Anda di halaman 1dari 13

WAWASAN AL-QUR´AN TENTANG PENDIDIKAN ORANG DEWASA

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok

Mata kuliah : Tafsir Tarbawi

Dosen Pengampu : Dr. Charles Rangkuti, M.Pd.I

DiSUSUN OLEH :

KELOMPOK 14

Salsabila Kesuma Haidi (2210110032)

Nur Inayyah (2210110030)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI

TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qurán mempunyai sekian banyak fungsi, diantaranya adalah menjadi bukti
kebenaranNabi Muhammad SAW. Walaupun Al-Qur’an menjadi bukti kebenaran
Nabi Muhammad, tetapi fungsi utamanya adalah menjadi petunjuk untuk seluruh
umat manusia. Yang memberi isyarat tentang ilmu pengetahuan dan bahkan
teknologi.1
Sebagai petunjuk Ilahi, Al-Qurán telah meletakkan dasar-dasar pendidikan
mulai dari generasi kanak-kanak muslim sampai usia dewasa. Hal ini tercermin dari
turunnya wahyu pertama yang terdapat dalam Qs. al-Álaq (96): 1-5:

)٥( ‫) َع َّلَم ٱِإۡل نَٰس َن َم ا َلۡم َيۡع َلۡم‬٤( ‫) ٱَّلِذ ي َع َّلَم ِبٱۡل َقَلِم‬٣( ‫) ٱۡق َر ۡأ َو َر ُّبَك ٱَأۡلۡك َر ُم‬٢(‫) َخ َلَق ٱِإۡل نَٰس َن ِم ۡن َع َلٍق‬١(‫ٱۡق َر ۡأ ِبٱۡس ِم َر ِّبَك ٱَّلِذ ي َخ َلَق‬

Artinya: “Bacalah dengan [menyebut] nama Tuhanmu Yang menciptakan,(1)


Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.(2) Bacalah, dan Tuhanmulah
Yang Maha Pemurah,(3) Yang mengajar [manusia] dengan perantaraan kalam.(4)
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (5)”.2

Sebagai pendidik orang-orang dewasa, Rasulullah SAW melaksanakan taklim


(pembelajaran) dan pengajian-pengajian keislaman,3taklim yang pada mulanya
berorientasi menanamkan ketauhit-an yang berbarengan menggunakan misi dakwah
Islamiyah. Inti kurikulumnya terpusat di Al-Qurán dan dasar-dasar pengetahuan.
Oleh karena itu pendidikan sebagai sebuah proses pengembangan potensi
setiap anak didik harus dikembangkan kembali. Tujuan utamanya adalah untuk
membantu mereka dalam melengkapi kemampuannya dalam segala hal demi
tercapainya keinginan yang menjadi obsesi dan cita-cita anak didik sesuai dengan
ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah. Proses pembelajaran Al-Qur´an pada usia dewasa
pun tidaklah sama dengan pembelajaran Al-Qur´an pada anak-anak atau remaja.

1
M. Deni Hidayatulloh, Makna Umum Al-Qur’an dan Kedudukannya sebagai Sumber Ilmu
Pengetahuan, Jurnal Studi Keagamaan Islam, Vol. 01, No. 01 (Bandung: Pasca Sarjana UIN Sunan Gunung
Djati, 2023), h. 19.
2
Misalnya QS. Al-Álaq (96): 1-5.
3
Yesi Arikarani, Peran Majelis Taklim Sebagai Pendidikan Alternatif dalam Merevitalisasi
Pengetahuan Agama, (Studi Kasus di Majelis Ta'lim Al-Amanah) Desa Lubuk Ngin Kecamatan Selangit
Kabupaten Musi Rawas), Vol. 12, No. 1, (El-Ghiroh : Jurnal Studi Keislaman,2017), h. 68-88.

