Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENULISAN KARYA ILMIAH


“Pengumpulan Data, Pembuatan Konsep, Penyutingan, Pengetikan ”

Disusun Oleh :

RANI MANISA PUTRI NIM: ( 2110205009)

Dosen Pembimbing :

Reri Seprina Anggaraini, M.Pd.

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN KERINCI)

TAHUN 2021/202
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat  Allah SWT karena dengan limpahan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “PENGUMPULAN DATA, PENGKONSEPAN,
PENYUNTINGAN, PENGETIKAN” tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga
selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW,keluarga,sahabat dan pengikut beliau
hingga akhir zaman.

Menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di
kemudian hari. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Akhir kata..

Kerinci, 06 Oktober 2021

Penulis

I
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................................1
C. TUJUAN..........................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
1. PENGUMPULAN DATA...................................................................................................................2
2. PEMBUATAN KONSEP....................................................................................................................3
3. PENYUTINGAN...............................................................................................................................4
4. PENGETIKAN..................................................................................................................................6
BAB III PENUTUP....................................................................................................................................7
Kesimpulan dan saran........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................8

II
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Karya ilmiah adalah karangan yang memaparkan pendapat, hasil pengamatan,
tinjauan, dan penelitian dalam bidang tertentu yang disusun menurut metode tertentu
dengan sistematika penulisan, bersantun bahasa, dan isi yang kebenarannya dapat
dipertanggungjawabkan.Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang
dapat digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk
suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat
penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi,
dan lain-lain.

Di dalam karya tulis ilmiah, penyuntingan atau pengeditan dilakukan pada isi,
paragraf, dan kebahasaan. Karya tulis ilmiah yang baik adalah jika isi tulisan tersebut
mengena para pembaca, oleh karenanya harus ditunjang dengan isi yang berbobot.
Karya tulis ilmiah juga dikatakan baik jika mengandung paragraf yang efektif di
mana  paragraf tersebut berisi kalimat-kalimat yang efektif.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Penjelasan tentang pengumpulan data
2. Penjelasan Apa itu pengkonsepan
3. Pengertian tentang penyuntingan
4. Pengertian tentang pengetikan

3. TUJUAN
1. Mengetahui tentang pengumpulan data
2. Mengetahui apa itu pengkonsepan
3. Mengetahui apa itu penyuntingan
4. Mengetahui tentang pengetikan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGUMPULAN DATA
Pada dasarnya data merupakan sekumpulan informasi atau juga
keterangan– keterangan dari suatu hal yang diperoleh dengan melalui
pengamatan atau juga pencarian ke sumber – sumber tertentu. Data yang
diperoleh namun belum diolah lebih lanjut dapat menjadi sebuah fakta atau
anggapan.
Teknik atau metode pengumpulan data merupakan salah satu metode
penelitian untuk mengumpulkan berbagai data atau informasi yang terdapat di
lapangan. Agar mendapatkan hasil penelitian yang kredibel atau dapat
dipercaya, maka data yang terkumpul harus valid dan realible. Metode (cara
atau teknik) menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam
benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara,
pengamatan, ujian (tes), dokumentasi dan lainya.

Adapun Macam-Macam Teknik Pengumpulan Data


1. Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan melalui studi bahan- bahan kepustakaan yang perlu untuk
mendukung data primer. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan
instrumen sebagai berikut :

a. Studi Kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-


buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki relevansi dengan
masalah yang diteliti.
b. Studi Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan
menggunakan catatan- catatan tertulis yang ada dilokasi penelitian serta
sumber- sumber lain yang menyangkut masalah yang diteliti dengan
instansi terkait.

2
2. Teknik Pengumpulan Data Primer
Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang
dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data
primer dilakukan dengan instrument sebagai berikut :

a. Wawancara mendalam yaitu dengan cara memberikan pertanyaan


langsung kepada sejumlah pikhak terkait yang didasarkan pada
percakapan intensif dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang
dibutukan. Metode wawancara ditujukan untuk informan penelitian
yang telah di tetapkan.
b. Observasi adalah kegiatan mengamati secara langsung objek
penelitian dangan mencatat gejala-gejala yang ditemukan dilapangan
untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai acuan yang
berkenaan dengan topik penelitian.

3. Wawancara
(interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden,
dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam
(tape recorder). Teknik wawancara dapat digunakan pada responden yang
buta huruf atau tidak terbiasa membaca dan menulis, termasuk anak-anak,.
Wawancara juga dapat dilakukan dengan telepon.

