Anda di halaman 1dari 21

VOLUME 03, NOMOR 04, JANUARI – JUNI 2019

PENTRANMISIAN PENGETAHUAN DENGAN


PENDEKATAN AWAL SURAH
Oleh: Jamal Syarif

MEDIA PENDIDIKAN DALAM DAKWAH


NABI MUHAMMAD SAW DI MEKAH
Oleh: Harles Anwar

PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM PERIODE KLASIK


(BURHANUDDIN AL-ZARNUJI DALAM KITAB TA’LIM AL MUTA’ALLIM)
Oleh: Mariani
TARBIYAH DARUSSALAM
Jurnal Ilmiah Kependidikan dan Keagamaan
Terbit dua kali setahun periode Januari-Juni dan Juli-Desember.
Memuat tulisan yang diangkat dari hasil telaahan dan kajian analitis-
kritis maupun dari hasil penelitian dalam bidang Kependidikan dan
Keagamaan.

Pelindung
Rektor Institut Agama Islam Darussalam Martapura

Penanggung Jawab
Dekan Fakultas Tarbiyah

Pemimpin Redaksi
Syahraman

Sekretaris Redaksi
Hairullah

Penyunting Ahli
Ahmadi H. Syukran, Hamdan, M. Daud Yahya, Abd. Hadi, Emroni Gazali

Tata Usaha
Raihanah, Ismail

Alamat Penyunting & Tata Usaha


Fakultas Tarbiyah IAI Darussalam
Jl. Perwira Telp.(0511) 4722034/Fax.(0511) 4721307
http://www.iai-darussalam.ac.id , e-mail: info@iai-darussalam.ac.id.
Martapura 70613 – Kalimantan Selatan
“TARBIYAH DARUSSALAM”
Jurnal Ilmiah Kependidikan dan Keagamaan
ISSN 2581-2106
Volume 03, Nomor 04, Januari - Juni 2019

Daftar Isi

PENTRANMISIAN PENGETAHUAN DENGAN


PENDEKATAN AWAL SURAH
Oleh: Jamal Syarif : 1 – 12

MEDIA PENDIDIKAN DALAM DAKWAH


NABI MUHAMMAD SAW DI MEKAH
Oleh: Harles Anwar : 13 – 32

PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM PERIODE KLASIK


(BURHANUDDIN AL-ZARNUJI DALAM KITAB TA’LIM AL MUTA’ALLIM)
Oleh: Mariani : 33 – 48

AMSAL AL-QUR'AN
Oleh : Muhammad Husin : 49 – 62

WAKAF SEBAGAI REALISASI FUNGSI SOSIAL


DALAM HAK MILIK MENURUT ISLAM
Oleh: H.M.Quzwini : 63 – 80

PERKAWINAN BEDA AGAMA


Oleh: H. Abd Kadir Syukur : 81 – 98

PERANAN IJTIHAD UMAR IBN AL-KHATHTHAB


(Suatu Perubahan Hukum dan Sosial Dalam Islam)
Oleh: Rusdiyah : 99 – 118
PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM PERIODE KLASIK
(BURHANUDDIN AL-ZARNUJI DALAM KITAB TA’LIM AL MUTA’ALLIM)
Oleh : Mariani

Abstrak

Burhanuddin al-Zarnuji mengidentifikasi banyak para santri dewasa ini


telah bersungguh-sumgguh menuntut ilmu namun belum sampai kepada
manfaat dan hasilnya dengan usaha mengamalkan ilmunya dan
menyebarkannya, disebabkan dengan meninggalkan atau kurang
memperhatikan etika dalam menuntut ilmu, yang tertulis dalam “Ta’lim al
Muta’allim Tariq al-Ta’allum” dalm 13 fase keilmuan. Ia hidup pada abad ke-
12 jaman keemasan Islam termasuk pendidikan Islam. Penuntut ilmu itu suatu
keharusan untuk mengagungkan dan memuliakan seorang guru, selektif
dalam memilih teman, memiliki niat yang baik karena Allah. Kritik umum pada
kitab ini tentang feodalisme/mengagungkan ulama, proteksi berlebihan pada
keutamaan keilmuan awal abad Islam, adany hubungan maksiat dan
kesuksesan hasil belajar, ta’dhîm dan barakah terhadap ilmu guru, khurafat
berlebih makan misal menyapu rumah malam hari. Konsep pendidikan Islam
dalam kitab ini dengan bahasan yang sangat aplikatif dengan penuh etika.
Baik etika seorang guru maupun etika seorang murid. Di Indonesia, kitab ini
dikaji dan dipelajari hampir di setiap lembaga pendidikan Islam di pondok-
pondok pesantren. Dalam kitab ini banyak hal yang perlu dicermati dari sisi
kelemahannya namun cukup banyak yang masih relevan dan baik untuk
diajarkan di tanamkan sejak dini.

Kata kunci : Monumental Ta’lim al Muta’allim Tariq al Ta’allim, dan etika

A. Pendahuluan mendasarkan kehidupannya pada


Islam adalah agama yang selalu kemajuan, peradaban dan keunggulan,
memperhatikan semua urusan manusia, karena itu, sudah menjadi maklum
baik secara khusus maupun umum. apabila seorang anak (peserta didik)
Selalu mengontrolnya dengan memberi dalam agama Islam telah mendapatkan
petunjuk dan mengevaluasi serta haknya dari pemeliharaan, perhatian
mengarahkan renik-renik kehidupannya, dan pendidikan. Hal ini telah ditegaskan
baik yang kecil maupun besar.1 Agama dalam firman Allah dalam surat Maryam
ini dengan peran serta mengatur (19): 12, bahwa pendidikan perlu dimulai
permasalahan-permasalahan pribadi sejak kecil.
ٍ ِ ِ
‫اب بِ ُق َّوة اوآتا ْي نااهُ ا ْْلُ ْك ام ا‬
‫صبِيًّا‬ ‫اَي اَْي اَي ُخذ الْكتا ا‬
dengan penuh arahan dan perbaikan,
sebagaimana halnya Islam
memperhatikan urusan-urusan “Hai Yahya, ambillah Al Kitab
kemanusiaan secara global atas dasar (Taurat) itu dengan sungguh-
persamaan. Meyakinkan manusia dalam sungguh, dan Kami berikan
hal ini bahwa masyarakat yang baik
berasal dari individu yang baik dan
bangsa yang maju adalah mereka yang

* Penulis adalah Dosen/Lektor tetap 1


Amrullah Ahmad, Dakwah dan
pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Perubahan Sosial, (Yoyakarta: Yafi, 1983), h. 6
Antasari Banjarmasin

Jurnal Tarbiyah Darussalam Vol. 3, No. 4, Jan-Jun 2019, h. 33-48 33


Pemikiran Pendidikan Islam...

