Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam
Islam
Oleh:
(20123052)
Dosen Pengampuh
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam setiap dekade kehidupan, waktu terus berputar bagai roda, bagian yang bawah
kadang keatas dan sebaliknya. Bagitu juga dengan perjalanan sejarah kerajaan-kerajaan Islam.
Sepeninggalan Rasulullah Islam sudah tersebar di seantero jazirah Arab, Islam terus
melakukan expansi di bawah kendali pada khalifah Ar-Rasyidin dan selanjutnya dilanjutkan oleh
rezim Umayyah kemudian rezim Abbasyiah, di akhir pemerintahan Abbasiyah Islam semakin
merosot selama beberapa abad.
Kerajaan Safawiyah merupakan suatu perkembangan lanjut dari tarekat Safawiyah pada
mulanya Safawiyah berbentuk Negara teoratik. Pada masa Abbas II, provinsi besar semuanya di
perintah oleh Syah, ini membawa akibat negative bagi pemerintah. Safawiyah semakin merosot
karena adanya campur tangan dari harem dalam urusan politik. Kelemahan Safawiyah
mengundang musuhnya untuk berani merebut kembali daerah kekuasaannya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Kerajaan Safawi berdiri secara resmi di Persia pada 1501 M. Namun kerajaan ini tidak
berdiri sendiri. Peristiwa tersebut berkaitan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dalam
rentang waktu yang cukup panjang. 1Yakni kurang lebih 2 abad, waktu yang hampir sama
dengan usia kerajaan Safawi. Cikal bakal Safawi tumbuh lambat laun, tapi pasti menuju zaman
yang penuh dengan muatan historis yang sangat penting. 2
Secara etimologis nama kerajaan “Safawi” berasal dari kata Safi yang diambil nama seorang
sufi bernama Safi Al-din Ishaq Al-Ardabili lahir pada tahun 1252 M pendiri tarekat Safawiyah
dan bukan dari kata sufi. 6 tahun sebelum Hulagu Khan menghancurkan Baghdad, ia lahir di
kota Ardabil sebuah kota paling Timur dari Azerbaijan. Sejak kecil ia sudah menggemari amalan
keagamaan dan kehidupan sufistik.
“Pada usia 25 tahun ia belajar pada seorang sufi bernama Zahid Tajuddin, di Jailan dekat laut
Kaspia. Kurang lebih selama 25 tahun, kemudian beliau diangkat menjadi menantu, setelah
gurunya wafat ia mengantikan kedudukan gurunya sebagai guru tarekat, tarekat ini kemudian
dikenal Tarekat Safawi yang berpusat di Ardabil”.
Adapun mengenai asal usul keturunan Safi Al-din masih menjadi problematika kontroversial.
“Menurut keluarga Safawi Safi Al-din Ishaq Al-Ardabili adalah keturunan dari Musa Al-Kazim
imam ketujuh dari Syiah Imam yang dua belas. Oleh karena itu, ia termasuk keturunan
Rasulullah SAW dari garis puterinya Fatimah. Namun menurut pendapat yang lain Safi Al-din
adalah penduduk asli Iran dari Kurdistan yang berbahasa Turki yang di pakai di wilayah
Azerbaijan, ia dianggap beraliran syiah tetapi juga sunni yang bermazhab Syafi’i sedangkan
penggantinya yang kedua Khawaja Ali merupakan penganut syiah moderat”.
Sebelum menjadi kerajaan, Safawi mengalami 2 fase pertumbuhan pertama fase dimana
safawi bergerak dibidang keagamaan (cultural) dan kedua sebagai gerakan politik (struktural).
Pada tahun 1301 - 1447 M gerakan Safawi masih murni gerakan keagamaan dengan tarekat
Safawiyah sebagai sarana, tarekat ini mempunyai pengikut yang sangat besar hal ini terjadi
karena pada saat itu, umat umumnya hidup dalam suasana apatis dan pasrah melihat anarki
1
Kafrawi Ridwan, dkk. (Ed). Ensiklope Islam, jld 4 ( jakarta: PT Ichtiar Van Hoeve. 1994 ). h. 176.
