Anda di halaman 1dari 15

Hormat dan patuh pada orang tua dan

guru
PAIBP:3.10-4.10/3/1/10

1. Identitas
a. Nama Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
b. Semester :4
c. Kompetensi Dasar :

1.6 Meyakini bahwa hormat dan patuh kepada orang tua dan guru sebagai kewajiban agama.
2.6 Menunjuk-kan perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. al-Isra’/17: 23-24 dan hadis terkait.
3.6 Menganalisis perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru.
4.6 Menyajikan kaitan antara ketauhidan dalam beribadah dengan hormat dan patuh kepada
orang tua dan guru sesuai dengan Q.S. al-Isra’/17: 23-24 dan hadis terkait.

d. Materi : Hormat dan patuh pada orang tua dan guru

e. Alokasi Waktu : 2 JP x 2 pertemuan

f. Tujuan Pembelajaran :

Melalui proses pembelajaran dengan pendekatan membaca dan Tanya jawab, kalian
diminta dapat berpikir kritis dalam menganalisis makna Hormat dan patuh pada
Orang tua dan Guru dan kreatif dalam membuat tulisan tentang hubungan makna
Hormat dan patuh pada Orang tua dan Guru dengan sikap kehidupan sehari-hari
yang harus kalian dikerjakan secara berkelompok.

g. Materi Pembelajaran
 Konseptual : Hormat dan patuh pada orang tua dan guru
2. Peta Konsep

3. Kegiatan Pembelajaran
a. Pendahuluan
Sebelum masuk pada materi, silahkan kalian membaca dan memahami cerita di bawah ini

