Anda di halaman 1dari 6

PENDIDIKAN ISLAM DAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

PERSPEKTIF AL QUR’AN SURAH AL-ANBIYA AYAT 107 DAN AN-


NAHL AYAT 97

Hena Safira Endah Kumala


Magister Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Email: hena.safira62@gmail.com
PENDAHULUAN
Ajaran Islam yang sesuai dengan syari’at Islam akan diamalkan oleh
seseorang apabila diajarkan melalui proses pendidikan. Rasulullah SAW
mengajak umatnya untuk beriman dan berakhlak baik sesuai dengan ajaran Islam
dengan berbagai macam metode. Pendidikan Islam lebih banyak ditujukan untuk
memperbaiki sikap mental yang akan membentuk amal perbuatan seseorang.
Pendidikan Islam bersifat teoritis dan praktis. Ajaran Islam tidak memisahkan
antara Iman dan Amal Sholeh. Oleh karena itu, Pendidikan Islam merupakan
Pendidikan Iman dan Amal. Pendidikan Islam tidak terlepas dari sumber pokok
ajaran, yaitu Al-Qur’an. Al-Qur’an sebagai pedoman yang memberikan prinsip
umum mengenai pendidikan dalam perspektif Al-Qur’an.

PEMBAHASAN
Pengertian Pendidikan Islam
Dalam konteks Islam, istilah Pendidikan mengacu pada makna dan asal
kata yang membentuk kata Pendidikan dalam hubungannya dengan Pendidikan
islam. Terdapat beberapa istilah umum yang digunakan dalam Pendidikan islam,
yaitu al-tarbiyah, al-ta’lim, dan al-ta’dib. Setiap istilah tersebut mempunyai
makna yang berbeda karena adanya perbedaan teks dan konteks kalimatnya.1
1. Al-Tarbiyah
Kata al-tarbiyah berasal dari kata rabb, menurut al-Raghib al asfahaniy
adalah menumbuhkan sesuatu setahap demi setahap hingga mencapai
batas sempurna. Dalam al-qur’an dan terjemahannya, terbitan departemen
agama tahun 1982 bahwa kara Rabbaniy berarti orang yang sempurna ilmu
dan takwanya kepada Allah SWT. Kata Rabbaniy merupakan orang yang
memiliki ilmu pengetahuan yang sempurna dan mendalam, kemudian
terpanggil dengan kesadarannya sendiri untuk mengontribusikan ilmunya
untuk diajarkan kepada orang lain.
2. Al-Ta’lim
Kata ta’lim dalam al-qur’an menunjukkan sebuah proses pengajaran, yaitu
menyampaikan sesuatu berupa ilmu pengetahuan, hikmah, kandungan ayat
suci, wahyu, sesuatu yang belum diketahui manusia, ketrampilan membuat

1
Moh. Haitami Salim dan Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012), hlm. 29.
alat pelindung, ilmu-ilmu baik yang disampaikan melalui proses al-ta’lim
tersebut dilakukan oleh Allah SWT, malaikat, dan para nabi.
H.M. Quraisy Shihab, ketika mengartikan kata yuallimu dengan arti
mengajar yang intinya mengisi benak anak didik dengan pengetahuan
yang berkaitan dengan alam metafisika serta fisika.2
3. Al-Ta’dib
Naquib al-attas mengartikan al-ta’dib sebagai pengenalan dan pengakuan
yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat
yang tepat dari segala sesuatu. Melalui kata al-ta’dib Naquib al-attas ingin
menjadikan Pendidikan sebagai sarana transformasi nilai-nilai akhlak
mulia yang bersumber pada ajaran agama ke dalam diri manusia, serta
menjadi dasar terjadinya proses islamisasi ilmu pengetahuan.3