kepadanya hikmah selagi ia sampai kepada manfaat dan hasilnya,


masih kanak-kanak.”2 yakni mengamalkan ilmu tersebut dan
Ayat tersebut juga menjadi menyebarkannya, hal ini disebabkan
isyarat untuk memberikan pengajaran mereka meninggalkan atau kurang
Alquran dan hikmah (pemahaman dan memperhatikan etika dalam menuntut
kedalaman agama) terhadap anak- ilmu.5
anak.3 Dalam sejarah pendidikan kita Dalam makalah ini penulis
mencatat, paling kurang ada lima tahap membahas tentang pemikiran
pertumbuhan dan perkembangan dalam pendidikan Islam periode klasik Al-
bidang pendidikan Islam. Pertama, Zarnuji dengan karya monumentalnya
pendidikan pada masa Rasulullah saw. “Ta’lim al Muta’allim Tariq al-Ta’allum”.
(571-632 H), kedua, pendidikan pada
masa Khulafaur Rasyidin (632-661 M), B. Riwayat Hidup dan
ketiga, pendidikan pada masa Bani Kepribadiannya
Umayyah di Damsyik (661-750 M), Nama lengkap Burhanuddin al-
keempat, pendidikan pada masa Zarnuji adalah Syekh Ibrahim bin Ismail
kekuasaan Abbasiyah di Baghdad (750- al-Zarnuji. Abuddin Nata dalam bukunya
1250 M) dan kelima, pendidikan pada menyebutkan nama lengkap al-Zarnuji
masa jatuhnya kekuasaan Khalifah di adalah Burhanuddin al-Islam al-Zarnuji.6
Baghdad (1250-sekarang).4 Dari Nama al-Zarnuji adalah penyandaran
perkembangan pendidikan yang sudah kepada negerinya yaitu Zarnuj (Zurnuj)
berlangsung lama ini, sudah salah satu daerah di Turki, Zurnuj
menciptakan generasi-generasi yang termasuk dalam wilayah Ma Wara’a al-
pada setiap masanya memiliki keunikan Nahar (Transoxinia).7
dan keberagaman pengetahuan. Al-Qurasyi mengatakan Zurnuj
Banyak sekali pakar pendidikan adalah sebuah tempat di wilayah Turki.
Islam yang kemudian memiliki perhatian Menurut Hamawi, Zurnuj adalah sebuah
yang besar terhadap anak didik, tempat yang terkenal di ma wara’a al-
khususnya dalam hal etika. Salah nahr wilayah Turkistan, tetapi menurut
satunya Al-Zarnuji, dengan karya para pakar geografi daerah ma wara’a
monumentalnya “Ta’lim al-Muta’alim al-nahr itu bukan di Turkistan, melainkan
Tariq al-Ta’allum”. Beliau di Turki, dengan demikian diperkirakan
menyampaikan konsep pendidikan bahwa ia berasal dari Turki.8
Islam dengan bahasa yang sangat Burhan al-Din adalah gelar al-
aplikatif dan penuh etika. Baik etika Zarnuji. Burhan al-Din artinya adalah
seorang guru, maupun etika seorang dalil agama. Adapula yang menyebut
murid. Al-Zarnuji mengatakan: banyak gelarnya dengan Burhan al-Islam (Dalil
para santri dewasa ini telah bersungguh- Islam). Gelar ini mirip dengan Hujjat al-
sumgguh menuntut ilmu namun belum

2 6 Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh


Departemen Agama, Al-Qur‟an dan
Terjemahnya, (Surabaya: S.P. Mekar, 2004), h. Pendidikan Islam Seri Kajian Filsafat
3 Muhammad Khair Fatimah, Etika Pendididikan Islam (Jakarta: Raja Garfindo
Muslim Sehari-hari, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, Persada, 2000), hlm. 103
7 MN. Ary B, Uraian Terhadap Buku
2002), hlm.1-2.
4 Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Ta’lim al-Muta’aliim (http: www.altavista.com.
Pendidikan Islam Seri Kajian Filsafat diakses 03-04-2011).
8 Unun Zumairoh Asr Himsyah, Konsep
Pendididikan Islam, (Jakarta: Raja Garfindo
Persada, 2003), hlm. 105 Pendidikan Islam Dalam Perspektif Syekh al
5 Ahmad Zacky Syafa dan Maftuh Zarnuji (Studi Kitab Ta’lim al Muta’allim), Skripsi,
Ahnan, terjemah, Ta’lim al-Muta’alim, Etika dan UIN Malang, 2006, h. 69. (http: www.goole.com.
Kunci Sukses Belajar Mengajar (Dalam Bidang diakses 03-04-2011)
Ilmu), (Surabaya: Terbit Terang, tt), hlm. ix-x

Jurnal Tarbiyah Darussalam Vol. 3, No. 4, Jan-Jun 2019, h. 33-48 34


Mariani

Islam yang disandang oleh Imam Abu mengatakan bahwa Burhanuddin al-
Hamid al-Ghazali.9 Zarnuji wafat sekitar tahun 615 H/1222
Al-Zarnuji diperkirakan hidup di M, yang diperkirakan hidupnya pada
akhir Abad Keenam Hijriyah. Ada yang masa yang hampir bersamaan dengan
menyebut tahun wafatnya pada 591 H/ Ibnu Bathuthah dan Ibn Khaldun.13
1195 M,10 86 tahun setelah Imam al- Memang dalam hal tahun keberadaan
Ghazali. Sejarah hidupnya tak banyak Burhanuddin al-Zarnuji ini banyak
disebut dalam kitab-kitab. Referensi pendapat yang mengungkapkan bahkan
sejarah rata-rata hanya menyebut dengan tahun yang berbeda.
sejarahnya dengan sangat ringkas. Al- Dalam tulisan akhir-akhir ini yang
Zarnuji dipandang sebagai salah satu membahas al-Zarnuji disebutkan bahwa
pakar pendidikan Islam. Dalam serial tahun kematiannya adalah pada tahun
terbitan min A'lam al-Tarbiyah al- 591 H/593 H/597 H. Akan tetapi
Arabiyah al-Islamiyah, ada sebuah buku pernyataan tersebut tanpa disertai bukti
analisa tentang al-Zarnuji dan Ta’lim al- kuat, ada juga yang menyebutkan
Muta’allim: Burhan al-Din al-Zarnuji wa bahwa al-Zarnuji hidup di abad ke 6 H,
Kitabuh Ta’lim al-Muta’allim. Buku ini tanpa menyebutkan secara jelas tahun
disusun oleh Sayyid Ahmad Utsman. berapa. Di kalangan para ulama belum
Tapi, sayangnya buku ini sulit sekali ada kepastian mengenai tanggal
ditemukan di toko-toko buku kelahirannya. Adapun mengenai
11
Indonesia. kewafatannya, setidaknya ada dua
Menurut al-Qurasyi, al-Zarnuji pendapat yang dikemukakan di sini.
adalah seorang pendidik abad ke-13, Pertama, pendapat yang mengatakan
sedangkan G. E. Von Grunebaum dan bahwa al-Zarnuji wafat pada tahun 591
Theodora M. Abel mengatakan bahwa ia H/1195 M. Pendapat yang kedua,
seorang ulama yang hidup menjelang mengatakan bahwa ia wafat tahun 840
akhir abad ke-12 dan permulaan abad H/1243 M. Sementara itu ada pula yang
ke-13. Penunjukan tahun ini hampir mengatakan bahwa al-Zarnuji hidup
sama dengan perkiraan Marwan semasa dengan Rida ad-Din an-
Qabbani. Sedangkan Ahlward Nasaiburi yang hidup antara tahun 500-
menyebutkan bahwa Muhammad al- 600 H.14
Kafrawi menempatkan ia dalam
generasi ke-12 dari ulama Hanafiyyah C. Riwayat Pendidikan
yang diperkirakan hidup pada sekitar Mengenai riwayat pendidikannya
tahun 620/1223. Terlepas dari dapat diketahui dari keterangan yang
kontroversi penunjukan tahun-tahun dikemukakan oleh para peneliti, seperti
tersebut, yang jelas hampir dapat Djudi yang mengatakan bahwa al-
dipastikan bahwa ia hidup di ujung Zarnuji menuntut ilmu di Bukhara dan
pemerintahan Abbasiyah di Bagdad.12 Samarkand, yaitu kota yang menjadi
Burhanuddin al-Zarnuji wafat pusat kegiatan keilmuan, pengajaran
tahun 571 atau 591 H, bahkan ada satu dan lain-lainnya. Masjid-masjid di kedua
pendapat yang mengatakan bahwa kota tersebut dijadikan sebagai
Burhanuddin al-Zarnuji wafat tahun 600 lembaga-lembaga pendidikan dan
H/ 1203 M. dan ada juga yang majlis-majlis taklim yang diasuh oleh

