Makalah
Dosen pengampu :
OLEH:
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Keadaan politik umat islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali
setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar : Usmani di Turki,Mughol di
India,dan Safawi di Persia.2
Pada masa Daulah Usmani sedang mengalami puncak kejayaan,Ditempat lain muncul
benih-benih kekuatan baru yang akhirnya memunculkan Dinasti Safawi di Persia.Melalui
makalah ini akan dibahas perjalanan Dinasti Safawi dan pengaruhnya terhadap sejarah
peradaban islam.3
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan
1. Untuk mengetahui latar belakang berdirinya Dinasi Safawi
2. Untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan Dinasti Safawi
3. Untuk mengetahui penyebab kemunduran Dinasti Safawi
1
Badril Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011, cetakan keduapuluh tiga), hlm. 129.
2
Ibid., hlm.129.
3
Machfud Saefuddin, dkk, Dinamika Peradaban Islam, (Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2013, cetakan pertama),
hlm.213.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada abad ke-9 H Dinasti Usmani memimpin dunia islam salah satu permasalahan
yang dihadapi pemerintah ini adalah gerakan sufisme.Mereka aktif bekerja untuk membentuk
kekuatan politik baru.Pada akhir abad ke-9 H.,adalah peristiwa yang paling penting dari
tasawuf yang terkait dengan keluarga Syaikh Shafi al-Din Ardabili dimana pemerintah
merasa kewalahan dengan kebangkitan dan perlawanan yang dilakukan oleh thariqoh
Syafawi yang dibantu pengikutnya untuk merebut kekuasaan.Hal ini pula penyebab yang
membuatnya masuk dalam konflik dan bentrokan sporadis dengan suku-suku pada saat
itu.Kata Syafawi berasal dari kata “shafi”, suatu gelar bagi nenek moyang Sultan Syafawi
yaitu Shafi al-Din Ishaq al-ardabili,pendiri dan pemimpin thariqoh Syafawiyah.4
Sebagain hasilnya, keturunan tetap meyakini kebenaran silsilah tersebut sehingga hal
ini menjadi dasar penetapan thariqoh dan Dinasti Syafawi bermadzab syi’ah menurut jalur
Syafi al-Din Ishaq.Berbeda dengan dua dinasti lainnya, Usmani dan Mughol,Dinasti Safawi
4
Machfud Saefuddin, op.cit., hlm.214
5
Machfud Saefuddin, loc. cit..
menyatakan syi’ah sebagai madzab negara.Oleh sebab itu, tidak keliru bila dinasti ini dinilai
sebagai peletak pertama terbentuknya negara Iran dewasa ini.6
Shafi al-Din berasal dari keturunan orang yang berada dan memilih sufi sebagai jalan
hidupnya.Gurunya bernama Syaikh Tajuddin Ibrahim Zahidi (1216-1302 M) yang dikenal
dengan julukan Zahid al- Gilani.Dikarenakan prestasi dan ketekunannya dalam kehidupan
tasawuf, Syafi al-Din diambil menantu oleh gurunya tersebut.Shafi al-Din mendirikan tarekat
Safawiyah setelah ia menggantikan guru dan sekaligus mertuanya yang wafat pada tahun
1301 M.Pengikut tarekat ini sangat teguh memegang ajaran agama.7
Bermula dari prajurit akhirnya mereka memasuki dunia perpolitikan pada masa
kepemimpinan Juneid (1447-1460 M).Dinasti Safawi memperluas gerakannya dengan
menumbuhkan kegiatan politik didalam kegiatan kegiatan keagamaan. Perluasan kegiatan ini
menimbulkan konflik dengan penguasa Kara Koyunlu (domba Hitam), salah satu suku
bangsa Turki, yang akhirnya menyebabkan kelompok Juneid kalah dan Juneid diasingkan
disuatu tempat.Ditempat baru ini, ia mendapat perlindungan dari penguasa Diyar Bakr, AK
Koyunlu, juga suku bangsa Turki.Ia tinggal di Istana Uzun Hasan, yang saat itu menguasai
sebagian besar Persia.9
6
Ibid., hlm. 215.
7
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2015, cetakan kelima), hlm. 187.
8
Ibid., hlm. 186.
