DAN PERCERAIAN
َو ِاْن ِخ ْف ُت ْم َااَّل ُتْق ِس ُط ْو ا ِف ى اْلَي ٰت ٰم ى َف اْنِك ُحْو ا َم ا َط اَب َلُكْم ِّم َن الِّن َس ۤاِء َم ْث ٰن ى َو ُثٰل َث َوُر ٰبَع
ْۗۚف اَنِ ْخ فِ تْ مُ ْا َّلَ ات عَ دْ لِوُ ْاف وَ َحا دِ ةَ ًا وَ ْم َام لَكَتَ ْا يَ مْ َناكُمُ ْۗذ لٰكِ َا دَ ٰنْٓىا َّلَ ات عَ وُ لْوُ ا
Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap
(hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya),
maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga
atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu
berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau hamba sahaya
perempuan yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat
agar kamu tidak berbuat zalim.
Poligami dalam perundang-undangaPada pasal 4 ayat 1 UU, dan
pasal 40 PP. menyatakan bahwa seorang suami yang hendak
beristri lebih dari seorang harus mengajukan permohonan secara
tertulis kepada pengadilan di tempat tinggalnya. Pada pasal 4 ayat
2 pengadilan kemudian memeriksa apakah suami tersebut ada
kemungkinan untuk berpoligami ialah mengenai hal-hal sebagai
berikut: