Anda di halaman 1dari 54

1

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, akhirnya penyusun
dapat menyelesaikan buku ini, yang berjudul “FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM”.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa buku ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak lagi kekurangannya, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu ,
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penyusun , oleh karena itu penyusun
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan kali ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu menyelesaikan buku in, semoga Allah SWT, membalas
amal kebaikan nya. Amminn. Dengan segala pengharapan dan doa semoga buku ini
dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya

Solok Selatan, 22 Desember 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENGANTAR KE FILSAFAT ISLAM DAN FILSAFAT PENIDIKAN


ISLAM

A. Pengertian, 6
B. Dasar, 6
C. Tujuan, 7
D. Ruang lingkup, 8
BAB II HAKIKAT ALLAH SWT
A. Eksistensi, Zat, dan Sifat, 9
B. Asmaul Husna, 10

BAB III HAKIKAT MANUSIA

A. Konsep al-Nas, al-Bashar, Bani Adam,, 12


B. Proses, tujuan, dan fungsi penciptaan manusia, 14

BAB IV HAKIKAT MASYARAKAT

A. Makna Masyarakat (al-ummah), 16


B. Unsur-unsur pembentukan masyarakat, 17
C. Karakteristik masyarakat muslim, 18
D. Peran, tugas dan tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan islam, 19
BAB V HAKIKAT ALAM SEMESTA
A. Makna alam semesta, 20
B. Tujuan penciptaan alam semesta, 21
C. Peran manusia dalam alam semesta, 21
D. Fungsi alam semesta sebagai institusi pendidikan islam dan sebagai sumber
pendidikan islam, 22

BAB VI HAKIKAT ILMU, PENGETAHUAN, DAN SAINS

A. Pengertian al-‘ilm, 23
B. Instrument meraih ilmu, 23

3
C. Sumber-sumber ilmu pengetahuan, 24
D. Klasifikasi/pembidangan ilmu pengetahuan, 25

BAB VII TERMINOLOGI PENDIDIKAN DALAM ISLAM

A. Pengertian al-ta’lim, al-ta’dib dan al-tarbiyah, 27


B. Dasar-dasar pendidikan islam, 28

BAB VIII HAKIKAT PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN


ISLAM

A. Pengertian Mu’Allim, Mu’Addib dan Murabbi, 29


B. Tugas pendidik dalam pendidikan islam, 29
C. Karakteristik pendidik muslim, 30
D. Pengertian peserta didik, 31
E. Tugas dan kewajiban peserta didik, 31
F. Syarat/kriteria yang harus dimiliki sebagai peserta didik dalam pendidikan
islam, 32

BAB IX HAKIKAT KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian Manhaj sebagai esensi Kurikulum Pendidikan islam, 33


B. Ruang lingkup kurikulum pendidikan islam, 34
C. Karakteristik kurikulum pendidikan islam, 34

BAB X HAKIKAT METODE DALAM PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian metode dalam pendidikan islam, 35


B. Karakteristik metode dalam pendidikan islam, 36
C. Jenis-jenis metode, 37
D. Dasar pertimbangan dalam memilih metode pendidikan islam, 38

BAB XI HAKIKAT GANJARAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian ganjaran,39
B. Bentuk-bentuk ganjaran dalam pendidikan islam, 39
C. Dasar pertimbangan dan prosedur implementasi ganjaran dalam pendidikan
islam,40

BAB XII HAKIKAT HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian hukuman, 41

4
B. Bentuk-bentuk hukuman dalam pendidikan islam, 42
C. Dasar pertimbangan fan prosedur implementasi hukuman dalam pendidikan
islam, 43

BAB XIII HAKIKAT EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian evaluasi, 44
B. Tujuan evaluasi, 44
C. Fungsi evaluasi, 45
D. Sistem evaluasi, 45

BAB XIV LEMBAGA-LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI MINANG KABAU

A. Eksistensi, 46
B. Tipologi, 46
C. Problemmatika, 47

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

5
PENGANTAR KE FILSAFAT ISLAM DAN FILSAFAT PENDIDIKAN
ISLAM

A. Pengertian

Filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu Philos dan Shopia. Philos yang
artinya cinta dan dalam arti luasnya keinginan. Sedangkan shopia yang berarti
kebenaran atau kebijakan. Namun secara etimologi adalah filsafat berarti kecintaan
kepada kebenaran. Jadi filsafat merupakan kecintaan kepada ilmu pengetahuan atau
kebenaran, kebijaksanaan, atau pun suka atau menyukai kebenaran. Sedangkan
pengertian islam dalam bahasa alam berasal dari kata salimah. Kata islam ini berasal
dari isim masdar yang artinya berserah diri, selamat sentosa atau pun memelihara
keadaan sentosa tersebut.

Jadi filsafat islam adalah kecintaan kepada ilmu pengetahuan , kebijaksanaan,


dan menyukai kebenaran yang bersangkutan dengan memelihara keadaan sentosa.
Dengan pengertian lainnya filsafat islam adalah sebuah pemikiran yang
bersangkutpaut dengan ajaran islam.

Dan untuk pendidikan nya, pendidikan berasal dari kata didik, dan
mendapatkan awal pen dan akhiran an. Yanga artinya adalah suatu perbuatan
mendidik. Untuk dalam bahasa inggris pendidikan berarti education dan untuk dalam
bahasa arab pendidikan berarti tarbiyah.

Jadi dari pengertian diatas pengertian dari filsafat pendidikan islam adalah
sebuah pemikiran atau kajian secara mendalam atau mendasar yang membahas
berbagai masalah dalam kegiatan pendidikan dan didasarkan kepada Al-Qur’an dan
Hadist, serta pendapat para ahli filosof muslim.

B. Dasar

6
Dari pengertian filsafat islam dan filsafat pendidikan islam dasar nya
berdasarkan dari Al-Qur’an, Hadist, dan pendapat para ahli filosof muslim, dan lain
sebagainya. Yang mana Al-Qur’an dan Hadist sebagai sumber utamanya nya. Dan
pendapat para ahli merupakan sumber-sumber pendukung dari Al-Qur’an dan Hadist.

Filsafat islam dan filsafat pendidikan islam memiliki tujuan yang sesuai degan
ajaran Al-Qur’an dan Hadist. Dimana Al-Qur’an sangat berpengaruh penting dalam
dunia pendidikan islam dan masalah-masalah pendidikan islam sehingga Al-Qur’an
disebut sebagai Kitab Pendidikan. Begitu juga dengan Hadist Nabi Muhammad juga
mewajibkan pendidikan sepanjang hayat seorang muslim. Tetapi menurut pendapat
dari para ahli, jika sesuatu dijadikan sumber atau dasar maka sumber/dasar tersebut
haruslah bersifat permanent, constant, dan di permasalahkan keadaannya. Nah dengan
begitu menurut penulis Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah sangat tepat dan sesuai
dengan sifat yang dikemukan oleh pendapat ahli tersebut. Sehingga Al-Qur’an dan
Hadist Rasulullah sangat bisa di jadikan sebagai dasar/sumber filsafat islam dan
Filsafat Pendidikan Islam.

C. Tujuan

Filsafat islam dan filsafat pendidikan islam sangat banyak memiliki tujuan,
yaitu :

1. Untuk menumbuhkan akhlak yang mulia. Yang mana islam menetapkan


bahwa pendidikan akhlak merupakan jiwa dari pendidikan islam itu sendiri.
Karena jika akhlak yang mulia tidak ada maka percuma saja berpendidikan.
2. Sebagai persiapan kehidupan di dunia dan akhirat. Yang mana filsafat islam
dan filsafat pendidikan islam sangat memperhatikan bahwa pendidikan islam
tidak akan berguna di dunia saja tetapi juga kehidupan di akhirat kelak.
3. Menumbuhkan ruh ilmiah pada pelajaran dan memuaskan untuk mengetahui
segala hal sehingga akan menumbuhkan rasa ketertarikan untuk mengkaji

7
ilmu tersebut, yang sebenarnya bukan hanya sekedar ilmu saja tetapi ilmu
yang benar-benar ilmu.
4. Selain itu menyiapkan peserta didik baik dari segi professional, teknis, dan
lain-lain. Agar ia mampu mencari rezeki dengan halal dan baik.

D. Ruang Lingkup

Secara spesifik ruang lingkup dari filsafat pendidikan islam adalah sebuah
disiplin ilmu. Mempelajari filsafat pendidikan islam berarti juga merupakan disiplin
ilmu yang menggunakan pikiran yang sangat mendasar, sistematis, logis dan
menyeluruh tentang pendidikan yang tidak hanya dilatar belakangi oleh pengetahuan
agama saja, tetapi juga ilmu yang lainnya juga yang relevan.

8
BAB II

HAKIKAT ALLAH SWT

A. Eksistensi, zat dan sifat

Apa sih pengertian eksistensi ? Nah, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) Eksistensi adalah keberadaan. Jadi jika kita membicarakan tentang eksistensi
Allah SWT maka kita membahas tentang keberadaan Allah SWT. Allah SWT hadir
dimana saja dan kapan saja tanpa terbatas oleh ruang dan waktu. Permulaan Allah
SWT itu berawal dari kekekalan. Berati Allah adalah awal dari segala nya, dan Allah
tidak diciptakan oleh siapa pun. Karena Allah memiliki sifat yang kekal.