9 Al-Zarnuji: Loyalis Madzhab Hanafi”, 12 Unun Zumairoh Asr Himsyah, Op. Cit.
Buletin Istinbat, 02 Mei 2004/Shafar 1425. (http: h. 70
www. Sidogiri.com. diakses 03-04-2011). 13 Admin, www.sidogiri.com, Loc. Cit.
10 Abdudin Nata Op. Cit., hlm 103 14 Abuddin Nata, Op. Cit, hlm. 103.
11 Admin, www.Sidogiri.com. Buletin

Istinbat, Edisi Khusus Bulan Shafar 1425. Akses


03-04-2011

Jurnal Tarbiyah Darussalam Vol. 3, No. 4, Jan-Jun 2019, h. 33-48 35


Pemikiran Pendidikan Islam...

beberapa orang guru antara lain seperti Burhanuddin al-Zarnuji. Oleh karena itu,
Burhanuddin al-Marginani, Syamsuddin pada bagian berikut ini akan
abd al-Wajdi Muhammad bin dikernukakan pula situasi pendidikan
Muhammad bin Abd al-Sattar al-Amidi pada zaman di mana al-Zarnuji hidup.
dan lain-lainnya.15 Selain itu,
Burhanuddin al-Zarnuji juga belajar D. Situasi Pendidikan pada Zaman
kepada: al-Zarnuji
1. Ruknuddin al-Firqinani, yakni Sebagaimana yang penulis
salah seorang ahli fiqh, sebutkan terdahulu bahwa dalam
sastrawan dan penyair yang sejarah pendidikan ada lima tahap
wafat pada tahun 594 H./1170 M. pertumbuhan dan perkembangan dalam
2. Rukn al-lslam Muhammad bin bidang pendidikan Islam, yaitu pada
Abi Bakar yang dikenal dengan masa Nabi Muhammad SAW (571 – 632
nama Khawahir Zada, seorang M), Khulafaur Rasyidin (632 – 661 M),
mufti di Bukhara dan ahli dalam Bani Umayyah di Damsyik (661 – 750 M)
bidang fiqh, sastra dan syair kekuasaan Abbasiyah di Baghdad (750
yang wafat tahun 573 H./1170 M. – 1250 M), Pada masa jatuhnya
3. Fakhruddin Adli Khan Al kekuasaan Kholifah di Baghdad (1250 -
Quzjandi, ahli fiqih, bermazhab sekarang)
Hanafi, wafat 592 H/1196 M. Dari ke lima masa yang
4. Fajhruddin Al Kasyani, yaitu Abu disebutkan di atas, al-Zarnuji hidup
Bakar bin Mas’ud Al Kasyani ahli sekitar akhir abad ke- 12 dan awal abad
fiqih bermazhab Hanafi, wafat ke- 13 (591 – 640 H / 1195 – 1243 M).
587 H/1191 M.16 dari kurun waktu tersebut diketahui
Berdasarkan informasi tersebut, bahwa al-Zarnuji hidup pada masa ke-4
ada kemungkinan bahwa al-Zarnuji dari periode pertumbuhan dan
selain ahli dalam bidang pendidikan dan perkembangan pendidikan Islam yaitu
tasawuf, juga menguasai bidang-bidang antara tahun 750 – 1250 M.17
ilmu lain, seperti sastra, fiqh, ilmu kalam Dalam catatan sejarah periode
dan lain sebagainya. Sekalipun belum ini merupakan zaman keemasan /
diketahui dengan pasti bahwa untuk kejayaan peradaban Islam pada
bidang tasawuf ia memiliki seorang guru umumnya dan pendidikan Islam pada
tasawuf yang masyhur, tetapi dapat khususnya. Hasan langgulung
diperkirakan bahwa dengan memiliki mengatakan bahwa zaman keemasan
pengetahuan yang luas dalam bidang Islam mengenai dua pusat yaitu
fiqh dan ilmu kalam disertai jiwa sastra kerajaan Abbasiyah yang berpusat di
yang halus dan mendalam, seseorang Baghdad dari tahun 750 – 1258 M dan
akan dapat memperoleh akses kerajaan Umayyah di Spanyol yang
(peluang) yang tinggi untuk masuk ke berlangsung kurang lebih delapan abad
dalam dunia tasawuf. dari tahun 711 – 1492 M. Pada masa
Selain karena faktor latar tersebut kebudayaan Islam berkembang
belakang pendidikan sebagaimana pesat yang ditandai dengan munculnya
disebutkan di atas, faktor situasi sosial berbagai lembaga pendidikan melalui
dan perkembangan masyarakat juga tingkat dasar sampai tiingkat tinggi.
sangat mempengaruhi pola pikir Diantara madrasah-madrasah tersebut
seseorang, demikian pula dengan adalah madrasah Nizamiyah yang

15Abuddin Nata, Op. Cit, hlm. 104 17 Hasan Langgulung, Manusia Dan
16Najminnur Hasanatun Nida, Pemikiran Penddidikan: Suatu Analisis Psikologidan
Pendidikan Islam Masa Klasik (Az Zarnuji), Pendidikan, (Jakarta: Pustaka al Husna, 1992),
Makalah, PPs IAIN Antasari, 2010, hlm. 4 hlm 13

