Anda di halaman 1dari 9

PERADABAN ISLAM PADA MASA SAFAWIYAH DI (PERSIA)

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah: Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu: Dra. Hj. Fatikhah, M.Ag

Disusun oleh kelompok 9:

1. AKHMAD FADHOLI ANWAR (2117209)


2. A’LA AMALIA (2117261)
3. AFIF MUBAROK (2117184)

KELAS (E)

FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN

2018/2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah swt. Atas izin-Nya makalah yang
berjudul “Peradaban Islam pada Masa kerajaan safawiyah” ini dapat diselesaikan. Salawat
dan salam semoga tercurah kepada baginda nabi Muhammad saw., sahabatnya, keluarganya,
dan umatnya hingga akhir zaman.

Makalah ini dibuat untuk memberikan penjelasan tentang Peradaban Islam pada masa
Safawiyah kepada mahasiswa. Hal ini dimaksudkan untuk memberi pemahaman dan acuan
kepada mahasiswa FTIK agar bisa mengenal belajar dan faktor yang mempengaruhi belajar.

Penulis sudah berusaha untuk menyusun makalah ini selengkap mungkin. Penulis
juga mengucapkan terimaksih kepada dosen pengampu yang telah memeberikan amanah
kepada penulis untuk mengisi materi penulisan makalah ini. Penulis juga menerima saran dan
kritik dari pembaca guna penyempurnaan penulisan makalah mendatang.

Akhirnya, makalah ini diharapkan bisa bermanfaat dan membantu mahasiswa dalam
mengenali belajar dan faktor yang memepengaruhi belajar. Amiin yaa rabbal ‘alamin.

Pekalongan, 30 Oktober 2018


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................... i

Daftar Isi ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................


B. Rumusan Masalah .................................................................................
C. Metode Pemecahan Masalah.................................................................
D. Sistematika Penulisan Makalah ............................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Seajarah Peradaban Islam pada masa Safawiyah ..................................


B. para penguasa kerajaan safawiyah ........................................................
C. kondisi dan keadaan masyarakat pada kerajaan safawiyah ..................
D. kemajuan peradaban kerajaan safawiyah ..............................................
E. Kemunduran dan Kehancuran kerajaan safawiyah ...............................

BAB III PENUTUP

A. Simpulan ...............................................................................................
B. Saran-saran ............................................................................................

Daftar Pustaka .....................................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Persia muncul satu dinasti baru yang kemudian merupakan suatu kerajaan besar
di dunia islam. Dinasti ini berasal dari seorang sufi Syekh Ishak Safiudin (1252 –
1334). Dari Ardabil di Azarbaijan. Syekh Saifuddin beraliran Syi’ah dan mempunyai
pengaruh besar di daerah itu. Cucunya, Syaikh Ismail Syafawi dapat mengalahkan
dinasti-dinasti lain, terutama kedua suku bangsa Turki. Seihingga dinasti Safawi dapat
menguasai Persia. Disebelah barat, kerajaan Safawi berbatasan dengan kerajaan
Utsmani, dan disebelah timur berbatasan dengan India,yang waktu itu berada dibawah
kekuasaan Kerajaan Mughal. Syaikh Ismail berhasil menjadikan aliran Syi’ah sebagai
madzhab yang dianut Negara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa latar belakang terbentuknya kerajaan Safawi?
2. Bagaimana urutan para penguasa kerajaan safawi?
3. Bagaimana kondisi dan keadaan masyarakat pada kerajaan safawi?
4. Bagaimana kemajuan peradaban kerajaan safawi?
5. Bagaimana proses kehancuran atau kemunduran dari kerajaan safawi?
C. Metode Pemecahan Masalah
Metode yang dilakukan melalui studi literatur/metode kajian pustaka, yaitu
dengan menggunakan beberapa referensi buku atau dari referensi lainya yang merujuk
pada permasalahan yang dibahas langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai
dengan menentukan masalah yang akan dibahs dengan melakukan perumusan
masalah, melakukan langkah-langkah pengkajian masalah penentuan tujuan,
perumusan jawaban permasalahan dan berbagai sumber.
D. Sistematika Penulisan Makalah
Makalah ini ditulis 3 bagian, meliputi :
Bab I, bagian pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, perumusan
makalah, metode pemecahan masalah, dan sistematika penulisan makalah.
Bab II, pembahasan.
Bab III, bagian penutup yang terdiri dari simpulan dan saran-saran.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kerajaan sfafawi

Ketika kerajaan usmani sudah mencapai puncak kemajuannya, kerajaan Syafawi di


Persia baru berdiri. Kerajaan ini berkembang dengan cepat. dalam perkembangannya,
kerajaan safawi sering bentrok dengan kerajaan Turki Usmani. Berbeda dengan kerajaan
Islam lainnya (Usmani dan Mughal), Kerajaan Safawi menyatakan Syiah sebagai
Madzhab negara. Karna itu kerajaan ini dianggap sebagai peletak pertama dasar
terbentuknya negara Iran.1
Kerajaan syafawi berdiri sejak tahun 1503-1722 M. Kerajaan ini berasal dari sebuah
gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil, sebuah foto di Azerbaijan. Tarekat ini
diberinama tarekat syafawiah, yang diambil dari nama pendirinya syafial-din dan nama
syafawi terus dipertahankan sampai tarekat ini menjadi gerakan politik. Bahkan nama itu
terus dilestarikan setelah gerakan ini berasil mendirikan kerajaan.2
Safi Ad-Din berasal dari keturunan orang yang berada dan memilih sufi sebagai
jalan hidupnya. Ia keturunan dari imam Syiah yang ke-6 Musa Al-kazim. Gurunya
bernama Syeh Taj Al-Din Ibrahim Zahidi (1216-1301 M.) yang dikenal dengan julukan
Zahid Al-ghilani.karena prestasi dan kehidupannya dalam kehidupan tasawuf, Safi Al-
Din diambil menantu oleh gurunya tersebut. Safi Al-Din mendirikan tarekat Syafaqiah
setelah ia menggantikan guru dan sekaligus mertuanya yang wafat pada 1301 M.
Tarikat yang dipimpin oleh Safi Al-Din semakin penting bersama setelah ia
mengubah bentuk tarekat itu dari pengajian tasawuf murni yang bersifat lokal menjadi
gerakan keagamaan yang besar pengaruhnya di Persia, Syiriah, dan Anatiloa. Di negeri-
negeri di luar Ardabil Safi al-Din menempatkan seorang wakil yang memimpin murid-
muridnya. Wakil itu di beri gelar: “ khalifah “.Kecenderungan memasuki dunia politik
itu mendapat wujud konkritnyapada masa kepemimpinan Juneid (1447-1460 M). Dinasti
Safawi memperluas geraknya dengan menambahkan kegiatan politik pada kegiatan
keagamaan.Perluasan kegiatan ini menimbulkan konflik antara Juneid dengan penguasa
Kara Koyunlu (domba hitam), salah satu suku bangsa Turki yang berkuasa di wilayah
itu.3
Dalam konflik tersebut Juneid kalah dan diasingkan kesuatu tempat. Selama dalam
pengasingan Juneid tidak tinggal diam. Ia malah dapat menghimpun kekuatan untuk
kemudian beralinasi secara politik dengan Uzun Hasan ia juga berhasil mempersunting
salah seorang saudara prempuan Uzun Hasan. Pada tahun 1449 M. Juneid mencoba

1
Badri Yatim, “sejarah peradaban islam dirasa islamiyah II”(Jakarta: PT Raja grafindo peraada,2002) hlm. 138
2
Dedi supriadi, “sejarah peradaban islam”(bandung:Pustaka Setia, 2008) hlm. 253-254
3
Samsul Munir, “sejarah peradaban islam”(Jakarta: Amzah, 2009) hlm. 187-188
merebut Ardabel tetapi gagal. Pada tahun 1460 M. Ia mencoba Sircasia tetapi pasukan
yang dipimpinya di hadang oleh pasukan siwan. Ia sendiri terbunuh dalam pertempuran
tersebut. Ketika itu anak Juneid Haidar masih kecil dalam asuhan Uzun Hasan.
Hubungan Haidar dengan Uzun Hasan semakin erat setelah Haidar mengawini salah
seorang puteriUzun Hasan. Haidar dipandang sebagai rival politik oleh AK Koyunlu
dalam meraih kekuasaan selanjutnya. Padahal, sebagaimana telah disebutkan Safawi
adalah sekutu AK Koyunlu.Ak Koyunlu mengirimkan bantuan militer kepada Sirwan,
sehinga pasukan Haidar kalah dan Haidar sendjrj terbunuh dalam peperangan itu.

B. Para Penguasa Kerajaan Safawi


Ismail berkuasa selama 23 tahun, yakni antara tahun 1501-1524 M Hanya selang
waktu 10 tahun wilayah kekuasaan Ismail sudah meliput seluruh Persia dan bagian Timur
Bulan Sabit Subur (Fertile Crescent) 13 Ambisi politik mendorongnya untuk terus
menambah kekuasaan, namun Ismail terbentur musuh yang sangat jahat dan membenci
golongan Syi'ah, adalah Turki Utsmani. Peperangan dahsyat terjadi pada tahun 1514 M. di
Chaldiran dekat Tabriz dan kemenangan akhirnya berpihak pada Turki Utsmani.
Sepeninggal Ismail peperangan antara dua kerajaan besar ini kembali berlanjut pada
pemerintahan Tahmasp I, Isamil II dan Muhammad Khudabanda. Pada masa tiga raja ini,
Safawi melemah selain sering terjadi pertentangan antar kelompok di dalam negeri.
Munculnya Raja Safawi kelima, Abbas I (1588-1628) mampu memulihkan
kekuatan kerajaan Safawi dengan menempuh kebijakan sebagai berikut:
Pertama, mengurangi dominasi pasukan Qizilbash dengan cara membentuk
pasukan baru yang direkrut dari budak tawanan perang bangsa Georgia, Armenia,
Sircassia. Kedua, mengadakan perjanjian dama dengan Turki Utsmani, yaitu ia rela
melepaskan wilayah Azerbaijan Georgia, dan sebagian wilayah lainnya. Dia juga berjanji
tidak akan menghina Abu Bakar, Umar, Utsman. Sebagai jaminan atas perjanja itu, ia
menyerahkan saudara sepupunya Haidar Mirza sebagai sandera di Istambul.
Dengan langkah-langkah yang ditempuh tersebut, boleh dikatakan Abbas I
membuat kerajaan Safawi kembali menguat. la kembali melirik wilayahnya yang sempat
lepas. Kemudian ia kembali mencoba kekuatan militer yang kuat, setelah terbina dengan
baik, ia merebut wilayahnya dari Turki Utsmani. Perbedaan aliran kedua kerajaan ini
menyebabkan rasa permusuhan yang tidak pernah padam. Pada tahun 1602 M, disaat
Turki Utsmani berada di bawah kepemimpinan Sultan Muhammad II, Abbas I menyerang
dan berhasil menguasai Tabriz, Sirwan dan Baghdad. Pada tahun 1622 M. pasukan Abbas
1 berhasil merebut kepulauan Hurmuz.4
C. Kondisi Dan Keadaan Masyarakat Pada Kerajaan Safawi
1. Kondisi Politik dan Sosial Kerajaan Syafawi
Keadaan politik pada masa Syafawi mulai bangkit kembali setelah Abbas naik tahta
dari tahun 1587-1629 dan dia menata administrasi negara dengan cara yang lebih
baik. Kondisi memprihatinkan kerajaan Syafawi bisa diatasi setelah Raja Syafawi

4
Dr. Fatah syukur, “sejarah peradaban islam”(semarang:PT. Pustaka rizki putra, 2002) hlm. 140-141
kelima, Abbas I naik tahta, ia memerintah tahun 1587-1629. Langkah yang ditempuh
bani Abbas I dalam rangka memulihkan politik kerajaan Syafawi adalah :
a. Mengadakan pembenahan administrasi dengan cara pengaturan dan
pengontrolan dari pusat.
b. Pemindahan ibukota ke Isfahan.
c. Berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qiziblash atas kerajaan Syafawi
dengan cara membentuk pasukan baru yang anggotanya terdiri atas budak-budak yang
berasal dari tawanan perang bangsa Georgia, Armenia, dan Sircassia yang telah ada
sejak Raja Tamh I.
d. Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Utsmani.
e. Berjanji tidak akan menghina 3 khalifah pada khotbah Jum’at.
Reformasi politik yang dilakukan Abbas I tersebut berhasil membuat kerajaan
Syafawi kuat kembali. Setelah itu, Abbas I mulai memusatkan perhatianya merebut
kembali wilayah-wilayah kekuasaanya yang hilang.
2. Kondisi Keagamaan
Pada masa Abbas, kebijakan keagamaan tidak lagi seperti masa khalifah-khalifah
sebelumnya yang senantiasa memaksakan agar Syi’ah menjadi agama negara, tetapi ia
menanamkan sikap toleransi. Menurut Hamka, terhadap politik keagamaan beliau
tanamkan paham toleransi atau lapang dada yang amat besar. Paham Syi’ah tidak lagi
menjadi paksaan, bahkan orang Sunni dapat hidup bebas mengerjakan ibadahnya.
Bukan hanya itu saja, pendeta-pendeta Nasrani diperbolehkan mengembangkan ajaean
agamanya dengan leluasa sebab sudah banyak bangsa Amerenia yang telah menjadi
penduduk setia di kota Isfahan (Hamka,1981 : 70).

