Disusun oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan limpahan Rahmat dan hidayah-Nya
sehingga makalah berjudul Dasar-dasar Pendidikan islam ini dapat diselesaikan oleh penulis
dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi pembaca dan penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Ruswan, M.A.. selaku dosen
pengampu mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam. yang baik dan benar yang telah memberikan
tugas ini sehingga menambah pengetahuan dan wawasan dengan bidang studi yang penulis
tekuni. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover 1
KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang 5
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan 5
A. Kesimpulan 12
B. Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Islam mencakup dua unsur pada manusia yaitu unsur jasmaniah dan
rohaniah. Segi jasmaniah, pendidikan Islam memperhatikan kesehatan sehingga manusia
bisa beribadah, menggali potensi dan ciptaan Allah di bumi. Selain itu, penting ada
keyakinan bahwa jasad manusia adalah ciptaan Allah swt, yang kehadirannya
dipersembahkan hanya kepadaNya. Pendidikan Islam sangat memperhatikan aspek
kejasmaniaan seperti makan makanan yang halal dan baik. Meskipun tidak nampak
ternyata ada kaitan antara aspek kejasmaniaan dengan kualitas dan kesehatan mental
manusia. Makanan yang dimakan sebagai energi dan kekuatan berkorelasi dengan
semangat dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah swt. Seseorang yang selalau
makan makan yang tidak halal akan membuat seseorang malas beribadah, demikian
sebaliknya makan yang halal dapat mendorong seseorang rajin dan senang beribadah.
Selain itu, pendidikan Islam juga memperhatikan aspek kejiwaan berupa
meyakini, memahami, dan memperjuangkan nilai-nilai atau ajaran Islam atau aspek
ruh/spirit Islam yang melekat dalam setiap aktivitas pendidikan.8 Keseluruhan ajaran
Islam yang memiliki muatan yang santa luas yang meliputi aspek individu, masyarakat
dan negara tidak dapat terlepas dari dasar keyakinan, pengetahuan dan memperjuangkan.
Semua hal yang berkaitan dengan hajat hidup manusia makanan, cara makan, sikap
terhadap makanan sebagai anugrah Allah. Aspek lain yang termaktub dalam Islam
seperti bermasyarakat, (dengan cita-cita suatu masyarakat yang igaliter yaitu masyarakat
yang didasarkan atas kesetaraan dan kesederajatan sebagai makhluk Tuhan),9 hidup
bertetangga, bermasyarakat, bernegara dan juga dalam kaitannya dengan tatakrama sosial
seperti bermusyawarah dan lain sebagainya semua bisa ditemukan dalam ajaran Islam
4
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dasar Pendidikan islam?
b. Apa aja Aspek-aspek Pendidikan islam?
c. Apa Dasar Pendidikan islam?
C. Tujuan
a. Dapat mengetahui pengertian dasar Pendidikan islam
b. Dapat mengetahui Aspek-aspek Pendidikan islam
c. Dapat mengetahui Dasar Pendidikan islam
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Alquran dan Hadis sebagai dasar pemikiran dalam membina sistem pendidikan
Islam, bukan hanya dipandang sebagai kebenaran yang didasarkan pada keyakinan
semata, tetapi lebih jauh kebenaran itu juga sejalan dengan kebenaran yang dapat
diterima oleh nalar atau rasio dan bukti sejarah. Dengan demikian, wajar jika
pernyataan akan kebenaran Alquran itu dikembalikan pada pernyataan Allah swt.
lewat firman-Nya bahwa Alquran itu di dalamnya tidak terdapat keraguan sedikitpun
dan menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Selain itu, Alquran tidak
mengandung keraguan dan ia dijamin oleh Allah swt. atas kebenaran yang
dikandungnya. Alquran sebagai dasar pertama dan utama pendidikan Islam di
dalamnya terdapat berbagai ajaran yang berisi prinsip-prinsip-prinsip yang berkenaan
dengan usaha pendidikan itu.
6
B. Dasar-Dasar Pendidikan Islam
1. Tauhid (Kesatuan Tuhan)
Tauhid adalah landasan atau dasar pendidikan Islam. Sebab dalam ajaran
agama Islam, tauhid bagaikan pondasi yang mendasari seluruh aspek kehidupan
Muslim, termasuk di bidang pendidikan. Merujuk pada buku Pelajaran Akidah
Anak-Anak 1 karangan Suhendri dan Ahmad Syukuri, tauhid artinya menjadikan
Allah SWT sebagai satu-satunya sesembahan yang benar dengan segala
kekhususannya.
Artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
beribadah kepada-Ku.” Berikut penjelasannya yang dirangkum dari beberapa
sumber Dasar utama pendidikan Islam adalah tauhid, keyakinan pada satu Allah.
Ini adalah landasan bagi segala sesuatu dalam Islam, dan pendidikan bertujuan
untuk memahami, menginternalisasi, dan hidup sesuai dengan konsep ini (Al-
Quran, 112:1-4).
Kata „moral‟ berasal dari bahasa Latin „mores‟, jamak dari kata „mos‟,
diartikan dengan „adat kebiasaan‟. Dalam bahasa Indonesia, moral sering
diterjemahkan dengan arti susila. Kata moral dipakai untuk menunjuk kepada
suatu tindakan atau perbuatan yang sesuai dengan ide-ide umum yang berlaku
dalam suatu komunitas atau lingkungan tertentu. Dari batasan ini ada yang
menyatakan bahwa kata moral lebih banyak bersifat praktis dari pada teoritis
(Ya‟qub, 1988:14).
Kata „etika‟ berasal dari kata Yunani „ethos‟ juga diartikan dengan „adat
kebiasaan‟. Pengertian yang diberikan kepada istilah ini pada umumnya lebih
7
bercorak teoritik, yaitu menunjuk kepada ilmu tentang tingkah laku manusia.
Dengan mengutip dari New American Encyclopedia, Ya‟qub (1988:13)
mengatakan bahwa etika adalah ilmu tentang filsafat moral, tidak mengenai fakta,
tetapi mengenai nilai-nilai; tidak mengenai sifat tindakan manusia, tetapi tentang
idenya, karena itu bukan merupakan ilmu yang positif, melainkan ilmu yang
formatif. Dari pengertian ini kemudian dikatakan bahwa etika lebih banyak
bersifat teori, sedangkan moral lebih bersifat praktis.
3. Pendidikan Akademik
Islam adalah salah satu agama di dunia yang sangat menghargai ilmu. Imu
yang bersumber dari wahyu atau al-Qur’an dan al-Sunnah yang dicapai melalui
riset bayani atau ijtihad, yakni ilmu agam, ilmu yang bersumber dari alam jagat
yang dicapai melalui riset ijbari (esperimen dan penalaran logis), ilmu yang
bersumber dari fenomena sosial yang dicapai melalui riset burhani (observasi,
wawancara dan angket), ilmu yang bersumber dari akal pikiran yang dicapai
melalui riset jadali (logika), dan ilmu yang dicapai dari Allah SWT melalui riset
irfani (mujahadah dan muraqabah) sangat dihargai oleh Islam. Dalam pandangan
Islam semua ilmu ini hakikat-Nya milik Allah SWT, karena wahyu, alam jagat
raya, fenomena sosial, akal dan intuisi yang menjadi sumber ilmu tersebut adalah
merupakan anugerah Allah SWT yang diberikan Tuhan kepada manusia untuk
dipelajari, dikaji, digali hikmahnya dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan hidup
manusia.
8
Sedangkan menulis dalam arti menyimpan, merekem, memasukan dalam
file, mendokumentasikan dan mengabadikan. Dengan tulisan ini, maka segala
sesuatu yang telah dihasilkan melalui kegiatan membaca dapat diabadikan dan
diteruskan kepada generasi berikutnya dalam bentuk ilmu pengetahuan. Dan
ilmu-ilmu tersebut kemudian diaplikasikan dalam bentuk disain, modul dan
manual, yang selanjutnya menghasilkan teknologi, kebudayaan dan peradaban.
Tanpa ilmu, kebudayaan dan peradaban yang dibutuhkan untuk memajukan
kehidupan manusia tidak akan terwujud. Kedua, bahwa di antara tugas utama
Allah SWT dan Rasul-Nya adalah memberikan ilmu pengetahuan kepada
manusia, sebagaimana tercermin dalam wahyu Allah di dalam al-Qur’an, dan
sabda Rasulullah SAW dalam hadisnya.
4. Keadilan Sosial
Keadilan sosial dalam Islam ditegakkan atas tiga asas; kebebasan jiwa
yang mutlak, persamaan kemanusiaan yang sempurna, dan jaminan sosial yang
kuat.5 Keadilan sosial dalam Islam, bertitik tolak dari suatu prinsip yang
menggariskan bahwa kepemilikan terhadap harta kekayaan tidaklah bersifat
mutlak, oleh karena kepemilikan yang mutlak adalah monopoli dari Pencipta
alam semesta ini dan segenap isinya yaitu Allah. Manusia hanyalah pemilik
dalam makna yang nisbi. Oleh karena itu, menurut konsep Islam, setiap individu
muslim bertanggungjawab kelak di akhirat tentang asal-usul harta miliknya dan
kemana harta itu dibelanjakan dan dipergunakannya.6 Dengan perkembangan
zaman dan kehidupan, maka terjadi pula perkembangan dalam model pemikiran
manusia. Terutama perkembangan yang menjadi sorotan adalah kehidupan di
dunia Barat, yang melahirkan pemikiran-pemikiran yang berusaha menjawab
problematika kehidupan masyarakatnya. Diantara pemikiran yang lahir di Barat
itu yang tidak sesuai dengan Islam adalah sebuah sistem yang memisahkan antara
kehidupan dunia dan urusan akhirat, atau sekularisme. Di dunia Barat, keadilan
sosial telah dijalankan dibawah bayang-bayang sekuarisme. Dimana sekularisme
menjadi pengendali kehidupan masyarakat Barat pada umumnya.
9
C. Aspek-Aspek dari Kependidikan Islam dan Dasarnya
Tujuan pendidikan dalam Islam adalah membentuk pribadi atau potensi, yaitu
jasmani dan rohani, secara maksimal serta meningkatkan hubungan yang harmonis
antara pribadi dan Allah, sesama manusia, dan alam. Apa ya potensi jasmani dan rohani
yang dimaksudkan? Potensi jasmani yang terwujud dalam fisik serta rohani yang
terwujud dalam pemikiran dan perasaan adalah dua potensi yang selalu berusaha untuk
dikembangkan secara maksimal melalui proses belajar mengajar yang menjadi bagian
utama pendidikan dalam Islam. Dengan memiliki perkembangan yang maksimal antara
keduanya maka akan terbentuk pribadi dengan ilmu pengetahuan dan akhlak yang baik.
Aspek ketuhanan menjadi aspek pertama dan aspek dasar pendidikan dalam
Islam. Dengan mengenal Allah Swt. sebagai Tuhan dan Pencipta, pribadi manusia
dapat menyadari bahwa segala yang dipelajari adalah ciptaan-Nya. Dengan bekal itu
pula, dalam proses mempelajari ilmu pengetahuan dan menguak fenoma alam, bukan
kesombongan yang muncul dalam diri, melainkan kesadaran akan kebesaran-Nya
serta kedekatan kita dengan-Nya.
Akhlak termasuk dalam aspek penting pendidikan dalam Islam. Kasus korupsi
ataupun tindak kejahatan sosial yang terjadi sekarang, dapat melihat bahwa akhlak
sebagai pembentuk moral masyarakat menjadi pengendali diri untuk terhindar dari
tindakan yang merugikan orang lain. Akhlak yang baik akan mencerminkan pribadi
akan selalu melakukan segala sesuatu dengan batas-batas yang sesuai ajaran Islam dan
jauh dari perbuatan yang merugikan orang lain. Hal ini sesuai dengan tujuan
pendidikan yang salah satunya membentuk hubungan yang harmonis antara sesama.
Tanpa akhlak, ilmu pengetahuan dan potensi diri dapat digunakan untuk melakukan
tindakan yang merugikan masyarakat.
10
3. Aspek Pendidikan Akal dan Ilmu Pengetahuan
Pendidikan akal dan ilmu pengetahuan menjadi aspek yang tidak terpisahkan
dalam dunia pendidikan. Dalam proses belajar mengajar, pendidik maupun anak didik
berkutat dalam diskusi untuk memahami ilmu pengetahuan. Aspek ini berhubungan
dengan kesuksesan di dunia profesi. Dengan akal dan ilmu pengetahuan, potensi diri
untuk berkembang dan berprestasi dalam dunia profesi tertentu dapat dicapai.
D. Dalil Naqli
1. Ayat Al-Quran:
Artinya; Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah
yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
(Serulah) manusia, hai Muhammad (kepada jalan Rabbmu) yakni agama-Nya (dengan
hikmah) dengan Alquran (dan pelajaran yang baik) pelajaran yang baik atau nasihat
yang lembut (dan bantahlah mereka dengan cara) bantahan (yang baik) seperti
menyeru mereka untuk menyembah Allah dengan menampilkan kepada mereka
tanda-tanda kebesaran-Nya atau dengan hujah-hujah yang jelas. (Sesungguhnya
Rabbmu Dialah Yang lebih mengetahui) Maha Mengetahui (tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk) maka Dia membalas mereka; ayat ini diturunkan sebelum diperintahkan
untuk memerangi orang-orang kafir. Dan diturunkan ketika Hamzah gugur dalam
keadaan tercincang; ketika Nabi saw. melihat keadaan jenazahnya, lalu beliau saw.
bersumpah melalui sabdanya, "Sungguh aku bersumpah akan membalas tujuh puluh
orang dari mereka sebagai penggantimu.(Tafsir jallayn)
2. Hadis
11
- Rasulullah Muhammad SAW bersabda: "Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang
lahat kubur." (Hadis Sahih Bukhari)
- "Orang yang belajar ilmu pengetahuan untuk mencari wajah Allah, dia akan
berada dalam jalan Allah sampai dia kembali." (Hadis Sahih Tirmidzi)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, terdapat banyak kekurangan di semua segi. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
agar makalah ini dapat diperbaiki dan disempurnakan. Harapannya, makalah ini dapat
bermanfaat dan meningkatkan pengetahuan bagi siapa saja yang membacanya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Zainal Abidin. (1975). Konsepsi Negara Bermoral. Jakarta: Bulan Bintang.
13