1. PENDAHULUAN
Al-Qur’an, kitab suci Umat Islam, berbicara tentang sejarah. Secara garis
besar, al-Qur’an mengisahkan tiga golongan. pertama golongan orang-orang yang
dikaruniakan nikmat oleh Allah, golongan orang yang dibenci, dan golongan
orang yang tersesat. (Q.S. al-Fatihah:7)
Hal itu wajar karena al-Qur’an bukan buku sejarah. Tetapi al-Qur’an adalah
kitab hidayah. Maka penuturan al-Qur’an tentang sejarah tak lain adalah untuk
ibrah (pelajaran). Saat ibrah didapatkan, maka hidayah akan masuk ke dalam hati.
Dalam sejarah ada hokum sejarah. Umat-umat terdahulu diazab oleh Allah
disebabkan oleh suatu sebab. Umat terdahulu mencapai puncak keemasan juga
disebabkan oleh sebab. Al-Qur’an berulang kali memerintahkan Umat Islam
untuk menjelajahi tempat-tempat bersejarah agar memehami hokum sejarah yang
berlaku atas mereka.
Dari sekian banyak sejarah, sejarah Nabi Muhammad adalah fakta sejarah
yang perlu dipahami. Sejarah Nabi Muhammad dapat dibagi menjadi dua fase,
fase Makah dan fase Madinah. Dari kedua fase itu kita akan memahami hokum
sejarah yang berlaku atas Nabi Muhammad. Sehingga kita dapat menggunakan
pemahaman itu untuk bekal kehidupan kita di dunia ini.
1
M. Qurasih Shihab, 2007, Mukjizat al-Qur’an, Bandung: Penerbit Mizan, 212-215
-1-
Makalah ini akan sedikit mengurai sejarah Nabi dengan memfokuskan pada
tantangan yang dihadapi dan strategi yang ditempuh Nabi dalam perjuangannya.
Semoga bermanfaat.
2. PEMBAHASAN
Kesuksesan dakwah Islam tidak dapat lepas dari dua faktor utama, al-
Qur’an dan Nabi. Al-Qur’an adalah sebuah teks yang berisi konsep-konsep dan
Nabi adalah penerjemah sekaligus pelaksana. Begitu sempurna penerjemahan dan
pengamalan Nabi terhadap al-Qur’an hingga suatu ketika Aisyah ditanya
bagaiamana kepribadian Nabi, maka ia menjawab kepribadian Nabi adalah al-
Qur’an. Dengan Bahasa lain, al-Qur’an adalah rumus kehidupan dan nabi adalah
contoh pelaksanaannya.
Yang terjadi di saat ini adalah Umat Islam tetap mempunyai Teks suci yaitu
al-Qur’an namun mereka tidak mampu membawakan al-Qur’an seperti Nabi
hinnga konsep Islam yang begitu sempurna dan ungngul di dalam al-Qur’an
dikotori oleh perilaku pemeluknya yang belum merepresentasikan Islam itu
sendiri. Dalam Bahasa lain, al-Islam mahjubun bi al-Muslimin.
Rasulullah SAW adalah sosok yang dermawan, lebih dermawan lagi ketika
Ramadhan. Rasulullah SAW adalah sosok manusia yang fisik dan akhlaknya
paling bagus. Telapak tangannya halus, bau badannya wangi, akalnya cerdas.
Beliau juga sangat ma’rifat dan paling takut kepada Allah SWT.
2
http://www.dialogilmu.com/2017/11/sketsa-akhlak-nabi-muhammad-saw.html jam 08.58 WIB
-2-
Rasulullah SAW tidak pernah marah maupun menyiksa karena diri
sendiri.Beliau hanya marah jika larangan-larangan Allah SWT dilanggar. Pada
saat beliau marah, tidak ada seorang pun yangdapat meredam kemarahannya
sampai beliau memenangkan perkara yang benar. Jika Rasulullah SAW marah,
maka beliau memalingkan muka.
Nabi SAW adalah sosok yang romantik. Saat Sayyidah ‘Aisyah RA selesai
minum dari sebuah wadah, maka Nabi SAW mengambil wadah itu dan
menempelkan bibir beliau pada bekas bibir Sayyidah ‘Aisyah RA kemudian
meminumnya. Nabi SAW tak jarang bersandar pada pangkuan Sayyidah ‘Aisyah
RA; membaca al-Qur'an dalam posisi kepala beliau bersandar pada Sayyidah
‘Aisyah RA, bahkan terkadang ketika Sayyidah ‘Aisyah RA sedang haid.
Nabi SAW tidak pernah mencela makanan sama sekali. Jika beliau
berminat, maka beliau memakannya, sedangkan jika tidak berminat, maka beliau
meninggalkannya. Nabi SAW tidak pernah menolak hidangan yang ada, dan tidak
pernah memaksa dihidangkan makanan yang tidak ada. Tidak ada satu makanan
halal pun yang dihidangkan kepada beliau, kecuali beliau akan memakannya.
Nabi SAW makan seadanya. Beliau bersabda: “Saya adalah orang terbaik di
antara umatku dan saya melepaskan diri dari sikap memaksa”. Nabi SAW tidak
pernah makan dengan duduk bersandar.
-3-
Nabi SAW minum sambil duduk. Ketika minum, Nabi SAW menghela nafas
sebanyak tiga kali di luar wadah air. Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya hal itu
lebih menyegarkan dan lebih menyehatkan”. Al-Tirmidzi meriwayatkan
bahwasanya Nabi SAW bersabda: “Janganlah kalian minum dengan sekali minum
layaknya unta; akan tetapi minumlah dengan mengambil nafas dua atau tiga kali.
Bacalah Basmalah ketika kalian akan minum, dan bacalah Hamdalah ketika kalian
selesai minum”.
Nabi SAW menambal sandal, pakaian maupun timba dengan tangan beliau
sendiri. Nabi SAW memerah susu kambing beliau; mencuci pakaian beliau;
melayani keluarga dan diri sendiri; ikut memikul bata bersama para shahabat
ketika membangun masjid; menjenguk orang sakit dan menjaganya dari hal-hal
yang menyakiti si sakit; melayat jenazah; tidak malu bergaul dengan para janda,
orang-orang miskin dan kaum dhuafa.
Ketika Nabi SAW berjalan bersama para shahabat, maka para shahabat
berjalan di depan beliau, sedangkan beliau ada di belakang mereka. Nabi SAW
bersabda: “Biarkan bagian belakangku dijaga oleh malaikat”. Oleh karena itu
dalam suatu Hadis, Nabi SAW disebutkan telah menggiring para shahabatnya.
Kadangkala Nabi SAW berjalan dengan tidak memakai alas kaki, dan terkadang
berjalan dengan memakai sandal. Nabi SAW berjalan bersama para shahabat
dengan menyendiri juga dengan berkelompok.
Nabi SAW merupakan manusia yang paling fasih dan paling manis tutur
katanya. Beliau bertutur kata dengan singkat dan padat. Terkadang beliau
mengulangi sabdanya sebanyak tiga kali untuk memberi pemahaman. Tutur kata
beliau sangat jelas, sehingga dapat dipahami oleh setiap orang yang
mendengarnya. Beliau tidak pernah bertutur kata yang tidak ada gunanya. Beliau
tidak bertutur kata kecuali tentang sesuatu yang diharapkan dapat mendatangkan
pahala; Nabi SAW tidak duduk maupun berdiri, kecuali beliau senantiasa
berdzikir kepada Allah 'Azza wa Jalla.
-4-
muslimin. Kedua mata beliau tertidur, namun hati beliau tidak pernah tidur. Ketika
Nabi SAW tidur, maka tidak ada yang berani membangunkan beliau sampai beliau
bangun tidur sendiri.
Nabi SAW tidak pernah berbicara kotor maupun orang yang memaksa orang
lain untuk berbicara kotor. Terkadang Nabi SAW mendengarkan sya’ir dan
memberikan upah jika sya’irnya benar adanya. Beliau tidak membalas kejelekan
dengan kejelekan, namun memaafkan; tidak pernah memukul pelayan, wanita dan
apapun, kecuali ketika dalam jihad fi sabilillah. Beliau tidak diminta untuk
memilih antara dua hal, kecuali beliau akan memilih yang paling mudah, selama
tidak berdosa.
Kata Islam dan Muslim sebenarnya sudah ada sejah zaman Nabi Ibrahim.
Al-Qur’an menyatakan bahwa Ibrahim itu adalah orang yang hanif dan muslim
(Q.S. al-Baqoroh ayat). Namun sebagai babakan sejarah peradaban Islam, titik
awal dimulai pada saat Nabi menerima wahyu yaitu surat al-Alaq ayat 1-5 yang
berbunyi:
الللذي, إقرأ وربللك الكأللرم, خلق النإسان من علق,إقرأ باسم ربك الذي خلق
. علم النإسان ما لم يعلم,علم بالقلم
Artinya:
-5-
“Bacalah dengan asma Tuhanmu yang telah menciptakan.
Yang menciptakan manusia dari alaq. Bacalah dan tuhanmu
adalah Yang Maha Mulia. Yang mengajar dengan pena. Yang
mengajarkan manusia apa yang tidak ia ketahui.” (Q.S. al-alaq
ayat 1-5)
Ada sebua pesan menarik. Peradaban Islam dimulai dengan iqro’ yakni
membaca. Maka salah satu solusi untuk mengembalikan kejayaan umat Islam
yang sekarang terpuruk adalah dengan menggiatkan kembali membaca baik
dalam pengertian khusus atau dalam pengertian umum. Setidaknya ada dua kesan
menunjukkan akan pentingnya membaca. Pertama perintah itu ditujukan kepada
Nabi yang ummi dan yang kedua perintah itu diulang dua kali.
Ada ilustrasi menarik yang dikemukakan oleh Quraish Shihab dalam buku
“Yang Hilang dari Kita: Akhlak”. Kalau kita dapat membaca 300 kata permenit,
maka selama 15 menit kita dapat membaca 4.500 kata. Dalam sebulan selam 15
menit perhari kita dapat membaca 135.000 kata. Kalau rata-rata buku satu itu
terdiri dari 67.500 kata, maka sebulan kita dapat membaca dua buah buku 3.
Pertanyaan adalah sudah berapa buku yang kit abaca setiap bulan? Kalau kurang
dari dua buku saku, maka berarti kita tidak dapat meluangkan waktu selama 15
menit untuk membaca.
c. Fase Makah
Sikap Qurais terhadap dakwah Nabi terbagi menjadi tiga, menerima, dan
menolak, dan tidak menerima tetapi juga tidak melarang perkembangan Islam
termasuk Abu Tholib dan Bani Hasyim serta Bani Muthollib.
a) Cara Keras
3
M. Qurasih Shihab, 2016, Yang Hilang dari Kita: Akhlak, Tangerang: PT Lentera Hati, hal. 147
-6-
Penolakan kafir Qurais terhadap dakwah Nabi semakin menjadi-jadi. Untuk
menghalangi dakwahnya, mereka menyiksa para sahabat yang lemah bahkan ada
yang sampai mati. Nabi pun tidak luput dari usaha imtimidasi dan terror. Pernah
suatu ketika Nabi sedang sholat di ka’bah. Lalu Uqbah bin Abi Mu’ith datang dan
mengalungkan bajunya di leher Nabi. Dengan baju itu, Uqbah mencekik Nabi
sekuat-kuatnya. Abu Bakar datang dan menyelamatkan Nabi sambal
berkata,”Apakah kalian akan membunuh seorang laki-laki yang menyatakan
bahwa Tuhanku adalah Allah?”.
b) Cara Lembut
Karena cara kekerasan dirasa tidak berhasil, suku Quraish menempuh cara
lembut melalui tawaran. Suatu ketika mereka menawarkan kepada Abu Tholib
bahwa jika ia berkenan menyerahkan Nabi dan tidak memberikan perlindungan
kepadanya, maka ia akan diberikan putera terbaik suku Quraish sebagai ganti dari
Nabi. Melihat hal itu, Abu Tholib menjawaban,”Enak sajar. Aku berikan kepada
kalian keponakanku agar kalian bisa membunuhnya sedangkan kalian memberi
putera kalian agar aku merawatnya.”4
Suatu ketika kafir Quraish menawarkan jabatan, harta, dan wanita kepada
Nabi agar menghentikan dakwahnya. Tawaran itu ditolak karena tujuan dakwah
nabi bukan untuk itu semua.
4
Hanan Liham, 2001, Hady al-Siroh al-Nabawiyah fi al-taghyir al-Ijtima’I, Damaskus: Dar al-
Fikr, hal.41
-7-
sini, Allah menurunkan Surat al-Kafirun ayat 1-6. Dewasa ini, surat tersebut
dijadikan dalil adanya toleransi beragama dalam Islam bukan kompromi
beragama.