Kisah Uwais Al-Qarni


Pada zaman Nabi Muhammad saw., ada seorang pemuda bernama Uwais Al- Qarni.
Ia tinggal di negeri Yaman. Ia seorang fakir dan yatim. Ia hidup bersama ibunya yang
lumpuh dan buta. Uwais Al-Qarni bekerja sebagai penggembala domba. Hasil usahanya
hanya cukup untuk makan ibunya. Bila ada kelebihan, terkadang ia pergunakan untuk
membantu tetangganya yang hidup miskin. Uwais Al-Qarni dikenal anak yang taat
beribadah dan patuh pada ibunya. Ia sering kali puasa. Alangkah sedihnya hati Uwais Al-
Qarni setiap melihat tetangganya sering bertemu dengan Nabi Muhammad saw., sedang ia
sendiri belum pernah berjumpa dengannya. Ketika mendengar Nabi Muhammad saw.
giginya patah karena dilempari batu oleh musuhnya, Uwais Al-Qarni segera menggetok
giginya dengan batu hingga patah. Hal ini dilakukan sebagai ungkapan rasa cintanya kepada
Nabi Muhammmad saw. sekalipun ia belum pernah bertemu dengan nabi. Kerinduan Uwais
Al-Qarni untuk menemui Nabi Muhammad saw. makin dalam. Hatinya selalu bertanya-
tanya, kapankah ia dapat bertemu Nabi Muhammad saw. dan memandang wajah beliau dari
dekat? Ia rindu mendengar suara Nabi saw., kerinduan karena iman. Pada suatu hari ia
datang mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya dan mohon izin kepada ibunya agar ia
diperkenankan pergi menemui Rasulullah saw. di Madinah. Ibu Uwais Al-Qarni terharu
ketika mendengar permohonan anaknya. Ia memaklumi perasaan Uwais Al-Qarni seraya
berkata, “Pergilah wahai Uwais, anakku! Temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah
berjumpa dengan Nabi, segeralah engkau kembali pulang.” Betapa gembira mendengar
jawaban ibunya itu. Segera ia berkemas untuk berangkat dan berpesan kepada tetangganya
agar dapat menemani ibunya selama ia pergi. Sesudah berpamitan sembari mencium
ibunya, berangkatlah Uwais Al-Qarni menuju Madinah. Setelah ia menemukan rumah nabi,
diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam, keluarlah seseorang seraya
membalas salamnya. Segera saja Uwais Al-Qarni menanyakan Nabi Muhammad saw. yang
ingin dijumpainya. Namun ternyata nabi tidak berada di rumahnya, beliau sedang berada di
medan pertempuran. Uwais Al-Qarni hanya dapat bertemu dengan Siti Aisyah ra., istri Nabi
saw. Betapa kecewanya hati Uwais. Dari jauh ia datang untuk berjumpa langsung dengan
Nabi saw., tetapi Nabi Muhammad saw. tidak dapat dijumpainya. Dalam hati Uwais bergolak
perasaan ingin menunggu bertemu dengan nabi, sementara ia ingat pesan ibunya agar ia
cepat pulang ke Yaman. Akhirnya, karena ketaatannya kepada ibunya, pesan ibunya
mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi
Muhammad saw.
Nabi pun pulang dari medan pertempuran. Sesampainya di rumah, Nabi Muhammad
saw. menanyakan kepada Siti Aisyah ra. tentang orang yang mencarinya. Siti Aisyah ra.,
menjelaskan bahwa memang benar ada yang mencarinya, tetapi karena lama menunggu, ia
segera pulang kembali ke Yaman karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia
tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama. Nabi Muhammad saw. menjelaskan bahwa
orang itu adalah penghuni langit. Nabi menceritakan kepada para sahabatnya, “Kalau kalian
ingin berjumpa dengan dia, perhatikanlah ia mempunyai tanda putih di tengah talapak
tangannya.” Nabi menyarankan, “Apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan
istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.” Waktu terus berganti. Suatu
ketika, Khalifah Umar teringat akan sabda Nabi saw. tentang Uwais Al-Qarni, penghuni
langit. Sejak saat itu setiap ada khalifah yang datang dari Yaman, Khalifah Umar ra. dan Ali
ra. selalu menanyakan tentang Uwais Al-Qarni. Suatu hari rombongan kafilah itu pun tiba di
Kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang baru datang dari Yaman, segera
Khalifah Umar ra. Dan Ali ra. mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais Al-Qarni
turut bersama mereka. Rombongan kafilah itu mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni ada
bersama mereka, dia sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar
jawaban itu, Khalifah Umar ra. dan Ali ra. segera pergi menjumpai Uwais Al-Qarni.
Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, Khalifah Umar ra. dan Ali ra. memberi salam.
Tapi rupanya Uwais sedang ¡alat. Setelah mengakhiri ¡alatnya dengan salam, Uwais
menjawab salam Khalifah Umar ra. dan Ali ra. Sambil mendekati kedua sahabat Nabi saw.
ini dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar ra.
dengan segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih
yang berada di telapak tangan Uwais, seperti yang pernah dikatakan oleh Nabi saw.
Memang benar! Tampaklah tanda putih di telapak tangan Uwais Al-Qarni. Wajah Uwais Al-
Qarni tampak bercahaya. Benarlah seperti sabda Nabi saw. bahwa dia itu adalah penghuni
langit. Khalifah Umar ra. dan Ali ra. Menanyakan namanya, dan dijawab, “Abdullah.”
Mendengar jawaban Uwais, mereka tertawa dan mengatakan, “Kami juga Abdullah, yakni
hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya?” Uwais kemudian berkata, “Nama
saya Uwais Al-Qarni”. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali ra. memohon agar Uwais
membacakan doa dan istighfar untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada
Khalifah, “Sayalah yang harus meminta doa pada kalian.” Mendengar perkataan Uwais,
Khalifah berkata, “Kami datang ke sini untuk mohon doa dan istighfar dari Anda.” Uwais Al-
Qarni akhirnya berdoa dan membacakan istighfar. Setelah itu, Khalifah Umar ra.
menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk jaminan hidupnya.
Namun Uwais menampik dengan berkata, “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba
diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui
orang lagi.” Beberapa tahun kemudian, Uwais Al-Qarni meninggal. Anehnya, pada saat akan
dimandikan, tiba-tiba sudah banyak orang yang berebut untuk memandikan. Saat mau
dikafani, di sana pun sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengafaninya. Saat mau
dikubur, sudah banyak orang yang siap menggali kuburannya. Ketika usungan dibawa
menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.
Penduduk Kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya, “Siapakah sebenarnya
engkau, wahai Uwais Al-Qarni? Bukankah Uwais yang kita kenal hanyalah seorang fakir,
yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya sehari-hari hanyalah sebagai penggembala domba
dan unta? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau menggemparkan penduduk Yaman dengan
hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam
jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang diturunkan ke
bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamanmu.” Berita meninggalnya Uwais Al-
Qarni dan keanehan-keanehan yang terjadi ketika wafatnya telah tersebar ke mana-mana.
Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya, siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni.
Selama ini tidak ada orang yang mengetahui siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni disebabkan
permintaan Uwais Al- Qarni sendiri kepada Khalifah Umar ra. dan Ali ra. agar merahasiakan
tentang dia. Barulah di hari wafatnya mereka mendengar sebagaimana yang telah
disabdakan oleh Nabi Muhammad saw., bahwa Uwais Al-Qarni adalah penghuni langit.
(HR. Muslim dari Ishak bin Ibrahim, dari Muaz bin Hisyam, dari ayahnya, dari qatadah, dari zurarah, dari Usair bin
Jabir)

