Anda di halaman 1dari 14

KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Ibu. Dr. Hj. Hilda Ainissyifa, M. Ag
Ibu. Siti Halimah, M. Pd

Disusun oleh :
Elsa Yopiana Rosa 1212020068

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Pendidikan Islam dan Berbagai Istilahnya

1. Pengertian Ilmu Pendidikan Islam


Dalam masyarakat yang dinamis, pendidikan memegang peranan yang
menentukan eksistensi dan perkembangan masyarakat tersebut, oleh karena pendidikan
merupakan usaha melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilainilai
kebudayaan dalam segala aspeknya dan jenisnya kepada generasi penerus. Demikian
pula halnya dengan peranan pendidikan Islam di kalangan umat Islam merupakan salah
satu bentuk manifestasi dari cita-cita hidup Islam untuk melestarikan, mengalihkan dan
menanamkan nilai-nilai Islam tersebut kepada generasi penerusnya sehingga nilai-nilai
kultural-religius dapat tetap berfungsi dan berkembang dalam masyarakat. Menurut
Zakiah Daradjat (1992: 28) pendidikan Islam adalah sekaligus pendidikan iman dan
pendidikan amal. Dan karena ajaran Islam berisi ajaran tentang sikap dan tingkah laku
pribadi masyarakat menuju kesejahteraan hidup perorangan dan hidup bersama, maka
pendidikan Islam adalah pendidikan individu dan pendidikan masyarakat. Pendidikan
Islam pada khususnya bersumberkan nilai-nilai dalam menanamkan dan membentuk
sikap hidup yang dijiwai oleh nilai-nilai agama Islam, juga mengembangkan
kemampuan berilmu pengetahuan sejalan dengan nilai-nilai Islam yang melandasinya
(Nur Uhbiyati, 1997: 22). Dalam hal ini, pendidikan Islam selain berisikan tentang
sikap dan tingkah laku masyarakat menuju hidup perseorangandan bersama, juga
berisikan kemampuan dalam ilmu pengetahuan yang sejalan dengan nilai-nilai Islam
yang menjadi dasarnya. Di dalam khazanah pemikiran pendidikan Islam, terutama
karya-karya ilmiah berbahasa Arab, terdapat berbagai istilah yang dipergunakan oleh
ulama dalam memberikan pengertian tentang "pendidikan Islam" dan sekaligus
diterapkan dalam konteks yang berbeda-beda. Menurut Hasan Langgulung (1997)
pendidikan Islam diartikan sebagai al-tarbiyah al-diniyah (pendidikan keagamaan), al-
tarbiyah fi al-islam (pendidikan dalam Islam), altarbiyah 'inda al-muslimin (pendidikan
di kalangan orang-orang Islam). Kaitan pendidikan dengan istilah tersebut akan
menimbulkan perspektif yang berbeda-beda, terutama jika dikaji dari fenomena
historik-sosiologik perkembangan pendidikan Islam secara umum (universal).
Dalam konteks historik-sosiologik, pendidikan Islam dimaknai sebagai
pendidikan/pengajaran keagamaan atau keislaman (al-tarbiyah al-diniyah, ta'lim al-din,
al-ta'lim al-dini dan al-ta'lim al-islami) dalam rangka tarbiyah al-muslimin (mendidik
orang-orang Islam), untuk melengkapi dan membedakannya dengan pendidikan
sekuler. Misalnya, adanya sistem pendidikan madrasah diniyah yang didirikan sebagai
wahana penggalian, kajian dan penguasaan ilmu-ilmu kegamaan serta pengamalan
ajaran agama Islam bagi peserta didik muslim yang pada pagi harinya menempuh
pendidikan atau sekolah sekuler yang didirikan oleh pemerintah kolonial (Muhaimin,
2001: 38). Muhammad Quthb (1993: 18) dalam salah satu bukunya mengenai
pendidikan Islam, Manhaj al-Tarbiyah al-Islamiyah, menyatakan bahwa pendidikan
merupakan pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, ruhani dan jasmaninya,
akhlak dan keterampilannya, serta segala aktivitasnya, baik aktivitas individu maupun
sosial dan lingkungannya berdasarkan nilai-nilai moral Islam.

