Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“DASAR DASAR PERADABAN ISLAM”

MATA KULIAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

DOSEN PENGAMPU

ELZA EKA PUTRI ,M.Pd.I

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

RIO SATRIAWAN

RAMHA DANI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ULUM SAROLANGUN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

TAHUN 2022 M

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita pajatkan kepada allah swt yang telah memberikan kenikmatan
iman,islam dan kesehatan sehingga penulis bias meyelesai tugas makalah ini dengan baik
walaupun masih banyak kekurangan nya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “sejarah peradaban islam”.
Makalah ini merupakan laporan yang disebut sebagai bagian dalam memenuhi kreteria
mata kuliah. Sholawat dan salam sellau tercurahkan kepada baginda alam syaiyidina
Muhammad saw,kepada keluarga nya ,para sahabat ny dan kita sebagai pengikut nya
semoga kita mendapatkan syafaatnya di yaumul akhir nanti amin ya robbal alamin.

penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi sesama


pembaca. Baik dikalangan mahasiswa maupun di kalangan masyarakat nantinya yang di
ajukan sebagai bahan diskusi pada tatap muka perkuliahan. Penulis menyadari bahwa
dalam proses penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.dan kesalahan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak khusus nya kepada
dosen pembimbing guna untuk menyempurnakan makalah ini dan pada akhirnya bias
bermanfaat bagi semua pembaca.

Singkut 25 september 2020 m

Penulis

2
DAFTAR ISI
JUDUL................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


B. TUJUAN PENULISAN

BAB II PEMBAHASAN

A. DASAR – DASAR PERADABAN ISLAM


B. PENGERTIAN PERADABAN ISLAM
C. MAKNA ISLAM
D. PERIODE SEJARAH PERADABAN ISLAM DI JAMBI
E. KERAJAAN ISLAM DI JAMBI

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN-SARAN

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Peradaban umat Islam menurut sejarah diakui pernah mengalami
puncak kejayaan pada lima abad pertama sejak kemunculan Islam. Prof.H.Abdurrahman
Mas‟ud dalam kata pengantar buku Sejarah Peradaban Islammengatakan bahwa hal
tersebut (kejayaan Islam) sangat berkaitan dengan keberhasilan umat Islam dalam
memahami, menyerap, mentransfer, serta melaksanakan ajaran-ajaran Rasulullah secara
konsisten, dinamis dan kreatif. Seluruh ajaran Rasulullah Shallallahu‟alaihi wasallam
dapat dilihat dan dipelajari dalam dua sumber utama yang menjadi panduan hidup umat
Islam yaitu al-Qur‟an dan al-Hadits.

Islam memiliki panduan dalam segenap gerak langkah kehidupan umatnya.


Panduan itu tiada lain adalah al-Qur‟an dan al-Hadits yang disabdakan oleh Rasulullah
Shallallahu‟alahi wasalam sebagai dua pusaka warisan yang akan menyelamatkan umat
Islam dari kesesatan. Fadhilatus Syaikh Muhammad bin Shalih al-„Utsaimin menjelaskan
hal tersebut dalam bukunya dengan menukil riwayat dari Ibnu Abbas, bahwasanya Nabi
Shallallahu „alaihi wasallam berkhutbah di hadapan manusia ketika haji Wada‟
(perpisahan), beliau bersabda:”

... Sesungguhnya aku telah meninggalkan pusaka yang jika kalian berpegang teguh
dengannya, niscaya kalian tidak akan pernah sesat untuk selamanya: Kitabullah dan
sunnah NabiNya (Hadits riwayat al-Hakim dengan sanad shahih)

Mengenai al-Qur‟an Allah Ta‟ala telah mengabarkan agar umat Islam


memperhatikan al-Qur‟an karena di dalam al-Qur‟an terdapat pelajaranpelajaran berharga:

4
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya
mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang
mempunyai pikiran. Ayat tersebut menunjukkan bahwasanya di dalam al-Qur‟an sarat
dengan pelajaran, termasuk didalamnya nilai-nilai, yang dapat digunakan dalam menjalani
kehidupan ini yang pada akhirnya seorang Muslim mendapat kemuliaan baik di dunia
maupun di akhirat.