Allah bukan lah hasil ciptaan karena Allah awal dari segala nya berarti Allah
adalah sang pencipta segalanya. Percaya kepada Allah tidak di ragukan lagi datang
dari diri sendiri manusia. Allah tidak hanya memperkenalkan dirinya kepada
manusia, melalui ciptaan-Nya saja tetapi juga dari Allah mendekatkan diri kepada
ciptaan-Nya yaitu manusia. Meskipun masih banyak yang menentang atau belum
percaya adanya Allah, tetapi mereka juga masih mempercayai Allah sesuai dengan
jalan mereka.

Dan untuk memahami zat dan sifat Allah tidak lepas dari akidah yang benar.
Yang di maksud dengan akidah yang benar adalah akidah yang menerima hakikat
eksistensi atau keberadaan Allah SWT. Secara garis besar terdapat tiga pandangan
pembuktian logis tentang eksistensi Allah SWT, diantaranya :

1. Pandangan ontologis
Pandangan ini dipelopori oleh Plato dan Al Farabi. Yang mana
menurut pandangan plato ada sebuah ide yang bernama The Absolute Good,
dan menurut al farabi bahwa hanya ada satu yang wajib ada. Sementara untuk
yang wajib ada tersebut pasti ada juga yang mustahilnya. Jadi kesimpulannya

9
adalah bahwa tidak ada yang kecuali selain wajib ada tersebut. Yang wajib
ada tersebut adalah Allah SWT.
2. Pandangan Kosmologis
Pandangan ini dipelopori oleh aristoteles. Menurut aristoteles, ia
menyatakan bahwa setiap yang bergerak itu pasti ada penggeraknya.
Penggerak pertama tidak ada penggeraknya, karena jika penggerak pertama
ada penggeraknya berarti penggerak pertama tersebut bukan penggerak
pertama.
Pandangan onotologis dan kosmologis di kritik oleh Imanuel Kant, ia
mengatakan bahwa mengapa yang wajib ada memberikan eksistensi atau
keberadaan kepada yang mungkin ada. Dengan pengertian lain pertanyaan
yang di ajukan oleh Imanuel Kant ini adalah mengapa tuhan menciptakan
makhluk ? Nah tuhan menciptakan segala sesuatu tersebut pasti ada
tujuannya.
3. Pandangan moral
Pandangan ini dipelopori oleh Imanuel Kant, menurutnya manusia
yang dilahirkan ke dunia ini pasti dibekali oleh moral yang berguna untuk bisa
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk . melakukan hal yang
baik dan meninggalkan yang buruuk merupakan perintah. Karena melakukan
hal yang baik akan mendapatkan hadiah atau pahala sedangkan jika
melakukan hal yang buruk maka akan diberi hukuman.

Jadi ketiga pendapat diatas, ontologism, kosmologi, dan moral


merupakan sebuah jawaban yang dapat di terima oleh akal sehat manusia
tentang eksistensi atau keberadaan Allah SWT.
B. Asmaul Husnah
Asmaul Husnah merupakan nama-nama Allah SWT. Yang mana Asmaul
Husnah merujuk kepada nama, gelar, dan sifat-sifat yang dimiliki oleh Allah SWT.
Istilah Asmaul Husnah juga dikemukan oleh Allah SWT dalam firman-Nya :

10
“ Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia
mempunyai asmaul husna(nama-nama yang baik)” (QS Thaha:8)
Sebagai umat muslim kita sangat dianjurkan untuk berdoa sambil menyebut
asmaul husnah. Karena dengan begitu berarti kita sangat-sangat mengharap belas
kasihan dari Allah SWT, dan akan membuat apa yang kita doa kan cepat diijabah
oleh Allah SWT. Jumlah Asmaul Husnah berjumlah 99 nama. Sesuai dengan hadist
yang diriwayatkan Tirmidzi, diperkuat hadist riwayat Bukhari.
“ Dari Abu Hurairah r.a. a berkata Nabi Muhammad Saw bersabda:
Sesungguhnya Allah SWT mempunyai 99 nama, yaitu seratus kurang satu,
barangsiapa menghitungnya (menghafalnya seluruhnya) masuklah ia kedalam
surga” (HR Bukhari)

BAB III

11
HAKIKAT MANUSIA

A. Konsep al-Nas, al-Bashar, dan Bani adam

Makna manusia didalam Al-Qur’an mengandung banyak arti seperti al Nas, al


Bashar, dan Bani Adam ataupun al Insan. Ada nama lain selain dari nama al Nas, al
Bashar, Bani Adam, dan al Insan yaitu makna manusia juga di sebut dengan khalifah,
atau abd. Yang mana makna ini berarti sebagai fungsi kedudukan manusia itu sendiri
di alam semesta ini. Meskinpun demikian untuk memahami istilah atau makna dari
manusia yang sering di pakai adalah al Insan, Bani Adam, dan al Nas.

Kata al Insan di temukan di dalam Al-Qur’an sebanyak 65 kali dan tersebar di


43 surat. Dan untuk kata an Nas di temukan sebanyak 241 kali dan tersebar dalam 53
surat, dan untuk Bani Adam dapat di temukan di 7 tempat yang ada di dalam Al-
Qur’an. Sedangkan untuk makna al Basyhar di temukan sebanyak 37 kali didalam Al-
Qur’an.

Istilah dari al Basyhar didalam Al-Qur’an lebih sering digunakan untuk hal-
hal yang bersifat fisik atau yang terlihat pada diri manusia seperti : kulit, rambut, dan
lain-lainnya. Atau yang tidak berbeda dengan manusia lainnya. Selain itu istilah al
Basyhar juga bermakna kepada kebutuhan-kebutuhan yang di butuhkan oleh manusia
seperti aktivitas belajar, berdakwah, dan perkembang yang dialami oleh manusia.
Dengan arti lain istilah al Basyhar lebih menggambar fisik dan kebutuhan yang
dibutuhkan oleh manusia sehingga sama seperti manusia lainnya.

Istilah al Insan didalam Al-Qur’an bermakna manusia (kecil), jinak, humoris,


dan tampak. Jinak di sini bermaksud bahwa manusia lebih patuh dan taat
dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah lainnya seperti binatang Harimau,
Serigala, dan lain-lain. Istilah al Insan di dalam Al-Qur’an digunakan untuk manusia

12
secara keseluruhan. Hanya saja istilah dari al Insan juga menggambarkan perbedaan
antara manusia yang satu dengan yang lainnya.

Isitilah Bani Adam didalam Al-Qur’an bermakna makhluk yang berdimensi


yang memiliki kedudukan yang sangat mulia. Dan manusia memiliki eksistensi
didalam hidupnya sebagai khalifah dimuka bumi Allah yang senantiasa taat dan patuh
terhadap perintah Allah SWT dan meninggalkan segala laranganya. Jadi tujuan dari
penciptaan Manusia sebagai khalifah di muka bumi adalah semata-mata untuk
beribadah kepada Allah SWT dan untuk dirinya sendiri. Karena jika manusia di
amanahkan untuk beribadah sehingga ibadah tersebut wajib untuk dilakukan maka
secara otomatis akan bermanfaat untuk diri nya juga.

Ada beberapa aliran filsafat yang membahas tentang manusia yang


diantaranya :

1. Aliran serba zat (aliran materialisme)

Aliran ini mengatakan bahwa yang benar-benar ada itu adalah zat dan alam ini
adalah zat nya dan manusia adalah unsur yang ada di dalam zat tersebut. Jadi manusia
adalah apa yang tampak wujudnya yang terdiri atas darahh, daging, tulang. Jadi aliran
lebih mengaritkan manusia adalah zat atau materi.

2. Aliran serba ruh (idealisme)

Aliran ini berpendapat bahwa yang ada di alam semesta ini adalah ruh. Begitu
juga hakikat manusia juga ruh. Ruh yang dimaksud disini adalah yang diartikan
sebagai akal, mental, dan jiwa yang dimiliki oleh manusia. Jadi jasmani atau zat
merupakan alat untuk menggerakan tujuan, keinginan manusia itu sendiri.

Jadi aliran ini beranggapan bahwa yang menggerakan manusia itu adalah ruh
atau jiwa. Tanpa ruh dan jiwa maka jasmani manusia tersebut juga akan mati dan
tidak berdaya sama sekali.

13
3. Aliran dualisme

Aliran ini berpendapat bahwa hakekat manusia terdiri dua bagian,yaitu


jasmani dan ruh. Yang mana aliran ini melihat realita semesta bahwa manusia adalah
benda hidup dan bukan benda mati. Jadi aliran ini berpendapat bahwa manusia tidak
bisa di pisahkan dari zat, ruh atau jiwa.

4. Aliran Eksistensialisme

Ini merupakan aliran filsafat modern yang berfikir bahwa hakikat manusia
merupakan perwujudan yang sesungguhnya dari manusia tersebut. Jadi inti nya
bahwa hakikat manusia menurut aliran ini adalah segala hal yang menguasai manusia
itu sendiri. Yang mana manusia menurut aliran ini dipandang sebagai ruh, jiwa, zat,
tetapi juga memandangnya dari segi eksistensi dari manusia itu sendiri.

B. Proses, Tujuan Dan Fungsi Penciptaan Manusia

Tujuan penciptaan manusia adalah semata-mata untuk menyembah Allah


SWT, yang mana penyembahan kepada Allah yaitu tunduk dan patuh kepada hukum
dan ketetapan Allah SWT dalam menjalankan kehidupan di alam semesta. Baik
hablumminallah (hubungan dengan Allah ) ataupun hablumminnas (hubungan
dengan sesame manusia).

