KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, akhirnya penyusun
dapat menyelesaikan buku ini, yang berjudul “FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM”.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa buku ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak lagi kekurangannya, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu ,
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penyusun , oleh karena itu penyusun
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
perbaikan di masa yang akan datang.
Pada kesempatan kali ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu menyelesaikan buku in, semoga Allah SWT, membalas
amal kebaikan nya. Amminn. Dengan segala pengharapan dan doa semoga buku ini
dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A. Pengertian, 6
B. Dasar, 6
C. Tujuan, 7
D. Ruang lingkup, 8
BAB II HAKIKAT ALLAH SWT
A. Eksistensi, Zat, dan Sifat, 9
B. Asmaul Husna, 10
A. Pengertian al-‘ilm, 23
B. Instrument meraih ilmu, 23
3
C. Sumber-sumber ilmu pengetahuan, 24
D. Klasifikasi/pembidangan ilmu pengetahuan, 25
A. Pengertian ganjaran,39
B. Bentuk-bentuk ganjaran dalam pendidikan islam, 39
C. Dasar pertimbangan dan prosedur implementasi ganjaran dalam pendidikan
islam,40
A. Pengertian hukuman, 41
4
B. Bentuk-bentuk hukuman dalam pendidikan islam, 42
C. Dasar pertimbangan fan prosedur implementasi hukuman dalam pendidikan
islam, 43
A. Pengertian evaluasi, 44
B. Tujuan evaluasi, 44
C. Fungsi evaluasi, 45
D. Sistem evaluasi, 45
A. Eksistensi, 46
B. Tipologi, 46
C. Problemmatika, 47
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
5
PENGANTAR KE FILSAFAT ISLAM DAN FILSAFAT PENDIDIKAN
ISLAM
A. Pengertian
Filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu Philos dan Shopia. Philos yang
artinya cinta dan dalam arti luasnya keinginan. Sedangkan shopia yang berarti
kebenaran atau kebijakan. Namun secara etimologi adalah filsafat berarti kecintaan
kepada kebenaran. Jadi filsafat merupakan kecintaan kepada ilmu pengetahuan atau
kebenaran, kebijaksanaan, atau pun suka atau menyukai kebenaran. Sedangkan
pengertian islam dalam bahasa alam berasal dari kata salimah. Kata islam ini berasal
dari isim masdar yang artinya berserah diri, selamat sentosa atau pun memelihara
keadaan sentosa tersebut.
Dan untuk pendidikan nya, pendidikan berasal dari kata didik, dan
mendapatkan awal pen dan akhiran an. Yanga artinya adalah suatu perbuatan
mendidik. Untuk dalam bahasa inggris pendidikan berarti education dan untuk dalam
bahasa arab pendidikan berarti tarbiyah.
Jadi dari pengertian diatas pengertian dari filsafat pendidikan islam adalah
sebuah pemikiran atau kajian secara mendalam atau mendasar yang membahas
berbagai masalah dalam kegiatan pendidikan dan didasarkan kepada Al-Qur’an dan
Hadist, serta pendapat para ahli filosof muslim.
B. Dasar
6
Dari pengertian filsafat islam dan filsafat pendidikan islam dasar nya
berdasarkan dari Al-Qur’an, Hadist, dan pendapat para ahli filosof muslim, dan lain
sebagainya. Yang mana Al-Qur’an dan Hadist sebagai sumber utamanya nya. Dan
pendapat para ahli merupakan sumber-sumber pendukung dari Al-Qur’an dan Hadist.
Filsafat islam dan filsafat pendidikan islam memiliki tujuan yang sesuai degan
ajaran Al-Qur’an dan Hadist. Dimana Al-Qur’an sangat berpengaruh penting dalam
dunia pendidikan islam dan masalah-masalah pendidikan islam sehingga Al-Qur’an
disebut sebagai Kitab Pendidikan. Begitu juga dengan Hadist Nabi Muhammad juga
mewajibkan pendidikan sepanjang hayat seorang muslim. Tetapi menurut pendapat
dari para ahli, jika sesuatu dijadikan sumber atau dasar maka sumber/dasar tersebut
haruslah bersifat permanent, constant, dan di permasalahkan keadaannya. Nah dengan
begitu menurut penulis Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah sangat tepat dan sesuai
dengan sifat yang dikemukan oleh pendapat ahli tersebut. Sehingga Al-Qur’an dan
Hadist Rasulullah sangat bisa di jadikan sebagai dasar/sumber filsafat islam dan
Filsafat Pendidikan Islam.
C. Tujuan
Filsafat islam dan filsafat pendidikan islam sangat banyak memiliki tujuan,
yaitu :
7
ilmu tersebut, yang sebenarnya bukan hanya sekedar ilmu saja tetapi ilmu
yang benar-benar ilmu.
4. Selain itu menyiapkan peserta didik baik dari segi professional, teknis, dan
lain-lain. Agar ia mampu mencari rezeki dengan halal dan baik.
D. Ruang Lingkup
Secara spesifik ruang lingkup dari filsafat pendidikan islam adalah sebuah
disiplin ilmu. Mempelajari filsafat pendidikan islam berarti juga merupakan disiplin
ilmu yang menggunakan pikiran yang sangat mendasar, sistematis, logis dan
menyeluruh tentang pendidikan yang tidak hanya dilatar belakangi oleh pengetahuan
agama saja, tetapi juga ilmu yang lainnya juga yang relevan.
