Dosen Pengampu
Dr. Fitri Alrasi, M.A
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
hidayah dan taufiknya, sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan.
Shalawat beserta salam semoga tetap selalu tercurahkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, yang telah membawa mukjizat dan banyak perubahan
terhadap umat manusia.
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk menjelaskan
tentang Analisis Filosofis Tentang Pengertian, Dasar dan Tujuan Pendidikan
Islam Juga harapan Kami dengan adanya makalah ini bisa membantu dalam mata
kuliah Media Pembelajaran Pendidikan Islam Pada Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat.
Dengan segala kerendahan hati, penulis juga menyadari bahwa penulisan
makalah ini masih banyak kekurang, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun penulis harapkan untuk makalah ini lebih baik lagi
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pendidikan Islam?
2. Bagaimana Dasar Pendidikan Islam?
3. Bagaimana Tujuan dan Fungsi Pendidikan Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
1
Muhaimin. 2001. Paradigma Pendidikan Islam, upaya mengefektifkan pendidikan
agama Islam di sekolah. penerbit Remaja Rosdakarya Bandung. h. 29-30.
2
Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN. 1982. Ilmu Pendidikan Islam.
Penerbit Departemen Agama RI. h. 83.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan seluruh
umat manusia. Lebih dari itu, pendidikan adalah suatu yang tidak dapat
dipisahkan dari semua aspek kehidupan. Pendidikan juga yang akan membentuk
karakter bangsa kurun waktu mendatang.
Menurut Zuhairini, pendidikan sering juga diartikan sebagai suatu usaha
manusia untuk membimbing anak yang belum dewasa ke tingkat kedewasaan.
Dalam arti, sadar dan mampu memikul tanggung jawab atas segala perbuatannya
dan dapat berdiri sendiri.3
Dari pengertian pendidikan tersebut, yakni pendidikan dan pendidikan
agama Islam, disimpulkan bahwa pendidikan Agama Islam adalah usaha orang
dewasa dalam membimbing perkembangan anak didik, baik jasmani maupun
rohani, agar menjadi manusia yang berkepribadian yang sempurna dan utama
berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis, serta dapat mengamalkan ajaran Islam sebagai
pandangan hidupnya, baik kehidupan di dunia maupun di akhirat.
3
Zuhairini dkk. 1984. Filsafat pendidikan Islam. Penerbit Bumi Aksara Jakarta. h. 92.
4
Pemikiran Pendidikan Islam. Kajian tokoh klasik dan kontemporer. Penyunting Rusman
Thoyib dan Darmu’in. diterbitkan oleh Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang bekerjasama
dengan Pustaka Pelajar jogjakarta. 1999. h. 40.
Adapun dasar pendidikan Islam dapat diketahui dari firman Allah SWT.
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa seluruh urusan umat Islam wajib
berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dengan demikian dasar dari
pendidikan Islam adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah. Pendidikan Islam terbuka
terhadap unsur ijtihad dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Al-Qur’an
dan Sunah sebagai nilai utama.
Maka dapat diambil pemahaman bahwa dasar pendidikan Islam Al-Qur’an
dan Hadis serta hasil Ijtihad, yaitu :
1) Al-Qur an
Al-Quran adalah “Kalam Allah yang diturunkan melalui malaikat
Jibril kepada hati Rasulullah dengan lafadz bahasa arab dan makna
hakiki untuk menjadi hujjah bagi Rasulullah atas kerasulannya dan
menjadi pedoman bagi manusia dengan petunjuknya serta
merupakan ibadah bagi yang membacanya”. Umat islam sebagai
5
Al-Qur’an, Surat An-Nisa’ Ayat 59, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsiran Al-
Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, 1989, h. 128.
suatu umat yang dianugerahkan Tuhan suatu kitab suci Al-Quran,
yang lengkap dengan segala petunjuk yang meliputi seluruh aspek
kehidupan dan bersifat universal. Pada masa awal pertumbuhan
Islam, Nabi Muhammada Saw adalah sebagai pendidik pertama,
telah menjadikan Al-Quran sebagai dasar pendidikan Islam
disamping Sunnah beliau sendiri. Kedudukan Al-Quran sebagai
sumber pokok pendidikan islam dapat dipahami dari ayat Al-Quran
itu sendiri.