2
urji Zaidan, History of Islamic Civilization, New Delhi: Kitab Bhavan, 1978, h. 240.
politik yang berkecamuk. Hanya dengan kehidupan keagamaan lewat sufisme, mereka mendapat
persaudaraan tarekat, dan mereka merasa aman dalam menjalin persaudaraan antar muslim.3
Pada fase pertama ini gerakan tarekat Safawi tidak mencampuri masalah politik sehingga
dia berjalan dengan aman dan lancar baik pada masa Ilkhan maupun pada masa penjarahan
Timur Lenk. Dan dalam fase ini gerakan Safawi mempunyai dua corak, pertama bernuansa
Sunni yaitu pada masa pimpinan Safiuddin Ishaq ( 1301 - 1344) dan anaknya Sadruddin Musa
(1344 - 1399), kedua berubah menjadi Syiah pada masa Khawaja Ali (1399 - 1427). Perubahan
ini terjadi karena ada kemungkinan bertambahnya pengikut Safawi di kalangan syiah sehingga
kepemimpinannya berusaha menyusuaian diri dengan aliran manyoritas pendukungnya.
Pada masa 1447 - 1501 M, gerakan Safawi memasuki fase kedua yaitu sebagai gerakan
politik. Kecenderungan memasuki dunia politik terwujud pada masa kepemimpinan Juned
(1447 - 1501 M). Juned mengubahnya menjadi gerakan politik revolusioner dengan tarekat
Gerakan ini mulai terlibat dalam konflik politik antara dua kerajaan Turki yang berkuasa
saat itu. Kara Koyunlu ( Black Sheep) beraliran syiah berkuasa dibagian Timur dan Ak
Koyunlu (White sheep) beraliran Sunni berkuasa dibagian Barat di bawah imperum Usmani.
Tarekat Safawi memperluas tarekatnya dengan menambahkan kegiatan politik pada kegiatan
keagamaan. Perluasan ini menimbulkan konflik dengan Jahansyah penguasa Kara Koyunlu
Juned kemudian meminta suaka politik pada raja Ak Koyunlu sekaligus mengadakan
aliansi politik untuk bersama-bersama menghadapi Kara Koyonlu. Hal ini dilakukannya untuk
5
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, h. 171
Perubahan Safawi dari gerakan keagamaan menjadi gerakan politik cukup menarik, karena
sebagai tarekat sufi yang lebih bersifat Ukhrawi kemudian menjadi duniawi (profan), faktor
utama yang menyebabkan adanya perubahan tersebut ada pada ajaran tarekat itu sendiri yaitu
tempat pengikut-pengikutnya berada, anggota tarekat harus tunduk secara mutlak kepada
Mursyid dan wakilnya itu. Oleh karena itu, ikatan antara pemimpin dengan pengikutnya sangat
Dalam tarekat Safawi pemimpin yang meninggal dunia selalu digantikan oleh anaknya
seperti dalam kepemimpinan dinasti, ini menjadi modal dasar yang mendorong perubahan
tersebut jika pemimpin seperti Juned memiliki ambisi politik para pengikutnya dapat disulap
Selama dalam suaka Ak Koyunlu baik Juned maupun Haidar bin Juned telah melakukan
kegiatan politik seperti Juned menikahi saudara Uzun Hasan (Raja Ak Kayunlu). “Aliansi
politik ini diperkuat lagi dengan pernikahan Haidar bin Juned dengan Putri Uzun Hasan sendiri,
dari istrinya sendiri Despin Katrina, puteri Kaloo Juhannis, seorang raja Kristen dipantai Timur
Laut Hitam”. 6
Tapi menurut buku Munawiyah, dkk, Sejarah Peradaban Islam, dikatakan bahwa Haidar
menikah dengan cucu Uzun Hasan bukan dengan putri Uzun Hasan sendiri, dari perkawinan
Haidar lahir Ali, Ismail dan Ibrahim, Ismail-lah yang kemudian hari menjadi pendiri Kerajaan
Pada tahun 1459 M Juned berusaha menyerang Ardabil tetapi gagal kemudian pada tahun
6
Ahmad al-santawi, Dairat al-Ma’arif al-Islamiyyah, Jilid II, h.258-259
7
Taufik Abdullah, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam (cet II, Jakarta: Perpuatakaan Nasional RI, 2003),
h. 169 – 170.
1460 M, ia mencoba merebut Sircassia dan juga daerah Utara yang didiami orang Kristen
Georgia tetapi pasukan yang di pimpinnya di hadang oleh tentara Sirwan dan ia terbunuh dalam
pertumpuran tersebut.
