Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Imam at Tirmidzi

Disusun Oleh :
Fachkri Juliansyah
Nazli Ramadhana
Rayshal Abral

KELAS : XII IPK 2

Guru Pembimbing :
Hafiz Azhari, S.Pd

Madrasah Aliyah Negeri 2 Bukittinggi


TP.2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt karena dengan rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah statistika sebatas pengetahuan dan
kemampuan yang kami miliki. kami sangat berharap makalah ini berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai statistika. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan -kekurangan
dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu,kami berharap adanya kritik dan
saran terhadap tugas kami ini.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah kami susun dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang lain. Sebelumnya kami meminta maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan makalah kami.

Panganak, 8 Oktober 2022


BAB I

PENDAHULUAN

Makalah Biografi Imam At-Tirmidzi

Hadits merupakan sumber hukum kedua di dalam sumber hukum islam.

Hadits tersebut disampaikan secara mutawatir oleh orang yang di sebut

ar rijalul hadits atau tokoh tokoh hadits. Diantara rijalul hadits hadits

itu adalah Imam At Tirmidzi. Beliau merupakan salah seorang tokoh

yang terkenal dalam tokoh tokoh hadits. Di dalam makalah ini,

pemakalah akan mencoba menguraikan beberapa hal yang

bersangkutan dengan Imam At-Tirmidzi. Diantaranya : Nama dan

tempat lahir, Masa belajar, guru-guru, dan murid-muridnya,

Penghargaan ulama terhadap imam Al-Tirmidzi, Hasil karya imam Al-

Tirmidzi, Wafat imam Al-Tirmidzi.

BAB II

PEMBAHASAN

Makalah Biografi Imam At-Tirmidzi


A. Biografi Imam at-Tirmidzi

Imam Al-Tirmidzi nama lengkapnya adalah Abu Musa Muhammad Ibn Isa

Ibn Saurah Ibn Musa Ibn Adh-Dhahak Al-Sulami Al-Bughi Al-Tirmidzi Al-

Imam Al-Alim Al-Bari’[1]. Al Sulami dibangsakan dengan Bani Sulaym, dari

kabilah ‘Aylan, sedangkan Al Bughi adalah nama desa tempat Al Imam lahir

dan wafat, yaitu di Bugh. Ahmad Muhammad Syakir menambahnya dengan

sebutan Al-Dhahir karena ia mengalami kebutaan di masa tuanya[2]. Imam

Al-Tirmidzi terkenal dengan sebutan Abu Isa , tepi sebagian ulama tidak

menyenangi sebutan itu karena hadis

‫ن عيس ال اب له‬

Artinya “sesungguhnya Isa tidak mempunyai bapak.”

Imam Al-Tirmidzi dilahirkan di tepi selatan sungai Jihun, Usbekistan, di kota

Tirmidz. Para penulis tidak menyebutkan secara pasti kapan Imam Al-

Tirmidzi dilahirkan. Menurut Syaykh Muhammad ‘Abd Al Hadi Al Sindi Imam

Al-Tirmidzi dilahirkan pada tahun 209 H

Al Shalah Al Safadi menyebutkan bahwa Imam Al-Tirmidzi dilahirkan tahun

200 H. Ada yang mentatakan beliau lahir pada tahun 208 H dan tahun 209

H. Kota tirmiz menurut penduduknya diucapkan dengan bacaan tarmidz .


Sifat-Sifatnya : Para ulama berbeda pendapat, ada yang mengatakan

bahwa Imam At-Tirmidzi lahir dalam keadaan buta. Sedangkan berita

yang benar adalah dia menjadi buta ketika sudah besar, tepatnya setelah

melakukan perjalanan mencari ilmu dan menulis kitabnya.[4]