Keuntungan wawancara adalah:


a. Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak bisa membaca
dan menulis.
b. Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat segera
menjelaskannya.
c. Wawancara dapat mengecek kebenaran jawaban responden dengan
mengajukan pertanyaan pembanding, atau dengan melihat wajah atau
gerak-geri responden.

3
Kerugian wawancara adalah:
a. Wawancara memerlukan biaa yang sangat besar untuk perjalanan dan
uang harian pengumpulan data.
b. Wawancara hanya dapat menjangkau jumlah responden yang lebih
kecil.
c. Kehadiran pewawancara mungkin mengganggu responden.

4. Observasi
Secara luas, observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk
melakukan pengukuran. Akan tetapi, observasi atau pengamatan di sini
diartikan lebih sempit, yaitu pengamatan dengan menggunakan indera
penglihatan yang berarti tidak mengejukan pertanyaan-pertanyaan.

Keuntungan observasi adalah:


a. Data yangdiperoleh adalah data yang segar dalam arti data yang
dikumpulkan diperoleh dari subjek pada saat terjadinya tingkah laku.
b. Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung.

Kerugian observasi adalah:


a. Untuk memperoleh data yang diharapkan, maka pengamat harus
menunggu dan mengamati sampai tingkah laku yang diharapkan
terjadi.
b. Beberapa tingkah laku, seperti tingkah laku criminal atau yang bersifat
pribadi, sukar atau tidak mungkin diamati bahkan bisa membahayakan
jika diamati.
Beberapa jenis teknik observasi:
Didalam pemilihan jenis mana yang paling tepat harus
mempertimbangkan keadaan dan masalah yang terlibat didalam nya.
Jenis tersebut adalah:

Observasi partisipan
Dalam hal ini observer terlibat langsung dan ikut serta dalam kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh subyek yang diamati. Pelaku peneliti
seolah-olah merupakan bagian dari mereka.
Contoh: Penelitian tentang Kuliah Kerja Nyata (KKN),
tanggapan masyarakat dan pendapat mahasiswa.

4
Observasi nonpartisipan:
Dalam hal ini peneliti berada diluar subyek yang diamati dan tidak ikut
dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Dengan demikian
peneliti akan lebih leluasa mengamati kemunculan tingkah laku yang
terjadi.
Contoh: Penelitian tentang Evakuasi korban tanah longsor di
Samigaluh, Yogyakarta.

c. Observasi sistematik (observasi berkerangka)


Peneliti telah membuat kerangka yang memuat faktor-faktor yang
telah diatur terlebih dahulu.

Kendala yang dihadapi adalah:


1) Ruang lingkup yang lebih sempit, kesempatan/waktu sangat
pendek.
2) Memerlukan observer banyak, dengan tugas khusus.
3) Mempergunakan alat pencatat mekanik (tustel, tape recording,
video camera).

Bardasarkan atas cara pengamatan , observasi dibedakan menjadi:


a) Observasi terstruktur
Penelitian diarahkan pada pemusatan perhatian pada tingkah laku
tertentu sehingga dapat disusun pedoman tentang tingkah laku apa
saja yang harus diamati. Dalam metode observasi terstruktur dapat
dilakukan perhitungan kejadian yang berkaitan dengan tingkah
laku tersebut, disusun atas tingkah laku tersebut dan
pengelompokan dalam konsep-konsep yang sudah disediakan atau
dengan menggunakan skala peringkat.
Contoh: Penelitian tentang pengembalian Orang hutan pada
habitatnya.

5
b). Observasi tak terstruktur
Dalam hal ini peneliti tidak mempersiapkan catatan tentang
tingkah laku tertentu apa saja yang harus diamati. Peneliti
mengamati arus peristiwa dan mencatatnya atau meringkasnya
untuk kemudian dianalisis. Observasi tak terstruktur biasanya
berkaitan dengan observasi partisipan. Pencatatan dilakukan
setelah peneliti ada waktu dan tidak terlibat dengan kegiatan
subyek penelitian.
Contoh: Penelitian tentang Evakuasi Korban Tsunami di
Rajegwesi Jawa Timur.