Firman Allah SWT dalam surat Shaad :
َم ْن ا َ َرادَ الذُّ ْنيَا فَعَلَ ْي ِه بِ ْال ِع ْل ِم َو َم ْن ا َ َرادَ ْاْل َ ِخ َرةَ فَعَلَ ْي ِه بِ ْال ِع ْل ِم َو َم ْن ا َ َرادَه ُِما فَعَلَ ْي ِه
) َارى َو ُم ْس ِل ٌم ِ (ر َوا ُه ْالبُخ َ بِ ْال ِع ْل ِم
Artinya : “Barangsiapa yang menghendaki kebaikan di dunia
maka dengan ilmu. Barangsipa yang menghendaki kebaikan di
akhirat maka dengan ilmu. Barangsiapa yang menghendaki
keduanya maka dengan ilmu” (HR. Bukhori dan Muslim)
3) Ijtihad
Ijtihad di bidang pendidikan ternyata semakin diperlukan,
sebab ajaran islam yang terdapat dalam Al-Quran dan Al-Sunnah,
hanya berupa prinsip-prinsip pokok. Sedangkan sejak turunnya
ajaran Islam kepada Nabi Muhammad SAW sampai sekarang
Islam telah tumbuh dan berkembang mengikuti perkembangan
zaman. Maka diperlukan usaha-usaha untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang berkembang. Pendidikan sebagai lembaga
sosial akan turut mengalami perubahan sesuai dengan perubahan
yang tejadi di masyarakat. Kita tahu perubahan-perubahan yang
ada di zaman sekarang atau mungkin sepuluh tahun yang akan
datang mestinya tidak dijumpai pada masa Rasulullah saw, tetapi
memerlukan jawaban untuk kepentingan pendidikan di masa
sekarang. Untuk itulah diperlukan ijtihad pada pendidik muslim.
Ijtihad pada dasarnya merupakan usaha sungguh-sungguh orang
muslim untuk selalu berperilaku berdasarkan ajaran Islam,
manakala tidak ditemukan petunjuk yang jelas dari al-Qur`an
ataupun Sunnah.
Dengan demikian untuk melengkapi dan lebih
mempermudah terealisasinya ajaran islam itu sangat dibutuhkan
ijtihad, sebab globalisasi dari Al-Quran dan Hadits saja belum
menjamin tujuan pendidikan islam akan tercapai.
Usaha ijtihad para ahli dalam merumuskan teori pendidikan
islam dipandang sebagai hal yang sangat penting bagi
pengembangan teori pendidikan pada masa yang akan datang,
6
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Undang- Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Cet. I; Jakarta: Visimedia,
2007), h. 5
7
H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam-Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, (Cet.II,Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), h. 53-54.
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah
terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam,
pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan
kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah
kepada Allah.
Berkaitan dengan tujuan pendidikan Islam, Muhammad Athiyyah
Al-Abrasyi berpendapat bahwa, Tujuan pendidikan Islam adalah akhlak.
Menurutnya, pendidikan budi pekerti merupakan jiwa dari pendidikan
Islam. Islam telah memberi kesimpulan bahwa pendidikan budi pekerti
dan akhlak adalah ruh (jiwa) pendidikan Islam, dan tujuan pendidikan
Islam yang sebenarnya adalah mencapai suatu akhlak yang sempurna.
Akan tetapi, hal ini bukan berarti bahwa kita tidak mementingkan
pendidikan jasmani, akal, ilmu maupun ilmu pengetahuan praktis
lainnya, melainkan bahwa kita sesungguhnya memperhatikan segi-segi
pendidikan akhlak sebagaimana halnya memperhatikan ilmu-ilmu yang
lain. Anak-anak membutuhkan kekuatan dalam jasmani, akal, ilmu, dan
juga membutuhkan pendidikan budi pekerti, cita rasa dan kepribadian.8
Dengan demikian, tujuan pendidikan Islam adalah mendidik budi pekerti
dan pembentukan jiwa.
