2. Menyadarkan manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia harus
mengadakan interaksi dengan sesamanya dalam kehidupan bermasyarakat. Itulah
sebabnya Islam mengajarkan tentang persamaan, persaudaraan, gotong royong dan
bermusyawarahsebagai upaya membentuk masyarakat menjadi persekutuan hidup yang
utuh.
3. Menyadarkan manusia sebagai hamba Allah SWT. Manusia sebagai makhluk
berketuhanan, sikap dan watak religiusitasnya perlu dikembangkan sedemikian rupa
sehingga mampu menjiwai dan mewarnai kehidupannya. Dalam fitrah manusia telah
diberi kememampuan beragama.
Dengan kesadaran ini, manusia sebagai khalifah di muka bumi dan yang terbaik di
antara hewan yang berbeda akan mendorong mereka untuk mengawasi dan menggunakan
ciptaan Allah untuk bantuan pemerintah hidup masing-masing dengan orang lain.
Secara umum, item atau fokus dari ilmu pendidikan adalah orang-orang yang ditunjuk
dalam latihan atau praktik pembelajaran yang menggabungkan mengajar, mendidik,
mempersiapkan siswa untuk mengembangkan kapasitas mereka yang sebenarnya dan
menjadi orang dewasa yang penuh perhatian.
Siswa sebagai orang menjadi objek pendidikan materi, sedangkan upaya membawa
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran atau pengembangan disebut artikel pembelajaran
formal. Upaya untuk mengajar, membimbing dan melatih siswa menuju kemajuan dan
kewajiban seperti dalam praktik instruktif khawatir tentang masalah instruktif.
Setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek. Objek ilmu pengetahuan dapat
dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: Objek material dan Objek formal.2
3.1. Objek Material
Objek material adalah bahan atau masalah yang menjadi sasaran pembicaraan,
penelitian atau penelaahan dari ilmu pengetahuan.
Sedangkan menurut Surajiyo dkk. objek material dimaknai dengan suatu bahan yang
menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan. Objek material juga berarti hal
1
Prof. H.M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam tinjauan Teoritis dan Praktis berdasarkan pendekatan indispliner,
(Jakarta:PT.Bumi Aksara,2008). halaman.23-25
2
Abu Ahmdi dan Nur Uhbiyanti, Ilmu Pendidikan, PT. Rineka Cipta:Semarang, 1991, halaman 81
1
yang diselidiki, dipandang atau disorot oleh suatu disiplin ilmu. Objek material mencakup
apa saja, baik yang konkret maupun yang abstrak, yang materil maupun yang non-materil.
Bisa pula berupa hal-hal, masalah-masalah, ide-ide, konsep-konsep dan sebagainya.
1. Individu yang mempunyai potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan
yang unik.
Objek formal adalah bidang yang menjadi lingkup umum pekerjaan ujian instruktif.
Misalnya, upaya untuk mengajar, membimbing, dan melatih siswa menuju kemajuan dan
terkait dengan masalah pendidikan. Item formal juga menyiratkan perspektif pemeriksaan
atau percakapan yang dilakukan oleh seseorang tentang suatu ilmu atau dapat dikatakan
sesuai dengan perspektif dari mana artikel materi ditampilkan. Jika perspektifnya masuk akal,
andal, dan cakap, kerangka filosofis disampaikan yang merupakan lebih banyak percakapan
dari atas ke bawah.
Objek formal suatu ilmu tidak hanya memberikan keutuhan ilmu, tetapi pada saat yang
sama membedakannya dari bidang-bidang lain. Suatu objek material dapat ditinjau dari
3
Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo, Pengantar Pendidikan, Asdi Mahasatya: Jakarta, 2005, hlm. 52.
2
berbagai sudut pandang sehingga menghasilkan ilmu yang berbeda-beda. Oleh karena itu,
akan tergambar lingkup suatu pengetahuan mengenai sesuatu hal menurut segi tertentu.
Dengan kata lain, tujuan pengetahuan sudah ditentukan. Misalnya, Objek materialnya adalah
“manusia”, kemudian, manusia ini ditinjau dari sudut pandang yang berbeda-beda sehingga
ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia, diantaranya: psikologi, antropologi, sosiologi
dan sebagainya.