Coba kalian diskusikan sejenak dengan teman sebangkumu, setelah berdiskusi, silahkan
kalian lanjutkan ke kegiatan belajar berikut, namun jangan lupa baca baik-baik petunjuk
belajarnya terlebih dahulu.

b. Kegiatan Inti
a) Petunjuk Belajar
1) Baca dan pahami BTP (Buku Teks Pembelajaran) Pendidikan Agama Islam yang
kalian miliki atau yang dianjurkan oleh guru kalian.
2) Setelah memahami isi materi, berlatihlah memperluas pengalaman belajar melalui
tugas-tugas atau kegiatan-kegiatan belajar 1, 2, dan 3 baik yang harus kalian kerjakan
sendiri maupun bersama teman sebangku atau teman lainnya sesuai instruksi guru.
3) Kerjakan tugas-tugas di buku kerja atau di lembar portofolio yang sudah kalian
siapkan sebelumnya.
4) Apabila kalian yakin sudah paham dan mampu menyelesaikan permasalahan-
permasalahan dalam kegiatan belajar 1, 2, dan 3, kalian boleh sendiri atau mengajak
teman lain yang sudah siap untuk mengikuti tes formatif agar kalian dapat belajar ke
UKBM berikutnya (jika belum memenuhi KKM kalian harus mempelajari ulang
materi ini kemudian minta tes lagi sampai memenuhi KKM).
5) Jangan lupa melalui pembelajaran ini kalian harus bisa membangun sikap Hormat
dan patuh pada orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari.
b) Kegiatan Belajar
Jika kalian sudah memahami apa yang harus kalian lakukan dalam pembelajaran ini,
selanjutnya ikuti kegiatan belajar berikut dengan penuh semangat, pantang menyerah,
dan tawakal!!!!

Kegiatan Belajar 1

Pada kegiatan belajar 1 ini kalian akan menguraikan Hormat dan patuh pada orang tua dan.
Supaya belajar kalian lancar, maka tingkatkan budaya literasimu dengan mengakses,
memahami, dan menggunakan informasi secara benar melalui berbagai sumber belajar,
kemudian terapkan pengalaman tersebut untuk memaknai kasus seperti ilustrasi pada gambar
berikut dengan penuh konsentrasi dan ceria!

Analisis peristiwa

Perhatikan peristiwa berikut ini!


1. Setiap hari ketika mau beragkat sekolah, ibu selalu menyiapkan sarapan pagi. Tak
kenal lelah ibu memenuhi kebutuhan yang diperlukan anaknya. Tetapi, tidak jarang
anak-anak seringkali membantah perintah orang tuanya, padahal perintahnya itu
benar. Tidak ada ibu yang sakit hati melihat ulah anaknya yang sering kali melawan,
bahkan ibu tidak pernah dendam. Inilah mulianya hati seorang ibu. Bagaimana kamu
melihat peran ibu dalam keluarga, baik dari sisi sosial, agama, budaya, dan
sebagainya?
2. Meskipun agak sedikit berbeda perannya dengan seorang ibu, ayah juga memiliki
tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Ayah bekerja pergi pagi
hari pulang sore. Ayah terkadang tidak mengetahui perkembangan anaknya di rumah
karena waktunya habis dipekerjaannya yang harus segera diselesaikan. Bagaimana
tanggapan kamu apabila kamu menjadi seorang ayah dan mendengar kabar bahwa
anakmu di sekolah melakukan pelanggaran dan akan dikeluarkan.

Aktivitas Siswa:
1. Cermati dua peristiwa di atas, kemudian berikan tanggapanmu dari beberapa sudut
pandang (contoh dari sisi agama, sosial, budaya, dan sebagainya)!
2. Sesuai dengan kondisi sekarang, bagaimana cara menghormati orang tua dan
guru yang dapat kamu lakukan?

Gambar 1. Gambar 2.

Selanjutnya, coba kalian ajak teman sebangkumu untuk menguraikan makna potret
kehidupan pada gambar tersebut dan kisah tentang uwais al-qorni di atas lalu kaitkan dengan
hormat dan patuh pada orang tua dan guru, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut kerjakan di buku kerjamu masing-masing.
1. Menurut kalian apakah potret di atas sudah mencerminkn aspek Hormat dan patuh pada
orang tua dan guru? Berikan penjelasan!
2. Tulis lengkap dengan artinya Q.S. al-Isrā’/17: 23-24 !
3. Apakah ilustrasi tersebut di atas ada kaitannya dengan ayat Al-Qur’an surat Al-Isra’ :
23,24!
4. Coba analisis ayat Al-Qur’an surat Al-Isra’ : 23,24 kemudian kembangkan menjadi satu
artikel kecil tentang kandungan makna Hormat dan Patuh pada Orang tua dan Guru (kalian
bisa memanfaatkan gadgetmu untuk membantu menyelesaikan tugas ini)
Setelah kalian menyelesaikan pertanyaan tersebut dengan teman sebangkumu, coba tunjukkan
kepada gurumu untuk dinilai ketepatan jawabannya. Jika jawabanmu kurang tepat, maka
mencobalah untuk membuka BTP (Buku Teks Pembelajaran) Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti, untuk mendapatkan penjelasan lebih, dan kerjakan ulang. Dan jika jawaban kalian
sudah dinilai benar, maka lanjutkan pada contoh kasus selanjutnya.

AYO..TINGKATKAN
LITERASIMU

Pentingnya seorang anak untuk meminta doa restu dari kedua orang tuanya pada setiap
keinginan dan kegiatannya karena restu Allah Swt. disebabkan restu orang tua. Orang
yang berbakti kepada orang tua doanya akan lebih mudah dikabulkan oleh Allah Swt.
Apalagi seorang anak mau melakukan atau menginginkan sesuatu. Seperti, mencari
ilmu, mendapatkan pekerjaan, dan lain sebagainya, yang paling penting adalah meminta
restu kedua orang tuanya.

Setelah kalian memahami makna kasus di atas, coba kerjakan “Ayo Berlatih” berikut

Ayo Berlatih

Setelah kalian menyimak peristiwa dan kasus di atas, coba selesaikan tugas berikut boleh sendiri
maupun dengan teman kalian.
1. Uraikan makna yang kalian tangkap dari peristiwa atau kisah di atas, kemudian kaitkan
dengan kandungan makna hormat dan patuh kepada orang tua dan guru yang sedang kalian
pelajari!
2. Selain hikmah yang tertuang pada contoh kasus di atas, cobalah kalian temukan hikmah-
hikmah yang lain dari maknah hormat dan patuh kepada orang tua dan guru!
3. Jika seseorang mendalami serta mengamalkan makna “Birrul Walidaini”, maka akan muncul
sikap taat dan patuh. Dan juga akan memahami secara lurus arti “Birrul Walidain”. Dapatkah
kalian membedakan antara Taat kepada Orang Tua dan Taat pada Guru ? (kalian bisa
memanfaatkan gadgetmu untuk membantu membuka wawasan, namun harus cerdas dalam
mengakses informasi, memahami, dan menggunakan informasi tersebut)!
4. Bagaimanakah keterkaitan antara antara Orang Tua kandung, Orang Tua (mertuwa), dan
Guru ? Jelaskan!

Apabila kalian telah mampu mengerjakan tugas di atas, silahkan kalian lanjutkan ke
tugas berikut.

Membangun Karakter

Untuk membiasakan kita dalam mengaplikasikan Hormat pada orang tua dan guru dalam
kehidupan sehari-hari, demi mencapai keluhuran budi dan kemuliaan jiwa, carilah teman dan
mintalah ke guru kalian untuk mendapat penilaian sebagai bahan instrospeksi perbaikan dan
peningkatan keluhuran budi berikut.

