Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

POSISI ASWAJA DI TENGAH-TENGAH FAHAM LAINNYA


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Agama 2A (Ahlussunnah wa al Jama'ah)

oleh Bapak H. ALI AS`AD, S.Sy., S.Pd.I, M.Pd.I.

Disusun Oleh:
Nama : TAUFIK HIDAYAT (161240000504)
Kelas : DB TEKNIK INFORMATIKA R1
Mata Kuliah : Agama 2A (Ahlussunnah wa al Jama'ah)
Program Studi : TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (UNISNU) JEPARA
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul “Posisi
Aswaja Di Tengah-Tengah Faham Lainnya”. Berbagai sumber telah penulis
ambil sebagai bahan dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan
penulis juga menyadari bahwa dalam karya tulis ini masih banyak kekurangannya.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun
demi kemajuan dimasa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Penulis

Taufik Hidayat

ii
DAFTAR ISI
Halaman Depan............................................................................................ i
Kata Pengantar............................................................................................. ii
Daftar Isi...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Kelompok Golongan.............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Aswaja.................................................................................................... 1
2.2 Syi’ah..................................................................................................... 5
2.3 Khawarij................................................................................................. 8
2.4 Mu’tazilah.............................................................................................. 9
2.5 Wahabi................................................................................................... 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Mengingat bab sebelumnya yang memaparkan materi tentang definisi dan ajaran
Aswaja, sedikit sudah disinggung tentang perbedaan Aswaja dengan aliran,
kelompok, dan sekte lain dalam sejarah umat Islam. Pada kali ini akan dibahas
mengenai kelompok, aliran, dan sekte yang pernah ada dalam sejarah umat Islam,
serta yang masih bertahan hingga kini. Selain untuk mengetahui sejarah dan
ajaran kelompok tersebut, penjelasan ini berguna untuk mengetahui posisi
Ahlussunnah Wa al-Jama’ah atau Aswaja, diantara kelompok, aliran, dan sekte
tersebut. Diantara sebagian kelompok, aliran, dan sekte tersebut ada yang dinilai
menyimpang dari ajaran Islam

Kelompok, aliran, dan sekte yang akan dikaji dalam bab ini adalah kelompok
yang telah muncul dan berkembang sejak lama meliputi:

1. Ahlussunnah Wa al-Jama’ah atau Aswaja


2. Syi’ah
3. Khawarij
4. Mu’tazilah
5. Wahabi
 
BAB II
PEMBAHASAN
 
1. ASWAJA
Pengertian, Ajaran, dan Ciri Khas Akidah Aswaja
Aswaja (Ahlussunnah Wa Al-Jama’ah) bukanlah aliran baru yang muncul sebagai
reaksi dari beberapa aliran yang menyimpang melainkan Aswaja adalah Islam
yang murni yang langsung dari Rasulullah dan sesuai dengan yang telah
digariskan dan diamalkan oleh para sahabat. Oleh karena itu, Aswaja tidak ada
satupun yang menjadi pendirinya melainkan hanya ulama yang telah merumuskan
kembali ajaran Islam ditengah beberapa faham yang berusaha mengaburkan ajaran
Nabi.Definisi secara bahasa Ahlussunnah wa al-Jama’ah atau Aswaja terbentuk
dari tiga kata, yakni:

 Ahl, berarti keluarga, golongan, atau pengikut.


 Al-Sunnah, bermakna al-thariqah wa law ghaira mardhiyah berabti jalan
atau cara walaupun tidak diridlai.
 Al-Jama’ah, berasal dati kata ijtima’ (perkumpulan), yang merupakan
lawan kata taffaruq(perceraian) dan furqah (perpecahan).
Sedangkan, definisi secara istilah Aswaja terdiri dari dua pengertian,
yaitu Sunnah adalah suatu nama untuk cara yang diridlai dalam agama, yang telah
ditempuh oleh Rasullulah atau selainnya dari kalangan orang yang mengerti

_______________________
Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali.

1
tentang Islam, seperti para sahabat Nabi. Secara umum, Sunnah adalah segala
sesuatu yang diperintahkan, dilarang, dan dianjurkan baik ucapan, perilaku, serta
ketetapan oleh Nabi. Dan Jama’ah adalah kelompok kaum muslimin dari para
pendahulu dari kalangan sahabat, tabi’in, dan orang-orang yang mengikuti jejak
kebaikan mereka sampai hari kiamat. Syaikh Abdullah al-Harari menegaskan
pengertian al-Jama’ah merupakan aliran yang diikuti oleh mayoritas kaum
muslimin (al-sawad al-a’zham).
Dapat disimpulkan, dalam al-Khawakib al-Lamma’ah, Aswaja adalah orang-orang
yang selalu berpedoman pada sunnah Nabi dan jalan para sahabat dalam masalah
akidah keagamaan, amal-amal lahiriyah serta akhlak hati.

Islam adalah agama Allah yang diturunkan untuk seluruh manusia yang
didalamnya terdapat pedoman dan aturan demi kebahagiaan dan keselamatan
dunia dan akhirat. Ada tiga sendi utama dalam ajaran agama Islam (HR. Muslim:
9):

1. Implementasi dari 5 rukun Islam, yakni: Shahadat, Shalat, Zakat, Puasa,


dan Haji bila mampu. Islam akan menghadirkan bagian ilmu yaitu ilmu fiqh atau
ilm hukum islam.
2. Implementasi dari 6 rukun Iman, yakni: iman kepada Allah, kepada
malaikat, kepada kitab-kitab Allah, kepada Rasul, kepada hari kiamat, dan kepada
qada dan qadar. Iman memunculkan ilmu kalam atau tauhid.
3. Menyembah Allah seolah-olah meliha-Nya, jika tidak mampu maka
sesungguhnya Allah melihatmu. Ihsan melahirkan bagian ilmu tasawuf atau
akhlak.
Meskipun ketiga aspek tersebut terbagi dalam beberapa ilmu, ketiganya harus
diterapkan secara bersamaan tanpa melakukan pembedaan. Misalnya orang yang
sedang shalat, maka dia hanya menyembah Allah (iman), dengan syarat dan rukun
shalat (islam), serta dengan khusyu’ dan penuh penghayatan (ihsan).

Apabila ditanya cirri khas akidah Aswaja meyakini bahwa Allah itu tanpa arah
dan tanpa tempat. Maksudnya, seperti salah satu sifat Allah mukhalafatuhu lil-
hawaditsi yang berarti Allah tidak menyerupai makhluk-makhluk-Nya.Sehingga
mustahil Allah menyerupai makhluk yang memilki roh dan benda-benda padat
(jamad). Ulama Aswaja menjelaskan bahwa alam (makhluk Allah) terbagi atas
dua bagian:
1. Benda (‘ain), yang tebagi menjadi dua:
 Al-jauhar al-fard, benda yang tidak dapat dibagi lagi karena telah
mencapai batas terkecil.
 Jism, benda yang dapat terbagi menjadi bagian-bagian.
 Lathif,  sesuatu yang tidak dapat dipegang oleh tangan, seperti
cahaya, kegelapan, roh, angin, dan sebagainya.
 Katsif, sesuatu yang dapat dipegang oleh tangan, seperti tanah,
manusia, benda padat (jamad) dan sebagainya.
_______________________
Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali.

2
1. Sifat benda (‘aradh). Benda mempunyai sifat yang melekat padanya
seperti bergerak, diam, berubah, bersemayam, berada ditempat dan arah, duduk,
turun, naik, dan sebaginya.
Dari klasifikasi benda diatas, semakin meyakinkan Allah itu tidak mungkin serupa
dengan makhluk-Nya. Arah dan tempat diciptakan oleh Allah, termasuk manusia
yang diciptakan Allah. Dengan demikian berarti Allah itu ada sebelum arah dan
tempat itu ada dan Allah tetap pada tanpa arah dan tempat. Oleh karena itu,
Aswaja sepakat meyakini Allah itu ada tanpa arah dan tempat. Kelompok yang
meyakini Allah ada di Arsy itu bukan Aswaja, akan tetapi kelompok Mujassimah
dan Musyabbihah.

1. Dasar Akidah Aswaja


Pokok keyakinan yang berkaitan dengan tauhid dan lainnya menurut Aswaja
harus dilandasi oleh dalil dan argumentasi yang definitif (qath’i) dari Al Quran,
hadits, ijma’ ulama, dan argumentasi akal sehat.
 Al Quran
Al Quran al Karim adalah pokok dari semua argumentasi
dan dalil.Allah memerintahkan dalam Al Quran agar kaum muslimin senantiasa
mengembalikan persoalan yang diperselisihkan kepada Allah dan Rasul.
 Hadits
Hadits adalah dasar hukum yang kedua dalam penetapan akidah-akidah dalam
Islam. Hadits yang dapat dijadikan dasar dalam menetapkan akidah adalah hadits
yang perawinya disepakati dapat dipercaya oleh para ulama. Hadits tersebut
adalah hadits muttawatir  ialah hadits yang telah mencapai peringakat tertinggi
dalam keshahihannya.Dan hadits dibawahnya yaitu hadits masyhur, namun hadits
dibawah peringkat hadits masyhur tidak dapat dijadikan argumnetasi dalam
menetapkan sifat Allah. Hadits masyhurdapat dijadikan argument dalam
menetapkan akidah karena dapat menghasilkan keyakinan sebagaimana halnya
hadits muttawatir.
 Ijma’ Ulama
Ijma’ ulama yang mengikuti ajaran Ahlul Haqq dapat dijadikan argumentasi
dalam menetapkan akidah. Dalam hal ini seperti dasar yang melandasi penetapan
bahwa sifat-sifat Allah yang qadim (tidak ada pemulanya) adalah ijma’ ulama
yang qath’i.
 Akal
Akal difungsikan sebagai sarana yang dapat membuktikan kebenaran syara’,
bukan sebagai dasar dalam menetapkan akidah-akidah dalam agama. Meskipun
begitu, hasil penalaran akal yang sehat tidak akan keluar dan bertentangan dengan
ajaran yang dibawa oleh syara’.

Di kalangan kaum Muslim, yang berupaya mengkaji akidah-akidah Islam, ada tiga
aliran yang berbeda dalam menyikapi seputar hubungan syara’ dengan akal.

Pertama, aliran Mu’tazilah yang berpandangan bahwa akal didahulukan daripada


syara’.
_______________________
Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali.

3
Kedua, aliran Hasyawiyah, Zhahiriyah, dan semacamnya yang hanya mengikuti
dominasi syara’, dan tidak memberikan peran terhadap akal berkaitan dengan
ajaran-ajaran yang dibawa oleh syara’. Dalam ajaran Islam tidak akan tertib dan
disiplin tanpa dibarengi dengan ijitihad.
Ketiga, aliran Aswaja yang mengambil sikap moderat (tawassuth) dan seimbang
(tawazun). Semua kewajiban agama hanya dapat diketahui melalui informasi dari
syara’ sedangkan terkait dengan keyakinan hanya dapat dicapai dengan penalaran
akal. Gabungan dari keduanya dapat mengantar pada hakikat-hakikat yang
dikandung oleh dalil-dalil syara’.
Ketika posisi akal bertentangan dengan naql maka kaedah yang harus diambil
adalah mengingat bahwa akal adalah pokok dari naql dan bukti kebenaran naql.
Oleh karena itu, mengabaikan akal ketika ketetapannya definitif, serta menolak
tuntutan akal berakibat pada runtuhnya dasar naql itu sendiri. Ketika kita
membatalkan otoritas akal yang menjadi bukti kebenaran naql, berarti kita
membatalkan otoritas naql itu sendiri.
1. Ilmu Kalam dan Filsafat
Alasan karena ilmu kalam dianggap negatif oleh sebagian agamawan adalah
karena ilmu kalam identik dengan ilmu filsafat Yunani yang berangkar dari
ketidakfahaman terhadap hakikat ilmu kalam serta perbedaannya dengan ilmu
filsafat. Perbedaan tersebut meliputi metodologi (manhaj), karakter penelitian,
objek, dan tujuan.
1. Metotologi
Menurut ulama tauhid akal adalah sarana yang dapat membuktikan kebenaran
ajaran-ajaran agama, bukan sebagai fondasi atau titik tolak bagi keyakinan dalam
beragama.

1. Objek (Maudhu’)
Objek yang menjadi materi kajian ilmu tauhid atau kalam adalah meliputi akidah-
akidah yang diterima dari syari’ah yang diangap sebagai sesuatu yang aksioma
yang menjadi titik permulaan kajiannya.Berbeda dengan para filosof yang
membuat perangka-perangka rasional untuk menelusuri dan mencari kebenaran
dan tempat kebenaran itu berada.

1. Tujuan
Seorang ahli ilmu kalam memiliki tujuan yang konkrit, yaitu bertujuan
memperkokoh dan memperkuat akidah yang menjadi keyakinan
dalam agama.Hal ini berbeda dengan seorang filosof yang memiliki tujuan yang
masih belum jelas, yaitu mencari kebenaran seperti apapun bentuknya.
 

_______________________
Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali.

4
2. SYI’AH
Pengertian dan Sejarah Kemunculan Syi’ah
Secara etimologi, kata as-Syi’ah berarti pengikut atau pendukung. Secara
terminologi Syi’ah mengklaim sebagai para pendukung imam Ali bin Abi Thalib.
Mereka berpendapat bahwa imamah merupakan hak Ali yang telah ditetapkan
berdasarkan nash Al Quran maupun wasiat Nabi, baik eksplisit maupun implisit.
Mereka meyakini bahwa imamah tidak akan jatuh ke tangan orang lain selain Ali.
Permasalahan imamah bukanlah merupakan masalah kemaslahatan umat yang
diperoleh dengan cara pemilihan umum tetapi merupakan permasalahan pokok
dalam agama islam (rukn al-din).
1. Sekte-sekte Syi’ah
Golongan Syi’ah terdiri dari 22 sekte,sebagian mengkafirkan bagian lainya dan
sekte yang terkenal ada 4 yakni Itsna Asy’ariyah, Sab’iyah, Zaidiyah, dan Ghulat.

1. Itsna Asy’ariyah (Syiah 12 atau Syi’ah Imamiyah atau Rafidhah)


Yaitu Syi’ah yang menganut 12 imam diantaraya (1) Ali bin Abi Thalib,(2) Hasan
bin Ali,(3) Husen bin Ali,(4) Zainal bin Abidin,(5) Al-Baqir,(6) Abdullah Ja’far
Ash-Shidiq,(7) Musa Al-Kahzim,(8) Ali Ar-Rida,(9) Muhammad Al-Jawwad,(10)
Ali Al-Hadi,(11) Hasan Al-Askari, dan (12) Al Mahdi.

Ajaran-ajaran Syiah Itsna Asy’ariyah:

 Tauhid. Tuhan itu Esa, keesaan Tuhan itu mutlak, dan Tuhan
adalah qodim.
 Keadilan. Tuhan menciptakan kebaikan dialam semesta yang merupakan
keadilan. Tuhan memberikan akal kepada manusia untuk mengetahui perkara
yang benar atau salah melalui perasaan
 Nubuwwah. Rasul merupakan petunjuk hakiki yang diutus untuk
memberikan acuhan dalam membedakan yang baik dan buruk. Dalam keyakinan
Syi’ah Itsna Asy’ariyah, Tuhan telah mengutus 124.000 rasul.
 Al-Ma’ad. Al-Ma’adadalah hari akhir untuk menghadap pengadilan Tuhan
diakhirat.
 Imamah. Imamah adalah institusi yang diimagurasikan Tuhan untuk
memberikan petunjuk manusia yang dipilih dari keturunan Ibrahim dan
didelegasikan kepada keturunan Muhammad sebagai rasul terakhir.
Dalam sisi yang bersifat mahdah, Syi’ah 12 berpijak pada 8 cabang agama (furu
ad-din) yaitu shalat, puasa, zakat, khumus atau pajak sebesar 1/5 dari penghasilan,
jihad, amar ma’ruf dan nahi munkar, serta haji.
1. Syi’ah Sab’iyah (Syi’ah 7)
Syiah Sab’iyah hanya mengakui 7 imam, yaitu (1) Ali bin Abi Thalib, (2) Hasan,
(3) Husen, (4) Zaenal Abidin, (5) Al-Baqir, (6) Ja’far Ash Shidiq, dan (7) Ismail
bin Jafar. Aliran ini dipelopori oleh Abdullah bin Saba’ seorang Yahudi yang
pura-pura masuk Islam. Para pengikut Syi’ah Sab’iyah percaya bahwa Islam
dibangun oleh 7 pilar yaitu iman,thaharah,shalat,shaum,haji,dan jihad. Dalam
pandanganya imam hanya dapat diterima sesuai dengan keyakinan mereka yakni
melalui walayah atau kesetiaan kepada imam zaman.

_______________________

5
Ensiklopedia Syi’ah.

Ada satu sekte dalam Sab’iyah yang berpendapat bahwa Tuhan mengambil tempat
dalam diri imam karena itu imam harus disembah.Alquran memiliki makna batin
yang diperuntukkan untuk para imam dan makna lahir yang diperuntukkan untuk
orang awam yang kecerdasannya terbatasdan tidak memiliki kesempurnaan
rohani.Aliran ini memiliki prinsip ta’wil dan meniadakan sifat dari zat Allah.
1. Syi’ah Ghulat
Syi’ah Ghulat adalah kelompok pendukung Ali yang memiliki sifat berlebihan
atau ekstrim yang berkaitan dengan pendapatnya yang janggal yakni ada beberapa
orang yang secara khusus dianggap Tuhan dan dianggap rasul setelah Nabi. Sekte-
sekte yang terkenal antara lain:

 Sabahiyah
 Kamali yang terbagi :
 Albaiyah, Mughriyah, Mansuruyah, Khattabiyah, Khaliyah, Hisamiyah,
Nu’miyah.
 Yunusiyah
 Nasisiyah wa Isafiyyah
1. Syi’ah Zaidiyah
Syi’ah Zaidiyah adalah aliran yang mengikuti Zaid bin Ali bin Husain bin Ali bin
Abi Thalib sebagai imam kelima. Zaid memiliki pendirian bahwa:

 Pimpinan negara harus ditangan Fatimah.


 Dalam dua negara boleh terdapat 2 imam yang memiliki persyaratan dan
masing-masing wajib ditaati.
 Boleh mengangkat imam yang baik meskipun ada yang lebih baik.
 Tidak mempercayai tahayyul yang melekat pada diri imam sehingga
mendekatkan pada sifat ketuhanan.
Syi’ah Zaidiyah adalah madzhab Syi’ah yang paling moderat dan paling dekat
denganmadzhab ahlussunnah. Hal ini mungkin karena Zaid pernah berguru
Washil bin Atha’. Syi’ah Zaidiyah berpendapat seorang imam setidaknya harus
memiliki ciri sebagai berikut,merupakan keturunan ahli ba’it melalui garis Hasan
dan Husain,memiliki kemampuan mengangkat senjata, dan memiliki kelebihan
intelektualisme.

Syi’ah Zaidiyah berpendapat bahwa kekhalifahan Abu Bakar dan Umar bin
Khattab adalah syah karena tidak merampas kekuasaan dari tangan Ali. Mereka
juga menolak nikah mut’ahdan doktrin taqiyah yang masih dipraktekan kaum
Syi’ah lainya. Namun dalam bidang ibadah Zaidiyah tetap cenderung
menunjukkan simbol dan amalan Syi’ah pada umumnya. Misalnya dalam cara
adzan, takbir lima kali dalam shalat jenazah, menolak syahnya mengusap kaos
kaki, menolak imam shalat yang tidak soleh, dan menolak binatang sembelihan
non muslim.
_______________________
Ensiklopedia Syi’ah.

6
Imam Al Asy'ari - Wiki Aswaja NU.

1. Akidah dan Ajaran Syi’ah


2. Keyakinan Syi’ah tentang Imam Mereka
Mereka sepakat bahwa para nabi dan imam Syi’ah adalah ma’shum selain
itu tawali dan tabari adalah wajib.
1. Kitab-kitab Suci Syi’ah
Al-Jamiah yang bermula dari Rasulullah mendektikan Shahifah yang
digantungnya di bahu pedang pada imam Ali, tatkala Rasulullah meninggal dunia
imam Ali memeliharanya dengan baik,shahifah Rasulullah kemudian dikenal
dengan namaShuhufat Ali. Rasulullah kemudian mendektikan keterangan lain
yang disalin kedalam lembaran yang lebih besar yang dikenal dengan Al-Jamiah.
Selain Al-Jamiah dan Shahifah dzuabah as-saif, kalangan Syi’ah mempercayai
adanya Shahifah an-namus (berisi nama para pengikut dan musuh hingga hari
kiamat), Ahahifah al-abithah(berisi 60 kabilah Arab yang halal darahnya), Al jafr
al-abyadh (berisi zabur, taurat, injil, shuhuf Ibharim, halal dan haram, al-Jafr al-
Ahmar), serta Mushaf Fatimah. Hal ini jelas diklaim oleh Ahlussunnah yang
menjelaskannya dalam riwayat HR. Bukhari.
1. Empat Kitab Hadits Syi’ah
Jika dalam Aswaja dikenal al-Kutub al-Sittah sebagai kitab-kitab hadits induk,
dan al-Bukhari sebagai kitab hadits terbaiknya, maka dalam Syi’ah terdapat al-
Kutub al-Arba’ah sebagai acua utama mereka setelah Al Quran, sebagai berikut:
 Al-Kafi
Al-Kafi disusun oleh al-Kulaini sebagai kitab hadits pertama Syi’ah yang ada.
Kitab ini memuat tentang hadits Fikih, akidah, sejarah para ma’shumin, dan empat
belas orang suci, yakni Nabi Muhammad, Sayyidah Fatimah, dan 12 imam.
 Man La Yahdhuruhul Faqih
Penyusun kitab ini adalah Abu Ja’far Muhammad ibnu Ali ibnu Husain dengan
julukan Syaikh as-Shaduq (maha guru yang jujur). Kitab ini adalah hadits ahkam
atau hadits mengenai hukum yang tertampung 5.963 hadits, dengan 2.050 hadits
mursal, hadits yang terputus periwayatannya dan sisanya hadits musnad,
bersambung periwatannya.

 Tahdzib al-Ahkam dan al-Istibshar


Kedua kitab ini disusun oleh Abu Ja’far Muhammad ibnu Hasan al-Thusi (385-
469 H). Kitab ini memuat tentang hadits ahkam, analisis fiqhi dan visi
argumentasi, serta isyarat tentang kaidah ushul fiqh dan rijal. Tahdzib al-
Ahkam terdapat 13.590 hadits, sedangkan al-Istibsharterdapat 5.511 hadits.
 

7
_______________________
Ensiklopedia Syi’ah.

3. KHAWARIJ
Pengertian Khawarij dan Sejarah Kemunculan Khawarij
Secara bahasa, Khawarij adalah bentuk plural dari kata kharijah, artinya
kelompok yang menyempal. Mereka adalah kaum pembuat bid’ah. Disebut
demikian karena mereka keluar dari agama, dan keluar dari barisan kaum
muslimin, khususnya dari kepatuhan Ali r.a. Sedangkan secara istilah , yang
dimaksud dengan kelompok Khawarij dalam sejarah islam adalah orang-orang
yang menyatakan keluar dari kepemimpinan Ali bin Abi Thalib setelah terjadinya
peristiwa tahkim.
Kelompok Khawarij juga disebut dengan kelompok Haruriyah, Nawashib, dan
Syurrah. Nama Haruriyah dinisbahkan kepada desa Harura, Kufah, Irak, yang
menjadi tampat menetapnya kelompok Khawarij ketika keluar dari baridan Ali.
Sedangkan Nawshib adalah bentuk jamak dari kata nashibi yang berarti orang
yang berlebih-lebihan dalam membenci Ali. Kata Syurrah adalah bentuk jama dari
kata syaarr yang berarti orang yang menjual.

Setelah Rasulullah wafat, kaum muslimin merasa perlu untuk memikirkan


penggantinya. Dalam pertemuandi majelis Bani Saidah, segolongan kaum
muslimin menyatakan bahwa khalifah itu harus dari golongan Anshor, sedangkan
golongan lain berpendapat khalifah harus berasal dari Muhajirin. Ali bin Abi
Thalib tidak hadir dalam pertemuan itu, sebab beliau beserta keluarganya tengah
sibuk mempersiapkan pemakaman Rasululah SAW. Oleh karena itu Abu Bakar
dilantik ada beberapa sahabat yang kurang setuju, sehingga muncul pendapat yang
ketiga, yaitu khalifah harus dari keluarga Nabi. Keluarga Nabi yang pantas adalah
Ali bin Abi Thalib. Sebab dialah yang pertama masuk islam dan istri dari Fatimah
Azahra.

Pada akhir masa pemerintahan Utsman muncul golongan yang bergerak dibawah
tanah yang menuntut agar Utsman turun dari khalifah dan diserahkan kepada yang
lain. Dalam gerakan ini terdapat pendukung Ali ra. Ketika Utman terbunuh maka
mayoritas umat islam melantik Ali, akan tetatpi pengangkatan Ali mendapat
perlawanan dari sahabat Thalhah, Zubair dan Muawiyyah. Mereka menuduh Ali
terlibat dalam pembunuhan Utsman..

Dalam situasi gawat ini ,ada sebagian sahabat yang tidak mau membai’at, Thalhah
dan Zubair terbunuh dalam perang jamal, sedangkan Muawiyyah sulit dipatahkan
karena memiliki tentara yang kuat. Antara Ali dan Muawiyyah pernah terjadi
perang Shiiffin. Ketika Muawiyyah merasa bahwa kekalahan akan menimpa
dirinya, maka ia memerintahkan tentaranya untuk mengangkat Al Quran dengan
tombak sebagai tanda minta damai dan Al Quran sebagai pedomannya. Dan
sebagian besar pasukan Ali, khususnya para qurra’meninggalkan peperangan
tersebut. Mereka berargumentasi dengan firman Allah,

8
“tidaklah kamu memperhatikan orang-orang yang telah diberi bahagian yaitu
alkitab (taurat),mereka diseru kepada kitab allah supaya kitab itu menetapkan
hukum diantara mereka.”
_______________________
Ensiklopedia Khawarij.
Sejarah Kebudayaan Islam.
1. Akidah dan Ajaran Khawarij
 Doktrin Politik
1. Khalufah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat Islam
2. Khalifah tidak harus dari keturunan Arab
3. Khalifah dipilih secara permanen selama bersangkutan bersikap adil dan
menjalankan syariat Islam
4. Khalifah sebelum Ali adalah sah,akan tetapi setelah tahun ke-7 dari
kekhalifahanya, Utsman telah dianggap menyeleweng
5. Khalifah Ali adalah sah,akan tetapi setelah terjadi arbritase(tahkim),
iadianggap telah menyeleweng.
6. Muawiyah dan Amr bin Ash serta Abu Musa al Asy’ari juga dianggap
menyeleweng dan juga telah menjadi kafir
7. Pasukan perang jamal yang menyerang Ali juga kafir
 Doktrin Teologi
1. Seseorang yang berdosa besar tidak lagi diaggap muslim sehingga harus
dibunuh
2. Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka
3. Seseorang harus menghindar dari pimpinan yang menyeleweng
4. Adanya wa’ad dan wa’id (orang yang baik harus masuk surga dan orang
yang jahat harus masuk neraka).
5. Menerima Al Quran sebagai salah satu sumber diantara sumber hukum
islam yang lain.
 Doktrin Sosial
1. Amar ma’ruf nahi munkar
2. Memalingkan ayat Al Quran yang tampak mutasabihah
3. Al Quran adalah mahluk
4. Manusia bebas memutuskan perbuatanya bukan dari Tuhan
Keistimewaan aliran ini diantaranya adalah tekun dan taat beribadah serta ikhlas
berperang untuk membela akidahnya.

4. MU’TAZILAH
Pengertian dan Sejarah Munculnya Mu’tazilah
Secara bahasa, Mu’tazilah berasal dari kata i’tazala, yaitu memisahkan diri.
Dengan demikian, Mu’tazilah adalah kelompok yang memisahkan diri (i’tazala)
dari orang lain. Istilah ini diambil berdasarkan sejarah awal kemunculan
kelompok ini, yakni sejak pemisahan diri tokoh Mu’tazilah bernama Washil bin
Atha’, dari majelis Hasan al-Bashri. Mayoritas ulama menyatakan, pimpinan
Mu’tazilah adalah Washil bin Atha’. Konon, ia banyak menghadiri forum kajian
yang dipimpin oleh hasan al-Bashri. Suatu ketika, terjadi diskusi dan perdebatan
mengenai status orang yang melakukan dosa besar, suatu masalah yang ramai
dibicarakan kala itu. Washil bin Atha’ memiliki pendapat berbeda dengan Hasan

9
al-Bashri. Ia mengatakan bahwa orang yang memiliki dosa besar berada di suatu
kedudukan diantara dua kedudukan (manzilah baina al-manzilatain). Setelah itu
Washil memisahkan diri dari majelis Hasan al-Bahsri dan membuat majelis lain di
masjid.
Ahmad Amin dalam Fajr al-Islam menyebutkan bahwa ada kesamaan keyakinan
antara kelompok Yahudi dengan Mu’tazilah. “Mu’tazilah Yahudi” menafsirkan
_______________________
Ensiklopedia Mu’taziah.

Taurat berdasarkan logika filsafat, sedangkan “Mu’tazilah Islam” juga menakwili


ayat Al Quran berdasarkan logika filsafat. Kelompok ini biasa disebut
dengan Ashab al-Adl wa al-Tauhid (penyokong keadilan dan monoteisme), sering
pula dijuluki kelompok Qadariyah dan ‘Adliyyah.
Ada pula yang menyatakan bahwa Mu’tazilah muncul sejak era dinasti Umayyah
yang berkembang lebih pesat pada era dinasti Abbasiyah. Sebgaian berpendapat
hal itu muncul di beberapa kalangan yang awalnya berpihak pada Ali, yang
memisahkan diri dari urusan politik, kemudian berubah menjadi keyakinan
akidah. Hal itu terjadi saat al-Hasan putra Ali mundur dari urusan khilafah dan
diserahkan sepenuhnya kepada Mu’awiyah bin Abi Sufyan.

1. Akidah dan Ajaran Mu’tazilah


Mu’tazilah meyakini Lima Dasar Utama (al-ushul al-khamsah) sebagai prinsip
ajaran mereka juga sekaligus sebagai Rukun Iman bagi mereka. Lima Dasar
Utama tersebut adalah sebagai berikut:
 Prinsip Tauhid (Keesaan Allah)
Mereka tidak mempercayai adanya sifat-sifat Allah. Sebab, dengan menetapkan
sifat-sifat Allah yang juga bersifat qadim, seorang dianggap telah berbuat syirik
(menyekutukan Allah). Dengan mengaggap dzat Allah memiliki sifat-sifat yang
bersifat qadim, seseorang dianggap telah menyamakan antara dzat Allah dengan
sifat-sifatnya, sehingga akan ada tuhan-tuhan lain selain Allah. Hal semacam ini,
menurut mereka, termasuk perbuatan syirik.

 Prinsip ‘Adl
Dalam pandangan Mu’tazilah,seperti dijelaskan al-Mas’udi, Allah tidak menyukai
kerusakan, tidak menciptakan perbuatan hamba (af al al-‘ibad),namun mereka
melakukan apa yang mereka perintahkan dan meninggalkan apa yang mereka
larang sendiri,berdasarkan qudrah(kehendak) yang diberikan Allah
pada mereka.Dalam hal ini mereka meng-counter Jabariyah yang berpendapat
bahawa seorang hamba dalam perbuatannya, tidak memiliki pilihan sama sekali.
 Prinsip al-Wa’d wa al-Wa’id (janji dan ancaman)
Mu’tazilah berkeyakinan bahwa janji dan ancaman akan datang.Janji Allah untuk
memberikan pahala pasti terjadi,demikian pula sebaliknya, ancaman Allah untuk
memberikan siksa juga bakal terjadi. Sebagaimana janji Allah untuk
menerima taubat nashuha juga akan terjadi. Orang yang berbuat dosa besar tidak
akan diampuni, kecuali dengan bertaubat, sebagaimana orang yang berbuat
kebaikan bakal mendapatkan pahala.

10
 Prinsip al-Manzilah baina al-Manzilatain  (tempat di antara dua
tempat)
Al-Syahrastani dalam al-Milal wa al-Nihal mengutip pendapat Washil bin Atha
bahwa iman itu ibarat poin-poin kebaikan. Jika poin-poin itu terkumpul, maka
seseorang dinamakan sebagai mukmin, dan itu adalah predikat terpuji. Sedangkan
orang fasik tidak mengumpulkan poin-poin kebaikan, juga tidak mendapatkan
predikat terpuji. Oleh karena itu, ia tidak disebut sebagai mukmin, namun juga
tidak kafir karena syahadat dan kebaikan-kebaikan lain telah ia penuhi. Tapi jika
_______________________
Ensiklopedia Mu’taziah.

ia keluar dari dunia dengan membawa dosa besar tanpa bertaubat, maka ia
termasuk ahli neraka selama-lamanya. Karena di akhirat itu hanya ada dua
kelompok, satu di surga, satu di neraka. Namun orang itu siksanya di neraka
dikurangi.”
Meskipun Mu’tazilah menyakini bahawa orang yang bermaksiat berada “di
tempat di antara dua tempat”, namun tidak mengapa disebut sebagai muslim.
Namun tersebut, menurut mereka,untuk membedakannya dengan orang-orang
kafir dzimmi, bukan untuk memuji atau memuliakannya.
 Prinsip Amar Makruf Nahi Munkar
Prinsip ini berfungsi untuk menyebarkan Islam dan memberikan pencerahan bagi
orang-orang yang tersesat,juga untuk menangkal serangan orang-orang yang
berusaha mencampuradukan (tablis) antara yang benar dengan yang salah.
Iman Ibnu Abil ‘Izz berkata, “Terkait amar makruf nahi munkar, mereka (kaum
Mu’tazilah) berkata, “Kita wajib menyuruh orang selain kita untuk melakukan hal
yang telah diperintahkan kepada kita dan mewajibkan mereka dengan apa yang
wajib kita kerjakan. Di antara kandungannya adalah boleh memberontak dengan
senjata melawan penguasa yang zalim.

Selain Lima Dasar Utama Mu’tazilah, adapun ajaran lain dalam akidah Mu’tazilah
yang mencirikan golongan ini, yaitu mengandalkan akal secara penuh. Bagi
Mu’tazilah, kedudukan akal ini diatas Al Quran dan hadits. Oleh karena itu dalam
tafsirnya, mereka mencoba mentafsirkan Al Quran dengan akal dan memutar ayat
suci itu sesuai dengan akalnya. Diantara contohnya, mereka menolak adanya
Mi’raj, karena bagi mereka sangat bertentangan dengan akal, walaupun telah
ditetapkan dalam nash. Begitu pula mereka menolak adanya adzab kubur, bangkit
dari kubur. Alasannya, mustahil bagi orang yang sudah mati, terbaring dalam
tanah yang sempit, dibangunkan dan disuruh duduk.

5. WAHABI
Pengertian dan Sejarah Kemunculan Wahabi
Golongan Wahabi adalah pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab, sebuah
gerakan separatis yang muncul pada masa pemerintahan Sultan Salim III (1204-
1222 H). Gerakan ini berkedok memurnikan tauhid dan menjauhkan umat
manusia dari kemusyrikan. Muhammad bin Abdul Wahhab dan para pengikutnya
menganggap bahwa selama 600 tahun umat manusia dalam kemusyrikan dan dia
datang sebagai mujaddid yang memperbarui agama mereka. Gerakan Wahabi

11
muncul melawan kemampuan umat Islam dalam masalah akidah dan syariah,
karenanya gerakan ini tersebar dengan peperangan dan pertumpahan
darah.Sebagian kalangan tidak menyukai istilah “wahabi”, dan lebih menyukai
istilah “salafi” salah satu alasannya, penamaan dakwah yang di emban oleh
Muhammad dengan nama Wahhabiyah yang di nisbatkan kepadanya adalah
penisbatan yang keliru dari sisi bahasa, karena ayahnya tidak menyebarkan
dakwah ini.
_______________________
Ensiklopedia Wahabi.
Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi.
Mengklaim terhadap sebuah mazhab yang baru dengan nama salafiyah atau salafi,
merupakan bentuk fanatisme (ta’ashshub), serta tidak masuk dalam kategori
ittiba’ (mengikuti) seperti yang di harapkan. Dengan ujaran lain , ittiba’ salaf
merupakan inti dari agama, dan dasar-dasar yang telah di tetapkan oleh sunnah
Rasulullah. Sedangkan pengklaiman terhadap mazhab salafi merupakan bentuk
bid’ah yang tidak diridhoi oleh Allah, juga bentuk pengkhayalan (penyelewengan)
terhadap sesuatu yang tidak ada dasarnya dalam sejarah (tarikh).Dari kurun waktu
pertama yang di berkahi dalam agama Islam, tidak ada mazhab dalam klompok
umat islam yang di beri nama dengan “ mazhab salafi” atau “mazhab salaf”.
Muhammad bin Abdul Wahhab bin Sulaiman bin Ali bin Muhammad bin Ahmad
bin Rasyid at Tamimi pertama kali menyebar ajarannya di daerah Huraimalan.
Banyak yang menentang ajarannya termasuk ayah dan gurunya sehingga
berdakwah dengan sembunyi.Namun setlah ayahnya meninggal dia berani lantang
menyebarkan ajarannya.Ia mengkafirkan umat Islam ziarah kubur, mereka hanya
bertawasul, dan membalikkan ayat yangsebetulnya turun sebagai peringatan untuk
kaum kafir ia menggunakan ayat ini untuk mengkafirkan umat Islam.
1. Aliran Wahabi dan Penyimpangannya
Pengikut wahabi sering menyebut diri mereka dengan nama al-
Muwahhidin (kaum yang tauhidnya bersih). Selain itu, kelompok Wahabi pda era
belakang sering menyebut diri sebagai salafi.Wahhab adalah orang biasa yang
tidak menonjol dan tidak diakui ketokohan serta keulamaannya oleh para ulama
yang sezaman dengannya. Oleh karena piranti keilmuan yang dimilikinnya tidak
memadai, maka hasil ijtihadnya, baik dalam bidang fiqih, maupun dalam bidang
akidah, banyak yang menyimpang dari Al Quran, Sunnah dan ijma’ kaum
muslimin. Akibatnya, ia seringkali melakukan protes terhadap umat islam
sekitarnya, yang jelas berbeda dengan dirinya.
Selanjutnya, untuk menarik simpati umat Islam, Wahabi berupaya mengusung
platform dakwah yang sangat terpuji yang mengklaim mengikuti Al Quran dan al-
Sunnah, berijtihad sendiri , memerangi syirik, penyembahan berhala,
membersihkan islam dari bid’ah dan khurafat. Namun mereka salah kaprah dalam
penerapannya, bahkan dapat di bilang, dalam banyak hal mereka telah keluar dari
islam itu sendiri.
Kemudian, karena keyakinannya yang menyimpang itu, kakaknya sendiri yang
bernama sulaiman bin abdul wahhab juga mengkritik dengan pedas melalui kedua
bukunya, yaitu 1.Al-sawa’iq al-ilahiyyah fi al-radd’ala al-wahhabiyah, dan
2.Fasl al-khithab fi al-radd’ala Muhammad bin abdil wahhab. Kedua bukunya itu
di rasa penting di tulis, melihat adiknya yang sudah jauh menyimpang dari ajaran