Haidar pun mengikuti jejak ayahnya ia membantu Ak Koyunlu menyerang Kara Koyunlu
setelah Ak Koyunlu menumbangkan Kara koyunlu pada tahun 1467 M, aliansi Safawi dengan
Ak Koyunlu menjadi guncang. Ak Koyunlu menganggap Safawi sebagai lawan politik yang
Ketika Haidar mencoba merebut Sisilia ( Sirkasia ) daerah-daerah Kristen di Utara dan
Sirwan, Ak Koyunlu mengirimkan bantuan militer kepada Sirwan. Pasukan Haidar kalah ia pun
untuk memperoleh daerah pijakan yang akan memperkuat basis politik yang independen
karena selama ini Safawi hanya merupakan dinasti politik spiritual tanpa tanah air”.8
memberikan atribut kepada pendukung-pendukungnya berupa serban merah yang berumbai 12,
sehingga mereka terkenal dengan sebutan Qizilbas (kepala merah). 9Rumbai 12 yang menjadi
lambang Syiah isna ‘asyar (12 imam) mempunyai pengaruh yang besar dalam menanamkan
Setelah kematian Haidar, Ali menggantikan ayahnya, ia didesak bala tentara untuk
menuntut balas atas kematian ayahnya, tapi Ali di tangkap oleh Ya’kub (Raja Ak Koyunlu),
8
Munawiyah, dkk. Sejarah Peradaban Islam, (Banda Aceh: PSW IAIN AR-Raniry, 2009), h. 181
9
Taufik Abdullah, Tematis Dunia Islam (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, cet II,
2003), h. 169.
9
lalu dibuang ke Fars bersama ibu dan dua orang saudaranya Ibrahim dan Ismail
Situasi itu mendorong pengikut-pengikut Safawi di Persia, Armenia, Anatolia dan Syiria
koyunlu di pegang oleh Rustam, Ali di tangkap dan dibuang ke Ray sampai akhirnya dibunuh.
Sebelum meninggal Ali sempat mengangkat adik bungsunya Ismail bin Haidar yang waktu itu
Dalam waktu lima tahun, Ismail berhasil menghimpun kekuatan yang cukup besar dan
bermarkas di Gilan. Pada tahun 1501 M, pecah pertempuran antara Ak koyunlu dengan Safawi
di Sahrur dekat Nakhiwan dengan kemenangan di pihak Safawi. Ismail memasuki kota Tabris
Ismail memerintah selama 23 tahun (1501 – 1524). Selama sepuluh tahun pertama
wilayah Persia dan sebelah Timur Fertile Creshen. Pada tahun 1502 M, Ismail telah menduduki
Sirwan, Azerbaijan dan Irak. Pada 1503 M, ia menghancurkan sisa-sisa tentara Ak Koyunlu di
Hamadzan. 11
Pada tahun 1504 Ismail menduduki Provinsi Kaspia dari Mazandaran dan Curgan. Diyar
Bakr ditaklukkan pada tahun 1505 M, dan Baghdad jatuh ketangannya pada tahun 1508 M.
Pada tahun 1510 M ia menguasai Khurasan setelah terlibat dalam pertempuran dengan Syaibani
10
Taufik Abdullah dkk, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Ajaran op. cit., h. 299
11
Hamka, Sejarah Umat Islam, (Jilid III, cet keempat, Jakarta: Bulan Bintang 1981) h. 64.
Khan, raja Uzbek. Kemenangan beruntun itu merupakan sukses mewujudkan kerajaan Safawi
yang membentang dari Heart (Harat) di Timur sampai Diyar Bark di Barat.12
Bahkan tidak sampai di situ saja, ambisi politik mendorongnya untuk terus
tapi dalam peperangan ini Ismail mengalami kekalahan, Turki di bawah pimpinan Sultan Salim
dapat menduduki Tabris. Kerajaan Safawi terselamatkan dengan pulangnya Sultan Usmani ke
Turki, karena terjadi perpecahan di kalangan militer Turki di negerinya “ kekalahan ini
membuat Ismail I berubah, ia lebih sering menyendiri, menempuh kehidupan hura-hura dan
berburu. Keadaan ini berdampak negatif pada Kerajaan Safawi, hingga akhirnya terjadi
persaingan dalam merebut pengaruh untuk dapat memimpin, antara pimpinan suku-suku Turki,
“Penyebab utama terjadi peperangan antara Safawi dan Usmani menurut Syalabi adalah
pemaksaan faham Syi’ah terhadap mayoritas faham Sunni, dan lebih kejam Ismail I telah
membunuh ulama Sunni di daerah Irak. Sehingga turki merasa terpanggil dengan kebiadaban
Syi’ah”.14
beberapa perang antara keduanya yaitu pada masa Tahmasp 1 (1524-1576), Isamail II (1576-
1577) dan Muhammad Khudabanda (1577-1587) pada masa tiga Raja Safawi mengalami
kelemahan, karena sering berperang dengan kerajaan Usmani yang lebih kuat, dan juga sering
12
Busman Edyar, dkk. (Ed.), Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: pustaka asatruss, 2009). h. 152.