2. Strategi Dakwah
-8-
e. Kehilangan mata pencaharian.5
Mukjizat adalah kejadian luar biasa yang terjadi melalui seorang yang
mengaku sebagai Nabi untuk membuktikan kebenaran dakwahnya. Menurut
Quraish Shihab, ada empat unsur yang yang menyertai mukjizat yaitu
peristiwanya luar biasa, dipaparkan oleh orang yang mengaku nabi, mengandung
tantangan kepada yang meragukan, dan yang ditantang terbukti gagal atau tidak
mampu7.
d) Hijrah
Sebagai da’I, Nabi paham betul bahwa di Makah dakwah beliau sulit
berkembang. Maka beliau mencari alternatif lain untuk pengembangan dakwah
disamping juga untuk mencarikan perlindungan untuk umat Islam. Untuk itu,
5
Samsul Munir Amin, 2009, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, hal. 66
6
Hanan Liham, 2001, Hady al-Siroh al-Nabawiyah fi al-taghyir al-Ijtima’I, Damaskus: Dar al-
Fikr, hal. 42
7
M. Qurasih Shihab, 2007, Mukjizat al-Qur’an, Bandung: Penerbit Mizan, hal. 25
-9-
Nabi melakukan hijrah. Ada tiga tempat yang menjadi tujuan hijrah, Thoif,
habasyah, dan Madinah.
Tujuan hijrah ke dua adalah Habasyah. Di sana Umat Islam yang berjumlah
sekitar 100 orang laki-laki dan perempuan diterima baik. Mereka tinggal di sana
dan mendapatkan suaka politik dari raja setempat sampai ada perintah agar
mereka bergabung dengan Umat Islam yang lain di Madinah.
b. Fase Madinah
2. Strategi Dakwah
- 10 -
Secara garis besar, strategi dakwah Nabi dibagi menjadi dua yaitu
diplomasi dan angkat senjata.
a) Jalur diplomasi
1) Pembangunan Masjid
2) Persaudaraan
3) Piagam Madinah
Kalau dua item diatas yakin pendirian masjid dan persaudaraan antara Anshor dan
Muhajirin adalah untuk menguatkan intern dalam diri Umat Islam, maka untuk
menyatukan seluruh masyarakat Madinah dibuatlah piagam Madinah.
- 11 -
Piagam Madinah terdiri dari 40 pasal. Namun menurut Ibn Hisyam sebagaimana
yang dikutip oleh Samsul Munir, secara garis besar isi piagam Madinah adalah
sebagai berikut.
4) Perjanjian Hudaibiyah
Perjanjian ini terjadi pada tahun keenam hijriyah. Pernjanjian ini adalah
awal mula kemenangan Umat Islam. Isi perjanjian ini adalah:
2. Apabila seorang kafir Quraisy masuk agama Islam tanpa seizin walinya,
maka segera ditolak oleh kaum muslimin
8
Samsul Munir Amin, 2009, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, hal. 69
- 12 -
3. Quraisy tidak menolak orang muslim yang kembali kepada mereka
5. Kaum muslimin tidak jadi melaksanakan ibadah umrah di tahun ini, akan
tetapi ditangguhkan sampai tahun depan9
Melihat isi perjanjian ini, banyak sahabat merasa keberatan karena memang
isinya merugikan Umat Islam. Namun Nabi berhasil meyakinkah mereka bahwa
perjanjian ini adalah kemenangan Umat Islam. Dan benar sekali, berkat perjanjian
ini dakwah Islam berkembang semakin pesat tidak hanya di Madinah dan Makah
tetapi juga sampai ke luar Arab.
b) Jalur Peperangan
Ijin perang secara resmi dikumandangkan oleh al-Qur’an Surat al-Hajj ayat
39 yang artinya,” Orang-orang yang diperangi diijinkan (untuk berberang)
dikarenakan mereka dizalimi. Dan sungguh Allah adalah Yang Mahakuasa
menolong mereka.”.
1) Perang Badar
9
http://pendidikan60detik.blogspot.co.id/2015/10/perjanjian-hudaibiyah.html Sabut 24 November
2017 pukul 03.33 WIB
- 13 -
Perang dimulai dengan adu tanding. Umat Islam diwakili Ubaidah bin
Haris, Hamzah bin Abdul Muthollib, dan Ali bin Abi Tholib. Sedangkan pihak
kafir Qurasih diwakili oleh Syaibah bin Rabi’ah, Utbah bin Rabi’ah dan Walid bin
Utbah. Dalam perang ini, Umat Islam tampil sebagai pemenang.
2) Perang Uhud
Perang ini terjadi pada tanggal 21 Maret 625 M di Bukit Uhud. Jumlah
pasukan Kafir Quraish adalah 3000 orang sedangkan jumlah pasukan umat Islam
adalah 1000 orang. Seribu orang pasukan itu belum dikurangi oleh pasukan Ubay
bin Salul yang membelot meninggalkan medan pertempuran.
Pada perang ini, Nabi menugaskan pasukan pemanah untuk berada di atas
bukit. Perang dimulai dengan adu tanding lalu berkorbarlah perang secara masal.
Awalnya pasukan Islam menang. Namun di tengah pertempuran, pasukan
pemanah yang bertugas di atas bukit turun untuk mengambil jarahan perang.
Melihat hal itu, pasukan Quraish dibawah komando Kholid bin Walid merubah
haluan menyerang Umat Islam dari atas bukit Uhud. Akhirnya kedaan berubah
drastis. Umat Islam kacau dan mengalami kekalangan. Sempat diisukan bahwa
Nabi terbunuh. Hal ini menyebabkan Umat Islam bertambah kacau dan bingung.
Semangat juang kembali membara saat terbukti Nabi masih tetap hidup.
Pada perang ini, Nabi mengalami luka sampai girinya rontok. Banyak
pejuang Islam yang gugur termasuk paman Nabi, Hamzah bin Abdul Muthollib
yang gugur dengan dada terobek tanpa jantung.
3) Perang Khondak
Perang ini disebut perang Khondak karena strategi pertahanan Umat Islam
adalah parit (khondaq) yang mengelilingi perbatasan Madinah. Perang ini juga
- 14 -
disebut perang Ahzab yang berarti federasi atau gabungan. Musuh Islam saat itu
adalah gabungan dari Quraish dan Yahudi Madinah. Tentara gabungan itu berhasil
mengumpulkan 10.000 orang pasukan sementara jumlah pasukan Islam sekitar
3000 orang.
Perang ini terjadi selama 2 minggu pada akhir bulan Maret hinnga awal
Bulan April 327 M. Pertempuran ini sendiri juga merupakan perang kecerdasan
yang berhasil dimenangkan oleh kaum Muslim yang berhasil mengalahkan musuh
mereka secara taktis dengan hanya mengalami sedikit korban. Perang ini tercatat
dalam al-Qur’an, yaitu pada surat al-Ahzab (surat ke-33) ayat 9 hingga 27. Dari
perang ini juga dapat diambil pelajaran kemenangan bukan semata-mata berkat
kemampuan namun kemenangan adalah anugerah Allah meskipun seringkali
anugerah Allah itu datang bersamaan dengan kemampuan.
4) Fath Makah
- 15 -
mendekati orang tua itu dan mengusap dadanya sambil berkata,”Masuklah
Islam!”. Maka orang tua itu pun masuk Islam.10
Nabi meninggal pada hari Senin tanggal 12 Robi’ al-Awal tahun kesepuluh
Hijriyah dalam usia enam puluh tiga tahun. Kemudia dimakamkan di rumah
Aisyah. Di sana juga dimakamkan dua sahabat terdekat beliau yaitu Abu Bakar as-
Shidiq dan Umar bin Khottob.
10
Hanan Liham, 2001, Hady al-Siroh al-Nabawiyah fi al-taghyir al-Ijtima’I, Damaskus: Dar al-
Fikr, hal.516
- 16 -
3. Simpulan
Sebagai simpulan, penulis ingin mengakhiri tulisan ini dengan sebuah Q.S.
al-Baqoroh ayat 214:
َّأو لم وحزسلبتل لم وأنَ تولدلخللوُاا ٱَللوجنرَّةو وولورَّماَّ يِولأتزلكم رَّمثولل ٱَلرَّزذيِونِ وخلولوُاا زمنِ قولبلزلك مُم رَّمرَّسلللتهللم ٱَللبولأوسللاَلء ووٱَل ر
ضللرَّراَّلء وولزللززللللوُاا
لز أوول إزرَّنَ نو ل
٢١٤ صور ٱَرَّلز قوزريِبب وحترَّىى يِولقوُول ٱَلرَّرلسوُلل ووٱَلرَّزذيِونِ وءاوملنوُاا وموعهۥُل ومتوىى نو ل
صلر ٱَ رَّ ل
214. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal
belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu
sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta
digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan
orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?"
Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat
َّأو لم وحزسلبتل لم وأنَ تولدلخللوُاا ٱَللوجنرَّةو وولورَّماَّ يِولعلوزم ٱَرَّلل ٱَلرَّزذيِونِ ىوجهولدواا زمنلك لم وويِولعلووم ٱَل ى ر
١٤٢ ِصبززريِون
142. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal
belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata
orang-orang yang sabar
- 17 -