Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agama Islam yang mempunyai pemeluk terbesar di muka bumi ini tidak
berkembang dengan sendirinya. Nabi Muhammad SAW telah berjuang keras
mendakwahkan ajaran yang turun dari Allah kepada para sahabat dan keluarga
beliau. Beliau berjuang hingga tetes darah terakhir hingga agama Islam bediri kokoh
di muka bumi ini. Setelah sekian lama agama Islam berdiri kokoh, agama Islam
sudah mulai dilupakan oleh umat Islam sendiri. Banyak sunnah nabi yang
ditinggalkan. Syariat Islam mulai dilupakan dan mereka melakukan banyak
kemaksiatan.
Melihat keadaan demikian, sebagian kaum muslimin merasakan musibah
yang menimpa mereka. Mereka kembali bangkit menyadarkan kaum muslimin atas
kelalaian yang mereka lakukan. Mereka berjuang kembali menghidupkan agama
Islam. Tidak jarang mereka menggunakan kekerasan bagi mereka yang menentang.
Setelah sekian lama, perjuangan mereka mulai menampakkan hasil. Umat Islam
sadar dan kembali ke jalan yang benar.
Setelah kita mengulas mengetahui betapa keras perjuangan umat terdahulu
menegakkan agama Allah, marilah kita menengok perkembangan Islam di zaman
modern ini. Di zaman seperti inilah cahaya Islam harus tetap dihidupkan meskipun di
sana sini terdapat banyak rintangan dan halangan khususnya dari kaum yang
memusuhi Islam. Tidak jarang kita dapati sekelompok kaum muslim masih sangat
peduli dengan perkembangan Islam dan berjuang sekuat tenaga dalam menghidupkan
Islam di zaman yang penuh tantangan ini. Berbagai upaya mereka lakukan dan salah
satu upaya yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi yang
semakin maju. Surat kabar, majalah, televisi, radio, bahkan internet telah menjadi
sasaran dalam mendakwahkan agama Islam.
Melihat fenomena yang terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat di era
globalisasi ini, penulis bertujuan ikut andil dalam mengembalikan semangat amar
maruf dan nahi munkar di muka bumi. Oleh karena itu, tersusunlah karya tulis
1

ilmiah yang berjudul STRATEGI DAKWAH DI ZAMAN MODERN ini yang


dimaksudkan untuk memberikan gambaran sekaligus wacana kepada para pembaca
agar tetap semangat memegang ajaran Islam dan saling mengajak kepada kebaikan.
1.2 Rumusan Masalah
Setelah penulis memaparkan latar belakang karya tulis ini, maka penulis akan
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana dakwah sebelum Islam dan pada zaman Rasulullah?
2. Bagaimana realita kehidupan masyarakat pada zaman modern?
3. Bagaimana strategi dakwah di zaman modern?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah:
1. Menjelaskan dakwah sebelum Islam dan pada zaman Rasulullah
2. Mendiskripsikan realita kihidupan masyarakat pada zaman modern
3. Mendiskripsikan strategi dakwah di zaman modern

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Dakwah
Secara etimologi atau bahasa, kata dakwah berasal dari Bahasa Arab yang
berarti mengajak, menyeru atau memanggil. Akan tetapi, maksud seruan, ajakan atau
panggilan tersebut adalah panggilan kepada Allah SWT.
Sedangkan pengertian dakwah secara terminologi atau istilah ada beraneka
ragam yang dapat diambil kesimpulan bahwa dakwah adalah suatu usaha yang
dilakukan secara sadar dan sengaja dalam upaya meningkatkan nilai hidup manusia
dengan berlandaskan ketentuan Allah SWT dan Rasulullah SAW. Adapun bentuk
usaha yang dilakukan tersebut meliputi:
1. Mengajak manusia untuk beriman, bertaqwa serta mentaati segala perintah
Allah dan Rasulullah SAW
2. Melaksanakan amar maruf nahi munkar
3. Memperbaiki dan membangun masyarakat yang Islami
4. Menegakkan dan mensyiarkan agama Islam.
Adapun semua proses tersebut merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan
yakni kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat.
2.2. Tujuan Dakwah
Dakwah merupakan suatu rangkaian kegiatan atau proses dalam rangka
mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan ini dimaksudkan sebagai pemberi arah atau
pedoman bagi gerak langkah kegiatan dakwah. Sebab tanpa tujuan yang jelas,
seluruh aktivitas dakwah akan sia -sia. Secara mendasar, tujuan dakwah dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu tujuan sementara dan tujuan final. Tujuan dakwah
yang bersifat sementara artinya tujuan yang dimaksud menegakkan ajaran Islam
demi tercapainya kebahagiaan hidup manusia di dunia. Sedangkan tujuan dakwah
yang bersifat final artinya tujuan yang dimaksudkan untuk tercapainya kebahagiaan
hidup manusia di akhirat. Kategori tujuan dakwah tersebut merupakan hal sentral

dalam paradigma ilmu dakwah, yang membedakan ilmu dakwah dengan ilmu-ilmu
lain.
2.3 Hukum Berdakwah Bagi Seorang Muslim
Telah ditunjukkan oleh Al-Quran dan As-Sunnah tentang hukum berdakwah
bagi muslim dalam mengajak menusia ke jalan Allah SWT yaitu bahwa berdakwah
termasuk kewajiban. Dalilnya sangat banyak, diantaranya, firman Allah SWT :
Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. (An-Nahl :
125)
Dan serulah mereka ke (jalan) Rabbmu dan janganlah sekali-kali kamu
termasuk orang-orang yang mempersekutukan Rabb. (Al-Qashash : 87)
Katakanlah, Inilah jalan (agama) Ku, aku dan orang-orang yang
mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata.
(Yusuf : 108)
Para ulama menjelaskan, bahwa mengajak manusia ke jalan Allah SWT
hukumnya fardhu kifayah. Artinya, jika di negeri-negeri atau wilayah-wilayah yang
sudah ada para dai yang melaksanakan kegitan dakwah, maka kelompok lain sudah
terbebas dari kewajiban tersebut. Jadi, setiap negeri dan setiap wilayah diperlukan
sekelompok masyarakat dalam menjalankan aktifitas dakwah. Jika telah terlaksana
hal demikian, telah mencukupi pelaksanaannya sehingga menggugurkan kewajiban
ini. Terhadap yang lainnya hanya berhukum sunnah muakkadah dan sebagai suatu
amalan yang agung.
Akan tetapi, jika di suatu negeri atau suatu wilayah tertentu tidak ada yang
melaksanakan dakwah dengan sempurna, semuanya berdosa dan wajib atas
semuanya, yaitu atas setiap orang untuk melaksanakan dakwah sesuai dengan
kesanggupan dan kemampuannya. Adapun secara nasional, wajib adanya segolongan
yang konsisten melaksanakan dakwah di seluruh penjuru negeri dengan
menyampaikan risalah-risalah Allah dan menjelaskan perintah-perintah Allah SWT
dengan berbagai cara yang bisa dilakukan, karena Rasulullah SAW pun mengutus
4