B.TUJUAN PENULISAN

Tujuan yang ingin di capai dalam makalah ini adalah :

1. Mengetahui dasar-dasar peradaban islam ?


2. Mengetahui apa itu peradaban ?
3. Apa itu islam ?
4. Periode peradaban islam di jambi
5. Untuk memberikan wawasan dan pemahaman mengenai masuknya islam ke jambi
ini

Kegunaan makalah ini untuk menambah wawasa ilmu pengetahuan untuk mengetahui
dasar- dasar peradaban islam di di dunia ini yang di bawa oleh rasulallah dengan pedoman
al quran dan hadist . Apa itu peradaban ,apa itu islam dan masuk nya islam di jambi beserta
kerajaan nya.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. DASAR - DASAR PERADABAN ISLAM


Dasar-dasar Peradaban Islam pertama kali ditetapkan oleh Nabi Muhammad
SAW. Tujuannya adalah untuk memperkokoh masyarakat dan negara baru itu.
Beliau meletakan dasar-dasar tersebut pada saat Beliau berada di Yastrib atau yang
sekarang kita kenal dengan nama Madinah. Tidak seperti pada saat di Mekah, di
Madinah Allah SWT banyak menurunkan wahyu yang berhubungan dengan
kehidupan masyarakat. Nabi Muhammad mempunyai kedudukan, tidak hanya
sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala negara. Dengan kata lain, pada
diri Nabi terkumul dua kekuasaan, kekuasaan spiritual dan kekuasaan sekuler.
Beliau menjadi kepala negara bukanlah atas penunjukan dan bukan pula atas dasar
hak turun-temurun. Beliau menjadi rasul secara otomatis menjadi kepala Negara.

1. Pembangunan Masjid

Masjid merupakan hal yang paling fundamental yang pertama beliau lakukan.
Masjid tidak hanyak menjadi tempat sholat bagi umat muslim, tetapi juga sebagai
sarana penting unmempersatuakan kaum mulimin dan mempertalikan jiwa mereka,
di samping tempat merundingkan masalah-masalah yang dihadapi.Masjid pada
masa Nabi bahkan juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan

allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba), sejak hari
pertama adalah lebih patut kamu salat di dalamnya.” (Q.S. At-Taubah: 108)

Masjid merupakan pusat pembinaan,memakmurkan ummat,membimbing


ummat taat beribadah,dan menuntun ummat memperbaiki kehidupan
lingkungan.berbagai masalah umat islam, dimusyawarahkan melalui masjid. Seperti
ada persoalan keluarga, melatih prajurit dan melepas pasukan ke medan perang,
menerima tamu asing dari luar daerah, dah bahkan penginapan bagi musyafir dan
perawatan bagi pejuang-pejuang yang luka di medan perang pun di masjid.

Pada zaman nabi, masjid digunakan untuk mensucikan jiwa kaum muslimin,
mengajarkan Al Qur’an dan Al Hikmah, bermusyawarah untuk menyelesaikan berbagai

6
macam persoalan kaum muslim pada zaman tersebut, membina sikap dasar kaum muslimin
terhadap perang yang berbeda agama atau ras, hingga upaya-upaya meningkatkan
kesejahteraan umat justru dari masjid. Pada zamannya masjid dijadikan simbol persatuan
umat Islam. Selama sekitar 700 tahun sejak nabi mendirikan masjid pertama, fungsi masjid
masih kokoh dan orisinil sebagai pusat peribadatan dan peradaban. Pada dasarnya, sekolah-
sekolah dan universitas-universitas pun kemudian bermunculan justru dari masjid. Sebagai
salah satu contoh adalah Masjid Al Azhar di Kairo, Mesir. Masjid ini sangat dikenal luas
oleh kaum muslimin Indonesia. Masjid ini mampu memberikan beasiswa bagi para pelajar
dan mahasiswa, bahkan pengentasan kemiskinan pun merupakan program nyata yang
secara kontinyu dilaksanakan masjid ini. jadi, Keberadaan masjid dapat dikatakan sebagai
lambang dari komunitas muslim di suatu daerah. Di mana pun kita berada, apabila terdapat
penduduk muslim yang bermukim di tempat tertentu, sudah barang tentu kita dapati masjid
atau paling tidak musholla. Karena sumber peradaban Islam terletak pada keberadaan
masjid. Sebagai umat muslim, kita hendaknya dapat memakmurkan masjid dengan
melakukan berbagai aktivitas yang memiliki nilai-nilai keagamaan.