3. Kondisi Ekonomi
Stabilitas politik Kerajaan Syafawi pada masa Abbas I ternyata telah memacu
perkembangan perekoniam Syafawi, terlebih setelah kepulauan Hurmuz dikuasai dan
pelabuhan Gumrun diubah menjadi Bandar Abbas. Dengan dikuasainya bandar ini,
salah satu jalur dagang laut antara timur dan barat yang bisa diperebutkan oleh
Belanda, Inggris, dan Perancis sepenuhnya menjadi milik Kerajaan Syafawi.
Disamping sektor perdagangan, Kerajaan Syafawi juga mengalami kemajuan di sektor
pertanian terutama di daerah bulan sabit subur (Fortile crescent). Namun, setelah
Abbas I mangkat perekonomian mengalami kemunduran dan puncak kemundurannya
terjadi pada masa kekuasaan Syafi Mirza. Pada masa itu, rakyat cenderung masa
bodoh karena mereka sudah banyak memperoleh penindasan dari Syafi Mirza, tetapi
saudagar-saudagar bangsa asing banyak berdiam di Iran dan mengendalikan kegiatan
ekonomi.

4. Kondisi Bidang Ilmu Pengetahuan


Pada kerajaan Syafawi , khusunya ketika Abbas I berkuasa, tradisi keilmuan
terus berkembang.berkembangnya ilmu pengetahuan tidak lepas dari suatu doktrin
mendasar bahwa kaum Syi’ah tidak boleh taqlid dan pintu ijtihad selamanya terbuka.
Kaum Syi’ah tidak seperti kaum Sunni yang mengatakan bahwa ijtihad telah berhenti
dan orang mesti taqlid saja. Kaum Syi’ah tetap berpendirian bahwasanya mujtahid
tidak terputus selamanya.
Ilmuan yang melestarikan pemikiran-pemikiran Aristoteles, Al-Farabi, dan
Suhrowardi pada sekitar abad ke-17 di kerajaan Syafawi adalah Mullah Sadr dan Mir
Damad. Dalam keterangan lain disebutkan, ada beberapa ilmuan yang selalu hadir
dimajelis istana, yaitu Baha Al-Din Al-Syaerazi, filosof dan Muhammad Bagir Ibn
Muhammad Damad, filosof sejarah, teolog, dan ia adalah seorang yang pernah
mengadakan observasi mengenai kehidupan lebah Zende, Rud, dan Istana Chihil
Sutun. Kota Isfahan juga diperindah dengan taman-taman yang ditata secara baik dan
ketika Abbas wafat, beliau meninggalkan 162 masjid, 48 akademi, 1.802 penginapan,
dan 273 pemandian yang ada di Isfahan.
Dibidang seni, kemajuan tampak begitu jelas gaya arsitektur bangunanya,
seperti terlihat pada Masjid Syah yang dibangun tahun 1603 M. Unsur seni lainya
terlihat dalam bentuk kerajinan karpet, permadani, pakaian, tenunan, mode dan lain
sebagainya. Seni lukis dimualai sejak zaman Tamasp I, Raja Ismail pada tahun 1552
M. Membawa seorang pelukis itu bernama Bizhard. Pada zaman Abbas I
berkembanglah kebudayaan, kemajuan, dan keagungan pikiran mengenai seni lukis,
pahat, syair, dan sebagainya. Diantara pujangga dari seni lukis itu adalah Muhammad
Bagir ibn Muhammad Damad.5