2
Proses pembelajaran orang dewasa ialah hal yang unik serta spesifik dan bersifat
individual. Setiap individu dewasa mempunyai kiat dan taktik sendiri buat mengkaji
dan menemukan pemecahan problem yang dihadapi pada pembelajaran tersebut.
Melalui kajian neurosains serta melalui pengamatan proses psikologi perkembangan
pada usia dewasa secara diperlukan hal itu dapat memperbaiki dan menyempurnakan
cara pada proses pembelajaran Al-Qur´an yang dilaksanakan pada usia dewasa supaya
menjadi lebih efektif.4
Pada usia dewasa pembelajaran yang berlangsung cenderung mengalami
penurunan semangat, berkurangnya imunitas tubuh pada orang dewasa, yang mana hal
tersebut dalam ilmu kedokteran dikenal dengan istilah imunitas atau kekebalan tubuh.
Sistem kekebalan tubuh tersebut langsung bergerak tanpa menunggu perintah dari
otak. Dengan pendidikan di Barat juga telah menghasilan berbagai teori belajar
berbasis otak, seperti: accelerated learning, brainbased learning, quantum learning,
quantum teaching, contectual teaching and learning, dan lain sebagainya.5Penelitian
yang mengkaji pembelajaran Al-Qur'an pada orang dewasa sesuai perkembangan
otak6dan neurosains sangat krusial untuk mewujudkan pendidikan Islam jangka
panjang atau "life long education". Dengan memahami bagaimana otak bekerja dan
beradaptasi pada usia dewasa, pembelajaran Al-Qur'an bisa disesuaikan dengan
kemampuan otak pada tahap perkembangan yang relevan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja hakikat orang dewasa dalam pandangan Al-Qurán?
2. Apa saja metode mendidik orang dewasa dalam Al-Qurán?
3. Materi-materi apa saja dalam pendidikan orang dewasa dalam Al-Qurán?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengidentifikasi dan menggali pedoman yang diberikan oleh Al-Qur'an
terkait dengan pendidikan orang dewasa, baik secara langsung maupun melalui
implikasi dan konteks yang relevan.

4
Muhammad Al Farabi, Pendidikan Orang Dewasa dalam Al Qur‟an. (Jakarta: KENCANA, 2018),
Cetakan 1, h. 28.
5
Iqbal Arrahman, Neviyarni, Herman Nirwana, Studi Literatur:Teori Belajar Populer(Pendidikan
KarakterCerdas, Quantum Learning, Accelerated Learning, ActiveLearning, Hypno Teaching),Vol. 1, No. 02
(Padang: Jurnal Literasi Pendidikan, 2023), h. 379-382.
6
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur‟an untuk pelajaran maka adakah orang yang
mengambil pelajaran?” (QS Al Qamar: 17).

3
2. Memahami Perspektif Islam, Al-Qur'an sebagai sumber utama dalam Islam dapat
memberikan wawasan yang berharga tentang pendekatan, nilai-nilai, dan prinsip-
prinsip yang terkait dengan pendidikan orang dewasa.
3. Penulisan ini diharapkan dapat merangsang diskusi, refleksi, dan penelitian lebih
lanjut tentang pendidikan orang dewasa dalam perspektif Islam.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Orang Dewasa Dalam Pandangan Al-Qur´an


