ISLAM
PENDAHULUAN
Perkataan talak dalam istilah ahli Figh mempunyai dua arti, yakni
arti yang umum dan arti yang khusus. Talak dalam arti umum berarti segala
macam bentuk perceraian baik yang dijatuhkan oleh suami, yang ditetapkan
oleh hakim, maupun perceraian yang jatuh dengan sendirinya atau
perceraian karena meninggalnya salah seorang dari suami atau isteri. Talak
dalam arti khusus berarti perceraian yang dijatuhkan oleh pihak suami.
1
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Indonesia Kamus Besar Bahasa
Indonesia, h. 185
2
Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta : PT Intermasa, 1989), h.42.
3
Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam dan Undang-undang Perkawinan (Undang-
undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan), (Yogyakarta: Liberty, 1982), h. 103
Karena salah satu bentuk dari perceraian antara suami-isteri itu ada
yang disebabkan karena talak maka untuk selanjutnya istilah talak yang
dimaksud di sini ialah talak dalam arti yang khusus.
a. Talak
Kata talak berasal dari kata “ithlaq”. Sedangkan secara istilah
talak menurut Sayyid Sabiq adalah “melepaskan ikatan perkawinan”. 4
Menurut al Jaziry talak adalah:
4
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, (Beirut: Dar al Fikr, 2007), Juz. II, h. 577
5
Abdurrahman al Jaziry, Fiqh ala mazahib al Arba’ah, (Mesir : Maktabah Al Hijaiyyah
Al Kubra, 1969), juz IV, h. 249
Hal ini sesuai denagan Hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh al-'Arba'ah
kecuali al-Nasa'isebagai berikut:
b. Khulu’
Untuk maksud yang sama dengan kata khulu’ itu, ulama menggunakan
beberapa kata, yaitu fidyah, shulh,dan mubaraah. Walaupun dalam makna
yang sama, namun dibedakan dari segi jumlah ganti rugi atau iwadh yang
digunakan. Apabila ganti rugi untuk putusnya perkawinan itu adalah seluruh
mahar yang diberikan waktu nikah disebut khulu’. Bila ganti rugi adalah
separuh dari mahar disebut shulh, bila ganti rugi itu lebi banyak dari mahar
yang diterima disebut fidyah dan bila isteri bebas dari ganti rugi disebut
mubaraah.8
c. Fasakh
10
Ahmad Azhar Basyir, Hukum Perkawinan Islam, (Yogyakarta: UII, 1980), h. 78
penyesuaian hukum dilakukan terhadap hukum keluarga ini berbeda dengan
proses yang terjadi sebelumnya dalam bidang lain dari hukum Islam itu
sendiri. Pembaharuan ditandai tidak saja oleh penggantian hukum Islam
dengan hukum Barat, tetapi juga oleh perubahan dalam hukum Islam itu
sendiri yang didasarkan atas penafsiran kembali terhadap tradisi hukum Islam
sesuai dengan perkembangan penalaran dan pengamalannya. Dengan cara
inilah hukum keluarga Islam yang berlaku sejak dari Afrika Utara sampai ke
Asia tenggara mengalami perubahan.
B. Macam-macam Talak
DAFTAR PUSTAKA