Disusun oleh:
NASHRUL ISLAM (180621019)
MELAKHATUN NAFSIA (180621015)
ENOK IDA NURHAYATI (180621011)
Kelas: Kimia 18.A
Semester : 6
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga dan pendidikan adalah dua sisi yang saling berkaitan. Keluarga
adalah kelompok sosial yang paling kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
Keluarga merupakan salah satu pusat pendidikan. Keluarga memiliki kekhasannya
sendiri yang berbeda dengan lembaga pendidikan yang lain. Di keluarga,
pendidikan bukan berjalan atas dasar ketentuan yang memang diformalkan, akan
tetapi tumbuh dari kesadaran moral sejati antar orangtua dan anak.
Anak adalah manusia yang masih kecil dan berasal dari sesuatu atau
dilahirkan. Anak merupakan titipan dari Tuhan yang memang harus dijaga oleh
keluarga. Keluarga merupakan sebuah lembaga awal dalam kehidupan anak dan
dianggap sebagai lembaga yang paling dekat dengan anak karena keluarga
mempunyai waktu lebih lama dengan anak. Tentu saja keluarga mempunyai andil
yang besar dalam perkembangan dan pendidikan anak. Di keluargalah anak
memulai proses pendidikannya. Pendidikan yang pertama tenu saja mengenai
pendidikan nilai dan norma.
Keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan tri pusat pendidikan namun
keluarga yang memberikan pengaruh perama kali terhadap anak. Keluarga
merupakan pusat pendidikan yang paling penting karena keluarga adalah lembaga
yang paling berpengaruh dibandingkan lembaga yang lain. Keluarga mempunyai
banyak waktu bersama dengan anak dibanding dengan pusat pendidikan yang
lainnya. Pendidikan dalam keluarga yang baik dan benar, akan sangat
berpengaruh pada perkembangan pribadi dan sosial anak. Kebutuhan yang
diberikan melalui pola asuh, akan memberikan kesempatan pada anak untuk
menunjukkan bahwa dirinya adalah sebagian dari orang-orang yang berada di
sekitarnya.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendidikan dalam lingkungan keluarga?
2. Bagaimana pelaksanaan pendidikan keluarga menurut Islam?
C. Tujuan
1. Mengetahui seperti apa pendidikan dalam lingkungan keluarga
2. Mengetahui seperti apa pelaksanaan pendidikan keluarga
BAB II
PEMBAHASAN
1
M.Padil dan Triyo Suprayitno, Sosiologi Pendidikan, (Yogyakarta: Sukses Offset, 2007) hlm.
120
2
Syaiful Bahri Djamarah, Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2014), hlm. 18
3
Wiji Suwarno, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), hlm. 19
3
4
Artinya: “Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, dan dia
menasehatinya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedhaliman yang
besar”. (QS. Luqman: 13)
Kemudian juga disebutkan dalam surat An-Nahl ayat 125:
5
Zuhairini, Pendidikan Islam Dalam Keluarga, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2003), hlm. 29
11
6
Zuhairini, Pendidikan Islam Dalam Keluarga, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2003), hlm. 30
12
“Sholatlah kamu sekalian seperti kamu lihat aku melakukan sholat”. (H.R.
Bukhari)
Metode demonstrasi ini sangat penting artinya bagi pendidikan keluarga,
yang dipergunakan untuk mengajarkan kepada anak cara- cara melakukan
ibadah. Setelah diperlihatkan kepada mereka cara-cara berwudlu dan cara-
cara melakukan sholat, maka selanjutnya melatih mereka untuk
melakukannya sendiri.
e. Metode Musyawarah dan Diskusi
Adakalanya dalam mendidik agama dalam keluarga, kita mempergunakan
metode musyawarah, dimana anak-anak dilihatkan untuk ikut memecahkan
suatu masalah. Sehingga dengan demikian anak-anak merasa diakui
keberadaannya, terutama baik anak yang sudah remaja. Sebagai contoh:
mengadakan musyawarah tentang pembagian harta, zakat, jumlahnya,
macamnya zakat, siapa-siapa yang akan mendapatkan bagian dan lain
sebagainya. Secara langsung anak- anak akan mendapatkan pendidikan
tentang zakat dan sekaligus mempraktekannya.7
f. Metode Karya Wisata
Metode karya wisata ialah suatu metode mendidik agama dengan jalan
mengajak anak-anak untuk melihat keagungan ciptaan Allah. Suatu waktu
memang kita sebagai orang tua perlu mengajak anak-anak untuk melakukan
wisata, disamping untuk rekreasi, juga ada manfaat lain, untuk menunjukkan
kepada anak-anak ciptaan Allah Yang Maha Kuasa. Seperti melihat pantai,
gunung-gunung, air terjun dan lain sebagainya. Dan dengan cara ini
diharapkan akan dapat meningkatkan keimanannya kepada Allah SWT.
Disamping enam metode yang disebutkan diatas, masih ada metode- metode
lain yang dapat dipergunakan, seperti metode drill, sosio drama dan lain
sebagainya. Yang penting harus diperhatikan adalah dalam memilih metode-
7
Zuhairini, Pendidikan Islam Dalam Keluarga, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2003), hlm. 30
13
metode itu hendaknya selalu disesuaikan dengan situasi dan kondisi anak dan
sesuai pula dengan pokok materi yang akan ditanamkan kepada mereka.
Artinya: “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah
diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu
hanya kepada-Nya saja menyembah”. (QS. An-Nahl: 114)
4) Langkah selanjutnya dalam pendidikan pra-konsepsi tersebut, adalah
mengucapkan do’a-do’a bilamana suami istri melakukan
senggama.
b. Periode Pendidikan Pra-Natal
Pendidikan Pra-Natal, adalah pendidikan yang dilaksanakan pada saat anak
masih merupakan janin/embrio yaitu pada saat anak masih berada dalam
rahim ibunya. Al-Qur’an telah memberikan contoh kepada kita tentang
pendidikan pra-natal, sebagaimana disebutkan dalam surat Ali Imran ayat 35:
A. Kesimpulan
Pada pendidikan dalam lingkungan keluarga perlu diperhatikan tekait
pemberian kasih sayang, jangan berlebih-lebihan dan jangan pula kurang. Oleh
karena itu, keluarga harus pandai dan tepat dalam memberikan kasih sayang yang
dibutuhkan oleh anaknya. Pendidikan keluarga yang baik adalah pendidikan yang
memberikan dorongan kuat kepada anaknya untuk mendapatkan pendidikan-
pendidikan agama. Pendidikan keluarga mempunyai pengaruh yang penting untuk
mendidik anak. Dalam keluarga hendaknya dapat direalisasikan tujuan
pendidikan agama islam. Yang mempunyai tugas untuk merealisasikan itu adalah
orang tua.
Pendidikan keluarga dilaksanakan di lingkungan keluarga. Pendidikan
keluarga dilaksanakan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Anak menyerap
norma-norma pada anggota keluarganya, baik ayah, ibu, maupun kanak-
kanaknya. Keluarga merupakan ajang pertama dimana sifat-sifat kepribadian anak
bertumbuh dan terbentuk. Oleh karnanya pemberian pemahaman tentang Islam
dalam keluarga akan sangat membantu membentuk kepribadian yang baik kepada
anak, sehingga nantinya anak memiliki akhlaqul karimah dan dapat bersikap baik
pula terhadap lingkungannya.
B. Saran
Antara keluarga dan pendidikan adalah dua istilah yang tidak dapat
dipisahkan. Sebab, dimana ada keluarga di situ ada pendidikan. Maka dari itu
orang tua harus melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk mendidik anak
dengan baik, sehingga pada waktu yang sama anak menghajatkan pendidikan dari
orang tuanya. Pendidikan agama harus selalu ditanamkan sedini mungkin kepada
anak, agar anak memiliki akhlak yang baik dan terhindar dari perilaku
menyimpang.
17
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, S.B. (2014). Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga.
Jakarta: Rineka Cipta.