9
Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, (Medan: Perdana Publishing, 2016 cetakan pertama), hlm. 189.
mencoba merebut Ardabil tetapi gagal. Pada tahun 1460 M, ia mencoba merebut Sircasia
tetapi pasukan yang dipimpinnya dihadang oleh tentara Sirwan.Ia sendiri terbunuh dalam
pertempuran tersebut.10
Ketika itu anak Juneid, haidar, masih kecil dan dalam asuha Uzun Hasan.Karena itu,
kepemimpinan gerakan Safawi baru bisa diserahkan kepadanya secara resmi pda tahun 1470
M. Hubungan Haidar dengan Uzun Hasan semakin erat setelah Haidar mengawini salah
seorang putri Uzun Hasan.Dari perkawinan ini lahirlah Ismail yang dikemudian hari menjadi
pendiri kerajaan Safawi di Persia.11
Haidar membuat perlambang baru dari pengikut tarekatnya, yaitu serban merah
mempunyai 12 jambul, sebagai lambang dari 12 imam yang diagungkan dalam madzab
syi’ah Itsna asyriah.Kemenangan Ak Koyunlu pada tahub 1476 M terhadap Kaya Koyunlu
membuat gerakan militer Safawi yang dipimpin oleh Haidar dipandang sebagai rival politik
oleh AK Koyunlu dalam meraih kesuksesan selanjutnya. Padahal Safawi merupakan sekutu
AK Koyunlu.AK Koyunlu berusaha melenyapkan kekuasaan Dinasti Safawi. Karena itu,
ketika Safawi menyerang wilayah Sircasia dan pauka Sirwan, AK Koyunlu mengirimkan
bantuan militer kepada Sirwan, sehingga pasukan Haidar kalah dan haidar sendiri terbunuh
dalam peperangan itu.12
Kepemimpinan gerakan Safawi selanjutnya berada ditangan Ismail, yang saat itu
masih berusia tujuh tahun. Selama lima tahun Ismail dan pasukannya bermarkas di Gilan,
10
Badril Anwar, op. cit., hlm. 139-140.
11
Ibid., hlm. 140
12
Samsul Munir Amin, op. cit., hlm. 189.
13
Machfud Saefuddin, op. cit., hlm.
217.
mempersiapkan kekuatan dan mengadakan hubungan dengan para pengikutnya di Azerbaijan,
Syria, dan Anatolia.Pasukan yang dipersiapkan itu dinamai Qizilbash (baret merah).14
Pada tahun 1501 M, pasukan Qizilbash yang dipimpin Ismail menyerang dan
mengalahkan AK Koyunlu (Domba Putih) di Sharur dekat Nakh Chivan. Qizilbash terus
berusaha dan menaklukkan Tabriz, ibu kota AK Koyunlu dan berhasil merebut serta
mendudukinya. Dikota Tabriz,Ismail memproklamasikan sebagai raja pertama Dinasti
Safawi.Ia disebut juga Ismail I.15
23
Nasution Syamruddin, Sejarah Peradaban Islam,(Riau:Yayasan pustaka Riau,2013 cetakan ketiga), hlm. 302.
24
Machfud Saefuddin, op. cit., hlm. 218.
25
Nasution Syamruddin,op, cit., hlm. 303.
26
Nasution Syamruddin,op, cit., hlm. 303.
27
Nasution Syamruddin,loc, cit.,
28
Nasution Syamruddin,loc, cit.,
tawanan perang, Georgia, Armenia dan Sircassia yang telah ada semenjak Sultan Tahmasp I,
yang kemudiandisebutnya dengan pasukan “Ghullam”.29
Kedua, Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmani, dengan syarat, Abbas I
terpaksa menyerahkan wilayah Azerbaijan, Georgia dan sebagian wilayah Luristan. Selain
jaminan itu, Abbas I berjanji tidak akan menghina tiga khalifah pertama dalam Islam (Abu
Bakar, Umar ibn Khattab dan Usman ibn Affan) dalam khutbah-khutbah Jum’at. Sebagai
jaminan atas syarat-syarat tersebut, ia menyerahkan saudara sepupunya, Haidar Mirza sebagai
Sandera di Istambul.30
Dengan dua langkah yang dilakukan Abbas I tersebut berarti ia telah dapat memulikan
keamanan Daulah Safawiyah pada dua aspek; secara internal ia berhasil menghilang dominasi
pasukan Qisilbash terhadap Daulah Safawiyah sehingga stabilitas politik tercipta karena
sudah terbebas dari tekanan pasukan Qisilbash, secara eksternal ia berhasil meredam konflik
dengan Turki Usmani sehingga stabilitas keamanan juga tercipta dalam pemerintahannya,
karena ia terbebas dari gangguan Turki Usmani.31
Pada tahun 1597 M Abbas I memindahkan ibu kota Daulah Safawiyah ke Isfahan,
sebagai persiapan untuk melanjutkan langkah melakukan perluasan wilayah ekspansinya ke
daerah-daerah bagian timur, setelah memperoleh kemenangan-kemenangan di wilayah timur,
barulah Abbas I mengalihkan serangannya ke wilayah barat, berhadapan dengan Turki
Usmani32
Pada tahun 1598 M ia menyerang dan menaklukkan Herat, kemudian serangan
dilanjutkannya merebut Marw dan Balkh. Setelah kekuatan pemerintahannya mulai pulih dan
terbina kembali, timbul pula hasratnya untuk mengambil wilayah-wilayah kekuasaan Daulah
Safawiyah yang dulu diambil Turki Usmani. Nampaknya rasa permusuhan dari dua Daulah
Islamiyah yang berbeda aliran agama (Syi’ah, Sunni) ini tidak pernah padam sama sekali.
Kapan ada kesempatan disitu mereka berperang.33
Pada tahun 1602 M di saat Turki Usmani berada di bawah pemerintahan Sultan yang
lemah, Sultan Muhammad III pasukan Abbas I mengarahkan serangan-serangannya ke
wilayah-wilayah yang dikuasai dulu oleh Turki Usmani tersebut, kemudian mereka
menyerang dan berhasil menguasai daerah Tabriz, Sirwan dan Baghdad.34
Dengan demikian masa kekuasaan Abbas I adalah masa puncak dari kejayaan Daulah
29
Nasution Syamruddin,op, cit., hlm. 304.
30
Nasution Syamruddin,loc, cit.,
31
Nasution Syamruddin,loc, cit.,
32
Nasution Syamruddin,loc, cit.,
33
Nasution Syamruddin,loc, cit.,
34
Nasution Syamruddin,loc, cit.,
Safawiyah. Secara politik ia dapat mengatasi berbagai pergolakan yang terjadi di dalam
negerinya, meredam konflik-konflik sehingga tercipta stabilitas keamanan, melalui dua hal
tersebut ia pun berhasil kembali mengambil wilayah-wilayah yang pernah direbut oleh
kerajaan lain, terutama, kerajaan Turki Usmani sebelum kekuasaannya.35
Adapun yang menjadi faktor keberhasilan Abbas I dalam ekspansi wilayah, antara lain,
kuatnya dukungan militer, karena pada masa Abbas I sudah ada dua kelompok militer, yaitu
pasukan militer Qisilbash dan pasukan militer Ghullam yang dibentuknya sendiri, mereka
memberikan dukungan penuh bagi ekspansi-ekspansinya.36
Faktor kedua, ambisi Sultan yang sangat besar bagi memperluas wilayah Daulah
Safawiyah sehingga ia rela melakukan perjanjian damai dengan Turki Usmani dan untukitu ia
menyerahkan sebagian wilayah kekuasaannya kepada mereka, masa damai tersebut
dipergunakannya menciptakan keamanan dalam negerinya, bermodalkan keamanan tersebut
ia dapat melakukan ekspansi ke luar.37
Faktor ketiga, didukung oleh kecakapan diri Sultan yang berbakat dan profesional dalam
merancang strategi politik, kapan saatnya harus mengalah dan kapan saatnya harus
menyerang musuh.38
Kemajuan yang dicapai oleh Sultan Abbas I tersebut bukan hanya di bidang ekspansi
wilayah dalam bidang pemerintahan saja, tetapi juga di bidang lain pun39
Berikut urutan penguasa Dinasti Syafawi:
1. Isma’il I (1501-1524 M)
2. Tahmasp I (1524-1576 M)
3. Isma’il II (1576-1577 M)
4. Muhammad Khudabanda (1577-1587 M)
5. Abbas I (1587-1628 M)40
6. Safi Mirza (1628-1642 M)
7. Abbas II (1642-1667 M)
8. Sulaiman (1667-1694 M)
9. Husein I (1694-1722 M)
10. Tahmasp II (1722-1732 M)
35
Nasution Syamruddin,loc, cit.,
36
Nasution Syamruddin,loc, cit.,
37
Nasution Syamruddin,loc, cit.,
38
Nasution Syamruddin,loc, cit.,
39
Nasution Syamruddin,op, cit.,
40
Nasution Syamruddin,op, cit., hlm. 306
11. Abbas III (1732-1736 M)41
2. Bidang Ekonomi
Keberadaan stabilitas politik Dinasti Safawi pada masa Abbas 1 ternyata telah memacu
perkembangan perekonomian. Terlebih setelah kepulauan Hurmuz dikuasai dan pelabuhan
gumrun diubah menjadi Bandar Abbas. Dengan dikuasainya Bandar ini maka salah satu jalur
dagang antara Timur dan Barat yang biasa diperebutkan Belanda,Inggris,dan Prancis
sepenuhnya menjadi milik Dinasti Safawi. Disamping bidang perdagangan, kerajaan Safawi
juga mengalami kemajuan dalam sektor pertanian terutma di daerah sabit subur (Frotile
Crescent). 43
3. Bidang Arsitektur
Kemajuan bidang seni arsitektur ditandai dengan berdirinya sejumlah bangunan megah
yang memperindah Isfahan sebagai ibu kota kerajaan ini. Sejumlah masjid, sekolah, rumah
sakit, jembatan yang memanjang di atas Zende Rud dan Istana Chihil Sutun. Kota Isfahan
juga diperindah dengan kebun wisata yang tertata apik. Ketika Abbas I wafat, di Isfahan
terdapat sejumlah 162 masjid, 48 akademi, 1802 penginapan dan 273 pemandian umum.