Penyembahan kepada Allah SWT mencerminkan suatu kebutuhan yang


dibutuhkan oleh manusia agar bisa menjalankan kehidupan manusia dengan baik.
Oleh karena itu penyembahan manusia kepada Allah SWT harus dengan hati yang
ikhlas sehingga apa yang dilakukan pun juga mendapatkan keberkahan. Sesuai
dengan firman Allah :

“Dan tidak aku ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka
menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan aku tidak
menghendaki supaya mereka member aku makan. Sesungguhnya Allah, Dialah maha

14
pemberi Rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” (QS Az-
Zaariyaat,51:56-58)

Penyembahan yang dilakukan kepada Allah SWT secara ikhlas dan sempurna
menjadikan seseorang manusia adalah manusia yang benar-benar manusia atau
disebut seorang khalifah di bumi nya Allah. Adapun peran yang harus dilakukan oleh
seorang khalifah di bumi Allah ialah :

 Belajar. Yang dinyatakan dalam QS Al-Alaq untuk mempelajari Al-Qur’an


 Mengajarkan ilmu atau berdakwa, sebagai seorang khalifah yang telah belajar
dan diajarkan ilmu agama maka hendaknya juga mengajarkan kepada
manusia lainnya
 Dan membudayakan ilmu atau mengimplementasikan ilmu agama, yang
mana ilmu agama tidak hanya dipelajari saja tetapi juga di terapkan bagi
dirinya sendiri.

15
BAB IV

HAKIKAT MASYARAKAT

A. Makna masyarakat (al ummah)

Penggunaan kata masyarakat dalam Al-Qur’an adalah al Ummah. Yang mana


pengertian ini merujuk kepada Ayat Al-Qur’an yaitu nya dalam Qur’an surat Ali
Imran:104

“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar,
merekalah orang yang beruntung” (QS Ali Imran:104)

Dalam konteks ini, Al-Qur’an memilih kata ummat sebagai pengikut Nabi
Muhammad SAW. Yang bermaksud bahwa memerintah ummat nya agar membentuk
kepribadian yang menjadi Al Ummah. Jadi al Ummah adalah suatu bangunan sosial
yang di atur secara khusus dan hanya ummat islam lah yang hanya disuruh
mengerjakan kebajikan. Dari berbagai pengertian mengenai al ummah didalam Al-
Qur’an dengan makna berbeda untuk lebih jelasnya mari kita bahas satu persatu.

 Ummah Wahidah
Dijelaskan bahwa ummah wahidah di dalam Al-Qur’an bermaksud
bahwa bagian dari ide kesatuan yang berperan penting dalam pengertian al
Ummah secara keseluruhan di dalam Al-Qur’an. Dan al Ummah didalam Al-
Qur’an tersebut di artikan kepada dua hal pokok yaitu pertama, merujuk
kepada suatu kumpulan agamawi yang menyeluruh dan kedua merujuk
kepada suatu golongan khusus.
 Ummah Wasath
Pengertian ummah wasath muncul pada masa periode madinah.
Dimana pada masa itu konsep ummah wasath di merujuk kepada
perkumpulan agamawi yang semakin berkembang. Dan pengertian ummah

16
saat itu merupakan mencapai maksud Allah yang secara menyeluruh kepada
umat muslim pada masa itu.
 Ummah Muqtashidah
Menurut beberapa buku istilah ini tidak merujuk kepada umat muslim
saja tetapi juga kepada umat yang ada di dunia ini walaupun memiliki agama
yang berbeda.
 Ummah Muslimah
Pengertian ini sangat merujuk kepada umat muslim. Sebuah kelompok
yang terdiri dari orang-orang yang shaleh dan shalehah yang tidak hanya taat
kepada Allah tetapi juga menerapkan nya didalam kehidupan sehari-hari.
Istilah ini berkembang pada masa mekkah.

B. Unsur-unsur pembentuk masyarakat

Adapun unsur-unsur dari pembentuk masyarakat muslim ialah sebagai berikut


:

 Terkumpulnya beberapa individu-individu yang berbeda baik dari jenis


kelamin, asal daerah, dan lain-lain nya, yang intinya adalah memiliki agama
yang sama yaitu agama islam.
 Kumpulan individu tadi berkerja sama untuk mencapai tujuan yang telah
mereka sepakati sehingga tujuan tadi dapat tercapai dengan baik.
 Dan setiap individu harus memiliki hubungan timbal balik antar bersama
sehingga akan memudahkan pencapaian tujuan yang telah di sepakati.
 Dan adanya sebuah kesimpulan dari tujuan yang telah di sepakati bersama-
sama.
Selain yang telah penulis sebutkan diatas adapula unsur-unsur dari
pembentuk masyarakat seperti :
 Persatuan dan kesatuan
 Dan asal keturunan

17
C. Karakteristik masyarakat muslim

Ada empat karakteristik masyarakat muslim :

 Rabbani
Telah disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW membangun
masyarakat islam pada masa nya adalah pengokohan akidah islam kedalam
hati nurani masyarakat islam pada masa itu. Maka tidak akan di ragukan lagi
bahwa ini memiliki peran yang penting dalam pembangunan masyrakat
muslim. Karena dengan memiliki pondasi yang bagus bagi masyarkat muslim
saat itu maka akan secara otomatis masyarakat muslim akan terbentuk dengan
sendirinya.
 Beradapan
Sebenarnya ayat yang pertama turun ke pada Nabi Muhammad sebagai
motivasi bagi kita untuk belajar menganalisis segala macam masalah yang
terjadi. Jadi pada hakekatnya adalah islam mengajarkan kita untuk belajar dan
sadar bahwa dalam menyelesaikan suatu masalah adalah dengan
menggunakan akal.
 Mutawajin (seimbang)
Islam pada dasarnya tegak diatas keseimbangan dan keseimbangan ini
menjadi ciri khasnya. Yang mana keseimbangan tersebut meliputi
keseimbangan dalam arahan-arahan yang di biasakan dalam berbagai masalah.
Umat islam juga merupakan umat yang seimbang karena masyarakat muslim
tidak berlebih-lebihan dalam hal apapun
 Tidak apartheid
Masyarakat muslim dibangun oleh beberapa aspek baik dalam
pergerakan, tujuan, misi, suku, ras, dan lain-lainnya. Yang mana masyarakat
muslim hanya bersumber kepada Allah SWT saja. Masyarakat muslim adalah
komunitas yang bebas dan terdiri dari berbagai kelompok dari bangsa mana
saja tetapi memiliki tujuan tertentu.

18
D. Peran, tugas dan tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan islam

Masyarakat muslim merupakan sekumpulan individu yang berbeda yang


saling berinteraksi antar sesama tetapi memiliki tujuan yang sama. Tetapi jika dilihat
dari konsep pendidikan, masyarakat merupakan sekumpulan banyak orang yang
memiliki berbagai cirri, karakteristik, latar belakang yang berbeda antar sesama.
Peran serta masyarakat dalam pendidikan dibedakan secara peorangan, kelompok,
keluarga, organisasi, profesi, dan lain-lainnya. Masyarakat sangat berperan penting
dalam penghasilan pendidikan, baik penghasil ataupun penyelenggara. Sebagai pusat
pendidikan, masyarakat sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan anak.
Yang mana dengan kondisi masyarakat yang berbeda-beda maka akan menimbulkan
pengaruh yang bervariasi juga kepada anak.

Berikut ini adalah beberapa peran masyarakat terhadap peran pendidikan antara lain :

1) Masyarakat berperan penting dalam membantu biaya pendidikan.


2) Masyarakat berperan dalam mengawasi pendidikan agar sekolah mampu
mencapai tujuan yang juga dicita-citakan oleh masyarakat.
3) Masyarakat ikut serta dalam menyediakan lokasi pendidikan
4) Masyarakat menyediakan sumber untuk sekolah, agar nantinya sekolah bisa
memberikan keterangan-keterangan kepada peserta didik.
5) Dan masyarakat sebagai sumber pelajaran bagi peserta didik nya nanti.

19
BAB V

HAKIKAT ALAM SEMESTA

A. Makna alam semesta

Penciptaan alam semesta adalah salah satu tanda kebesarannya Allah SWT.
Dan tidak sedikit ayat Al-Qur’an yang membahas nya. Selain itu juga mengajak kita
untuk merenungkan kebesarannya Allah SWT tersebut. Alam semesta merupakan
tempat hidupnya berbagai ciptaan Allah SWT baik yang bersifat hidup atau pun mati,
selain itu juga tempat terjadi segala bencana peristiwa yang bisa diungkapkan oleh
manusia.

Proses penciptaan alam semesta masih merupakan suatu misteri bagi manusia.
Tidak hanya itu perputaran benda-benda langit yang ada di alam semesta pun masih
menjadi misteri bagi manusia. Allah SWT berfirman dalam Q.S Yunus 10:5

“ia-lah yang menjadikan matahari bersinar, dan bulan bercahaya, (ia-lah


yang)menentukan manzilah-manzilah baginya, supaya kamu tahu jumlah tahun dan
perhitungan (waktu), tiada Allah menciptakan ini kecuali dengan sebenarnya.
Demikianlah ia menjelaskan ayat-ayat bagi orang yang mengetahui”

Sementara itu firman Allah SWT di Q.S Al-Anbiya 2:30 yang artinya :

“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu
keduanyya dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian kamu pisahkan antara
keduanya dan kami kembangkan, dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapakah mereka tiada beriman”

Alam semesta menurut orang Babylonia adalah suatu ruangan atau selungkup
dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit beserta bintang-bintang adalah
atapnya. Jadi alam semesta adalah segala ruangan yang sangat besar yang terdapat

20
didalamnya komponen biotic dan abiotik didalamnya dan terjadi berbagai peristiwa di
dalamnya.