Ilmu yang wajib dicari ialah setiap ilmu yang bermanfaat dalam segala urusan
dunia dan akhirat, yang bisa menciptakan individu dan masyarakat 7 serta bermanfaat
bagi kemanusiaan. Selain itu belajar juga merupakan suatu aktivitas hubungan antar
individu dengan lingkungannya yang bertujuan untuk mengadakan perubahan dalam
diri seseorang mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan sebagainya yang bersifat konstan.8
Al-Qur’an juga menyampaikan langkah-langkah untuk suatu penyempurnaan,
pembangunan hati serta pikiran secara terus-menerus beserta langkah-langkah
pelatihannya baik mental juga pikiran bahkan secara fisik. Pada dasarnya, isi Al-
Qur’an ialah tuntutan pembangunan alam pikiran atau dinamakan Iman. Petunjuk
pelaksanaannya dianggap Islam serta langkah penyempurnaannya merupakan Ihsan.
Begitu juga dengan Allah SWT membentuk makhluk-Nya, dia membekalinya dengan
buku panduan, yang kita sebut dengan Al-Qur’an. Buku panduan tersebut tidak akan
ada artinya bila kita tidak baca, tidak kita pahami, sera tidak kita ikuti. Bila buku itu
lenyap, mereka akan kehilangan arah tujuan. Seharusnya, kesadaran seperti ini juga
tertanam pada jiwa kita, karena tanpa Al-Qur’an kita pasti tersesat. 9Sebagian ulama
menjelaskan bahwa penamaan kitab ini dengan nama Qur’an diantara kitab-kitab
Allah SWT., itu karena kitab ini mencakup inti dari kitab-kitab-Nya, bahkan
mencakup inti dari semua ilmu.10

(٨٩) ... ‫َو َنَّز ۡل َنا َع َلۡي َك ٱۡل ِكَتٰـَب ِتۡب َيٰـ ً۬ن ا ِّلُك ِّل َش ۡى ٍ۬ء‬...

Artinya: “ …Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab [Al Qur’an] untuk menjelaskan
segala sesuatu…”(QS An-Nahl/16: 89)

7
Afifuddin Afifuddin, Ismail Ishak, Landasan Filosofis Pendidikan Islam: Konstruksi Tipologis
Pendidikan Islam di Era Modern, Vol. 04, No. 02 (Makassar: Journal of Islamic Education and Teacher Training,
2022), h. 126.
8
Dante Rio Sebastian, Pengaruh Persepsi Siswa Atas Lingkungan dan Kebiasaan Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Matematika,Vol. 03, No. 2 (Jakarta: Jurnal Inovasi Penelitian, 2022), h. 5057.
9
Muhammad Al Farabi, Pendidikan Orang Dewasa dalam Al Qur‟an, …, h. 35.
10
Nafiza Fadia Anwar, Kriteria Pemimpin dalam Al-Qur’an (Analisis Tafsir As Sya’rawi dalam Surah
As Saff ayat 2-3 dan Surah Al-Baqarah Ayat 124 dalam Kitab Tafsir As Sya’Rawi), Vol. 03, No.03 (Medan:
Pendidikan dan Dakwah, 2023),h. 555.

5
Oleh karena itu, orang dewasa membutuhkan model pendidikan yang berbeda
dengan pendidikan anak-anak.11Sedangkan dari sisi peran sosial, kedewasaan dapat
ditinjau dari kesiapannya dalam menerima tanggung jawab, mengerjakan serta
merampungkan tugas-tugas eksklusif serta sosialnya terutama untuk memenuhi
kebutuhan belajarnya.12Telaah historis pendidikan Islam menunjukkan bahwa secara
faktual pendidikan orang dewasa telah berlangsung sejak zaman Rasul Allah saw.
Fakta ini mengacu pada adanya diferensiasi terminology antara Kibar al-Sahabat
yang merepresentasikan Sahabat yang telah dewasa dan Sighar al-Sahabat yang
merepresentasikan Sahabat masih kecil ketika Rasul Allah saw. masih hidup di
tengah-tengah mereka. Contoh pendidikan orang dewasa dalam Al-Qur’an adalah
kisah Nabi Musa a.s. dan Nabi Khidr a.s. dijelaskan dalam Qs. Al- Kahfi (18): 60-63:
Artinya: “Aku tidak akan berhenti [berjalan] sebelum sampai ke pertemuan dua buah
lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun. (60) Maka tatkala mereka
sampai ke pertemuan dua buah laut itu, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu
melompat mengambil jalannya ke laut itu. (61) Maka tatkala mereka berjalan lebih
jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: "Bawalah ke mari makanan kita;
sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini". (62) Muridnya
menjawab: "Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka
sesungguhnya aku lupa [menceritakan tentang] ikan itu dan tidak adalah yang
melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil
jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali. (63)”13