8
BAB II
Apa sih pengertian eksistensi ? Nah, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) Eksistensi adalah keberadaan. Jadi jika kita membicarakan tentang eksistensi
Allah SWT maka kita membahas tentang keberadaan Allah SWT. Allah SWT hadir
dimana saja dan kapan saja tanpa terbatas oleh ruang dan waktu. Permulaan Allah
SWT itu berawal dari kekekalan. Berati Allah adalah awal dari segala nya, dan Allah
tidak diciptakan oleh siapa pun. Karena Allah memiliki sifat yang kekal.
Allah bukan lah hasil ciptaan karena Allah awal dari segala nya berarti Allah
adalah sang pencipta segalanya. Percaya kepada Allah tidak di ragukan lagi datang
dari diri sendiri manusia. Allah tidak hanya memperkenalkan dirinya kepada
manusia, melalui ciptaan-Nya saja tetapi juga dari Allah mendekatkan diri kepada
ciptaan-Nya yaitu manusia. Meskipun masih banyak yang menentang atau belum
percaya adanya Allah, tetapi mereka juga masih mempercayai Allah sesuai dengan
jalan mereka.
Dan untuk memahami zat dan sifat Allah tidak lepas dari akidah yang benar.
Yang di maksud dengan akidah yang benar adalah akidah yang menerima hakikat
eksistensi atau keberadaan Allah SWT. Secara garis besar terdapat tiga pandangan
pembuktian logis tentang eksistensi Allah SWT, diantaranya :
1. Pandangan ontologis
Pandangan ini dipelopori oleh Plato dan Al Farabi. Yang mana
menurut pandangan plato ada sebuah ide yang bernama The Absolute Good,
dan menurut al farabi bahwa hanya ada satu yang wajib ada. Sementara untuk
yang wajib ada tersebut pasti ada juga yang mustahilnya. Jadi kesimpulannya
9
adalah bahwa tidak ada yang kecuali selain wajib ada tersebut. Yang wajib
ada tersebut adalah Allah SWT.
2. Pandangan Kosmologis
Pandangan ini dipelopori oleh aristoteles. Menurut aristoteles, ia
menyatakan bahwa setiap yang bergerak itu pasti ada penggeraknya.
Penggerak pertama tidak ada penggeraknya, karena jika penggerak pertama
ada penggeraknya berarti penggerak pertama tersebut bukan penggerak
pertama.
Pandangan onotologis dan kosmologis di kritik oleh Imanuel Kant, ia
mengatakan bahwa mengapa yang wajib ada memberikan eksistensi atau
keberadaan kepada yang mungkin ada. Dengan pengertian lain pertanyaan
yang di ajukan oleh Imanuel Kant ini adalah mengapa tuhan menciptakan
makhluk ? Nah tuhan menciptakan segala sesuatu tersebut pasti ada
tujuannya.
3. Pandangan moral
Pandangan ini dipelopori oleh Imanuel Kant, menurutnya manusia
yang dilahirkan ke dunia ini pasti dibekali oleh moral yang berguna untuk bisa
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk . melakukan hal yang
baik dan meninggalkan yang buruuk merupakan perintah. Karena melakukan
hal yang baik akan mendapatkan hadiah atau pahala sedangkan jika
melakukan hal yang buruk maka akan diberi hukuman.
10
“ Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia
mempunyai asmaul husna(nama-nama yang baik)” (QS Thaha:8)
Sebagai umat muslim kita sangat dianjurkan untuk berdoa sambil menyebut
asmaul husnah. Karena dengan begitu berarti kita sangat-sangat mengharap belas
kasihan dari Allah SWT, dan akan membuat apa yang kita doa kan cepat diijabah
oleh Allah SWT. Jumlah Asmaul Husnah berjumlah 99 nama. Sesuai dengan hadist
yang diriwayatkan Tirmidzi, diperkuat hadist riwayat Bukhari.
“ Dari Abu Hurairah r.a. a berkata Nabi Muhammad Saw bersabda:
Sesungguhnya Allah SWT mempunyai 99 nama, yaitu seratus kurang satu,
barangsiapa menghitungnya (menghafalnya seluruhnya) masuklah ia kedalam
surga” (HR Bukhari)
BAB III
11
HAKIKAT MANUSIA
Istilah dari al Basyhar didalam Al-Qur’an lebih sering digunakan untuk hal-
hal yang bersifat fisik atau yang terlihat pada diri manusia seperti : kulit, rambut, dan
lain-lainnya. Atau yang tidak berbeda dengan manusia lainnya. Selain itu istilah al
Basyhar juga bermakna kepada kebutuhan-kebutuhan yang di butuhkan oleh manusia
seperti aktivitas belajar, berdakwah, dan perkembang yang dialami oleh manusia.
Dengan arti lain istilah al Basyhar lebih menggambar fisik dan kebutuhan yang
dibutuhkan oleh manusia sehingga sama seperti manusia lainnya.
12
secara keseluruhan. Hanya saja istilah dari al Insan juga menggambarkan perbedaan
antara manusia yang satu dengan yang lainnya.