13
Ahmad Al-Usairy, at-Tarikhul Islami. h. 266.
14
Effat al-Sharqawi, Filsafat Kebudayaan Islam, Bandung: Pustaka, 1986, h. 5.
terjadi pertentangan antara kelompok dari dalam kerajaan Safawi sendiri.15
1) Ismail I (1501-1524 M)
2) Tahmasap I (1524-1576 M)
3) Ismail II (1576-1577 M)
5) Abbas I ( 1587-1628 M)
7) Abbas II (1642-1667 M)
8) Sulaiman (1667-1694 M)
9) Husein I (1694-1722 M)
Masa kemajuan Kerajaan Safawi tidak langsung terjadi pada masa Ismail, Raja
pertama (1501-1524 M) kejayaan Safawi yang gemilang baru di capai pada masa Syah Abbas
yang Agung (1587-1628 M) Raja yang kelima. 16Walaupun begitu, peran Ismail sebagai pendiri
Safawi sangat besar sebagai peletak pondasi bagi kemajuan Safawi di kemudian hari. Dia telah
memberikan corak yang khas bagi Safawi dengan menetapkan Syiah sebagai mazhab negara.
Syah Ismail juga telah memberikan dua karya besar bagi negaranya, yaitu perluasan wilayah
15
Busman Edyar, dkk. (Ed.), Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: pustaka asatruss, 2009). h. 154.
16
Dedi Supriadi. Sejarah Peradaban Islam ( Bandung: Pustaka Setia 2008) h. 257.
dan penyusunan struktur pemerintahan yang unik pada masanya.
Seperti di katakan sebelumnya Safawi jaya pada masa Abbas I (1587-1628). Syah Abbas
yang Agung naik tahta pada usia 17 tahun. Ketika Abbas memerintah kerajaan Safawi berada
17
dalam keadaan tidak stabil. Syah Abbas menempuh beberapa langkah untuk memperbaiki
pasukan baru yang terdiri dari bekas18 tawanan perang bekas orang-orang Kristen di
Georgia dan Circhasia yang sudah mulai di bawa ke Persia sejak Syah Tahmasap I (1524-
tidak akan menghina tiga khalifah pertama dalam Islam (Abu Bakar, Umar,
integritas wilayah negara yang luas yang di kawal oleh suatu angkatan bersenjata yang
tangguh.
katakan bahwa Syah Abbas I mendapat dukungan dari dua orang Inggris yaitu Sir
Antoni Sherly dan saudaranya Sir Rodet Sherly. Mereka mengajari tentara Safawi
untuk membuat meriam sebagai pelengkapan negara yang modern. Kedatangan kedua
orang Inggris itu oleh sebagian sejarawan di pandang sebagai upaya strategi Inggris
untuk melemahkan pengaruh Turki Usmani di Eropa yang menjadi musuh besar
17
Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2003. h. 1.
18
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010) h. 187.
Inggris saat itu. Bagaimanapun dengan bantuan dua orang Inggris itu Syah Abbas
memiliki tentara dapat diandalkan. Hal ini terbukti sekitar 3.000 Ghulam di jadikan
Kemajuan lain di bidang politik yang di tunjukkan Syah Abbas, yaitu keberhasilannya
Dengan angkatan perang “ghulam” Syah Abbas mampu melakukan expansi pada
tahun 1598 M Abbas I menguasai Heart (Harat), Marw dan Balkh. Kemudian pada
kepulauan Hurmuz dan mengubah Pelabuhan Gumrun menjadi Bandar Abbas. Hal ini
di karenakan Bandar ini merupakan salah satu jalur dagang antara Barat dan Timur.
teluk Persia yang ramai, di Utara Safawi menjalin Hubungan perdagangan dengan
Rusia. Perdagangan di darat dari sentral Asia melalui kota-kota penting di Safawi
seperti Harat, Merf, Nighafur, Tabriz, dan Baghdad. Di bidang pertanian, Safawiyah
mengalami kemajuan karena daerah Bulan Sabit yang subur (Fertile Creshen).
19
Lihat Syafiq A. Muqhni, Dnamika Intelektual Islam pada Abad Kegelapan (Cet. I; Surabaya:Lembaga
Pengkajian Agama dan Masyarakat, 2002), h.19
20
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik: Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam, ( Jakarta: Kencana,
2007). h. 253.