2. Ukuwah islamiyah

Kata ukhuwah berakar dari kata kerja akha, misalnya dalam kalimat “akha fulanun
shalihan”, (Fulan menjadikan Shalih sebagai saudara). Makna ukhuwah menurut Imam
Hasan Al Banna: Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain
dengan ikatan aqidah
Imam hasan al-bannaa adalah : Hassan Ahmad Abdul Rahman Muhammad al-
Banna, (atau lebih dikenal sebagai Syekh Hassan al-Banna), adalah seorang guru sekolah
dan imam asal Mesir. Ia dilahirkan pada tanggal 14 Oktober 1906 di desa Mahmudiyah,
Al Buhayrah. Pada saat usia 12 tahun, Hasan al-Banna telah menghafal al-Qur'an.

Nabi mempersaudarakan antara golongan Muhajirin, orang-orang yang hijrah


dari Mekah ke Madinah, dan Anshar, penduduk madinah yang sudah masuk Islam dan
ikut membantu kaum muhajirin tersebut. Dengan demikian diharapkan, setiap muslim
merasa terikat dalam suatu persaudaraan dan kekeluargaan. Apa yang dilakukan Rasulullah
ini berarti menciptakan suatu bentuk persaudaraan yang baru, yaitu persaudaraan
berdasarkan agama, menggantikan persaudaraan berdasarkan darah.
Di antara unsur-unsur pokok dalam ukhuwah adalah cinta. Tingkatan cinta yang
paling rendah adalah husnudzon yang menggambarkan bersihnya hati dari perasaan hasad,
benci, dengki, dan bersih dari sebab-sebab permusuhan. Al-Qur’an menganggap
permusuhan dan saling membenci itu sebagai siksaan yang dijatuhkan Allah atas orang-
orang yang kufur terhadap risalah-Nya dan menyimpang dari ayat-ayat-Nya. Sebagaimana
Allah SWT berfirman:

7
“Dan di antara orang-orang yang mengatakan, “Sesungguhnya kami ini orang-
orang Nasrani”, ada yang telah Kami ambil pelajaran dari mereka, tetapi mereka
(sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannnya;
maka Kami rimbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat.
Dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang selalu mereka kerjakan.”
(Q.S. Al-Ma’idah: 14 )

Ada lagi derajat (tingkatan) yang lebih tinggi dari lapang dada dan cinta, yaitu
Itsar. Itsar adalah mendahulukan kepentingan saudaranya atas kepentingan diri sendiri
dalam segala sesuatu yang dicintai. Ia rela lapar demi kenyangnya orang lain. Ia rela haus
demi puasnya orang lain. Ia rela berjaga demi tidurnya orang lain. Ia rela bersusah payah
demi istirahatnya orang lain. Ia pun rela ditembus peluru dadanya demi selamatnya orang
lain. Islam menginginkan dengan sangat agar cinta dan persaudaraan antara sesama
manusia bisa merata di semua bangsa, antara sebagian dengan sebagian yang lain. Islam
tidak bisa dipecah-belah dengan perbedaan unsur, warna kulit, bahasa, iklim, dan atau batas
negara, sehingga tidak ada kesempatan untuk bertikai atau saling dengki, meskipun
berbeda-beda dalam harta dan kedudukan.
Manusia sebagai mahluk sosial tentunya tidak bisa lepas dari kebutuhan akan
orang lain. Rasulullah sangat memahaami akan hal itu dengan melakukan hal di atas. Tidak
hanya terbatas kepada kaum Muhajirin dengan kaum Anshar semata. Persaudaraan ini
adalah persaudaraan atas dasar agama yang menganggap siapa saya di muka bumi ini,
selama dia adalah seorang muslim, dia adalah keluarga kita dan kita harus membantu
mereka.
Terlebih dalam halnya keluarga kita seperti orang tua, paman, kakek dan lainnya,
Islam memerintakan agar anak mematuhi orang tuanya, menghormatinya dan
memuliakannya. Islam memerintahkan saudara yang lebih muda agar menghormati saudara
yang lebih tua, dan saudara yang lebih tua agar berkasih sayang dan lemah lembut terhadap
saudara yang lebih kecil. Seperti inilah kedalaman hubungan dalam sanak keluarga. Oleh
karena itu Islam mengajarkan kita, umat muslim, untuk menyambung hubungan dengan
mereka, mengunjugi mereka, dan memberikan bantuan kepada mereka.