Aliran ini mengatakan bahwa yang benar-benar ada itu adalah zat dan alam ini
adalah zat nya dan manusia adalah unsur yang ada di dalam zat tersebut. Jadi manusia
adalah apa yang tampak wujudnya yang terdiri atas darahh, daging, tulang. Jadi aliran
lebih mengaritkan manusia adalah zat atau materi.
Aliran ini berpendapat bahwa yang ada di alam semesta ini adalah ruh. Begitu
juga hakikat manusia juga ruh. Ruh yang dimaksud disini adalah yang diartikan
sebagai akal, mental, dan jiwa yang dimiliki oleh manusia. Jadi jasmani atau zat
merupakan alat untuk menggerakan tujuan, keinginan manusia itu sendiri.
Jadi aliran ini beranggapan bahwa yang menggerakan manusia itu adalah ruh
atau jiwa. Tanpa ruh dan jiwa maka jasmani manusia tersebut juga akan mati dan
tidak berdaya sama sekali.
13
3. Aliran dualisme
4. Aliran Eksistensialisme
Ini merupakan aliran filsafat modern yang berfikir bahwa hakikat manusia
merupakan perwujudan yang sesungguhnya dari manusia tersebut. Jadi inti nya
bahwa hakikat manusia menurut aliran ini adalah segala hal yang menguasai manusia
itu sendiri. Yang mana manusia menurut aliran ini dipandang sebagai ruh, jiwa, zat,
tetapi juga memandangnya dari segi eksistensi dari manusia itu sendiri.
“Dan tidak aku ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka
menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan aku tidak
menghendaki supaya mereka member aku makan. Sesungguhnya Allah, Dialah maha
14
pemberi Rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” (QS Az-
Zaariyaat,51:56-58)
Penyembahan yang dilakukan kepada Allah SWT secara ikhlas dan sempurna
menjadikan seseorang manusia adalah manusia yang benar-benar manusia atau
disebut seorang khalifah di bumi nya Allah. Adapun peran yang harus dilakukan oleh
seorang khalifah di bumi Allah ialah :
15
BAB IV
HAKIKAT MASYARAKAT
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar,
merekalah orang yang beruntung” (QS Ali Imran:104)
Dalam konteks ini, Al-Qur’an memilih kata ummat sebagai pengikut Nabi
Muhammad SAW. Yang bermaksud bahwa memerintah ummat nya agar membentuk
kepribadian yang menjadi Al Ummah. Jadi al Ummah adalah suatu bangunan sosial
yang di atur secara khusus dan hanya ummat islam lah yang hanya disuruh
mengerjakan kebajikan. Dari berbagai pengertian mengenai al ummah didalam Al-
Qur’an dengan makna berbeda untuk lebih jelasnya mari kita bahas satu persatu.
Ummah Wahidah
Dijelaskan bahwa ummah wahidah di dalam Al-Qur’an bermaksud
bahwa bagian dari ide kesatuan yang berperan penting dalam pengertian al
Ummah secara keseluruhan di dalam Al-Qur’an. Dan al Ummah didalam Al-
Qur’an tersebut di artikan kepada dua hal pokok yaitu pertama, merujuk
kepada suatu kumpulan agamawi yang menyeluruh dan kedua merujuk
kepada suatu golongan khusus.
Ummah Wasath
Pengertian ummah wasath muncul pada masa periode madinah.
Dimana pada masa itu konsep ummah wasath di merujuk kepada
perkumpulan agamawi yang semakin berkembang. Dan pengertian ummah
16
saat itu merupakan mencapai maksud Allah yang secara menyeluruh kepada
umat muslim pada masa itu.
Ummah Muqtashidah
Menurut beberapa buku istilah ini tidak merujuk kepada umat muslim
saja tetapi juga kepada umat yang ada di dunia ini walaupun memiliki agama
yang berbeda.
Ummah Muslimah
Pengertian ini sangat merujuk kepada umat muslim. Sebuah kelompok
yang terdiri dari orang-orang yang shaleh dan shalehah yang tidak hanya taat
kepada Allah tetapi juga menerapkan nya didalam kehidupan sehari-hari.
Istilah ini berkembang pada masa mekkah.
17
C. Karakteristik masyarakat muslim
Rabbani
Telah disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW membangun
masyarakat islam pada masa nya adalah pengokohan akidah islam kedalam
hati nurani masyarakat islam pada masa itu. Maka tidak akan di ragukan lagi
bahwa ini memiliki peran yang penting dalam pembangunan masyrakat
muslim. Karena dengan memiliki pondasi yang bagus bagi masyarkat muslim
saat itu maka akan secara otomatis masyarakat muslim akan terbentuk dengan
sendirinya.
Beradapan
Sebenarnya ayat yang pertama turun ke pada Nabi Muhammad sebagai
motivasi bagi kita untuk belajar menganalisis segala macam masalah yang
terjadi. Jadi pada hakekatnya adalah islam mengajarkan kita untuk belajar dan
sadar bahwa dalam menyelesaikan suatu masalah adalah dengan
menggunakan akal.
Mutawajin (seimbang)
Islam pada dasarnya tegak diatas keseimbangan dan keseimbangan ini
menjadi ciri khasnya. Yang mana keseimbangan tersebut meliputi
keseimbangan dalam arahan-arahan yang di biasakan dalam berbagai masalah.
