Anda di halaman 1dari 7

CRITICAL BOOK REVIEW

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kuliah Filsafat Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : Dr.Nurhaizan ,M.A

Oleh :

SISKA NURHAMIDAH

(71190211129)

Program Studi Pendidikan Agama Islam

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2021/2022

IDENTITAS BUKU :
Judul buku : Pendidikan Orang Dewasa dalam Al-qur’an

Penulis : Siska Nurhamidah

Pengantar : Prof. Dr. H .Ramli Abdul Wahid, M.A.

Halaman : 344 halaman

Desain Sampul : Irfan Fahmi

Penerbit : Kencana

ISBN : 978-602-422-283-3

Tahun : 2018

RINGKASAN BUKU :

BAB 1 :

PENDAHULUAN

Usahaa mengembangkan “pendidikan” dalam rangka pembentukan kepribadian manusia yang utuh dan
sempurna, merupakan salah satu dari sekian banyak kewajiban dalam syariat islam. Pendidikan dalam
ajaran islam adalah kewajiban yang agaung dan mulia, karena pada hakikatnya pendidikan tidak hanya
bernilai ibadah yang berisi ganjaran besar di sisi Allah Swt, tetapi juga dapat mengangkat harkat dan
martabat manusia menjadi orang yang berilmu dan berbudi pekerti luhur serta mampu membangun
peradaban masyarakatnya.

Untuk memelihara dan melestarikan misi kependidkan yang islami itu, maka kegiatan pendidikan harus
melaksanakan internalisasi nilai-nilai keislaman yang berdimensi duniawi dan ukhrawi. Dasar pijakan
yang dapat menentukan arah dan tujuan pendidikan yang berorientasi kepada dua dimensi tersebut,
sebenarnya telah ditetapkan dalam Al-qur’an.

Sebagai sumber pokok ajaran islam, Al-qur’an telah meletakkan dasar-dasar pendidikan untuk dijadikan
pedoman dan kajian bagi para pendidik, pengelola institusi pendidikan dan pemerhati pendidikan
rangka pengembangan konsep dan implementasi nilai-nilai qur’an dalam proses kependidikan.
Al-qur’an merupakan pedoman dan sumber rujukan utama bagi manusia dalam melaksanakan
pendidikan dalam arti yang luas. Sebagai petunjuk ilahi, Al-qur’an telah meletakkan dasar-dasar
pendidikan mulai dari generasi kanak-kanak Muslim sampai usia dewasa.

Ada tiga terminologi (istilah) utama yang digunakan, yaitu pendidikan, orang dewasa, dan Al-qur’an.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, istilah pendidikan didefenisikan sebagai proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang atau usaha dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam pengertian yang lebih komprehensif, defenisi pedidikan
di atur dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Pendidikan Nasional Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam terminologi islam, kata pendidikan diwakili dengan tarbiyah, ta’ lim, dan ta’dib. Secara umum,
tarbiyah dan akar kata rabb dimaknai dengan proses mengarahkan, menuntun, dan memelihara peserta
didik agar tumbuh menjadi manusia dewasa, bertambah ilmu dan keterampilannya serta baik ahlaknya
sehingga mampu menunaikan tujuan, fungsi dan tugas penciptanya oleh Allah SWT.

BAB 2

KONSEP PENDIDIKAN ORANG DEWASA

Dalam sejarah perkembangan ilmu pendidikan, kajian awal tentang konsep pendidikan didunia ini
berasal dari pemahaman tentang persolan belajar pada anak dan pengalaman mengajar tehadap anak-
anak. Dengan pemahaman tersebut, aktivitas pembelajaran secara dominan didasarkan pada
pandanagn, bahwa pendidikan merupakan suatu proses transmisi pengetahuan. Konsep inilah kemudian
dikenal dengan istilah pedagogi, yang diartikan sebagai, the art and science of teaching children ( ilmu
dan seni mengajar anak-anak).

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, mobilitas penduduk, perubahan dan perkembangan
zaman, kajian tentang konsep pendidikan mengalami perluasan ke wilayah pendidikan orang dewasa,
sehingga muncullah rumusan konsep perbedaan antara pendidikan anak-anak (pedagogi) dengan
pendidikan orang dewasa (andragogi).

Istilah andragogi berasal dari bahasa Yunani andra dan agogos. Andra berarti orang dewasa dan agogos
artinya memimpin atau memimpin cara membimbing orang dewasa dalam proses belajar.

Gagasan untuk mengkaji dan mengembangkan andargogi secara konseptual teorities dilakukan Malcolm
Knowles pada 1970. Menurut Knowles, pendidikan orang dewasa berbeda denagn pendidikan anak-anak
(pedagogi). Pedagogi berlangsung dengan identifikasi atau peniruan, sedangkan andragogi berlangsung
secara bentuk pengembangan diri sendiri untuk memecahkan masalah. Jadi istilah andragogi mulai
dirumuskan menjadi teori baru sejak tahun 1970-an oleh Malcom Knowles yang memperkenalkan istilah
tersebut untuk pembelajaran pada orang dewasa.

Term yang menjadi sorotan utama dalam penelitian ini adalah “pendidikan” dan “orang dewasa”. Dalam
kamus besar bahasa Indonesia “pendidikan” diartikan dengan proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendwasakan manusia melaui upaya pengajaran dan
pelatihan. Kemudian term orang dewasa diartikan dengan manusia yang bukan kanak-kanak atau remaja
lagi, maksudnya manusia yang berada pada fase setelah remaja.

Dalam pendidikan orang dewasa, kemandirian merupakan tolak ukur utama setiap perkembangan
model belajar. Oleh karena itu, konsep pembelajaran dalam konteks andragogi, secara lebih khusus
memiliki inti dasar yang mengacu pada menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai kemandirian bagi
setiap peserta didiknya (warga belajar). Tanpa tujuan itu setiap pembelajaran andragogi menjadi tidak
bermakna dan sama dengan model pembelajaran lainnya.

Orang dewasa sangat berbeda dengan anak-anak, baik dalam aspek pengalaman belajar, kebutuhan,
hambatan, konsep diri, maupun tugas dan tanggung jawab. Perbedaan itu tentu saja dilatarbelakangi
oleh tingkat perkembangan (usia), pengalaman hidup, situasai sosial dan lingkungan interaksi, peran dan
status sosial di masyarakat.

Secara umum, pendidikan orang dewasa bertujuan untuk membantu pembelajar dewasa memiliki
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan guna meningkatkan kesejahteraan dalam kehidupannya.

BAB 3

PENDIDIKAN ORANG DEWASADALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

Istilah “prinsip” dalam pembahasan ini diartikan dengan suatu pernyataan fundamental atau kebenaran
umum yang yang dijadikan pedoman untuk berpikir atau bertindak yang diterapkan berdasarkan dalil,
hukum, atau rumus tertentu.

Al-qur’an sebagai wahyu Allah AWT memerintahkan manusia untuk gemar belajar dan menuntut ilmu
pengetahuan. Dalam menuntut diperlukan niat, tekad, dan kesungguhan yang kesemua itu disebut
dengan kesiapan belajar. Dalam pasal pembahasan ini, penulis berupaya mengungkap perspektif al-
qur’an tentang kesiapan belajar melalui telaah dan kajian analisis tehadap QS.al-Alaq (96): 1-5, QS
Huud(11): 122-123. QS al-kahfi (18): 60-82, dan QS.al Baqarah (2): 207.

Ayat-ayat diatas merupakan wahyu pertama kali diturunkan Allah melalui perantaraan Malaikat Jibril
a.s, ke muka bumi ini pada saat Nabi Muhammad SAW berusia dewasa (40 tahun). Dengan turunnya
wahyu tersebut, resmilah Nabi Muhammad SAW diutus menjadi rasul. Usia 40 tahun tidak hanya
diperkirakan sebagai fase kematangan dalam menyampaikan risalah dakwah, tetapi juga telah memiliki
kesiapan untuk menjadi pemimpin umat, dan kesiapan menerima pembelajaran yang
berkesinambungan dari Allah melalui wahyu diturunkan.

Menurut shihab, manusia adalah makhluk pertama yang disebut Allah dalam Al-qur’an melalui wahyu
yang pertama. Bukan saja karena diciptakan dalam bentuk ynag sebaik-baiknya atau karena segala
sesuatu dalam alam raya ini diciptakan dan ditundukkan Allah demi kepentingannya. Melainkan juga
karena kitab suci Al-qur’an untuk mengantarkan manusia menghayati petunjuk-petunjuk Allah adalah
memperkenalkan jati dirinya, anatar lain menguraikan proses kejadiannya.

Dengan memperkenalkan jati diri, alqur’an menjelaskan kepada manusia, bahwa Allah telah
memberikan kepada mereka potensi-potensi diri yang bersifat alamiah. Melaui usaha kreatif manusia
sebagai khalifah fi al-ard, potensi alamiah itu bisa dikembangkan secara optimal melalui pendidikan dan
pelatihan.

BAB 4

RELEVANSI KONSEP PENDIDIKANORANG DEWASA DALAM AL-QUR’ANDENGAN DUNIA


PENDIDIKANISLAM KONTEMPORER

Pada bab terdahulu telah dibahas, bahwa ada lima konsep pendidikan orang dewasa dalam alqur’an,
meliputi : Prinsip-prinsip pendidikan orang dewasa, kesiapan belajar orang dewasa, konsep belajar
melalui pengalaman, pelibatan orang dewasa dalam pendidikan, komunikasi pada pendidikan orang
dewasa. Bab pembahasan diatas akan dibahas lebih lanjut dengan dunia pendidikan islam kontemporer.

Berdasarkan hasil telaah dan analisis terhadap Surah al-baqarah (2): 196, Ali Imron (3):64, an-Nuur (24):
30-31, dan al-ahzab (33):53, ditemukan bahwa Alqur’an menawarkan beberapa konsep penting tentang
prinsip-prinsip pendidikan orang dewasa, antara lain membangun komunikasi timbale balik antara
pendidik dan peserta didik, keterbukaan dalam berpendapat, menghargai perbedaan pendapat antara
pendidik dan peserta didik, dan kesiapan untuk menerima dan menolak pendapat atau gagasan yang
disampaikan dalam aktivitas pembelajaran. Dengan demikian, alqur’an telah memberikn inspirasi bahwa
dalam praktik pendidikan orang dewasa perlu dibangun kebebasan berpendapat dan komunikasi multi-
arah, sehingga pendidik dan peserta didik dewasa saling berbagi informasi dan pengalaman dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.

Al-qur’an juga menegaskan, kemandirian belajar orang dewasa sangat ditentukan oleh niat belajar
karena Allah Swt (QS.al-alaq (96):1, bahkan dalam hal tertentu kemandirian dalam belajar ditandai
dengan kesungguhan untuk menjual harta benda sebagai modal jihad dan menuntun ilmu (QS.al-
baqaraah [2]: 207).
Konsep belajar melalui pengalaman dalam Al-qur’an yang telah dikemukakan di atas, terutama dalam
hal berbagi pengalaman antara pendidik dan peserta didik dewasa, memiliki relevansi dengan
penerapan metode brain stroming yang diterapkan pada lembaga-lembaga pendidikan islam modern
dewasa ini.

Selain itu, konsep yang digagas Al-qur’an juga melibatkan peran pembelajar dewasa untuk giat
melakukan observasi yang intens terhadap fenomena alam yang dijiwai oleh semangat cinta lingkungan
(QS.Yunus[10]: 101), dan diberi kesempatan untuk ikut terlibat dalam berijtihad guna mengambil
keputusan yang berhubungan dengan kemaslahatan islam dan kaum muslim (QS.al-Anfaal [8]: 67).
Kesemua ini adalah realisi dari konsep Al-qur’an yang mendorong manusia untuk mampu mengemban
tugas khalifah fi al-ard (pengelola dan pemakmur bumi).

BAB 5

PENUTUP

Dari berbagai pendapat ahli, disimpulkan bahwa kategori orang dewasa adalah orang yang telah
memiliki kematangan biologis, sosial, dan psikologi dalam mempertimbangkan, bertanggung jawab, dan
berperan dalam kehidupannya. Serendah-rendah kategori orang dewasa tersebut adalah usia 16 tahun
yang dalam pada usia ini seseorang telah dikategorikan usia balig, dan pada usia ini seseorang telah
melewati masa pendidikan dasar serta telah memasuki usia kerja. Secara formal, pendidikan tingkat
SLTA dan Perguruan Tinggi sudah termasuk dalam kategori pendidikan orang dewasa.

Dalam penelitian ini dikemukakan, bahwa Al-qur’an telah memberikan landasaan dan kontribusi
terhadap lainnya konsep pendidikan orang dewasa. Kandungan ayat-ayat Al-qur’an yang tersebar pada
114 surat, telah meletakkan dasar bagi munculnya berbagai konsep yang berkaitan dengan pendidikan
orang dewasa, meliputi prinsip-prinsip pendidikan orang dewasa, kesiapan belajar orang dewasa,
konsep belajar melalui pengalaman, pelibatan peran orang dewasa dalam pendidikan, dan konsep
komunikasi pada pendidikan orang dewasa.

Pada sisi lain, prinsip pendidikan orang dewasa yang digagas Al-qur’an memiliki keistimewaan bila
dibandingkan dengan konsep andragogi Barat. Melalui ayat-ayat yang telah dibahas, menekankan agar
nilai yang diimplementasikan dalam proses pendidikan orang dewasa bermuara pada penegakan dan
pengalaman tauhid, membangkitkan keasadaran spiritual pembelajaran dewasa, dan dapat menyentuh
aspek emosional, intelektual dan spiritual peserta didik secara bersamaan.

Atas dasar demikian, dapat dikatakan bahwa konsep Al-qur’an tentang pendidikan orang dwasa
menyempurnakan konsep andragogi Barat Versi Knowles yang hanya mementingkan keterlibatan
intelektual dan emosional semata.
KELEBIHAN DAN KERURANGAN

Kelebihan

Buku ini memberikan wawasan baru tentang pendidikan orang yang dewasa dalam perspektif Al-qur’an
yang dilengkapi dengan materi-materi yang menggunakan pendekatan baru yang telah diujikan oleh
pendidik dengan menggunakan pendekatan-pendekatan tersebut. Selain itu, buku ini ditulis tuntas
dengan menuliskan ruang lingkup Pendidikan Orang Dewasa dalam Al-Qur’an, dan juga banyak
menggunakan refrensi terpercaya dan banyak menggunakan ayat-ayat suci al-qur’an yang berkaitan
dengan pembahasan yang bahasanya mudah dipahami oleh pembaca buku ini terutama para mahsiswa
dan dosen.

Kekurangan

Sebenarnya buku ini sudah tersusun dengan rapi dan baik, pembahasannya pun sederhana mudah
dipahami untuk para mahasiswa yang baru mengenal atau mengetahui pendidikan orang dewasa dalam
Al-qur’an. Kekurangan dari buku ini yakni terlalu merinci dan mendetail, karena gk sedikit orang hanya
ingin mengetahui basic dari sesuatu yang ingin di ketahuinya dan pada penulisan juga sebagian banyak
yang tidak seragam peletakan titik dan komanya.

Anda mungkin juga menyukai