para dai dan berkirim surat kepada para pembesar dan para raja untuk mengajak
mereka ke jalan yang diridhoi Allah SWT.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Dakwah Sebelum Islam dan Pada Zaman Rasulullah
3.1.1 Dakwah Sebelum Islam
Agama Islam telah disebutkan sejak zaman dahulu sebelum Nabi
Muhammad diutus Allah SWT di muka bumi ini untuk menyampaikan
risalahNya. Para ulama dan ahli sejarah berpendapat bahwa risalah dakwah
sudah diturunkan sebelum Nabi Ibrahim, karena Al-Quran juga banyak
menyebutkan bahwa nabi-nabi sebelum Nabi Ibrahim juga telah diberi
amanah oleh Allah dalam mengemban risalah dakwah. Tepatnya yaitu pada
masa kerasulan Nabi Nuh As.
a. Dakwah Nabi Nuh
Nabi Nuh adalah nabi ke tiga yang diutus Allah di muka bumi untuk
menyampaikan risalah tauhid. Nabi Nuh diutus kepada sebuah kaum yang
sangat durhaka kepada Allah. Gemar berbuat keji dan aniaya. Mereka tidak
punya sosok yang bisa dijadikan teladan dalam hidup. Kemaksiatan dan
kejahatan senantiasa menghiasi kehidupan mereka. Karena itu, pantaslah jika
Allah mengutus ke tengah-tengah mereka seorang hamba untuk memperbaiki
kehidupan mereka. Allah berfirman:




Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata:
"Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selainNya." Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu
akan ditimpa azab hari yang dahsyat. (Al-Araf : 59)
Diceritakan bahwa ketika beliau menyerukan ajaran yang benar,
dengan jelas mereka menentangnya, mereka memasukkan jari-jari mereka ke
dalam telinga, menutupi wajah dengan baju mereka dan mereka tetap berada
6

dalam kemunkaran serta menyombongkan diri. Beliau telah menempuh


segala cara dalam berdakwah kepada kaumnya dan bersabar atas segala
cobaan yang menimpanya. Diceritakan bahwa beliau berdakwah dalam waktu
yang sangat panjang, yaitu 950 tahun. Allah berfirman:




Dan Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia
tinggal diantara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka
ditimpa banjir besar dan mereka adalah orang-orang yang zalim.
(Al-Ankabut : 14)
Ketika semakin lama kaum Nuh semakin menentang dan jauh dari
ajarannya, Allah menurunkan azab kepada mereka berupa banjir yang sangat
dahsyat. Sebelum azab itu datang, Allah mewahyukan kepada Nabi Nuh dan
kaumnya yang beriman membuat perahu. Ketika azab yang maha dahsyat itu
datang, beliau dan kaumnya yang beriman selamat dari banjir tersebut.
b. Dakwah Nabi Hud
Setelah sekian lama Allah Mengutus Nabi Nuh untuk menyampaikan
risalah tauhid, selanjutnya Allah mengutus Nabi Hud untuk melanjutkan
perjuangan menegakkan kalimat tauhid. Beliau diutus ke tengah-tengah
sebuah kaum yang bernama Ad. Allah berfirman :



Dan (kami telah mengutus) kepada kaum 'Aad saudara mereka, Hud. ia :
"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain
dari-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?"
(Al Araf : 65)

Beliau berjuang seperti apa yang telah dikerjakan oleh Nabi Nuh.
Rintangan dan cobaan silih berganti menimpa. Tidak heran jika kaum Ad
menentang dakwah Nabi Hud. Selain beliau berasal dari kaum mereka, kaum
Ad juga dikaruniai tubuh yang besar dan otot-otot yang kuat. Mereka malah
meminta bukti kepada beliau atas apa yang telah diancamakan kepada mereka
selama ini. Mereka tidak mau meninggalakan ajaran nenek moyang yang
telah mendarah daging. Maka pantaslah Allah menurunkan azab pedih kepada
mereka berupa angin topan yang membinasakan. Tidak ada yang bisa selamat
dari azab tersebut, bahkan Allah menjadikan mereka bagai serbuk yang
beterbangan.
c. Dakwah Nabi Shaleh
Setelah Nabi Hud diutus oleh Allah untuk berdakwah kepada
kaumnya dan berahkhir dengan binasanya kaum Ad kerena kesombongan
mereka, maka Allah mengutus Nabi Shaleh untuk meneruskan perjuangan
melawan kemunkaran dan mengajak kembali ke jalan yang benar. Beliau
diutus ke tengah-tengah kaum yang bernama Tsamud. Allah berfirman :



Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata:
"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain
Dia. ( Huud : 61)
Ketika Nabi Shaleh menyeru kepada umatnya, mereka mencaci maki
dan meragukan terhadapa apa yang dibawa oleh beliau. Allah menurunkan
mujizat kepada Nabi Shaleh berupa unta betina yang keluar dari batu.
Mereka harus rela membagi minum dengan unta itu. Sebagai imbalan,
mereka boleh memerah susu dari unta tersebut. Sejak munculnya unta yang
membawa berkah air susu, orang-orang yang beriman bertambah kuat
imannya. Sedang orang-orang kafir semakin iri dan menaruh dendam kepada
Nabi Shaleh. Mereka berusaha membunuh onta tersebut dengan berbagai
cara. Ketika Nabi Shaleh mengetahui bahwa mereka telah membunuh onta
8

