Dosen Pengampu:
Hj. Ida Firdaus, M.Pd. I
Disusun Oleh:
Ayu Septiani (2031060027)
Kelas/Prodi: 2A, Psikologi Islam
Assalamualaikum wr.wb.
Segala puji bagi Allah SWT. atas segala Rahmat dan taufik-Nya, sehingga tugas makalah dapat
saya selesaikan dengan lancar. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi
Muhammad Saw. yang telah membimbing manusia ke jalan yang lurus dan di ridhai Allah SWT.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak dan Tasawuf, yang berupa
penjelasan tentang sejarah perkembangan Tasawuf dari masa kebudayaan Hindu, Yunani, Persia
dan Arab serta sejarah Tasawuf sampai datangnya Islam. Saya menyadari bahwa penyajian
makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun.
Demikian yang dapat saya sampaikan, berharap laporan makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Atas bantuannya saya ucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum wr.wb.
Ayu Septiani
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ............................................................................................................................i
BAB I
PENDAHULUAN...............................................................................................................ii
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................
1.3 Tujuan......................................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Tasawuf pada masa Kebudayaan Hindu.....................................................
2.2 Sejarah Tasawuf pada masa Persia..........................................................................
2.3 Sejarah Tasawuf pada masa Yunani........................................................................
2.4 Sejarah Tasawuf pada masa Arab............................................................................
2.5 Sejarah Tasawuf pada masa Islam…..…………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Tasawuf pada masa Kebudayaan Hindu
Nama lengkapnya adalah Al-Hasan bin Abi Al-Hasan Abu Sa’id. Dia dilahirkan di Madinah pada
tahun 21H/624 M dan meninggal di Basrah pada tahun 110 H/728 M. ia adalah putra Zaid bin
Sabit, seorang budak yang tertangkap di Maisan, kemudian menjdai sekretaris Nabi
Muhammad SAW. Ia memperoleh pendidikan di Basarah, dan ia sempat bertemu dengan
sahabt-sahabat Rosul termasuk tujuh puluh di antara mereka adalah yang turut serta dalam
perang Badar.
Ia mendapat ajaran tasawuf dari Huzaifah bin Al-Yaman, sehingga ajaran itu memengaruhi sikap
dan perilaku dalamkehidupan sehari-harinya, sehingga ia dikenal sebagai ulama sufi yang
sangat dalam ilmunya tentang rahasia-rahasia yangter kandung dalam ajaran Islam dan sangat
menguasai ilmu batin.
Memang banyak pengakuan yang menyebutkan kelebihan dan keutamaan Hasan Al-Basri
dalam melaksanakan ajaran-ajaran agama, seperti yang dikatakan oleh Abu Qatadah
“bergurulah kepada syeikh ini! Saya sudah menyaksikannya sendiri, tidaklah ada orang tabiin
yang menyerupai sahabat Nabi Muhammad SAW, kecuali beliau”.
Dasar pendirian Hasan Al-Basri adalah zuhd terhadap dunia, menolak segala kemegahan, hanya
menuju kepada Allah SWT, tawakal, khauf, dan raja’. Janganlah semata-mata takut kepada
Allah, tetapi ikutilah ketakutan dengan harapan. Takut akan murka-Nya, tetapi mengharap
rahmat-Nya.Kemudian, kita harus meninggalkan kenikmatan dunia karena hal itu merupakan
Hijab (penghalang) dari keridhaan Allah SWT.
Ia mendapatkan ajaran tasawuf dari Hudzaifah bin Al-Yaman, sehingga ajaran itu
mempengaruhi sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Maka ia dikenal sebagai
ulama sufi yang sangat dalam ilmunya tentang rahasia-rahasia yang terkandung dalam ajaran
Islam, dan sangat menguasai ilmu batin. Dalam mengamalkan ajaran zuhud, ia berpendapat
bahwa kita harus lebih dahulu memperkuat perasaan tawakal kepada Allah, khauf (takut)
terhadap siksaan-Nya dan raja’ (mengharapkan) karunia-Nya. Kemudian kita harus
meninggalkan kenikmatan dunia, karena hal itu merupakan hijab (penghalang) dari keridhaan
Allah SWT.
b. Rabi'ah Al-adawiyah (wafat 185 H)
Ia dikenal sebagai ulama sufi wanita yang mempunyai banyak murid dari kalangan wanita pula.
Rabi’ah menganut ajaran zuhud dengan menonjolkan falsafah hubb (cinta) dan syauq (rindu)
kepada Allah SWT.
c. Sufyan bin Said Ats-Tsaury (wafat161 H)
Sufyan Ats-Tsaury selama hidupnya diisi dengan pengabdian secara tasawuf, dan aktif
mengajarkan ilmu yang ada padanya. Ia pun selalu menyerukan kepada sesama ulama, agar
menjauhkan dirinya dari godaan dunia yang sering membawa manusia lupa mengabdikan
dirinya kepada Allah SWT.
d. Daud Ath-Thaiy (wafat 165 H)
Semula ia belajar Fiqh pada Imam Abu Hanifah, kemudia tertarik mempelajari Ilmu Tasawuf,
sampai dikenal sebagai ulama sufi yang senang uzlah (menyepi) di tempat yang sunyi. Ia
melakukan zuhud dengan cara mengurangi makannya, serta menjauhkan dirinya dari pakaian
uang bagus.
Inilah perkembangan tasawuf pada abad kepertama dan pada abad ke2 H.
Pada abad perkembangan ini Tasawuf pesat, hal ini bertambah dengan adanya segolongan ahli
Tasawuf yang mencoba inti ajaran Tasawuf yang berkembang pada masa itu, sehingga mereka
membaginya ke dalam tiga macam ilmu yakni: Tasawuf ilmu yang berintikan ilmu, akhlak, dan
Metafisika.
1. Tasawuf yang berintikan ilmu jiwa; Yaitu tasawuf yang berisi suatu metode yang
lengkap tentang pengobatan jiwa, yang dapat mengatasi dengan baik.
2. Tasawuf yang berintikan Ilmu Akhlak; yaitu didalamnya petunjuk petunjuk-petunjuk
tentang cara-cara petunjuk baik serta cara-cara menghindari keburukan.
3. Tasawuf yang berintikan Metafisika; yaitu di dalamnya berikan ajaran tentang ajaran
yang menggambarkan hakikat Ilah i, yang merupakan satu-satunya yang ada dalam pengertian
yang mutlak.
C). Perkembangan Tasawuf pada Abad keempat Hijriyah.
Pada abad ini, kemajuan ilmu tasawuf lebih pesat dibandingkan dengan abad ketiga, karena
usaha maksimal para ulama tasawuf untuk mengembangkan ajaran tasawufnya masing-masing.
Sehinga kota Baghdad yang hanya satu-satunya kota yang terkenal sebagai pusat kegiatan
tasawuf yang paling besar sebelum masa itu, tersaing oleh kota-kota besar lainnya.
Upaya untuk mengembangkan ajaran tasawuf diluar kota Baghdad, dipelopori oleh beberapa
ulama tasawuf, antara lain:
a. Musa Al-Anshary, mengajarkan ilmu tasawuf di Khurasan dan wafat disana tahun 320 H.
b. Abu hamid bin Muhammad Ar-Rubazy, mengajarkannya disalah satu kota di Mesir, dan
wafat disana tahun 322 H.
c. Abu Zaid Al-Adamy mengajarkannya di Semenanjung Arabiyah, dan wafat disana tahun
314 H.
d. Abu Ali Muhammad bin Abdil Wahhab As-Saqafy, mengajarkannya di Naisabur dan kota
Syaraz, hingga ia wafat disana tahun 328 H.
D). Perkembangan Tasawuf Abad kelima Hijriyah.
Pada abad ke lima hijriyah sebagaimana yang telah jelaskan bahwa abad ketiga dan keempat
muncul dua aliran yaitu aliran sunni dan aliran semilosofis. Pada abad kelima, aliran yang
pertama terus tumbuh dan berkembang. Sebaliknya, Aliran kedua mulai tenggelam dan baru
muncul kembali berbentuk lain yaitu pribadi-pribadi para sufi dan filosof Abad keenam dan
setelahnya. Diantara tokoh-tokoh Tasawuf abad ini adalah sebagai berikut: Al-Qusyairi (W.
376-465 H), Al- Harawi (W. 751 H), Al-Ghazali (W. 505 H).
Disamping adanya pertentangan yang ditemukan antara ulama sufi dengan ulama fiqih, maka
abad kelima ini, keadaan semakin rawan ketika berkembangnya mazhab yang hendak
mengembalikan kekuasaan pemerintahan kepada keturunan Ali bin Abi Thalib.
Saran
Demikian makalah sejarah muncul dan berkembangnya tasawuf yang saya susun. saya
menyadari masih terdapat banyak kesalahan dalam makalah yang saya susun. Oleh karena itu,
saya mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi terciptanya kesempurnaan makalah
ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca maupun penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihun. Akhlak Tasawuf. Bandung: CV Pustaka Setia, 2010.
Mustofa, A. Akhlak Tasawuf.Bandung: CV Pustaka Setia, 2010.
Nasution, Ahmad Bangun, dan Riyani Hanum Siregar. Akhlak tasawuf. Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada, 2015.
Senali, Moh Saifullah Al Aziz. Risalah Memahami Ilmu Tashawwuf. Surabaya: Terbit Terang,
1998.
Solichin, Mohammad Muchlis. Akhlak & Tasawuf Dalam Wacana Kontemporer. Surabaya: Pena
Salsabila, 2013.