DISUSUN OLEH :
YOGYAKARTA 2022
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum wr.wb
Alhamdulillah,segala puji hanya milik Allah swt yang telah memberikan rahmat dan
karunianya pada kita sehingga makalah ini dapat terselesaikan tak lupa juga kita panjatkan
sholawat untuk Nabi SAW,sahabat,dan keluarga tak lupa juga saya ucapkan terimakasih
kepada bapak dosen yang telah membimbing kita sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dan kepada teman anggota saya yang sudah ikut membantu mengerjakan makalah ini dengan
baik,pada kesempatan kali ini kelompok kami akan mempresentasikan makalah tentang isim
khana waakhwatuha,yang semoga dapat bermanfaat bagi kita semua aamiin dan bisa
membantu kita mengetahui informasi atau yang berkaitan dengan isim khana tersebut,dan
semoga kita selalu dilancarkan dalam mencari ilmu juga aamiin.
Wassalammualaikum wr.wb
Terimakasih
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sepeninggal Rasulullah, Islam sudah tersebar di Seantero Jazirah Arab.Islam terus
melakukan ekspansi dibawah kendali pada khalifah Ar-Rasyidin danselanjutnya oleh
Dinasti Umayyah kemudian Dinasti Abbasiyah. Di akhirpemerintahan Abbasiyah, Islam
semakin merosot selama beberapa abad.
Ditengah-tengah keterpurukan Islam muncullah tiga kerajaan besar, yaituKerajaan
Turki Usmani di Turki, Kerajaan Safawi di Persia dan Kerajaan Mughaldi India. Ketika
Kerajaan Usmani sudah mencapai puncak kemajuannya, KerajaanSafawi di Persia baru
berdiri. Kerajaan ini berkembang dengan cepat dan dalamperkembangannya, Kerajaan
Safawi sering bentrok dengan Kerajaan Turki Usmani. Selain itu, Kerajaan Safawi
menyatakan Syi’ah sebagai mazhab negaranya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang berdirinya Kerajaan Safawi?
2. Bagaimana perkembangan Kerajaan Safawi?
3. Apa yang menjadi penyebab mundurnya Kerajaan Safawi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui latar belakang berdirinya Kerjaan Safawi.
2. Untuk mengetahui perkembangan Kerajaan Safawi.
3. Untuk mengetahui penyebab mundurnya Kerajaan Safawi.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Bidang Ekonomi
Sejak dikuasainya kepulauan Hurmuz dan dibukanya Bandar Abbas,
makaSafawiyah akhirnya menjadi pemegang kunci perdagangan Internasional
lewat jalur laut saat itu. Ternyata Bandar Abbas merupakan jalur dagang laut
potensialdan strategi yang posisinya mempertemukan antara timur dan barat yang
telahdiperebutkan oleh Belanda, Inggris, dan Prancis. Demikian juga jalur
daratnya,arus perdagangannya tetap melewati kota-kota penting yang dikuasai
Safawiyah,seperti Marw dan Baghdad.
Barang-barang yang diperdagangkan waktu itu antara laina adalah rempah-
rempah dan hasil industri Persia yang berupa logam, sutera, permadani
dankeramik. Selain itu, kemajuan juga terjadi di sektor pertanian yang sering
disebutdaerah Bulan Sabit Subur (Fertile Crescent).
3. Bidang Fisik dan Seni
Pada masa Abbas I menjadi penguasa, ia memindahkan kekuasaannya
dariQazwin ke Isfahan. Kebujaksanaan dilakukan untuk memudahkan
pengontrolan terhadap seluruh daerah kekuasannya serta untuk memperlancar
hubungan dengan pintu perdagangan di Teluk Persia. Sebagai pusat kota
Kerajaaan Safawi sekaligus sebagai lambang kejayaan dan kewibawannya, maka
Syah Abbas I melengkapidan mempercantik kota Isfahan.
Isfahan sebagai ibu kota Kerajaan Safawi yang indah sesungguhnya
jugadidukung keindahan bangunan-bangunan lain seperti masjid, rumah
sakit,sekolah, jembatan raksasa diatas Zende Rud dan istana Chihil Sutun. Kota
Isfahan juga dipercantik dengan taman-taman wisata yang ditata dengan indah.
Jumlahbangunan yang didirikan di Isfahan itu mencapai 162 masjid, 48 akademi,
1802penginapan, 2073 pemandian umum. Adapun diantara karya seni
denganarsitektur megah yang monumental adalah masjid Shakh Luthf Allah
yangdibangun pada tahun 1603 M, dan masjid Shah yang didirikan pada tahun
1611M. Disamping itu, dipugar pula makam Ali al-Ridha di Mashhad.
Dengandemikian Isfahan betul-betul tertopang oleh bangunan-bangunan lain yang
indahyang turut menghiasi keindahan kota ini.
4. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Agama
Dalam sejarah Islam, bangsa Persia dikenal sebagai bangsa yangberperadaban
tinggi dan berjasa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu,
tidaklah mengherankan apabila pada masa Kerajaan Safawi, khususnya ketika
Abbas I berkuasa, tradisi keilmuwan terus berkembang.
Berkembangnya ilmu pengetahuan masa Kerajaan Safawi tidak lepas dari
suatu doktrin mendasar bahwa kaum Syi’ah tidak boleh taqlid dan pintu ijtihad
selamanya terbuka. Kaum Syi’ah tidak seperti kaum Sunni yang mengatakan
bahwa ijtihad telah terhenti dan orang mesti taqlid saja. Kaum Syi’ah tetap
berpendirian bahwasannya mujtahid tidak terputus selamanya.
Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan perkembanagn pemikiran
Islam ini, doktrin keagamaan metafisika Syi’ah dapat dijumpai dalam karya tulis
yang disumbangkan oleh pemikir besar seperti Mir Damad, Baha’ al -Din al-
Amili, salah seoramg Syi’i dari Jabal Amil di Lebanon yang datang ke Persia,
danSadr al-Din al-Syirazi yang lebih populer dengan nama Mulla Sadra,
seorangteosof dan filosof muslim yang telah memadukan konsep antara teori Ibnu
Arabi,Al- Suhrawardi, Ibnu Sina dan Nashir al-Din al- Thusi ke dalam perspektif
Syi’ah. Dan semenjak itulah pemikiran- pemikiran Syi’ah terus berkembang di
Persia, Irak, Lebanon dan beberapa daerah di India, dan bisa pula ke wilayah yang
lebihdari itu. Dalam kaitannya dengan kemajuan ilmu pengetahuan ini,
KerajaanSyafawiyahlah yang paling maju dibanding dengan kerajaan-kerajaan
lain dimasanya.
Pada masa Abbas I, kebijakan keagamaan tidak lagi seperti masa khalifah-
khalifah sebelumnya yang senantiasa memaksakan agar Syi’ah menjadi agama
negara, tetapi ia menanamkan sikap toleransi. Menurut Hamka, terhadap
politikkeagamaan beliau tanamkan paham toleransi atau lapang dada yang amat
besar. Paham Syi’ah tidak lagi menjadi paksaan, bahkan orang Sunni dapat hidup
bebas mengerjakan ibadahnya. Bukan hanya itu saja, pendeta-pendeta
Nasranidiperbolehkan mengembangkan ajaran agamanya dengan leluasa sebab
sudahbanyak bangsa Armenia yang telah menjadi penduduk setia di kota Isfahan.
A. Kesimpulan
1. Kerajaan Safawi berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri diArdabil,
sebuah kota di Azerbaijan. Tarekat ini diberi nama TarekatSafawiyah, yang
diambil dari nama pendirinya, Safi Al-Din (1252-1334M) dan nama Safawi itu
terus dipertahankan sampai tarekat ini menjadigerakan politik. Bahkan nama itu
terus dilestarikan setelah gerakan iniberhasil mendirikan kerajaan, yakni Kerajaan
Safawi.