tersebut, murkalah beliau dan berdoa agar Allah menurunkan siksa kepada
mereka. Allah mengabulkan doa hambaNya dan terjadilah peristiwa yang
mengerikan. Kaum Tasmud disambar petir yang meledak dan menggelegar.
Gempa dahsyat menghancurkan tempat tinggal mereka. Tidak ada satupun
dari Kaum Tsamud yang selamat kecuali Nabi Shaleh dan pengikutnya.
d. Dakwah Nabi Luth
Kemudian diutuslah Nabi Luth oleh Allah demi meneruskan
perjuangan
menyampaikan

nabi-nabi
risalah

sebelumya
tauhid,

dengan

menyembah

misi
Allah

yang
dan

sama

yaitu

memerangi

kemunkaran. Nabi Luth diutus ke sebuah kaum bernama Sadum. Kaum


Sadum adalah kaum yang bejat moralnya. Mereka menyukai sesama jenis dan
menolak mencintai lawan jenis. Di samping itu mereka juga suka merampok
dan menyamun. Menahan orang di tengah jalan untuk diambil hartanya dan
menculik para pemudanya. Melihat realita kehidupan kaum Sadum tersebut
diutuslah Nabi Luth sebagai petunjuk bagi mereka kepada jalan yang benar
dan memberi peringatan kepada mereka bahwa jika mereka tidak
meninggalkan kemaksiatan, maka azab Allah akan ditimpakan kepada
mereka. Allah SWT berfirman :





Dan tatkala Luth berkata kepada kaumnya: "Mengapa kamu mengerjakan
perbuatan keji itu yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun sebelum
kamu? "Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu
(kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang
melampaui batas. (Al Araf : 80-81)
Ketika Nabi Luth mendakwahkan kepada mereka untuk meninggalkan
perbuatan keji tersebut, mereka malah menentangnya. Dan ketika kekejian
9

mereka sudah melampaui batas, maka turunlah azab dari Allah berupa gempa
bumi dahsyat dan hujan batu yang sangat besar sehingga tidak ada seorang
pun yang hidup kecuali Nabi Luth dan pengikutnya karena mereka
diselamatkan oleh Allah SWT.
e. Dakwah Nabi Syuaib
Zaman pun berganti, maka risalah dakwah dilanjutkan oleh Nabi
Syuaib. Beliau diutus ke sebuah negeri bernama Madyan Allah berfirman :




Dan (Kami Telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka,
Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada
Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya Telah datang kepadamu bukti yang
nyata dari Tuhanmu. (Al Araf : 85)
Saat itu penduduk Madyan sangat sesat. Kemakasiatan sudah sangat
biasa mereka lakukan. Mereka suka mengurangi takaran dan timbangan
dalam berdagang. Nabi Syuaib mengajak kaumnya menyembah Allah dan
menjauhi kedholiman. Akan tetapi mereka menghalangi beliau dalam
berdakwah dan menyiksa kaum yang beriman. Mereka mengancam kepada
Nabi Syuaib jika beliau tidak berhenti berdakwah, mereka akan
membunuhnya. Karena ancaman tersebut, Nabi Syuaib dan pengikutnya
pindah ke negeri lain karena penduduk Madyan sudah tidak bisa diharapkan
lagi. Hanya beberapa saat setelah Nabi Syuaib dan pengikutnya pindah, tibatiba penduduk Madyan dikejutkan akan adanya gempa dahsyat sehingga
mereka mati bergelimpangan.
f. Dakwah Nabi Musa
Kemudian Allah mengutus Nabi Musa. Allah menurunkan kepada
beliau Kitab Taurat sebagai pedoman. Beliau diutus kepada Bani Israil dan
10

ditemani oleh saudaranya, Nabi Harun. Keduanya diutus untuk melawan


kezaliman Firaun. Saat itu Firaun adalah Raja Mesir yang sangat sombong
dan menyebut dirinya tuhan yang harus disembah. Allah berfirman :


Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, Sesungguhnya dia telah melampaui
batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang
lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut". (Thaaha : 43-44)
Diceritakan dalam Al-Quran bahwa keduanya berdialog dengan
Firaun. Mereka berdua menyeru kepada Firaun agar keluar dari
kesombongannya dan beriman kepada Allah. Akan tetapi dia menentang dan
tetap menyebut dirinya tuhan yang harus disembah. Untuk mendukung dan
memperlancar dakwah Nabi Musa, Allah membekali beliau dengan tongkat
yang bisa berubah menjadi ular dan tangan beliau yang bercahaya.
Akan tetapi tatkala hal tersebut ditunjukkan kepada Firaun, dia
menyebutnya sebagai sihir yang besar dan nyata. Firaun pun menantang
Nabi Musa beradu sihir dengan para tukang sihirnya. Nabi Musa
menyanggupi tantangan tersebut. Pada hari dan waktu yang telah ditentukan,
berkumpullah para tukang sihir tersebut untuk beradu dengan Nabi Musa.
Ketika aba-aba dimulai, para tukang sihir tersebut melemparkan tali-tali ke
tengah arena dan seketika tali-tali tersebut berubah menjadi ular yang sangat
banyak. Dengan tenang Nabi Musa melempar tongkatnya dan berubah
menjadi ular yang sangat besar. Ular-ular tukang sihirpun habis dimakan oleh
ular Nabi Musa. Meihat kenyataan itu, tukang sihir sadar dari kelalaiannya
dan beriman kepada Nabi Musa.
Bertambah murkalah Firaun dan dia berniat membunuh Nabi Musa
dan pengikutnya. Untuk menghindari kejaran Firaun, beliau dan pengikutnya
pergi meninggalkan Mesir secara diam-diam pada malam hari agar tidak
diketahui Firaun. Namun akhirnya Firaun mengetahuinya juga dan segera
11