Umat islam juga merupakan umat yang seimbang karena masyarakat muslim
tidak berlebih-lebihan dalam hal apapun
Tidak apartheid
Masyarakat muslim dibangun oleh beberapa aspek baik dalam
pergerakan, tujuan, misi, suku, ras, dan lain-lainnya. Yang mana masyarakat
muslim hanya bersumber kepada Allah SWT saja. Masyarakat muslim adalah
komunitas yang bebas dan terdiri dari berbagai kelompok dari bangsa mana
saja tetapi memiliki tujuan tertentu.
18
D. Peran, tugas dan tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan islam
Berikut ini adalah beberapa peran masyarakat terhadap peran pendidikan antara lain :
19
BAB V
Penciptaan alam semesta adalah salah satu tanda kebesarannya Allah SWT.
Dan tidak sedikit ayat Al-Qur’an yang membahas nya. Selain itu juga mengajak kita
untuk merenungkan kebesarannya Allah SWT tersebut. Alam semesta merupakan
tempat hidupnya berbagai ciptaan Allah SWT baik yang bersifat hidup atau pun mati,
selain itu juga tempat terjadi segala bencana peristiwa yang bisa diungkapkan oleh
manusia.
Proses penciptaan alam semesta masih merupakan suatu misteri bagi manusia.
Tidak hanya itu perputaran benda-benda langit yang ada di alam semesta pun masih
menjadi misteri bagi manusia. Allah SWT berfirman dalam Q.S Yunus 10:5
Sementara itu firman Allah SWT di Q.S Al-Anbiya 2:30 yang artinya :
“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu
keduanyya dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian kamu pisahkan antara
keduanya dan kami kembangkan, dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapakah mereka tiada beriman”
Alam semesta menurut orang Babylonia adalah suatu ruangan atau selungkup
dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit beserta bintang-bintang adalah
atapnya. Jadi alam semesta adalah segala ruangan yang sangat besar yang terdapat
20
didalamnya komponen biotic dan abiotik didalamnya dan terjadi berbagai peristiwa di
dalamnya.
Allah menciptakan alam semesta memiliki tujuan dan maksud tertentu, namun
selain itu pada dasarnya penciptaan alam semesta adalah sebagai sarana untuk
membuktikan kemahakuasaan Allah dan menambahkan pengetahuan dan pembuktian
eksistensi kebesarannya Allah SWT. Dan dengan keberadaan alam semesta juga
mewujudkan keberadaan sang penciptanya. Jadi intinya adalah adalah tujuan dari
penciptaan alam semesta semata-mata untuk memperlihatkan kebesaran, kekuasaan
Allah SWT kepada manusia yang ada di alam semesta. Selain itu juga sebagai cara
untuk menambah wawasan nya manusia
Allah sebagai pencipta segala nya, Allah penuh kasih dan sayang kepada
seluruh makhluk ciptaannya. Dan alam semesta diciptakan juga untuk manusia juga.
Sehingga Allah memerintahkan apa yang ada di alam semesta baik di langit dan di
bumi untuk tunduk terhadap manusia. Setelah itu Allah menjadikan tempat tinggal
bagi manusia di bumi nya Allah ini. Tetapi demikian manusia tidak boleh tunduk dan
patuh kepada alam semesta tetapi kepada Allah SWT.
D. Fungsi alam semesta sebagai institusi pendidikan islam dan sebagai sumber
pendidikan islam
21
Manusia terhadap lingkingan sangatlah penting sebagai penentu yang dapat
menentukan apakah lingkungan dapat bermanfaat atau tidak. Namun sebagai manusai
pasti menginginkan segala hal-hal yang bermanfaat. Pemanfaatan alam semesta bagi
manusia sebagai upaya untuk menjaga dan melestarikan , dan yang seharusnya di
lakukan terhadap lingkungan seperti tanah, air, dan udara.
Tanah
Penggunaan tanah bisa di gunakan sebagai pertanian. Seperti bercocok tanam
sayur mayor, menanam padi, berladang jagung, dan lain-lainnya. Sehingga
nya hasilnya pun bisa di petik oleh manusia dan di manfaatkan untuk hal-hal
yang baik sehingga akan banyak mendatangkan keuntungan.
Air
Air merupakan kebutuhan pokok manusia, seperti untuk mandi, mencuci,
minum, ataupun sebagai pembangkit tenaga listrik, bahkan sampai pertanian.
22
BAB VI
A. Pengertian al-‘ilm
Kata ilmu terdiri dari huruf ‘ayn, lam, dan mim diartikan sebagai segala
sesuatu yang memiliki keistimewaan. Didalam Al-Qur’an kata ilm di sebutkan kurang
lebih 800 kali. Didalam bahasa arab kata ilm berarti pengetahuan, sedangkan kata
“ilmu”dalam bahasa Indonesia biasanya merupakan terjemahan dari kata “science”.
Ilmu dalam arti science sebagian dari al ilm dalam bahasa arab. Selain itu istilah ilmu
adalah suatu perkataan yang memiliki arti, sebagai berikut :
1) Rasionalisme
23
Aliran ini terlahir dari paham humanisme, menurt aliran ini akal merupakan
alat sebagai pencari dan pengukur pengetahuan. Yang mana manusia memperoleh
pengetahuan melalui dari akal, yang apa-apa saja yang ditangkap oleh akal.
