Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TENTANG PERIODISASI PERKEMBANGAN

PERADABAN ISLAH

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata kuliah SKI di madrasah

Dosen Pengampu :

Mukhyidin, S.Ag., M. Pd

Disusun Oleh :

Hanaa Nabila

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT PEMBINA ROHANI ISLAM JAKARTA (IPRIJA)

TAHUN AKADEMIK 2024/2025


KATA PENGANTAR

Alhamdulillaah puja dan puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah
Ta’ala yang telah memberi taufik , rahmat serta hidayah-Nya, shalawat dan salam kepada
Nabi kita Muhammad Salaullahu Alayhi Wassallaam, kepada keluarga, para sahabatnya, para
tabi’in/tabi’at, dan yang mengikutinya dengan baik hingga hari pembalasan. Aamiin.

Alhamdulillah atas izin-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas


tentang “periodisasi perkembangan peradaban Islam”. Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah SKI di madrasah.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapat
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen
Pembimbing bapak Mukhyidin,S.Ag,M.Pd yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Dalam tulisan makalah ini, kami sadar bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun, selalu kami harapan untuk kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Aamiin
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah adalah peristiwa yang terjadi di masa lampau yang disusun berdasarkan
peninggalan peninggalan berbagai macam peristiwa. Dan peninggalan tersebut dapat
disebut sebagai sejarah. Dalam bahasa arab sejarah dapat disebut sajaratun (Sajaroh),
artinya pohon dan keturunan.' Dalam perjalanan, sejarah mengalami pasang naik dan
pasang surut dalam interval yang berbeda-beda. Sejarah dalam bahasa arab juga dapat
disebut tarikh, yang menurut etimologi artinya ketentuan masa. Sedang secara
terminologi ialah "keterangan yang telah terjadi di kalangannya pada masa yang telah
lampau atau pada masa yang masih ada.

Disamping itu, mempelajari sejarah yang sudah berjalan cukup lama akan
mengalami kesuliatan apabila tidak dibagi dalam beberapa tahapan dimana disetiap
tahapan merupakan suatu komponen yang mempunyai ciri ciri khusus dan merupakan
suatu kebulatan untuk satu jangka waktu. Rangkaian dari tahapan sejarah yang termuat
dalam satu kerangka inilah yang disebut periodesasi sejarah, (Nourouzzman
zhiddiqie,1983).

Periodesasi peradaban Islam merupakan ciri bagi ilmu sejarah yang mengkaji
peristiwa dalam konteks waktu dan tempat dengan tolak ukur yang bermacam-macam.
Ada beberapa pendapat lain yang tolak ukurnya adalah sistem politik, hal ini biasanya
digunakan pada sejarah konvensional. Tolak ukurnya pada persoalan ekonomi (maju
mundumya ekonomi) dalam sebuah negara. Peradaban dan kebudayaan suatu bangsa
adalah pada masuk dan berkembangnya suatu agama. Jadi, periodesasi peradaban Islam
adalah ilmu sejarah atau tahapan sejarah yang mengkaji perkembangan peradan Islam
dalam konteks dan tempat dengan tolak ukur tertentu, (Nourouzzman zhiddiqie,1983).

Dalam sejarah, proses tukar menukar dan interaksi dengan kebudayaan lain
memang kerap terjadi dan tidak bisa dihindari. Seperti yang terjadi antara peradaban
Islam dengan Kebudayaan barat. Namun dalam kondisi dimana suatu kebudayaan itu
lebih kuat dibandingkan yang lain terhadap dominasi yang kuat terhadap yang lemah.
Istilah Ibnu Khaldun, "masyarakat yang ditaklukan, cenderung meniru penakluknya".
Hal demikan terjadi pada peradaban Islam ketika Islam menjadi kuat dan dominan pada
abad pertengahan, masyarakat Eropa cenderung meniru "berkiblat ke dunia Islam".
Tetapi ketika kebudayaan Barat yang kuat dan dominan maka proses peniruan itu juga
terjadi. Terbukti ketika kebangkitan Barat dan melemahnya politik Islam, para ilmuwan
Muslim belajar berbagai disiplin ilmu ke Barat.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu peradaban Islam?
2. Apa saja Dasar-dasar Peradaban Islam?
3. Apa itu Periodisasi Perkembangan Peradaban Islam?
C. Tujuan masalah
1. Dapat mengetahui apa itu peradaban Islam
2. Dapat mengetahui apa saja Dasar-dasar Peradaban Islam
3. Dapat mengetahui apa itu periodisasi perkembangan peradaban Islam
DAFTAR ISI
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peradaban Islam