menyusul rombongan Nabi Musa. Ketika Nabi Musa dan pengikutnya sampai
di tepi Laut Merah, mereka tidak dapat melanjutkan perjalanan. Para pengikut
Nabi Musa merasa takut karena Firaun dan tentaranya telah nampak di
kajauhan. Dengan tenang Nabi Musa memukulkan tongkatnya ke laut dan
seketika itu laut terbelah. Melalui laut yang terbelah itulah Nabi Musa
melanjutkan perjalanan. Setelah mereka sampai ke seberang, Firaun dan
tentaranya menyusul melalui laut yang terbelah itu. Ketika Firaun dan
pengikutnya sampai di pertengahan, mendadak laut yang terbelah itu
menutup kembali dan binasalah Firaun dan tentaranya yang durhaka.
g. Dakwah Nabi Isa
Selang beberapa tahun lamanya, sampailah risalah dakwah turun
kepada Nabi Isa. Beliau adalah putra dari Maryam yang dilahirkan tanpa ayah
sebagai bukti kekuasaan Allah. Allah membekali Nabi Isa dengan kitab Injil
sebagai pedoman dalam dakwahnya. Selain itu, beliau juga dikaruniai
beberapa mujizat diantaranya dapat menerbangkan burung dari tanah liat
dengan izin Allah. Beliau dapat menyembuhkan orang yang buta dan dapat
mengidupkan orang mati. Baliau mempunyai pengikut setia dalam
menemaninya menyampaikan risalah dakwah yang dikenal dengan sebutan
Al-Hawariyyun.
Kedatangan Nabi Isa dan ajarannya membuat pemerintah Romawi
murka. Mereka berniat membunuh dan menyalip Nabi Isa. Mengetahui
rencana tersebut, Nabi Isa dan pengikutnya lari menyelamatkan diri dan
bersembunyi ke sebuah tempat. Akan tetapi, salah seorang murid beliau
berkhianat dan memberitahukan tempat persembunyian Nabi Isa. Akan tetapi
Allah menunjukkan kekuasaannya. Murid tersebut diserupakan wajahnya
menyerupai Nabi Isa sehingga tentara Romawi mengira bahwa dialah Nabi
Isa dan membunuhnya. Sedangkan Nabi Isa diselamatkan Allah dengan
mengangkatnya ke langit. Berakhirlah risalah dakwah Nabi Isa As.
Dengan berakhirnya risalah dakwah Nabi Isa, berakhir pulalah
dakwah yang diemban oleh nabi-nabi terdahulu sebelum Nabi Muhammad
12

SAW. Adapun dakwah yang diemban oleh nabi-nabi terdahulu hanya sebatas
kepada kaum tertentu pada masa itu. Ketika dakwah kepada suatu kaum
berakhir, maka Allah mengutus kembali hambaNya yang lain untuk
berdakwah kepada kaum yang lain pula. Berbeda dengan risalah Nabi
Muhammad SAW yang ajaran beliau tetap kekal hingga akhir zaman.
3.1.2 Dakwah Pada Zaman Rasulullah SAW
Dakwah pada zaman Rasulullah SAW dimulai tatkala turun wahyu
dari Allah melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad dalam surat AlMuddatsir.


Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan! dan
Tuhanmu agungkanlah! dan pakaianmu bersihkanlah dan perbuatan dosa
tinggalkanlah dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh
(balasan) yang lebih banyak dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu,
bersabarlah. (Al Mudatsir : 1-7)
Ketika ayat tersebut turun, mulailah Rasulullah SAW menyampaikan
risalah dakwah kepada kerabat dekat beliau dan orang orang di sekitar beliau
secara sembunyi-sembunyi. Adapun orang-orang yang menyatakan diri
masuk Islam pertama kali adalah :
1. Istri beliau, Khodijah binti Khuwailid
2. Golongan dewasa, Abu Bakar As Sidiq
3. Golongan anak-anak, Ali bin Abi Thalib
4. Golongan hamba sahaya, Zaid bin Haritsah
Islamnya orang-orang tersebut membawa dampak islamya sahabat
lain seperti Utsman bin Affan, Zaid bin Awwam, Abdurrahman bin Auf,
Thalhah bin Abdullah, Arqam bin Arqam dan masih banyak lagi selain itu.
13

Setelah banyak sahabat yang menyatakan diri mengikuti Rasulullah,


dimulailah ajaran Islam disampaikan di rumah salah seorang sahabat bernama
Arqam bin Arqam. Di dalam rumah tersebut beliau menyampaikan dan
mengajarkan wahyu dari Allah. Setelah tampak kebenaran ajaran Islam, maka
semakin banyak sahabat yang mengikuti jejak langkah beliau masuk agama
Islam.
Setelah tiga tahun dakwah Rasulullah dilakukan secara sembunyisembunyi, maka turunlah wahyu dari Allah untuk berdakwah secara terangterangan. Allah berfirman :


Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang
musyrik. (Al Hijr : 94)
Dengan segala keberanian dan ketaatan beliau kepada Allah, beliau
mulai menyerukan agama Islam kepada seluruh manusia untuk memberi
peringatan dan kabar gembira. Diterangkan dalam hadits shohih Dari Ibnu
Abbas r.a beliau berkata: ketika turun ayat (dan berilah peringatan kepada
keluargamu yang terdekat) kaluarlah Rasulullah menuju Bukit Shaffa dan
naik ke atasnya. Maka berkumpullah semua orang dan Rasulullah berseru
Wahai Bani Fulan, wahai Bani Fulan, wahai Bani Abdul Manaf, jika saya
mengatakan di balik bukit ada musuh yang akan menyerang kita apakah
kalian mempercayainya? Mereka berkata : tentu, kami tidak pernah
mendapati engkau berdusta. Maka beliau besabda : sesungguhnya aku diutus
kepada kalian menyampaikan peringatan dan diantara kedua tanganku
terdapat adzab yang sangat dahsyat. Tiba-tiba berserulah Abu Lahab :
celaka engkau hai Muhammad, apakah engkau mengumpulkan kami hanya
untuk ini? Pada saat itu turunlah wahyu dari Allah dalam surat Al-Lahab
sebagai peringatan kepada Abu Lahab bahwa sesungguhnya dialah yang
celaka.
14

Ketika dakwah secara terang-terangan dimulai, banyak pihak yang


memusuhi Rasulullah. Mereka menyiksa kaum muslim dari golongan lemah
untuk agar keluar dari ajaran Islam seperti Yasir, Amar, Sumaiyyah, Bilal dan
masih banyak lagi. Akan tetapi mereka tetap teguh iman dan bersabar atas
segala siksaan yang menimpa mereka.
Melihat kaum muslim banyak yang menjadi korban kekejaman kaum
kafir Quraisy, turunlah perintah Allah untuk hijrah ke Negeri Madinah.
Dimulailah kehidupan baru untuk kaum muslim Makkah di Madinah. Mereka
rela meninggalkan harta dan keluarga demi mengikuti Rasulullah menuju
ajaran yang benar. Ketika sampai di Madinah, pertama kali yang dilakukan
Rasulullah adalah membangun masjid untuk kepentingan ibadah dan dakwah
yang kemudian diberi nama masjid Quba.
Rasulullah menanamkan kepada diri kaum muslim untuk memperkuat
tali persaudaraan, menjauhkan diri dari permusuhan. Setiap orang Muhajirin
dipersaudarakan dengan Kaum Anshar. Dengan persaudaraan seperti
demikian, persaudaraan mereka bertambah kuat sehingga pengikut Rasulullah
semakin banyak. Selain mengajarkan agama dan hukum syariat, Rasulullah
juga mengajarkan kepada para sahabat bagaimana berperang dan menghadapi
musuh. Dikisahkan bahwa banyak peperangan yang telah dialami kaum
muslim melawan kaum kafir di antanya Perang Badar, Perang Uhud, Perang
Khandaq dan peperangan yang lain. Sampai akhir hayat beliau, disebutkan
bahwa terdapat 27 peperangan yang di dalamnya disertai Rasulullah dan 38
peperangan yang di dalamnya tidak disertai Rasulullah.
Selama kehidupan Rasulullah dan para sahabat di Madinah, banyak
wahyu Allah yang diturukan dan sabda Nabi yang disampaikan. Wahyu Allah
dan sabda nabi inilah yang dijadikan sebagai pedoman dalam menghadapi
segala permasalahan dalam kehidupan. Setiap permasalahan yang dialami
sahabat akan diadukan kepada Rasulullah dan beliau menjawab sesuai apa
yang telah diwahyukan oleh Allah kepada beliau.
Dan pada akhirnya, ketika seluruh wahyu telah tersampaikan kepada
Nabi Muhammad, turunlah wahyu terakhir dari Allah SWT:
15



Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku-ridhai Islam itu sebagai agama
bagimu. (Al Maidah : 3)
Setelah ayat tersebut turun, maka semua permasalahan telah
mempunyai pedoman tetap dan tidak ada perselisihan dalam memecahkan
suatu masalah terutama masalah agama. Al-Quran serta hadits ditetapkan
sebagi pedoman kaum muslim di seluruh dunia hingga akhir zaman. Barang
siapa yang berpegang teguh terhadap keduanya tidak akan tersesat
selamanya. Itulah mujizat terbesar yang pernah diturunkan oleh Allah
kepada hambaNya.

3.2 Realita Kehidupan Masyarakat di Zaman Modern

3.2.1 Pengertian Masyarakat Modern


Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya
mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam
peradaban masa kini. Pada umumnya masyarakat modern tinggal di daerah
perkotaan, sehingga disebut masyarakat kota. Namun tidak semua masyarakat
kota dapat disebut masyarakat modern, sebab ada sebagian orang kota yang
tidak memiliki orientasi ke masa kini, misalnya gelandangan.
3.2.2 Ciri-ciri Masyarakat Modern
1. Hubungan antar manusia terutama didasarkan atas kepentingankepentingan pribadi.
2. Hubungan dengan masyarakat lain dilakukan secara terbuka dengan
suasana yang saling mempengaruhi
3. Kepercayaan yang kuat akan Ilmu Pengetahuan Teknologi sebagai sarana
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
16

4. Masyarakatnya tergolong ke dalam macam-macam profesi yang dapat


dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga pendidikan, keterampilan dan
kejuruan
5. Tingkat pendidikan formal pada umumnya tinggi dan merata.
6. Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang sangat kompleks
7. Ekonomi hampir seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang didasarkan
atas penggunaan uang dan alat-alat pembayaran lain.
3.3 Strategi Dakwah di Zaman Modern
Sebelum membicarakan dakwah di zaman modern, kita membahas terlebih
dahulu tentang komponen / unsur-unsur pokok dakwah sebagai sistem komunikasi
yang efektif dalam proses pelaksanaan dakwah. Oleh karena itu, dakwah di zaman
modern adalah dakwah yang dilaksanakan dengan memperhatikan unsur-unsur
penting dakwah tersebut, kemudian subjek atau juru dakwah menyesuaikan materi,
metode dan media dakwah dengan kondisi masyarakat modern (sebagai objek
dakwah) yang mungkin saja situasi dan kondisi yang terjadi di zaman modern
terutama dalam bidang keagamaman, tidak pernah terjadi pada zaman sebelumnya,
terutama di zaman klasik.
Dengan

demikian,

dakwah

di

era

modern

adalah

dakwah

yang

pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi dan keadaan masyarakat modern, baik


dari segi materi, metode dan media yang akan digunakan. Sebab mungkin saja materi
yang disampaikan itu bagus, tetapi metode atau media yang digunakan tidak sesuai
dengan kondisi masyarakat modern, maka dakwah akan mengalami kegagalan.
Begitu pula sebaliknya, mungkin saja media atau metode yang digunakan sesuai
dengan kondisi masyarakat modern, akan tetapi materi yang disampaikan kurang
tepat, apalagi bila tampilan kemasannya kurang menarik, juga dakwah akan
mengalami kegagalan.
Oleh karenanya, untuk mencapai tujuan dakwah yang efektif di era modern
maka juru dakwah sebaiknya adalah orang yang memiliki pengetahuan dan wawasan
yang luas, menyampaikan materi atau isi pesan dakwah yang aktual, dengan
menggunakan metode yang tepat dan relevan dengan kondisi masyarakat modern,
17

serta menggunakan media komunikasi yang sesuai dengan kondisi dan kemajuan
masyarakat modern yang dihadapinya.
3.3.1 Dai Sebagai Strategi Dakwah
Dalam rangka keberhasilan dakwah di era global, maka diperlukan
dai yang memiliki profil berikut ini, yaitu: memiliki komitmen tauhid,
istiqamah dan jujur, memiliki visi yang jelas, memiliki wawasan keIslaman,
memiliki kemampuan memadukan antara dakwah bil lisan dengan dakwah
bil hal, sesuai kata dengan perbuatan, berdiri di atas semua paham dan aliran,
berpikir strategis, memiliki kemampuan analisis interdisipliner, sanggup
berbicara sesuai dengan kemampuan masyarakat.
Dalam menjalankan visi dalam berdakwah, seorang dai pasti
memiliki permasalahan-permasalahan baik dari diri seorang dai (faktor
internal) maupun permasalahan yang timbul dari luar (faktor eksternal).
a. Permasalahan yang Timbul dari Seorang Dai
1. Terjadinya penyempitan makna dakwah oleh para dai.
Dakwah saat ini sering terkesan dimaknai sebatas pada
ceramah-ceramah di masjid, majelis talim dan pengajianpengajian. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa metode
lisan merupakan salah satu metode dakwah namun hendaknya
para dai tidak menjadikan dakwah dengan metode ceramah
sebagai hal yang prinsip dalam dakwah. Apalagi paham
modern telah menyebar dan menjadikan umat Islam mulai
bosan dengan