2) Empirisme
3) Intusionisme
Menurut aliran ini tidak hanya indera yang terbatas, tetapi akal juga terbatas. Karena
akal ketika menangkap objek-objek pasti akan berubah-berubah. Dengan begitu krena
akal dan indera terbatas maka salah satu tokoh yang bernama Bergson
mengembangkan satu kemampuan tingkat tinggi yang dimiliki manusia yaitu intuisi.
Yang mana kemampuan ini mirip dengan instinct tetapi berbeda dalam kesadaran dan
kebebasannya.
Allah merupakan zat yang maha Alim. Sesuai dengan firman Allah dalam (QS
Saba, 34:1-2)
Yang artinya : “1. Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang ada di langit dan
apa yang ada di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. Dan dia-Lah yang
Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. 2. Dia mengetahui apa yang masuk ke
dalam bumi, apa yang keluar daripadanya, apa yang turun dari langit dan apa yang
naik kepadanya. Dan Dia-Lah yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun”
24
Dengan memiliki potensi yang ada manusia berusaha untuk memahami,
menelaah, mengenai berbagai peristiwa yang menimbulkan pengetahuan. Peristiwa-
peristiwa itu dapat berubah peristiwa qauniyah (alam semesta) dan peristiwa
quraniyah (yaitu Al-Qur’an). Al-Qur’an dan Hadist dapat dijadikan sebagai sumber
ilmu pengetahuan. Mengapa demikian ? karena Al-Qur’an selain untuk pedoman
hidup manusia tetapi Al-Qur’an terdapat di dalam nya berbagai peristiwa yang bisa
dijadikan sebagai pelajaran bagi manusia juga .
Klasifikasi ilmu yang disusun oleh Al-Farabi dengan sub-sub bagian tertentu
memiliki beberapa maksud :
Jadi secara umum ilmu pengetahuan itu terbagi menjadi empat kategori.
Yaitu:
Yang terdriri dari dari biologi, fisika, kimia, dan matematika. Dan ilmu-ilmu
murni lainnya seperti ilmu kedokteran, ilmu pertambanga, ilmu pertanian, ilmu
kelautan, ilmu informatika.
25
2)Ilmu Sosial
Yang terdiri atas sosiologi, ilmu psikologi, ilmu sejarah, dan antropologi.
3) Ilmu dasar
Yang terdiri dari ilmu ekonomi, ilmu pendidikan, ilmu hukum, ilmu politik,
ilmu komunikasi, ilmu administrasi.
4) Ilmu humaniora
Seorang ilmuwan muslim harus lah memiliki karakteristik yang sesuai dengan
ajaran agama islam, yang akan dibahas satu persatu :
4) Ilmuwan muslim menjadikan ilmu sebagai alat tujuan duniawi seperti kemulian
26
BAB VII
a) Al Ta’lim
b) Al Ta’dib
c) al Tarbiyah
Istilah al Tarbiyah berasal dri kata rabb, dan istilah ini memiliki banyak arti.
Konsep al Tarbiyah adalah salah satu konsep pendidikan islam yang penting. Jadi
istilah Tarbiyah merupakan proses mendidikan manusia dengan tujuan untuk
memperbaiki kehidupan manusia kepada arah yang lebih baik dan sempurna.
Tarbiyah merupakan proses pengembangan potensi dan keahlian dari manusia baik
bersifat materi dan non materi.
27
Al-Qur’an di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk umat
manusia, yaitu sebagai pengatur hidup dan kehidupan manusia dan menjadikan
petunjuk manusia dan sabagai salah satu alternatife bagi manusia memotivasi agar
manusia bisa berfikir lebih baik dalam kehidupannya. Dengan demikian banyak ayat-
ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang kehidupan manusia. Rasulullah SAW sebagai
pendidik pertama yang pada awalnya menjadikan Al-Qur’an sebagai dasar
pendidikan islam pada masa itu. Sehingga eksistensi Al-Quran pada masa itu
memiliki pengaruh yang besar bagi pendidikan islam pada masa itu.
28
BAB VIII
a) Mu’Allim
Mu’allim berasal dari kata al Ta’llim yang artinya telah mengajar, sedang
mengajar, dan pengajaran. Istilah mu’allim memiliki arti pengajar atau orang yang
mengajar. Istilah mu’allim adalah kata yang paling banyak ditemukan di zaman Nabi
dan istilah ini juga yang terkenal pada masa Rasulullah.
b)Mu’addib
Mu’addib artinya orang yang mendidik atau pendidik. Adapun mashdar dari
addaba adalah ta’dib artinya pendidik. Secara bahasa mu’addib merupakan bentukan
mashdar dari kata addaba yang berarti member adab, mendidik. Adab dalam
kehidupan sehari-hati sering diartikan adalah tata karma, sopan santun, akhlak, budi
pekerti.
c) Murrabbi
Istilah murrabi merupakan bentuk ism al fail yang berakar dari tiga kata.
Pertama, berasal dari kata rabba, yarbu yang artinya zad dan nama. Kedua, berasal
dari kata rabiyah yang artinya tumbuh dan menjadi besar. Ketiga, berasal dari kata
rabba yang artinya memperbaiki, menguasai, memimpin, menjaga dan memelihara.
29
Pendidik dalam islam memiliki tanggung jawab terhadap perkembangan
peserta didik dan pengembangan potensi yang dimiliki oleh peserta didik sehingga
mencapai kepada tujuan dan aspek kognitf, psikomotorik peserta didik. Tugas dan
tanggung jawab pendidik dalam pendidikan islam hendaknya menjadi orang tua
kedua bagi peserta didik nya. Di Indonesia pendidik dikenal sebagai guru yang mana
guru itu adalah seseorang yang digugu dan ditiru sehingga seorang guru hendaknya
dapat dipercaya dan memiliki seperangkat ilmu yang luas dan kehidupan yang
memadai sehingga guru bisa menjadi suri tauladan yang baik bagi peserta didik.
30
Senantiasa membekali dirinya sebelum mendalami kajian
Bisa menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, sehingga peserta
didik menjadi lebih semangat dalam belajar
Mampu mengelola kelas dan peserta didik dengan baik dan benar
Mengetahui keadaan psikis dari peserta didik
Dan berlaku adil terhadap peserta didik yang satu dengan yang lainnya.
Peserta didik dalam pendidikan islam adalah individu yang sedang mengalami
pertumbuhan dan berkembang baik secara fisik, psikis sosial, dan kegamaan dalam
menghadapi kehidupan dunia dan akhirat. Anak kandung merupakan peserta didik
didalam keluarga, dan murid merupakan peserta didik di sekolah. Dalam bahasa arab
pengertian peserta didik memiliki pengertian yang bervariasi seperti thalib,
muta’allim, dan murid. Dalam konsep ini murid terkandung bahwa keyakinan
mengajar dan belajar. Dalam konsep tasawuf peserta didik memiliki pengertian orang
yang sedang belajar, menyucikan diri.
31
Belajar hendaknya memiliki tujuan yang mulia dan berserah diri kepada Allah
dan mendekatkan diri kepada Allah SWT
Mengetahui kedudukan ilmu agar mengetahui mana ilmu yang harus
didahulukan terlebih dahulu
Sebagai peserta didik dalam pendidikan islam harus memiliki syarat dan
kriteria tertentu antara lainnya :
32
BAB IX
Secara harfiah kurikulum berasal dari bahasa latin yaitu curriculum yang
berarti bahan pengajaran. Sedangkan dalam bahasa yunani kurikulum berasal dari
kata currir yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi istilah dari
kurikulum berasal dari dunia olahraga pada zaman romawi kuno di yunani. Dan
dalam bahasa arab, kata kurikulum biasanya di sebut dengan manhaj yang artinya
jalan yang terang akan di tempuh manusia.
33
kehidupan nya, mampu mengembangkan sifat-sifat yang patuh kepada ketuhanan dan
asmaul husnah, memiliki adab dan akhlakul karimah untuk bisa menata kehidupan
diri nya sendiri, masyarakat sekitar, memiliki ilmu pengetahuan yang luas sehingga
mampu menjadi pemimpin atau khalifah dibumi ini. Menjalankan kehidupan kepada
kehidupan yang lebih baik.
34
BAB X
Secara umum metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu hal. Yang
mana cara tersebut bisa jadi benar dan bisa jadi salah. hal tersebut tergantung oleh
beberapa faktor, salah satunya faktor ialah situasi dan kondisi. Secara literlijik kata
“metode” berasal dari dua kosa kata yaitu “meta” yang artinya (melalui) dan “hodos”
yang berarti jalan jadi dari pengertian dua kosa kata tersebut dapat disimpulkan jika
metode itu adalah jalan yang dilalui.
Menurut Ahmad Tafsir, secara umum bahwa metode pendidikan islam adalah
alat yang digunakan dalam pendidikan islam sebagai upaya mendidik peserta didik
sehingga tujuan dari pendidikan islam dapat tercapai dengan baik. Sedangkan
menurut Al-Syaibani menjelaskan bahwa metode pendidikan islam adalah segala
kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh pendidik dalam rangka menyampaikan
mata pelajaran, dan perkemabangan dari peserta didik, dengan suasana lingkungan
sekitar dengan tujuan membimbing peserta didik dalam proses belajar sehingga akan
menimbulkan perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku peserta didik
35
Mulai dari proses pembelajaran, pembentukan, penggunaan, dan
perkembangan didasari oleh nilai-nilai religius
Pada proses pembentukan dan penerapan tidak dapat dipisahkan, karena pada
proses tersebut memiliki konsep yang sama al-akhlakul al-kharimah sebagai
tujuan dari pendidikan islam
Metode pendidikan islam bersifat luwes dan fleksibel dari artinya mampu
menerima perubahan dari kondisi dan situasi
Metode pendidikan islam berupaya dengan benar-benar dalam
menyimbangkan antara teori dan praktek
Metode pendidikan islam memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk
berkreasi tetapi tidak melawati batas-batas norma
Metode pendidikan islam berupaya menciptakan situasi kondisi yang kondusif
Metode pendidikan islam memudahkan segala proses pengajaran sehingga
tujuan pembelajaran tersampaikan dengan baik
a)Al-Ghazali
b)Ibnu Khaldun
36
Ia adalah sejarah dan sosilogi dari Tunisia. Menurut nya jelas bahwa proses
belajar mengajar menjadi sebuah potensi psikologi yang utama. Metode pendidikan
yang baik menurut Ibnu Khaldun ini ialah yang bersifat psikologi. Contohnya ketika
mengajarkan Al-Qur’an kepada peserta didik pada akhir pembelajaran diharapkan
kepada pendidik mengajarkan bahasa arab, sastra kepada peserta didik tersebut.
c)Ibnu Sina
Menurutnya mengajarkan akhlak mulia kepada peserta didik sejak dini maka
perkembangannya akan cukup baik juga.
d)Muhammad Abduh
Setiap orang yang mengerjakan sesuatu harus memiliki tujuan yang jelas.
