Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA MENURUT


ALQURAN DAN SUNNAH

Disusun Oleh :
Ahmad Fachrur Rozy (135020101111003)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGI
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Alam semesta adalah fana. Pengertian dari alam semesta adalah ruang dimana
di dalamnya terdapat kehidupan biotik maupun abiotik serta segala macam peristiwa
alam yang dapat diungkapkan maupun yang belum dapat diungkapkan oleh manusia.
Ada penciptaan, proses dari ketia-daan menjadi ada, dan akhirnya hancur.
Di antaranya ada penciptaan manusia dan makhluk hidup lainnya. Di sana
berlang-sung pula ribuan, bahkan jutaan proses fisika, kimia, biologi dan proses-
proses lain yang tak diketahui. Sebenarnya seluruh kejadian di alam semesta ini,
sudah terjadi dan kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah
tertera di dalam Al Qur’an. Gambaran jelasnya, bahwa semua proses alam semesta
ini mengikuti dan mengekor pada segala yang tertuang dalam Al Qur’an, apakah
diketahui atau tidak tabir rahasianya oleh manusia.

B. TUJUAN

1. Memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam


2. Mengetahui kejadian alam semesta
3. Mengetahui sunnatullah di alam semesta
4. Mengetahui Teori Big bang
5. Mengetahui Fase Penciptaan Alam Semesta
6.Mengetahui Asal Usul Menurut Hadist
BAB II
PEMBAHASAN

PETUNJUK ISLAM TENTANG ALAM SEMESTA


A. KEJADIAN ALAM SEMESTA

Allah swt telah mengatur semua proses penciptaan bumi. Dan Allah telah
memberitahukan kepada umatnya mengenai penciptaan bumi dan alam semesta
melalui Al-quran. Kitab suci umat islam inilah sumber dari segala macam ilmu
pengetahuan.
Di dalamnya semua ilmu pengetahuan tertulis untuk membantu kita mencari
pengetahuan dan terus mengimani isi-isinya. Dalam hal ini saya berupaya untuk
sedikit menkaji mengenai ayat dalam al-quran yang membahas megenai penciptaan
bumi.
Dalam surat An Naaziat (79) ayat 27 – 33 menerangkan proses penciptaan
bumi dan alam semesta. Dalam ayat tersebut tertulis bumi dan alam semesta tercipta
dalam enam masa. Masih dalam perdebatan mengenai enam masa yang dimaksud.
Entah itu enam tahun, enam hari, enam periode, ataupun enam tahapan. Dalam hal
ini kami mencoba mengkaji enam masa yang dimaksud. Tulisan ini kami ambil dari
berbagai sumber.

”Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah


membinanya,(27)”

          Dalam ayat tersebut dimulailah mengenai masa I penciptaan bumi. Pasa masa I
ini dijelaskan mengenai penciptaaan langit. Dalam ilmu tata surya dikenal dengan
istilah ”Teori Big Bang”. Teori Big Bang adalah salah satu teori ilmu pengetahuan
yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Teori ini
menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari kondisi super padat dan panas, yang
kemudian mengembang sekitar 13.700 juta tahun lalu. alam semesta pertama kali
terbentuk dari ledakan besar. Bukti dari teori ini ialah gelombang mikrokosmik di
angkasa dan juga dari meteorit. Awan debu (dukhan) yang terbentuk dari ledakan
tersebut, terdiri dari hidrogen. Hidrogen adalah unsur pertama yang terbentuk ketika
dukhan berkondensasi sambil berputar dan memadat. Bisa diaktakan awan dan langit
yang kita lihat selama ini adalah bentuk pertama dari penciptaan bumi dan alam
semesta.

     Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub dukhan, menyebar
dan menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, dukhan yang tersisa
berupa piringan, yang kemudian membentuk galaksi. Bintang-bintang dan gas
terbentuk dan mengisi bagian dalam galaksi, menghasilkan struktur filamen
(lembaran) dan void (rongga). Jadi, alam semesta yang kita kenal sekarang bagaikan
kapas, terdapat bagian yang kosong dan bagian yang terisi.
Annaziat ayat 28 :
          ”Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,(28)”
Ayat ini menerangkan masa II dari penciptaan bumi. Dua kata kunci dalam ayat ini
adalah “meninggikan dan menyempurnakan”. Mengembang yang dimaksud adalah
proses berkembangnya seluruh galaksi yang saling menjauh antar satu sama lain.
Dan langit-langit menjadi semakin meninggi. Mengembangnya alam semesta
sebenarnya adalah kelanjutan big bang.

          Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini tidak serta
merta terbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung. Misalnya kelahiran
dan kematian bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini dapat terus mengembang,
atau kemungkinan lainnya akan mengerut.
          Annaziat ayat 29 :
          ”Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang
benderang (29)”

          Memasuki masa III, di sini yang dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-
hari. Allah SWT telah membuat siang-malam secara bergantian. Allah menjadikan
malam yang gelap gulita dan menjadikan siang yang terang benderang. Dapat
diartikan dalam ayat ini Matahari sebagai sumber cahaya dan bumi berputar
mengelilinya. Karena perputaran bumi tersebut terjadilah siang dan malam.
      Annaziat ayat 30 :
          ”Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya (30)” Di masa IV inilah mulai bumi
terbentuk. dimulai dengan pembentukan superkontinen Pangaea di permukaan Bumi.
Annaziat ayat 31 :

“Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-


tumbuhannya(31)”

Pada ayat ini, dijelaskan mengenai masa V penciptaan bumi yaitu evolusi air. Ketika
bumi terbentuk air belum ada. Air diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk
Bumi ketika atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet
kemudian bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. Uap air ini
kemudian turun sebagai hujan yang pertama. setelah air terbentuk, kehidupan
pertama berupa tumbuhan bersel satu pun mulai muncul di dalam air.
Annaziat ayat 32 :

     “Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (32)”


Memasuki masa VI, atau masa terakhir, bumi mulai diisi dengan gunung-gunung
yang terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan air dan munculnya
tumbuhan pertama. Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika
superkontinen Pangaea mulai terpecah.

     Setelah terbentuk gunung, maka diciptakanlah hewan-hewan, dan manusia hingga
sekarang ini.
Dijelaskan dalam Annaziat ayat 33 :
”(semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu”.
     Begitulah kira-kira proses penciptaan bumi. Banyak dari ayat-ayat dan surat lain
yang menjelaskan mengenai penciptaan bumi. Namun saya hanya memfokuskan
kepada surat Annaziat, ayat27-33. untuk lebih jelasnya bisa kaji bersama-sama
kedepannya nanti.
Hikmah apa yang bisa petik?
1.      Dalam surat Al baqarah ayat 2 dijelaskan:
”Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang       
bertaqwa”
Sangat jelas di dalam al quran tidak keraguan seluruh isi di dalamnya. Semuanya
isinya telah terbukti berdasarkan alam yang telah ada, dan juga melalui ilmu
pengetahuan. jika kita terus berpegang teguh pada Al Quran insya Allah kita
termasuk orang yang bertaqwa.
2.  Al quran tidak hanya untuk sekadar di baca, namun diperlukan pengkajian lebih
dalam mengenai segala macam isi-isinya. Di dalamnya terdapat segala macam ilmu
pengetahuan yang bisa terus kita gali.
3.  Segala sesuatu mengenai kehidupan di bumi ini, telah diatur oleh Allah SWT.
Kita tinggal bertaqwa kepada Allah SWT agar diberikan petunjuk kebenaran dalam
hidup ini.

Penemuan di bidang astronomi menyebabkan kosmologi terbagi dalam dua


kelompok.:
1.    Kelompok pertama beranggapan bahwa alam semesta ini statis, dari permulaan
diciptakannya sampai sekarang ini tak berubah.
2.    Kelompok kedua dan yang paling diakui saat ini beranggapan bahwa alam
semesta ini dinamis, bergerak atau beruba dan sampai saat ini masih terus
mengembang/membesar.