B. Tujuan penciptaan alam semesta

Allah menciptakan alam semesta memiliki tujuan dan maksud tertentu, namun
selain itu pada dasarnya penciptaan alam semesta adalah sebagai sarana untuk
membuktikan kemahakuasaan Allah dan menambahkan pengetahuan dan pembuktian
eksistensi kebesarannya Allah SWT. Dan dengan keberadaan alam semesta juga
mewujudkan keberadaan sang penciptanya. Jadi intinya adalah adalah tujuan dari
penciptaan alam semesta semata-mata untuk memperlihatkan kebesaran, kekuasaan
Allah SWT kepada manusia yang ada di alam semesta. Selain itu juga sebagai cara
untuk menambah wawasan nya manusia

C. Peran manusia dalam alam semesta

Allah sebagai pencipta segala nya, Allah penuh kasih dan sayang kepada
seluruh makhluk ciptaannya. Dan alam semesta diciptakan juga untuk manusia juga.
Sehingga Allah memerintahkan apa yang ada di alam semesta baik di langit dan di
bumi untuk tunduk terhadap manusia. Setelah itu Allah menjadikan tempat tinggal
bagi manusia di bumi nya Allah ini. Tetapi demikian manusia tidak boleh tunduk dan
patuh kepada alam semesta tetapi kepada Allah SWT.

Meskipun demikian walaupun alam semesta diciptakan untuk manusia,


manusia tidak boleh seenak-enaknya saja memanfaatkan alam semesta karema
manusia sebagai khalifahnya di alam semesta ini harus menjaga dan merawat
buminya Allah sehingga akan berguna bagi dirinya sendiri.

D. Fungsi alam semesta sebagai institusi pendidikan islam dan sebagai sumber
pendidikan islam

21
Manusia terhadap lingkingan sangatlah penting sebagai penentu yang dapat
menentukan apakah lingkungan dapat bermanfaat atau tidak. Namun sebagai manusai
pasti menginginkan segala hal-hal yang bermanfaat. Pemanfaatan alam semesta bagi
manusia sebagai upaya untuk menjaga dan melestarikan , dan yang seharusnya di
lakukan terhadap lingkungan seperti tanah, air, dan udara.

 Tanah
Penggunaan tanah bisa di gunakan sebagai pertanian. Seperti bercocok tanam
sayur mayor, menanam padi, berladang jagung, dan lain-lainnya. Sehingga
nya hasilnya pun bisa di petik oleh manusia dan di manfaatkan untuk hal-hal
yang baik sehingga akan banyak mendatangkan keuntungan.
 Air
Air merupakan kebutuhan pokok manusia, seperti untuk mandi, mencuci,
minum, ataupun sebagai pembangkit tenaga listrik, bahkan sampai pertanian.

22
BAB VI

HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN DAN SAINS

A. Pengertian al-‘ilm

Kata ilmu terdiri dari huruf ‘ayn, lam, dan mim diartikan sebagai segala
sesuatu yang memiliki keistimewaan. Didalam Al-Qur’an kata ilm di sebutkan kurang
lebih 800 kali. Didalam bahasa arab kata ilm berarti pengetahuan, sedangkan kata
“ilmu”dalam bahasa Indonesia biasanya merupakan terjemahan dari kata “science”.
Ilmu dalam arti science sebagian dari al ilm dalam bahasa arab. Selain itu istilah ilmu
adalah suatu perkataan yang memiliki arti, sebagai berikut :

 Ilmu merupakan pengertian umum yang merujuk pada segenap pengetahuan


ilmiah, mengacu pada ilmu umum
 Ilmu merupakan sesuatu yang merujuk kepada bidang-bidang tertentu. Seperti
biologi fisika, kedokteran, kimia, psikologi, bahasa Indonesia, sejarah dan
lain-lainnya.

B. Instrumen meraih ilmu

Instrument pada dasarnya merupakan sebuah alat untuk membantu dalam


menyelesaikan berbagai masalah. Semakin perkembangan zaman sains juga didorong
sebuah paham yaitu paham humanism. Apa itu paham humanism ? paham humanism
adalah paham yang mengajarkan bahwa manusia bisa mengatur dirinya dengan alam.
Dan menurut paham ini segala sesuatu yang akan dibuat haruslah berdasarkan hal
yang nampak oleh manusia itu sendiri. Dan menurut paham ini akal merupakan alat
karena akal mampu berkerja sesuai dengan aturan yang telah di tentukan. Selain itu
ada aliran filsafat yang membicarakan tentang instrument meraih ilmu yaitu :

1) Rasionalisme

23
Aliran ini terlahir dari paham humanisme, menurt aliran ini akal merupakan
alat sebagai pencari dan pengukur pengetahuan. Yang mana manusia memperoleh
pengetahuan melalui dari akal, yang apa-apa saja yang ditangkap oleh akal.

2) Empirisme

Menurut paham ini alat memperoleh pengetahuan itu adalah pengalaman.


Yang mana pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman inderawi. Pengalamanan
inderawi ini bersifat parsial. Jadi pengalaman inderawi ini berada menurut perbedaan
indera dan sensibilitas organ-organ tertentu. Jadi kesimpulannya adalah menurut
paham emprisime ini pengetahuan dapat di peroleh dari pengalaman inderawi atau
dari panca indera manusia.

3) Intusionisme

Menurut aliran ini tidak hanya indera yang terbatas, tetapi akal juga terbatas. Karena
akal ketika menangkap objek-objek pasti akan berubah-berubah. Dengan begitu krena
akal dan indera terbatas maka salah satu tokoh yang bernama Bergson
mengembangkan satu kemampuan tingkat tinggi yang dimiliki manusia yaitu intuisi.
Yang mana kemampuan ini mirip dengan instinct tetapi berbeda dalam kesadaran dan
kebebasannya.

C. Sumber-sumber ilmu pengetahuan

Allah merupakan zat yang maha Alim. Sesuai dengan firman Allah dalam (QS
Saba, 34:1-2)

Yang artinya : “1. Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang ada di langit dan
apa yang ada di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. Dan dia-Lah yang
Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. 2. Dia mengetahui apa yang masuk ke
dalam bumi, apa yang keluar daripadanya, apa yang turun dari langit dan apa yang
naik kepadanya. Dan Dia-Lah yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun”

24
Dengan memiliki potensi yang ada manusia berusaha untuk memahami,
menelaah, mengenai berbagai peristiwa yang menimbulkan pengetahuan. Peristiwa-
peristiwa itu dapat berubah peristiwa qauniyah (alam semesta) dan peristiwa
quraniyah (yaitu Al-Qur’an). Al-Qur’an dan Hadist dapat dijadikan sebagai sumber
ilmu pengetahuan. Mengapa demikian ? karena Al-Qur’an selain untuk pedoman
hidup manusia tetapi Al-Qur’an terdapat di dalam nya berbagai peristiwa yang bisa
dijadikan sebagai pelajaran bagi manusia juga .

D. Klasifikasi/pembidangan ilmu pengetahuan

Klasifikasi ilmu yang disusun oleh Al-Farabi dengan sub-sub bagian tertentu
memiliki beberapa maksud :

 Klasifikasi dimaksud sebagai petunjuk kepada berbagai ilmu umum. Sehingga


akan memudahkan para pengkaji dalam mempelajari ilmu yang benar
sehingga akan bermanfaat bagi dirinya
 Klasifikasi tersebut memungkinkan para peserta didik mampu belajar tentang
hirarki belajar.
 Klasifikasi berbagai bidang memberikan sarana dan manfaat.
 Klasifikasi meninformasikan kepada para pengkaji tentang apa yang
seharusnya dipelajari sebelum seseorang mengklaim dirinya ahli dalam suatu
bidang.

Jadi secara umum ilmu pengetahuan itu terbagi menjadi empat kategori.
Yaitu:

1) Ilmu Alamiayah (Nature Science)

Yang terdriri dari dari biologi, fisika, kimia, dan matematika. Dan ilmu-ilmu
murni lainnya seperti ilmu kedokteran, ilmu pertambanga, ilmu pertanian, ilmu
kelautan, ilmu informatika.

25
2)Ilmu Sosial

Yang terdiri atas sosiologi, ilmu psikologi, ilmu sejarah, dan antropologi.

3) Ilmu dasar

Yang terdiri dari ilmu ekonomi, ilmu pendidikan, ilmu hukum, ilmu politik,
ilmu komunikasi, ilmu administrasi.

4) Ilmu humaniora

Terdiri dari cabang-cabang ilmu filsafat sastra, dan lain-lainnya.

E. Karakteristik ilmuan muslim

Seorang ilmuwan muslim harus lah memiliki karakteristik yang sesuai dengan
ajaran agama islam, yang akan dibahas satu persatu :

1) Ilmuwan harus senantiasa dekat dengan Allah SWT

2) Ilmuwan muslim harus senantiasa memelihara ilmu pengetahuan nya seperti


ulama-ulama salaf

3) Ilmuwan tidak boleh berlebih-lebihan

4) Ilmuwan muslim menjadikan ilmu sebagai alat tujuan duniawi seperti kemulian

5) Ilmuwan muslim harus terhindar dari perbuatan yang tercela.