12
islam dan akidah umat secara umum, terutama madzhab ahmad bin hanbal,
sebagai madzhab ahlussunnah wal-jamaah yang banyak di ikuti oleh penduduk
najed, Saudi Arabia.
Banyak kitab yang di tulis oleh para ulama ternama ahlussunnah wal-jamaah yang
menjelaskan kesesatan ajaran kelompok ini, seperti syaikh ahmad bin zaini
dahlan, al-habib ‘alawi bin ahmad bin hasan al-haddad dan lain-lain.
_______________________
Ensiklopedia Wahabi.
Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi.

Ajaran wahabi masuk ke Indonesia melalui kaum paderi di minangkabau,


kemudian di kembangkan oleh 3 orang tokohnya, yaitu H sumanik dari luhak
tanah datar, H piabong dari luhak 50 kota, H miskin dari luhak agam. Salah satu
latar belakang kelahiran jami’iyah nahdlatul ulama tidak lepas dari adanya reaksi
terhadap situasi umat islam ketika itu.

Muhammad bin abdul wahhab telah membuat ajaran baru yang di ajarkan kepada
pengikutnya. Dasar ajarannya ini adalah menyerupakan allah dengan makhluk –
Nya, karena duduk adalah salah satu sifat manusia. Dengan ajarannya ini,
Muhammad bin abdul wahhab telah menyalahi firman allah :

“Dia (allah) tidak menyerupai segala sesuatu dan tidak ada sesuatupun yang
menyerupai-Nya”. (Q.S. asy-Syura: 11)
Para ulama salaf bersepakat bahwa barang siapa yang menyifati allah dengan
salah satu sifat di antara sifat-sifat manusia maka ia telah kafir. Sebagaimana hal
ini di tulis oleh imam al muhaddits as-salafi ath-thahawi (227-321 H) dalam kitab
aqidahnya yang terkenal dengan nama (akidah thahawiyah), teks pernyataan
adalah :

“Barangsiapa mensifati allah dengan salah satu sifat dari sifat-sifat manusia,
maka ia telah kafir”.
Di antara keyakinan golongan wahabiyah ini adalah mengkafirkan orang yang
berkata: “Yaa Muhammad…”, mengkafirkan orang yang berziarah ke makam
para nabi dan para wali untuk bertabarruk (mencari barakah ), mengkafirkan
orang yang yang mengusap makam para nabi untuk bertabarruk, dan
mengkafirkan orang yang mengalungkan hirz(tulisan ayat-ayat al-qur’an atau
lafazh-lafazh dzikir yang di bungkus dengan rapat lalu di kalungkan di leher )
yang di dalamnya hanya tertulis al-qur’an dan semacamnya dan tidak ada sama
sekali lafazh yang tidak jelas yang di haramkan.
1. Wahabisasi dan Kelompok-kelompok di Indonesia
Seperti telah di jelaskan sebelumnya , wahabi juga di kenal dengan istilah salafi,
sebab pengakuan mereka yang berdakwah di atas manhaj salaf shalih. Madrasah
salafiyah sendiri terdapat di berbagai Negara muslim , di antara lain di arab Saudi,
yaman, yordania , Syria, Negara-negara jazirah arab , mesir , Pakistan , india , asia
tengah dan lainnya. Tiga madrasah yang sangat dominan saat ini ialah salafiyah di
arab Saudi, salafiyah di yaman , dan salafiyah di yordania-syria (syam).

13
Paham salafiyah yang masuk ke Indonesia bermacam-macam warna. Warna yang
paling asli adalah dakwah Muhammad bin abdul wahhab yang di bawa oleh
ulama-ulama di sumatera barat pada awal abad ke 19 .inilah salafiyah pertama di
Indonesia, di kenal sebagai kaum padri, di zaman klonial berperang melawan
kaum adat dan belanda .

Di era modern , salafiyah masuk ke Indonesia melalui beberapa jalur, antara lain
malalui buku-buku , media , proses pendidikan, kerjasama kelembagaan, dan jalur
gerakan dakwah salafiyah .

_______________________
www.muslimedianews.com/2014/01/salafi-wahabi-sekte-yang-terpecah- belah.html.
Di Indonesia , dakwah salafiyah tidak hanya satu ragam, namun amat berbagai-
bagai. Secara garis besar setidaknya ada dua gerakan , yakni salafi yamani dan
salafi haraki . istilah salafi yamani di tujukan untuk menyebut para dai salafi
alumni madrasah salafiyah muqbil bin hadi al-wad’i (meninggal 2002), yang
terletak di kota sa’dah, desa dammaz, yaman, beserta pihak-pihak lain dari
kalangan dai atau penuntut ilmu , yang sepakat dengan metode dakwah muqbil
bin hadi.
Salafi yamani sangat menolak metode pergerakan , sebab hal itu di anggap
sebagai bid’ah dan merupakan praktik fanatisme (hizbiyyah) . namun rupannya
mereka tidak konsisten terhadap prinsipnya. Buktinya adalah keberadaan forum
komunikasi ahlussunnah wal-jamaah (FKAWJ), kemudian melahirkan laskar
jihad , yang di dirikan oleh tokoh salafi yamani , ja’far umar thalib, forum ini
tidak jauh berbeda dengan kelompok hizbiyyah yang semula sangat mereka
musuhi.

Selain istilah salafi yamani dan haraki, ada istilah-istilah lain seperti salafi sururi,
salafi jihadi , salafi wahdah islamiyah , salafi turatsi, salafi ghuraba , salafi
ikhwani ,salafi hadadi , salafi turaby, dan sebagainya. Ternyata nama-nama
tersebut tidak hanya sekedar istilah , namun saling mengklaim kebenaran dan
mengkampayekan permusuhan.