Kelompok yang beranggapan bahwa alam semesta ini dinamis ditunjang oleh
ilmu pengetahuan modern. Menurut teori evolusi, pengembangan seperti dibuktikan
oleh adanya big bang, ditafsirkan bahwa alam semesta ini dimulai dengan satu
ledakan dahsyat. Materi yang terdapat dalam alam semesta itu mula-mula berdesakan
satu sama lain dalam suhu dan kepadatan yang sangat tinggi, sehingga hanya berupa
proton, neutron, dan elektron, tidak mampu membentuk susunan yang lebih berat.
Karena mengembang, maka suhu menurun sehingga proton dan neutron berkumpul
membentuk inti atom. Kecepatan mengembang ini menentukan macam atom yang
terbentuk.
Para ahli ilmu alam telah menghitung bahwa masa mendidih itu tidak lebih dari
30 menit. Bila kurang artinya mengembung lebih cepat, alam semesta ini akan
didominir oleh unsur hidrogen. Apabila lebih dari 30 menit, berarti mengembung
lambat, unsur berat akan dominan.

Selama 250 juta tahun sesudah ledakan dahsyat, energi sinar dominan
terhadap materi, transformasi di antara keduanya bisa terjadi sesuai dengan rumus
Einstein, E = mc2. Dalam proses pengembungan ini energi sinar banyak terpakai dan
materi semakin dominan. Setelah 250 juta tahun maka masa dari materi dan sinar
menjadi sama. Sebelum itu, tidak dibayangkan behwa materi larut dalam panas
radiasi, seperti garam larut di air. Pada masa itu, setelah lewat 250 juta tahun, materi
dan gravitasi dominan, terdapat differensiasi yang tadinya homogen. Bola-bola gas
masa galaxi terbentuk dengan garis tengah kurang lebih 40.000 tahun cahaya dan
masanya 200 juta kali massa matahari kita. Awan gas gelap itu kemudian
berdifferensiasi atau berkondensasi menjadi bola-bola gas bintang yang berkontraksi
sangat cepat. Akibat kontraksi atau pemadatan itu maka suhu naik sampai
20.000.000 derajat, yaitu threshold reaksi inti, dan bintang  itupun mulai bercahaya.

Karena sebagian dari materi terhisap ke pusat bintang, maka planet dibentuk
dari sisa-sisanya. Yaitu butir-butir debu berbenturan satu sama lain dan membentuk
massa yang lebih besar, berseliweran di ruang angkasa dan makin lama makin besar
sehingga terbentuk planet-planet ataupun benda angkasa lainnya selain bintang.

Diperkirakan proses pengembangan alam semesta tersebut  masih


berlangsung hingga saat ini. Dimana setiap galaksi satu dan galaksi lainnya saling
berjauhan satu sama lain setiap waktunya. Proses ini akan terus berlangsung hingga
akhir jaman, dimana alam semesta sudah tidak memiliki energi yang menopangnya
lagi dan alam ini sudah mencapai batas akhir dari proses pengembangannya. Hingga
akhirnya alam semesta ini runtuh. Tak bisa kita bayangkan kerusakan apa yang akan
terjadi ketika bumi, planet yang menjadi rumah bagi manusia, tertimpa reruntuhan
alam semesta yang tak terhingga besarnya.

B. SUNNATULLAH di ALAM SEMESTA

Ketentuan Allah Swt. terhadap alam semesta bersifat mutlak, tetap, dan
berlaku terus-menerus. Mutlak, karena berlaku umum bagi seluruh makhluk dan
tidak ada yang bisa menolaknya. Tetap, karena tidak berubah kecuali Allah Swt.
sendiri menghendakinya untuk menunjukkan kekuasaan-Nya sebagaimana yang
terjadi pada mukjizat dan karamah. Terus-menerus, karena tidak berhenti selama ada
sebab-musababnya. Pelanggaran terhadap ketentuan ini akan berakibat fatal yang
dapat dirasakan langsung atau tidak langsung, sekarang atau kemudian hari.

Sunatullah pasti menjaga segala keseimbangan yang terdapat di alam semesta


ini. Jika ada sesuatu hal yang telah merusak sesuatu keseimbangan di alam semesta
ini, secara melampaui batas atau berlebihan (berbuat dosa atau kezaliman), dari yang
amat ringan sampai amat berat, maka melalui sunatullah, Allah justru pasti berbuat
setimpal, untuk mengembalikan keseimbangan, serta sekaligus pasti menghukum hal
yang telah merusaknya (secara lahiriah dan terutama batiniah).

Perlu diketahui, bahwa Allah sama sekali bukan menjaga keseimbangan, dengan
mengembalikan segala halnya kembali kepada segala keadaan awalnya semula.
Namun Allah justru menjaga keseimbangan, dengan membentuk keseimbangan yang
baru, beserta segala keadaannya yang juga baru (lahiriah dan batiniah).

Pada tiap aksi pasti ada pula reaksi yang berlawanan, yang sesuai dengan besarnya
pengaruh dari aksi tersebut. Hal serupa ini juga telah umum dikenal dalam teori
ilmu-fisika, tentang gaya aksi-reaksi.

Namun keseimbangan sebagai wujud dari ke-Maha Adil-an Allah, hanya tampak
lebih jelas jika diperhatikan keseluruhan aspeknya (aspek lahiriah dan terutama
aspek batiniah). Bahkan hakekat utama dari ke-Maha Adil-an Allah, justru terletak
pada alam batiniah ruh tiap makhluk-Nya (alam pikiran atau alam akhiratnya), sama
sekali bukan terletak pada alam fisik-lahiriah-duniawi, yang memang fana, terbatas,
semu dan mudah menyesatkan.
Contoh sederhananya antara-lain:
 Betapapun hebatnya kaum kafir secara fisik-lahiriah, mereka tidak akan
pernah bisa mengalahkan kaum Mukmin. Karena pencarian mereka yang
berlebihan atas hal-hal fisik-lahiriah, justru memiliki segala pengaruh amat
buruk. Hal terpentingnya, kaum kafir pasti mengalami kerusakan rohani-
moral-spiritual (melemah keyakinan batiniah), ketika mereka telah terlalu
mengagungkan hal-hal duniawi. Padahal amat banyak beban dosa, yang bisa
timbul dari pencarian berlebihan atas hal-hal duniawi itu. Padahal dasar
utama timbulnya tiap kekafiran, adalah tiap manusia terlalu berlebihan, dalam
memperturutkan segala nafsu-keinginan duniawinya.
 Pada sesuatu kezaliman (berlaku melampaui batas atau berlebihan, dalam
menganiaya diri sendiri, orang atau makhluk lain, alam sekitar, dsb) pasti ada
azab-Nya. Jika hutan dieksploitasi berlebihan misalnya, maka pasti timbul
azab-Nya yang berupa banjir; erosi dan longsor; kematian; dsb. Namun azab-
Nya yang lebih utama, justru pada alam batiniah ruh para pelakunya.
Sedangkan bagi 'para korbannya', kezaliman itu sendiri adalah suatu bentuk
ujian-Nya, yang 'sebenarnya' sama sekali tidak merugikannya, walaupun
memang memberatkannya. Karena pasti ada segala bentuk keringanan dan
pahala-Nya, bagi orang-orang yang sedang mengalami ujian-Nya.
 Allah pasti akan mengutus para nabi dan rasul-Nya ataupun orang-orang yang
arif-bijaksana, untuk membawa segala pengajaran dan tuntunan-Nya (untuk
membawa perbaikan), kepada kaum yang banyak melakukan segala bentuk
kemungkaran, dari lingkup kalangan kaum itu sendiri.

C. Teori Big Bang

Big Bang merupakan model penciptaan alam semesta yang menerangkan bahwa
alam semesta telah “diciptakan dari ketiadaan.” Edwin Hubble (1929) memulai
penelitian di observatorium Mount Wilson California, Amerika. Dia membuat salah
satu penemuan terbesar di sepanjang sejarah astronomi. Ketika mengamati bintang-
bintang dengan teleskop raksasa, ia menemukan bahwa mereka memancarkan cahaya
merah sesuai dengan jaraknya. Hal ini berarti bahwa bintang-bintang ini “bergerak
menjauhi” kita. Sebab, menurut hukum fisika yang diketahui, spektrum dari sumber
cahaya yang sedang bergerak mendekati pengamat cenderung ke warna ungu,
sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung ke warna merah.
Sebelumnya, Hubble telah membuat penemuan penting lain. Bintang dan galaksi
bergerak tak hanya menjauhi kita, tapi juga menjauhi satu sama lain.Dari sini dapat
disimpulkan dari suatu alam semesta di mana segala sesuatunya bergerak menjauhi
satu sama lain adalah bahwa ia terus-menerus “mengembang”.
Adapun arti mengembang, maka ini menunjukan bahwa pada awalnya ia berasal dari
satu titik tunggal. Perhitungan menunjukkan bahwa “titik tunggal” ini yang berisi
semua materi alam semesta haruslah memiliki “‘volume nol”, dan “kepadatan tak
hingga”. Alam semesta telah terbentuk melalui ledakan titik tunggal bervolume nol
ini.dan ledakan inilah yang disebut dengan Big Bang.
Teori Big Bang menunjukkan, semua benda di alam semesta pada awalnya adalah
satu wujud, dan kemudian terpisah-pisah. Ini diartikan bahwa keseluruhan materi
diciptakan melalui Big Bang atau ledakan raksasa dari satu titik tunggal, dan
membentuk alam semesta kini dengan cara pemisahan satu dari yang lain.
D . Fase-Fase Penciptaan Alam Semesta Menurut Al-Quran
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata ‘fase’ adalah tingkatan masa
(perubahan, perkembangan, dsb)[1]. Sehingga dapat disimpulkan perkembangan
ataupun perubahan tahap-tahap penciptaan alam semesta dalam hal ini ditinjau dari
al-Qur’an dan tidak lupa juga menyertakan penjelasan di dalam Hadits. Akan tetapi,
menyusun tahapan penciptaan alam semesta di dalam a-Qur’an bukan perkara yang
mudah – disamping minimnya referensi terutama asbabun nuzul (sebab-sebab
turunnya ayat) ataupun penjelasan dari hadits berkaitan dengan fase-fase penciptaan
diperparah dengan kemunculan cerita-cerita dari Israiliyat dan hadits yang dlaif
maupun maudlu (palsu).
Sebab, dari segi susunan ayat yang menerangkan tahapan penciptaan di dalam al-
Qur’an seolah mengalir seperti firman Allah di dalam surat Fushilat ayat 9-12. Tidak
seperti puzzle yang memang harus disusun sehingga membentuk satuan gambar yang
utuh bisa dikenali. Namun, jika disusun seperti puzzle yang pernah kita mainkan
maka akan membentuk sebuah gambaran penciptaan alam semesta yang saat ini
dunia akui keabsahannya dari berbagai rangkaian eksperimen dan bukti yang otentik.
Enam Masa Penciptaan Alam Semesta
Al-Qur’an menyebutkan dalam sittati ayyaamin yang berarti enam masa yang
panjang.
Sebagaimana dalam al-qur’an (Q.S. Al-Sajdah [32] :4 ):
ِ ْ‫ض َو َمابَ ْينَهُ َما فِي ِستَّ ِة أَي ٍَّام ثُ َّم ا ْستَ َوى َعلَى ْال َعر‬
ٍ ِ‫ف‬V‫ش َما لَ ُك ْم ِم ْندُونِ ِه ِم ْن َولِ ٍّي َواَل َش‬
‫يع‬ َ ْ‫ت َواأْل َر‬ َ َ‫هَّللا ُ الَّ ِذي خَ ل‬
ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬
َ‫أَفَاَل تَتَ َذ َّكرُون‬
Artinya : “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada
diantara keduanya dalam waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas
Arsy.Kamu semua tidak memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain
diri-Nya. Lalu, apakah kamu tidak memperhatikannya ?”
Dari ayat di atas Allah SWT menyebutkan penciptaan langit dan bumi dalam enam
masa (sittati ayyaamin) selanjutnya para mufasir bersepakat dalam menafsirkan ayat
ini, bahwa yang disebut dengan (sittati ayyaamin) adalah enam tahapan atau proses
bukan enam hari sebagaimana mengartikan kata ayyaamin.
Adapun kronologis penciptaan dalam Al-Qur’an adalah :

Fase Pertama
َ‫ض َكانَتَا َر ْتقًا فَفَتَ ْقنَاهُ َما َو َج َع ْلنَا ِمنَ ْال َما ِء ك َّل َش ْي ٍء َح ٍّي أَفَاَل ي ُْؤ ِمنُون‬
َ ْ‫ت َواأْل َر‬ َ ‫َولَ ْميَ َرالَّ ِذينَ َكفَرُواأَ َّن ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬
Artinya: “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya…”(Q.S. AlAnbiya [21] :30)
Ini dimulai dengan sebuah ldakan besar (bigbang) sekitar 12-20 miliar tahun
lalu.Inilah awal terciptanya materi, energy, dan waktu. “Ledakan” pada hakikatnya
adalah pengembangan ruang.Materi yang mula-mula terbentuk adalah hydrogen yang
menjadi bahan dasar bagi bintang-bintang generasi pertama.Hasi fusi nuklir antara
inti-inti hydrogen, meghasilkan unsure-unsur yang lebih berat, seperti karbon,
oksigen, sampai besi atau disebut juga Nukleosintesis Big Bang.
Nukleosintesis Big Bang terjadi pada tiga menit pertama penciptaan alam semesta
dan bertanggung jawab atas banyak perbandingan kelimpahan 1H (protium), 2H
(deuterium), 3He (helium-3), dan 4He (helium-4), di alam semesta.Meskipun 4He
terus saja dihasilkan oleh mekanisme lainnya (seperti fusi bintang dan peluruhan
alfa) dan jumlah jejak 1H terus saja dihasilkan oleh spalasi dan jenis-jenis khusus
peluruhan radioaktif (pelepasan proton dan pelepasan neutron), sebagian besar massa
isotop-isotop ini di alam semesta, dan semua kecuali jejak-jejak yang tidak signifikan
dari 3He dan deuterium di alam semesta yang dihasilkan oleh proses langka seperti
peluruhan kluster, dianggap dihasilkan di dalam proses Big Bang. Inti atom unsur-
unsur ini, bersama-sama 7Li, dan 7Be diyakini terbentuk ketika alam semesta
berumur 100 sampai 300 detik, setelah plasma kuark–gluon primordial membeku
untuk membentuk proton dan neutron. Karena periode nukleosintesis Big Bang
sangat singkat sebelum terhentikan oleh pengembangan dan pendinginan, tidak ada
unsur yang lebih berat daripada litium yang dapat dibentuk.(Unsur-unsur terbentuk
pada waktu ini adalah dalam keadaan plasma, dan tidak mendingin ke keadaan atom-
atom netral hingga waktu lama).
Fase Kedua
‫ت َوهُ َوبِ ُكلِّ َش ْي ٍء َعلِي ٌم‬
ٍ ‫اوا‬ ِ ْ‫هُ َوالَّ ِذي َخلَقَلَ ُك ْم َمافِي اأْل َر‬
َ ‫ض َج ِميعًا ثُ َّم ا ْست ََوى إِلَى ال َّس َما ِء فَ َسوَّاه َُّن َس ْب َع َس َم‬
Artinya : “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia
Maha mengetahui segala sesuatu” (Q.S. Al-Baqarah [2] : 29)
Masa ini adalah pembentukan langit. Pengetahuan saat ini menunjukan bahwa langit
biru hanyalah disebabkan hamburan cahaya matahari oleh partikel-partikel atmosfer.
Di luar atmosfer langit biru tak ada lagi, yang ada hanyalah titik cahaya bintang ,
galaxy, dan benda-benda langit lainnya. Jadi, langit bukanlah hanya kubah biru yang
ada di atas sana, melainkan keseluruhan yang ada di atas sana (bintang-bintang,
galaxy, dan benda-benda langit lainnya), maka itulah hakikat langit yang
sesungguhnya. Adapun dalam fase ini, pembentukan bintang-bintang di dalam
galaxy yang masih berlangsung hingga saat ini.

Fase Ketiga
Pada masa ini dalam penciptaan alam semesta adalah proses penciptaan tata surya,
termasuk bumi. Selain itu pada masa ini juga terjadi proses pembentukan matahari
sekitar 4,6 miliar tahun lalu dan mulai di pancarkannya cahaya dan angin matahari.
Proto-bumi (bayi bumi) yang telah terbentuk terus berotasi menghasilkan fenomena
siang dan malam di bumi sebagaimana yang Allah SWT firmankan dengan indah :
‫ضُحاهَا‬
َ ‫ش لَ ْيلَهَا َو أَ ْخ َر َج‬
َ َ‫َوأَ ْغط‬
Artinya : “dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya
terang benderang.” Q.S An-Nazi’at [79] : 29

Fase Keempat
Bumi yang terbentuk dari debu-debu antarbintang yang dingin mulai menghangat
dengan pemanasan sinar matahari dan pemanasan dari dalam (endogenik) dari
peluruhan unsure-unsur radioaktif di bawah kulit bumi.
Akibat pemanasan endogenik itu materi di bawahkulit bumi menjadi lebu,antara lain
muncul sebagai lava dari gunung api. Batuan basalt yang menjadi dasar lautan dan
granit yang menjadi batuan utama di daratan merupakan hasil pembekuan materi
leburan tersebut. Pemadatan kulit bumiyang menjadi dasar lautan dan daratan itulah
yang tampaknya dimaksudkan “penghamparan bumi” .sebagaimana Allah SWT
berfirman :
َ ْ‫َواأْل َر‬
َ ِ‫ض بَ ْع َد َذل‬
‫ك َد َحاهَا‬
Artinya :“dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.”(Q.S. an-Naziat [79] :30)

Fase Kelima
Hadirnya air dan atmosfer di bumi menjadi prasyarat terciptanya kehidupan di bumi.
Sebagaimana firmanAllah SWT :
… َ‫َو َج َع ْلنَا ِمنَ ْال َما ِء ُك َّل َش ْي ٍء َح ٍّي أَفَاَل ي ُْؤ ِمنُون‬
Artinya :“…dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup… “ (Q.S. al-anbiya
[21] : 30
Selain itu, pemanasan matahari menimbulkan fenomena cuaca dibumi, yakni awan
dan halilintar. Melimpahnya air laut dan kondisi atmosfer purba yang kaya akan gas
metan (CH4)dan ammonia (NH3) serta sama sekali tidak mengandung oksigenbebas
dengan bantuan energy listrik dan halilintar diduga menjadi awal kelahiran senyawa
organic.Senyawa organic yang mengikuti aliran air akhirnya tertumpuk di laut.
Kehidupan diperkirakan bermula dari laut yang hangat sekitar 3,5 miliar tahun lalu
berdasarkan fosil tertua yang pernah ditemukan. Sebagaimana dikembalikan pada
surat Al Anbiya [21] ayat 30 yang telah menyebutkan bahwasannya semua makhluk
hidup berasal dari air.
Fase Keenam
Masa keenam dalam proses penciptaan ala mini adalah dengan lahirnya kehidupan di
bumi yang dimulai dari makhluk bersel tunggal dan tumbuh-tumbuhan.Hadirnya
tumbuhan dan proses fotosintesis sekitar 2 miliar tahun lalu menyebabkan atmosfer
mulai terisi dengan oksigen bebas. Pada masa ini pula proses geologis yang
menyebabkan pergeseran lempengan tektonik dan lahirnya rantai pegunungan di
bumi terus berlanjut.
Setelah mengkaji cara Al-Quran menjelaskan tentang penciptaan alam semesta.
Penulis menyadari bahwa ilmu pengetahuan dan Al-Qur’an adalah bagaikan dua sisi
mata uang yang tak bisa dipisahkan antara satu sama lainnya. Seperti yang penulis
kutip dari seorang ilmuan besar Albert Einsten: ”religion without science is blind and
science without religion is damage.” (Albert Einstein, 1960)
Ilmu yang tidak disertai dengan agama akan hancur dan tumbang karena tidak
adanya kekuatan iman. Sedangkan agama tanpa ilmu akan menjadi rusak karena
akan dapat salah mengartikannya. Sebagaimana orang-orang materalis yang selalu
menentang akan adanya penciptaan alam semesta. Ini merupakan contoh yang sangat
signifikan jika ilmu pengetahuan tidak disertai dengan ajaran-ajaran agama.

E. Terbentuknya Alam Semesta menurut Hadist.

Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah saw. ditanya tentang itu dan berkata,
'Ketika Allah ingin menyempurnakan ciptaan-Nya, dan hanya Adam
yang tersisia untuk diciptakan, maka Dia menciptakan dua matahari
dari cahaya ‘Arsy-Nya. Pada matahari yang satu, dengan pengetahuan-
Nya, Dia menentukan, bahwa Dia menciptakannya seperti matahari
yang tampak di dunia saat ini, bersama tempat-tempat terbit dan
terbenamnya. Matahari satunya lagi, dengan pengetahuannya, Dia akan
menghancurkan dan mengubah bentuknya menjadi sebuah bulan, dan
Dia menciptakan bulan dengan kekuatannya yang lebih sedikit
daripada matahari. Tapi seseorang hanya melihat matahari sebagai
benda yang kecil dikarenaan begitu jauhnya jarak langit dari bumi. Jika
Allah membiarkan matahari kedua sebagaimana dia tercipta awalnya,
maka tidak seorangpun dari kita yang pernah mengalami malam
ataupun siang dari malam. Para pekerja tidak tahu kapan saatnya
bekerja, atau kapan mengambil upahnya. Yang puasa tidak tahu sampai
kapan waktunya berpuasa dan kapan berbuka, dan seorang perempuan
tidak tahu bagaimana cara menghitung masa ‘iddahnya. Para muslim
tidak tahu waktu-waktu shalatnya, atau kapan mengerjakan haji.
Tukang kredit tidak tahu kapan waktu untuk menagih, kapan orang ke
ladang atau kapan kita mengistirahatkan tubuh kita. Allah Maha
Penjaga dan Maha Penyayang kepada abdi-Nya. Dia lalu mengutus
Jibril as, dan memerintahkan sayapnya untuk menuup wajah Bulan
sebanyak tiga kali, ketika cahayanya seterang Matahari, lalu
berkuranglah radiasinya; tapi cahayanya tetap ada di dalamnya.
Kegelapan di dalam Bulan, seperti kerutan-kerutan di dalamnya itu
tidak lain tidak bukan adalah jejak yang terhapus. Lalu Allah
menciptakan Matahari dari sinar cemerlang Cahaya-Nya. Lalu Allah
menciptakan sebuah roda pada Matahari yang padanya terdapat tiga
ratus enam puluh jari-jari. Dan dari para malaikat Langit lapis satu,
diambil sebanyak tiga ratus enam puluh (360 = lingkaran) malaikat
yang bertugas atas Matahari dan roda putarannya. Setiap satu malaikat
bergantung kepada satu jari roda.
BAB III
KESIMPULAN
1. alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar. Bukti dari teori ini
ialah gelombang mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit. Awan debu
(dukhan) yang terbentuk dari ledakan tersebut, terdiri dari hidrogen. Hidrogen
adalah unsur pertama yang terbentuk ketika dukhan berkondensasi sambil
berputar dan memadat. Bisa diaktakan awan dan langit yang kita lihat selama
ini adalah bentuk pertama dari penciptaan bumi dan alam semesta.
Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub dukhan, menyebar
dan menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, dukhan yang
tersisa berupa piringan, yang kemudian membentuk galaksi. Bintang-bintang
dan gas terbentuk dan mengisi bagian dalam galaksi, menghasilkan struktur
filamen (lembaran) dan void (rongga). Jadi, alam semesta yang kita kenal
sekarang bagaikan kapas, terdapat bagian yang kosong dan bagian yang terisi.

2. Sunatullah pasti menjaga segala keseimbangan yang terdapat di alam semesta


ini. Jika ada sesuatu hal yang telah merusak sesuatu keseimbangan di alam
semesta ini, secara melampaui batas atau berlebihan (berbuat dosa atau
kezaliman), dari yang amat ringan sampai amat berat, maka melalui
sunatullah, Allah justru pasti berbuat setimpal, untuk mengembalikan
keseimbangan, serta sekaligus pasti menghukum hal yang telah merusaknya
(secara lahiriah dan terutama batiniah).

3. Menurut teori Big Crunch, alam semesta akan mulai runtuh perlahan-lahan
dan kemudian akan semakin menambah kecepatan. Pada akhir proses alam
semesta akan memiliki kepadatan yang tak terbatas dan menjadi jauh panas
dan kecil. Ini teori ilmiah berjalan sejajar dengan penjelasan Al-Qur'an dari
konsep ilmiah tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

http://uislamicbooks.blogspot.com

http://selidik86.blogspot.com

http://kutukuliah.blogspot.com

http://www.poztmo.com

Anda mungkin juga menyukai