Jurnal Tarbiyah Darussalam Vol. 3, No. 4, Jan-Jun 2019, h. 33-48 36


Mariani

didirikan oleh Nizam al Muluk (457 H – mereka. Dalam hal ini dijelaskan oleh al-
106 M ), madrasah An Nuriyah al Kubra Zarnuji dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim
yang didirikan oleh Nuruddin Mahmud Tariq al-Ta’allum sebagai berikut:
Zanki pada tahun 563 H / 1167 M.
sekolah yang disebut terakhir ini ‫فلما رأيت كثريا من طالب العلم ىف‬
‫زماننا جيدون اىل العلم وال يصلون او‬
dilengkapi dengan fasilitas yang
memadai.18
Disamping madrasah-madrasah
di atas masih banyak lagi lembaga- ‫من منافعه و مثراته وهي العمل به و‬
lembaga pendidikan yang tumbuh
berkembang pesat pada zaman al- ‫النشر َيرمون ملا أهنم أخطؤا طرائقه‬
Zarnuji hidup. Memperhatikan informasi
diatas dapat kita ketahui bahwa al- ‫وتركوا شرائطه وكل من أخطأالطريق‬
Zarnuji hidup pada zman keemasan
yakni pada masa ilmu pengetahuan dan ‫ضل وال ينال املقصود قل او جل‬
kebudayaan tengah mencapai puncak
kejayaan dan keemasannya.
Kondisi pertumbuhan dan
‫اردت وأحببت ان أبني هلم طريق‬
perkembangan tersebut diatas amat
menguntungkan bagi pembentukan al-
‫التعلم على ما رأيت ىف الكتب‬
Zarnuji sebagai seorang ilmuan atau
ulamayang luas pengetahuannya, atas ‫ومسعت من اساتيذى اوىل العلم و‬
‫اْلكم رجاء الدعاءىل من الراغبني‬
dasar inilah tidak mengherankan jika
Hasan Langgulung menilai bahwa al-
Zarnuji termasuk seorang filosof yang
memiliki sistem pemikiran tersendiri dan ‫فيه املخلصني ابلفوز و اخلالص ىف‬
dapat disejajarkan dengan tokoh-tokoh
seperti Ibnu Sina, Al Ghazali dan lain ‫ بعد ما استخرت هللا‬,‫يوم الدين‬
sebagainya.19
‫ ؤمسيته تعليم املتعلم طريق‬.‫تعاىل فيه‬
E. Latar Belakang Penulisan Ta’lim
al Muta’allim Thariqat al Ta’allum ‫التعلم‬
Dalam catatan sejarah, belum
ada kejelasan tahun berapa tepatnya “Maka ketika kami melihat bahwa
kitab Ta’lim al-Muta’allim Tariq al- para santri dewasa ini telah
Ta’allum ini ditulis. Di dalam syarah kitab bersunguh-sungguh dalam
yang ditulis oleh Syekh Ibrahim bin menuntut ilmu, namun belum
Ismail hanya memaparkan tentang latar sampai kepada manfaat dan
belakang penelitian kitab ini. Kitab ini di hasilnya, yakni mengamalkan
tulis oleh al-Zarnuji sebagai wujud dari ilmu tersebut dan
keprihatinannya terhadap keadaaan amehyebarkannya. Keduanya
para penuntut ilmu di masanya. Ia menjadi terhalang, oleh karena
melihat banyak orang yang telah lama mereka telah salah dalam
menuntut ilmu dan mempunyai ilmu menempuh jalan mencari ilmu
banyak akan tetapi tidak dapat dana meninggalkan syarat-
mengamalkannya dalam kehidupan syaratnya. Barangsiapan yang
sehari-hari. Bahkan ilmu tidak salah jalan, maka ia akan
mempunyai arti dalam kehidupan tersesat dan tidak akan

18 Hasan Langgulung, Pendidikan Islam 19 Ibid.


Menghadapi Abad 21, (Jakarta: Pustaka Al
Husna, 1998), hlm. 54

Jurnal Tarbiyah Darussalam Vol. 3, No. 4, Jan-Jun 2019, h. 33-48 37


Pemikiran Pendidikan Islam...

memperoleh apa yang F. Konsep Pendidikan Al-Zarnuji


dimaksudkan, baik maksud itu Kitab Ta’līm aI-Muta’allim karya
sedikti atau banyak. Karena itu, al-Zarnuji diakui sebagai suatu hasil
kami ingin menjelaskan kepada karya yang jenial dan monumental serta
mereka tentang metode keberadaannya sangat diperhitungkan.
menuntut ilmu sesuai dengan Buku Ta`lim al-Muta`allim adalah satu-
apa yang kami baca dari satunya karya al-Zarnuji. Namun bukan
beberapa kitab (literatur) dan apa berarti tidak ada karya beliau yang lain.
yang kami dengar dari beberapa Sebab logikanya seorang alim seperti al-
guru kami yang mempunyai ilmu Zarnuji yang selalu berkecimpung di
dan hikmah. Semuanya kami dunia pendidikan bahkan seluruh
maksudnya agar kami hidupnya ia gunakan untuk pendidikan.
memperoleh doa dari pecinta Di samping itu, guru-guru al-Zarnuji dan
ilmu yang mukhlis. Semoga kami orang-orang seangkatan dengannya
mendapatkan keberuntungan banyak menulis kitab. Jadi menurut
dan keselamatan di hari penulis mungkin saja al-Zarnuji menulis
kemudian, sesudah kami kitab lain dari yang disebutkan tetapi
beristikharah kepada Allah tidak diterbitkan.
Ta’ala dalam penyusunan kitab Kitab tersebut juga banyak
ini”. Selanjutnya kami beri nama dijadikan bahan penetitian dan rujukan
dengan “Ta’limul Muta’allim dalam penulisan-penulisan karya ilmiah,
Thariqat Ta’allumi”.20 terutama dalam bidang pendidikan.
Keistimewaan dari kitab ini terletak pada
Dari uraian di atas, maka jelaslah materi yang dikandungnya. Sekalipun
bahwa pada saat itu al-Zarnuji banyak kecil dan dengan judul yang seakan-
menemui para pelajar yang gagal dalam akan hanya membicarakan tentang
menuntut ilmu, dengan kata lain ilmu metode belajar, narnun sebenarnya isi
yang mereka miliki tidak dapat memberi kitab ini sangat padat, meliputi tujuan
kemanfaatan bagi dirinya sendiri, belajar, prinsip-prinsip belajar, strategi
terlebih kemanfaatannya bagi orang pembelajaran dan lain sebagainya, yang
lain. Hal ini dikarenakan mereka salah kesemuanya bercorak dan
jalan dan meninggalkan syarat-syarat berlandaskan pada satu titik; yaitu
yang menjadi keharusan di dalam moral-religius.
menuntut ilmu. Di antara keharusan Kitab ini dengan popularitasnya
yang harus dipenuhi oleh setiap diduga sebagai satu-satunya karya al-
penuntut ilmu menurut al-Zarnuji adalah Zarnuji yang telah tersebar ke seluruh
keharusan seorang peserta didik untuk penjuru dunia, ia telah di cetak,
mengagungkan dan memuliakan diterjemahkan dan dikaji di berbagai
seorang guru, selektif dalam memilih negara, baik di Timur maupun di Barat.
teman, memiliki niat yang baik karena Khusus di Indonesia, kitab Ta’līm al-
Allah, dan banyak lagi. Muta’allim tersebut dikaji dan dipelajari
hampir di setiap lembaga pendidikan
Islam, terutama di lembaga pendidikan
Islam klasik yang bercorak tradisional
seperti pondok pesantren, dan bahkan
pada pondok modem sekalipun, seperti
Pondok Pesantren Moderen Gontor
misalnya.

20 Ahmad Zacky Syafa dan Maftuh Kunci Sukses Belajar Mengajar (Dalam Bidang
Ahnan, terjemah Ta’limul Muta’allim, Etika dan Ilmu), Loc. Cit.

Jurnal Tarbiyah Darussalam Vol. 3, No. 4, Jan-Jun 2019, h. 33-48 38


Mariani

Konsep al-Zarnuji yang tertuang Dalam Ta’limul Muta’alim


dalam Ta’limul Muta’alim merupakan dipaparkan tiga belas konsep untuk
etika mencari ilmu yang manfaat dan dapat meraih kesuksesan dalam
mardhatillah. Seseorang yang mencari mencari ilmu. Ketiga belas konsep
ilmu dan mendapatkan hasil harus tersebut adalah:
memakai konsep yang dituangkan al- Bab I Keutamaan Ilmu dan Fiqh
Zarnuji dalam Ta’limul Muta’alim. Dalam bab ini
Dalam Ta’limul Muta’alim diterangkan panjang
dipaparkan tiga belas konsep untuk lebar tentang keutamaan
dapat meraih kesuksesan dalam orang yang memiliki ilmu
mencari ilmu. Ketiga belas konsep pengetahuan dibanding
tersebut adalah: orang yang tidak memiliki
‫ يف ماهية العلم و الفقه و فضله‬: ‫األول‬ ilmu. Dalam konteks ke-
Islaman mencari ilmu