Dengan begitu pendidik memiliki tugas pokok nya mendidik dan mengajar juga harus
tau apa tujuan pendidikan. Dan pada umumnya tahap-tahap tujuan pendidikan islam
yang meliputi tujuan umum, tujuan akhir, tujuan sementara. Tujuan pembelajaran
dapat menentukan suatu strategi yang harus di gunakan seorang pendidik.
37
pemberian materi pelajaran adalah satu jam pelajaran. Jadi metode yang akan
digunakan harus di rencanakan sebelumnya. Metode pembelajaran yang akan dipakai
haruslah sesuai dengan materi.
38
BAB XI
A. Pengertian ganjaran
Ganjaran berasal dari dua pengertian yaitu secara bahasa dan istilah. Secara
bahasa ganjaran adalah mempunyai sebutan masing-masing kalau di bahasa Indonesia
disebut hadiah, upah, atau apresiasi. Tetapi kalau dibahasa Inggris biasa disebut
reward,reinforcement, dan didalam bahasa arab disebut tsawab,ajrun, dan jaza.
Sedangkan secara istilah ganjaran adalah alat yang digunakan oleh pendidik untuk
memberikan support, motivasi belajar kepada peserta didik agar terlihat lebih aktif.
Seorang guru yang baik hendaknya memberikan pujian yang baik dan
membangun kepada peserta didiknya.
2.Memberikan hadiah
Sebagaimana yang telah di ketahui bahwa anak akan lebih senang apabila
mendapat hadiah apalagi yang bersifat materi. Maka dengan begitu peserta didik akan
semangat untuk belajar
39
3. Mendoakannya
4. Papan Prestasi.
Pada papan prestasi ini, papan diletak kan di sekitar lingkungan sekolah yang
strategis, setelah itu guru membuat nama-nama peserta didik yang rajin, disiplin,
teladan, dan menjaga kebersihan. Sehingga akan memotivasi peserta didik yang
lainnya.
Adapun tujuan diberikan hadiah kepada peserta didik telah diatur dalam Al-
Qur’an (QS Al-Bayyinah:6-8)
Yang artinya : “6. Sungguh orang-orang yang kafir dari golongan ahli kitab dan
orang-orang musyrik (akan masuk) ke Neraka Jahanam, mereka kekal didalamnya
selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk. 7. Sungguh, orang-orang
yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baiknya
makhluk. 8. Balasan mereka disisi Tuhan mereka ialah Surga ‘And yang mengalir
dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Allah rida
terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah
(balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya”
Jadi dapat disimpulkan bahwa didalam Al-Qur’an sudah jelas bahwa Allah
SWT memberikan balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
shaleh. Dan sama halnya guru akan memberikan balasan/ganjaran kepada peserta
didiknya yang berprestasi.
40
41
BAB XII
A. Pengertian hukuman
Jadi dapat disimpulkan bahwa hukuman adalah suatu perbuatan yang mana
seseorang secara sadar dan sengaja melakukan hal-hal yang tidak terpuji sehingga
melanggar aturan yang telah di telah di tetapkan.
Hukuman yang diberikan kepada peserta didik bisa berupa isyarat seperti :
pandangan mata, gerakan anggota ban, raut muka dll.
42
3)Hukuman dengan perbuatan
Hukuman semacam ini bisa berupa memberikan tugas, atau melarang apa
yang menjadi kesenangan nya. Hukuman ini diberikan kepada peserta didik dengan
sesuai berat atau tidaknya pelanggaran yang telah dilakukan.
Hukuman badan ini biasanya berupa menjewer siswa, memukul siswa, dll.
Tetapi sebaiknya hukuman semacam ini tidak bagus di lakukan oleh peserta didik
43
BAB XIII
A. Pengertian evaluasi
Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa inggris “evaluation” yang artinya
penilaian dan penaksiran. Dan dalam bahasa arab evaluasi adalah imtihan yang
berarti ujian, dan khataman yang berarti cara menilai hasil akhir ujian. Sedangkan
secara istilah evaluasi adalah suatu proses membandingkan situasi dengan kriteria
tertentu dalam rangka mendapatkan informasi.
Jadi dengan demikian evaluasi tidak hanya sekedar menilai sesuatu yang
terencana saja tetapi juga kegiatan menilai sesuatu yang terencana, sistematis, dan
memiliki tujuan yang jelas. Oleh karena itu dengan evaluasi bisa memperoleh
informasi dan kesimpulan tentang keberhasilan peserta didik dalam proses
pembelajaran dan menjadikan suatu tindakan alternatife dalam mengambil keputusan
yang sesuai dengan prinsip-prinsip evaluasi
B. Tujuan evaluasi
Untuk menguji. Hal ini sesuai dengan gambaran ayat Al-Qur’an yaitu tentang
menguji kemampuan manusai beriman terhadap berbagai macam masalah
kehidupan.