26
BAB VII

TERMINOLOGI PENDIDIKAN DALAM ISLAM

A. Pengertian al Ta’lim, al Ta’dib dan al Tarbiyah

a) Al Ta’lim

Istilah al Ta’lim menunjuk kepada konsep pendidikan dalam islam. Pertama,


ta’lim adalah proses pembelajaran yang terus menerus sejak manusia lahir kedunia
ini melalui perkembangan penglihatan, pendengaran hati dan sebagainya. Kedua, al
Ta’lim tidak berhenti pada pengetahuan saja tetapi kepada sampai menjangkau ke
daerah psikomotor manusia.

b) Al Ta’dib

Istilah al Ta’dib merujuk kepada pendidikan adalah adab. Dan istilah al


Ta’dib ini sering digunakan oleh masyarakat mekkah zaman dahulu dalam proses
pendidikan. Konsep al Ta’dib ini menjadi sangat penting karena mengingat bahwa
akhlak yang semakin hari semakin buruk di kalangan masyarakat muslim.

c) al Tarbiyah

Istilah al Tarbiyah berasal dri kata rabb, dan istilah ini memiliki banyak arti.
Konsep al Tarbiyah adalah salah satu konsep pendidikan islam yang penting. Jadi
istilah Tarbiyah merupakan proses mendidikan manusia dengan tujuan untuk
memperbaiki kehidupan manusia kepada arah yang lebih baik dan sempurna.
Tarbiyah merupakan proses pengembangan potensi dan keahlian dari manusia baik
bersifat materi dan non materi.

B. Dasar-dasar pendidikan Islam

27
Al-Qur’an di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk umat
manusia, yaitu sebagai pengatur hidup dan kehidupan manusia dan menjadikan
petunjuk manusia dan sabagai salah satu alternatife bagi manusia memotivasi agar
manusia bisa berfikir lebih baik dalam kehidupannya. Dengan demikian banyak ayat-
ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang kehidupan manusia. Rasulullah SAW sebagai
pendidik pertama yang pada awalnya menjadikan Al-Qur’an sebagai dasar
pendidikan islam pada masa itu. Sehingga eksistensi Al-Quran pada masa itu
memiliki pengaruh yang besar bagi pendidikan islam pada masa itu.

28
BAB VIII

HAKIKAT PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN


ISLAM

A. Pengertian Mu’Allim Mu’addib dan Murrabbi

a) Mu’Allim

Mu’allim berasal dari kata al Ta’llim yang artinya telah mengajar, sedang
mengajar, dan pengajaran. Istilah mu’allim memiliki arti pengajar atau orang yang
mengajar. Istilah mu’allim adalah kata yang paling banyak ditemukan di zaman Nabi
dan istilah ini juga yang terkenal pada masa Rasulullah.

b)Mu’addib

Mu’addib artinya orang yang mendidik atau pendidik. Adapun mashdar dari
addaba adalah ta’dib artinya pendidik. Secara bahasa mu’addib merupakan bentukan
mashdar dari kata addaba yang berarti member adab, mendidik. Adab dalam
kehidupan sehari-hati sering diartikan adalah tata karma, sopan santun, akhlak, budi
pekerti.

c) Murrabbi

Istilah murrabi merupakan bentuk ism al fail yang berakar dari tiga kata.
Pertama, berasal dari kata rabba, yarbu yang artinya zad dan nama. Kedua, berasal
dari kata rabiyah yang artinya tumbuh dan menjadi besar. Ketiga, berasal dari kata
rabba yang artinya memperbaiki, menguasai, memimpin, menjaga dan memelihara.

B. Tugas pendidik dalam pendidikan islam

29
Pendidik dalam islam memiliki tanggung jawab terhadap perkembangan
peserta didik dan pengembangan potensi yang dimiliki oleh peserta didik sehingga
mencapai kepada tujuan dan aspek kognitf, psikomotorik peserta didik. Tugas dan
tanggung jawab pendidik dalam pendidikan islam hendaknya menjadi orang tua
kedua bagi peserta didik nya. Di Indonesia pendidik dikenal sebagai guru yang mana
guru itu adalah seseorang yang digugu dan ditiru sehingga seorang guru hendaknya
dapat dipercaya dan memiliki seperangkat ilmu yang luas dan kehidupan yang
memadai sehingga guru bisa menjadi suri tauladan yang baik bagi peserta didik.

Jadi sebagai seorang pendidik dalam pendidikan islam, pendidik memiliki


tugas khusus yaitu :

 Sebagai seorang pendidik harus memiliki program pembelajaran. Pada tugas


ini pendidik di wajibkan untuk membuat program pengajaran untuk
melakukan proses pembelajaran dan setelah itu pendidik diwajibkan
mengevaluasi hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
 Selain itu pendidik mengarahkan peserta didik kepada kepribadian yang baik
seiring dengan tujuan dari Allah SWT
 Dan pendidik merupakan pemimpin dan pengendali peserta didik terhadap
masalah yang di hadapi oleh peserta didik.

C. Karakteristik pendidik muslim

Dalam pendidikan islam seorang pendidik hendaknya memiliki kriteria yang


sesuai sehingga bisa dibedakan dari pendidik lainnya. Karakteristis dari pendidik
muslim antara lain :

 Mempunyai perilaku dan sifat yang baik,


 Bersifat ikhlas dalam melaksanakan tugas nya
 Sabar dalam mendidik, membimbing peserta didiknya.
 Jujur dalam penyampaian materi ataupun apa yang ia ketahui

30
 Senantiasa membekali dirinya sebelum mendalami kajian
 Bisa menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, sehingga peserta
didik menjadi lebih semangat dalam belajar
 Mampu mengelola kelas dan peserta didik dengan baik dan benar
 Mengetahui keadaan psikis dari peserta didik
 Dan berlaku adil terhadap peserta didik yang satu dengan yang lainnya.

D. Pengertian peserta didik

Peserta didik dalam pendidikan islam adalah individu yang sedang mengalami
pertumbuhan dan berkembang baik secara fisik, psikis sosial, dan kegamaan dalam
menghadapi kehidupan dunia dan akhirat. Anak kandung merupakan peserta didik
didalam keluarga, dan murid merupakan peserta didik di sekolah. Dalam bahasa arab
pengertian peserta didik memiliki pengertian yang bervariasi seperti thalib,
muta’allim, dan murid. Dalam konsep ini murid terkandung bahwa keyakinan
mengajar dan belajar. Dalam konsep tasawuf peserta didik memiliki pengertian orang
yang sedang belajar, menyucikan diri.

E. Tugas dan kewajiban peserta didik

Menurut al Ghazali tugas-tugas peserta didik sebagai berikut :

 Peserta didik menyucikan diri dari sifat-sifat yang tercela


 Peserta didik diharuskan mengurangi kesibukan duniawi dan konsentrasi
kepada pelajaran
 Tidak sombong kepada guru lain
 Tidak meninggalkan satupun ilmu-ilmu yang terpuji sebelumnya.
 Tidak mendalami ilmu secara sekaligus
 Mengetahui norna untuk menyusun hirarki ilmu

31
 Belajar hendaknya memiliki tujuan yang mulia dan berserah diri kepada Allah
dan mendekatkan diri kepada Allah SWT
 Mengetahui kedudukan ilmu agar mengetahui mana ilmu yang harus
didahulukan terlebih dahulu

F. Syarat/kriteria yang harus dimiliki sebagai peserta didik dalam pendidikan


islam

Sebagai peserta didik dalam pendidikan islam harus memiliki syarat dan
kriteria tertentu antara lainnya :

 peserta didik bukan boneka-boneka an orang dewasa, karena peserta didik


juga memiliki dunia sendirinya.
 Peserta didik memiliki kebutuhan dan menuntut ilmu untuk memenuhi
kebutuhannya tersebut dengan maksimal
 Peserta didik memiliki perbedaan antara peserta didik yang satu dengan
peserta didik yang lainnya.
 Peserta didik dipandang sebagai suatu kesatuan sistem manusia
 Peserta didik merupakan objek dan subjek yang memungkinkan peserta didik
akan aktif, kreatif, dan produktif

32
BAB IX

HAKIKAT KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian manhaj sebagai esensi kurikulum pendidikan dalam islam

Secara harfiah kurikulum berasal dari bahasa latin yaitu curriculum yang
berarti bahan pengajaran. Sedangkan dalam bahasa yunani kurikulum berasal dari
kata currir yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi istilah dari
kurikulum berasal dari dunia olahraga pada zaman romawi kuno di yunani. Dan
dalam bahasa arab, kata kurikulum biasanya di sebut dengan manhaj yang artinya
jalan yang terang akan di tempuh manusia.

Al-Rasyidin menyebutkan bahwa esensi manhaj dalam pendidikan islam


adalah Al-Qur’an dan Hadist. Sebab di dalam agama islam Al-Qur’an dan Hadist
merupakan pedoman, penjelas, petunjuk , dan pembeda bagi umat islam dalam
menghadapi kehidupan didunia. Dalam filsafat pendidikan islam, kurikulum pada
dasarnya merupakan alat bantu pendidik untuk mendidik peserta didik dalam
mengembangkan sikap dan potensi yang dimiliki oleh peserta didik.

Jadi jika di aplikasikan kedalam dunia pendidikan, kurikulum merupakan


sebagai pedoman bagi pendidik untuk membimbing, mengarahkan peserta didik nya
kepada pendidikan yang lebih tinggi.