PENILAIAN TEMAN PENILAIAN GURU


NO BENTUK PENILAIAN
NAMA PENILAIAN NAMA PENILAIAN
1 Teguh dan kokoh dalam
Pendirian

2 Pemberi rasa aman/suka


damai

3 Tawadhu pada orang tua

4 Taat, Patuh pada orang tua


dan guru

5 Budi pekeri luhur pada


orang tua dan guru
Apabila kalian telah mampu menyelesaikan latihan-latihan soal di atas, maka kalian
bisa melanjutkan pada kegiatan belajar 2 berikut

Kegiatan Belajar 2

Coba kalian baca makna Hormat dan patuh pada orang tua dan guru. Kalian bisa juga

membaca dari sumber manapun untuk memperkaya LITERASIMU

AYO MEMBACA

Simaklah gambar-gambar berikut ini dengan seksama

Coba padukan hasil tafsiran makna hormat dan patuh pada orang tua dan guru dengan
sikap dalam kehidupan sehari-hari yang sebenarnya terjadi dari gambar di atas !!
Hingga tahapan belajar ini, semoga kalian sudah mulai bertambah luas pengetahuan
agamamu, keterampilan menerapkan pengetahuanmu ke dalam kehidupan sehari-hari
untuk membangun sikap hormat dan patuh dengan orang tua dan guru, serta budi pekerti
luhur lainnya.
Coba pelajari lagi contoh kasus berikut, agar penerapan agamamu makin kuat!
AYO MEMBACA...

Imam An-Nawaawi menjelaskan, “Arti birrul wālidain, yaitu berbuat baik terhadap
kedua orang tua, bersikap baik kepada keduanya, melakukan berbagai hal yang dapat
membuat mereka bergembira, serta berbuat baik kepada teman-teman mereka.”

Imam Adz-Dzahabi menjelaskan, bahwa birrul w±lidain atau bakti kepada orang tua, hanya
dapat direalisasikan dengan memenuhi tiga bentuk kewajiban: Pertama : Menaati segala
perintah orang tua, kecuali dalam maksiat.
Kedua : Menjaga amanah harta yang dititipkan orang tua, atau diberikan oleh orang tua.
Ketiga : Membantu atau menolong orang tua bila mereka membutuhkan.
Kegiatan Belajar 3

Ayo maju terus, kalian pasti bisa


Dengan terus membaca, maka jendela pengetahuanmu
akan semakin terbuka luas. Maka, baca dan resapi
contoh kasus aktual berikut.

Adapun hikmah yang bisa diambil dari berbakti kepada kedua orang tua dan guru, antara lain
seperti berikut.
1. Berbakti kepada kedua orang tua merupakan amal yang paling utama.
2. Apabila orang tua kita ri«a atas apa yang kita perbuat, Allah Swt. pun ri«a.
3. Berbakti kepada kedua orang tua dapat menghilangkan kesulitan yang sedang dialami,
yaitu dengan cara bertawasul dengan amal saleh tersebut.
4. Berbakti kepada kedua orang tua akan diluaskan rezeki dan dipanjangkan umur.
5. Berbakti kepada kedua orang tua dapat menjadikan kita dimasukkan ke jannah (surga) oleh
Allah Swt.
Dikisahkan, ada seorang laki-laki yang menghadap Nabi Muhammad saw. Dan berkeinginan
untuk berbai’at kepada nabi serta ikut berjihad dengan tujuan mencari pahala dari Allah Swt.
Ked kembali kepada kedua orang tuanya dan menyuruh berbuat baik, menemani dan
mengurus orang tuanya.” (Muttafaq ‘alaih).
Dismaping itu, coba baca pula di buku paket agama mu tentang hormat
dan patuh pada orang tua dan guru. Demi memperkuat budaya literasimu

Ayoo berlatih!

Ayoo berlatih!
Setelah membaca materi di BTP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dan contoh kasus di
atas, maka coba kalian kerjakan beberapa soal di bawah ini.

1. Apa yang kalian pahami tentang “Birrul Waalidaini” dari segi bahasa dan maksud
secara istilahnya? Berikan penjelasan!
2. Bagaimana tata cara berbakti kepada orang tua , jelaskan ?
3. Coba Ingat-ingatlah guru-gurumu yang pernah mengajar saat di TK, SD, dan SMP!.
4. Bagaimanakah tata cara berbakti dan menghormati guru? Berikan penjelasan!
5. Buatlah tulisan singkat tentang hubungan orang tua dengan anak, dan hubungan
guru dengan anak didik, dengan sikap nyata dalam kehidupan sehari-hari, kemudian
pajanglah tulisanmu tersebut di majalah dinding kelas atau di pojok-pojok ruang
baca yang ada di sekolah kalian!