‫ يف النية ىف حال التعلم‬: ‫الثاين‬


adalah kewajiban yang
tidak ditawar dimulai dari
buaian sampai liang
‫ يف اختيار العلم واألستاذ و الثبات‬: ‫الثالث‬ lahat. Mencari ilmu wajib
bagi muslim dan
‫ يف تعظيم العلم و أهله‬: ‫الرابع‬ muslimat. Bahkan
dipersilahkan oleh Nabi :
‫ يف اجلد واملواظبة واهلمة‬: ‫اخلامس‬ Carilah ilmu walaupun
dinegeri Cina. Hal ini
‫ يف بداية السبق و قدره و ترتيبه‬: ‫السادس‬ sesuai dengan konteks
pendidikan yang telah
‫ يف التوكل‬: ‫السابع‬ dikonsep oleh UNESCO
bahwa orang hidup harus
‫ يف وقت التحصيل‬: ‫الثامن‬ mencari ilmu (long life
education). Perlu digaris
‫ يف الشفقة و النصيحة‬: ‫التاسع‬ bawahi bahwa dalam bab
ini kewajiban yang paling

‫ يف االستفادة‬: ‫العاشر‬
utama mencari ilmu
adalah ilmu agama.
Kemudian setelah meiliki
‫ يف الورع يف حال التعلم‬: ‫اْلادي عشر‬ ilmu diwajibkan orang
tersebut memahami fiqh
‫ فيما يورث اْلفظ والنسيان‬: ‫الثاين عشر‬ dengan mendalam.
Bab II Niat Ketika Akan Belajar
‫ فيما جيلب الرزق ومايزيد ىف‬: ‫الثالث عشر‬ Dalam bab ini, mencari
ilmu harus diniyati
21
‫العمر و ما ينقص‬ dengan niyat yang baik
sebab dengan niat itu
dapat menghantarkan
pada pencapaian
keberhasilan. Niat yang
sungguh-sungguh dalam
mencari ilmu dan
keridhaan Allah akan
mendapatkan pahala.
21 Burhan al-Din al-Zarnuji, Ta’lim al-

Muta’alim, (Kairo, Maktabah Nahdah, 1986), h. x

Jurnal Tarbiyah Darussalam Vol. 3, No. 4, Jan-Jun 2019, h. 33-48 39


Pemikiran Pendidikan Islam...

Dalam mencari ilmu tidak Bab VI Permulaan, Ukuran dan


diperkenankan dengan Tertib Dalam Belajar
niat dengan ilmu akan Dalam bab ini
mendapatkan harta diterangkan bahwa
banyak. permulaan dalam
Bab III Memilih Ilmu Guru dan mencari ilmu yang lebih
Teman afdhal adalah hari Rabu.
Dalam bab ini Kemudian ukuran dalam
diterangakn bahwa belajar sesuai dengan
memilih ilmu yang utama kadar kemampuan
adalah ilmu agama, yang seseorang dan dalam
didahulukan adalah ilmu belajar harus tertib
tauhid. Dalam memilih artinya harus diulang
guru harus alim, wira’I kembali untuk mengingat
dan lebih tua. pelajaran yang telah
Bab IV Memuliakan Ilmu Beserta diajarkan.
Ahlinya Bab VII Tawakkal
Bab ini menerangkan Dalam bab ini
bahwa memuliakan guru diterangkan bahwa setiap
adalah paling utama pelajar hendaknya selalu
dibanding memuliakan bertawakal selama dalam
yang lain. Sebab dengan mencari ilmu (dalam
gurulah manusia dapat pendidikan). Selama
memahami tentang dalam mencari ilmu
hidup, dapat jangan sering
membedakan antara menyusahkan mengenai
yang hak dan batil. rezeki, hatinya jangan
Memuliakan tidak sampai direpotkan
terbatas pada sang guru memikirkan masalah
namun seluruh rezeki. Dalam belajar
keluarganya wajib harus diimbangi dengan
dimulyakan. tawakal yang kuat.
Bab V. Kesungguhan, Bab VIII Waktu Menghasilkan Ilmu
Ketetapan, dan Cita-cita Dalam bab ini
Yang Tinggi diterangkan bahwa waktu
Bab ini menerangkan menghasilkan ilmu tidak
bahwa orang yang terbatas, yaitu mulai
mencari ilmu itu harus masih dalam ayunan
bersungguh-sungguh dan (bayi) sampai ke liang
kontinyu. Orang yang lahat (kubur), dan waktu
mencari ilmu tidak boleh yang utama untuk belajar
banyak tidur yang adalah waktu sahur
menyebabkan banyak (menjelang subuh), dan
waktu terbuang sia-sia, antara magrib dan Isya’.
dan dianjurkan banyak
waktu malam yang
digunakan belajar. Untuk
memperoleh ilmu yang
berkah harus menjauhi
maksiat.

Jurnal Tarbiyah Darussalam Vol. 3, No. 4, Jan-Jun 2019, h. 33-48 40


Mariani

Bab IX Belas Kasih Dan Nasihat menyebabkan mudah


Dalam bab ini hafal adalah bersungguh-
diterangkan bahwa orang sungguh dalam belajar,
yang berilmu hendaklah rajin, tetap, mengurangi
mempunyai sifat belas makan dan mengerjakan
kasihan kalau sedang salat malam. Adapun
memberi ilmu. Tidak yang menyebabkan
dibolehkan mempunyai mudah lupa adalah
maksud jahat dan iri hati, maksiat, banyak dosa,
sebab sifat itu adalah sifat susah, prihatin
yang membahayakan memikirkan perkara
dan tidak ada dunia, banyak pekerjaan
manfaatnya. Bila kita dan ada sesuatu yang
diolok-olok janganlah melekat dalam hati.
dibalas dengan Bab XIII Sesuatu Yang
kekerasan. Memudahkan Dan
Bab X Mencari Faedah Menyempitkan Rezeki,
Dalam bab ini Memperpanjang Dan
diterangkan bahwa dalam Mengurangi Umur.
mencari ilmu dan Dalam bab ini
mendapatkan faedah diterangkan bahwa sabda
adalah agar dalam setiap Rasulullah “Tidak ada
waktu dan kesempatan yang mampu menolak
selalu membawa alat tulis takdir kecuali doa. Dan
(pulpen dan kertas) untuk tidak ada yang bisa
mencatat segala yang menambah umur, kecuali
didengar, yang berbuat kebaikan. Orang
berhubungan dengan yang rezekinya sial
faedah ilmu. (sempit), disebabkan dia
Bab XI Wira’ (Menjaga diri dari melakukan dosa”.
perkara haram) Kemudian yang
Dalam bab ini menyebabkan kefakiran
diterangkan bahwa adalah tidur telanjang,
sebagian dari wara’ kencing telanjang, makan
adalah menjaga diri dari dalam keadaan junub,
kekenyangan, terlalu makan sambil tidur
banyak tidur, terlalu miring, meremehkan sisa
banyak bicara makanan, membakar kulit
(membicarakan sesuatu bawang merah atau
yang tidak ada bawang putih, menyapu
manfaatnya) dan sedapat rumah dengan
mungkin menjaga jangan mengunnakan gombal,
sampai memakan menyapu rumah pada
makanan pasar, dan waktu malam, menyapu
bahkan menjadi pegawai sampahnya tidak dibuang
pemerintah (PNS). langsung, berjalan atau
Bab XII Sesuatu Yang Dapat lewat didepan orang tua,
Menjadikan Hafal Dan memanggil ayah ibunya
Lupa dengan sebutan
Dalam bab ini namanya, menusuk-
diterangkan bahwa yang nusuk gigi dengan

Jurnal Tarbiyah Darussalam Vol. 3, No. 4, Jan-Jun 2019, h. 33-48 41


Pemikiran Pendidikan Islam...