B. Ruang lingkup kurikulum pendidikan islam

Secara umum cakupan kurikulum pendidikan islam itu meliputi seluruh


daerah kehidupan manusia baik dari ruang lingkup kekhalifahan atau pun ketaatan
nya kepada Allah SWT. Maka dari itu kurikulum pendidikan islam harus lah
memuat : kreasi atau makhluk yang diciptakan Allah, makhluk yang di berikan
jasmani, ruh sehingga mampu menjalankan kehidupan dengan baik, manusia yang
dipilih sebagai khalifah dibumi nya Allah diberikan tugas untuk memakmurkan

33
kehidupan nya, mampu mengembangkan sifat-sifat yang patuh kepada ketuhanan dan
asmaul husnah, memiliki adab dan akhlakul karimah untuk bisa menata kehidupan
diri nya sendiri, masyarakat sekitar, memiliki ilmu pengetahuan yang luas sehingga
mampu menjadi pemimpin atau khalifah dibumi ini. Menjalankan kehidupan kepada
kehidupan yang lebih baik.

C. Karakteristik kurikulum pendidikan islam

Secara umum karakteristik kurikulum pendidikan islam merupakan cerminan


yang dihasilkan oleh filsuf-filsuf dalam berfikir berfilsafat mengenai seluruh kegiatan
pendidikan da prakteknya. Menurut Al-Syaebani, kurikulum pendidikan islam
memiliki karakteristik antara lain :

 Kurikulum pendidikan islam harus menonjolkan matapelajaran agama dan


akhlak. Agama dan akhlak tadi haruslah berpedoman kepada Al-Qur’an dan
Hadist.
 Kurikulum pendidikan islam harus memperhatikan keseimbangan antar
pribadi, masyarakat, dunia, jasmani, dan rohani manusia
 Kurikulum pendidikan islam harus memperhatikan pengembangan potensi
yang di miliki peserta didik
 Kurikulum pendidikan islam juga harus memuatu pelajaran seni, seperti seni
melukis memahat, seni ukir, dan lain-lainnya.
 Dan kurikulum pendidikan islam harus memperhatikan kebiasaan yang
sedang berkembang di tengah masyarakatnya.

34
BAB X

METODE DALAM PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian metode dalam pendidikan islam

Secara umum metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu hal. Yang
mana cara tersebut bisa jadi benar dan bisa jadi salah. hal tersebut tergantung oleh
beberapa faktor, salah satunya faktor ialah situasi dan kondisi. Secara literlijik kata
“metode” berasal dari dua kosa kata yaitu “meta” yang artinya (melalui) dan “hodos”
yang berarti jalan jadi dari pengertian dua kosa kata tersebut dapat disimpulkan jika
metode itu adalah jalan yang dilalui.

Metode merupakan syarat untuk melakukan pembelajaran secara efektif dan


efisien di dalam pendidikan islam. Jadi metode merupakan hal yang penting dan
sangat berpengaruh dalam pendidikan islam sehingga tujuan pendidikan islam dapat
tercapai dengan baik. Dalam hubungan proses pendidikan islam segala sesuatu alat
yang digunakan dalam proses pendidikan haruslah ada hukumannya wajib.

Menurut Ahmad Tafsir, secara umum bahwa metode pendidikan islam adalah
alat yang digunakan dalam pendidikan islam sebagai upaya mendidik peserta didik
sehingga tujuan dari pendidikan islam dapat tercapai dengan baik. Sedangkan
menurut Al-Syaibani menjelaskan bahwa metode pendidikan islam adalah segala
kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh pendidik dalam rangka menyampaikan
mata pelajaran, dan perkemabangan dari peserta didik, dengan suasana lingkungan
sekitar dengan tujuan membimbing peserta didik dalam proses belajar sehingga akan
menimbulkan perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku peserta didik

B. Karakteristik metode dalam pendidikan islam

Adapun karakteristik metode pendidikan islam antara lain :

35
 Mulai dari proses pembelajaran, pembentukan, penggunaan, dan
perkembangan didasari oleh nilai-nilai religius
 Pada proses pembentukan dan penerapan tidak dapat dipisahkan, karena pada
proses tersebut memiliki konsep yang sama al-akhlakul al-kharimah sebagai
tujuan dari pendidikan islam
 Metode pendidikan islam bersifat luwes dan fleksibel dari artinya mampu
menerima perubahan dari kondisi dan situasi
 Metode pendidikan islam berupaya dengan benar-benar dalam
menyimbangkan antara teori dan praktek
 Metode pendidikan islam memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk
berkreasi tetapi tidak melawati batas-batas norma
 Metode pendidikan islam berupaya menciptakan situasi kondisi yang kondusif
 Metode pendidikan islam memudahkan segala proses pengajaran sehingga
tujuan pembelajaran tersampaikan dengan baik

C. Jenis-jenis metode dalam pendidikan islam

Dalam pendidikan islam, setiap pendidik melakukan metode pendidikan nya


berbeda-beda yaitu pasti akan di sesuaikan dengan kondisi dan situasi.metode-metode
yang dipergunakan tidak hanya mendidik/mengajar peserta didik saja.

a)Al-Ghazali

Ia merupakan seorang ahli tasawuf dalam pembela kebenaran islam. Menurut


nya seorang pendidik bisa dikatakan sukses jika pendidik bisa menyelesaikan
tugasnya dengan baik. Dan menurut nya metode pendidikan yang gunakan
pendidikan harus berprinsip child centered atau yang berpusat kepada anak. Metode-
metode yang bisa di lakukan seperti : metode bimbingan dan konseling, metode
cerita,metode motivasi, atau metode mendorong semangat

b)Ibnu Khaldun

36
Ia adalah sejarah dan sosilogi dari Tunisia. Menurut nya jelas bahwa proses
belajar mengajar menjadi sebuah potensi psikologi yang utama. Metode pendidikan
yang baik menurut Ibnu Khaldun ini ialah yang bersifat psikologi. Contohnya ketika
mengajarkan Al-Qur’an kepada peserta didik pada akhir pembelajaran diharapkan
kepada pendidik mengajarkan bahasa arab, sastra kepada peserta didik tersebut.

c)Ibnu Sina

Menurutnya mengajarkan akhlak mulia kepada peserta didik sejak dini maka
perkembangannya akan cukup baik juga.

d)Muhammad Abduh

Menurut nya kegiatan mengajar menekankan pada metode yang berprinsip


rasio dalam memahami ajaran agama islam yang bersumber Al-Qur’an dan Hadist
sebagai ganti metode menghafal dan mengajarkan bahasa arab dengan metode
demonstarsi tentang cara-cara menulis huruf arab yang jelas dan sederhana.

D. Dasar pertimbangan dalam memilih metode pendidikan islam

1) Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin di capai

Setiap orang yang mengerjakan sesuatu harus memiliki tujuan yang jelas.
Dengan begitu pendidik memiliki tugas pokok nya mendidik dan mengajar juga harus
tau apa tujuan pendidikan. Dan pada umumnya tahap-tahap tujuan pendidikan islam
yang meliputi tujuan umum, tujuan akhir, tujuan sementara. Tujuan pembelajaran
dapat menentukan suatu strategi yang harus di gunakan seorang pendidik.

2) Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran

Mengajar merupakan suatu usaha untuk mengembangkan seluruh individu


peserta didik. Mengajar bukan hanya mengajarkan aspek kognitifnya saja, tetapi juga
aspek afektif dan psikomotornya juga. Waktu yang diberikan kepada pendidik dalam

37
pemberian materi pelajaran adalah satu jam pelajaran. Jadi metode yang akan
digunakan harus di rencanakan sebelumnya. Metode pembelajaran yang akan dipakai
haruslah sesuai dengan materi.

3)Pertimbangan dari sudut siswa

Metode yang akan di gunakan pendidik di dalam kelas juga harus


mempertimbangkan jumlah siswa yang hadir agar proses pembelajaran berjalan
lancar dan efektif. Peserta didik merupakan faktor yang berpengaruh bagi pendidik
dalam menentukan metode pembelajaran.

38
BAB XI

HAKIKAT GANJARAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian ganjaran

Ganjaran berasal dari dua pengertian yaitu secara bahasa dan istilah. Secara
bahasa ganjaran adalah mempunyai sebutan masing-masing kalau di bahasa Indonesia
disebut hadiah, upah, atau apresiasi. Tetapi kalau dibahasa Inggris biasa disebut
reward,reinforcement, dan didalam bahasa arab disebut tsawab,ajrun, dan jaza.
Sedangkan secara istilah ganjaran adalah alat yang digunakan oleh pendidik untuk
memberikan support, motivasi belajar kepada peserta didik agar terlihat lebih aktif.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ganjaran adalah hadiah, hukuman,


balasan. Jadi dapat disimpulkan bahwa ganjaran adalah alat pendidikan yang
menyenangkan diberikan kepada peserta didik yang telah menjalankan kegiatan
pembelajaran sehingga akan memberikan motivasi, dan mensupport kepada peserta
didik agar lebih aktif dan semangat belajar

B. Bentuk-bentuk ganjaran dalam pendidikan islam

Adapun bentuk-bentuk ganjaran yang diberikan kepada peserta didik :

1. Pujian yang mendidik

Seorang guru yang baik hendaknya memberikan pujian yang baik dan
membangun kepada peserta didiknya.