5. STUDI DOKUMENTASI
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditunjukkan kepada subjek penelitian. Dokumen dapat dibedakan
menjadi dokumen primer, jika dokumen ini ditulis oleh orang yang langsung
mengalami suatu peristiwa; dan dokumen skunder, jika peristiwa dilaporkan
orang lain yang selanjutnya ditulis oleh orang lain. Otobiografi adalah contoh
dokumen primer dan biografi seseorang adalah contoh dokumen skunder.
Dokumen dapat berupa catatan pribadi, surat pribadi, buku harian,
laporan kerja, notulen rapat, catatan kasus, rekaman kaset, rekaman video,
foto dan lain sebagainya. Perlu dicatat bahwa dokumen ditulis tidak untuk
tujuan penelitian, oleh sebab itu penggunaannya sangat selektif.
Teknik Lain
1. Analisis isi
Analisis isi (content analysis) didefinisikan oleh Atherton dan
klemmack (1982) sebagai studi tentang arti komunikasi verbal. Bahan yang
dipelajari dapat berupa bahan yang diucapkan atau bahan tertulis.
Misalnya, jika peneliti inigin mempelajari sikap para pejabat terhadap
sesuatu. Bahan yang dijadikan sumber data untuk analisis isi tidak hanya
bahan pidato, tetapi juga dapat berupa buku harian, surat catatan kasus, dan
semacamnya.

6
2. Tes proyeksi
Tes proyeksi (projective test) ini didasarkan pada anggapan bahwa apa
yang dilakukan subjek dengan bahan tes mengungkapkan sesuatu tentang
subjek tersebut yang bebas dari kesediannya untuk mengungkapkannya.
Pada umumnya, tes ini digunakan untuk mengungkapkan sikap, keyakinan,
pendapat, dan keadaan atau ciri-ciri psikologis.

B. PEMBUATAN KONSEP
Konsep Dasar Karya Ilmiah Karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang
membahas ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis dengan
menggunakan bahasa yang benar. Karya ilmiah yang tidak mampu
memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis tidak bisa
dikategorikan karya ilmiah yang baik.
Dalam membuat pengkonsepan harus mengumpulkan data terlebih dahulu.
Jika data sudah terkumpul, penyusun menyeleksi data tesebut. Penyususn
harus menggolongkan data menurut jenis, sifat, atau bentuk. Penyusun
menentukan data mana yang akan dibicarakan kemudian. Jadi, penyusun
harus mengolah dan menganalisis data yang ada dengan teknik-teknik yang
ditentukan.
Sebelum mengetik konsep, penelitian harus memeriksa data yang sudah
dianalisis tersebut. Hal-hal yang tidak jelas atau kata yang berulang-ulang
dapat diedit. Pada tahap ini bertujuan untuk Melengkapi data yang dirasa
masih kurang. Membuang dan mengedit data yang dirasa tidak relevan serta
tidak cocok dengan  pokok bahasan karya ilmiah.
Mengedit setiap kata-kata dalam karya ilmiah untuk menghindari
penyajian bahan- bahan secara berulang-ulang atau terjadi tumpang tindih
antara tulisan satu dengan tulisan yang lain. Mengedit setiap bahasa yang ada
dalam karya ilmiah untuk menghindari pemakaian  bahasa yang kurang
efektif. Contoh: Dalam penyusunan dan pemilihan kata,  penyesuaian kalimat,
penyesuaian paragraph, dan lainnya.

7
C. PENYUNTINGAN
Penyuntingan secara umum adalah aktivitas menyiapkan naskah dan
sebagainya untuk diedarkan dan diterbitkan dalam bentuk cetakan dengan
memperhatikan tata penyajianya. Sementara itu, menurut kalangan penerbit,
penyuntingan berarti menyiapkan, menyeleksi, dan menyesuaikan naskah
orang lain untuk penerbitan atau penyiaran. Sedangkan koreksi merupakan
kegiatan pemeriksaan kembali suatu naskah dalam rangka perbaikan. Untuk
menjadi penyunting yang baik dan bertanggung jawab, seseorang hendaklah
memahami dan menghayati eksistensi profesionalisme penyuntingan.

Menurut Kanus Besar Bahasa Indonesia, menyunting adalah :

1. mempersiapkan karya tulis ilmiah yang siap cetak atau siap terbit (dengan
memperhatikan terutama seperti diksi dan struktur kalimat), makna ini
sering diterjemahkan menjadi menyunting.
2. merencanakan penerbitan (surat kabar, majalah); 3) menyusun (film,
video rekaman) dengan memotong dan memadukan kembali dan yang
melakukan pengeditan dipanggil dengan sebutan editor ahli.
Peran penyunting (editor) sangat besar bagi penulis, karena merupakan
rekan penulis dalam mewujudkan impianya, yakni menerbitkan karya
tulis ilmiah, inilah senarai peranan mereka, yaitu :
a. Membantu penulis agar karyanya layak dibaca dan bisa diterbitkan.
b. Membebaskan karya tulis dari masalah kebahasaan, seperti ejaan, tata
bahasa, tanda baca.
c. Membantu agar tulisan memiliki koherensi yang baik anatar kalimat-
kalimat yang ada dalam suatu paragraf.
d. Meluruskan ide-ide yang salah atau kurang tepat.
e. Mendukung konsistensi dalam penulian.
f. Membuat tulisan menjadi lebih sistematis, mudah dipahami, enak
dibaca dan menarik.
Disinilah editor berperan sebagai pemandu penulis agar mencapai
tujuanya yang sesingkat mungkin dengan tingkat kesalahan seminimal
mungkin, karena kerja sama antar penyunting dan penulis sangat
diperlukan untuk menghindari massalah yang timbul dalam penyuntingan.
Sebelum penyuntingan dimulai harus terlebih dahulu menyadari bahwa
penyuntingan diperlukan untuk membuat kata, ungkapan, kalimat,
paragraf, dan subbab koheerensi, halus, menarik, dan lebih jelasnya
supaya tidak terjadi kesalahan-kesalahan dalam penyuntingan.

8
Secara umum proses pengeditan ada dua cara, yaitu :
a. Penyuntingn secara redaksional. Menurut cara ini, editor memeriksa
setiap kata dan kalimat agar logis, mudah dipahami dan tidak rancu
(mempunyai ejaan yang benar, mempunya arti dan mudah dibaca).
b. Menyunting secara substansional, yakni editor memperhatikan data
dan fakta agar tetap akurat dan benar.

Kegiatan-kegiatan yang dicakup dalam proses pengeditan jenis ini adalah :


a. Memperbaiki kesalahan-kesalahan faktual.
b. Kontradiksi dan mengedit berita untuk diperbaiki.
c. Menghindari unsur-unsur seperti penghinaan.
d. Menulis judul yang menarik.
e. Membeerikan penjelassan tambahan untuk gambar atau tabel.
f. Menelaah kembali hasil tulisan yang telah dicetak karena tidak
menutup kemungkinan masih terdapat kesalahan redaksional dan
subtansional.

Kebutuhan pengeditan muncul karena adanya prinsip dasar bahasa jurnalistik


yang harus terpenuhi dalam sebuah tulisan. Bahasa jurnalistik befungsi sebagai
bahasa komunikasi masa. Karena perananya tersebut, bahasa yang dipakai
haruslah lebih jelas dan mudah dibaca dengan tingkat intelektual minimal.
a. Macam-macam Editing Karya Tulis Ilmiah
1) Editing isi, materi, atau gagasan
Isi, materi atau gagasan yang terdapat dalam bentuk teks buku
diibaratkan sebagai gizi sebuah buku. Ketebalan atau tipisnya halaman
buku terletak pada banyak atau sedikitnya materi dari buku yang di
tuliskanya. Buku yang akan di terbitkan memerlukan ketebalan yang
memadai agar buku itu secara estetika indah dipandang atau disimpan.
Ketebalan buku berkaitan dengan jumlah halaman yang digambarkan isi
atau materi atau gagasan. Buku yang berjumlah halamnya kurang tidak
memberikan daya tarik, terutama untuk penyimpanan dan
pendokumentasian.Penyuntingan terhadap isi buku dapat dilakukan dengan
caraa pengurangan, penggantian, dan penambahan isinya yang relevan
dengan topik dan tema kajianya.

9
2) Tujuan penyuntingan karya tulis ilmiah
Tahap pemeriksaan atau penyuntingan konsep ini bertujuan untuk :
a) data yang dirasa masih kurang
b) Membuang dan mengedit data yang dirasa tidak relevan serta tidak
cocok dengan pokok bahasan karya ilmah.
c) Mengedit setiap kata-kata dalam karya ilmiah untuk menghindari
penyajian bahan-bahan secara berulang-ulang atau terjadi tumpang
tindih antara tulisan satu dengan yang lain.
d) Mengedit setiap bahasa yang ada dalam karya ilmiah untuk
menghindari pemakaian bahasa yang kurang efektif, contoh dalam
penyusunan dan pemilihan kata, penyesuaian kalimat, penyesuaian
paragraf, maupun penerapan kaidah ejaan sesuai EYD.

