Anda di halaman 1dari 8

TASAWUF PADA MASA NABI MUHAMMAD SAMPAI SAHABAT

Makalah ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“Akhlak Tasawuf”

Oleh:

1. Ahmad fachrur rozy (1708026024)


2. Muhamad fawaz bahaq
3. Siti fatimah

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2019
BAB 1
Pendahuluan

a. Latar belakang

Ilmu tasawuf diibaratkan jantungnya agama Islam oleh karena itu sangat penting bagi
kita untuk mempelajarinya. Perkembangannya sejalan dengan Islam itu sendiri karena pada
dasarnya akar ilmu tasawuf adalah perilaku nabi Muhammad selama menjadi Rasul. Tidak
luput dari ingatan bahwa perilaku nabi Muhammad juga ditiru oleh para sahabatnya. Untuk
menguak misteri itu maka dibuatlah makalah ini agar dapat menjelaskan sejarah dan contoh-
contoh perilaku yang dapat ditiru.Tasawuf betujuan untuk memperoleh suatu hubungan
langsung dari ALLAH SWT.Kesadaran tersebut akan menuju konteks komunikasi dan
diolog antara ruh manusia dengan Allah SWT melalui cara mengasingkan diri.Sejarah
perkembangan tasawuf dalam islam bersamaan dengan kelahiran agama islam itu
sendiri,yaitu semenjak Nabi Muhamad SAW diutus menjadi Rosul, bahkan sebelum beliu di
angkat menjadi rosul.Fakta sejarah menunjukkan bahwa pribadi Nabi Muhamad SAW
sebelum diangkat menjadi rosul telah mencerminkan ciri dan prilaku kehidupan sufi dengan
melakukan tahannus di Gua Hiro’dan kehidupan sehari hari yang sangat
sederhana,disamping menghabiskan waktu untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada
Allah SWT.

b. Rumusan masalah

1.Apa perkembangan tasawuf pada masa nabi Muhamad SAW?


2. Apa perkembangan tasawuf pada masa sahabat?

C. Tujuan

1 Untuk memahami perkembangan tasawuf pada masa nabi Muhamad SAW?


2. Untuk memahami perkembangan tasawuf pada masa sahabat

BAB 2
PEMBAHAAAN

1.Perkembangan tasawuf pada masa nabi Muhammad SAW

Kalau berbicara soal tashawuf tidak akan bisa di lepaskan akan perbuatan yang semata-mata
untuk Allah. Tapi apa kalian tahu bahwa tashawuf sudah ada pada masa Nabi Muhammad s.a.w.
beserta para sahabatnya. Kalau kalian ingin tahu akan hal itu mari kita simak beberapa bukti dan
sejarah tashawwuf pada masa Nabi Muhammad s.a.w. beserta para sahabat.
Bila berbicara mengenai masalah sejarah pertumbuhan dan perkembangan Tashawwuf dalam
Islam. Maka sesungguhnya pertumbuhan dan perkembangan Tashawwuf itu sama saja dengan
perkembangan Islam itu sendiri.1
Kehidupan Rasulullah s.a.w. telah mencerminkan ciri-ciri dan perilaku kehidupan seorang
Tokoh Sufi yang sangat sederhana dan menderita disamping itu beliau menghabiskan waktunya dalam
berIbadat dan berTaqarrub kepada Allah S.W.T. meskipun beliau belum resmi diangkat sebagai Rasul-
Nya. Rasulullah sering kali melakukan uzla di Gua Hira selama berbulan-bulan sampai beliau
menerima wahyu pertama.
Bahwa yang memberi dasar tentang Tashawwuf ialah Nabi Muhammad s.a.w. sendiri yang
berdasarkan pada wahyu dari Allah S.W.T. Kalau berbicara soal awal mula Tashawwuf dapatlah
dilihat dari Tahannuts Rasulullah s.a.w di Gua Hira.Tahannuts Rasulullah s.a.w. memang untuk
mensucikan Rohani akan tetapi karena hal itu bukan Ajaran Allah maka hal tersebut tidak bisa
dikatakan sebagai awal mula lahirnya ajaran Thasawwuf.
Di dalam buku : “”Syakhshuaat Shufiat, milik dari Al-Ustaz Syekh Thaha Abdul Baqy Surur,
beliau telah berkata : ““Bahwa kehidupan Rasulullah s.a.w. sebelum menjadi Rasul dan Nabi, lebih-
lebih setelah beliau bertugas menjadi Nabi dan rasul dari Allah s.w.t. Telah dijadikan teladan utama
bagi sekalian ummat manusia, dan juga sekalian orang-orang tokoh shufi yang tidak menyeleweng ke
jurusan Agama-agama yang lain dari Islam. ”2

Setelah beliau resmi diangkat menjadi Rasul dan Nabi Utusan Allah S.W.T., keadaan dan cara
hidup beliau masih ditandai oleh jiwa dan suasana kerakyatab, meskipun beliau berada didalam
lingkaran hidup yang serba dapat terpenuhi keinginannya. Pada waktu malam hari, sedikit sekali
beliau tidur, waktunya dihabiskan hanya untuk bertawajjuh kepada Allah dan memeperbanyak dzikir
kepada Allah.
Tempat tidurnya hanya terbuat dari balai kayu biasa dengan alasnya dari daun kurma, tidak
pernah memakai pakaian yang terdiri dari wool meski mampu mebelinya. Beliau lebih cinta dalam

1
Ust.Labib Mz, Memahami Ajaran Tashowuf, (Surabaya:Tiga Dua,2000), hlm.35.
2
Ibid.,hlm. 89.
suasana hidup sederhana daripada hidup bermewah-mewahan. Peri hidup Nabi Muhammad s.a.w.
sudah cukup menjadi suri tauladan bagi para tokoh Shufi yang ingin menempuh jalan kebenaran.
Selama di Gua Hira’ yang ia kerjakan hanyalah tafakkur, beribadah dan hidup sebagai seorang
yang zahid. Beliau hidup sederhana, terkadang mengenakan pakaian tambalan, tidak memakan
makanan atau memium minuman kecuali halal, dan setiap malam senantiasa beribadah kepada Allah
SWT.
Di kalangan para sahabat pun ada pula orang yang mengikuti praktek bertasawuf
sebagaimana diamalkan oleh Nabi Muhammad SAW. Abu Bakar Ash-Shiddiq misalnya berkata: “Aku
mendapatkan kemuliaan dalam ketakwaan, kefanaan dalam keagungan dan rendah hati. Demikian
pula khalifah Umar Ibn Khattab pada suatu ketika pernah berkhutbah di hadapan jamaah kaum
muslimin dalam keadaan berpakaian yang sangat sederhana. Selanjutnya khalifah Usman Ibn ‘Affan
banyak menghabiskan waktunya untuk beribadah dan membaca al-Qur’an, Baginya al-Qur’an ibarat
surat dari kekasih yang selalu dibawa dan dibaca ke manapun ia pergi. Demikian pula sahabat-sahabat
lainnya seperti Abu Dzar al-Ghiffari, Tamin Darmy, dan Huzafah al-Yamani. 3
Tashawwuf adalah yang mengajari manusia cinta kepada Allah s.w.t. dengan cinta hamba
kepada Tuhannya, dan yang mangajari manusia rindu kepada Tuhan Rahman dan Rahim. Dunia boleh
dimanfaatkan, tetapi jangan terpengaruh oleh godaannya. Orang yang telah mengingkari patokan dari
Rasulullah s.a.w. adalah orang yang sesat bukan termasuk ummat Muhammad s.a.w.
Jadi ciri khas Tashawwuf dimasa Rasulullah ialah berpegang teguhnya kaum muslimin
dengan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad s.a.w.

2.Perkembangan tasawuf pada masa sahabat

Demikian pula peri kehidupan para sahabat yang telah mencontoh langsung cara hidup Nabi
Muhammad s.a.w. Mereka adalah manusia-manusia yang berakhlak mulia dan telah membaktikan
hidupnya untuk kepentingan agama Islam.
Beberapa sahabat yang tergolong sufi di abad pertama, dan berfungsi sebagai maha guru bagi
pendatang dari luar kota Madinah, yang tertarik kepada kehidupan sufi, para sahabat-sahabat tersebut
antara lain: Salman Al-Farisiy, Abu Zar Al-Ghifary, Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar
As- Siddiq, Usman bin Affan dll.4Ciri lain yang terdapat pada perkembangan tasawuf di abad pertama
dan kedua Hijriyah, adalah kemurniannya dibandingkan dengan kemurnian Tasawuf di abad- abad
sesudanya. Karena pada abad abad itu, ajaran Tasawuf sesudah mulai ternodai oleh filsafat berserta