Imam al-Hafiz Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Saurah bin Musa bin

ad-Dahak as-Sulami at-Tarmizi, salah seorang ahli hadis kenamaan dan

pengarang berbagai kitab yang masyhur, lahir pada tahun 209 H dikota

Tirmiz. Setelah menjalani perjalanan panjang untuk belajar, mencatat,

berdiskusi dan tukar pikiran serta mengarang, pada akhir kehidupannya

beliau mendapat musibah kebutaan, dan beberapa tahun lamanya ia

hidup sebagai tuna netra dan dalam keadaan seperti inilah akhirnya

Imam at-Tirmizi meninggal dunia. Ia wafat di Tirmiz pada malam senin

13 Rajab tahun 279 H dalam usia 70 tahun.

Imam at-Tirmizi belajar dan meriwaatkan hadis dari ulama-ulama

kenamaan. Di antaranya adalah Imam Bukhari, kepadanya at-Tirmizi

belajar hadis dan fiqih. At-Tirmizi juga belajar kepada Imam Muslim

dan Abu Dawud, bahkan Tirmizi juga belajar hadis dari sebahagian

guru-guru mereka. Di antaranya ialah: Qutaibah bin Saudi Arabia’id,

Ishaq bin Musa, Mahmud bin Gailan, Sa’id bin Abd ar-Rahman,
Muhammad bib Basyar, Ali bin Hajar, Ahmad bin Muni’, Muhammad

bin al-Musanna dan lain-lain.

Hadis-hadis dan ilmu ilmu Imam at-Tirmizi dipelajari dan diriwayatkan

oleh banyak ulama yang menjadi muridnya. Di antaranya ialah: Makhul

Ibn al-Fadl, Muhammad bin Mahmud ‘Anbar, Hammad bin Syakir,

‘Ai-bd bin Muhammad an-Nasfiyun, al-Haisam bin Kulaib asy-Syasyi,

Ahmad bin Yusuf an-Nasafi, Abu al-Abbas Muhammad bin Mahbud

al-Mahbubi dan lain-lain. Imam Abi ‘Isa at-Tirmizi diakui oleh para

ulama akan keahliannya dalam hadis, kesalehan dan ketaqwaanya. Ia

juga terkenal sebagi seseorang yang dapat dipercaya, dan sangat teliti.

Salah satu bukti kekuatan dan cepat hafalannya ialah kisah berikut yang

dikemukakan oleh al-Hafiz Ibn Hajar dalam Tahzib at-Tahzib-nya, dari

Ahmad bin Abdullah bin Abi Dawud yang berkata:

“Saya mendengar Abu ‘Isa at-Tirmizi berkata, pada suatu waktu dalam

perjalanan menuju Mekkah, dan ketika itu saya telah menulis dua jilid

berisi hadis-hadis yang berasal dari seorang guru. Guru tersebut

berpapasan dengan kami. Lalu saya bertanya-tanya mengenai dia,

mereka menjawab bahwa dialah orang yan kumaksud itu. Kemudian

saya menemuinya, saya mengira bahwa “dua jilid kitab” itu ada padaku.

Ternyata yang kubawa bukanlah dua jilid tersebut melainkan dua jilid
yang lain yang serupa dengannya. Ketika saya telah bertemu dengannya

saya memohon kepadanya untuk mendengar hadis dan ia mengabulkan

permohonan itu. Kemudian ia membaca hadis yang dihafalnya. Di sela-

sela pembacaan itu ia mencuri pandang dan melihat bahwa kertas yang

kupegang masih putih bersih tanpa ada tulisa suatu apapun. Demi

melihat kenyataan ini ia berkata, “tidakkah engkau malu kepadaku?”

Lalu aku bercerita dan menjelaskan kepadanya bahwa apa yang ia

bacakan itu telah kuhafal semuanya. “Coba bacakan!” Suruhnya. Lalu

akupun membacakan seluruhya secara beruntun. Ia bertanya lagi

“Apakah engkau telah hapalkan sebelum datang kepadaku?” “tidak”

jawabku. Kemudian saya meminta lagi agar ia meriwayatkan hadis

yang lain. Iapun kemudian membacakan empat puluh buah hadis yang

tergolong hadis yang sulit dan hadis garif lalu berkata “coba ulangi apa

yang kubaca tadi”, lalu aku membacanya dari pertama hingga selesai

dan ia berkomentar “ aku belum pernah melihat orang seperti engkau”.

B. Masa Belajar, Guru-Guru, Dan Murid-Murid Imam at-

Tirmidzi

Perkembangan hadits itu di tandai dengan penulisan, penyampaian

penerimaan, penghafalan, dan majlis ta’lim pengkajian hadits,

penciptaan ilmu hadits, periwayatan, dan pembukuannya. Kajian


pengembangan hadits itu sebagian telah diikuti oleh Imam Al-Tirmidzi

sebagian besar telah dilakukannya dan berperan aktif, mulai dari

menulis, menghafal, menyampaikan, menerima, menghadiri dan

mengadakan majlis ta’lim, menggambarkan ilmu hadits,meriwayatkan

dan sampai dengan pembukuan. Sebagai mana ulama hadits lain Imam

Al-Tirmidzi sejak kecil sudah bergelut dengan hadits, Semangatnya

dalam belajar hadits membuatnya melalangbuana ke berbagai negeri

untuk berguru kepada ulama ahli hadits terkemuka. Imam Al-Tirmidzi

pernah ke Hijaz dan belajar dengan ulama Hijaz Iraq, Khurasan belajar

dan menuntut ilmu dari Ishaq Ibn Rahawayh, dan sebagainya. Menurut

Al Khatib Al Baghdadi Qutaibah Ibn Sa’id Al-Madani lama Imam Al-

Tirmidzi belajar hadits diperkirakan lebih dari 35 tahun.[5] Diantara

guru Imam Al-Tirmidzi adalah :

1. Al Bukhari

2. Imam Muslim

3. Abu Daud

4. Qutaibah Bin Sa’id

5. Ishaq Bin Musa


6. Mahmud Bin Ghailan

7. Ibn Bandar

8. ismail bin Musa Al-Fazari

9. Ahmad bin Muni’

10. Abu Mush’ab Az-Zuhri

11. Bisyr bin Muazd Al-Aqadi

12. Al-Hasan bin Ahmad Bin Abi Syuaib

13. Abu Amar Al-Husain bin Huraits[6]

Diantara orang-orang yang pernah berguru (murid ) kepada beliau

adalah :

1. Makhlul Bin Fadlal

2. Muhammad Bin Mahmud Anbar

3. Hammad Bin Syakir

4. Abdul Bin Muhammad An-Nasyifun

5. Al Haisam Bin Kulaib Asy- Syasyi


6. Abu Bakar Ahmad Ibn Ismail Ibn Amir Al Samarkandi

7. Ahmad Bin Ali Al Maqari

As-Dzahabi berkata : Murid-murid At-Tirmdzi Antara lain adalah :

1. Abu-bakar bin Ismail Samarkandi

2. Abu-Hamid Ahmad bin Abdillah bin Daud Al Marwazi

3. Ahmad bin Ali bin Hasnawaih Al-Mukqri’

4. Ahmad bin Yusuf An Nasafi

5. Ashad bin Hamdawiyah Annafi

6. Al Husain yusuf Al-Farbari

7. Hammad bin Syakir Al Warq

8. Daud bin Nashr bin Suhail Al-Bazdawi[7]

C. Penghargaan Ulama Terhadap Imam Al-Tirmidzi


Perhatian beliau sangat besar terhadan ilmu hadits sangat besar beliau

menyusun kitab At Turmudzi. Selain itu hasil-hasil karya beliau sangat

banyak. Sehingga pujian para ulama terhadap Imam Al-Tirmidzi dalam

usahanya mengembangkan hadits dan fiqih dan ilmu-ilmu agama

sangat banyak,

Diantaranya:

•Pernyataan Imam Bukhari terhadap Imam At Turmudzi bahwa

kedudukan beliau dalam ilmu hadits adalah sangat tinggi. Imam

Bukhari berkata “ Apa yang aku ambil manfaat dari padaku.

•Al Hafizh Al Alim Al Idrisi berkata “ ia (Imam Al-Tirmidzi) seorang

dari para imam yang memberi tuntunan kepada mereka dalam ilmu

hadits, mengarang Al Jami’ Tarikh, sebagai seorang penulis yang alim

yang meyakinkan, ia seorang contoh dalam hafalan”

•Al Mizzi mengatakan bahwa Imam Al-Tirmidzi salah seorang imam

hafizh yang mempunyai kelebihan yang telah dimanfaatkan kaum

muslimin.

•Mubarak Ibn Atsir mengatakan bahwa Imam Al-Tirmidzi adalah

seorang ulama hafizh yang terkenal, padanya telah terjadi

pembangunan fiqih.
•Imam Al-Tirmidzi termasuk ahli hadits yang kuat daya hafalnya, teliti

serta terpercaya. Ibnu Hibban Al Busti mengakui kemampuan Imam

Al-Tirmidzi dalam hal menghafal, menghimpun, dan meneliti hadits

sehingga ia menjadi sumber pengambilan hadit banyak ulama terkenal

diantaranya imam bukhari

D. Hasil Karya Imam Al-Tirmidzi

Imam Al-Tirmidzi adalah sorang penulis yang terkenal Diantara karya-

karya Imam Al-Tirmidzi adalah :

1. Al Jami’ yang terkenal dengan Sunan Imam Al-Tirmidzi yang

menghimpun 3.956 buah hadits. [10] Di dalam kitab Sunan atau Al

Jami’ At-Tirmidsi, ia mengklasifikasikan kualitas hadits menjadi

shahiah, hasan, dan da’if. Buku inilah yang menjadi sumber utama

hadits hasan[11]. Kitab ini mempunyai ciri khas yaitu adanya

pembahasan tentang rijal hadits dan isnad, adanya penyampaian

pendapat imam mazhab dan diantaranya dilengkapi dengan

penjelasannya, Imam Al-Tirmidzi juga menjelaskan perselisihan

pendapat mazhab kemuadian mencoba memilihnya dengan

menggunakan dasar hadits yang dikuasainya


2.Al-‘Illat

3. Asy Syama’il Wa Al Kuna Kitab ini termasuk kitab yang paling

bagus yang membahas tentang sifat-sifat Nabi Muhammad shallallahu

‘alaihi wasallam.

4. At-Tarikh

5. Az-Zuhud

E. Contoh Hadits

Contoh hadits yang diriwayat oleh Imam Al-Tirmidzi adalah:

‫وخلفه في بعض مغا زيه فقا له علي يا ر سول هللا تخلفني مع النساء والصبيا فقا ل رسو‬

‫ا ما تر ضي ان تكون مني بمنز لة هارون من موس ال انه‬: ‫ل هللا صلي هللا عليه وسلم‬

‫ل نبوة بعد ى‬.

Artinya : “Dan meninggalkan Nabi Muhammad Saw. Akan

ia(Saidina ‘Ali Kw) di salah satu perperangan, maka berkata ‘Ali

kepada Nabi : kenapakah tuan tinggalkan saya di kampong bersama

wanita dan anak-anak ?

Nabi menjawab : Hai ‘Ali, apakah engkau tidak suka bahwa engkau

sama dengan Nabi Harun di banding Nabi Musa ? tetapi awas! Nabi

dan kenabian tidak ada lagi sesudah aku.”