Dalam bidang kesenian,kemajuan tampak begitu kentara dalam gaya arsitektur bangunan-
baangunanya,seperti terlihat pada Masjid Shah yang di bangun pada Tahun 1611 M.44
4. Bidang Kesenian
41
Siti Zubaidah, op. cit., hlm. 191.
42
Siti Zubaidah, loc. Cit..
43
Badri Anwar, op. cit., hlm. 191.
44
Badri Anwar, op. cit., hlm. 191.
Dinasti Syafawi mengalami kemajauan yang sangat tinggi dalam bidang seni, antara
lain dalam bidang kerajiana tangan,keramik,karpet, permadani, tembikar dan benda seni
lainya.Seni lukis mulai dirintis sejak zaman Tahmasp1, Raja Ismail 1 pada tahun 1522 M
membawa pelukis Timur ke Bizhad ke Tabriz.45
5. Bidang Tarekat
Sebagaimana diketahui bahwa cikal bakal Dinasti Syafawi adalah gerakan sufistik, yaitu
gerakan tarekat. Oleh karena itu,dibidang Tarekat pun cukup maju. Bahkan gerakan tarekat
pada masa ini tidak berpikir dalam bidang keagamaan, tetapi dalam politik dan pemerintahan.
Beberapa kemajuan dalam peradaban pada masa Dinasti Syafawiyah telah beberapa
mengalami kemajuan. Setelah itu, kerajaan ini mengalami kemuduran. Kemajuan yang
pernah dicapai membuat kerajaan ini menjadi salah satu dari tiga Kerajaan besar di kalangan
umat Islam pada masa itu yang disegani oleh kekutan negara lain, terutama dalam bidang
politik dan militer.Sekalipun Dnasti Syafawi tidak serta dengan kemajuan yang dicapai pada
masa kerajaan islam pada periode klasik.46
Abbas II adalah sultan yang suka minum minuman sehingga Abbas II jatuh sakit dan
meninggal .Meskipun demikian ,dengan bantuan wajir – wazirnya, pada masanya kota
kandahar dapat direbut kembali. Sebagaimana Abbas II , Sulaiman juga seorang Pemabuk. Ia
45
Badri Anwar, op. cit., hlm. 192.
46
Badri Anwar,, loc. Cit..
47
Ah Zaki Fuad,Sejarah Peradaban Islam,hlm 160
48
Nasution Syamruddin , op.cit., hlm.326
bertindak kejam terhadap para pembesar yang dicurigainya. Akhirnya rakyat bersikap masa
bodoh pada pemerintahan.
Sulaiman diganti oleh Syah husein yang alim. Dan ia memberikan kekuasaan yang
besar kepada para ulama syiah yang sering memaksakan pendapatnya terhadap penganut
aliran sunni.Sikap ini membangkitkan kemarahan golongan sunni Afganistan , sehingga
mereka berontak dan berhasil mengakhiri kekuasaan Dinasti Shafawi.49
Pemberontakan bangsa Afghanistan tersebut pertama kali terjadi pada tahun 1709 M.
dibawah pimpinan Mir Vays yang berhasil merebut wilayah Kandahar. Pemberontakan
lainnya terjadi di Herat, suku Ardabil Afganistan berhasil menduduki Masyhad. Mir Vays
digantikan oleh Mir Mahmud dan dapat mempersatukan pasukannya dengan pasukan
Ardabil, Sehingga Mir Mahmud mampu merebut negeri – negeri Afghan dari kekuasaan
Shafawi.
Karena desakan dan ancaman Mir Mahmud , Syah Husein akhirnya mengakui
kekuasaan Mir Mahmud dan mengangkatnya menjadi gubernur di Kandahar dengan gelar
Husein Quli Khan (Budak Husein) .
