TUGAS MAKALAH
AD-DAKHIL FI AL-TAFSIR
Dosen Pengampu : Siti Hajar, S.Th.I.,M.Ag
Disusun oleh :
Faisal Agung (191921001)
Faisal Adriyat
Kelas : IAT18-A
Potensi al-dakhīl sejatinya telah muncul sejak sebelum Islam dating. Pasalnya,
sebelum islam datang di Jazirah Arab, telah ada sekelompok Ahli Kitab yang
sebagian besar berbangsa Yahudi.
3. Ahlu kitab yang masuk islam banyak membawa khurafat dan kebohongan,
seperti : Ka’ab al-Aḥbār, Wahab ibn Munabbih, dan Abdullah bin Salam, Tamin
al-Dāri.
Sebagian ulama’ Syi’ah mengatakan bahwa ayat tersebut turun berkaitan dengan
kaum Khawarij, kemudian sebagai balasannya, Khawarij menyatakan bahwa yang
dimaksud dalam surat al-Baqarah ayat 204 adalah Ali bin Abi Thalib.
َ اللهع ٰلى َما فِي َق ْل ِبه َوه َُو اَلَ ُّد ال ِخ
صا ِم َ ك َق ْو لُه فِي ْال َح ٰي ْو ِة ال ُُّد ْن َيا َو ُي ْش ِه ُد ِ َو ِمنَ ل َّن
َ اس َميْ ُي ِِّه ُب
“Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia
menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya,
padahal ia adalah penantang yang paling keras.” (QS. Al-Baqarah [2]: 204).
4. Mengabaikan sebagian syarat-syarat mufassir. Setiap mufassir dianjurkan selalu
mewaspadai bentuk-bentuk kerancauan akibat dari akala tau riwayat yang salah.
Pengkaji al-Qur’an dituntut bersikap jujur dan ikhlas dalam mencari kebenaran
termurni.
َنَ ِد ِم ْين
Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu
membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak
mencelakakan suatu kaum karena kebodohan kecerobohan), yang akhirnya kamu
menyesali perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat [49]: 6).
Ayat di atas memberi pengertian bahwa sebuah konsep Qur`ani yang ilmiah dalam
memeriksa, menyaring dan mengecek berita jika sumbernya dari orang-orang
fasik. Menanggapi berita dari orang Yahudi, sesungguhnya orang-orang Yahudi
dalam riwayat isrā’īlīyāt, senantiasa lihai dalam bualan dan mengubah berita, dan
mereka tidak dapat dipercaya dalam konteks sejarah, berita, maupun riwayat.
Kebanyakan yang keluar dari mulut mereka mengandung karakter kontra-diksi,
klaim, distori dan mitos.
Namun sebagian ulama lagi ada yang memperbolehkan, namun dengan syarat
tertentu. Seperti diantaranya adalah Ibnu Kaṡīr dan Ibnu Taimiyah. Dalam hal ini,
Ibnu Kaṡīr dan Ibnu Taimiyah membagi isrā’īlīyāt menjadi tiga:
Pertama, jika kita mengetahui kebenaran kisah isrā’īlīyāt sesuai dengan ajaran
Islam, maka adalah benar. Akan tetapi, dalam hal ini
DAFTAR PUSTAKA