babur tetap dapat mengalahkan pasukan
koalisi itu dalam pertempuran dekat Gogra tahun 1529 M. Akan tetapi ia tidak
lama menikmati hasil perjuangannya. Ia meninggal dunia pada tanggal 26
Desember 1530 M pada usia 48 tahun setelah memerintah selama 30 tahun.
Setelah Babur meninggal, Zahirudin Babur digantikan oleh anaknya,
Nashiruddin Humayun (1530-1539M).
Humayun dalam menjalankan roda pemerintahanya banyak
menghadapi tantangan. Sepanjang masa pemerintahanya negara tidak pernah
aman. Ia senantiasa berperang melawan musuh. Diantara tantangan yang
muncul adalah Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang memisahkan diri dari
Delhi. Pemberontakan ini dapat dipadamkan, Bahadur Syah melarikan diri
dan Gujarat dapat dikuasai.
Pada tahun 1540 M terjadi pertempuran dengan Syer Khan di Kanauj,
dalam peperangan ini Humayun mengalami kekalahan. Ia terpaksa melarikan
diri ke Kandahar dan selanjutnya ke Persia ia mengenal tradisi Syi’ah, bahkan
sering dibujuk untuk memasukinya, begitu pula dengan anaknya Jalaluddin
Muhammad Akbar. Di sini pula ia membangun kekuatan militer yang telah
hancur, dan berkat bantuan Syah Tahmasph yang memberikan pasukan militer
sebanyak 14.000 tentara, maka pada tahun 1555, Humayun mencoba merebut
kembali kekuasaannya dengan menyerbu Delhi yang pada saat itu diperintah
Sikandar Sur. Akhirnya, ia bisa menaklukan kota ini dan ia memerintah
kembali pada tahun 1556 M.
Kemudian Humayyun digantikan oleh anaknya, Abu al-Fath Jalal al-
Din Muhammad Akbar. Lebih dikenal dengan sebutan Akbar, dilahirkan di
Amarkot, 15 Oktober 1542 M. dan memerintah (1556-1605 M) dari usia 14
tahun. Akbar sebagai wali sultan yang masih muda maka diangkatlah Bairam
Khan. Bairam seorang yang cakap, namun bukan orang yang bijaksana. Akbar
adalah seorang laki-laki yang memiliki naluri kerajaan yang kuat ”seorang
raja katanya, harus selalu sungguh-sunguh terhadap penaklukan; jika tidak,
maka negeri tetangganyalah yang akan mengangkat senjata terhadapnya.
Prinsip tersebut membuat Akbar bertekad menjadi penguasa tertinggi
di India yang tak dapat digugat. Pada tahun 1605 M. Akbar meninggal dunia.
Masa kepemimpinan Akbar adalah puncak kejayaan kerajaan Mughal, tidak
hanya dalam bidang politik dan militer saja, tapi juga dibidang ekonomi,
pendidikan, seni dan budaya, administrasi, dan keagamaan. Kemajuan yang
telah dicapai Akbar masih dapat dipertahankan oleh tiga sultan berikutnya,
yaitu Jehangir (1605-1628M), Syah Jehan (1628-1658 M), dan Aurangzeb
(1658-1707 M). tiga Sultan penerus Akbar ini memang terhitung raja-raja
yang besar dan kuat. Setelah itu, kemajuan kerajaan Mughal tidak dapat
dipertahankan oleh raja-raja berikutnya.