ceramah-ceramah di masjid atau di majelis

talim.
2. Merosotnya kualitas ilmu yang dimiliki para dai. Hal ini
berdampak pada menurunnya profesionalisme sang dai.
Ditambah lagi sang dai tidak memiliki keilmuan yang cukup
terutama dalam bidang Fiqih dakwah sehingga sering
mengecewakan objek dakwah. Kekurangan ilmu yang dimiliki
18

dai hari ini juga banyak menimbulkan masalah tersendiri


dalam bidang dakwah. Hal ini tentunya berdampak negatif
terhadap tatanan umat yang ada. Contoh lain adalah seringnya
para dai terlalu memaksakan sebuah hukum namun tanpa
alternatif sehingga tak jarang sikap ini mengurangi tingkat
kepercayaan masyarakat kepada dai tersebut atau malah
masyarakat bisa menjadi apatis kepadanya.
3. Manajemen dakwah yang dilakukan oleh para dai masih
bersifat konvensional, yang hanya terbatas pada ceramah dan
kuliah agama. Kurangnya pengetahuan dai tentang ilmu
dakwah ditambah lagi dengan kurangnya pengetahuan tentang
manajemen dakwah yang efektif dan efisien membuat dakwah
sering hanya berpatokan dalam ceramah dan kuliah agama.
b. Permasalahan yang Timbul dari Luar Seorang Dai
Permasalahan yang timbul dari luar seorang dai bisa
diakibatkan dari diri kalangan umat muslim sendiri atau dari
kalangan non muslim. Adapun masalah yang timbul dari umat
Islam sendiri adalah kurangnya keinginan untuk mendengarkan
kebajikan, ditambah lagi dengan sistem masyarakat yang seolaholah membuat masyarakat gengsi untuk mendengarkan ceramah,
majelis talim serta ajakan kepada kebaikan. Kurangnya budaya
amar maruf nahi munkar, kurangnya niat untuk mengetahui
pelajaran agama serta banyaknya penyakit takhayyul, bidah an
khurafat.
Sedangkan permasalahan yang muncul dari kalanagan non
muslim adalah :
1. Maraknya Ghazwul Fikri (perang pemikiran) yang
dilakukan oleh beberapa golongan yang tidak suka melihat
laju pertumbuhan dakwah Islam. Baik yang menyerang
akidah maupun syariah. Pemahaman Ghazwul Fikri
19

tersebut didasari dengan keraguan, sehingga pada akhirnya


membuat seorang muslim meragukan kebenaran Islamnya.
Pemahaman tersebut juga ada yang didasari dengan paham
relativisme yang pada akhirnya pemahaman ini kemudian
membawa kepada kebebasan beragama dan keseragaman
agama dan ketuhanan
2. Gerakan pemurtadan yang gencar dilakukan oleh para
misionaris
3. Dampak

negatif

dari

perkembangan

IPTEK

yang

memberikan celah kepada orang yang tidak senang dengan


Islam untuk menyerang Islam sendiri. Ditambah lagi
dengan

berkurangnya

kesopanan

dan

etika

akibat

kesombongan para intelek.


Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa pada dasarnya konsep dakwah adalah Hadam
Wal Bina artinya merubah sesuatu dan menjadikannya kepada yang
sebenarnya. Metode dakwah yang digunakan tetap sesuai dengan
metode yang digunakan oleh ajaran Islam, namun tentunya metode
tersebut disesuaikan dengan kondisi dan realita zaman.
3.3.2 Pemanfaatan Teknologi Modern sebagai Media Dakwah
Salah satu sasaran yang efektif untuk menyebarluaskan ajaran-ajaran
Islam adalah alat-alat teknologi modern di bidang informasi dan komunikasi.
Kemajuan di bidang informasi dan telekomunikasi harus dimanfaatkan oleh
aktivis dakwah sebagai media dalam melakukan dakwah Islam, sebab dengan
cara demikian ajaran agama Islam dapat diterima dalam waktu yang relatif
singkat oleh sasaran dakwah dalam skala luas. Dalam hal ini, lembagalembaga dakwah masih banyak yang belum dapat memanfaatkan akses
teknologi informasi secara maksimal, begitu juga dengan penyediaan dakwah
modern.
20

a. Internet
Fenomena dakwah digital tersebut memang berkembang
seiring dengan berkembangnya teknologi informasi di dunia. Internet
baru masuk ke Indonesia pada tahun 1994. Kemudian pada sekitar
tahun 1998-1999 bermunculanlah situs-situs Islam di Indonesia
seperti,

MyQuran.com,

Ukhuwah.or.id,

MoslemWorld.co.id,

IndoHalal.com dan situs-situs Islami yang lain. Situs-situs tersebut


tidak sekedar situs-situs institusi Islam, tetapi berisi aneka informasi
dan fasilitas yang memang dibutuhkan oleh umat Islam.
Masuknya Internet dalam aspek kehidupan umat Islam mulai
menggeser pemikiran-pemikiran lama. Menjadi santri kini tidak harus
diidentikkan dengan sarung dan mengaji di langgar saja. Kebutuhan
akan aktualisasi diri sebagai seorang muslim ternyata sama
pentingnya dengan dakwah itu sendiri.
Dari sekelumit pembahasan tentang penggunaan internet di
Indonesia di atas, maka dapat ditarik satu pemahaman umum bahwa
Internet memang merupakan media yang efektif bagi dakwah dan
penyebaran informasi. Meskipun demikian Internet tidak akan bisa
menggantian peran ulama, kiai dan ustadz.
b. Televisi dan Radio
Sebagai media penampil gambar dan suara digital, televisi dan
radio amat digemari oleh masyarakat. Oleh sebagian besar masyarakat
Indonesia televisi dijadikan sebagai sarana hiburan dan sumber
informasi utama. Di beberapa daerah, masyarakat di Indonesia lebih
banyak