Peradaban Islam Sejarah dalam bahasa arab dapat disebut dengan tarikh atau
sirah, serta juga dapat disebut dengan istilah sajaratun (Sajaroh), artinya pohon dan
keturunan atau history dalam bahasa Inggris, adalah cabang ilmu pengetahuan yang
berkenaan dengan kronologi berbagai peristiwa. Sedangkan menurut menurut pengertian
al-tarikh berarti: "sejumlah keadaan dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau,
dan benar-benar terjadi pada diri individu atau masyarakat, sebagaimana benar-benar
terjadi pada kenyataan-kenyataan alam dan manusia".

Sejarah peradaban Islam dapat diartikan sebagai perkembangan atau kemajuan


kebudayaan Islam dalam perspektif sejarah. Selain itu sejarah peradaban Islam dapat
diartikan sebagai kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang dihasilkan dalam satu
periode kekuasaan Islam mulai dari periode nabi Muhammad saw hinga perkembangan
kekuasaan Islam sekarang. Sejarah peradaban juga dapat diartikan sebagai capaian umat
Islam dalam Kesusastraan, Ilmu pengetahuan, dan Kesenian.Dari pengertian yang
dikemukakan diatas, peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab al-Hadharah al-
Islamiyah. Istilah kata dalam bahasa Arab ini juga sering diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia yang artinya adalah Kebudayaan Islam. (Solikhin, 2005) "Kebudayaan" dalam
bahasa Arab adalah al-Tsaqafah. Dalam definisi yang dimaksud disini Peradaban atau
kebudayaan tersebut ialah Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw yang
telah membawa bangsa Arab yang sebelum datangnya Islam terbelakang, bodoh, dan
tidak dikenal oleh bangsa manapun. Tetapi semenjak hadirya Islam ditengah-tengah
mereka maka mereka menjadi bangsa yang maju, cepat mengembankan dunia, membina
satu kebudayaan dan peradaban yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan dan
kesejahteraan umat manusia. Baik secara jasmani maupun secara rohani

Dengan demikan jelas bahwa kedatangan Islam dalam kehidupan manusia


khusunya bangsa Arab dan umumnya seluruh umat manusia mepunyai makna yang tinggi
bagi peradaban umat manusia. Yaitu mengangkat hak kemanusia yang tinggi, cita-cita
yang luhur, dan menanamkan semanggat Islam yang memperteguh kesetian manusia
terhadap tugas dan kewajibanya sebagai wakil Allah di muka bumi atau Khalifatullah.
Menurut H.A.R Gibb, bahwa Islam sesungguhnya lebih dari sekedar Agama, la adalah
peradaban yang sempurna. Karena yang menjadi pokok kekuatan dan sebab timbulnya
kebudayaan adalah Agama Islam, kebudayaan yang ditimbulkannya dinamakan
kebudayaan atau peradaban Islam.

B. Dasar-dasar peradaban Islam

Dasar-dasar peradaban Islam pertama kali ditetapkan oleh Nabi Muhammad saw.
Tujuannya adalah untuk memperkokoh masyarakat dan negara baru. Beliau menetapkan
dasar-dasar tersebut pada saat beliau berada di Yastrib atau yang sekarang dikenal dengan
nama Madinah. Berbeda halnya dengan di Mekah, di Madinah Allah swt banyak
menurunkan wahyu yang berhungungan dengan kehidupan masyarakat. Nabi Muhammad
saw mempunyai kedudukan, tidak hanya sebagai pemimpin Agama, tetapi juga sebagai
kepala Negara, (Badri, 1997). Dengan kata lain nabi Muhammad saw memilki dua
kekuasaan sekaligus, yaitu kekuasaan spiritual dan kekuasan sekuler yang dimana
keduanya dapat berjalan seimbang atas berkat bimbingan Allah swt melalui wahyu yang
diturunkan kepada beliau." dasar-dasar peradaban Islam tersebut diantaranya adalah:

1. Pembangunan Masjid

Masjid merupakan sesuatu yang paling fundamental yang pertama beliau lakukan.
Karena masjid menjadi pusat pemerintahan dan pusat spiritual. Masjid juga digunakan
untuk mempersatukan kaum Muslim dan mempertalikan jiwa diantara mereka." Masjid
merupakan tempat pembinaan dan tempat memakmurkan umat serta membimbing umat
supaya taat beribadah. Berbagai masalah yang dihadapi umat Islam, di diskusikan di
masjid. Baik itu persoalan Individual maupun Sosial. Masjid juga digunakan untuk
tempat menerima serta menjamu tamu negara yang berkunjung ke kaum muslim. Bahkan
juga digunakan sebagai penginapan bagi para musyafir dan juga tempat perawatan bagi
pejuang-pejuang yang luka di medan jihad.

2. Membangun Ukhuwah Islamiyah

Istilah kata ukhuwah berakar dari kata kerja akha. Makna ukhuwah menurut Imam
Hasan Al Banna: Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain
dengan ikatan aqidah."Makna realitas dari Ukhuwah Islamiyah adalah ketika itu Nabi
Muhammad saw mempersaudarakan atara golongan Muhajirin dengan golongan Anshar.
Dengan demikian Diharapkan terjalin persaudaraan dan rasa kekeluargaan yang tinggi
dikalangan kaum muslimin. Persaudaraan tersebut terjalin berdasarkan agama atau
ideologi yang mengantikan persaudaraan sedarah atau biologis. Diantara unsur-unsur
pokok dari Ukhuwah adalah rasa cinta dan kasih sayang. Dari tingkatan cinta yang
terendah ditunjukan dengan husnudzon yang menggambarkan bersihnya hati dari sifat
hasad benci, dan dengki.

3. Membangun hubungan dengan non Islam

Ketika menjadi kepala negara di Madinah. Rasulullah saw tidak hanya memimpin
kaumnya sendiri yang beragama Islam. Tetapi disana juga terdapat kaum Yahudi dan
orang arab yang masih menganut agama nenek moyang mereka. Stabilitas negara sanggat
dibutuhkan disituasi seperti itu. Beliau mengadakan ikatan perjanjian dengan mereka.
Yaitu dengan dibuatnya piagam yang menjamin kebebasan beragama bagi orang-orang
selain Islam serta dijamin keselamatanya. Setiap masyarakat memiliki hak tertentu dalam
bidang politik dan keagamaan." Kemerdekaan setiap golonganpun terjamin dengan
diadakan perjanjian tersebut. Mereka diwajibkan bersama-sama untuk saling menjaga
negeri Madinah dari ancaman atau serangan dari luar. Ini yang disebut dengan
kemerdekaan dan keadilan dalam pemerintahan yang sebenarnya. Ini semua dapat.
terwujud dikarenakan datangnya Islam sebagai Agama yang rahmatal lil'alamin.

Secara doktrinal, toleransi sepenuhnya diharuskan oleh Islam. Islam secara


definisi adalah "damai", "selamat" dan "menyerahkan diri". Definisi Islam yang demikian
sering dirumuskan dengan istilah "Islam agama rahmatal lil'alamin" (agama yang
mengayomi seluruh alam). Ini berarti bahwa Islam bukan untuk menghapus semua agama
yang sudah ada. Islam menawarkan dialog dan toleransi dalam bentuk saling
menghormati. Islam menyadari bahwa keragaman umat manusia dalam agama dan
keyakinan adalah kehendak Allah, karena itu tak mungkin disamakan.

C. Periodisasi perkembangan peradaban Islam

Di kalangan sejarawan terdapat perbedaan tentang saat dimulainya sejarah Islam.