D. Kisah Kerajaan Utsmani di Turki


Turki Usmani merupakan salah satu kerajaan Islam terbesar yang
memiliki wilayah mencakup sebagian Asia dan sebagian Eropa. Sebagai salah
satu kerajaan Islam terbesar, Turki Usmani mampu menjadi salah satu basis
kekuatan Islam di Eropa Timur selama berabad-abad.
Bukan tanpa alasan mengapa Turki Usmani bisa bertahan di Eropa
Timur selama berabad-abad. Ini karena Turki Usmani memiliki kekuatan
militer, cadangan kas, serta kestabilan sosial, ekonomi dan politik yang
dimilikinya.
Puncak kejayaan Turki Usmani terjadi pada masa kekuasaan Sulaiman
al-Qanuni. Beliau raja yang sangat terkenal di dunia dan juga penguasa yang
Shaleh. Sedangkan periode kemundurannya dimulai karena terjadinya
perjanjian Carltouiz (26 Januari 1699) antara Turki Usmani dengan Australia,
Polandia, Venesia, dan Inggris.
Kerajaan Turki Usmani didirikan oleh kabilah Oghuz pada tahun
1281. Kabilah Oghuz sendiri merupakan sebuah kabilah yang mendiami
daerah mongol dan daerah utara negeri Cina.
Nama Turki Usmani sendiri diambil dari nama kakek dari kabilah
Oghuz, yakni Utsman bin Erthogril bin Sulaiman Syah dari suku Qayigh,
salah satu cabang keturunan Oghus Turki.
Sebelum kerajaan Turki Usmani berdiri, Sulaiman Syah melakukan
pengembaraan ke Anatolia. Akan tetapi, dia meninggal sebelum mencapai
tujuan. Kemudian kedudukannya digantikan oleh putranya yang bernama
Erthogril, yang kemudian melanjutkan pengembaraannya ke Anatolia.
Sesampainya di sana, dia diterima penguasa Seljuk, Sultan Alaudin yang
sedang berperang dengan Bizantium.
Erthogril dan Sultan Alaudin pun bekerja sama untuk melawan
kerajaan Bizantium, yang berujung pada kemenangan. Atas bantuannya
tersebut, Erthogril diberi hadiah sebidang wilayah di perbatasan Bizantium
serta memberi wewenang mengadakan ekspansi.
Setelah Erthogril meninggal, kepemimpinan atas wilayah tersebut
kemudian diambil alih oleh putranya yang bernama Utsman yang memerintah
Turki Utsmani antara tahun 1281-1324 M. Di sisi lain, Seljuk mendapat
serangan dari Mongol pada 1300 M, yang menyebabkan terbunuhnya Sultan
Alaudin.
Terbunuhnya Sultan Alaudin membuat Seljuk terpecah belah menjadi
kerajaan-kerajaan kecil. Ketika Seljuk terpecah belah menjadi kerajaan-
kerajaan kecil, Utsman mengklaim kemerdekaan secara penuh atas wilayah
yang didudukinya sekaligus memproklamirkan berdirinya kerajaan Turki
Usmani. Dengan Utsman sebagai raja pertama yang sering disebut Utsman I.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerajaan Safawi adalah salah satu kerajaan besar di Iran, yang berdiri
setelah penaklukan di Persia oleh pasuka Muslim pada abad ke-7. Pendiri
Kerajaan Safawi di Persia adalah Ismail I (1501-1524), yang juga merupakan
pendiri Dinasty Safawi. Selama berdiri hingga 1736.
Kemunculan Dinasty Mamluk dalam panggung sejarah Islam
merupakan fenomena yang unik. Dinasty Mamluk merupakan Dinasty yang
dibangun oleh para budak yang berasal dari berbagai suku dan bangsa tapi
mampu membangun satu tatanan oligarki militer di wilayah asing, Para sultan
Mamluk mampu membangun sistem kekuasaan di wilayah Mesir dan Suriah
yang sebelumnya dikuasai oleh tentara salib. Kemudian selama beberapa
waktu Dinasty Mamluk mampu menahan laju serangan Mongol yang telah
memporak-porandakan Suriah dan Irak. Seandainya Mamluk tidak mampu
meanahan serangan pasukan Mongol, barangkali tatanan sejarah dan
peradaban di Mesir akan berbeda. Dengan kata lain Dinasty Mamluk telah
menyelamatkan peradaban Islam dari ancaman kehancuran akibat serangan
bangsa Mongol, sebagaimana yang terjadi di Irak.
Kerajaan Mughal adalah kerajaan Islam yang pernah berkuasa di India
dari abad ke- 16 hingga abad ke- 19. Dinasti ini didirikan oleh Zaharuddin
Babur yang merupakan keturunan Timur Lenk, penguasa Islam asal Mongol.
Turki Usmani merupakan salah satu kerajaan Islam terbesar yang
memiliki wilayah mencakup sebagian Asia dan sebagian Eropa. Sebagai salah
satu kerajaan Islam terbesar, Turki Usmani mampu menjadi salah satu basis
kekuatan Islam di Eropa Timur selama berabad-abad.
B. Saran
Pokok bahasan makalah ini sudah kami paparkan di depan. Besar
harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Karena
keterbatasan pengetahuan dan referensi, kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan
guna penyempurnaan pembuatan makalah kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, Saeful. 2020. Sejarah Peradaban Islam Sumbangan Peradaban Dinasti-Dinasti
Islam. Yogyakarta,

https://www.kompas.com/stori/read/2022/03/20/120000679/kerajaan-safawi--sejarah-
raja-raja-kejayaan-dan-keruntuhan?page=3

Siti Maryam. 2022. Dinasty Mamluk di Mesir Penyelamat Peradaban Islam 1250-
1517 M. Yogyakarta,

https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49192/

https://www.liputan6.com/hot/read/5295433/sejarah-turki-usmani-kapan-berdirinya-
masa-kejayaan-dan-faktor-faktor-yang-memengaruhinya?page=2

https://an-nur.ac.id/sejarah-lahirnya-kerajaan-mughal-di-india/

Anda mungkin juga menyukai