Dalam sejarah Islam bangsa Persia dikenal sebagai bangsa yang berperadaban tinggi dan
berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila pada
masa kerajaan ini tradisi keilmuan ini terus berlanjut. Ada beberapa ilmuwan yang selalu hadir di
seorang yang pernah mengadakan observasi mengenai kehidupan lebah-lebah. Dalam bidang ini
kerajaan Safawi mungkin dapat dikatakan lebih berhasil dari 2 kerajaan besar islam lainnya pada
Ibu kota Safawi adalah kota yang sangat indah. Pembangunan besar-besaran dilakukan Syah
Abbas terhadap Ibu kotanya Isfahan.pada saat Syah Abbas I meninggal, terdapat 162 buah 22Masjid, 48
buah Perguruan tinggi, 1082 Losmen yang luas untuk penginapan tamu syah dan 237 unit pemandian
umum. “Bangunan yang paling terkenal adalah Mesjid Luthfullah yang di bangun pada 1603 M dan
selesai 1618 M, merupakan 23sebuah Oratorium yang di sediakan sebagai tempat peribadatan pribadi
Syah.
Pada sisi bagian selatan terdapat mesjid kerajaan yang mulai di bangun pada 1611 M
dan selesai pada 1629 M pada sisi bagian Barat berdiri Istina Ali Qapu yang merupakan gedung
pusat pemerintahan. Pada sisi bagian Utara berdiri bangunan monumental yang menjadi simbol
bagi gerbang menuju bazar kerajaan dan sejumlah pertokoan, tempat pemandian,
21
Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajawali Pres, 2013) h.139
22
Ira. M. Lapidus, Sejarah Sosial Ummat…......................................h. 465.
23
Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam (Cet. IX; Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 1999), h.142
Caravansaries, mesjid dan perguruan”. Syah Abbas juga membangun Istana yang megah yang
di sebut Chihil Sutun atau Istana empat puluh tiang,sebuah jembatan besar di atas sungai Zende
Pada Kerajaan Safawi Filsafat dan Sains bangkit kembali di dunia islam, dan khususnya
di kalangan orang Persia yang berminat tinggi pada perkembangan kebudayaan. Perkembangan
ini erat kaitannya dengan Aliran Syiah yang di tetapkan Safawi sebagai ideologi resmi
Negara.24
Dalam Syiah terdapat dua golongan, yakni Akbari dan Ushuli. Mereka berbeda dalam
memahami ajaran agama. Akbari cenderung berpegang teguh kepada hasil ijtihat para mujtahit
syiah yang sudah mapan. Sedangkan ushu;li mengambil langsung vdari Al- qur’an dan Hadits,
tanpa terikat kepada para mujtahid. Golongan Ushuli inilah yang paling berperan pada masa
pertemuan kedua elemen kelompok inilah yang berperan pada terwujudnya perkembangan
baru dalam bidang filsafat dan ilmu pengetahuan di dunia Islam yang kemudian melahirkan
Ada dua aliran filsafat yang berkembang pada masa Safawi yaitu “aliran filsafat
perifatetik” seperti yang bdikemukakan oleh Aristoteles dan Al-farabi, dan “aliran filsafat
Beberapa tokoh filsafat yang muncul pada masa Safawi antara lain Mir Damad alias
Muhammad Baqir Damad 1631 M yang dianggap sebagai guru ketiga setelah Aristoteles dan
24
Ira M. Lapidus, A History of Islamic Societas, di terjemahkan Ghubron A. Mas’ud Sejarah social Umat
Islam (Cet. II;Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 2000), h.449
25
Dr. Muslih, MA, 2018 Sejarah Peradaban Islam, Semarang : Walisongo Press, h.231-235
Al-farabi, dan Mulla Shadra atau Shadr Al-din Al-Syirazi seorang generalis Ilmu Pengetahuan.
“Menurut amir Ali ia adalah seorang dialektikus yang paling cakap di zamannya”, dan
Baha Al-Syerazi “Dalam pengembangan ilmu pengetahuan Syah Abbas sendiri ikut aktif dalam
penelitian ilmu-ilmu tersebut, Kota Qumm pada saat itu menjadi pusat pengenbangan
kebudayaan dan penyelidikan mazhab Syiah terbesar”.. seorang generalis Ilmu Pengetahuan.
Sepeninggal Abbas I, kerajaan Safawi berturut-turut dipimpin oleh enam raja, yaitu Safi
Mirja (1628 - 1642 M), Abbas II (1642 – 1667 M), Sulaiman (1667 – 1694 M),
Husein (1694 – 1722 M), Tahmasap II (1722 – 1732 M) dan Abbas III (1733 – 1736 M).26
Pada masa raja-raja tersebut kondisi kerajaan Safawi tidak menunjukkkan grafik naik dan
Raja Safi Mirza (cucu Abbas I) juga menjadi penyebab kemunduran Safawi karena dia
seorang raja yang lemah dan sangat kejam terhadap pembesar-pembesar kerajaan. Dilain sisi
dia juga seorang pencemburu yang akhirnya mengakibatkan mundurnya 27kemajuan- kemajuan
Kota Qandahar lepas dari kekuasaan Safawi, diduduki oleh kerajaan Mughal yang ketika
itu diperintah oleh Syah Jehan, sementara Baghdad direbut oleh kerajaan Turki Usmani.
Syah Abbas II adalah raja yang suka minum-minuman keras hingga ia jatuh sakit dan
meninggal.
26
Akbar S. Ahmed, From Samarkand to Stornoway: Living Islam, diterjemahkanPangestuningsi, Living
Islam (Cet.I;Bandung: Penerbit Mizan, 1997), h. 130
27
Akbar S. Ahmed, Discovering I
Abd slam, Makin sence of muslim History and Society, di terjemahkan Nunding Ram dan Ramli
Yakub, Citra muslim, Tinjauan Sejarah dan Sosologi (Cet.I; Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 1992),h. 77.
Sebagaimana Abbas II, Sulaiman juga seorang pemabuk. Ia bertindak kejam terhadap para
pembesar yang dicurigainya. Akibatnya rakyat bersikap masa bodoh terhadap pemerintahan. Ia
diganti oleh Syah Husein yang alim. Ia memberi kekuasaan yang besar kepada para ulama
Syi’ah yang sering memaksakan pendapat penganut aliran Sunni. Sikap ini membangkitkan
kemarahan golongan sunni Afghanistan. Pemberontakan bangsa Afgan tersebut terjadi pertama
kali pada tahun 1709 M di bawah pimpinan Mir Vais yang berhasil merebut wilayah
Qandahar.28
masyad. Mir Vais di gantikan oleh Mir Mahmud dan ia dapat mempersatukan pasukannya
dengan pasukan Ardabil, sehingga ia mampu merebut Afghan dari kekuasaan Safawi. Karena
29
desakan dan ancaman dari Mir Mahmud, Syah Husein akhirnya mengakui kekuasaan Mir
Mahmud dan mengangkatnya menjadi gubernur di Qandahar dengan gelar Husein Quli Khan
(budak Husein).dengan pengakuan ini, Mir Mahmud makin leluasa bergerak sehingga tahun
1721 M, ia merebut Qirman dan tak lama kemudian ia menyerang Isfahan dan memaksa Syah
Husein menyerah tanpa syarat. Pada tahun 1722 M Syah Husein menyerah dan Mir Mahmud
Salah seorang putra Husein yang bernama Tahmasap II, mendapat dukungan penuh dari
suku Qazar dari Rusia, memproklamasikan dirinya sebagai raja yang sah atas Persia dengan
pusat kekuasaan di kota Astarabat. Tahun 1726 M, Tahmasap bekerjasama dengan Nadir Khan
dari suku Afshar untuk memerangi dan mengusir bangsa Afghan yang menduduki Isfahan.
Asyraf, pengganti Mir Mahmud, yang berkuasa di Isfahan digempur dan dikalahkan oleh
pasukan Nadir Khan tahun 1729 M. Asyraf sendiri terbunuh dalam peperangan itu dengan
28
Dr. Badri Yatim, M.A. Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2003), h. 143-
145.
29
Abd Karim, Sejarah Pemikiarn dan Peradaban Islam (Cet. I; Yokyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007),
h.308.
demikian Kerajaan Safawi kembali berkuasa.
Namun pada tahun 1732 M, Tahmasap II di pecat oleh Nadir Khan dan di gantikan oleh
Abbas III (anak Tahmasap II) yang ketika itu masih sangat kecil. Empat tahun setelah itu 1736
M, Nadir Khan mengangkat dirinya sebagai raja menggantikan Abbas III, dengan demikian
Safawi yang bermazhab Syiah merupakan sebuah Ancaman Bagi Kerajaan Usmani
sehingga tidak pernah ada perdamaian antara kedua kerajaan besar ini.31
2. Terjadinya dekandensi moral yang melanda sebagian pemimpin kerajaan Safawi, yang
juga ikut mempercepat proses kehancuran kerajaan ini. Kerajaan Sulaiman pecandu
narkotik dan menyenangi kehidupan malam selama tujuh tahun tidak pernah sekalipun
3. Pasukan Ghulam yang di bentuk Abbas I ternyata tidak memiliki semangat perjuangan
yang tinggi seperti QizilBash. Hal ini di karenakan mereka tidak memiliki ketahanan
mental kerena tidak di persiapkan secara terlatih dan tidak memiliki bekal rohani.
keluarga Islam.
5. “ulama mulai meragukan otoritas Syah yang berlangsung secara turun temurun,
Kondisi kerajaan Safawi yang memprihatinkan itu baru bisa diatasi setelah raja Safawi
kelima, Abbas I naik tahta (1588-1628 M). 33Langkah-langkah yang ditempuh oleh Abbas I
pasukan baru yang berasal dari budak-budak dan tawanan perang bangsa Georgia,
wilayah Azerbaijan, Georgia, dan disamping itu Abbas berjanji tidak akan
menghina tiga Khalifah pertama dalam Islam (Abu Bakar, Umar dan Usman)
(Borckelmann,1974:503).
mengatasi gejolak politik dalam negeri yang mengganggu stabilitas negara dan
direbut oleh kerajaan lain seperti Tabriz, Sirwan dan sebagainya yang sebelumnya
Sebagai mana diuraikan terdahulu, pada masa kejayaan tiga kerajaan besar ini, umat
33
Lihat Ajid, op. cit., h.177-178., lihat juga Badri Yatim, op cit., h.144.
34
islam kembali mengalami kemajuan. Akan tetapi kemajuan yang dicapai berbeda dengan
Kemajuan pada masa klasik jauh lebih kompleks. Dibidang intelek kemajuan pada
masa tiga kerajaan besar tidak sebanding dengan kemajuan dizaman klasik , dalam bidang ilmu
keagamaan, umat islam sudah mulai bertaklid kepada imam-imam besar yang lahir pada masa
klasik islam, kalaupun ada mujtahid, maka ijtihad yang dilakukan adalah ijtihadfi almazhab,
Tidak ada lagi ijtihad mutlak, hasil pemikiran bebas yang mandiri. Bebrapa sains
yang35 berkembang pada masa klasik, ada yang tidak berkembang lagi, bahkan ada yang
dilupakan. filsafat dianggap bidah. Kalau pada masa klasik , umat islam maju dalam bidang
politik. Peradaban dan kebudayaan. Seperti dalam ilmu pengetahuan dan pemikiran filsafat
kecuali sedikit berkembang dikerajaan Safawi-Persia dan ilmu pengetahuan umum tidak
didapatkan lagi. Kemajuan yang dapat dibanggakan pada masa ini hanya hanya dalam bidang
Ada beberapa alasan mengapa kemajuan yang dicapai itu tidak setingkat dengan
1. Metode berpikir dalam bidang teknologi yang berkembang pada masa ini adalah metode
aliran Muktazilah sudah lama padam. Yang ada adalah metode berfikir tradisional yang
35
Badri Yatim,M.A.,Sejarah Peradaban Islam,(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2003),hlm.151- 154.
36
Dr. Taufik Abdullah dkk, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Ajaran op. cit., h. 299
Jabariyah yang fatalis, tetapi aliran ini tetap terjerumus kedalam pemikiran jabariyah.
Aliran ini berkembang cepat dan dianut oleh mayoritas umat islam sehingga faham
fatalisme dalam islam menjadi berkembang. Perkembangan metode berfikir seperti ini
menyebabkan dinamika umat islam yang terdapat pada masa lalu menurun, digantikan
dengan fatalism. Paham kemerdekaan manusia ditolak dan kepercayaan kepada akal
2. Pada masa klsik islam, kebebasan berfikir berkembang dengan masuknya pemikiran
filsafat Yunani. Namun kebebasan tersebut ini menurun sejak Al-Ghozali melontarkan
kritik tajam terhadap pemikiran filsafat yang tertuang dalam bukunya Tahafu al-falasifat
(kekeacauan para filosof). Kritik Al-Ghozali itu memang mendapat bantahan dari filsof
besar islam dan terahir, Ibn Rusyd, dalam bukunnya Tahafu al-tahafur (kekacauann
3. Al-Ghozali tidak hanya menyerang pemikiran filsafat pada masnya, tetapi juga
Tuhan dan Zuhd, meninggalkan dunia dan kehidupan materi, dalam tasawuf kehidupan
Ajaran terakhir ini dipandang tidak sejalan dengan pembangunan kehidupan duniawi
M.Abdul Karim,Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam,(Yogyakarta : Pustaka Book P
37
ublisher,2007),h.305-309
38
Dr Abd. Rahim Yunus, Drs. Abu Haif, Sejarah Islam Pertengahan, Yogyakarta : penerbit ombak, 2013,
h. 242.
dan kemajuan. Bahkan fazlur Rahman mengatakan bahwa suatu hal yang tidak bisa
diterima oleh Islam adalah sikap negative terhadap dunia yang tampak berkembang
masa klasik, seperti perpstakaan dan karya-karya ilmiah, baik yang diterjemahkan
39
dalam bahasa Yunani, Persia, India dan Syria, maupun dari bahasa lainnya. Banyak
yang hancur dan hilang akibat serangan bangsa mongol kebeberapa pusat peradaban dan
kebudayaan islam.
5. Kekuasaan islam pada masa tiga kerajaan islam besar dipegang bangsa Turki dan
Mongol yang lebih dikenal sebagai bangsa yangsuka perang ketimbang bangsa yang
suka ilmu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah berdiri dan perkembangan kerajaan Safawi Kerajaan safawi di Persia baru
berdiri ketika kerajaan Usmani sudah mencapai puncak kemajuan nya. Kerajaan ini
berkembang dengan cepat .Dalam perkembangan nya,kerajaan safawi sering bentrok dengan
Kerajaan Usmani. Berbeda dari 2 kerajaan islam lainnya(Usmani dan Mughal),kerajaan Safawi
menyatakan Syi’ah sebagai mazhab negara. Karena itu kerajaan ini dianggap sebagai peletak
Sepeninggal Abbas I kerajaan Safawi berturut-turut diperintah oleh enam raja, yaitu
39
Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam (Cet. I; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), h. 695
safi Mirza (1628-1642 M), Abbas II (1642-1667 M), Sulaiman (1667-1694), Husain (1694-
1722 M), Tahmasp II (1722-1732 M), dan Abbas III (1733-1736 M). Pada masa raja-raja
tersebut kondisi kerajaan safawi tidak menunjukkan grafik naik dan berkembang, tetapi justru
Sebagai mana diuraikan terdahulu, pada masa kejayaan tiga kerajaan besar ini, umat
islam kembali mengalami kemajuan. Akan tetapi kemajuan yang dicapai berbeda dengan
kemajuan yang dicapai pada masa klasik islam. Kemajuan pada masa klasik jauh lebih
kompleks.
Kerajaan Safawi bermula dari gerakan sufi di kawasan Azerbajian yang disebut
kemajuannya yang di capai kerajaan safawi tidak hanya terbatas dibidang politik melainkan
bidang lainnya, namun yang membuat kemunduran dan kehancuran kerajaan safawi
B. Saran
Demikian makalah ini saya perbuat, penulis menyadari bahwa makalah ini tidak lepas
dari kekurangan dan kekhilafan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik maupun saran yang
Abd Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher, 2007
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2008
Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999
Munawiyah, Sejarah Peradaban Islam, Banda Aceh: PSW IAIN AR-Raniry, 2009
Taufik Abdullah, Tematis Dunia Islam, Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2003
CURRICULUM VITAE
Kewarganegaraan : Indonesia
Nomor Hp : 089697904956
Email : agisumar2@gmail.com
Pendidikan
SD Muhammadiyah 02 Manado
SMP Muhammadiyah 01 Manado
SMA Man Model 01 Manado
Kesan dan Pesan Selama Belajar Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam
Kesan : Selama pada masa semester 3 ini, saya banyak mencari ilmu dengan belajar
mata kuliah Sejarah Peradaban Islam dengan cukup baik. Karena alasan
saya saat belajar tentang sejarah pada masa dahulu hingga sekarang. Pada
saat Bapak menyampaikan tentang Sejarah saat itu pula saya banyak
mengetahui bagaimana kejayaan Kerajaan Safawi hingga kemundurannya,
hingga pada saat itu juga saya cukup merasa senang dengan apa yang bapak
sampaikan.
Pesan: Dengan mempelajari bayak ilmu kita ketahui tentang sejarah. Oleh sebab itu
jangan terlalu mengeluh dengan tugas-tugas yang Bapak berikan dan begitu
banyak pengetahuan yang belum saya dengar sebelumnya. insyallah kita
sebagai mahasiswa memperoleh hikmanya Aamin yaa rabbal’alamin.