Menurut Musthafa Al-Ghulayani, Pendidikan islam merupakan


menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya
dan menyiraminya dengan air petunjuk dan nasehat, sehingga akhlak itu menjadi
salah satu kemampuan yang meresap dalam jiwanya, kemudian buahnya berwujud
keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja untuk kemanfaatan tanah air.
Menurut Syah Muhammad A. Naquib Al-Attas, Pendidikan islam
merupakan usaha yang dilakukan pendidik terhadap peserta didik terhadap anak
didik untuk pengenalan dan pengakuan tempat-tempat yang benar dari segala
sesuatu di dalam tatanan penciptaan sehingga membimbing kearah pengenalan
dan pengakuan akan tempat Tuhan yang tepat di dalam kepribadian.4
Dalam al-qur’an Islam merupakan agama yang membawa rahmat bagi
alam semesta. Dengan kata lain, kapan pun dan dimana pun islam berada, harus
memberikan keselamatan dan kedamaian umat manusia di sekelilingnya.
Rahmatan Lil ‘Alamin merupakan sebuah kesimpulan dari firman Allah SWT
dalam QS. Al Anbiya’ ayat 107:
‫ِل ِم‬
‫َو َم ا َأْرَس ْلَناَك ِإاَّل َر ْح َم ًة ْلَعاَل يَن‬
Artinya: “Dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk
(menjadi) rahmat bagi seluruh alam.”

Sayyid Quthb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an menafsirkan bahwa risalah


Muhammad SAW merupakan rahmat bagi seluruh manusia dan bahwasanya Nabi
Muhammad SAW diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta, baik yang
beriman kepadanya maupun yang tidak beriman kepadanya secara bersama-sama.
Sesungguhnya naungan rahmat itu akan terus dibentangkan bagi orang yang ingin
berlindung dibawah naungannya.
M.Quraisy Shihab dalam Tafsir al-Misbah menyatakan bahwa redaksi QS.
Al-Anbiya’ ayat 107 sangat singkat, tetapi mengandung makna yang sangat luas.
2
Desi Widiani, “Konsep Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an”, Jurnal Pendidikan Islam-
Murabby, (Vol. 1, No. 2, tahun 2018), hlm. 186.
3
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 5-11.
4
A. Rosmiaty Aziz, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: SIBUKU, 2019), hlm. 5.
Hanya dengan 5 kata yang terdiri dari 25 huruf termasuk huruf penghubungnya
yang terletak pada awal ayat tersebut menyebutkan 4 hal pokok, yaitu:
a. Rasul/utusan Allah adalah Nabi Muhammad SAW
b. Yang mengutus Nabi Muhammad SAW adalah Allah SWT
c. Yang diutus kepada mereka (al-‘alamin)
d. Risalah yang semuanya mengisyaratkan sifat-sifatnya5

Dalam Al-Qur’an surat al-anbiya’ ayat 107 mengandung makna bahwa


umat islam menjadi rahmat bagi semesta alam, agar dapat dipahami secara
komprehensif oleh peserta didik, maka peran guru atau pendidik sangat
menentukan. Apabila terjadi kesalahan dalam pemahaman terhadap suatu ayat,
maka dapat menjadikan manusia yang tidak bertoleran, ekslusif, dan keras. Oleh
karena itu guru atau pendidik berperan penting untuk keberhasilan suatu proses
Pendidikan. Nilai-nilai Pendidikan QS. Al-anbiya’ ayat 107:

1. Pendidikan Tauhid
Misi kependidikan Nabi Muhammad SAW adalah menanamkan aqidah
yang benar, yaitu aqidah tauhid, mengesakan Tuhan, memahami seluruh
fenomena alam dan kemanusiaan sebagai suatu kesatuan, suatu yang
holistic, melahirkan generasi yang cerdas secara intelektual, matang secara
emosional dan kuat secara spiritual.
2. Pendidikan yang bernuansa duniawi dan ukhrowi
Intensitas bidang Pendidikan yang bernuansa duniawi maupun ukhrowi
diteruskan oleh generasi muslim berikutnya. Muhammad Munir Mursi
mengatakan bahwa tujuan esensial Pendidikan islam adalah mengantarkan
manusia untuk mencapai kesempurnaan atau yang dikenal dengan insan
kamil. Sedangkan Abdul Ghani Abud mengatakan bahwa Pendidikan
islam merupakan Pendidikan yang menginterpretasikan antara Pendidikan
spiritual, pencerdasan akal dan Pendidikan jasmani yang dapat
dilaksanakan diberbagai tempat seperti, sekolah formal, Masjid, dan lain
sebagainya.
3. Peningkatan kualitas
Salah satu misi sentral Nabi Muhammad SAW adalah peningkatan
kualitas SDM yang benar-benar utuh dan tidak hanya secara jasmaniyah
tetapi juga secara batiniyah, Pendidikan kualitas SDM dilaksanakan dalam
keselarasan dengan tujuan misi profetis Nabi untuk mendidik manusia,
memimpin mereka ke jalan Allah dan mengajak mereka untuk
menegakkan masyarakat yang adil, sehat, harmonis, sejahtera secara
material maupun spiritual.
Pendidikan dalam pegertian khusus merupakan salah satu aspek terpenting
dari membebaskan para tawanan kafir quraisy setelah mereka mengajar
anak-anak muslim untuk membaca dan menulis. Melalui kebijaksanaan
seperti ini Nabi Muhammad memberikan teladan, bahwa segala potensi