D. Kemajuan Peradaban Kerajaan Safawi


1. Bidang Ilmu Pengetahuan
Dalam sejarah Islam bangsa Persia dikenal sebagai bangsa yang memiliki
peradaban tinggi dan berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, tidak
mengherankan jika pada masa Kerajaan Safawi tradisi keilmuan ini terus berlanjut.
Beberapa tokoh ilmuwan yang terkenal antara lain: Bahauddin Syaerazi seorang
generalis ilmu pengetahuan, Muhammad Baqir bin Muhammad Damad seorang filsuf
ahli sejarah, teolog, dan seorang yang pernah mengadakan observasi mengenai
kehidupan lebah. Dalam bidang ilmu pengetahuan dan sains, Safawiyah lebih maju dari
kerajaan lainnya pada masa yang sama.
2. Bidang Ekonomi
Keberadaan stabilitas politik kerajaan Safawi pada masa Abbas I ternyata telah
memacu perkembangan perekonomian. Terlebih setelah kepulauan Hurmuz dikuasai
dan pelabuhan Gumrun diubah menjadi Bandar Abbas. Dengan dikuasainya Bandar ini
maka salah satu jalur dagang laut antara Timur dan Barat yang biasa diperebutkan oleh
Belanda, Inggris, dan Perancis sepenuhnya menjadi milik kerajaan Safawi. Disamping
bidang perdagangan, kerajaan Safawi juga mengalami kemajuan dalam sektor pertanian
terutama di daerah Sabit Subur (Fortile Crescent).
3. Bidang Arsitektur
Penguasa Kerajaan Safawi telah berhasil menciptakan Isfahan, ibukota kerajaan
menjadi kota yang sangat indah. Di kota Isfahan ini berdiri bangunan-bangunan besar
5
Ibid,. 254-257
dengan arsitektur bernilai tinggi dan indah seperti masjid, rumah sakit, sekolah,
jembatan raksasa di atas Zende Rud, dan istana Chihil Sutun. Disebutkan dalam kota
Isfahan terdapat 162 masjid, 48 akademi, 1802 penginapan, dan 273 pemandian umum.
Dalam bidang kesenian, kemajuan tampak begitu kentara dalam gaya arsitektur
bangunan-bangunanya, seperti terlihat pada Masjid Shah yang dibangun tahun 1611 M,
dan Masjid Syaikh Lutfillah yang dibangun tahun 1603 M.
4. bidang kesenian
Kerajaan Safawi mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam bidang seni,
antara lain dalam bidang kerajinan tangan, keramik, karpet, permadani, pakaian dan
tenunan, mode, tembikar, dan benda seni lainnya. Seni lukis mulai dirintis sejak zaman
Tahmasp I. Raja Ismail I pada tahun 1522 M membawa seorang pelukis Timur bernama
Bizhad ke Tabriz.
5. Bidang Tarekat
Sebagaimana diketahui bahwa cikal bakal Kerajaan Safawi adalah gerakan
sufistik, yaitu gerakan tarekat. Oleh karena itu, kemajuan di bidang terekat pun cukup
maju. Bahkan gerakan tarekat pada masa ini tidak hanya berpikir dalam bidang
keagamaan, tetapi juga dalam bidang politik dan pemerintahan. Beberapa kemajuan
dalam bidang peradaban pada masa Dinasti Safawiyah telah mengalami beberapa
kemajuan. Setelah itu kerajaan ini mengalami masa-masa kemunduran. Kemajuan yang
pernah dicapai membuat kerajaan ini menjadi salah satu dari tiga kerajaan besar di
kalangan umat Islam pada masa itu disegani oleh kekuatan negara lain, terutama dalam
bidang politik dan militer. Sekalipun Dinasti Safawiyah tidak setaraf dengan kemajuan
yang pernah pernah dicapai Islam pada masa klasik, tetapi kerajaan ini telah
memberikan sumbangan kontribusi yang cukup besar dalam bidang peradaban melalui
kemajuan-kemajuan dibidang ilmu pengetahuan, ekonomi, arsitektur, kesenian, dan
tarekat.6
E. kemunduran dan kehancuran kerajaan safawiyah

6
Samsul Munir, “sejarah peradaban islam”(Jakarta: Amzah, 2009) hlm. 191-192

Anda mungkin juga menyukai