Secara umum, perbedaan pendapat tersebut dapat dibedakan menjadi dua. Pertama,
sebagian sejarawan berpendapat bahwa sejarah Islam dimulai sejak Nabi Muhammad saw
diangkat menjadi rasul. Oleh karena itu, menurut pendapat ini, selama 13 tahun Nabi
Muhammad saw tinggal di Mekah telah lahir masyarakat muslim meskipun belum
berdaulat. Kedua, sebagian sejarawan berpendapat bahwa sejarah umat Islam dimulai
sejak Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah karena masyarakat muslim baru berdaulat
ketika Nabi Muhammad saw tinggal di Madinah. Muhammad saw tinggal di Madinah
tidak hanya sebagai rasul, tetapi juga merangkap sebagai pemimpin atau kepala negara
berdasarkan konstitusi yang disebut Piagam Madinah. Di samping perbedaan mengenai
awal sejarah umat Islam, sejarawan juga berbeda dalam menentukan fase-fase atau
periodesasi sejarah Islam. Menurut Usairy (2006: 4-8), periodesasi sejarah Islam secara
lengkap dibagi dalam periode-periode sebagai berikut:

1. Periode Sejarah Klasik (Masa Nabi Adam-sebelum diutusnya Nabi Muhammad


saw). Periode ini merupakan fase sejarah sejak Nabi Adam dan dilanjutkan dengan
masa-masa para nabi hingga sebelum diutusnya Rasulullah saw.

2. Periode Sejarah Rasulullah saw (570-632 M) Yang dimulai dari tahun 52 sebelum
hijriyah hingga tahun 11 H (570 M-632 M). Di dalamnya diungkapkan tentang
berdirinya negara Islam yang dipimpin langsung oleh Rasulullah saw, yang
menjadikan Madinah al-Munawwarah sebagai pusat awal dari semua aktivitas negara
yang kemudian meliputi semua jazirah Arabia. Sejarah pada periode ini merupakan
sejarah yang demikian indah yang seharusnya dijadikan contoh dan suri teladan oleh
kaum muslimin baik penguasa maupun rakyat biasa.

3. Periode Sejarah Khulafa' Rasyidin (632-661 M) Periode ini dimulai sejak tahun 11
H hingga 41 H (632-661 M). Pada masa itu terjadi penaklukan- penaklukan Islam di
Persia, Syam (Syiria), Mesir, dan lain-lain. Pada periode sejarah Khulafa' Rasyidin
manusia betul-betul berada dalam manhaj Islam yang benar.

4. Periode Pemerintahan Bani Umayyah (661-749 M) Periode ini dimulai sejak tahun
41 H hingga 132 H (661-749 M). pada masa ini pemerintahan Islam mengalami
perluasan yang demikian signifikan. Hanya ada satu khalifah dalam pemerintahan
Islam yang demikian luasnya itu. Sayangnya, komitmen kepada syariat Islam
mengalami sedikit kemerosotan daripada periode sebelumnya.

5. Periode Pemerintahan Bani Abbasiyah (749-1258 M) Masa ini dimulai sejak tahun
132 H-656 H (749-1258 M). Periode ini merupakan masa kejayaan bagi pendidikan
Islam meskipun pada fase yang kedua terdapat beberapa pemerintahan dan kerajaan
yang independen, namun sebagiannya telah memberikan kontribusi yang besar
terhadap Islam. Misalnya pemerintahan Saljuk, pemerintahan keturunan Zanki,
pemerintahan bani Ayyub, Ghazni, dan Murabithun. Pada masa ini pula muncul
gerakan perang salib yang dilakukan oleh negara-negara Eropa yang menaruh
kebencian dan dendam pada negara-negara Islam di kawasan Timur. Pemerintahan
Abbasiyah hancur bersamaan dengan penyerbuan orang-orang Mongolia yang
melumatkan pemerintahan bani Abbasiyah ini.

6. Periode Pemerintahan Mamluk (1250-1517 M) Pemerintahan Mamluk dimulai


sejak tahun 648 H-923 H (1250 1517 M). Goresan sejarah Islam paling penting di
masa ini adalah berhasil dibendungnya gelombang penyerbuan pasukan Mongolia ke
beberapa belahan negeri Islam. Juga berhasil dihabiskannya eksistensi kaum Salibis
dari negara Islam.

7. Periode Pemerintahan Usmani (1517-1923 M) Pemerintahan Usmani dimulai sejak


tahun 923 H-1342 H (1517 1923 M). Pada awal pemerintahan ini telah berhasil
melakukan ekspansi wilayah Islam terutama di kawasan Eropa Timur. Pada saat itu
Hongaria berhasil ditaklukkan, demikian pula dengan Beograd, Albania, Yunani,
Romania, Serbia dan Bulgaria. Pemerintahan ini juga telah mampu melebarkan
kekuasaannya ke kawasan timur wilayah Islam. Salah satu goresan sejarah paling
agung yang berhasil dilakukan oleh pemerintahan Usmani adalah ditaklukkannya
Konstantinopel (yang merupakan ibukota Imperium Romawi). Namun pada masa
akhir pemerintahan Turki, kaum kolonial berhasil menaburkan benih pemikiran
nasionalisme. Kemudian pemikiran ini menjadi pemicu hancurnya pemerintahan
Islam serta terkoyak- koyaknya kaum muslimin menjadi negeri-negeri kecil yang
lemah dan terbelakang serta jauh dari agama mereka.

8. Periode Dunia Islam Kontemporer (1922-2000 M) Periode ini dimulai sejak tahun
1342-1420 H (1922-2000 M). Periode ini merupakan masa sejarah umat Islam sejak
berakhirnya masa Dinasti Turki Usmani hingga perjalanan sejarah umat Islam pada
masa sekarang.Sedangkan menurut Harun Nasution dan Nourouzaman Shidiqi
membagi sejarah Islam menjadi tiga periode, yaitu: Periode Klasik (650-1250 M).
Periode Pertengahan (1250-1800 M), dan Periode Modern (1800-sekarang).
 Periode Klasik (650-1250) Periode Klasik merupakan periode kejayaan Islam yang
dibagi ke dalam dua fase, yaitu: fase ekspansi(perluasan wilayah), integrasi, (650-
1000),dan fase disintegrasi (perpecahan wilayah atau kelompok) (1000-1250).

Pada fase kemajuan, Islam mengalami internasionalisasi. Pada masa Bani


Umayyah, Islam mulai masuk ke Eropa melalui Spanyol. Pengaruh Islam kemudian
meluas dari Afrika Utara sampai Spanyol di belahan Barat. Lebih lanjut, perluasan ini
menyentuh Persia hingga ke India di belahan Timur. Mengutip buku Sejarah
Peradaban Islam karya Syamruddin Nasution, pada masa ini ilmu pengetahuan dan
arsitektur berkembang di kota-kota Spanyol, seperti Cordoba dan Granada. Beberapa
bangunan dengan arsitektur megah juga dibangun, seperti istana Az Zahra Cordoba
dan istana Alhambra Granada.

Sejumlah ulama besar bermunculan di fase ini, yaitu Imam Malik, Imam Abu
Anifah, Imam Syafi’i, dan Imam Ibn Hambal dalam bidang fikih. Adapun dalam
bidang teologi muncul Imam alAsya’ri, Imam al-Maturidi, Wasil ibn ‘Ata’, Abu
Huzail, Al-Nazzam, dan Al-Jubba’i. Pada masa ini, perubahan bahasa administrasi
dari bahasa Yunani dan bahasa Pahlawi ke Bahasa Arab dimulai oleh Abdul Malik.
Orang-orang bukan Arab pada waktu itu telah mulai pandai berbahasa Arab. Untuk
menyempurnakan pengetahuan mereka tentang bahasa Arab, terutama pengetahuan
pemeluk-pemeluk Islam baru dari bangsa-bangsa bukan Arab, perhatian kepada
bahasa Arab, terutama tata bahasanya mulai diperhatikan. Inilah yang mendorong
Imam Sibawaih untuk menyusun al–Kitab, yang selanjutnya menjadi pegangan dalam
masalah tata bahasa Arab.

Perhatian kepada syair Arab Jahiliah timbul kembali dan penyair–penyair


Arab baru mulai muncul, misalnya Umar bin Abu Rabi’ah (w. 719 M), Jamil al–
Udhri (w. 701 M), Qays bin al-Mulawwah (w. 699 M) yang dikenal dengan nama
Laila Majnun, al–Farazdaq (w. 732 M), Jarir (w. 792 M), dan al–Akhtal (w. 710 M).
Selain itu, perhatian dalam bidang tafsir, hadis, fikih, dan ilmu kalam pada zaman ini
juga mulai muncul. Inilah yang kemudian memunculkan nama–nama seperti Hasan
al–Bashri, Ibnu Syihab al–Zuhri, dan Washil bin Atha’. Kufah dan Bashrah di Irak
menjadi pusat dari kegiatan–kegiatan ilmiah ini. Sayangnya, pada fase disintegrasi
keutuhan umat Islam dalam bidang politik mulai pecah. Baghdad dirampas dan
dihancurkan oleh Hulagu Khan pada 1258. Kekhalifahan sebagai simbol keutuhan
politik mulai runtuh dan digantikan pemerintahan otonom di berbagai kawasan.

 Periode Pertengahan (1250-1800) Periode Pertengahan merupakan periode


kemunduran Islam yang dibagi ke dalam dua fase, yaitu: fase kemunduran (1250-
1500 M), dan fase munculnya ketiga kerajaan besar (1500-1800), yang dimulai
dengan zaman kemajuan (1500-1700 M) dan zaman kemunduran (1700-1800).

Pada fase ini juga dunia Islam terbagi dua. Bagian Arab yang berpusat di
Mesir terdiri atas Arabia, Irak, Suriah, Palestina, Mesir dan Afrika Utara. Sementara
bagian Persia yang berpusat di Iran terdiri atas Balkan, Asia kecil, Persia dan Asia
tengah. Pada fase tiga kerajaan besar (1500 M-1700 M), perhatian terhadap ilmu
pengetahuan sangat kurang. Hasilnya, umat Islam semakin mundur saat tiga kerajaan
besar mendapat banyak tekanan. Kekuatan militer dan politik pun menurun. Kerajaan
Safawi dihancurkan oleh serangan-serangan bangsa Afghan, Kerajaan Mughal
diserang raja-raja India, Kerajaan Usmani terpukul di Eropa, sementara Mesir
dikalahkan oleh Napoleon Bonaparte dari Prancis.

Gedung-gedung bersejarah yang ditinggalkan periode ini antara lain Taj


Mahal di Agra, benteng Merah, masjid-masjid, istana-istana, dan gedung-gedung
pemerintahan di Delhi. Pada masa ini, tarekat terus mempunyai pengaruh besar dalam
hidup Umat Islam. Selain Arab dan Persia, Turki dan India muncul sebagai kerajaan
besar. Inilah yang membuat bahasa Turki dan bahasa Urdu mulai muncul sebagai
bahasa penting dalam Islam, tetapi kedudukan bahasa Arab menjadi bahasa persatuan
semakin menurun. Kemajuan Islam pada era ini lebih banyak berpusat di bidang
politik. Selain itu, Barat juga mulai bangkit, terutama dengan terbukanya jalan ke
pusat rempah-rempah dan bahan-bahan mentah di Timur Jauh, melalui Afrika Selatan
dan ditemukannya Amerika oleh Columbus tahun 1492 M. Namun demikian,
kekuatan Eropa pada waktu itu masih lemah jika dibandingkan dengan kekuatan
Islam.
 Periode Modern (1800-dan seterusnya) Periode Modern merupakan periode
kebangkitan umat Islam yang ditandai dengan munculnya para pembaharu Islam.
Periode modern (1800 M–sekarang) merupakan zaman kebangkitan umat
Islam yang mulai sadar bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi.
Ekspedisi Napoleon di Mesir yang berakhir pada tahun 1801 M membuka mata dunia
Islam, terutama Turki dan Mesir, akan kemunduran dan kelemahan umat Islam. Raja-
raja dan para pemuka Islam mulai memikirkan cara meningkatkan mutu dan kekuatan
umat Islam kembali. Kontak Islam dengan Barat sejak masa ini berlainan sekali
dengan kontak Islam dengan Barat periode klasik. Pada waktu itu, Islam sedang naik
dan Barat sedang dalam kegelapan. Sekarang sebaliknya, Islam tampak dalam
kegelapan dan Barat tampak gemilang.
Dengan demikian, timbullah sesuatu yang disebut pemikiran dan aliran
pembaharuan atau modernisasi dalam Islam. Pemuka-pemuka Islam mengeluarkan
pemikiran-pemikiran cara membuat umat Islam maju kembali, sebagaimana yang
terjadi pada periode klasik. Usaha-usaha ke arah itu mulai dijalankan di kalangan
umat Islam. Namun, Barat di sisi lain juga bertambah maju dalam hal itu.
Kebangkitan umat Islam ini dibagi lagi menjadi dua periode, yakni kebangkitan awal
(1800–1967) dan kebangkitan kedua (1967–sekarang). Pada periode kebangkitan
awal, muncul kesadaran pentingnya pembaharuan dalam Islam, baik secara politik,
militer, sosial, dan budaya. Sementara itu, pada kebangkitan kedua, kekalahan Arab
oleh Israel tahun 1967 menjadi titik yang menggugah umat. Inilah yang kemudian
menyebabkan berkembangnya pemikiran-pemikiran filosofis dan metodologis dalam
rangka pembaharuan Islam pada era kontemporer. Beberapa tokoh pembaharu atau
modernisasi di kalangan dunia Islam, yaitu Muhammad bin Abdul Wahab di Arabia;
Muhammad Abduh, Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Rasyid Ridha di Mesir;
Sayyid Ahmad Khan, Syah Waliyullah dan Muhammad Iqbal di India; H. Abdul
Karim Amrullah, K.H. Ahmad Dahlan, dan KH. Hasyim Asy’ari di Indonesia; dan
masih banyak yang lainnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Sejarah peradaban Islam
adalah kemajuan dan tingkat intelektual serta spiritual yang menjadikan suatu masyarakat
madani. Peradaban Islam dimulai dari periodesasi Nabi Muhammad saw. hingga
perkembangan Islam sampai saat ini. Periodesasi peradaban Islam merupakan ciri bagi
sejarah yang mengkaji peristiwa dalam konteks waktu dan tempat dengan tolak ukur yang
bermacam- macam periodesasi sejarah peradaban Islam menurut Ahmad Al-Usairy
terbagi menjadi beberapa periode yaitu periode klasik, periode, sejarah rasulullah, periode
sejarah khulafaurrasyidin, periode pemerintahan Bani Umayyah, periode pemerintahan
Bani Abbasiyah, periode pemerintahan Mamluk, periode pemerintahan Usmani, periode
Dunia Islam Kontemporer. Sedangkan menurut Prof. Dr. Harun Nasution di bagi ke
dalam tiga periode yaitu periode klasik, periode pertengahan dan periode modern.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Armai, (2002), Pengantar ilmu dan metodologi pendidikan islam. Ciputat Pers, 2002.

Mustofa, Mustofa, (2018), Sejarah Kepustakaan Dalam Konteks Islam: Periodisasi


Pertengahan. Jurnal Publis, Vol. 2, No. 2.

Nasution, Syamruddin, (2013), Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Kencana.

Nata, H. Abuddin. (2014), Sejarah pendidikan islam. Jakarta: Kencana

Nurhasanah, Neneng, dkk, (2021), Metodologi Studi Islam. Yogyakarta: Amzah.

Yakub, Muhammad, dkk, (2015), Sejarah peradaban Islam: pendekatan periodesasi, Jakarta :
Raja Grafindo Persada.

Yatim (Placeholder1), Badri, (2003). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Anda mungkin juga menyukai