5
Iis Arifudin, “Paradigma Pendidikan Islam: Rahmatan Lil ‘Alamin (Gagasan dan Implikasinya
dalam Pendidikan Islam)”, Forum Tarbiyah, (Vol. 9, No. 2, tahun 2011), hlm. 145-147.
yang ada di lingkungan kaum muslimin, sekalipun potensi itu dimiliki
seorang non muslimin, dapat digunakan untuk peningkatan kualitas SDM
muslim.
4. Pendidikan akhlak dan suri tauladan (Uswah Hasanah)
Akhlak merupakan kebiasaan seseorang atau masyarakat dalam bentuk
ucapan maupun perbuatan yang sudah menjadi budaya dan mandarah
daging dalam kehidupan sehari-hari. Al islamu dinul ‘amal (Islam adalah
agama karya). Addin almu’amalah (Agama adalah interaksi antar
manusia). Kedua hadits tersebut mempertegas bahwa islam sebagai ajaran
bukan sebatas teori atau pemikiran belaka, tapi akhir dan dinamis dalam
kehidupan konkrit.6

Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan Pendidikan Islam menurut Rayan adalah membangun manusia


menuju pencapaian nilai-nilai kemanusiaan. Tujuan Pendidikan islam adalah
adanya keseimbangan antara kecerdasan akal, pikiran, dan etika.7
Menurut Imam Barnadib tujuan Pendidikan secara umum dijelaskan
sebagai berikut:

1. Jika Pendidikan bersifat progresif, tujuannya harus diartikan sebagai


rekontruksi pengalaman.
2. Jika yang dikehendaki Pendidikan adalah nilai yang tinggi, Pendidikan
pembawa nilai yang ada diluar jiwa anak didik, sehingga perlu dilatih agar
mempunyai kemampuan yang tinggi.
3. Jika tujuan Pendidikan yang dikehendaki agar kembali pada konsep jiwa
sebagai tuntunan manusia, prinsip utamanya sebagai dasar pegangan
intelektual manusia yang menjadi sarana untuk menemukan evidensi
sendiri.
4. Menghendaki agar anak didik dibangkitkan kemampuannya secara
konstruktif menyesuaikan diri dengan tuntunan perkembangan masyarakat
karena adanya pengaruh dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan
penyesuaian ini anak didik tetap berada dalam suasana aman dan bebas.

Dalam QS. An-Nahl ayat 97:

ۖ‫َمْن َعِم َل َص اِلًح ا ِم ْن َذَك ٍر َأْو ُأْنَثٰى َو ُه َو ُمْؤ ِم ٌن َفَلُنْح ِيَيَّنُه َحَياًة َطِّيَبًة‬
‫َو َلَنْج ِز َيَّنُه ْم َأْج َر ُه ْم ِبَأْح َس ِن َم ا َك اُنوا َيْع َم ُلوَن‬

6
Yahya Aziz, “Misi Pendidikan Nabi Muhammad (Kajian Tafsir Surat Al-Anbiya (21): 107, Saba’
(34): 28)”, Jurnal Sosial Humaniora, (Vol. 2, No. 1, tahun 2009), hlm. 81-83.
7
Nurbaiti, “Pendidikan Humanistik Islami Melalui Pembelajaran Aplikatif (Studi di Pondok
Pesantren Darunnajah, Ulujami, Jakarta)”, Kordinat, (Vol. XVIII, No. 1, tahun 2019), hlm. 161.
Artinya: “Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik, dan akan kami beri balasan dengan pahala
yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”

Proses Pendidikan terkait dengan kebutuhan dan tabi’at manusia tidak


lepas dari tiga unsur, yaitu jasad, ruh, dan akal. Oleh karena itu tujuan Pendidikan
islam dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1. Pendidikan Jasmani (al-Tarbiyah al-Jismiyah)