2.Memberikan hadiah

Sebagaimana yang telah di ketahui bahwa anak akan lebih senang apabila
mendapat hadiah apalagi yang bersifat materi. Maka dengan begitu peserta didik akan
semangat untuk belajar

39
3. Mendoakannya

Selain memberikan pujian yang mendidik dan memberikan hadiah, pendidik


juga bisa memberikan doa kepada peserta didik agara senantiasa peserta didik
semakin rajin untuk belajar

4. Papan Prestasi.

Pada papan prestasi ini, papan diletak kan di sekitar lingkungan sekolah yang
strategis, setelah itu guru membuat nama-nama peserta didik yang rajin, disiplin,
teladan, dan menjaga kebersihan. Sehingga akan memotivasi peserta didik yang
lainnya.

C. Dasar pertimbangan dan prosedur implementasi ganjaran dalam pendidikan


islam

Adapun tujuan diberikan hadiah kepada peserta didik telah diatur dalam Al-
Qur’an (QS Al-Bayyinah:6-8)

Yang artinya : “6. Sungguh orang-orang yang kafir dari golongan ahli kitab dan
orang-orang musyrik (akan masuk) ke Neraka Jahanam, mereka kekal didalamnya
selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk. 7. Sungguh, orang-orang
yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baiknya
makhluk. 8. Balasan mereka disisi Tuhan mereka ialah Surga ‘And yang mengalir
dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Allah rida
terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah
(balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya”

Jadi dapat disimpulkan bahwa didalam Al-Qur’an sudah jelas bahwa Allah
SWT memberikan balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
shaleh. Dan sama halnya guru akan memberikan balasan/ganjaran kepada peserta
didiknya yang berprestasi.

40
41
BAB XII

HAKIKAT HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian hukuman

Secara etimologi hukuman adalah siksaan dan sebagainya. Siksaan ini


diberikan kepada orang-orang yang melanggar aturan, undang-undang, dan lain
sebagainya. Dari ini hukuman adalah perbuatan yang tidak menyenangkan yang
diberikan kepada seseorang sebagai balasan konsekuensi dari perbuatan tidak baik
yang telah di lakukan nya.

Hukuman dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai


siksaam yang diberikan kepada seseorang yang telah melanggar aturan, keputusan
yang telah di tetapkan hakim, atau hasil dan akibat hukuman.

Jadi dapat disimpulkan bahwa hukuman adalah suatu perbuatan yang mana
seseorang secara sadar dan sengaja melakukan hal-hal yang tidak terpuji sehingga
melanggar aturan yang telah di telah di tetapkan.

B. Bentuk-bentuk hukuman dalam pendidikan islam

1)Hukuman dengan isyarat

Hukuman yang diberikan kepada peserta didik bisa berupa isyarat seperti :
pandangan mata, gerakan anggota ban, raut muka dll.

2)Hukuman dengan perkataan

 Memberikan tujuan nassehat


 Teguran
 Peringatan
 Ancaman

42
3)Hukuman dengan perbuatan

Hukuman semacam ini bisa berupa memberikan tugas, atau melarang apa
yang menjadi kesenangan nya. Hukuman ini diberikan kepada peserta didik dengan
sesuai berat atau tidaknya pelanggaran yang telah dilakukan.

4)Hukuman dengan badan

Hukuman badan ini biasanya berupa menjewer siswa, memukul siswa, dll.
Tetapi sebaiknya hukuman semacam ini tidak bagus di lakukan oleh peserta didik

C. Dasar pertimbangan dan prosedur implementasi hukuman dalam pendidikan


islam

Dalam perspektif filsafat pendidikan islam, hukuman adalah instrument


memelihara peserta didik agar tetap suci, dan bertakwa kepada Allah SWT, membina
kepribadian peserta didik agar tetap selalu berbuat kebajikan, dan memperbaiki sifat-
sifat tidak terpuji peserta didik. Dan hukuman tidak seharusnya dilakukan jika
instrument nya masih bisa di lakukan dengan baik-baik. Tetapi jika sudah melanggar
hukum atau instrument nya sudah tidak bisa di lakukan lagi maka pantaslah hukuman
di berikan agar peserta didik menjadi lebih paham dan belajar dari kesalahan nya.

43
BAB XIII

HAKIKAT EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian evaluasi

Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa inggris “evaluation” yang artinya
penilaian dan penaksiran. Dan dalam bahasa arab evaluasi adalah imtihan yang
berarti ujian, dan khataman yang berarti cara menilai hasil akhir ujian. Sedangkan
secara istilah evaluasi adalah suatu proses membandingkan situasi dengan kriteria
tertentu dalam rangka mendapatkan informasi.

Jadi dengan demikian evaluasi tidak hanya sekedar menilai sesuatu yang
terencana saja tetapi juga kegiatan menilai sesuatu yang terencana, sistematis, dan
memiliki tujuan yang jelas. Oleh karena itu dengan evaluasi bisa memperoleh
informasi dan kesimpulan tentang keberhasilan peserta didik dalam proses
pembelajaran dan menjadikan suatu tindakan alternatife dalam mengambil keputusan
yang sesuai dengan prinsip-prinsip evaluasi

B. Tujuan evaluasi

Tujuan evaluasi dalam pendidikan islam mengacu kepada sistem evaluasi


yang telah di tetapkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an dan diperjelas oleh sunnah
yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Secara umum tujuan evaluasi pendidikan islam
sebagai berikut :

 Untuk menguji. Hal ini sesuai dengan gambaran ayat Al-Qur’an yaitu tentang
menguji kemampuan manusai beriman terhadap berbagai macam masalah
kehidupan.
 Untuk mengetahui. Hal ini sesuai dengan gambara ayat Al-Qur’an tentang
sudah sejauh mana pendidikan yang telah di terapkan oleh Nabi Muhammad
kepada umatnya

44
 Untuk menentukan klasifikasi atau tingkatan keimanan seseorang
 Untuk mengukur kognisi, hafalan yang telah di ajarkan
 Memberikan kabar reward sebagai kabar gembira dan punishment sebagai
kabar buruk

C. Fungsi evaluasi

Karena tujuan dan fungsi dari evaluasi pendidikan islam itu sama maksudnya
maka, fungsi dari evaluasi itu adalah untuk menguji,untuk mengetahui, untuk
menentukan klasifikasi tingkatan seseorang, untuk mengukur kognisi, sebagai tolak
ukur kemampuan peserta didik.

D. Sistem evaluasi

Sistem evaluasi yang dikembangkan oleh Allah SWT dan Rasu-Nya


berimplikasi sebagai berikut :

1. Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam


masalah kehidupan

2. Untuk mengetahui sejauh mana hasil pendidikan yang diajarkan

3. Untuk menentukan klasifikasi atau tingkatan keimanan seseorang

4. Untuk mengukur daya kognisi, hafalan manusia dari pelajaran yang telah diberikan
oleh guru

5. memberikan tabsyir bagi yang beraktivitas baik,dan memberikan semacam iqab


(siksa) bagi mereka yang beraktivitas.

45
BAB XIV

LEMBAGA-LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI MINANG KABAU

A. Eksistensi

Eksistensi lembaga pendidikan di Minang Kabau telah mengalami perubahan


dan perkembangan yang sangat jauh. Yang usia nya diperkirakan sama dengan usia
ketika islam masuk kedalam daerah Minang Kabau. Yang awalnya dahulu itu sistem
pendidikan islam di Minang Kabau dilakukan di lembaga pendidikan yang disebut
surau. Yang surau tersebut telah melahirkan para ulama-ulama besar dan memiliki
kecerdasan yang sangat tinggi sehingga ulama-ulama tersebut ikut adil kedalam
perkembangan islam di nusantara ini pada masa dahulu. Kurang lebih tiga abad,
lembaga pendidikan islam di Minang Kabau yaitunya surau telah memiliki peran
penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan, tradisi di nusantara ini. Yang mana
tradisi intelektual islam seolah-olah cocok untuk terus tumbuh dan berkembang ke
segala bentuk tradisi di Minang Kabau yang pada akhirnya menjadi identitas
keislaman di Minang Kabau.

B. Tipologi

Surau merupakan lembaga pendidikan tertua di Minang Kabau, bahkan


sebelum masuknya islam ke Minang Kabau surau sudah ada. Selanjutnya surau
semakin berkembanng di Minang Kabau, selain fungsinya untuk tempat belajar surau
juga digunakan untuk tempat beribadah juga. Dengan berkembangnya lembaga
pendidikan surau ini, maka terjadi perkembangan ilmu pengetahuan dan budaya
terhadap para pemuda-pemuda Minang, yang mana biasa nya hanya di ajarkan
pendidikan agama saja tetapi kini juga di ajarkan ilmu bela diri, ilmu seni, sopan
santun, ilmu adat istiada. Adapun tiga kategori surau-surau, yaitu :

 Surau kecil yang dapat menampung sampai 20 murid


 Surau sedang yang dapat menampung sampai 80 murid

46
 Dan surau besar yang dapat menampung 100 samapai 1000 murid

C. Problematika

Lembaga pendidikan surau sebagai salah satu sistem pendidikan islam yang
sangat mengutamakan pendidikan Al-Qur’an, Sunnah Akhlak, fikih, tetap bertahan
hingga perang paderi. Tetapi setelah akhirnya perang paderi, surau yang berfungsi
sebagai lembaga pendidikan islam mulai mengalami kemerosotan, yang mana masa
ini terjadi seiring dengan perubahan terhadap seluruh aspek kehidupan masyarakat di
Minang kabau.