3. Hubungan dengan non muslim

Saat menjadi kepala negara di kota Madinah, selain orang-orang Arab Islam, juga
terdapat golongan masyarakat Yahudi dan orang-orang Arab yang masih menganut agama
nenek moyang mereka. Stabilitas warga sangatlah penting di situasi seperti ini. Beliau,
Rasulullah, mengadakan ikatan perjanjian dengan mereka. Sebuah piagam yang menjamin
kebebasan beragama orang-orang Yahudi sebagai suatu komunitas dikeluarkan. Setiap
golongan masyarakat memiliki hak-hak tertentu dalam bidang politik dan keagamaan.
Kemerdekaan setiap golongan pun terjamin dan mereka bersama-sama saling menjaga dan
berkewajiban menjaga negeri Madinah dari ancaman ataupun serangan dari luar. Dalam

8
perjanjian itu jelas disebutkan bahwa Rasulullah menjadi kepala pemerintahan karena
sejauh meyangkut peraturan dan tata tertib umum, otoritas mutlak diberikan kepada beliau.
Dalam bidang sosial, dia juga meletakan dasar persamaan antara sesama manusia.
Perjanjian ini, dalam pandangan ketatanegaraan sekarang, sering disebut dengan Konstitusi
Madinah.
Dari catatan sejarah ini dapat kita pahami bahwa Rasulullah mengajarakan kepada kita
umat muslim untuk selalu menjalin hubungan yang harmonis meskipun terhadap orang
yang dapat dianggap non-muslim. Hal ini lah yang harus kita terapkan dalam kehidupan
sehari-hari, dalam bergaul, dan beraktivitas. Karena lingkungan kita ini merupakan
lingkungan yang plural, yang terdiri dari berbagai komunitas, dan Islam juga mengajarkan
setiap umatnya untuk memiliki sifat toleransi. Dalam konteks toleransi antar-umat
beragama, Islam memiliki konsep yang jelas. “tidak ada paksaan dalam beragama’’.
Janganlah memaksakan kehendak kita terhadap orang lain. Tetapi kita juga harus dapat
menjaga diri agar tidak terseret terlalu dalam ke dalam komunitas mereka. Dengan kata
lain, kita dituntut untuk dapat menempatkan diri, bukan malah menyesuaikan diri. Secara
doktrinal, toleransi sepenuhnya diharuskan oleh Islam. Islam secara definisi adalah
“damai”, “selamat” dan “menyerahkan diri”. Definisi Islam yang demikian sering
dirumuskan dengan istilah “Islam agama rahmatal lil’ālamîn” (agama yang mengayomi
seluruh alam). Ini berarti bahwa Islam bukan untuk menghapus semua agama yang sudah
ada. Islam menawarkan dialog dan toleransi dalam bentuk saling menghormati. Islam
menyadari bahwa keragaman umat manusia dalam agama dan keyakinan adalah kehendak
Allah, karena itu tak mungkin disamakan.

Toleransi menurut Syekh Salim bin Hilali memiliki karakteristik sebagai berikut,
yaitu antara lain:

1. Kerelaan hati karena kemuliaan dan kedermawanan,


2. Kelapangan dada karena kebersihan dan ketaqwaan,
3. Kelemah lembutan karena kemudahan,
4. Muka yang ceria karena kegembiraan,
5. Rendah diri dihadapan kaum muslimin bukan karena kehinaan,
6. Mudah dalam berhubungan sosial (mu’amalah) tanpa penipuan dan
kelalaian,
7. Menggampangkan dalam berda’wah ke jalan Allah tanpa basa basi,
8. Terikat dan tunduk kepada agama Allah Subhanahu wa Ta’ala tanpa ada
rasa keberatan.

Jadi, toleransi dalam Islam adalah hal yang otentik. Artinya tidak asing lagi dan
bahkan telah ada sejak Islam itu ada. Karena sifatnya yang hidup, maka toleransi di dalam
Islam hanyalah persoalan implementasi dan komitmen untuk mempraktikkannya secara
konsisten.

Namun, toleransi beragama menurut Islam bukanlah untuk saling melebur dalam
keyakinan. Bukan pula untuk saling bertukar keyakinan di antara kelompok-kelompok

9
agama yang berbeda itu. Toleransi di sini adalah dalam pengertian mu’amalah atau
interaksi sosial. Jadi, ada batas-batas bersama yang boleh dan tak boleh dilanggar. Inilah
esensi toleransi di mana masing-masing pihak untuk mengendalikan diri dan menyediakan
ruang untuk saling menghormati keunikannya masing-masing tanpa merasa terancam
keyakinan maupun hak-haknya.

B.PENGERTIAN PERADABAN ISLAM

Badri Yatim dalam bukunya yang berjudul “Sejarah Peradabah Islam”


mengatakan bahwa Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab al-Hadharah
al-Islamiyyah. Istilah peradaban biasanya dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-
unsur dari kebudayaan yang halus dan indah Menurut Koentjaraningrat, peradaban
sering juga dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem
teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang
maju dan kompleks. Dalam pengertian itulah peradaban yang dimaksud dalam buku
ini.Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW.

Selain itu ada pula yang berpendapat bahwa Sejarah peradaban islam
diartikan sebagai perekembangan atau kemajuan kebudayaan islam dalam
perspektif sejarahnya, dan peradaban islam mempunyai berbgai macam pengetian
lain diantaranya

 Pertama : sejarah peradaban Islam merupakan kemajuan dan


tingkatkecerdasan akal yang di hasilkan dalam satu periode
kekuasaan islam mulai dari periode nabi Muhammad Saw
sampai perkembangan kekuasaan islam sekarang.
 Kedua : sejarah peradaban Islam merupakan hasil-hasil yang
dicapai oleh umat islam dalam lapangan kesustraan, ilmu
pengetahuan dan kesenian.
 Ketiga : sejarah perdaban Islam merupakan kemajuan politik
atau kekuasaan islam yang berperan melindungi pandangan
hidup islam terutama dalam hubungannya dengan ibadah ibadah,
penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup bermasyarakat.

Dari beberapa pendapat di atas, saya menarik kesimpulan bahwa Peradaban


Islam adalah segala bentuk perkembangan dan kemajuan Islam dalam perspektif
tentang kebudayaannya. Perkembangan ini menurut saya tidak termasuk dalam
aspek ibadah. Hal-hal yang berkaitan dengan ibadah tidak akan pernah berkembang
atau mengalami evolusi, karena Allah SWT telah mengatakan dalam sebuah firman
bahwa Islam telah Dia sempurnakan.

10
C.MAKNA ISLAM

islam berakar kata dari “aslama”, “yuslimu”, “islaaman” yang berarti


tunduk, patuh, dan selamat. Islam berarti kepasrahan atau ketundukan secara total
kepada Allah SWT. Orang yang beragama Islam berarti ia pasrah dan tunduk patuh
terhadap ajaran-ajaran Islam. Seorang muslim berarti juga harus mampu
menyelamatkan diri sendiri, juga menyelamatkan orang lain. Tidak cukup selamat
tetapi juga menyelamatkan. Secara istilah Islam adalah agama yang dibawa oleh
Nabi Muhammad SAW untuk umat manusia agar dapat hidup bahagia di dunia dan
akhirat. Inti ajarannya (rukun Islam) adalah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan
zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan pergi haji bila mampu.

Penjelasan

Islam datang ke bumi untuk membangun manusia dalam kedamaian dengan sikap
kepasrahan total kepada Allah SWT, sehingga seorang yang beragama Islam akan
mengutamakan kedaiaman pada diri sendiri maupun pada orang lain. Juga keselamatan
diri sendiri dan keselamatan orang lain.

Dalam sebuah hadist rasulallah bersabda:

Artinya: Seorang muslim itu yang menyelamatkan muslim yang lain dari
perkataannya, dan dari perbuatan tangannya, dan orang yang berhijrah adalah
orang yang berhijrah dari sesuatu yang dilarang Allah. (HR. Nasa’i).

D.PERIODE SEJARAH PERADABAN ISLAM DI JAMBI

SEJARAH Masuknya Islam di Jambi tidaklah tunggal. Teori Persia dan Teori India
bahkan Hadratul Maut, Yaman menjadikan wacana tentang masuknya Islam di
Jambi menjadi kaya. Bahkan tutur di tengah Masyarakat juga menyebutkan Islam
berasal dari Turki. Mengikuti jejak Snouck Hurgronje, Islam masuk ke Indonesia
pada abad XII – XIII. Masuknya islam setelah runtuhnya kerajaan Hindu terutama
di Pantai Timebelumnya hubungan dagang antara Kerajaan-kerajaan yang
beragama Hindu mengadakan hubungan dagang baik dengan pedagang India. Jambi
selain dipengaruhi perdagangan dalam alur Selat Malaka, bergantiannya sistem
pemerintahan juga dipengaruhi agama. Sebelum kedatangan Islam (banyak versi.

11
Ada menyebut kedatangan Islam abad XII. Namun ada yang menyebutkan abad
XVII), pengaruh Budha dan Hindu mendominasi kehidupan masyarakat.

Selama berabad-abad ibukota Malayu terletak di Muara Jambi, sebuah


kompleks ritual-politik dengan jumlah penduduk yang lumayan besar. Schnittger
“menyebutkan “sebuah kota yang besar, barangkali lebih besar dari Palembang”
Bahkan McKinnon menambahkan bahwa “situs Muara Jambi barangkali
merupakan situs yang terbesar dan paling penting di Sumatra”. Selain itu juga
terdapat Pelabuhan di Muara Sabak/koto Kandis yang ramai dari abad XII – XIV.

Dalam F. J. Tideman dan P. L. F. Sigar, menyebutkan “Masyarakat hukum


yang bermukim di Jambi Hulu, yaitu Onderafdeeling Muarabungo, Bungo,
Sarolangun dan sebagian dari Muara Tebo dan Muara Tembesi. mengenal Teluk
sakti. Rantau betuah, Gunung Bedewo atau Rimbo sunyi yang dikenal dengan
seloko “Tempat siamang beruang putih, Tempat ungko berebut tangis, rimba
keramat, rimbo puyang, rimbo ganuh. Kata-kata seperti Teluk sakti. Rantau betuah,
Gunung Bedewo atau Rimbo sunyi yang dikenal dengan seloko “Tempat siamang
beruang putih, Tempat ungko berebut tangis, rimba keramat, rimbo puyang, rimbo
ganuh mempunyai pengaruh yang kuat dari ajaran Hindu Spritualitas Upanishad.

Ada yang mengatakan kedatangan Islam adalah awal abad Pertama Hijriah
(abad 7). Teori kedua mengatakan kedatangan Islam dimulai di abad 13. Sejak itu
proses islamisasi terjadi. Hingga berdiri Kerajaan Muslim pada abad 13, Samudra
Pasai. Pertumbuhan kerajaan Muslim dimulai di Malaka pada awal abad 15.
Perkembangan ini kemudian hingga ke Jawa, Maluku hingga ke Patani (bagian
utara Malaysia) dan bagian Selatan Thailand.

Ornamen masuknya Islam di Jambi dimulai dari pesisir Timur. Cerita Datuk
Paduka Berhalo dan Rangkayo Hitammasih hidup dan dianggap sebagai Raja yang
menganut agama Islam. Datuk Paduka Berhala dan Rangkayo Hitam merupakan
Raja yang berkuasa di jalur perdagangan Selat Malaka. Posisi Jambi, Muara Zabag
dan Pulau Berhala dalam lintasan selat Malaka membuat posisi keduanya begitu
penting (abad 12-18 M). Posisi pelabuhan di selat Malaka menyebabkan adanya
pembagian kekuasaan. Pemerintahan di kota Bandar diserahkan kepada putra-putra
Sultan yang berkedudukan sebagai Tumenggung atau Adipati. Kota ini
menghasilkan seperti lada, kapur barus, gaharu, madu, lilin, pinang, emas dan
kemudian diekspor. Sedangkan komoditas impor seperti, kain berwarna putih
seperti belacu, drill, dan keramik dari Tiongkok.

Kesultanan di Selat Malaka mempunyai posisi penting dalam jalur


perdagangan internasional dari berbagai bangsa lain seperti Tiongkok, India,
Jepang dan Eropa. Islam kemudian berkembang dan menyumbang berbagai

12
perkembangan sastra dan tulis menulis yang ditandai dengan arab Melayu Dengan
demikian, tidak dapat ditentukan dengan pasti, dari Negara mana muslim datang
dan bersentuhan dengan wilayah di Melayu. Yang pasti, kedatangan Mulsim yang
datang dan menyebarkan islam kepada masyarakat berasal dari Arab, Persia, India
atau bisa saja Tiongkok. Mereka bermula sebagai pedagang, mubaligh atau
pengajar agama dan kaum sufi. Dan kemudian ditambah dengan pelopor dari
masyarakat yang kemudian menyebarkan islam setelah mendapatkan pendidikan di
berbagai tempat seperti pesantren di jawa dan sekolah agama di Mekkah. Namun
menurut catatan Tiongkok, Pie Hu Lu tahun 875 M, adanya kedatangan Ta-sih dan
Po-Sse ke Chan Pei untuk membeli pinang pada awal abad IX M. Menurut Ulu
Kozok “Struktur masyarakat ilir cenderung lebih berlapis dengan seorang raja atau
sultan sebagai kepala kerajaan, dan golongan elit yang dekat dengan pusat
kekuasaan. Masyarakat ilir sangat berfokus pada dunia luar dan dengan mudah
menyerap unsur kebudayaan asing seperti dari Eropa, India, Jawa, Timur Tengah,
dan Tiongkok. Karena perdaganganinternasional baik di negara-negara Arab,
maupun di India dan di Tiongkok didominasi oleh saudagar yang beragama Islam
maka masyarakat ilir pun lebih dulu memeluk agama Islam, suatu proses yang
sudah mulai sejak abad kedua belas dan mencapai puncak pada abad kelima belas.
Drs. H. Abdul Kadir Husein, M.Pd.I menyebutkan ketahui bahwa orang yang
pertama membawa Islam ke Jambi adalah seorang berkebangsaan Turki bernama
Ahmad Salim, beliau adalah seorang saudagar yang diutus oleh ayah nya dari Turki
untuk melakukan perdagangan ke Asia /Jambi. Ahmad Salim kemudian dikenal
sebagai Datuk Paduko Berhalo pada abad XV Dia menikah dengan Putri Pinang
Masak. Mohammad Redzuan Othman menyebutkanya “Puteri Selaras Pinang
Masak.

Didalam “Undang-undang, Piagam dan Kisah Negeri Jambi” dijelaskan


Orang Kayo Pingai merupakan anak tertua. Sedangkan adiknya bernama Orang
Kayo Kedataran, Orang Kayo Hitam dan Orang Kayo Gemrik (perempuan). Namun
M. Nasir Didalam bukunya Keris Siginjei Mengenal budaya daerah Jambi justru
menyebutkan Orang Kayo Hitam adalah anak bungsu dari Datuk Paduko Berhalo
dan Putri Pinang Masak (Putri Selaras Pinang Masak). Setelah Orang Kayo Hitam
wafat, ia di teruskan oleh putranya yang bernama pengeran Hilang di Aek yang
bergelar Penembahan Rantau Kapas (1515-1560)*. Setelah beliau berhasil
membangunan pondasi Islam, ahirnya pada abad ke XVII M berdirilah kesultanan
pertama di Jambi yang berdasarkan Islam dengan raja pertamanya Sultan Abdul
Kahar (1615-1643 M).

Menurut Abdul Kadir Husein, ada juga versi yang menyebutkan Islam
datang dari kota Tariem, Hadramaut, Yaman di bawa oleh seorang Arab ‘Alawiyin
bernama Habib Husein Al Baraqbah. Habib Husein Al Baraqbah berangkat dari

13
Yaman menuju India. Dari India ke Aceh kemudian ke Palembang. Di Palembang,
ia menetap serta menikah dengan anak pembesar kerajaan Palembang serta
mendapat dua orang putra yaitu Habib Qosyim bin Husein Baraqbah dan Syaid
Abdullah (1706 M). Pada tahun 1716 M, beliau melanjutkan da’wahnya menuju
Jambi dan menetap di Kampung Arab Melayu Kecamatan Pelayangan Kota Jambi.
Di sana beliau mengajarkan ilmu pengetahuan Islam seperti Al Qur’an , Tafsir,
Fiqih mazhab Syafi’i, Tauhid ,serta Tasawuf. Diantara murid-murid dari madrasah
ini adalah Syech MO Bafadhol (mantan Rektor IAIN STS Jambi).

E.KERAJAAN ISLAM DI JAMBI

Kesultanan jambi adalah kerajaan melayu islam yang pernah berdiri di


provinsi jambi pada abad ke-17 hingga awal abad ke- 20 .sebelum merubah
menjadi kesultanan, nama nya di kenal sebagai kerajaan melayu jambi.

Kerajaan Jambi didirikan oleh Datuk Paduko Berhalo bersama istrinya,


Putri Selaras Pinang Masak, pada 1460.

Pada 1615, kerajaan ini resmi menjadi kesultanan setelah Pangeran Kedah
naik takhta dan menggunakan gelar Sultan Abdul Kahar. Di bawah Sultan Abdul
Kahar pula, Kesultanan Jambi mencapai masa kejayaan, di mana Jambi menjadi
salah satu perniagaan utama di Sumatera. Setelah berkuasa hampir empat abad,
kerajaan runtuh setelah raja terakhir dari Kesultanan Jambi, Sultan Thaha
Syaifuddin,

Sejarah berdirinya

Sejak dikuasai Kerajaan Sriwijaya, Jambi telah dianggap memiliki peluang


yang baik dalam bidang perdagangan. Kerajaan Sriwijaya pun diakui sebagai
penguasa sukses, khususnya dalam membangun hubungan perdagangan. Pada
1460, Datuk Paduko Berhalo, yang konon berasal dari Turki, mendirikan Kerajaan
Melayu Jambi bersama istrinya, Putri Selaras Pinang Masak. Meski letak Kerajaan
Jambi berada di Pulau Sumatera, tepatnya di Provinsi Jambi, tetapi keberadaannya
tidak luput dari jangkauan Kerajaan Majapahit. Kala itu, Kerajaan Jambi berada di
bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit, yang berpusat di Jawa Timur. Pada akhir
abad ke-16, Kerajaan Majapahit runtuh, bersamaan dengan tersiarnya agama Islam
di Jambi. Kerajaan Jambi secara resmi berubah menjadi kesultanan saat Pangerah
Kedah naik takhta pada 1615 dengan gelar Sultan Abdul Kahar.

14
Raja raja kerajaan jambi

 Datuk Paduko Berhalo dan Putri Selaras Pinang Masak (1460-


1480)
 Orang Kayo Pingai (1480-1490)
 Orang Kayo Kedataran (1490-1500) Orang Kayo Hitam (1500-
1515)
 Pangeran Hilang diair (1515-1540)
 Panembahan Rengas Pandak (1540-1565)
 Panembahan Bawah Sawo (1565-1590)
 Panembahan Kota Baru (1590-1615)
 Sultan Abdul Kahar (1615-1643)
 Pangeran Depati Anom/Sultan Abdul Djafri/Sultan Agung
(1643-1665)
 Raden Penulis/Sultan Abdul Mahji/Sultan Ingologo (1665-
1690)
 Raden Tjakra Negara/Pangeran Depati/Sultan Kiyai Gede (1690-
1696)
 Sultan Mochamad Syah (1696-1740)
 Sultan Sri Ingologo (1740-1770)
 Sultan Zainuddin/Sultan Anom Sri Ingologo (1770-1790)
 Mas’ud Badaruddin/Sultan Ratu Sri Ingologo (1790-1812)
 Sultan Mahmud Muhieddin/Sultan Agung Sri Ingologo (1812-
1833)
 Sultan Muhammad Fakhruddin bin Mahmud (1833-1841)
 Sultan Abdul Rahman Nazaruddin bin Mahmud (1841-1855)
 Sultan Thaha Syaifuddin bin Muhammad Fakhruddin (1855-
1858)
 Sultan Ahmad Nazaruddin bin Mahmud (1858-1881)
 Sultan Muhammad Muhieddin bin Abdul Rahman (1881-1885)
Sultan Ahmad Zainul Abidin bin Muhammad (1885-1899)
Sultan Thaha Syaifuddin bin Muhammad Fakhruddin (1900-
1904)
 Sultan Abdurrachman Thaha Syaifuddin (sebagai simbol adat)
(2012-2021)

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bahwasanya agama yang di bawa oleh baginda rasulallah adalah agama rahmatan
lilalamin , penyejuk bagi umat muslim di dunia. Dan sumber hukum yang kita
pegang yaitu kitabullah dan sunah nabi ( al-quran dan hadis ) kalu kita berpegang
teguh dengan dua itu kita akan selamat di dunia yg fana ini amin.

Dengan ada nya kerajaan2 islam sumatera khusus nya jambi membawa
dampak baik bagi kehidupan kita saat ini .

B. SARAN – SARAN

Kami sebagai penulis tentu banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini ,maka
dari itu kami berharap kepada rekan2 semua khusus dosen pembimbing agara selalu
melurus dan membimbing kami agar kedepan nya bias lebih baik lagi dalam hal
penulis ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://www.compas.com.Sejarah kerajaan jambi

debyirawan.wordpress.com/2012/02/14/dasar-dasar-peradaban-islam

al-quran terjemahan .cet kemeterian agama ri 2004

Dr. din muhammad zakaria m.pd.i. sejarah peradaban islam

Shahih muslimp terjemahan Muhammad fuad abdul baqi

Dr. wahbah azuhaili al quran paradigam hukum dan peradaban cet,1996

17

Anda mungkin juga menyukai