D. PENGETIKAN
Pengetikan berasal dari kata dasar tik. Pengetikan memiliki arti dalam
kelas nomina atau kata benda sehingga pengetikan dapat menyatakan nama
dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan.
Contoh: Pengetikan surat itu harus dilakukan dengan rapi.

ATURAN PENGETIKAN
1. Naskah diketik satu spasi pada kertas berukuran A4 dengan 12 Times New
Roman.
2. Cara pengetikan bab tidak menggunakan sistem numeral
3. Jarak pengetikan bab satu dengan bab lainnya adalah 3 spasi (Tidak
berganti halaman baru)
4. Judul artikel diketik menggunanakn huruf besar (Kapital) dengan font
style bold ( Cetak tebal) dengan posisi di tengah tanpa di garis bawahi.
5. Judul bab ditulis dengan menggunakan huruf kapital dengan font style
bold dimulai dari sebelah kiri tanpa digaris bawahi.
6. Alinea baru diketik menjorok kedalam sebanyak 7,8 karakter ( sekitar
1.25)
7. Nama-nama penulis dan alamat institutnya,diketik tepat di dibawah judul
artikel dengan jarak 1,5 spasi
8. Nama judul/anggota kelompok,halaman pengesahan,serta kata
pengantar ,diberi nomor halaman angka romawi kecil dan diketik di
sebelah kanan bawah
9. Hindari penggunaan warna pada gambar.

10
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang abstrak
dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya
melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lain-lain.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah proses penyuntingan sangat penting untuk
dilakukan. Penyuntingan merupakan aktivitas  menyiapkan  naskah dan sebagainya
untuk diedarkan atau diterbitkan dalam bentuk cetakan dengan memperhatikan tata
penyajiannya.

Di dalam karya tulis ilmiah, penyuntingan atau pengeditan dilakukan pada isi,
paragraf, dan kebahasaan. Karya tulis ilmiah yang baik adalah jika isi tulisan tersebut
mengena para pembaca, oleh karenanya harus ditunjang dengan isi yang berbobot.
Karya tulis ilmiah juga dikatakan baik jika mengandung paragraf yang efektif di
mana  paragraf tersebut berisi kalimat-kalimat yang efektif. Jadi, dapat disimpulkan
belajar menulis karya ilmiah itu sangat penting. Supaya di setiap proses dan
tahapannya sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain itu, pentingnya belajar menulis
karya ilmiah juga dapat memperjelas sasaran atau tujuan dilaksanakannya penelitian
sehingga dalam pembahasannya dapat disampaikan secara tepat dan mudah dipahami
oleh pembaca.

SARAN
Kami membuat makalah ini untuk  pembelajaran bersama. Kami mengambil
dari berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan kesalahan dan kekurangan,
maka kami sarankan untuk mencari referensi yang lebih baik. Apabila pembaca
merasa ada kekurangan dapat membaca buku yang menjadi referensi secara lengkap.

11
DAFTAR PUSTAKA

epository.upi.edu/11252/6/S_PSR_0900170_Chapter3.pdf. Diakses 15/07/2017,


pukul 13.22 diakses 06 Oktober 2021.

Idrus, Muhammad. 2014. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jogjakarta: PT Gelora


Aksara Pratama. pukul 13.23 diakses 06 Oktober 2021.

Soehartono, Irawan. 1995. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya. pukul 13.22 diakses 06 Oktober 2021.

Sukandarrumidi. 2012. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Gajah Mada University


Press.13.29 2021.

repo.iain-tulungagung.ac.id/126/4/BAB%20III.pdf. diakses 15/07/2017, pukul 13.30


2021.

suci_k.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/45793/teknik-pengumpulan-data.pdf.
diakses 15/07/2017, pukul 13.31 diakses 06 Oktober 2021

epository.upi.edu/11252/6/S_PSR_0900170_Chapter3.pdf. diakses 15/07/2017, pukul


13.33 diakses 06 Oktober 2021

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Social , (Jogjakarta: PT Gelora Aksara


Pratama,2014), hlm. 99. pukul 13.40 diakses 06 Oktober 2021

12
XIII

Anda mungkin juga menyukai