memakai kayu asal 2. Saran khusus buat


ketemu saja, membasuh pelajar
tangan dengan tanah 3. Kewajiban belajar
atau debu, duduk diatas 1. Jangan duduk
tangga pintu, bersandar terlalu dekat guru
pada tepi pintu, berwudlu 2. Bermusyawarah
ditempat istirahat, 3. Sabar dan tabah
menjahit pakaian pada dalam belajar
waktu sedang diapakai. 4. Mengagungkan ilmu
Kemudian sesuatu yang dan guru
dapat menambah umur 5. Memulyakan kitab
adalah berbuat kebaikan, 6. Menghormati teman
tidak menyakiti hati orang 7. Sikap selalu hormat
lain, memuliakan orang dan khidmat
tua, atau membaca do’a. 8. Jangan memilih ilmu
Wallahau’alamu sendiri
bissawab.22 9. Kontinuitas dan
mengulang pelajaran
Dari 13 fasal tersebut agar lebih
10. Menyantuni diri
mudah memahaminya maka dapat
11. Berdoa
diklasifikasikan menjadi beberapa
23 Adab 12. Mudzakarah,
bagian yakni:
munadharah, dan
1. Difinisi Ilmu
muthaharah
2. Keutamaan Ilmu
13. Bersyukur
3. Syarat-syarat Ilmu
14. Loba’ dan tama’
yang dipilih
15. Lillahita’ala
4. Ilmu yang fardlu
16. Prihatin dan
kifayah dan haram
rendah dimata
dipelajari
manusia
5. Belajar Ilmu akhlak
17. Waro’
6. Kelezatan dan
18. Menghadap qiblat
Ilmu hikmah ilmu
19. Perbuatan adab
7. Mengagungkan Ilmu
dan sunnah
8. Menggal ilmu
20. Niatan baik dan
9. Menggunakan
buruk
seluruh waktu buat
21. Memilih teman
ilmu
22. Menyingkiri akhlak
10. Pembiayaan untuk
tercela
ilmu
1. Kesungguhan hati
11. Pengorbanan harta
demi ilmu 2. Cita-cita luhur
1. Syarat-syarat guru 3. Usaha sekuat
yang dipilih tenaga
Guru Faktor
2. Mengagungkan 4. Sebab-sebab
Pendukung
guru kemalasan
Murid 1. Pantangan ahli ilmu 5. Cara mengurangi
makan
6. Hari mulai belajar

22 Kajian Rutin (Bulanan) Borneo Center 23 Unun Zumairoh Asr Himsyah, Op. Cit.
Kaltim, pada tanggal 12 April 2005 h. 80

Jurnal Tarbiyah Darussalam Vol. 3, No. 4, Jan-Jun 2019, h. 33-48 42


Mariani

7. Pelajaran yang 1. Feodalisme Ulama


didahulukan Penulis yakin hampir setiap
8. Membuat catatan orang yang pernah belajar di pesantren
9. Usaha memahami akrab dengan kitab yang satu ini,
pelajaran masalahnya kitab ini boleh dikatakan
10.Pelaksanaan dijadikan sebagai “buku suci” bagi para
pelajaran keterampilan pelajar pemula yang akan memulai
11.Mengukur tugas belajarnya.
kemampuan diri Kitab ini memuat bagaimana
sendiri seorang pelajar harus belajar dengan
12.Metode menghafal cara-cara yang benar, mulai dari
13.Panik dan bingung persoalan niat, metode belajar dan
14.Sebuah metode bagaimana menghindari dan menjaga
belajar diri untuk tidak menjadi pelupa.
15.Pengaruh rizqi Pembelajarn kitab ini terutama menjadi
16.Pengaruh duniawi bimbingan agar pelajar dapat mencapai
ilmu yang diharapkan yakni ilmu yang
17.Hidup dengan
bermanfaat tidak hanya pada dirinya
prihatin
sendiri tetapi juga bagi masyarakat.
18.Saat-saat belajar
Namun demikian, kitab ini
19.Kasih sayang
disinyalir juga di samping sebagai salah
20.Menghadapi
satu faktor yang cukup urgen dalam
kedengkian
membangun “feodalisme ulama” di
21.Menghadapi kalangan pesantren terutama yang ada
permusuhan di Jawa, juga telah membuat siswa
22.Saat-saat menjadi pasif dan tidak kritis. Oleh
mengambil pelajaran karena itu, tidak mengherankan jika ada
dari para sesepuh sebagian pengkritisi yang menganjurkan
23.Beberapa sebab agar kitab Ta‘lîm al-Muta‘allim dan yang
kuat hafalan sejenisnya untuk tidak lagi diajarkan di
24.Penyebab lupa pesantren. Perlu diketahui bahwa kitab
25.Sarana ekstern ini disusun oleh seorang ulama yang
untuk pelajaran hidup pada sekitar abad ke 12, sudah
26.Pendatang rizqi barang tentu dengan berbagai
27.Menambah usia pertimbangan situasi dan kondisi yang
dihadapinya waktu itu.
Permasalahannya sekarang, apakah
G. Analisis Kitab Ta'lim Muta'allim. kitab itu masih laik untuk diterapkan
Dalam kitab ini, terdapat banyak dalam situasi dan kodisi yang telah
hal yang perlu dicermati dari sisi berbeda dengan situasi dan kondisi
kelemahamnya. Kelemahan tersebut penulisnya.
sebenarnya lebih dikarenakan Kupasan-kupasan teknis-
perputaran zaman yang sedemikian aplikatif al-Zarnuji tentang etika belajar-
cepatnya, sehingga isi dari kitab tersebut mengajar itu kemudian mengesankan
yang berupa tuntunan praktis sudah bahwa Ta’lim masih kental dengan
tidak lagi dapat kita manfaatkan, namun pengaruh budaya lokal. Dalam sebuah
hal yang bersifat teoritis masih layak seminar (sekitar Th. 1999-2000),
untuk kita amalkan pada zaman ini. Ghazali Said pernah mengemukakan
Diantara beberapa hal yang perlu kritiknya terhadap Ta’lim tentang hal ini.
dikritisi dari kitab ini adalah sbb: Ia menyatakan bahwa daerah ma wara’a
al-nahar (lembah sungai

Jurnal Tarbiyah Darussalam Vol. 3, No. 4, Jan-Jun 2019, h. 33-48 43


Pemikiran Pendidikan Islam...

Amudarya/Transoxinia) adalah daerah kehawatiran yang kurang berdasar.