Pendidikan jasmani merupakan usaha untuk menumbuhkan, menguatkan,
dan memelihara jasmani dengan baik. Dengan demikian jasmani mampu
melaksanakan berbagai kegiatan dan beban tanggung jawab yang
dihadapinya dalam kehidupan individu dan social.
2. Pendidikan Akal (al-Tarbiyah al-‘Aqliyah)
Pendidikan akal merupakan peningkatan pemikiran akal dan latihan secara
teratur untuk berpikir benar. Tujuan Pendidikan akal terikat dengan
perkembangan intelegensi otak peserta didik. Kemampuan manusia untuk
berpikir merupakan anugrah Allah SWT yang paling besar. Dengan
kemampuannya menjadikan manusia istimewa dan mulia dibandingkan
makhluk Allah SWT lainnya.8
3. Pendidikan Akhlak (al-Tarbiyah al Khuluqiyah)
Pembentukan akhlak mulia merupakan tujuan utama yang harus
disuriteladankan oleh guru pada anak didiknya. Tujuan utama dari
Pendidikan islam adalah pembentukan akhlak dan budi pekerti yang
sanggup menghasilkan orang-orang bermoral, berjiwa bersih, cita-cita
yang benar dan akhlak yang tinggi, mengetahui kewajiban dan
pelaksanaannya, menghormati hak-hak manusia, dapat membedakan buruk
dan baik, memilih fadhilah karena cinta fadhilah, menghindari perbuatan
tercela, dan mengingat Tuhan di setiap melakukan pekerjaan.9
Orientasi Pendidikan akhlak berkaitan dengan kemampuan manusia dalam
menerima ajaran islam secara kaffah, inti dari tujuan ini adalah terbinanya
keimanan dan ketundukan pada semua perintah dan larangan Allah SWT.10

KESIMPULAN

Pendidikan Islam merupakan bimbingan yang dilakukan oleh guru atau


pendidik terhadap peserta didik dalam masa pertumbuhannya agar peserta didik
memiliki kepribadian sebagai muslim. Pendidikan islam bertujuan untuk
mengantarkan manusia untuk mencapai kesempurnaan atau yang dikenal dengan
insan kamil
8
Indah Mulati & Muhamad Rezi, “Tujuan Pendidikan Dalam Lingkup Kajian Tafsir Tematik
Pendidikan”, Islam Transformatif: Journal of Islamic Studies, (Vol. 1, No. 2, tahun 2017), hlm. 187.
9
Moh. Haitami Salim dan Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012), hlm. 116-120.
10
Indah Mulati & Muhamad Rezi, “Tujuan Pendidikan Dalam Lingkup Kajian Tafsir Tematik
Pendidikan”, Islam Transformatif: Journal of Islamic Studies, (Vol. 1, No. 2, tahun 2017), hlm. 187.
DAFTAR PUSTAKA

A. Rosmiaty Aziz, Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: SIBUKU, 2019.


Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2017.
Desi Widiani, “Konsep Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an”, Jurnal
Pendidikan Islam-Murabby, Vol. 1, No. 2, tahun 2018.
Iis Arifudin, “Paradigma Pendidikan Islam: Rahmatan Lil ‘Alamin (Gagasan dan
Implikasinya dalam Pendidikan Islam)”, Forum Tarbiyah, Vol. 9, No. 2,
tahun 2011.
Indah Mulati & Muhamad Rezi, “Tujuan Pendidikan Dalam Lingkup Kajian
Tafsir Tematik Pendidikan”, Islam Transformatif: Journal of Islamic
Studies, Vol. 1, No. 2, tahun 2017.
Moh. Haitami Salim dan Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam,
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.
Nurbaiti, “Pendidikan Humanistik Islami Melalui Pembelajaran Aplikatif (Studi
di Pondok Pesantren Darunnajah, Ulujami, Jakarta)”, Kordinat, Vol.
XVIII, No. 1, tahun 2019.
Yahya Aziz, “Misi Pendidikan Nabi Muhammad (Kajian Tafsir Surat Al-Anbiya
(21): 107, Saba’ (34): 28)”, Jurnal Sosial Humaniora, Vol. 2, No. 1, tahun
2009.

Anda mungkin juga menyukai