Anda di halaman 1dari 7

Kalam Khabari Kalam Insyai Musnad Ilaih dan Musnad Tarif Musnad Ilaih Tanklir Musnad Ilaih Dzikr

dan Hadzt Musnad Ilaih

Kalam Khabari Adalah kalam yang mungkin benar dan mungkin bohong, berdasarkan isi kalam tersebut. Batasan tentang benar dan bohong. Benar adalah sesuainya isi berita dengan fakta, dan bohong adalah tidak sesuainya berita dengan fakta. Tujuan Memberi Berita/ Kabar Untuk memberi tahu orang yang tidak tahu mengenai berita yang disampaikan. Untuk memberi tahu mukhatab bahwa mutakallim/ mukhbir tahu tentang berita yang disampaikan. Terkadang ada orang yang mengetahui tentang berita tetapi disajikan berita kepadanya dalam bentuk faidah yang tujuannya memberi tahu.

Cara penyampaian kalam khabari harus disesuaikan dengan mukhatabnya


Jika mukhatabnya tidak mengetahui dan tidak ragu-ragu tentang berita tersebut, maka dalam menyampaikan berita tidak perlu menggunakan penguat berita (taukid), contoh, ada orang bertanya, Dimanakah rumahnya Pak Utsman ?, maka jawabannya tidak perlu ditambah taukid, cukup dijawab, Rumahnya di Jalan Awilega No. 21 Benteng. Jawaban tersebut akan diterima oleh mukhatab walaupun tidak ditambah taukid. Jika mukhatabnya ragu-ragu tentang berita tersebut, maka lebih baik ditambah penguat berita (taukid). Contoh, ada orang yang tahu ciri-ciri Pak Ali yaitu tinggi, putih dan ikal, tetapi ada dua orang yang memiliki ciri-ciri tersebut sehingga ia merasa ragu, maka orang tersebut bertanya, Yang manakah yang namanya Pak Ali, yang berdiri atau yang duduk ?, maka dijawab, Sesungguhnya Pak Ali itu yang berdiri. Berita di atas ditambah dengan taukid berupa lafad inna dan jumlah ismiyah. Penambahan taukid ini dianggap perlu mengingat mukhatab terlihat ragu-ragu. Jika mukhatabnya ingkar terhadap berita tersebut maka wajib ditambah taukid. Contoh, seorang bertanya, Siapa KOSMA di sini ?, kemudian dijawab, Saya KOSMA di sini, kata yang bertanya, Saya tidak percaya bahwa kamu sebagai KOSMA, dijawab lagi, Saya ini benar-benar KOSMA, kata yang bertanya, Walau bagaimanapun saya tidak percaya kamu sebagai KOSMA, dijawab lagi, Demi Allah, sesungguhnya saya ini benar-benar KOSMA. Jika dibahasa Arabkan :

Kalam Insyai
Insyai berasal dari kata nasyaa yang berarti menimbulkan, memunculkan. Imam Al Akhdlari, menjelaskan pengertian kalam insyai menurut terminologi ilmu balaghah sebagai berikut :Artinya : Kalam yang tidak mengandung nilai benar dan bohong berdasarkan isi kalam tersebut. Macam-macam Kalam Insyai a. Thalab (permintaan) Perintah (amar) Larangan (nahyi) Dua Seruan (Nida) Harapan yg mustahil tercapai (tamanni) Pertanyaan (istifham) b. Ghairu Thalab Fiil-fiil untuk memuji dan mencela (nima bisa) Taajub

Musnad Ilaih
Musnad Ilaih adalah mubtada yang mempunyai khabar, fail, naibul fail, dan beberapa isim dari amil nawasikh. dalam pengertian lain musnad ilaih adalah kata-kata yang dinisbatkan kepadanya suatu hukum, pekerjaan, dan keadaan. Posisi Musnad ilaih ada di: Fail Naibul fail Mubtada Ism Kaana wakhowatiha Ism Inna Maful pertama Maful kedua

Musnad
Musnad adalah sifat, fiil atau sesuatu yang bersandar kepada musnad ilaih. Tempatnya Khabar mubtada Fiil tam Isim fiil Khabar " "dan akhwat-nya Khabar " "dan akhwat-nya

Tarif Musnad Ilaih


Me-makrifat-kan Musnad Ilaih bisa dengan berbagai cara, seperti dengan mengungkapkan nama, dengan menggunakan isim maushul, dan dengan isim isyarah. Masing-masing dari cara pen-takrif-an tersebut mempunyai tujuannya masing-masing. 1. Me-makrifat-kan dengan isim alam Me-makrifat-kan dengan cara alamiyah (menyebut nama) mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut: Menghadirkan dzat kepada ingatan pendengar, seperti firman Allah swt dalam surah al-Ikhlas ayat 1 : Memuliakan atau menghinakan musnad ilaih Optimis dan berharap yang baik 2. Me-makrifat-kan musnad ilaih dengan dhamir Me-makrifat-kan dalam suatu kalimat biasa juga dengan isim dhamir. Bentuk isim dhamir

Anda mungkin juga menyukai