Kerjakan bersama teman kalian di buku kerja masing-masing! Periksakan seluruh


pekerjaan kalian kepada Guru agar dapat diketahui penguasaan materi sebelum
kalian diperbolehkan belajar ke UKBM berikutnya!
c. Penutup
Bagaimana kalian sekarang?
Setelah kalian belajar bertahap dan berlanjut melalui
kegiatan belajar 1, 2, dan 3, isilah Tabel berikut untuk
mengukur diri kalian terhadap materi yang telah kalian
pelajari. Jawablah sejujurnya terkait dengan penguasaan
materi pada UKBM ini.

Tabel Refleksi Diri Pemahaman Materi


No Pertanyaan Ya Tidak
1. Dapatkah kalian menguraikan isi hidup patuh dan taat pada
orang tua dan guru ?
2. Dapatkah kalian menjabarkan pesan tersirat dari surat al-
isra ayat 23,24 dan hadits Nabi tentang taat pada Orang tua?

3. Dapatkah kalia menJelaskan pengaruh durhaka kepada


orang tua dalam kehidupan anak!
4. Dapatkah kalia menulis hadis yang menjelaskan bahwa ibu
adalah manusia yang paling pertama untuk dihormati
sebelum seorang bapak/ayah! Berikan alasannya mengapa
ibu menduduki posisi istimewa!

Jika menjawab “TIDAK” pada salah satu pertanyaan di atas, maka pelajarilah kembali
materi tersebut dalam BTP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, dan pelajari ulang
kegiatan belajar 1, 2, atau 3 yang sekiranya perlu kalian ulang dengan bimbingan Guru atau
teman sejawat. Jangan putus asa untuk mengulang lagi!. Dan apabila kalian menjawab
“YA” pada semua pertanyaan, maka kerjakan dengan jawaban yang tepat dan benar dalam
kertas folio bergaris dengan tulisan yang rapid an bagus ,lanjut ke berikut.

Dimana Posisimu?
Ukurlah diri kalian dalam menguasai materi “Hidup dan patuh pada orang tua dan guru” dalam
rentang 0 – 100, tuliskan ke dalam kotak yang tersedia.
Yuk Cek Penguasaanmu terhadap Materi Taat dan patuh pada orang tua dan
guru!
Agar dapat dipastikan bahwa kalian telah menguasi “Taat dan Patuh pada Orang tua dan guru”
maka kerjakan soal berikut secara mandiri di buku kerja kalian masing-masing.
1. Apa yang kalian pahami tentang “Birrul waalidaini” menurut Imam AnNawawi ?
2. Tuliskan 4 tata cara menghormat terhadap orang tua dan guru, dari yang telah kalian
pelajari !
3. Jelaskan 6 cara berbakti dan menghormat kepada orang tua ?
4. Bagaimana cara menghormat dan berbakti kepad guru?.....sebutkan dan atau jelaskan 12
cara menghormati guru
5. Tulislah hadis yang menjelaskan bahwa ibu adalah manusia yang paling pertama untuk
dihormati sebelum seorang bapak/ayah! Berikan alasannya mengapa ibu menduduki
posisi istimewa!

Tuliskan jawaban “mantap” kalian di buku kerjamu masing-masing………..

Setelah kalian mengerjakan evaluasi di atas, coba beri tanda centang (√) pada kolom
rubrik evaluasi diri berikut

Tidak
Kurang
No Pernyataan Setuju Setuju
Setuju
1. Bangun pagi tanpa dibangunkan orang tua.

2. Saya selalu berpamitan, bersalaman dengan orang tua ketika


hendak berangkat dan pulang sekolah

3. Saya sering emosi dengan ibu kalau beliau bertutur kata yang
terasa menyakiti saya.

4. Saya punya pekerjaan khusus di rumah untuk membantu


meringankan pekerjaan orang tua.
5. Saya punya pekerjaan khusus di rumah untuk membantu
meringankan pekerjaan orang tua.
6. Saya suka menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan kepada guru.
7. Setiap disuruh oleh guru selalu dilaksanakan

8. Saya sering melakukan kesalahan yang membuat orang tua


marah.
9. Saya sering melakukan kesalahan yang membuat guru marah.

10. Saya meyakini bahwa orang tua dan guru sangat berjasa bagi
kehidupan saya.

Ini adalah bagian akhir dari UKBM materi Hormat dan patuh pada orang tua dan
guru mintalah tes formatif kepada Guru kalian sebelum belajar ke UKBM
berikutnya.

Sukses untuk kalian!!!

Anda mungkin juga menyukai