menghabiskan

waktunya

untuk

melihat

televisi

dan

mendengarkan radio. Apabila dakwah Islam dapat memanfaatkan


media ini dengan efektif, maka secara otomatis jangkauan dakwah
akan lebih luas dan kesan keagamaan yang ditimbulkan akan lebih
dalam. Namun seberapapun besar keunggulan media televisi dan
21

radio, belum mampu merangkum beberapa keunggulan dalam media


massa lainnya terutama media cetak seperti surat kabar, koran dan lain
sebagainya.
Dalam menyampaikan materi dakwahnya, para dai harus
sanantiasa merujuk pada Al-Quran dan Hadits. Keduanya harus
menjadi pegangan dalam setiap aktivitas dakwah apapun, di manapun,
kapanpun dan menggunakan media apapun termasuk televisi dan
radio. Dalam menyampaikan materi dakwahnya, Al-Quran terlebih
dulu meletakan prinsipnya bahwa manusia yang dihadapi adalah
makhluk yang terdiri atas unsur jasmani, akal dan jiwa, sehingga ia
harus dilihat dan diperlakukan dengan keseluruhan unsur-unsurnya
secara serempak. Baik dari segi materi maupun waktu penyajiannya.
Materi dakwah yang disajikan oleh Al-Quran dibuktikan
kebenarannya dengan argumentasi yang dipaparkan atau dapat
dibuktikan manusia melalui penalaran akalnya. Kenyataan ini dapat
ditemui pada hampir setiap permisalan yang disajikan oleh Al-Quran.
Ada kalanya Al-Quran menuntun manusia dengan redaksi yang
sangat jelas dan dengan tahapan pemikiran yang sistematis sehingga
manusia menemukan sendiri kebenarannya.
Dengan mencermati uraian di atas hendaknya materi dakwah
dalam televisi dan radio hendaknya tetap mengacu pada kedua sumber
pokok ajaran Islam tersebut.
c. Media Cetak
Berdakwah melalui media cetak juga merupakan metode yang
efektif dalam menyebarkan dakwah. Sebagai contohnya adalah surat
kabar atau koran. Berbeda dengan berdakwah pada media lainnya,
surat kabar adalah salah satu sarana sumber informasi masyarakat
yang sangat besar pengaruhnya terhadap pembacanya. Berdakwah
melalui koran dapat dilakukan dalam bentuk tulisan maupun gambar-

22

gambar yang mendiskripsikan suatu ajaran dan aplikasinya bagi


kehidupan umat manusia.
Dakwah melalui koran lebih tepat dan cepat tersebar ke
seluruh masyarakat, di samping itu masyarakat mudah memahaminya,
sebab koran merupakan media yang telah mampu menjangkau
keberadaan masyarakat. Oleh karena itu menulis pesan-pesan dakwah
dalam sebuah koran maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
yaitu tulisan bernuansa dakwah itu akan dikonsumsikan kepada media
apa, apakah media pers khusus Islam atau pers umum. Menulis
dakwah untuk media pers khusus Islam memiliki teknik dan cara yang
sedikit berbeda dengan menulis di media pers umum. Media khusus
Islam pembacanya sudah jelas, sedang media pers umum pembacanya
berasal dari beragam latar belakang kepercayaan. Jadi, menyebarkan
dakwah dengan memakai ilmu jurnalistik harus memiliki sifat singkat,
padat, sederhana, lancar, jelas, lugas dan menarik. Sedang bahasa
agama adalah bahasa yang mengedepankan kebenaran, kebersihan,
tidak simpatik dan menyingkirkan kata-kata yang bernada hasutan.

23

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah penulis memaparkan segala permasalahan yang berkaitan dengan
dakwah, penulis dapat menyimpulkan apa yang telah dibahas dalam karya tulis
ilmiah ini untuk mendalami pemahaman yang akan diperoleh oleh pembaca.
a. Dakwah, Tujuan dan Hukumnya
Secara bahasa, kata dakwah berasal dari Bahasa Arab yang berarti
mengajak, menyeru atau memanggil. Sedangkan pengertian dakwah menurut
istilah mempunyai cakupan arti yang sangat luas dan dapat ditarik
kesimpulan bahwa dakwah adalah suatu aktifitas dilakukan dalam upaya
meningkatkan tata nilai hidup manusia dengan berlandaskan ketentuan Allah
SWT dan Rasulullah SAW untuk mencapai tujuan yakni kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat.
Secara mendasar, tujuan dakwah dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu tujuan sementara dan tujuan final. Tujuan dakwah yang bersifat
sementara artinya tujuan yang dimaksud menegakkan ajaran Islam demi
tercapainya kebahagiaan hidup manusia di dunia. Sedangkan tujuan dakwah
yang bersifat final artinya tujuan yang dimaksudkan untuk tercapainya
kebahagiaan hidup manusia di akhirat.
Berdakwah bagi muslim dalam mengajak menusia ke jalan Allah
SWT adalah suatu kewajiban. Dalilnya sangat banyak disebutkan dalam AlQuran maupun hadits. Para ulama sepakat, bahwa mengajak manusia ke
jalan Allah SWT hukumnya fardhu kifayah. Artinya, jika di negeri-negeri
atau wilayah-wilayah sudah ada para dai yang melaksanakan kegitan
dakwah, maka bagi yang lain sudah terbebas dari kewajiban tersebut. Akan
tetapi jika di suatu negeri atau suatu wilayah tertentu tidak ada yang
melaksanakan dakwah dengan sempurna, semua penduduk di wilayah
tersebut berdosa.
b. Dakwah Sebelum Islam
24

Dakwah sebelum Islam bermula pada saat Nabi Nuh diutus oleh Allah
SWT di muka bumi ini untuk menyampaikan risalah tauhid. Namun beliau
mengalami kegagalan karena umatnya menentang dan Allah membinasakan
mereka dengan menurunkan adzab yang sangat dahsyat.
Hal serupa juga dialami nabi-nabi setelahnya yaitu Nabi Hud, Nabi
Shaleh, Nabi Luth, Nabi Syuaib, Nabi Musa dan Nabi Isa. Risalah yang
dibawa oleh nabi-nabi terdahulu selalu mengalami kegagalan, halangan dan
rintangan dikarenakan sebagian besar umat mereka menentang dan tidak mau
beriman kepada Allah karena mereka masih berpegang teguh terhadap ajaran
nenek moyang mereka. Dan selalu diceritakan pada akhir kisah perjuangan
nabi-nabi terdahulu selalu diwarnai dengan hancurnya kaum tersebut oleh
adzab yang diturunkan oleh Allah.
Selanjutnya bahwa risalah yang dibawa oleh nabi-nabi terdahulu
hanya sebatas untuk kaum pada masa tersebut. Jika Allah telah
membinasakan suatu kaum karena kedurhakaan mereka, maka Allah akan
mengutus hambaNya yang lain untuk berdakwah kepada kaum berbeda,
begitu seterusnya hingga nabi terakhir sebelum Nabi Muhammad SAW diutus
oleh Allah.
c. Dakwah di Masa Rasulullah
Rasulluah SAW diutus oleh Allah di Negeri Makkah yang mana
penduduknya dalam masa kebodohan yang amat sangat. Awal langkah beliau
melaksanakan perintah Allah dengan dakwah secara sembunyi-sembunyi
selama tiga tahun.
Setelah tiga tahun dakwah Rasulullah dilakukan secara sembunyisembunyi, turunlah wahyu dari Allah untuk berdakwah secara terangterangan. Dengan ini, kaum kafir semakin membenci Rasulullah dan
menyiksa kaum muslim dari golongan lemah agar keluar dari ajaran Islam.
Akan tetapi mereka tetap teguh iman dan bersabar atas segala siksaan yang
menimpanya.

25

Saat kekejaman kaum kafir semakin menjadi-jadi dan kaum muslim


banyak yang menjadi korban kekejaman kaum kafir Quraisy, turunlah
perintah Allah untuk hijrah ke Negeri Madinah.
Selama kehidupan Rasulullah dan para sahabat di Madinah, banyak
wahyu Allah yang diturukan dan sabda nabi yang disampaikan. Ketika turun
ayat terakhir dari Allah, maka semua permasalahan telah mempunyai
pedoman tetap dan tidak ada perselisihan dalam memecahkan suatu masalah
terutama masalah agama. Barang siapa yang berpegang teguh terhadap AlQuran dan sunnah tidak akan tesesat selamanya. Itulah mujizat terbesar
yang pernah diturunkan oleh Allah kepada hambaNya.
d. Dakwah di Zaman Modern
Menghadapi zaman globalisasi ini, para pengemban misi dakwah juga
harus

mengubah

metode

dalam

menyampaikan

materi

dakwahnya.

Menyebarnya faham modern telah mengubah cara pandang masyarakat


terhadap Islam. Malihat kenyataan itu, para dai tidak boleh tinggal diam dan
juga harus mengubah metode dakwah agar materi yang disampaikan dapat
diserap oleh penerima dakwah.
Metode yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki kualitas
para dai dengan menambah wawasan keilmuan dan memperdalam ilmu
tentang cara-cara menyampaikan materi dakwah. Di samping itu, para dai
juga harus mempersiapkan segalanya untuk menghadapi segala tantangan dan
halangan yang akan dihadapi dalam menjalankan misi dakwah.
Selain materi dakwah disampaikan secara lisan oleh para dai di
hadapan para objek dakwah, metode lain dapat ditempuh seperti menyajikan
materi dakwah dalam bentuk tulisan, gambar atau suara digital yang semua
itu lebih dapat dijangkau oleh masyarakat luas. Internet, televisi, radio, buku,
surat kabar, majalah dan media masa lain dapat dijadikan sebagai perantara
dalam menyebarkan risalah dakwah Islamiyah dan lebih mudah dijangkau
dan dicerna oleh objek dakwah.

26

4.2 Saran
Di akhir penulisan karya ilmiah ini, penulis berharap kepada seluruh pembaca
agar mengetahui bagaimana realita kehidupan masyarakat di era globalisasi ini dan
mengetahui perkembangan dakwah Islamiah di zaman ini. Oleh karena itu, marilah
kita lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan:
1. Lebih mendalami keilmuan tentang agama Islam
2. Saling berwasiat ke dalam kebaikan
3. Menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran
4. Menghidupkan risalah dakwah di muka bumi.
Jika semua hal tersebut dilakukan, Insya Allah kita selalu dalam naungan
Allah dan negara kita menjadi baldah toyyibah, negeri yang dirahmati Allah.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quranul Karim dan Terjemah, Departemen Agama Republik Indonesia.


Sygma. Bandung
27

Abu Izzudin, Sholihin. 2010. HAPPY ENDING Full Barokah. Pro-U Media.
Yogyakarta

Al Bayanuni, Muhammad Abu Fatah. TT. Al Madkhol Ilaa Ilmi Dawah.


Madinatul Munawarah.

Al-Banna, Hasan. 2005. Kumpulan Risalah Dakwah Hasan Al-Banna. AlItishom Cahaya Umat. Jakarta

Al-Qarni, Aaidl Abdullah. 1996. 30 Tanda-Tanda Orang Munafiq. Gema Insani


Press. Jakarta

Haekal, Muhammad Husain. 2003. Sejarah Hidup Muhammad. Pustaka Litera


AntarNusa. Bogor

Hasan, Muhammad Tholhah. 2007. Apabila Iman Tetap Bertahan. Diva Pustaka.
Jakarta.

Husaini, Murtadha. 2011. Kode Etik Mubalig. Citra. Jakarta

Katsir, Ibnu. 2004. Kisah Para Nabi. Pustaka Azzam. Jakarta

Masyhur, Syaikh Musthafa. 2000. Fiqh Dakwah. Al-Itishom Cahaya Umat.


Jakarta

Muhammad bin Shalih Alu Abdillah, Abul Qaqa. 2007. 102 Kiat Agar
Semangat Belajar Agama Membara. Fitrah Mandiri Sejahtera. Surabaya

Nasution, Harun. 2001. Pembaharuan dalam Islam. Bulan Bintang. Jakarta

Rahimsyah, MB. 2007. Kisah 25 Nabi dan Rasul. Apollo. Surabaya

S. Awwas, Irfan. 2007. Musuh Cita-cita Pemgemban Dakwah. USWAH.


Yogyakarta

28

Anda mungkin juga menyukai