Anda di halaman 1dari 3

Yang dikasih Highlight abu-abu, gaperlu

ditulis di PPT (kalo kepanjangan tp kalo ga ya gpp).

Nanti aik baca pas presentasi aja.

I. TASAWUF PADA ERA NABI MUHAMMAD SAW


A. Tasawuf pada era Nabi Muhammad SAW dibagi menjadi dua fase, yaitu sebelum
Nabi Muhammad SAW diangkat sebagai Rasul dan setelah Nabi Muhammad SAW
diangkat sebagai Rasul.
1. Tasawuf pada Era Nabi Muhammad Belum Diangkat Menjadi Rasul
Tasawuf pada era ini dibagi menjadi dua :
1) Pertumbuhan tasawuf pada awalnya dianggap Ketika Nabi Muhammad SAW
menyendiri atau bertahanuts di Gua Hira’. Beliau melatih diri untuk menjauhi
keramaian hidup, kemewahan dunia, bertekun, tafakkur, berfikir dan
memperhatikan keadaan alam dan suasananya dengan mata hatinya.
Kehidupan tasawuf ini membuat kalbu beliau menjadi jernih dan menjadi
pengantar terhadap kenabian beliau. Keadaan ini berlangsung hingga Malaikat
Jibril menyampaikan wahyu pertama dan Nabi Muhammad SAW diangkat oleh
Allah sebagai Rasul pada tanggal 17 Ramadhan tahun pertama kenabian. Dengan
diangkatnya Nabi Muhammad SAW menjadi rasul dan diturunkannya Al-Qur’an
sebagai wahyu dapat membenahi dan membebaskan masyarakat Arab dari
kejahiliyahan.
2) Tahanuts Nabi Muhammad SAW tidak dapat dijadikan awal tasawuf Islam
karena terjadi sebelum Al-Qur’an diturunkan. Hanya kehidupan Rasulullah
setelah turun Al-Qur’an yang dapat dipandang sebagai awal tasawuf islam.
2. Tasawuf pada Era Nabi Muhammad Setelah Diangkat Menjadi Rasul
Setelah beliau menjadi Rasulullah, Rasulullah mulai mengajak manusia untuk
membersihkan rohani dari sifat-sifat yang tercela dan nafsu amarah. Beliau
menyerukan manusia harus memperteguh tauhid dan meninggikan akhlaknya untuk
mencapai ridha Allah.
Berikut perilaku tasawuf Rasulullah SAW yang menjadi teladan:
1) Pada saat perjuangan dakwah dimulai, Rasulullah menimpa berbagai macam
cobaan diantaranya tidak diterima dengan baik, dicaci maki, difitnah oleh kaum
kafir serta kehilangan Khadijah dan Abu Thalib untuk selamanya. Meskipun
begitu, Rasulullah tetap melanjutkan dakwah dan beliau terima segala cobaan
dengan tabah.
B. Pokok-pokok corak tasawuf pada era Nabi Muhammad SAW
1. Zuhud. Beliau mengajarkan bahwa kekayaan yang sebenarnya bukan kekayaan
harta benda melainkan kekayaan rohaniah.
2. Hidup Sederhana. Semasa hidupnya, Rasulullah menerapkan hidup dalam
kesederhanaan.
3. Bekerja Keras. Rasulullah pernah menandaskan, yang artinya “Bekerjalah untuk
duniamu, seolah-olah engkau akan hidup selamanya dan bekerjalah untuk khiratu
seakan-akan engkau akan mati esok hari.”
4. Menjadi Makhluk Sosial. Rasulullah mengajarkan umatnya untuk menolong
mereka dari kesulitan dan melayani kepentingan umat.

C. Praktik Tasawuf Nabi Muhammad SAW


1. Kasih Sayang Terhadap Makhluk. Ali bin Abu Thalib pernah berkata : “Beliau
adalah orang yang paling lapang dada, kata-katanya paling bisa dipercaya, tata
kramanya paling halus, dan keluarganya adalah yang paling mulia. Beliau selalu
bergaul, bersenda gurau dan berbincang-bincang dengan para sahabatnya. Bahkan
beliau sangat menyayangi anak-anak kecil, selalu memenuhi orang yang
mengundangnya dan selalu menerima permintaan maaf."
2. Rendah hati.
3. Beribadah. Rasulullah tetap beribadah dengan tekun meskipun Allah telah
mengampuni segala dosa beliau karena Rasulullah beribadah karena sebagai
bentuk rasa syukur. Namun, dalam melaksanakan ibadah, hendaknya
memperhitungkan kemampuannya dan jangan sampai memaksa-maksa diri.
Berlomba-lomba dalam kebaikan dengan memperhitungkan kondisi tenaga, agar
dapat beramal dan beribadah lebih kuat.
4. Gemar memberi atau menderma.

II. TASAWUF PADA ERA NABI MUHAMMAD SAW


A. Pada masa sahabat juga mencontohi kehidupan Rasulullah yang serba sederhana,
dimana hidupnya semata-mata diabdikan kepada Tuhannya.
1. Abu Bakar As-Siddiq
Abu Bakar adalah saudagar yang berada di kota Mekkah, namun harta
kekayaannya habis disumbangkan untuk kepentingan tegaknya agama Allah.
2. Umar bin Khatab
Umar termasuk orang yang tinggi kasih sayangnya terhadap sesama manusia.
Maka ketika menjadi khalifah beliau selalu mengadakan pengamatan langsung
terhadap keadaan rakyatnya.
3. Usman bin Affan
Usman termasuk sahabat dengan harta kekayaan yang melimpah namun ia sellau
hidup sederhana. Harta kekayaannya yang berlimpah selalu digunakan untuk
menolong orang-orang miskin.
4. Ali bin Abi Thalib
Beliau juga termasuk orang yang senang hidup sederhana, sehingga diriwayatkan
bahwa ketika sahabat lain berkata kepadanya: mengapa khalifah senang memakai
baju itu, padahal sudah robek-robek”? Ali menjawab: Aku senang memakainya
agar menjadi teladan kepada orang banyak, sehingga mereka mengerti bahwa
hidup sederhana merupakan sikap yang mulia. (Mustofa, 1997)
5. Salman Al Farizy
Salman dikenal sebagai orang yang sangat arif dan mengetahui secara mendalam
ilmu-ilmu gaib. Beliau tergolong orang yang senang mengembara ke berbagai
negeri dengan cara hidup yang miskin, padahal beliau adalah seorang putera dari
penguasa yang kaya raya dari penguasa suatu negeri. Ketika bertemu dengan
Rasulullah, beliau langsung mempercayai ajarannya, karena telah melihat tanda-
tanda kenabian pada bahu sebelah kanan beliau, yang persis sama dengan tanda-
tanda yang pernah diberitakan sebeumnya dalam kitab Injil. Beliau tertarik pada
ajaran tasawuf sehingga tekun mencontohi kehidupan nabi dalam bidang tersebut.

B. Praktik Tasawuf Para Sahabat


1. Cara hidup yang  selalu memilih kesederhanaan dengan sifat yang
mulia,seperti zuhud, wara’, sabar, qana’ah,  kedermawanan, tawakal.
2. Selalu mencari ridho Allah.
3. Selalu menggunakan aspek perasaan dan berfikir dalam berperilaku.
4. Menyelidiki diri sendiri dan menyesali dosa.
5. Cinta dan mengharap keberadaannya di sisi-Nya (Khoiri Alwan dkk, 2005).

Anda mungkin juga menyukai