B. Metode Mendidik Orang Dewasa Dalam Al-Qur’an


Dalam buku karya Jamal Ma’mur Asmani yang berjudul “7 Aplikasi PAKEM”
yang mengutip Wijaya Kusumah, “Metode merupakan cara yang digunakan oleh
pengajar dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar 14 di kelas, menjadi upaya
buat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 15Di dalam Al-Quran juga
ada cara menekankan metode mendidik orang dewasa antara lain:

11
Sunhaji, Konsep Pendidikan Orang Dewasa, Vol. 01, Nol. 01 (Purwokerto: Jurnal Kependidikan,
2013), h. 5.
12
Ilham Farid, Reka Yulianti, Amin Hasan, Tatu Hilaiyah, Strategi Pembelajaran Diferensiasi dalam
Memenuhi Kebutuhan Belajar Peserta Didik di Sekolah Dasar,Vol. 04, No. 06 (Serang-Banten: Jurnal
Pendidikan dan Konseling, 2022), h. 11179.
13
Misalnya QS. al-Kahfi (18): 60-82; QS. al-A‘raf (7): 60-137; dan lain-lain.
14
Hasbullah, Juhji, Ali Maksum, Srategi Belajar Mengajar dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam, Vol. 03, No. 01 (Banten: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2019), h.19.
15
Yeni Asmara, Dina Sri Nindianti, Urgensi Manajemen Kelas untuk Mencapai Tujuan Pembelajaran,
Vol. 01, No. 01 (Lubuklinggau-Palembang: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Kajian Sejarah, 2019), h. 14.

6
1. Metode orientasi
Orientasi mendidik orang dewasa diarahkan pada upaya mewujudkan
kepribadian istiqamah dalam memelihara kehormatan diri (Qs. An-Nur (24): 30-31).
Hal ini relevan dengan orientasi mendidik karakter di forum-forum pendidikan Islam
dewasa ini.16Pendidikan karakter17 merupakan mendidik akhlak yang melibatkan
aspek pengetahuan (kognitif), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Model
mendidik ini berpijak dari karakter dasar manusia yang bersumber dari nilai moral
universal (bersifat absolut) yang berasal dari agama (the golden rule).18

2. Metode mendidik menggunakan “model pembelajaran kooperatif”


Mendidik orang dewasa yang ditawarkan Al-Qur´an juga memiliki relevansi
dengan ‘model pembelajaran kooperatif’. Pembelajaran kooperatif juga dapat
digunakan untuk meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial, memudahkan
peserta didik melakukan penyesuaian sosial, menghilangkan sifat mementingkan diri
sendiri atau egois, meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama, meningkatkan
kemampuan memandang duduk perkara dan situasi dari berbagai perspektif,
meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik, dan
meningkatkan kegemaran bergaul tanpa memandang perbedaan.

3. Metode brainstorming (curah pendapat)


Di dalam Al-Qur’an juga memberikan sejumlah metode untuk berbagai
pengalaman antara pendidik dan peserta didik dewasa. Al-Qur’an memberikan
petunjuk bahwa pengalaman yang telah dimiliki pembelajar dewasa dapat memberi
kontribusi dan kritik dalam Ilmu dan hikmah yang ada di mana saja dan bisa diperoleh
melalui siapa saja. Metode brainstorming (curah pendapat) dilakukan dengan
mengumpulkan sejumlah besar pengalaman atau gagasan dari sekelompok orang
dalam waktu singkat. Kegiatan curah pendapat 19 sangat berguna untuk
16
Bahru Rozi, Akhlak Tasawuf Sebagai Alternatif Dalam Memecahkan Problematika Masyarakat
Modern, Vol. 07, No. 02 (Pasuruan: Jurnal Pendidikan Islam, 2017), h. 52.
17
Heri Supranoto, Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa Dalam Pembelajaran SMA, Vol. 03, No.
01 (Lampung: Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi, 2015), h. 37.
18
Syaiful Anwar, Peran Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Karakter Bangsa, Vol. 07, No.
02 (Lampung: Jurnal Pendidikan Islam, 2016), h. 159.
19
Taufik Hidayat, Penerapan Model Pembelajaran Curah Pendapat Pada Perkuliahan Menulis
Karangan Argumentatif, Vol. 02, No. 01 (Ciamis: Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia serta
Pembelajarannya, 2018), h. 26.

7
membangkitkan semangat belajar dan suasana menyenangkan ke dalam kegiata
kelompok, serta mengembangakan ide kreatif masing-masing peserta didik.

4. Metode studi kasus


Selain brainstorming, metode pembelajaran dewasa ini yang relevan
menggunakan konsep belajar melalui pengalaman dalam Al-Qur’an ialah metode
studi perkara. Dalam penerapannya, metode studi kasus memiliki beberapa manfaat
antara lain: (1) peserta didik terlibat secara aktif; (2) peserta didik mengembangkan
apa yang telah diketahuinya lewat pengalamannya; (3) mengembangkan
pengembangan kemampuan berpikir kritis; dan (4) mengembangkan kepandaian
berpikir tingkat tinggi. Serta lebih termotivasi jika mereka berpartisipasi aktif dalam 20
aktivitas belajar dan mengajar temannya dengan menjelaskan tentang apa yang
mereka lakukan.

5. Metode penelitian (riset)


Belajar bagi orang dewasa bagaimana cara mengarahkan diri sendiri untuk
bertanya dan mencari jawabannya.21Maka dari itu Al-Qur´an menekankan pentingnya
keterlibatan peserta didik dalam melakukan penelitian (riset) terhadap objek-objek
alam semesta, dengan tujuan membangkitkan kreativitas pembelajaran dewasa agar
terlibat langsung untuk berhadapan dengan objek pembelajaran. perubahan tingkah
laku yang relatife menetap ke arah yang lebih baik dari sebelumnya sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. 22Dan
juga menyangkut perihal keluarga, agama, ekonomi, masyarakat, dan sebagainya.23
Dari metode–metode di atas lebih menunjuk ke suatu pendekatan holistik
dalam mendidik orang dewasa. Metode-metode tersebut tidak hanya melibatkan aspek
kognitif dalam pembelajaran, tetapi juga aspek emosional, sosial, dan spiritual. Semua
ini mencakup pembelajaran kolaboratif, penerapan nilai-nilai moral, pengembangan
karakter, dan pengalaman belajar melalui interaksi menggunakan lingkungan dan
orang lain. Oleh sebab itu, metode-metode tersebut berusaha untuk mengembangkan

20
Nurul Retno Nurwulan, Pengenalan Metode Pembelajaran STEAM Kepada Para Siswa Tingkat
Sekolah Dasar Kelas 1 Sampai 3, Vol. 01, No. 03 (Madaniya, 2020), h. 141.
21
Daryanto, Pendidikan Orang Dewasa (Yogyakarta: Gaya Media, 2017), h. 21.
22
Netriwati, “Analisis Kemampuan Mahasiswa Dalam Pemecahan Masalah Matematis Menurut Teori
Polya,” Al-Jabar : Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 7, no. 2 (2016), h. 183.
23
Zakiah Daradjat, Pendidikan Orang Dewasa (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), h. 15.

8
individu secara menyeluruh, tidak hanya pada hal pengetahuan dan keterampilan,
tetapi juga dalam hal sikap, nilai, dan spiritualitas.