Muhammad umar as seweed ( menjadi pemimpin salafi yamani pasca ja’far


umar ) mengatakan bahwa ja’far umar thalib itu ahli bid’ah dan khawarij. Bahkan
kelompok as-seweed menyusun buku dengan judul “pedang tertuju di leher ja’far
umar thalib”, yang artinya ja’far umar thalib halal di bunuh .

14
_______________________
www.muslimedianews.com/2014/01/salafi-wahabi-sekte-yang-terpecah- belah.html.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari masing-masing aliran kalam memiliki pemahaman yang berbeda tentang
berbagai masalah ketuhanan dan lainnya,yang kemudian menimbulkan
argumentasi yang diperdebatkan untuk membela masing-masing golongan. Syi’ah
adalah salah satu aliran dalam Islam yang meyakini Ali bin Abi Thalib dan
keturunannya sebagai pemimpin Islam setelah Nabi wafat. Khawarij berarti
orang-orang yang keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib. Golongan ini
menganggap dirinya sebagai orang yang keluar dari rumah dan semata-mata untuk
berjuang dijalan Allah. Meskiun pada awalnya Khawarij muncul karena
penolakan politik, tetapi dalam perkembangannya golongan ini banyak berbicara
masalah teologis.

Sedangkan aliran Mu’tazilah merupakan salah satu aliran teologi dalam Islam
yang dapat dikelompokkan sebagai kaum rasionalis Islam. Aliran ini muncul
sekitar abad pertama hijriyah, di kota Basrah, yang ketika itu menjadi kota sentra
ilmu pengetahuan dan kebudayaan islam. Golongan Wahabi adalah pengikut
Muhammad bin Abdul Wahhab, sebuah gerakan separatis yang muncul pada masa
pemerintahan Sultan Salim III (1204-1222 H). Gerakan ini berkedok memurnikan
tauhid dan menjauhkan umat manusia dari kemusyrikan. Gerakan Wahabi muncul
melawan kemampuan umat Islam dalam masalah akidah dan syariah, karenanya
gerakan ini tersebar dengan peperangan dan pertumpahan darah.

Aswaja atau Ahlussunnah wa al-Jama’ah adalah orang-orang yang selalu


berpedoman pada sunnah Nabi dan jalan para sahabat dalam masalah akidah
keagamaan, amal-amal lahiriyah serta akhlak hati. Ciri khas akidah Aswaja
meyakini bahwa Allah itu tanpa arah dan tanpa tempat. Aswaja merupakan aliran
yang memiliki dasar akidah berdasarkan Al Quran dan hadits Nabi. Dalam
masalah imamah, Aswaja mengakui keempat Khulafa Roshidi, yaitu Abu Bakar,
Umar, Utsman, dan Ali.

15
DAFTAR PUSTAKA

 M. Abdul Mujieb, Syafi'ah, H. Ahmad Ismail M. 2009, Ensiklopedia


Tasawuf Imam Al-Ghazali, Jakatra : Hikmah
 https://abuthalib.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-syiah/
 https://jokosambung.wordpress.com/2011/06/17/kepemimpinan-umat-
islam-pasca-nabi-wafat/
 Al-Gharabi, Ali Mushtafa, Tarikh al-Firaq al-Islamiyah, Mesir: Maktabah
wa Mathba’ah Muhammad Ali Shabih wa Awladih, tt.
 https://ragab304.wordpress.com/2009/02/05/mutazilah-asal-usul-dan-ide-
ide-pokok/
 https://waskitozx.wordpress.com/makalah/makalah-pendidikan-
islam/makalah-akidah/aliran-mutazilah-sejarah-tokoh-dan-ajaranya/
 Abdul Rozak, & Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, Bandung: Pustaka Setia,
2013.

 Syaikh Idahram, Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi, (Pustaka


Pesantren : Yogyakarta, 2011), cet. ke-XVI, hlm.141.
 [4] Syaikh Idahram, Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi, (Pustaka
Pesantren : Yogyakarta, 2011), cet. ke-XVI, hlm. 146.
 www.muslimedianews.com/2014/01/salafi-wahabi-sekte-yang-terpecah-
belah.html.

16
Soal dan Jawaban:
1. Dasar hukum bermadzhab menurut faham Ahlussunnah Waljama"ah meliputi ….
a. Alqur’an , hadits. Ijma’ dan qiyqas
b.Alqur’an , hadits. Ijma’
c. Alqur’an, hadits, qoulul ulama
d.Alqur’an, hadits, qoulul ulama dan aliran
2. Firqoh (aliran) Islam yang bertentangan dengan Ahlussunnah wal Jama’ah
(Aswaja), kecuali…
a. Wahhabi dan Syi’ah
b. Mu’tazilah dan Khawarij
c. Jamiyyah dan Musyabbihah
d. Asy’ariyah dan Maturidiyah
3. kesepakatan pendapat para ahli mujtahid pada suatu zaman sepeninggal
Rasulullah mengenai suatu ketentuan hukum syariah disebut…
a. ijtihad 
b. madzhab
c. Ijma’
d. jama'ah
4. Sebutkan dan jelaskan Dasar hukum bermadzhab menurut faham Ahlussunnah
Waljama"ah!
1. Al-Qur’an
Dalam Al-Qur’an ada petunjuk yang menjadi dasar perintah
kewajiban mengikuti madzhab, yakni perintah Allah, agar kita
mentaati Allah dan Rasul-Nya serta Ulil Amri. Kata “Ulil Amri”
adalah orang yang memimpin atau memerintah, dan termasuk di
dalamnya para ulama (ahli Ilmu), secara lebih khusus kita
diperintah untuk mengikuti jalan pikiran para ulama, yakni
bermadzhab.

2. Al-Hadits.
Disebut dalam banyak hadits agar kita mengikuti golongan paham
yang paling besar dari umat Islam. itu dikarenakan kelompok
paling besar (mayoritas) kemungkinan sangat kecil sekali untuk
membuat kesepakatan guna menyeleweng hukum-hukum Islam.

3. Ijma’
Ijma’ adalah kesepakatan pendapat para ahli mujtahid pada suatu
zaman sepeninggal Rasulullah mengenai suatu ketentuan hukum
syariah. Jumhur ulama berpendapat bahwa ijma’ adalah
merupakan metode penetapan hukum yang wajib diamalkan.

5. Jelaskan pengertian dari Aswaja !


Aswaja adalah orang-orang yang selalu berpedoman pada sunnah Nabi dan
jalan para sahabat dalam masalah akidah keagamaan, amal-amal lahiriyah
serta akhlak hati.

17

Anda mungkin juga menyukai