3
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A, Akhlak Tasawuf, (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2003 ), hlm. 183-184
4
Ibid, h.210
tradisi agama dan keprcayaan yang dianut oleh manusia sebelum islam. Maka pada abad sesudanya,
sudah mulai terlihat adanya perbedaan ajaran Tasawuf dengan corak Teologi dan Filsafi, yang lama
kelamaan perbedaan ajarannya semakin jauh sehingga kecurigaan antara suatu penganut Tasawuf
dengan yang lainnya semakin menonjol, yang pada akhirnya permusuhan antara mereka tidak dapat
dielakan. Ditambah lagi dengan mulai timbulnya kecurigaan Ahli Fiqih terhadap Tasawuf, baik yang
penganut corak Tasawuf Teologi, lebih- lebih terhadap penganut Tasawuf Flsafat. 5 Para sahabat juga
mencontohi kehidupan Rasulullah yang serba sederhana, di mana hidupnya hanya semata-mata
diabdikan kepada Tuhannya. Beberapa sahabat yang tergolong sufi di abad pertama, dan berfungsi
sebagai Mahaguru bagi pendatang dari luar kota Madinah, yang tertarik kepada kehidupan sufi.
Sahabat-sahabat yang dimaksudkannya, antara lain:

a) Abu Bakar As-Siddiq; wafat pada tahun 13 H.

Beliau adalah saudagar yang kaya-raya ketika masih berada di Mekah. Tetapi ketika
ia Hijrah ke Madinah, harta kekayaannya telah habis disumbangkan untuk kepentingan
tegaknya agama Allah, sehingga ia dan keluarganya mengalami kemiskinan dalam hidupnya.

b) Umar bin Khattab; wafat tahun 23 H.


Beliau orang yang tinggi kasih sayangnya terhadap sesama manusia. Maka ketika ia
menjadi khalifah, beliau selalu mengadakan pengamatan langsung terhadap keadaan
rakyatnya.

c) Usman bin Affan, wafat tahun 35 H.

Meskipun ia diberikan kelapangan rizki oleh Allah, namun ia selalu ingin hidup
sederhana. Sedangkan harta kekayaannya yang melimpah ruah, selalu dijadikan sarana untuk
menolong orang-orang miskin, hal ini bergambar pada dirinya bahwa ia termasuk sufi karena
beliau tidak tertarik kepada kekayaan atau kesenangan duniawi.

d) Ali bin Abi Thalib, wafat tahun 40 H.


Beliau juga orang yang senang hidup sederhana, sehingga diriwayatkan bahwa ketika
sahabat lain berkata kepadanya: mengapa khalifah senang memakai baju itu, padahal sudah
robek-robek? Ali menjawab, aku senang memakainya agar menjadi teladan kepada orang
banyak, sehingga mereka mengerti bahwa hidup sederhana merupakan sikap yang mulia.