C. Materi-Materi Pendidikan Orang Dewasa Dalam Al-Qur´an


Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu pengetahuan adalah salah satu dari
banyak kewajiban seorang Muslim. Seorang Rasul utusan Allah Swt. yang mengataka
bahwa: “Menuntut ilmu pengetahuan ialah menjadi kewajiban bagi seluruh umat
Islam dan Muslimat”.24Hadis tersebut menjadi pijakan bahwa pendidikan tidak hanya
terbatas pada gender apalagi untuk usia, pada berpergian dakwah Nabi Muhammad
saw juga tidak mampu ditolak oleh seorang sahabat Nabi yang menuntut ilmu pada
saat itu tidak sedikit dari golongan dewasa. Implementasi pendidikan tidak hanya
bernilai ibadah dan balasan pahala yang besar disisi Allah bahkan salah satu perintah
yang agung dan baik. (Qs. An-Nisa’: 162).25
Berdasarkan fakta sejarah, ayat Al-Qur´an pertama kali diturunkan pada Nabi
Muhammad Saw, yaitu perintah tentang membaca yang sangat erat hubungannya
dengan dasar pembentukan diri melalui proses pendidikan. Pendidikan orang dewasa
adalah untuk merealisasikan Life long education (Pendidikan seumur hidup), juga
merekomendasikan asas to educate for human being forever (Mendidik seumur
hidup), yakni mendidik manusia sepanjang hidup untuk merealisasikan ketaatan
kepada perintah-perintah Allah swt. Yang diwariskan dari generasi ke generasi
berikutnya, sehingga mendapatkan kesuksesan di dunia dan di akhirat (Qs. Al-
Baqarah (2): 133).26
Al-Qur´an mengajarkan pentingnya keimanan kepada Allah sebagai satu-
satunya Tuhan yang layak disembah. Pendidikan orang dewasa ini bisa dicermati
dengan kemauan siswa untuk bertanya dalam pembelajaran keesaan Allah dan
mendapatkan pendidikan simple yang mampu diaplikasikan pada setiap kehidupan
melalui eksplorasi kepustakaan (library research).27
Pada ketidaktahuan manusia, Allah swt, bahkan memberikannya dengan
penglihatan, baik indra dhahir maupun indra batin dengan melalui indra itu, manusia

24
Wikhdatun Khasanah, Kewajiban Menuntut Ilmu dalam Islam (Bandung: Jurnal riset agama,2021),
h. 297.
25
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahan (Jawa Barat: Syigma, 2019), h. 103.
26
RI, Al-Qur’an Dan Terjemahan, 33.
27
Haryono Saputro, Toto Suharto, Analisis Komparasi terhadap Pengajaran Keterampilan
Berbicaraantara Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, Vol. 04, No. 03 (Surakarta: Jurnal Pendidikan dan
Konseling, 2022), h. 2276.

9
melihat sesuatu. Indra manusia yang menyertai, indra kalbu, indra batin dan indra
dhahir, yang merupakan sarana transformasi ilmu sampai ke dalam jiwa manusia
untuk berinteraksi antara sesama dan orang lain, dengan menggunakan indra di mana
dalam indra itu, ilmu masuk ke dalam jiwa ataupun kalbu yang pada akhirnya
membentuk karakter serta tingkah laku serta masyarakat. 28Maka dari itu, di dalam Al-
Qur´an menyampaikan petunjuk dari penglihatan perihal pentingnya memiliki iman
yang kuat dan mengamalkan perbuatan baik.
Etika serta moralitas yang tinggi29 adalah tujuan pendidikan sebenarnya, yang
pada akhirnya melalui akhlak mulia manusia bias menjadi pribadi yang utama (insan
kamil) yaitu sebagai manifestasi“khalifah dan ‘abdi“.Dari akar dan kepribadian yang
sadar diri atau suatu kualitas budi luhur inilah manusia mampu berkembang mandiri
di tengah lingkungan sosial yang terus berubah semakin cepat. Yang seluruh itu
merupakan totalitas psikis, sifat-sifat dan struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase
perkembangannya. Dengan pendidikan akhlak, seseorang dapat menjalankan
kehidupan dalam bermasyarakat dengan baik, tidak membawa kemudharatan untuk
orang lain, tetapi semata-mata bekerja dalam rangka meningkatkan masyarakat,
memperbaiki masyarakat, serta mau berkorban baik tenaga, pikiran maupun waktu
serta lebih mengedepankan kemaslahatan bersama daripada kemaslahatan pribadi.
Perjuangan dan Kepemimpinan dalam Al-Qur'an mengajarkan orang dewasa
perihal berjuangan yang benar, kepemimpinan yang adil, serta tanggung jawab dalam
menjalankan tugas dan amanah di berbagai aspek kehidupan. Dengan melalui
keberanian mengambil resiko, kreatifitas, dan inovasi, serta kemampuan
manajemen, yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan,
sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.

BAB III

PENUTUP
28
RI, Al-Qur’an Dan Terjemahan, 275.
29
Febri Rahmi, Asni Sovia, Dampak Sistem Pengendalian Internal, Prilaku tidak Etis, dan Moralitas
Manajemen Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi pada Perusahaan Developer di Pekanbaru, Vol.
13, No. 01 (Pekanbaru: Jurnal Al-Iqtishad, 2017), h. 52.

10
A. Kesimpulan
Pendidikan orang dewasa dalam Al-qur'an merupakan kewajiban dan tuntutan
agama bagi setiap individu Muslim. Pendidikan tidak terbatas pada usia atau gender,
setiap individu dewasa memiliki tanggung jawab untuk terus belajar dan
mengembangkan diri. Pendidikan orang dewasa mencakup berbagai aspek keimanan,
akhlak, hukum, keadilan, kehidupan berkeluarga, pendidikan anak, keadilan sosial,
dan lain-lain. Pentingnya pengembangan karakter yang baik seperti akhlak yang
mulia, kesabaran, kejujuran, kerja sama, dan kasih sayang. Dengan memahami dan
mengimplementasikan wawasan Al-qur'an tentang pendidikan orang dewasa, umat
Muslim diharapkan dapat meningkatkan diri dan memperbaiki masyarakat.

B. Saran
Demikian makalah ini penulis buat, agar menyarankan Mahasiswa dapat lebih
memahami pendidikan orang dewasa dalam Al-qur'an dan dapat membantu dalam
membentuk pendekatan pendidikan yang holistik dan Islami bagi individu dewasa.
Serta orang dewasa perlu diingatkan agar terus mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan mereka sepanjang hayat, baik dalam aspek agama maupun materi dunia.
Orang dewasa dapat diajak untuk mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam tindakan
sehari-hari, termasuk dalam pendidikan anak, pekerjaan, hubungan sosial, dan
tanggung jawab sosial.

Daftar Pustaka

11
Al-Qur’anulkarim.

Afifuddin, dan Ismail Ishak. Landasan Filosofis Pendidikan Islam: Konstruksi Tipologis
Pendidikan Islam di Era Modern, Vol. 04, No. 02. Makassar: Journal of
Islamic Education and Teacher Training, 2022.

Al-Farabi, Muhammad. Pendidikan Orang Dewasa Dalam Al Qur’an. Jakarta: Kencana,


2018.

Anwar, Nafiza Fadia. Kriteria Pemimpin Dalam Al-Qur’an (Analisis Tafsir As-Sya’rawi
dalam Surah As-Saff ayat 2-3 dan Surah Al-Baqarah Ayat 124 Dalam Kitab
Tafsir As-Sya’Rawi), Vol. 03, No. 03. Medan: Pendidikan dan Dakwah, 2023.

Anwar, Syaiful. Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter Bangsa, Vol.
07, No. 02. Lampung: Jurnal Pendidikan Islam, 2016.

Arikarani, Yesi. Peran Majelis Taklim Sebagai Pendidikan Alternatif Dalam Merevitalisasi
Pengetahuan Agama, Vol. 12, No. 01. El-Ghiroh: Jurnal Studi Keislaman,
2017.