Al-Ghazali dalam pandangan Busyairi Majdi(1997:47) mengemukakan bahwa


pendidikan dalam pandangan Islam merupakan suatu kegiatan yang sistematis yang
melahirkan perubahan progresif pada tingkah laku manusia; atau usaha untuk
menghilangkan akhlak yang buruk dan menanamkan akhlak yang baik. Pendapat al-
Ghazali ini lebih menitikberatkan proses pendidikan pembentukan akhlak mulia.
Pendapatnya ini salah satunya didasarkan pada suatu konsepsi bahwa Rasulullah Saw.
diutus ke dunia untuk memperbaiki dan menyempurnakan akhlak manusia. Al-
Qardhawi sebagaimana dikemukakan oleh Saifullah (2001: 23) menyatakan bahwa
pendidikan dalam perspektif Islam merupakan pendidikan manusia seutuhnya; akal dan
hatinya; rohani dan jasmaninya; serta akhlak dan keterampilannya. Pendapatnya ini
hampir senada dengan Muhammad Quthb. Namun Al-Qardhawi menambahkan,
pendidikan menyiapkan manusia untuk hidup baik dalam keadaar perang dan damai
dan menyiapkan manusia untuk menghadapi masyarakat dengan segala
karakteristiknya. Nashr (1987: 25) memandang pendidikan harus memedulikan seluruh
wujud manusia bukan hanya aspek pemikiran, melainkan seluruh aspek
kepribadiannya. Pendidikan dalam Islam mempunyai implikasi bukan sekadar
pengajaran melainkan pelatihan seluruh potensi subjek didik. Selain itu, Ahmad
Supardi (1997: 25) berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah pendidikan yang
berdasarkan ajaran Islam atau tuntunan agama Islam dalam usaha membina dan
membentuk pribadi muslim yang takwa kepada Allah Swt ., cinta kasih pada orang tua
dan sesama hidupnya, dan cinta kepada tanah air, sebagai karunia yang diberikan oleh
Allah Swt. Sedangkan Ahmad Tafsir memaknai pendidikan Islam sebagai bimbingan
yang diberikan seseorang secara maksimal sesuai dengan aja.an Islam.

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam


merupakan upaya mengembangkan seluruh potensi individual dan sosial manusia
berdasarkan ajaran Islam. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh
seseorang kepada yang lainnya untuk mengembangkan seluruh potensinya, sehingga
tumbuh dan berkembang menuju terbentuknya kepribadian muslim. Menurut
Muhaimin (2001: 29) istilah pendidikan Islam dapat dipahami dalam beberapa
pengertian, yaitu:

1. Pendidikan menurut Islam atau pendidikan Islami, yaitu pendidikan yang


dipahami yang dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang
terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu Al-Qur'an dan Hadits. Dalam
pengertian ini pendidikan Islam dapat berwujud pemikiran dan teori pendidikan
yang mendasarkan diri atau dibangun dan dikemukakan dari sumber-sumber
dasar tersebut
2. Pendidikan ke-Islaman atau pendidikan Agama Islam, yaitu upaya
mendidikkan agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya agar menjadi
way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang.
3. Pendidikan dalam Islam atau proses dan praktek penyelenggaraan pendidikan
yang berlangsung dan berkembanag dalam sejarah umat Islam. pendidikan
Islam dapat dipahamisebagaiproses pembudayaan dan pewarisan ajaran agama,
budaya dan peradaban umat Islam dari generasi ke generasi sepanjang
sejarahnya.

Pemikiran Muhaimin di atas memberikan pengertian bahwa, pendidikan Islam


tidak hanya terbatas pada pengajaran agama Islam pada peserta didik. Pendidikan
Islam memiliki pengertian yang cukup luas, baik pada aspek filosofis, content
pembelajaran, maupun praktik pendidikan yang dijalankan oleh komunitas Muslim.
2. Berbagai Istilah Pendidikan Islam
1) AL TARBIYAH
Istilah Al Tarbiyah sangat populer dalam khazanah pendidikan Islam,
khususnya di Indonesia karena nama ini digunakan untuk menjadi salah satu
nama fakultas atau jurusan pada Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI).
Fakultas ini membawahi jurusan-jurusan kependidikan atau keguruan.
Walaupun secara jelas tidak ditemukan istilah tarbiyah dalam Al-Quran
maupun dalam al-Hadits, tetapi kita dapat menemukan beberapa istilah yang
maknanya sama dengan istilah al-tarbiyah, Seperti kata Al-Rabb,
Rabbayaani,Nurrabbi, Ribbiyun, dan Rabbani. Makna dasar dari kata dimaksud
adalh pemeliharaan.

2) AL-TA’LIM
Istilah pendidikan Islam sering juga disebut dengan istilah Al-Ta’lim. Para ahli
mengatakan bahwa al-ta’limdiartikan sebagai bagian kecil dari al-tarbiyah al-
‘aqliyah, yang bertujuan memperoleh ilmu pengetahuan dan keahlian berpikir,
yang sifatnya mengacu pada domain kognitif saja. Ada beberapa ahli yang
merumuskan konsep al-ta’lim dalam konteks pendidikan. Diantaranya adalah
M. Rasyid Ridha (1373 H). Dalam tafsirnya Al-Manar, ia mendefinisikan al-
ta’lim sebagai sebuah proses transmisi ilmu pengetahuan (knowledge) pada
jiwa individu tanpa ada batasan dan ketentuan tertentu. Pendapat ridha ini
kelihatannya berdasarkan pada firman Allah dalam Al-Quran QS.al-Baqarah
ayat 23 yang artinya: “Dan Dia (Allah) yang mengajarkan kepada Adam nama-
nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para
malaikat, lalu berfirman: “sebutkanlah kepadaku nama benda-benda itu jika
kamu memang benar orangorang yang benar”.

3) AL-TA’DIB
Secara definitif, istilah al-ta’dib bermakna pengenalan atau pengakuan yang
secara berangsur- angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat
yang tepat, dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa,
sehingga membimbing ke arah pengenalan atau pengakuan kekuasaan dan
keagungan Tuhan didalam tatanan wujud dan keberadaannya. Pengertian ini
berdasarkan pada salah satu Hadits Nabi yang berbunyi: addabani rabbi fa
ahsana ta’dibi, yang biasa diartikan “tuhanku telah mendidikku, sehingga
menjadikan baik pendidikanku”. Apabila pendidikan dalam islam merupakan
ekuivalensi dari tern al-ta’dib yang menurut al-attas (dalam Wan daud,
2005:77) sebagaimana dikatakan sebelumnya, maka tern tersebutlah yang
paling cocok untuk dipergunakan sebagai istilah dalam pendidikan islam.

4) AL-RIYADLAH
Istilah pendidikan dalam konteks yang keempat digunakan istilah al-riyadlah.
Tetapi penggunaan istilah al-riyadlah ini khusus digunakan oleh Al-Ghazali,
yang terkenal dengan istilahnya riyadlatu al-sibyan, artinya pelatihan terhadap
individu pada fase anak-anak. Pengertian al-riyadlah dalam konteks pendidikan
islam adalah mendidik jiwa anak dengan akhlaq mulia.
Pengertian al-riyadlah dalam konteks pendidikan islam tidak dapat disamakan
dengan pengertian al-riyadlah dalam pandangan ahli sufi dan ahli olahraga.
Para ahli sufi mendefinisikan al-riyadhlah dengan “menyendiri pada hari-hari
tertentu untuk beribadah dan bertafakur mengenai hak-hak dan kewajiban orang
mukmin”. Ahli olahraga mendefinisikan al-riyadlah dengan “aktifitas-aktifitas
tubuh untuk menguatkan jasad manusia. Ikke Nurzannah Azhari –Mahasiswa
Managemen Pendidikan Islam.