Keterangan : Hadits ini mengisahkan ketika nabi hendak pergi ke

perperangan Tabuk pada tahun 9 hijriyah, yang mana ketika itu

beliau meninggalkan Saidina ‘Ali di madinah untuk menjaga ahli

family Nabi. Saidina ‘Ali Kw. Agak marah karena tidak pantas

seorang pahlawan yang gagah berani seperti Ia di tinggalkan hanya

untuk menjaga wanita dan anak-anak, yang dapat di kerjakan oleh

orang-orang lemah dan tidak kuat.

Keutamaan beliau dan pujian ulama’ terhadap beliau:

Beliau adalah seorang ulama yang memiliki banyak keutamaan

sehingga para ulama banyak memberikan pujian kepada beliau. Di

antara keutamaan beliau dan pujian ulama kepadanya adalah sebagai

berikut:

•Kitab beliau yang berjudul “Al-Jami’” menunjukkan akan luasnya

pengetahuan beliau dalam ilmu hadis, kefaqihan beliau dalam

permasalahan fikih, dan juga luasnya wawasan beliau terhadap

permasalahan khilafiyah di kalangan para ulama fikih. Akan tetapi

beliau cenderung bermudah-mudahan dalam menilai sahih dan

hasan suatu hadis.


•Abu Ahmad al-Hakim berkata bahwa beliau pernah mendengar

‘Umar bin ‘Allak berkata, “Tidak ada seorang pun yang bisa

menggantikan posisi Imam Bukhari sepeninggal beliau kecuali Abu

‘Isa (Imam Tirmidzi) dalam masalah ilmu, kuatnya hafalan, sifat

zuhud dan wara’-nya. Beliau menangis hingga matanya mengalami

kebutaan, dan hal tersebut terus berlangsung beberapa tahun hingga

beliau wafat.

•Imam Abu Isma’il ‘Abdullah bin Muhammad al-Anshoriy10

memberikan sebuah rekomendasi yang luar biasa terhadap beliau, di

mana beliau pernah mengatakan bahwa Kitab ‘Al-Jami’ milik Imam

Tirmidzi lebih besar manfaatnya daripada kitab hadis yang dimiliki

Imam Bukhari dan Imam Muslim. Karena kedua kitab tersebut

hanya bisa dimanfaatkan oleh orang yang alim yang tinggi ilmunya,

sedangkan kitab Al-Jami’ milik beliau bisa dimanfaatkan oleh setiap

orang yang membacanya.11 Akan tetapi hal ini semata-mata

hanyalah pendapat seorang ulama’ yang mungkin beliau

memandangnya dari sudut tertentu.

•Abu Sa’d al-Idris mengatakan bahwa beliau adalah seorang imam

hadis yang dijadikan teladan dalam masalah hafalan.


•Imam adz-Dzahabi mengatakan dalam kitabnya Siyar A’lam an-

Nubala’, “Di dalam kitab tersebut (Al-Jami’), terdapat banyak sekali

ilmu yang bermanfaat, faedah yang melimpah, dan juga terdapat

pokok-pokok permasalahan dalam Islam. Seandainya saja kitab

tersebut tidak dinodai dengan adanya hadis-hadis yang lemah, yang

di antaranya adalah hadis palsu dalam permasalahan keutamaan-

keutamaan amalan saleh.”

Jasa jasa Beliau

Sesungguhnya jasa-jasa yang telah beliau berikan untuk kaum

muslimin sangatlah banyak. Dan di antara jasa yang pernah beliau

lakukan untuk kaum muslimin adalah pembelaan beliau untuk

ahlussunnah wal jama’ah terhadap kelompok-kelompok sesat yang

ada pada zaman beliau. Di antara pembelaan tersebut adalah:

•Beliau telah menulis sebuah kitab yang monumental yaitu Al-Jami’

yang di dalamnya beliau susun hadis-hadis yang dikhususkan untuk

membantah para ahli bid’ah.

•Beliau telah menulis sebuah pembahasan yang luas dalam kitab

tersebut yang dikhususkan untuk membantah kelompok sesat “Al-


Qadariyyah” dan juga bantahan terhadap “Al-Murji’ah” yang beliau

beri nama “Kitab al-Iman”.

•Beliau juga membuat pembahasan di akhir kitab beliau tersebut

yang khusus membahas tentang keutamaan para sahabat Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wasallam dan dua Imam ahli hadis kita, Imam

Bukhari dan Imam Muslim, untuk membantah kaum Syi’ah

Rafidhah laknatullahi ‘alaihim.

•Di dalam kitab Al-Jami’ tersebut juga terdapat banyak sekali hadis

yang membantah pemahaman Khawarij, Murji’ah, dan Qadariyyah.

Dan beliau mengkhususkan pada “Kitab al-Qadr” untuk membantah

pemahaman Qadariyyah yang mendustakan takdir Allah.

Pelajaran yang dapat kita petik dari kisah perjalanan hidup

beliau:

•Jihad itu tidak hanya identik dengan pedang, akan tetapi jihad itu

bisa dilakukan dengan ilmu, yaitu berjihad memerangi kebodohan.

Seperti apa yang dilakukan oleh para ulama.

•Lahirkan penerus generasi pembela Islam dan bangsa ini dengan

mendidik anak-anak kita untuk semangat menuntut ilmu agama

sejak kecil.
•Hargailah, hormatilah, dan doakanlah kebaikan untuk para ulama

kita yang telah berjuang dalam mendapatkan ilmu agama dan

memberikannya untuk kaum muslimin dalam rangka membela

agama ini dan meneruskan perjuangan-perjuangan para nabi dalam

menyebarkan ilmu agama.

•Mempelajari suatu ilmu terutama ilmu agama membutuhkan

adanya seorang guru yang bisa memahamkan penuntut ilmu

tersebut. Karena apabila hanya mencukupkan diri dengan membaca

buku maka hal itu dapat menyebabkan orang yang melakukannya

terjatuh dalam kesalahan karena salahnya pemahaman mereka

ketika mengkaji ilmu itu secara autodidak.

•Belajar agama adalah suatu hal yang sangat penting bagi kita dan

sangat menentukan masa depan kita di kampung yang kekal nanti.

Maka dari itu, kita harus mempelajarinya dari seseorang yang benar-

benar berilmu. Sehingga kita tidak boleh sembarangan mengambil

ilmu agama dari seseorang. Patokannya adalah ketakwaannya dan

kapasitas ilmu agamanya, bukan kemahirannya dalam

menyampaikan dan melawak.


Jadilah orang yang bermanfaat untuk manusia, dengan menyebarkan

ilmu yang bermanfaat untuk mereka melalui lisan dan tulisan

Berhati-hatilah dengan aliran-aliran menyimpang yang selalu gencar

memberikan syubhat dan doktrinnya kepada masyarakat awam.

Oleh karena itu, Mari kita bentengi diri kita dari pengaruh-pengaruh

tersebut dengan pemahaman akidah yang benar dan lurus. Tidak ada

cara lain kecuali dengan terus membekali diri kita dengan ilmu

agama yang benar, yang bersumber dari Alquran dan sunah yang

dipahami oleh para sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum ajma’in.

Dan tentunya, masih banyak hikmah dan pelajaran yang bisa kita

petik dari biografi beliau tersebut, yang diharapkan bisa kita

terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Demikianlah, biografi singkat salah satu ulama kita, Imam Tirmidzi,

yang bisa kami sampaikan pada kesempatan kali ini. Semoga tulisan

ini bisa bermanfaat bagi kami pribadi dan para pembaca sekalian.

Dan semoga Allah ‘azza wa jalla senantiasa memberikan kita taufik

agar kita bisa mengilmui apa yang akan kita amalkan dan

mengamalkan apa yang telah kita ilmui. Amin.

Wallahu a’lam bish shawab.

Anda mungkin juga menyukai