Arrahman, Iqbal, Neviyarni, dan Herman Nirwana. Studi Literatur: Teori Belajar Populer
(Pendidikan Karakter Cerdas, Quantum Learning, Accelerated Learning,
ActiveLearning, Hypno Teaching), Vol. 01, No. 02. Padang: Jurnal Literasi
Pendidikan, 2023.

Asmara, Yeni, dan Dina Sri Nindianti. Urgensi Manajemen Kelas Untuk Mencapai Tujuan
Pembelajaran, Vol. 01, No. 01. Lubuklinggau-Palembang: Jurnal Pendidikan
Sejarah dan Kajian Sejarah, 2019.

Daradjat, Zakiah. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: Bulan Bintang, 1980.

Daryanto. Pendidikan Orang Dewasa. Yogyakarta: Gaya Media, 2017.

Farid, Ilham, Reka Yulianti, dan Amin Hasan, Tatu Hilaiyah. Strategi Pembelajaran
Diferensiasi Dalam Memenuhi Kebutuhan Belajar Peserta Didik di Sekolah
Dasar, Vol. 04, No. 06. Serang-Banten: Jurnal Pendidikan dan Konseling,
2022.

Hasbullah, Juhji, dan Ali Maksum. Srategi Belajar Mengajar Dalam Upaya Peningkatan
Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam, Vol. 03, No. 01. Banten: Jurnal
Pendidikan Agama Islam, 2019.

Hidayat, Taufik. Penerapan Model Pembelajaran Curah Pendapat Pada Perkuliahan


Menulis Karangan Argumentatif, Vol. 02, No. 01. Ciamis: Jurnal Penelitian
Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya, 2018.

12
Hidayatulloh, M., Deni. Makna Umum Al-Qur’an dan Kedudukannya Sebagai Sumber Ilmu
Pengetahuan, Vol. 01, No. 01. Bandung: Pasca Sarjana UIN Sunan Gunung
Djati, 2023.

Khasanah, Wikhdatun. Kewajiban Menuntut Ilmu Dalam Islam. Bandung: Jurnal riset
Agama, 2021.

Netriwati. Analisis Kemampuan Mahasiswa Dalam Pemecahan Masalah Matematis


Menurut Teori Polya, Vol. 07, No. 02. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan
Matematika, 2016.

Nurwulan, Nurul Retno. Pengenalan Metode Pembelajaran STEAM Kepada Para Siswa
Tingkat Sekolah Dasar Kelas 1 Sampai 3, Vol. 01, No. 03. Bogor: Madaniya,
2020.

Rahmi, Febri, dan Asni Sovia. Dampak Sistem Pengendalian Internal, Prilaku Tidak Etis,
dan Moralitas Manajemen Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
Pada Perusahaan Developer di Pekanbaru, Vol. 13, No. 01. Pekanbaru:
Jurnal Al-Iqtishad, 2017.

Rozi, Bahru. Akhlak Tasawuf Sebagai Alternatif Dalam Memecahkan Problematika


Masyarakat Modern, Vol. 07, No. 02. Pasuruan: Jurnal Pendidikan Islam,
2017.

Sebastian, Dante Rio. Pengaruh Persepsi Siswa Atas Lingkungan dan Kebiasaan Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Matematika, Vol. 03, No. 02. Jakarta: Jurnal
Inovasi Penelitian, 2022.

Saputro, Haryono, dan Toto Suharto. Analisis Komparasi Terhadap Pengajaran


Keterampilan Berbicara Antara Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, Vol. 04,
No. 03. Surakarta: Jurnal Pendidikan dan Konseling, 2022.

Sunhaji. Konsep Pendidikan Orang Dewasa, Vol. 01, Nol. 01. Purwokerto: Jurnal
Kependidikan, 2013.

Supranoto, Heri. Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa Dalam Pembelajaran SMA, Vol.
03, No. 01. Lampung: Jurnal Program Studi Pendidikan Eknomi, 2015.

13

Anda mungkin juga menyukai