Dengan pengakuan ini , Mir Mahmud makin leluasa bergerak hingga tahun 1721 M,
Mir Mahmud merebut Kirman dan tak lama menyerang Isfahan dan memaksa Syah Husein
menyerah tanpa syarat . Pada tanggal12 Oktober 1722 M, Syah Husein menyerah dan 25
Oktober 1722 M Mir Mahmud memasuki kota Isfahan dengan penuh kemenangan.
Salah seorang putera Husein ,bernama Tahnasp II , mendapat dukungan penuh dari
suku Qazar dan Rusia. Memproklamasikan dirinya sebagai sultan yang sah dan berkuasa atas
Persia dengan pusat kekuasaannya di kota Astarbad.Pada tahun 1726M Tashmap II bekerja
sama dengan Nazir Khan dari suku Afshar untuk memerangi dan mengusir bangsa Afghan
yang menduduki Isfahan Asyraf, pengganti Mir Mahmud yang berkuasa di Isfahan digempur
dan dikalahkan oleh pasukan Nadir Khan tahun 1729 M. Asyraf sendiri terbunuh dalam
peperangan itu, Dengan demikian Dinasti Shafawi kembali berkuasa, Namun, pada bulan
Agustus 1732 M Tahmasp II dipecat oleh Nadir Khan dan digantikan oleh Abbas III (anak
Tahnasp) yang ketika itu masih kecil .50 Empat tahun setelah itu , tepatnya tanggal 8 Maret
1736 M , Nazir Khan mengangkat dirinya sebagai sultan menggantikan Abbas III. Dinasti
49
Machfud Saefuddin, op.cit., hlm.224
50
Machfud Saefuddin, op.cit., hlm.224
Shafawi pimpinan Nazir Khan kemudian ditaklukan oleh Dinasti Qajar. Dengan demikian
berakhirlah kekuasaan Dinasti Shafawi di Persia. 51
Diantara sebab – sebab kemunduran dan kehancuran Dinasti Syafawi ialah Adanya
konflik yang berkepanjangan dengan Dinasti Usmani. Bagi Dinasti Usmani berdirinya
Dinasti Syafawi yang beraliran syi’ah merupakan ancaman bagi wilayah kekuasaan Dinasti
Utsmani sehingga tidak pernah ada perdamaian antar keduanya , meskipun sempat tercapai
perdamaian pada masa syaikh abbas I , namun tak lama kemudian Abbas I melanjutkan
konflik tersebut.52
Penyebab lainnya adalah karena lemahnya sultan yang diangkat sehinggamereka tidak
dapat mempertahankan kekuasaan yang diwarisinya , apalagi memperluas, sebaliknya yang
terjadi adalah konflik internal yang memperebutkan kekuasaan dikalangan keluarga istana.53
Penyebab penting lainnya adalah karena Para pasukan ghulam (budak-budak) yang
dibentuk Abbas I tidak memiliki semangat perjuangan yang tinggi. Hal ini disebabkan karena
tidak memiliki ketahanan mental dan tidak dipersiapkan secara terlatih serta tidak memilii
bekal rohani.55
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kerajaan Safawi di Persia berdiri ketika kerajaan Usmani sudah mencapai puncak
51
Machfud Saefuddin, op.cit., hlm.225
52
Nasution Syamruddin , op.cit., hlm.326
53
Nasution Syamruddin , op.cit., hlm.326
54
Nasution Syamruddin , op.cit., hlm.327
55
Nasution Syamruddin , op.cit., hlm.328
kejayaannya. Awalnya merupakan gerakan thoriqot yang bertujuan untuk mengkhususkan
pada pembinaan dan pengarahan spiritual keagamaan yang diberi nama Shafawi (al-
Syafawiyah) dan Pada mulanya gerakan tasawuf Safawiyah bertujuan memerangi orang-orang
ingkar, kemudian memerangi orang-orang yang mereka sebut “ahli-ahli bid’ah”. kemudian
berubah menjadi tentara yang teratur fanatik dalam kepercayaan dan menentang setiap orang
yang bermazhab selain syi’ah terutama sunni.setelah menjadi tentara teratur mereka Setelah
mereka menjadi prajurit akhirnya mereka memasuki dunia perpolitikan pada masa
kepemimpinan Juneid (1447M-1460M) dan menjadi Dinasti Syafawi.
Para pasukan ghulam (budak-budak) yang dibentuk Abbas I tidak memiliki semangat
perjuangan yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA