Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Islam, pendidikan adalah pemberi corak hitam dan putihnya
perjalanan hidup seseorang. Oleh karena itu ajaran Islam menetapkan bahwa
pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang hukumnya wajib bagi pria
dan wanita, serta berlangsung seumur hidup, semenjak dari buaian hingga
liang lahat.1 Konsep pendidikan menurut Islam ini sangat menarik perhatian
bagi organisasi edukasi dan sosial internasional yakni UNESCO, sehingga
sesuai dengan ajaran Islam, serapan konsepnya ialah “tuntunlah ilmu dari
buaian hingga ke liang lahat” atau dalam bahasa Inggrisnya “Long Life
Education”.
Kedudukan tersebut secara tidak langsung telah menempatkan
pendidikan sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan kehidupan umat
manusia. Apalagi dalam aspek spiritual, pendidikan agama Islam dipandang
perlu sebagai bahan pelajaran yang harus dilibatkan. Maka dalam
pembahasan kali ini, penulis akan membahas tentang pengertian dan ruang
lingkup pendidikan agama Islam serta problem guru pendidikan agama Islam
disekolah itu apa saja.

B. Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Jelaskan pengertian pendidikan agama Islam?
2. Jelaskan ruang lingkup pendidikan agama Islam?
3. Jelaskan problem guru pendidikan agama Islam itu apa saja?

1
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (PT Bumi Aksara: Jakarta, 2012), hlm. 1

1
C. Tujuan
Dilihat dari rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan tujuan sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui tentang pengertian pendidikan agama Islam.
2. Untuk mengetahui tentang ruang lingkup pendidikan agama Islam.
3. Untuk mengetahui tentang problema guru pendidikan agama Islam
disekolah itu apa saja.

2
BAB 2
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pendidikan Agama Islam


Pendidikan dalam bahasa Yunani ialah Peadagogy yang artinya seorang
anak yang sekolah dan diantar oleh pembantunya (pembantu tersebut
dinamakan Peadagogos). Dalam bahasa Romawi, Educate yang berarti
mengeluarkan sesuatu dari dalam2, sedang dalam bahasa Arab disebut At-
Tarbiyah dan dalam bahasa Inggris, to Educate yang berarti memperbaiki
moral dan melatih intelektual.
Islam atau Agama Islam adalah agama yang universal dan eternal, serta
sumber pengetahuan dari segala pengetahuan. Salah satu diantara ajaran
agama Islam tersebut adalah, mewajibkan kepada umatnya untuk
melaksanakan pendidikan sesuai dengan wahyu yang pertama kali diberikan
Allah kepada Nabi Muhammad yakni Surat Al-Alaq ayat 1-5 yang
menyatakan dengan jelas bahwa Allah menekankan tentang perlunya orang
belajar baca tulis dan belajar ilmu pengetahuan3.
Pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran
Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya
setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan
mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara
menyeluruh, serta menjadikan agama Islam itu sebagai suatu pandangan
hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di
akhirat kelak.4
Pendidikan agama merupakan bagian pendidikan yang amat penting yang
berkenaan dengan aspek- aspek sikap dan nilai, antara lain akhlak dan
keagamaan. Oleh karena itu pendidikan agama juga menjadi tanggung jawab
keluarga, masyarakat dan pemerintah.

2
Sesuatu yang dikeluarkan dari dalam disebut Potensi (fitrah).
3
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (PT Bumi Aksara: Jakarta, 2012), hlm. 98-99
4
Zakiyah Daradjad, Ilmu Pendidikan Islam, (PT Bumi Aksara: Jakarta , 2006), hlm.86

3
B. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Sebagaimana diketahui, inti ajaran agama Islam ruang lingkupnya
meliputi masalah keimanan (aqidah), masalah keislaman (syariah), dan
masalah ikhsan (akhlak).5
a. Aqidah
Aqidah adalah bersifat i’tiqad batin, mengajarkan keesaan Allah, Esa
sebagai Tuhan yang mencipta, mengatur, dan meniadakan alam ini.
b. Syari’ah
Syari’ah adalah berhubungan dengan amal lahir dalam rangka
mentaati peraturan dan hukum Tuhan, guna mengatur hubungan antara
manusia dengan Tuhan dan mengatur pergaulan hidup dan kehidupan
manusia.
c. Akhlak
Akhlak adalah suatu amalan yang bersifat pelengkap penyempurna
bagi kedua amal di atas dan yang mengajarkan tentang tata cara pergaulan
hidup manusia.

Dari tiga initi ajaran pokok ini, lahirlah beberapa keilmuan Agama yaitu,
Ilmu Tauhid, Ilmu Fiqih dan Ilmu Akhlak. Ketiga ilmu pokok Agama ini
kemudian dilengkapi dengan pembahasan dasar hukum Islam yaitu Al-
Qur’an dan Al- Hadits serta ditambah lagi dengan Sejarah Islam (Tarikh)
sehingga secara berurutan sebagai berikut:
a. Ilmu Tauhid/ Keimanan
Ilmu keimanan ini banyak membicarakan tentang kalamullah dan
banyak berbicara tentang dalil dan bukti kebenaran wujud dan keesaan
Allah. Beriman kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa, berarti percaya dan
yakin wujud- Nya yang esa, yakin akan sifat- sifat ketuhanan- Nya yang
maha sempurna; yakin bahwa Dia maha kuasa dan berkuasa mutlak pada
alam semesta dan seluruh makhluk ciptaan- Nya.6

5
Zuhairini, Abdul Ghofir dan Slamet As. Yusuf, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Usaha
Nasional: Surabaya, 1981), hlm. 60
6
Zakiyah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (PT Bumi Aksara: Jakarta,
1995), hlm. 66

4
b. Ilmu Fiqih
Ilmu pengetahuan yang membicarakan atau membahas dan memuat
hukum-hukum Islam yang bersumber pada Al-Qur’an, Sunnah, dan dalil-
dalil Syar’i.
c. Al-Qur’an
Al-Qur’an itu menempati suatu ilmu tersendiri yang dipelajari secara
khusus. Membaca Al- Qur’an adalah suatu ilmu yang mengandung seni,
seni baca Al- Qur’an. Al- Qur’an itu ialah wahyu Allah yang dibukukan,
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, sebagai suatu mukjizat,
membacanya dianggap suatu ibadat, sumber utama ajaran Islam.
d. Al-Hadits
Hadits ialah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad
saw., baik merupakan perkataan, perbuatan, ketetapan, ataupun sifat fisik/
kepribadian. Adapun ilmu yang dapat digunakan untuk mempelajari hadits
diantaranya ialah dari segi wurudnya, dari segi matan dan maknanya, dari
segi riwayat dan dirayahnya, dari segi sejarah dan tokoh- tokohnya, dari
segi yang dapat dianggap dalil atau tidaknya; dan dari segi istilah- istilah
yang digunakan dalam menilainya.
e. Akhlaq
Akhlaq ialah suatu istilah tentang bentuk batin yang tertanam dalam
jiwa seseorang yang mendorong ia berbuat (bertingkah laku). Demikian
pula ilmu akhlak yang dipelajari orang hanyalah gejalanya. Gejala itu
merupakan tingkah laku yang berhulu dari keadaan jiwa (bentuk batin
seseorang).
f. Tarikh Islam
Tarikh Islam disebut juga ilmu Sejarah Islam yaitu ilmu yang
mempelajari tentang sejarah yang berhubungan dengan pertumbuhan dan
perkembangan umat Islam.

C. Problema Guru Pendidikan Agama Islam

5
Di dalam problema atau masalah guru dalam mengajarkan Pendidikan
Agama Islam dapat penulis katakana seperti peribahasa “Tidak Ada Gading
Yang Tak Retak”. Peribahasa ini cukup bisa mewakili pendidikan agama Islam
di Indonesia sekarang ini. Tidak sedikit dijumpai buku-buku dan tulisan-
tulisan yang menunjukkan kegemilangan pendidikan agama Islam, pendidikan
agama Islam dianggap sudah bisa menghantarkan peserta didik menjadi
pribadi yang mengusai bagaimana cara berinteraksi yang baik dan benar, baik
secara vertikal maupun horizontal. Di sisi lain, masih banyak dijumpai
kekurangan serta problematika pendidikan agama Islam yang perlu mendapat
perhatian khusus.
Problematika selalu menuntut untuk bisa diselesaikan. Begitu juga dengan
problematika pendidikan agama Islam. Dalam studi problematika PAI, tidak
hanya dikaji tentang masalah-masalah yang muncul, akan tetapi juga berusaha
menemukan solusi dan jalan keluar atas permasalahan tersebut.
Munculnya sebuah permasalahan dalam PAI terutama yang berkenaan
dengan proses pembelajaran, tidak terlepas dari tiga sebab yang mendasar.
a. Pertama, selama ini, banyak pendidikan agama yang lebih banyak
berorientasi pada aspek kognitif saja. Padahal pendidikan agama
seharusnya lebih berorientasi secara praktisi, maka tidak heran ketika
banyak dijumpai anak yang mendapat nilai bagus dalam mata pelajaran
agama akan tetapi dalam penerapan dan prilaku keseharian cenderung
menyimpang dari norma ajaran yang islami, sebagaiman a disebutkan oleh
penulis di pendahuluan.
b. Kedua, sistem pendidikan agama yang berkembang di sekolah kurang
sistematis dan kurang terpadu untuk anak didik.
c. Ketiga, evaluasi yang dilakukan untuk pendidikan agama disamakan
dengan pelajaran-pelajaran yang lain, yaitu hanya aspek kognitif saja. Pada
hakikatnya evaluasi PAI idealnya tidak hanya dalam hal kognitif saja, akan
tetapi lebih menekankan pada praktisi, supaya ajaran agama yang telah
peserta didik pelajari bisa terlihat langsung dalam berprilaku sehari-hari.7

7
Muhaimin & Sutiah, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah, (Rosdakarya: Bandung, 2002), hlm. 90

6
BAB 3
PENUTUP

7
A. Kesimpulan
Menurut Islam, pendidikan adalah pemberi corak hitam dan putihnya
perjalanan hidup seseorang. Oleh karena itu ajaran Islam menetapkan bahwa
pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang hukumnya wajib bagi pria
dan wanita, serta berlangsung seumur hidup, semenjak dari buaian hingga
liang lahat. Kedudukan tersebut secara tidak langsung telah menempatkan
pendidikan sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan kehidupan umat
manusia. Apalagi dalam aspek spiritual, pendidikan agama Islam dipandang
perlu sebagai bahan pelajaran yang harus dilibatkan.
Pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran- ajaran
Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya
setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan
mengamalkan ajaran- ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara
menyeluruh, serta menjadikan agama Islam itu sebagai suatu pandangan
hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di
akhirat kelak.
Ruang lingkupnya meliputi masalah keimanan (aqidah), keislaman
(syariah), dan ikhsan (akhlaq). Dari tiga initi ajaran pokok ini, lahirlah
beberapa keilmuan Agama yaitu, Ilmu Tauhid, Ilmu Fiqih dan Ilmu Akhlak.
Ketiga ilmu pokok Agama ini kemudian dilengkapi dengan pembahasan dasar
hukum Islam yaitu Al- Qur’an dan Al- Hadits serta ditambah lagi dengan
Sejarah Islam (Tarikh).
Problematika Guru dalam Pembelajaran Agama Islam ialah terbagi
menjadi tiga, yakni:
a. Pertama, pendidikan agama bersifat kognitif saja tidak praktisi
b. Kedua, pendidikan agama kurang sistematis dan kurang terpadu untuk
peserta didik
c. Evaluasi yang dilakukan untuk pendidikan agama disamakan dengan
pelajaran-pelajaran yang lain, yaitu hanya aspek kognitif saja. Pada
hakikatnya evaluasi PAI idealnya tidak hanya dalam hal kognitif saja, akan
tetapi lebih menekankan pada praktisi, supaya ajaran agama yang telah
peserta didik pelajari bisa terlihat langsung dalam berprilaku sehari-hari.

8
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul Karim.
Daradjad, Zakiyah. 2006. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.

9
Daradjad, Zakiyah. 1981. Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya:
Usaha Nasional.
Daradjad, Zakiyah. 1995. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam,
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Muhaimin, 2002. Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Marimba, Ahmad D. 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,
Bandung: Al Maarif: Bandung.
Zuhairini. 2012. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara.

10

Anda mungkin juga menyukai