8
Muhammad Athiyyah al-Abrasyi, At-Tarbiyah al-Islamiyah, terjemahan oleh; Abdulllah
Zaky Alkaaf (Cet.I; Bandung: CV Pustaka Setia, 2003), h. 13.
fitrahnya, serta menyadarkan manusia dalam rangka mengambil manfaat
dalam mewujudkan kesejahteraan di dunia sebagai sarana mencapai
kebahagiaan hidup di akherat.9
Menurut Hasan Langgulung, pendidikan dapat dilihat dari segi
pandangan individu dan segi pandangan masyarakat serta memandang
pendidikan sebagai suatu transaksi, yaitu proses memberi dan mengambil
antara manusia dan lingkungannya. Oleh karena itu, tugas dan fungsi
pendidikan dapat dilihat pada tiga pendekatan, pertama, pendidikan
dipandang sebagai pengembangan potensi, kedua, pendidikan dipandang
sebagai pewarisan budaya, dan ketiga, pendidikan dipandang sebagai
interaksi antara potensi dan budaya.10
1. Fungsi Pengembangan Potensi
Fungsi ini mencerminkan bahwa pendidikan sebagai
pengembangan segenap potensi manusia dalam kehidupannya.
Manusia mempunyai sejumlah potensi atau kemampuan
sedangkan pendidikan merupakan suatu proses untuk
menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi yang
dimiliki dalam arti berusaha untuk menampakkan dan
mengembangkan (aktualisasi) berbagai potensi manusia yang
dalam Islam disebut dengan “fitrah” sebagai potensi dasar yang
akan dikembangkan bagi kehidupan manusia.11
2. Fungsi Pewarisan Budaya
Pendidikan sebagai pewarisan budaya merupakan upaya
pewarisan nilai-nilai bagikehidupan manusia sebagaimana
dinyatakan bahwa tugas pendidikan Islam selanjutnya adalah
mewariskan nilai-nilai budaya Islam.12
9
Abd Rahman Abdullah. 2002. Aktualisasi Konsep Dasar Pendidikan Islam, rekonstruksi
pemikiran dalam tinjauan filsafat pendidikan Islam. Penerbit UII Press jogjakarta. h. 57.
10
Hasan Langgulung. 1988. Pendidikan Islam Menghadapi Abad 21. penerbit Pustaka al-
Husna Jakarta. h. 57.
11
Muhaimin dan Abdul Mujib. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam, kajian filosofis dan
kerangka dasar operasionalnya. Penerbit Tregenda Karya Bandung. h. 138.
12
Ibid, h. 141.
Peradaban dan Budaya (Islam) bisa mati bila nilai-nilai,
norma-norma dan berbagai unsur lain yang dimiliki berhenti
dan tidak berfungsi dalam mewariskan nilai-nilai itu dari
generasi ke generasi dalam kehidupan. Peradaban Islam
bermula dari turunya wahyu yang kemudian disosialisasikan
kepada pengikutnya sehingga diikuti dan diterapkan dalam
kehidupan.
Dari tradisi inilah terbentuk suatu kelompok manusia yang
disebut ummah Islam yang terikat dengan akidah, syari’ah, dan
akhlak Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan As-
Sunnah sebagai prinsip pokok Islam yang senantiasa
dikembangkan pemahaman dan pengamalannya dalam
kehidupan umat manusia. Hal ini mencerminkan bahwa fungsi
pendidikan Islam juga mewariskan ajaran-ajaran Islam dengan
berbagai nilai peradaban ke dalam kehidupan individu dan
masyarakat yang senantiasa tumbuh dan berkembang sebagai
nilai yang menjadi panutan dalam kehidupan.13
3. Fungsi Interaksi antara Potensi dan Budaya
Fungsi interkasi antara potensi dan budaya ini
sesungguhnya merupakan kelanjutan dari fungsi pertama yakni
pengembangan potensi da fungsi kedua yakni pewarisan nilai-
nilai budaya. Fungsi pendidikan dalam pengertian ketiga ini
dinyatakan sebagai proses memberi dan menerima antara
manusia dan lingkungannya adalah proses bahwa dengan itu
manusia mengembangkan dan menciptakan kemampuan-
kemampuan yang diperlukan untuk mengubah kondisi-kondisi
kehidupan, kemanusiaan dan lingkungannya.
13
Abd Rahman Abdullah. h. 59-60.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan