Qonitah Ramadhaniyah
01 (06010521021)
M. Naufal Firdaus
02 (06020521053)
Pokok Pembahasan Ilmu Hadist:
Ilmu Hadist memiliki arti sebagai macam-macam ilmu atau pengetahuan yang segala sesuatunya
berhubungan mengenai perkataan, perbuatan serta ketetapan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Seperti yang dikatakan oleh seorang ulama’ bernama Al-Suyuti, beliau mengatakan:
علم يبحث فيه عن كيفية اتصال الحديث بالرسول ص م من حيث احوال رواته ضبطا وعدالة ومن حيث كيفية السند إتصاال وانقطاعا ونحو ذالك
Yang artinya: “Ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang cara-cara persambungan hadis kepada Rasulullah
SAW dari segi ihwal periwayatan yang menyangkut kedhabitan dan keadilanya dan dari segi cara-cara
persambungan dan terputusnya sanad dan lain sebagainya”.
Ruang Lingkup Ilmu Hadist
Secara garis besar ruang lingkup ilmu hadist dibagi menjadi 2, yaitu: Ilmu Hadist Riwayah dan Ilmu
Hadist Dirayah.
1. Cara periwayatannya, yakni cara penerimaan dan penyampaian hadis dari seorang periwayat
(rawi) kepada periwayat lain.
2. Cara pemeliharaan, yakni penghapalan, penulisan dan pembukuan hadis. Ilmu ini tidak
membicarakan hadis dari sudut pandang kualitasnya, seperti tentang adalah (keadilan) sanad,
syadz (kejanggalan), dan ‘ilat (kecacatan) matan.
Ruang Lingkup Ilmu Hadist
1. Ilmu Hadist Dirayah
● Sedangkan objek utama yang dibahas oleh ilmu hadis dirayah ini adalah mengenai: sanad dan
matan dengan segala persoalan yang terkandung di dalamnya.
Aspek yang dikaji pada ilmu ini adalah materi hadis itu sendiri, yakni perkataan, perbuatan,
atau ketetapan Rasulullah SAW, yang disebut naqd al-matan. Dan masalah yang bersangkutan
dengan sanad disebut naqd as-sanad (kritik ekstren).
berikut beberapa pokok pembahasan naqd as-sanad dan naqd al-matan adalah sebagai berikut :
Berikut ini adalah beberapa faedah yang dapat didapatkan dalam mempelajari Ilmu Hadist:
• Mengetahui dan meneladani usaha dan kerja keras sahabat, tabiin dan para ulama hadist dalam
menjaga keabsahan hadist
• Mengetahui dan dapat membedakan antara hadis yang shahîh, hasan, dha’îf, dll
Sejarah Perkembangan Ilmu Hadist
Pada zaman dahulu jika terjadi segala permasalahan yang ada maka dapat langsung diselesaikan
dengan bertanya langsung pada Nabi. Namun setelah beliau wafat dan mucul permasalahan baru yang
tidak terjadi pada zaman nabi maka para sahabat hanya dapat menyelesaikan permasalahan dengan
berkaca pada Al-Quran dan Hadist.
Perlu diketahui bahwa sejarah perkembangan Ilmu Hadist terdapat 3 zaman, dari mulainya zaman Nabi
hingga meninggalnya Nabi, yaitu:
Pada masa Nabi ketika melakukan pengumpulan hadist-hadist masih tergolong mudah karena pada saat
itu para sahabat masih bisa secara langsung menanyakan permasalahan yang ada dan memastikan
kepada Nabi tentang kebenarannya, sehingga tidak ada perdebatan di dalamnya.
Pada masa Sahabat ini sudah mulai terjadi masalah atas kekhawatiran jika tertukar mana ayat Al-Qur’an
atau Hadist dalam pengumpulannya. Maka dari itu di zaman ini para sahabat setuju untuk melakukan
pembukuan dahulu pada Al-Qur’an agar tidak ada kesalahan baru dilanjut oleh pembukuan hadist.
Pada masa ini setelah dibukukannya hadist, justru terdapat banyak sekali keraguan yang timbul
mengenai aspek “sanad”, yang dimana akhirnya membuat para Tabi’in melakukan gerakan penerimaan
hadist dengan cara melihat kredibiltas perawi dan kaedah-kaedah yang digunakan.
TERIMAKASIH