B. Dasar dan Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam


1. Dasar Ilmu Pendidikan Islam
Mengenai dasar pendidikan Islam, para ahli pendidikan Islam telah
mengemukakannya secara berbeda-beda. Ada yang mengatakan yang menjadi dasar
pendidikan Islam adalan al-Qur'an dan Hadits, dan pihak lain mengatakan ibadah
merupakan dasar pendidikan Islam. Menurut Ramayulis "dasar" adalah landasan untuk
berdirinya sesuatu. Fungsi dasar ialah memberikan arah kepada tujuan yang hendak
dicapai dan sekaligus sebagai landasan untuk berdirinya sesuatu (Ahmad Izza &
Saehudin, 2012:13). Menurut Ramayulis dasar pokok dalam pendidikan Islam yaitu :
Pertama, Al-Qur'an; al-Qur'an dijadikan sumber pertama dan utama dalam
pendidikan Islam, karena nilai absolut yang terkandung di dalamnya yang datang dari
Tuhan. Umat Islam sebagai umat yang dianugerahkan Tuhan satu kitab al-Qur'an yang
sebagai umat yang dianugerahkan Tuhan satu kitab al-Qur'an yang lengkap dengan
segala petunjuk yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan bersifat universal. Dalam
al-Qur'an terdapat banyak ajaran yang berisi prinsip-prinsip berkenaan dengan kegiatan
atau usaha pendidikan (Muhammad Muntahibun Nafis, 2011:11). Di kalangan para ahli
pendidikan disepakati bahwa mata pelajaran tentang keimanan termasuk mata
pelajaran pokok dalam pendidikan Islam. Selanjutnya tujuan pendidikan dalam Islam
juga harus berkaitan dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah (Abuddin Nata,
2014:74). Kedudukan al-Qur'an bagi pendidikan Islam adalah sangat penting sehingga
tak dapat dipisahkan darinya. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. At-Taubah ayat
122, yang artinya : Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi
(kemedan perang). Mengapa sebagian dari setiap gologan di antara mereka tidak pergi
untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali agar mereka dapat menjaga diri
(Kementerian Agama Islam RI, 2010:206).
Kedua, As-Sunnah: dalam pendidikan Islam, As-sunnah dijadikan dasar kedua
setelah al-Qur'an. as-Sunnah memiliki manfaat, pertama bahwa as-Sunnah mampu
menjelaskan konsep dan kesempurnaan pendidikan Islam sesuai dengan konsep al-
Qur'an dan lebih merinci penjelasan al-Qura'an. Bahwa as-Sunnah dapat menjadi
contoh yang tempat dalam penentuan metode pendidikan (Ahmad Tafsir, 2017:175).

2. Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam


Pada dasarnya Islam telah memberikan konsep yang mendasar mengenai
pendidikan, serta menjadi tanggung jawab manusia untuk menguraikannya dan
mengimplementasikannya dalam praktek pendidikan tersebut. Sebagai model
pendidikan yang merujuk pada nilai-nilai ajaran-ajaran Islam, pendidikan Islam
menjadikan Al-qur'an dan Assunnah sebagai sumber utamanya. Adapun ruang lingkup
dari pendidikan Islam, (Saebani dan Akhdiyat, 2009:47) yaitu :

a) Pendidik dan perbuatan mendidik

Pada hakikatnya, yang dikategorikan pendidik adalah guru, ustadz, ulama, ayah,
Ibu serta siapa saja yang memfungsikan dirinya untuk mendidik. Sedangkan
perbuatan mendidik artinya perbuatan memberikan teladan, perbuatan memberi
pemahaman dan perbuatan yang mengarahkan dan menuntun kearah yang sesuai
dengan tujuan dalam pendidikan Islam. Perbuatan mendidik dijadikan seluruh
kegiatan, tindakan atau perbuatan serta sikap yang dilakukan pendidik ketika
menghadapi atau mengasuh peserta didik.

b) Anak didik dan materi pendidikan Islam

Dimaksud dengan anak didik adalah objek dari pendidik dalam melaksanakan
proses tindakan yang bersifat mendidik. Selain itu, materi pendidikan Islam yaitu
bahan-bahan atau pengalaman-pengalaman belajar ilmu agama Islam yang
dirancang untuk berikan atau disampaikan kepada peserta didik.

c) Metode pendidkkan Islam

Strategi yang relevan dalam melakukan menyampaikan materi pendidikan Islam


kepada peserta didik didik. Metode berfungsi mengolah menyusun, dan
menyajikan materi dalam pendidikan islam agar materi pendidikan islam
tersebut dapat dengan mudah diterima dan dimiliki oleh anak didik.

d) Lingkungan sekitar atau milieu pendidikan Islam

Dimaksud lingkungan sekitar atau milieu ialah sesuatu yang berada di luar diri
anak dan mempengaruhi perkembangannya. Lingkungan sekitar ialah meliputi
semua kondisi dalam dunia ini yang dengancara-cara tertentu mempengaruhi
tingkahlaku manusia, pertumbuhan, perkembangan kecuali gen-gen. Dan
bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan bagi gen
yang lain.

Ilmu pendidikan Islam mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, karena
didalamnya banyak pihak-pihak yang ikut terlibat baik secara langsung maupun tidak
langsung (Subhan, 2013:144). Objek ilmu pendidikan ialah situasi pendidikan yang
terdapat pada duinia pengalaman. Diantara objek atau segi ilmu pendidikan Islam
dalam situasi pendidikan islam Perbuatan mendidik sendiri; Sikap atau tindakan
menuntun, membimbing, memberikan pertolongan dari seorang pendidik kepada anak
didik untuk menuju ketujuan pendidikan Islam. Anak Didik yaitu pihak yang
merupakan objek terpenting dalam pentidikan, hal ini disebabkan perbuatan atau
tindakan memdidik itu diadakan atau dilakukan hanyalah untuk membawa anak didik
kearah tujuan pendidikan Islam yang dicita- citakan. Dasar dan tujuan pendidikan
Islam; Yaitu landasan yang menjadi fondamen serta sumber dari segala kegiatan
pendidikan islam ini dilakukan. Pendidikan yaitu subjek yang melaksanakan
pendidikan Islam. Pendidik ini mempunyai peran penting karena berpengaruh kepada
baik atau tidaknya hasil pendidikan Islam.

Materi pendidikan Islam yaitu bahan- bahan atau pengalaman- pengalaman


belajar ilmu agama Islam yang disusun sedemikian rupa untuk disajikan kepada anak
didik. Metode Pendidikan Islam; Ialah cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidik
untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan Islam agar materi pendidikan islam
tersebut dapat denga mudah diterima oleh anak didik. Alat- alat pendidikan Islam;
Yaitu alat-alat yang dapat digunakan selama melaksanakan pendidikan Islam agar
tujuan pendidikan Islam tersebut lebih berhasil. Lingkungan sekitar yang dimaksud
ialah keadaankeadaan yang ikut berpengaruh dalam pelaksanaan serta hasil pendidikan
Islam. Evaluasi pendidikan yaitu memuat cara-cara bagaimana mengadakan evaluasi
atau penilaian terhadap hasil belajar anak didik (Haryanti, 2014:15-16). Ruang lingkup
kependidikan Islam adalah mencakup segala bidang kehidupan manusia di dunia
dimana manusia mampu memanfaatkan sebagai tempat menanam benih-benih amaliah
yang buahnya akan dipetik di akhirat nanti (Wahyudin, 2016:412), maka pembentukan
sikap dan nilai-nilai amaliah Islamiah dalam pribadi manusia baru dapat efektif
bilamana dilakukan melalui proses kependidikan yang berjalan di atas kaidah-kaidah
ilmu pengetahuan kependidikan. Ruang lingkup pendidikan Islam mencakup kegiatan-
kegiatan kependidikan yang dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan dalam
bidang atau lapangan hidup manusia yang meliputi:

1) Lapangan hidup keagamaan, agar perkembangan pribadi manusia sesuai


dengan norma-norma ajaran Islam.
2) Lapangan hidup keluarga, agar berkembang menjadi kelu-arga yang sejahtera.
3) Lapangan hidup ekonomi, agar dapat berkembang dalam sistem ekonomi yang
bebas dari penghisapan manusia oleh manusia.
4) Lapangan hidup kemasyarakatan, agar terbina masyarakat yang adil dan
makmur di bawah rida dan ampunan Allah SWT
5) Lapangan hidup politik, agar tercipta sistem demokrasi yang sehat dan dinamis
sesuai ajaran Islam.
6) Lapangan hidup seni budaya, agar menjadikan hidup manusia penuh
keindahan dan kegairahan yang tidak gersang dari nilai moral agama.
7) Lapangan hidup ilmu pengetahuan, agar berkembang menjadi alat untuk
mencapai kesejahteraan hidup umat manusia yang dikendalikan iman (Subhan,
2013:150-151).

Ruang lingkup pendidikan Islam tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:


Pertama, teori-teori dan konsep-konsep yang diperlukan bagi perumusan desain
pendidikan dengan berbagai aspeknya: visi, misi, tujuan, kurikulum, proses belajar
mengajar, dan sebagainya. Teori-teori dan konsep-konsep tersebut dibangun dari hasil
kajian yang ilmiah dan mendalam terhadap sumber ajaran Islam yang terdapat dalam
al-Qur'an ad as-Sunnah, serta dari berbagai disiplin ilmu yang relevan: sejarah, filsafat,
psikologi, sosiologi, budaya, politik, hukum, etika, manajemen, teknologi canggih, dan
sebagainya. Kedua, teori dan konsep yang diperlukan untuk kepentingan praktik
pendidikan, yaitu memengaruhi peserta didik agar mengalami perubahan, peningkatan,
dan kemajuan, baik dari segi wawasan, keterampilan, mental spiritual, sikap, pola pikir,
dan kepribadiannya. Berbagai komponen keterampilan terapan yang diperlukan dalam
praktik pendidikan,berupa praktik padagogis, didaktik, dan metodik, didasarkan pada
teori-teori dan konsep- konsep yang terdapat dalam ilmu pendidikan Islam (Baba,
2012:4). Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa ruang lingkup pendidikan Islam
itu adalah terkait dengan persoalanpersoalan yang menyeluruh dan mengandung
moralisasi bagi semua jenis dan tingkat pendidikan Islam yang ada baik yang ada di
masa sekarang atau di masa yang akan datang. Atau dengan kata lain bahwa Pendidikan
Islam adalah suatu sistem pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat
mengarahkan kehidupannya dengan idiologi (cita-cita) Islam sehingga ia dengan
mudah dapat membentuk dirinya sesuai dengan ajaran Islam. Artinya ruang lingkup
Pendidikan Islam telah mengalami perubahan sesuai tuntunan waktu yang berbeda-
beda. Karena sesuai dengan tuntutan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

3. Tujuan Pendidikan Islam


Tujuan pendidikan islam yang paling sederhana adalah "memanusiakan
manusia", atau "membantu manusia menjadi manusia". Tujuan pendidikan Islam
adalah terciptanya orang yang berkepribadian muslim. Al-Abrasy menghendaki tujuan
(goal) akhir pendidikan Islam itu adalah terbentuknya manusia yang berakhlak mulia
(akhlak al-karimah) (Heri Gunawan, 2014;10). Para ahli pendidikan telah memberikan
definisi tentang tujuan pendidikan Islam; 1) Naquib al-Attas menyatakan bahya tujuan
pendidikan yeng penting harus diambil dari pandangan hidup (pilosophy of life)
(Nagquib Al-Attas, 1979:14). Jika pandangan hidup itu Islam maka tujuannya adalah
membentuk manusia sempurna (insan kamil) menurut Islam. 2) Abd ar-Rahman Saleh
Abdullah, mengungkapkan bahwa tujuan pokok pendidikan Islam mencakup tujuan
jasmaniah, tujuan ruhani, dan tujuan mental (Abd ar-Rahman Saleh Abdullah,tt:19).
Saleh Abdullah telah mengklasifilasikan tujuan pendidikan kedalam tiga bidang, yaitu:
fisik-materil, ruhani-spiritual, dan mental-emosional. Ketiga tujuan ini tentu saja harus
tetap dalam satu kesatuan. 3) Muhammad Athiyah al-Abrasyi merumuskan tujuan
pendidikan Islam secara lebih rinci (Muhammad Athiiyah Al-Abrasyi, 1975:22-25).
Dia menyatakan bahwa membentuk akhlak mulia (Moh Roqib, 2009:27-28).
4. Metode dan Media Dalam Ilmu Pendidikan Islam

Metode adalah suatu jalan yang dilalui untuk mencapai sebuah tujuan, metode berasal
dari kata yunani yaitu meta dan hodos. Meta berarti melalui’ dan hodos berarti jalan
atau cara; kemudian metode berkaitan erat dengan metodologi yang mana mempunyai
arti ilmu tentang jalan atau cara yang dilalui untuk mencapai tujuan. Sedangkan dalam
kamus besar bahasa Indonesia sebagaimana yang dikutip oleh Erwati Aziz, metode
mengandung arti cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud
(dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya); cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.

Sedangkan para ahli mendefinisikan metode sebagai berikut :

❖ Hasan Langgulung mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah jalan yang


dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada
saat berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan demikian metode mengajar
merupaka alat untuk menciptakan proses pembelajaran.

❖ Muhammad Atiyah Al-abrasy mengatakan bahwa metode jalan yang


digunakan pendidik untuk memberikan pengertian kepada peserta didik
tentang segala materi dalam proses pembelajaran. Berdasarkan beberapa
definisi diatas penjelasan metode dapat disimpulkan bahwa seperangkat jalan
atau cara atau tehnik yang dimiliki oleh pendidik dalam upaya menyampaikan
dan memberikan pengajaran agar tercapainya tujuan pembelajaran. Perumusan
pengertian metode biasanya disandingkan dengan teknik, yang mana keduanya
saling berhubungan. Metode pendidikan adalah prosedur umum dalam
penyampaian materi untuk mencapai tujuan pendidikan didasarkan atas asumsi
tertentu tentang hakikat sebagai subsistem pendidikan. Sedangkan teknik
pendidikan adalah langkahlangkah konkret pada waktu seorang pendidik
melaksanakan pengajaran di kelas.

❖ Apabila metode dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan,


metode mempunyai fungsi ganda, yaitu yang bersifat lipolipragmatis dan
monopragmatis. Polipragmatis bilamana metode menggunakan kegunaan
yang serba ganda (multipurpose), misalnya suatu metode tertentu pada suatu
situasi-kondisi tertentu dapat digunakan untuk merusak, dan pada kondisi yang
lain bisa digunakan membangun dan memperbaiki. Kegunaannya dapat
bergantung pada si pemakai atau pada corak, bentuk, dan kemampuan dari
metode sebagai alat. Sebaliknya, monopragmatis bilamana metode
mengandung implikasi bersifat konsisten, sistematis, dan kebermaknaan
menurut kondisi sasarannya, mengingat sasaran metode adalah manusia,
sehingga pendidik dituntut untuk berhati-hati dalam penerapannya.

❖ Dalam penerapannya metode pendidikan harus memperhatikan permasalahan


individu dan sosial para peserta didik dan pendidik tentunya, dalam metode
pendidikan Islam khususnya ada dasar-dasar umum yang harus diterapkan
yaitu :

❖ Dasar agamis dan religious yang menitik beratkan bahwa manusia adalah
mahluk religious dan agama adalah dasar sebagai metode pengajaran bagi
pendidik.

❖ Dasar filosofis yang memandang manusia adalah mahluk rasional, sehingga


segala sesuatu yang menyangkut perkembangannya didasarkan pada sejauh
mana kemampuan berpikirnya dapat dikembangkan sampai titik maksimal
perkembangannya.

❖ Dasar sosiokultur yang tertumpu bahwa manusia adalah mahluk yang


bermasyarakat dan berkebudayaan dan disebut juga homosaapiens, dengan
demikian pengaruh lingkungan dan kebudayaannya sangat besar bagi proses
pendidikan individualnya.

❖ Dasar scientific pandagan bahwa manusia memliki kemampuan mencipta (


kognitif) dan berkemauan ( konatif ) dan merasa ( afektif ) sehingga
pendidikan harus dapat mengembangkan kemampuan analitis dan reflektif
dalam berpikir.

Dalam konteks pendidikan Islam metode yang tepat guna apabila mengandung nilai-
nilai intrinsik dan ekstrinsik sejalan dengan materi pelajaran dan secara fugsional
dapat dipakai untuk merealisasikan nilai ideal yang terkandung dalam tujuan
pendidikan.

Ada tiga aspek nilai yang terkadung dalam tujuan pendidikan Islam yang hendak
direalisasikan melalui metode pendidikan:
1. Membentuk hamba Allah yang hanya mengabdi kepadanya semata
2. Edukatif yang mengacu pada petunjuk AlQuran dan Hadis
3. Berkaitan dengan motivasi dan disiplin sesuai apa yang dicontohkan Nabi
Muhammad SAW dan para sahabatnya.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. (2018). Metode Pendidikan Islam Untuk Generasi Millenial. Fenomena.


Rahmat, A., Anwari, A. M., Fatimah, Fuadi, A., Sa'diyah, H., Kholik, N., . . . Ulum, M. (2021). Konsep
Dasar Ilmu Pendidikan Islam. Tasikmalaya: Edu Publisher.
Siddik, D. (n.d.). Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam.
Suryadi, R. A. (2018). Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Yusrina. (2018). Istilah Pendidikan Dalam Pendidikan Islam . Yusrina Education Center.

Anda mungkin juga menyukai