Untuk mengetahui. Hal ini sesuai dengan gambara ayat Al-Qur’an tentang
sudah sejauh mana pendidikan yang telah di terapkan oleh Nabi Muhammad
kepada umatnya
44
Untuk menentukan klasifikasi atau tingkatan keimanan seseorang
Untuk mengukur kognisi, hafalan yang telah di ajarkan
Memberikan kabar reward sebagai kabar gembira dan punishment sebagai
kabar buruk
C. Fungsi evaluasi
Karena tujuan dan fungsi dari evaluasi pendidikan islam itu sama maksudnya
maka, fungsi dari evaluasi itu adalah untuk menguji,untuk mengetahui, untuk
menentukan klasifikasi tingkatan seseorang, untuk mengukur kognisi, sebagai tolak
ukur kemampuan peserta didik.
D. Sistem evaluasi
4. Untuk mengukur daya kognisi, hafalan manusia dari pelajaran yang telah diberikan
oleh guru
45
BAB XIV
A. Eksistensi
B. Tipologi
46
Dan surau besar yang dapat menampung 100 samapai 1000 murid
C. Problematika
Lembaga pendidikan surau sebagai salah satu sistem pendidikan islam yang
sangat mengutamakan pendidikan Al-Qur’an, Sunnah Akhlak, fikih, tetap bertahan
hingga perang paderi. Tetapi setelah akhirnya perang paderi, surau yang berfungsi
sebagai lembaga pendidikan islam mulai mengalami kemerosotan, yang mana masa
ini terjadi seiring dengan perubahan terhadap seluruh aspek kehidupan masyarakat di
Minang kabau.
47
DAFTAR PUSTAKA
Usman Said & Jalaludin. 1994. Filsafat Pendidikan Islam: Konsep dan
Perkembangan pemikirannya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Nata Abudin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu
Gaffar Abdul. Jurnal Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an. Vol 4.No. 2,2016
Idarotuna. Jurnal Konsep Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an. Vol. 1 No. 2,2019
Abu Bakar Rosdiana,2012,Ilmu pendidikan,Medan:Gema Insani.
Afifah, Gusti, Syahrial Ayub, and Hairunnisa Sahidu. “Konsep Alam Semesta Dalam
Perspektif Al-Quran dan Sains,” 2020, 6.
Atmonadi. Kun Fayakun : Buku Kedua: Man Arofa Nafsahu Faqod Arofa Robbahu.
Atmoon Self Publishing, 2018.
48
“Diktat Edukatif Filsafat Pendidikan Islam.Pdf,” N.D.
Ferry Muhammad Siregar, Surahman Amin Dan. “Ilmu Dan Orang Berilmu Dalam
Al-Qur’an: Makna Etimologis, Klasifikasi, Dan Tafsirnya.” Empirisma 24, No. 1
(January 1, 2015). Https://Doi.Org/10.30762/Empirisma.V24i1.14.
49
Ahmad D. Marimba D. Marimba. 1994, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Cet.
Ke-VIII Bandung: Al-Ma’arif
Kurikulum/GBPP Sekolah Menengah Umum, 1995, Pendidikan Agama Islam,
(Jakarta: Departemen Agama RI
Abu Achmadi Abu. 1950, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta:
Aditya Media
Mahmud Halim Abdul Ali, Pendidikan Ruhani, .
Fasih Rahman Abd, 2016, Jurnal Dasar-Dasar Pendidikan Islam dalam Tinjauan Al-
Qur’an Dan Hadis, Vol. XIV, No. 1
Abdul Mujib dan Mudzakir Jusuf dan Mujib Abdul, 2010. Ilmu Pendidikan Islam.
Jakarta: Kencana
Abuddin, Nata, 2001, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Logos Wacana Ilmu
Langgulung Hasan, 1986, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi
pendidikan, Jakarta: Pustaka Al-Husna
Hidayati Lili, 2013, Jurnal Kurikulum 2013 Dan Arah Baru Pendidikan Agama
Islam, Vol 19, No. 1, Tahun 2014
Abdurahman, An Nahlawi. 1995. Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan
Masyarakat. Jakarta: Gema Insani
50
Slamet As, H. Zuhairini. Yusuf, Abdul Ghofur, 1983, Metodik Khusus Pendidikan
Agama, Surabaya:Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang
Mulyati, Srj. “Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mempl;rol,eh Sarjana
Pcndidikan [slam Pada Fakultas I1mu Tarbiyah KegllfUan Universitas Islam Negeri
"SyarifHidlayatullah,” n.d., 145.
51
Charlis Seahefer Charlis, 1998, Bagaimana Mempengaruhi Anak Pegangan Praktis
Bagi Orang Tua, Bandung: Dahara Priza
“Ks5x5p1591423097.Pdf,” n.d.
Ag. Soejono. Ag, 1980, Pendahuluan Ilmu Pendidikan Umum, Bandung: CV. Ilmu,
Suharman, Jurnal Surau Sebagai Lembaga Pendidikan Islam Di Minang Kabau,
Mas'ud Zein, Jurnal Sistem pendidika surau karakteristik, isi, dan literatur
keagamaan,Vol 8., No.01., 2011
Nazmi Ranti &Kharles, Jurnal Perubahan pola pendidikan di sumatera barat dari
surau ke lembaga pondok pesantren semenjak semenjak awal abad 20, 2015
52
53
54