e) Salman Al-Farisy
Sejak Salman masih beragama Masehi, ia sudah dikenal sebagai orang yang sangat
arif dan mengetahui secara mendalam ilmu-ilmu gaib. Ia pernah meramalkan akan datangnya
5
Ibid, h.219
seorang Rasul yang terakhir (Nabi Muhammad). Ia pun tergolong ahli zuhud orang-orang
Masehi yang senang mengembara ke berbagai negeri dengan cara hidup yang miskin, padahal
ia adalah seorang putera bagi penguasa yang kaya raya di suatu negeri. Ketika bertemu
dengan Rasulullah, ia langsung mempercayai ajarannya, karena telah melihat tanda-tanda
yang pernah diberitakan sebelumnya dalam kitab injil.mdan ketika ia menganut agama islam,
ia tertarik kepada ajaran Tasawuf, sehingga sangat sangat tekun mencontohi kehidupan nabi
dalam bidang tersebut. Dalam kehidupannnya sebagai seorang sufi, maka ia tergolong dari
“Ahlus Suffah” yang selalu mengamalkan ajaran zuhud; yang pada akhir ajarannya tersebut
berkembang di kota Basrah di akhir abad ke dua Hijriyah.
f. Abu Zar Al-Ghifary
Ia adalah seorang sufi yang selalu mengamalkan ajaran zuhud yang telah di rintis oleh
Abu Bakar dan Umar. Ia lebih senang memilih cara hidup miskin, dan tidak pernah merasa
menderita bila di timpa cobaan.
g. Ammar bin Yasir
Ia adalah seorang sufi yang sangat setia kepada Khalifa Ali bin Abi Thalib, sehinggah
terlihat ajaran Tasawufnya sama dengan ajarn Tasawuf yang tlah di amalkan oleh Ali
sebelumnya.
h. Huzaiah bin Al- Yaman
Ia juga seorang salah satu sufi yang setia kepada Ali bin Thaib. Sebagaimana halnya
Ammar bin Yasir. Ia tergolong pula sebagai alim yang bijaksana, sehinggah banyak orang
ynag datang belajar Tasawuf kepadanya.
i. Niqdad bib Aswad tahun 33 H
Ia adalah seorang sufi yang berpegang teguh kepada ajaran zuhud, dan termasuk salah
seorang Ulama Sufi yang sangat menentang kebijakan politik yang di jalanan oleh
Khalifa Usman.Tetapi setelah ia wafat, bhkan Khalifa Usman sering mengemukakan
kekagungannya dan memuji cara hidup miqad, yang di nilainya sebagai salah seorang
Ulam Sufi yag termuka.
Tentang keutamaan pribadi para sahabat, telah banyak dicatat didalam sejarah.
Mereka telah meneladani langsung perilaku atau pribadi Nabi Muhammad s.a.w. Sebab
pribadi mereka telah digembleng dan dikaderkan oleh Rasulullah s.a.w. agar menjadi
manusia-manusia utama yang akan dicontoh dan ditiru oleh ummat yang dibelakang mereka.
Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, para sahabat tetap
berpegang teguh kepada ajaran Al-Qur’an dan telah meneladan Rasulullah s.a.w. yang telah
baru saja meninggalkan mereka semua atau baru saja menghilang di tengah-tengah mereka.
Bahwa ciri-ciri Tashawwuf di masa sahabat ini dapatlah dikatakan sebagai berikut :
a) Memegang teguh Ajaran kerohanian yang dipetik dari Al-Qur’an

b) Meneladani peri hidup Rasulullah s.a.w. sepenuhnya


BAB 3

PENUTUP

1.KESIMPULAN

Jadi ciri khas Tashawwuf dimasa Rasulullah ialah berpegang teguhnya kaum muslimin dengan
Alquran dan Sunnah Nabi Muhammad s.a.w. Sedangkan pada masa para sahabat mereka tetap
berpegang teguh kepada ajaran Alquran dan meneladani Rasulullah s.a.w. yang telah baru saja
meninggalkan mereka semua atau baru saja menghilang di tengah-tengah mereka.

Bahwa ciri-ciri Tashawwuf di masa sahabat ini dapatlah dikatakan sebagai berikut :
a. Memegang teguh Ajaran kerohanian yang dipetik dari Al-Qur’an

b. Meneladani peri hidup Rasulullah s.a.w. sepenuhnya

2. Saran
Demikian makalah ini kami buat,menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan
banyak sekali kekurangan baik dalam penulisan dan pembahasan

DAFTAR PUSTAKA

- Aceh, Abu Bakar, Pengantar Sejarah Sufi dan Tasawuf, Solo, Ramadhani,1984.

- Al-Taftazani, Abu al-Wafa, al-Ghanimi, Madkhal ila al-Tasawwuf al-Islamy, Qahirah, Dar
al-Tsaqafah , 1979.

- Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta, PT. Ichtiar Baru Van
Hoeve, 1993.

- Hasan, Abd-Hakim, al-Tasawuf fi Syi’r al-Arabi,Mesir,al-Anjalu al-Misriyyah,1954.

- Mustofa A,Akhlak Tasawuf, Bandung:Pustaka setia.2010.

Anda mungkin juga menyukai