Yang mana semenjak pemerintah colonial memperkenalkan sekolah sekuler


maka keberadaan surau pada saat itu menjadi terancam sehingga surau yang selama
ini sebagai lembaga pendidikan islam di Minang Kabau yang mengajarkan Al-
Qur’an, Hadist, Fiqih, Akhlak kini berubah mulai dari yang sistemnya halaqah kini
berubah menjadi sistem klasikal yang diperkenalkan oleh pemerintah belanda.

47
DAFTAR PUSTAKA

Nasir Ahmad. 1990. Filsafat Umum, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Bakhtiar Amsal. 2010. Filsafat Ilmu , Jakarta: Rajawali Press

Usman Said & Jalaludin. 1994. Filsafat Pendidikan Islam: Konsep dan
Perkembangan pemikirannya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Nata Abudin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu

Gaffar Abdul. Jurnal Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an. Vol 4.No. 2,2016
Idarotuna. Jurnal Konsep Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an. Vol. 1 No. 2,2019
Abu Bakar Rosdiana,2012,Ilmu pendidikan,Medan:Gema Insani.

Al Rasyidin,2008, filsafat Pendidikan Islam,Bandung:Citapustaka Media Printis.

Hasbullah,2012, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta:Rajawali Pres.

“58071-ID-Alam-Semesta-Dalam-Persepektif-al-Quran.Pdf.” Accessed October 5,


2020. https://media.neliti.com/media/publications/58071-ID-alam-semesta-dalam-
persepektif-al-quran.pdf.

Afifah, Gusti, Syahrial Ayub, and Hairunnisa Sahidu. “Konsep Alam Semesta Dalam
Perspektif Al-Quran dan Sains,” 2020, 6.

Atabik, Ahmad. “KONSEP PENCIPTAAN ALAM: Studi Komparatif-Normatif antar


Agama-Agama” 3, no. 1 (2015): 122.

Atmonadi. Kun Fayakun : Buku Kedua: Man Arofa Nafsahu Faqod Arofa Robbahu.
Atmoon Self Publishing, 2018.

Hasyim, Muhammad Syarif. “AL-‘ĀLAM DALAM ALQURAN: (Analisis tentang


Ayat-ayat Penciptaan).” HUNAFA: Jurnal Studia Islamika 9, no. 1 (June 15, 2012):
55. https://doi.org/10.24239/jsi.v9i1.41.55-84.

Syafaruddin, 2016,Sosiologi Pendidikan Islam,Medan:Perdana Publishing

48
“Diktat Edukatif Filsafat Pendidikan Islam.Pdf,” N.D.

Ferry Muhammad Siregar, Surahman Amin Dan. “Ilmu Dan Orang Berilmu Dalam
Al-Qur’an: Makna Etimologis, Klasifikasi, Dan Tafsirnya.” Empirisma 24, No. 1
(January 1, 2015). Https://Doi.Org/10.30762/Empirisma.V24i1.14.

HC. Witheling.1984. Psikologi Pendidikan, Alih Bahasa M. Bukhari, Jakarta: Aksara


Baru
Nasution Harun. 1974. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, Jil. I, Jakarta: Bulan
Bintang
An-Nahlawi Abdurrahman. 1996, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam,
Bandung: Diponegoro
Kastori Fida Abdul. 1995. Sistem Pendidikan Islam, Ishlan, etd. 43 Tahun III
Ahmad D. Marimba D. Marimba. 1994, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Cet.
Ke-VIII Bandung: Al-Ma’arif
Kurikulum/GBPP Sekolah Menengah Umum, 1995, Pendidikan Agama Islam,
(Jakarta: Departemen Agama RI
Abu Achmadi Abu. 1950, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta:
Aditya Media
Mahmud Halim Abdul Ali, Pendidikan Ruhani, .
Fasih Rahman Abd, 2016, Jurnal Dasar-Dasar Pendidikan Islam dalam Tinjauan Al-
Qur’an Dan Hadis, Vol. XIV, No. 1

HC. Witheling.1984. Psikologi Pendidikan, Alih Bahasa M. Bukhari, Jakarta: Aksara


Baru
Nasution Harun. 1974. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, Jil. I, Jakarta: Bulan
Bintang
An-Nahlawi Abdurrahman. 1996, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam,
Bandung: Diponegoro
Kastori Fida Abdul. 1995. Sistem Pendidikan Islam, Ishlan, etd. 43 Tahun III

49
Ahmad D. Marimba D. Marimba. 1994, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Cet.
Ke-VIII Bandung: Al-Ma’arif
Kurikulum/GBPP Sekolah Menengah Umum, 1995, Pendidikan Agama Islam,
(Jakarta: Departemen Agama RI
Abu Achmadi Abu. 1950, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta:
Aditya Media
Mahmud Halim Abdul Ali, Pendidikan Ruhani, .

Fasih Rahman Abd, 2016, Jurnal Dasar-Dasar Pendidikan Islam dalam Tinjauan Al-
Qur’an Dan Hadis, Vol. XIV, No. 1

Harahap Muhammad Yunan, 2019, Jurnal Esensi Kurukulum Dalam Perspektif


Filsafat Pendidikan Islam, Vol IV, No. 02
Rasyidin Al, 2008, Falsafah Pendidikan Islam, Bandung: Citapustaka

Arifin Muzayyin, 2003,  Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara

Abdul Mujib dan Mudzakir Jusuf dan Mujib Abdul, 2010. Ilmu Pendidikan Islam.
Jakarta: Kencana

Abuddin, Nata, 2001, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Logos Wacana Ilmu
Langgulung Hasan, 1986, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi
pendidikan, Jakarta: Pustaka Al-Husna
Hidayati Lili, 2013, Jurnal Kurikulum 2013 Dan Arah Baru Pendidikan Agama
Islam, Vol 19, No. 1, Tahun 2014
Abdurahman, An Nahlawi. 1995. Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan
Masyarakat. Jakarta: Gema Insani

Syahidin Menelusuri Metode Pendekatan dalam Al-Qur’an

50
Slamet As, H. Zuhairini. Yusuf, Abdul Ghofur, 1983, Metodik Khusus Pendidikan
Agama, Surabaya:Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang

Jurnal Al-Thariqah Vol. 1, Juni 2016

Ahmadi Abu,1985, Metodik Khusus Pendidikan Agama (MKPA), Bandung: Armico

Sanjaya Wina, 2008, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:


Kencana Prenada Media Group

Makmun Abin Syamsuddin, 2008, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Rosdakarya


Remaja

Departemen Pendidikan Nasional, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama

Gunawan Heri, 2013, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,


Bandung: ALFABETA

“BAB II.Pdf.” Accessed November 23, 2020.


http://repo.iain-tulungagung.ac.id/3529/3/BAB%20II.pdf.

Mulyati, Srj. “Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mempl;rol,eh Sarjana
Pcndidikan [slam Pada Fakultas I1mu Tarbiyah KegllfUan Universitas Islam Negeri
"SyarifHidlayatullah,” n.d., 145.

Nasution, Wahyuddin Nur. “Implementasi Ganjaran Dan Hukuman Dalam Proses


Pembelajaran Di Mts Al-Banna Pulau Banyak Kecamatan Tanjung Pura-Langkat,”
n.d., 11.

Tujuh, Syarifah Daeng. “Pentingnya Ganjaran dan Hukuman terhadap Perilaku


Kemandirian Siswa dalam Pendidikan Agama Islam.” Tarbawy : Jurnal Pendidikan
Islam 6, no. 1 (October 6, 2019): 15–20. https://doi.org/10.32923/tarbawy.v6i1.864.

51
Charlis Seahefer Charlis, 1998, Bagaimana Mempengaruhi Anak Pegangan Praktis
Bagi Orang Tua, Bandung: Dahara Priza

Aisyul Muzakki, Jajang. “Hakekat Hukuman Dalam Pendidikan Islam.” Halaqa:


Islamic Education Journal 1, no. 2 (December 15, 2017): 23.
https://doi.org/10.21070/halaqa.v1i2.1242.

Ardi, Minal. “PENGARUH PEMBERIAN HUKUMAN TERHADAP DISIPLIN


SISWA DALAM BELAJAR” 8 (2012): 12.

Aziz, Aziz. “Reward-Punishment Sebagai Motivasi Pendidikan (Perspektif Barat Dan


Islam).” Cendekia: Journal of Education and Society 14, no. 2 (December 23, 2016):
233. https://doi.org/10.21154/cendekia.v14i2.830.

Fauzi, Muhammad. “PEMBERIAN HUKUMAN DALAM PERSPEKTIF


PENDIDIKAN ISLAM,” n.d., 21.

“Ks5x5p1591423097.Pdf,” n.d.

Suwarno, 1992,  Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta

Ag. Soejono. Ag, 1980, Pendahuluan Ilmu Pendidikan Umum, Bandung: CV. Ilmu,
Suharman, Jurnal Surau Sebagai Lembaga Pendidikan Islam Di Minang Kabau,

Mas'ud Zein, Jurnal Sistem pendidika surau karakteristik, isi, dan literatur
keagamaan,Vol 8., No.01., 2011

Nazmi Ranti &Kharles, Jurnal Perubahan pola pendidikan di sumatera barat dari
surau ke lembaga pondok pesantren semenjak semenjak awal abad 20, 2015

52
53
54

Anda mungkin juga menyukai