pedalaman yang jauh dari dinamika Karena dengannya Islam menjadi lebih
urban di Baghdad. Budaya Transoxiana berwarna, hingga umat mampu memilah
(tempat di mana al-Zarnuji menyusun mana yang terbaik dan sesuai bagi
kitabnya), kata Ghazali, sangat mereka, sesuai dengan hukum
mempengaruhi pemikiran al-Zarnuji universalitas Islam. Islam benar-benar
dalam Ta’lim. menjadi rahmah lil âlamîn.25
Bentuk-bentuk teknis pendidikan 3. Antara Maksiat Dan Belajar
ala Ta’lim ketika dibawa ke dalam Bisa ditilik dari sikap tidak
wilayah dengan basis budaya berbeda, sukanya al- Zarnuji terhadap ilmu mantiq
maka akan terkesan canggung. Saat dan filsafat mengakibatkan rancunya
itulah, Ta’lim kemudian banyak metode kiyas dalam pengkiyasan antara
dipandang secara “tidak adil” (baca: perihal ma’nawî dengan sesuatu yang
apriori), ditolak dan disudutkan.24 hakîkî. Hal ini dapat di temukan dalam
2. Proteksi Berlebihan nasehatnya bagi seorang murid untuk
Adalah sesuatu yang berlebihan menjauhkan diri dari akhlak yang
bila kita mengikuti anjuran al-Zarnuji tercela, karena akhlak yang tercela
untuk hanya mempelajari ilmu yang bagaikan anjing secara ma'nawî,
ditinggalkan oleh Nabi Saw, para sedangkan Nabi saw pernah bersabda
sahabat, tabiin, serta tabi' tabi’in dengan bahwa malaikat tidak akan masuk dalam
menafikan cabang-cabang ilmu suatu rumah yang didalamnya terdapat
keagamaan yang datang setelahnya, gambar ataupun anjing (dalam hal ini
seakan kita tidak mengakui adanya adalah anjing secara hakîkî), dan ilmu
proses perputaran alam yang telah masuk kedalam otak manusia dengan
menjadi sunnatullah dimana jika kita lantaran malaikat
tidak ikut berjalan maka kita akan Nasihat ini yang kelihatan sepele dan
ditinggalkan. Dari sini bisa dilihat cara amat masyhur ini sangat berefek bagi
berpikir al- Zarnuji dengan keyakinannya seorang yang sedang belajar, karena
bahwa masa-masa terbaik adalah pada menurutnya bagi seorang yang masih
dekade awal Islam, padahal kalau kita merasa sering melakukan maksiat akan
coba benar pahami perjalanan Islam ogah-ogahan dalam belajar. Padahal
selama ini justru akan kita temukan tidak ada hubungan antara maksiat dan
berbagai macam perbaikan yang belajar, keduanya mempunyai wilayah
mengacu pada ilmu-ilmu yang datang sendiri-sendiri, belajar berada dalam
setelahnya, dengan tidak menafikan wilayah metodologi pembelajaran
kerusakan yang diakibatkan. Anjuran al- sedangkan maksiat dalam wilayah
Zarnuji diatas justru bertentangan syariat. Jadi penulis yakinkan bahwa
dengan hadits Nabi Saw, yang dia kutip maksiat tidak akan mempengaruhi
di halaman berikutnya : “Hikmah adalah belajar, kecuali apabila maksiat tersebut
perbendaharaan yang hilang dari orang memberikan akibat pada saat proses
beriman, dimanapun kalian temukan, belajar sedang terjadi, seperti seorang
ambillah”. pelajar yang terbayang kekasihnya
Adapun kehawatiran al-Zarnuji disaat dia sedang belajar.26
tentang menjauhnya umat dari agama,
dan banyaknya pertentangan dalam
pemahaman terhadapnya adalah suatu

24 Unun Zumairoh Asr Himsyah, Op. Cit. kritis-terhadap-kitab-talimul.html.Akses 18-4-


hlm. 70 2011
25 26 Ibid.

http://www.masterfajar.co.cc/2010/02/analisis-

Jurnal Tarbiyah Darussalam Vol. 3, No. 4, Jan-Jun 2019, h. 33-48 44


Mariani

4. Ta’dhîm Dan Barakah dipelajarinya. Baik kalau si murid masih


Terdapat sebuah keterangan berusia muda, lalu kalau sudah dewasa
dalam kitab ini, dimana seorang murid ? Kiranya murid itu sendiri lebih tahu
tidak akan mendapatkan ilmu serta akan tabiat dirinya untuk mengambil apa
manfaat dari apa yang telah dikajinya yang sebaiknya dipelajari.
kecuali jika selalu dibarengi dengan rasa Dari membaca pemahaman
hormat terhadap ilmu yang sedang konsep al-Zarnuji terhadap hubungan
dikaji, juga guru yang telah timbal balik antara guru dan murid dapat
mengajarnya. Bahkan dibumbui anjuran dilihat sangat sesuai dengan konsep-
yang bersifat mitos bagi seorang yang konsep sebagian Sufi, yang
menginginkan keturunannya menjadi mendudukkan murid seakan mayit
seorang ‘âlim, untuk menghormati dihadapan guru dan sangatlah tidak
ulama dengan berbagai jalan mengherankan jikalau alasan-alasan
diantaranya dengan memberikan yang sering di kemukakan lebih diwarnai
sesuatu hal yang bermanfaat bagi para oleh mitos-mitos karena memang
ulama. Anjuran tersebut memang tidak secara jujur harus kita akui bahwa
ada salahnya, hanya saja dalam metode menjamurnya mitos-mitos sangat
penyampaiannya sangat banyak berkembang di dunia sufistik,
membahayakan bagi para pembaca, dengan tidak menafikan tasawwuf yang
karena disitu terdapat logis.
pencampuradukan antara mitologi dan Suatu hal yang terkadang
moralitas. Bagaimanakah seseorang menjadi kesalahpahaman diantara para
dengan menghormat guru bisa pelajar dalam memahami suatu istilah
mendapatkan ilmu yang bermanfaat ?. disebabkan kerangka pemahaman yang
Bermanfaat atau tidaknya suatu ilmu itu di paparkan dalam kitab al-Zarnuji ini,
bergantung kepada si murid itu sendiri, adalah berubahnya nilai horizontal
bisa memanfaatkan ilmunya ataukah menjadi sesuatu yang bersifat vertikal di
tidak. Walaupun menghormati guru dalam pemahaman terhadap konsep
wajib secara moral. barakah seorang guru, peristiwa
Sebagaimana tersirat dalam teks manusiawi menjadi perihal yang seakan
kitab ini, posisi guru seakan adalah metafisis, keadaan rasional menjadi
penentu utama bagi keberlangsungan tidak rasional lagi, barakah guru seakan
pembelajaran si murid dan masa sesuatu yang lebih besar daripada
depannya, mengusung sistem belajar proses belajar itu sendiri, hingga
siswa pasif (sebagai ungkapan sulitnya terkadang proses belajar di nafikan demi
terjadi keaktifan murid) karena guru mengejar sesuatu yang bernama
adalah penentu utama, semua kembali "Barakah".
kepada guru, menentang berarti Barakah telah berubah dari
berhadapan dengan kuwalat (lawan makna aslinya, menjadi suatu mitos
ekstrim dari barakah). yang menyesatkan, bagaimanakah
Walhasil konsep yang mungkin dengan mengabdi kepada guru
dipaparkan oleh al-Zarnuji terlihat demi mengharap barakah ilmunya,
sangat tidak adil (baca: seimbang) tanpa sedikitpun diajar ilmu nahwu dapat
karena terkesan lebih sangat menjadi seorang yang ahli dalam bidang
mengunggulkan hak guru dalam nahwu ? Omong kosong yang sama
mengatur murid hingga pada hal-hal sekali tidak rasional.27
yang sangat spesifik, seperti sikap
pasrah seorang murid untuk
menentukan apa yang seharusnya

27 Ibid

Jurnal Tarbiyah Darussalam Vol. 3, No. 4, Jan-Jun 2019, h. 33-48 45


Pemikiran Pendidikan Islam...

5. Menjamurnya khurofat bahas pada bab sebelumnya bahwa


Lebih dari itu, berlepas dari baik cukup banyak yang masih relevan dan
buruknya keterangan yang disuguhkan baik untuk diajarkan dan ditanamkan
oleh al-Zarnuji seringkali mengandung sejak dini.
hal-hal yang berbau khurafat. Ini Bahkan telah penulis jelaska
merupakan salah satu prioritas sebelumnya bahwa pada metodologi
perjuangan Muhammadiyah yang pendidikan macam apapun, ekses pasti
memang sejak lahirnya bertujuan ada. Ekses yang seringkali dimuculkan
memberantas penyakit yang berbahaya untuk menyudutkan Ta’lim adalah aspek
ini. Diantara khurofat tersebut adalah kepatuhan pada guru yang hampir
keterangannya tentang perkara yang mematikan dinamika. Meskipun, al-
bisa mengakibatkan kefakiran, yakni Zarnuji sendiri tidak pernah
tidur dan buang air dalam keadaan menganjurkan murid “mengiyakan”
telanjang, makan disaat junub, menyapu kesalahan guru. Dan, “kematian
rumah waktu malam, berjalan di depan dinamika” itu sendiri masih perlu
orang yang sudah tua, menyebut kedua diselidiki kembali: adakah dan kalau ada
orang tua langsung namanya, dan masih pengaruh dari apa? Karena pada
banyak lagi hal-hal yang tidak ada dasarnya pendidikan yang berhasil
hubungannya dengan masalah kaya bukanlah diciptakan oleh sekolah dan
dan miskin dalam arti secara langsung.28 pesantren saja, akan tetapi dukungan
dari semua pihak orang tua dan guru
H. Kesimpulan sebagai teladan dan lingkungan sebagai
Sebagai penutup penulis dapat pengaruh pergaulan terbesar dalam
memberi catatan bahwa sebenarnya hidup seorang anak. Dan hal ini
kitab Ta‘lîm al-Muta‘allim karya al- memang sangat sulit sekali karena
Zarnuji, merupakan buku yang relatif memang semua orang bisa memberikan
bagus dalam persoalan bimbingan mauidlatul hasanah namun hanya
belajar. Penulis melihat buku tersebut orang-orang pilihan yang mampu
seperti buku-buku psikologi dan menjadi uswatun hasanah.
bimbingan belajar. Hanya saja
mempelajari kitab tersebut harus disertai
dengan pemahaman yang dalam,
karena belum tentu apa yang
dikonsepsikan oleh al-Zarnuji dapat pula
diterapkan pada saat ini. Seperti yang
penulis sebutkan pada bab sebelumnya
bahwasanya pada faktor pendukung
ada beberapa yang tidak dapat
diterapkan saat ini, contohlah membaca
tulisan pada nisan menyebabkan mudah
lupa, menyapu di malam hari dapat
menghambat rizqi.Hal-hal di atas sudah
tidak bisa lagi diterapkan karena sudah
dipandang tidak logis.
Karya besar ini sebenarnya
dapat dan sangat bisa diterapkan kearah
luar pesantren baik itu madrasah atau
sekolah-sekolah umum. Karena bisa
diketahui dari analisis yang telah penulis

28 Ibid.

Jurnal Tarbiyah Darussalam Vol. 3, No. 4, Jan-Jun 2019, h. 33-48 46


Mariani

DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh


Pendidikan Islam Seri Kajian
Filsafat Pendididikan Islam.
Jakarta, Raja Garfindo Persada,
2003.

Admin, www.Sidogiri.com. Buletin


Istinbat, Edisi Khusus Bulan
Shafar 1425. Akses 03-04-2011.

Al-Zarnuji: Loyalis Madzhab Hanafi”,


Buletin Istinbat, 02 Mei
2004/Shafar 1425. (http: www.
Sidogiri.com. diakses 03-04-
2011)

Ahmad Zacky Syafa dan Muftah Ahnan,


Terjemah Ta’limul Muta’allim,
Etika dan Kunci Sukses Belajar
Mengajar (Dalam Bidang Ilmu).
Surabaya, Terbit Terang, tt.

Burhan al-Din al-Zarnuji, Ta’lim al-


Muta’alim. Kairo, Maktabah
Nahdah, 1986.

Hasan Langgulung, Manusia Dan


Penddidikan: Suatu Analisis
Psikologidan Pendidikan.
Jakarta, Pustaka al Husna, 1992.

________________, Pendidikan Islam


Menghadapi Abad 21. Jakarta,
Pustaka Al Husna, 1998.

http://www.masterfajar.co.cc/2010/02/a
nalisis-kritis-terhadap-kitab-
talimul.html.Akses 18-4-2011.

Kajian Rutin (Bulanan) Borneo Center


Kaltim, pada tanggal 12 April
2005

Jurnal Tarbiyah Darussalam Vol. 3, No. 4, Jan-Jun 2019, h. 33-48 47


Pemikiran Pendidikan Islam...

MN. Ary B, Uraian Terhadap Buku Ta’lim


al-Muta’aliim (http:
www.altavista.com. diakses 03-
04-2011).

Muhammad Khair Fatimah, Etika Muslim


Sehari-hari. Jakarta, Pustaka al-
Kautsar, 2002.

Najminnur Hasanatun Nida, Pemikiran


Pendidikan Islam Masa Klasik
(Az Zarnuji), Makalah, PPs IAIN
Antasari, 2010.

Unun Zumairoh Asr Himsyah, Konsep


Pendidikan Islam Dalam
Perspektif Syekh al Zarnuji (Studi
Kitab Ta’lim al Muta’allim),
Skripsi, UIN Malang, 2006, h. 69.
(http: www.google.com. diakses
03-04-2011).

Jurnal Tarbiyah Darussalam Vol. 3, No. 4, Jan-Jun 2019, h. 33-48 48


KETENTUAN PEMUATAN NASKAH

Penyunting Jurnal TARBIYAH DARUSSALAM menerima sumbangan naskah/tulisan


ilmiah dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Artikel hendaknya merupakan hasil penelitian atau hasil pemikiran/telaahan
dibidang Kependidikan dan Keagamaan
2. Artikel ditulis dengan bahasa Indonesia, bahasa Arab atau bahasa Inggris ditetik
komputer pada program Microsoft Word dan dicetak pada kertas kuarto 2 spasi
sebanyak 2 (dua) rangkap.
3. Artikel hasil penelitian harus memuat:
a. Judul
b. Nama Penulis
c. Biodata singkat penulis dan “indentitas artikel: jika ada (misalnya: diangkat
dari hasil tesis, disertasi, dll.) dicantumkan sebagai catatan kaki pada halaman
pertama naskah.
d. Abstrak (minimal 50 kata dan maksimal 75 kata)
e. Kata-kata kunci (minimal 3 kata dan maksimal 5 kata)
f. Pendahuluan
g. Metode penelitian
h. Hasil/temuan
i. Pembahasan/analisis
j. Penutup (berisi kesimpulan dan saran)
k. Daftar rujukan (berisi pustaka yang dirujuk dalam uraian saja)
4. Artikel hasil pemikiran/telaahan harus memuat:
a. Judul
b. Nama penulis
c. Biodata singkat penulis dan “identitas artikel” jika ada (misalnya: diangkat dari
hasil tesis, disertasi, dll.) dicantumkan sebagai catatan kaki pada halaman
pertama naskah
d. Abstrak (minila 50 kata dan maksimal 75 kata)
e. Kata-kata kunci (minimal 3 kata dan maksimal 5 kata)
f. Pendahuluan (tanpa subjudul)
g. Subjudul
Subjudul
Subjudul
h. Penutup (berisi kesimpulan dan saran)
i. Daftar rujukan (berisi pustaka yagn dirujuk dalam uraian saja)
5. Penyunting berhak mengubah tulisan dan format redaksional sepanjang tidak
mengurangi isi yang dikandung
6. Naskah yang dikirim harus disertai disket, dikirim ke tata usaha paling lambat 1
(satu) bulan sebelum penerbitan.

Anda mungkin juga menyukai