Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENILAIAN KINERJA BANK DAN AUDIT


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
“Mata Kuliah”
Dosen Pengampu:

Disusun oleh:
Kelompok II

1. A : 1
2. B : 2
3. C : 3

JURUSAN
FAKULTAS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
TA 2023/2024
KATA PENGANTAR

Bismilahirahmannirahim

Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas segala limpahan rahmat, taufik, serta
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Penilaian Kinerja Bank dan Audit”. Penulisan makalah ini sebagai salah satu
syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Hadist. Penulis menyadari tanpa
adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak maka makalah ini tidak akan
bisa terselesaikan, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki.
Oleh karena itu, semua kritik dan saran pembaca akan penulis terima dengan
senang hati demi perbaikan makalah. Akhirnya, semoga tulisan yang jauh dari
sempuma ini ada manfaatnya.

Metro, 28 Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………...i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Konsep Penilaian Kinerja..............................................................................3
B. Kualitas Audit Sektor Swasta (Private Sector).............................................5
C. Kualitas Audit Sektor Publik........................................................................6
D. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kualitas Audit.......................................8
E. Beberapa Karakteristik Untuk Meningkatkan Kualitas Audit......................9
BAB III PENUTUP..............................................................................................13
A. Kesimpulan.................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kompleksitas dan pentingnya sektor keuangan dalam perekonomian.
Bank merupakan tulang punggung ekonomi suatu negara karena mereka
menyediakan layanan keuangan yang mendukung aktivitas ekonomi,
termasuk penghimpunan dana, pemberian pinjaman, dan pembayaran.
Namun, sektor keuangan juga rentan terhadap risiko dan kerentanan
yang dapat berdampak luas pada stabilitas ekonomi. Fluktuasi ekonomi dapat
berdampak langsung pada kinerja bank, baik melalui risiko kredit, risiko
pasar, maupun risiko operasional. Penilaian kinerja bank harus
memperhitungkan ketidakpastian ekonomi dan kondisi pasar yang berubah-
ubah.1
Sektor keuangan diatur secara ketat oleh badan pengawas keuangan.
Perubahan dalam regulasi dapat mempengaruhi tata kelola perbankan,
persyaratan modal, dan praktik audit yang diperlukan untuk menilai kinerja
bank dengan akurat.2
Kinerja bank tidak hanya berkaitan dengan faktor finansial, tetapi juga
dengan tata kelola perbankan yang baik. Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip
tata kelola yang baik menjadi aspek penting dalam penilaian kinerja bank.
Penilaian kinerja bank harus memperhitungkan tingkat risiko yang dihadapi
oleh bank. Ini termasuk risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, dan risiko
operasional. Audit harus dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko-
risiko ini secara tepat.
Untuk mempertahankan kepercayaan publik, transparansi dan
akuntabilitas dalam pelaporan keuangan dan praktik audit sangat penting.

1
Minarni, M. (2013). Audit Syariah, Dan Tata Kelola Lembaga Keuangan Syariah.
La_Riba, 7(1), 29–40. https://doi.org/10.20885/lariba.vol7.iss1.art3
2
Jusri, A. P. O., & Maulidha, E. (2020). Peran Dan Kompetensi Auditor Syariah Dalam
Menunjang Kinerja Perbankan Syariah. JAS (Jurnal Akuntansi Syariah), 4(2), 222–241.
https://doi.org/10.46367/jas.v4i2.255

1
2

Kekurangan transparansi dapat menimbulkan keraguan terhadap kinerja bank


dan hasil audit yang disajikan.3
Dalam menghadapi berbagai masalah ini, penilaian kinerja bank dan
audit haruslah dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan. Hal ini
memerlukan kerjasama antara bank, auditor, regulator, dan pemangku
kepentingan lainnya untuk memastikan stabilitas dan integritas sektor
keuangan secara keseluruhan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, adapun rumusan masalah
dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penulisan dalam
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui
2. Untuk mengetahui
3. Untuk mengetahui
4. Untuk mengetahui

3
Malahayatie. (2018). Role of Islamic Auditors in the Halal Guarantee System. Jurnal
JESKaPe, Vol.2(No.2), 121–157.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Penilaian Kinerja


Akuntansi dan laporan keuangan entitas pemerintah menghadirkan data
keuangan yang bermanfaat untuk mendukung keputusan dalam ranah
ekonomi, politik, dan sosial. Tujuannya adalah untuk menunjukkan tanggung
jawab dan kewajiban aparat pemerintah terhadap tugas yang telah
dipercayakan kepada mereka. Selain itu, informasi keuangan ini juga
digunakan untuk menilai kinerja manajerial dan keseluruhan organisasi
pemerintah.
Pemakai informasi keuangan unit pemerintahan dapat diklasifikasikan
menjadi lima kelompok, yaitu:4
1. Governing bodies
2. Investors and creditors
3. Resources providers
4. Oversight bodies
5. Constituents

Dan informasi yang dibutuhkan adalah:


1. Financial viability
2. Fiscal compliance
3. Management performance
4. Cost of services profided

Ada empat kelompok pemakai informasi keuangan, yaitu:


Citizens (including news media, pressure groups, state and local
legialatures and executives, analysts), the legislative branch (including their
staff), and two groups in the executive branch, namely the senior members
and the program managers. If the terms of federal financial reporting, they are
assumed to have four 'needs':

4
Hasibuan, A. N., Annam, R., & Nofinawati. (2020). Audit Bank Syariah. Kencana.

3
4

1. Budgetary integrity
2. Operating performance
3. Stewardship
4. Deterring fraud, waste and abuse

Untuk memenuhi kebutuhan pengguna informasi keuangan, laporan


keuangan harus disusun dan diaudit oleh auditor independen. Dalam era
transparansi dan keterbukaan saat ini, auditor diharapkan untuk beroperasi
sesuai dengan standar profesional dan kode etik profesi, sehingga dapat
memberikan tanggung jawab yang lebih besar terhadap hasil audit mereka. Di
sektor publik, pemeriksaan umumnya dilakukan oleh BPKP atau oleh akuntan
publik yang ditunjuk oleh BPKP.
Pasal 1 ayat (2) Kode Etik Akuntan Indonesia menegaskan bahwa
setiap anggota harus menjaga integritas dan objektivitas dalam menjalankan
tugas mereka. Dengan adanya kode etik ini, masyarakat dapat menilai sejauh
mana auditor telah mengikuti standar etika yang telah ditetapkan oleh profesi
mereka.
Audit ini juga berkontribusi untuk mengawasi akuntabilitas pemerintah
secara nyata, mengevaluasi integritas, kinerja, dan tanggung jawab aktivitas
pemerintah. Di sektor publik, pengaruh hukum pada praktik audit lebih besar,
sehingga audit di sektor publik minimal mencakup audit keuangan dan
regularitas, dan lebih lanjut menilai nilai manfaat dari pengeluaran. Oleh
karena itu, audit di sektor publik bertujuan untuk memberikan jaminan
tentang pengendalian internal dalam entitas pemerintah dan kepatuhannya
terhadap hukum dan peraturan..5

5
Rusdiana, H.A, Saptaji, Aji. 2018. “Auditing Syariah: Akuntabilitas Sistem Pemeriksaan
Laporan Keuangan”. Bandung: CV. Pustaka Setia
5

Menurut APB statements, menyatakan bahwa:


As well as financial statements, audit and related service enga gements
may involve other financial information, or non financial information, such
as:
1. The adequacy of internal control systems,
2. Compliance with statutory, regulatory or contractual require- ments,
3. Economy, efficiency and effectiveness in the use of resources (value for
money auditing), and
4. Environmental practices.

Meskipun standar dan kode etik profesi telah ditetapkan, kasus kolusi,
korupsi, atau penyelewengan masih sering terjadi, menyebabkan masyarakat
meragukan komitmen auditor terhadap kode etik profesi mereka. Jika standar
dan kode etik tersebut diterapkan dengan benar dan konsisten, maka kasus
penyimpangan semacam itu seharusnya dapat dicegah. Oleh karena itu,
auditor pemerintah harus bertindak secara profesional saat melakukan
pemeriksaan terhadap laporan keuangan departemen dan perusahaan milik
negara, seperti BUMN/BUMD, untuk memastikan kualitas audit tetap terjaga
dan ditingkatkan.
Menurut Hunt & Vitell, sebagaimana dikutip oleh Khomsiyah & Nur
Indriantoro, kemampuan seorang profesional untuk memahami dan
mengenali masalah etika dalam profesinya sangat dipengaruhi oleh budaya
dan lingkungan masyarakat. Sikap pasif masyarakat, kelemahan dalam sistem
pengawasan oleh organisasi profesi auditor terhadap anggotanya, serta kerja
sama yang tidak sehat antara BPKP dengan klien, semuanya turut
memengaruhi perilaku etika auditor.6

B. Kualitas Audit Sektor Swasta (Private Sector)


Kualitas audit merujuk pada kemungkinan seorang auditor untuk
menemukan dan melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem

6
Hadi, Seno Sudarmono, Murifal, Badar, Revita, M.L Dian Ela. 2019. “Auditing”. Jakarta:
Graha Ilmu
6

akuntansi klien. Probabilitas ini bergantung pada kemampuan teknis auditor,


seperti pengalaman, pendidikan, profesionalisme, dan struktur audit
perusahaan.
Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), audit
dianggap berkualitas jika mematuhi ketentuan atau standar auditing. Standar
tersebut mencakup aspek mutu profesional auditor independen, pertimbangan
yang digunakan dalam audit, serta penyusunan laporan auditor.
Standar umum menekankan perlunya auditor memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang memadai, independensi mental, serta keterampilan
profesional yang teliti.
Standar pelaksanaan pekerjaan lapangan menuntut perencanaan dan
pengawasan audit yang cermat, pemahaman yang memadai tentang struktur
pengendalian internal, serta pengumpulan bukti audit yang memadai dan
kompeten.
Standar pelaporan mencakup pernyataan mengenai kesesuaian laporan
keuangan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, konsistensi
penerapan prinsip tersebut, pengungkapan yang informatif dalam laporan
keuangan, dan opini atas keseluruhan laporan keuangan.

C. Kualitas Audit Sektor Publik


Secara teknis, proses audit di sektor publik mirip dengan audit di sektor
swasta. Perbedaannya mungkin terletak pada pengaruh politik negara dan
kebijakan pemerintahan. Audit di sektor publik dilakukan untuk memastikan
pemberian layanan publik secara ekonomis, efisien, dan efektif. Ini adalah
konsekuensi logis dari tanggung jawab dalam pengelolaan dana publik, baik
dari pemerintah pusat maupun daerah.
Untuk memastikan transparansi dalam pengelolaan dana publik dan
memperhatikan nilai manfaat, yaitu memastikan pengelolaan uang rakyat
secara ekonomis, efisien, efektif, transparan, akuntabel, dan berorientasi pada
kepentingan publik, pemeriksaan oleh auditor independen diperlukan.7

7
Hadi, Seno Sudarmono, Murifal, Badar, Revita, M.L Dian Ela. 2019. “Auditing”. Jakarta:
Graha Ilmu
7

Pelaksanaan audit, ini juga bertujuan untuk menjamin dilakukannya


pertanggung jawaban publik oleh pemerintah, baik pemerintah daerah
maupun pemerintah pusat. GAO standar menyatakan bahwa governmental
audit dibagi dalam tiga elemen dasar, yaitu:
1. Financial and compliance yang bertujuan untuk menentukan apakah
operasi keuangan dijalankan dengan baik, disajikan secara wajar dan
apakah entity tersebut telah menaati hukum dan peraturan yang ada.
2. Economy dan efficiency, untuk menentukan apakah entity tersebut telah
mengelola sumber-sumber (personnel, property, space and so forth)
secara ekonomis, efisien, dan efektif termasuk sistem informasi
manajemen, prosedur administrasi atau struktur organisasi yang cukup.
3. Program results, menentukan apakah hasil yang diinginkan atau
keuntungan telah dicapai pada cost yang rendah.

Auditor menjalankan tiga hal tersebut selama pemeriksaan untuk


mencapai kualitas audit yang tinggi. Berdasarkan beberapa pandangan,
kualitas audit yang tinggi tercapai melalui penerapan audit Value For Money
(VFM) yang independen, keahlian yang memadai, pertimbangan, dan
pengalaman.
VFM audit, menurut Mardiasmo, mencerminkan pelaksanaan lembaga
sektor publik yang didasarkan pada tiga prinsip utama, yaitu ekonomi,
efisiensi, dan efektivitas.
1. Ekonomi: pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada
harga yang termurah. Ekonomi merupakan perbandingan input dengan
input value.
2. Efisiensi: tercapainya output yang maksimum dengan input tertentu.
Efisiensi merupakan perbandingan output/input yang dikaitkan dengan
standar kinerja yang telah ditetapkan.
3. Efektivitas: menggambarkan tingkat pencapaian hasil prog- ram dengan
target yang ditetapkan. Secara sederhana efektivitas merupakan
perbandingan outcome dengan output (target/ result).
8

D. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kualitas Audit


Kunci dari masalah kualitas audit adalah tingkat probabilitas seorang
auditor dalam mendeteksi penyelewengan. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Deis dan Giroux, yang mengeksplorasi faktor-faktor penentu
kualitas audit oleh firma CPA Independen di Texas dalam audit Independen
Sekolah Distrik, studi ini menganalisis hasil dari Tinjauan Pengendalian
Kualitas (QCR) yang diperoleh melalui evaluasi langsung terhadap kualitas
audit.
Deis & Giroux mengidentifikasi dua variabel yang mempengaruhi
kualitas audit, dan dari kedua variabel tersebut, mereka mengembangkan
empat hipotesis yang menyatakan korelasinya dengan kualitas audit.:8
1. Tenure adalah lamanya waktu auditor tersebut telah melakukan
pemeriksaan terhadap suatu unit/unit usaha/perusahaan atau instansi.
2. Jumlah klien. Peneliti berasumsi bahwa semakin banyak jumlah klien,
maka kualitas audit akan semakin baik.
3. Ukuran dan kekayaan atau kesehatan keuangan klien juga berkorelasi
dengan kualitas audit.
4. Kualitas audit akan meningkat jika auditor tersebut mengeta- hui bahwa
hasil pekerjaannya akan di review oleh pihak ke- tiga.

Penelitian mengenai kualitas audit pada sektor swasta pada intinya para
peneliti tersebut menyatakan bahwa kualitas audit berhubungan dengan
ukuran perusahaan audit. Perusahaan audit yang besar akan menghasilkan
kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan audit yang
lebih kecil.

Berdasarkan hasil penelitian Ramy Elitzur & Haim Falk, menyatakan


bahwa:
1. Ceteris paribus, auditor independen yang efisien akan meren- canakan
tingkat kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan dengan independen
auditor yang kurang efisien.
8
Hasibuan, A. N., Annam, R., & Nofinawati. (2020). Audit Bank Syariah. Kencana
9

2. Audit fees, yang lebih tinggi akan merencanakan audit kualitas yang
lebih tinggi dibandingkan dengan audit fees yang lebih kecil.
3. Tingkat kualitas audit yang telah direncanakan akan mengurangi over
time dalam pemeriksaan.

E. Beberapa Karakteristik Untuk Meningkatkan Kualitas Audit


Untuk meningkatkan kualitas audit, American Institute of CPAs Federal
assistance audit quality mengidentifikasikan sejumlah atribut umum yang
berhubungan dengan kualitas audit. Dari atribut tersebut dapat digunakan
sebagai dasar untuk meningkatkan kualitas audit. Atribut atau karakteristik
yang berkaitan dengan kualitas audit adalah:9
1. Knowlegde of the industry.
a. Average hours of biennial government auditing continuing
professional education earned by the audit team.
b. Average percentage of time the partner spent on federal fi- nancial
assistance audits in the current year.
c. Average percentage of time spent on federal financial assistance
audits by the audit team in the current year (partner, manager and
in-charge auditor).
d. Average percentage of time spent on federal financial assis tance
audits by the audit team in the last three year.
e. Percentage of firm business relating to federal financial as- sistance
audits.
2. Familiarity with industry authoritative literature.
3. Audit hours and audit fees.
a. Manager time as a percentage of total audit hours.
b. Hours spent by the audit team on the audit.
c. Total audit fees.
4. Whether the in charge auditor was a CPA.
5. General audit knowledge and experience.
a. Hours of accounting and auditing CPE by the in-charge au- ditor.
9
Hasibuan, A. N., Annam, R., & Nofinawati. (2020). Audit Bank Syariah. Kencana
10

b. Percentage of total time spent doing audits by the audit team.


c. Whether the audit firm derived at least 10% of its business from
audits not related to federal financial assistance.
d. Average hours of accounting and auditing CPE earned by the audit
team.
6. Firm quality control commitment.
a. Whether the audit report and work papers received a second partner
review.
b. Whether the firm received on unqualified or qualified peer or quality
review.
c. Whether the audit firm had a peer or quality review in the last three
years.
d. Whether responsibility for monitoring CPE for staff auditors (below
the in-charge level) was independent of the audit team and
centralized.
7. The time needed to complete the audit (firm beginning of fieldwork to the
audit report date).
Dari atribut atau karakteristik di atas, maka langkah-langkah yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kualitas audit, yaitu:
1. Perlunya melanjutkan pendidikan profesionalnya bagi suatu tim audit,
sehingga mempunyai keahlian dan pelatihan yang memadai untuk
melaksanakan audit.
2. Dalam hubungannya dengan penugasan audit selalu mempertahankan
independensi dalam sikap mental, artinya tidak mudah dipengaruhi,
karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum,
sehingga ia tidak dibenarkan memihak pada kepentingan siapa pun.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan, auditor tersebut
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan saksama,
maksudnya petugas audit agar mendalami standar pekerjaan lapangan
dan standar pelaporan dengan semestinya. Penerapan kecermatan dan
keseksamaan diwujudkan dengan melakukan review secara kritis pada
11

setiap tingkat supervisi terhadap pelaksanaan audit dan terhadap


pertimbangan yang digunakan.
4. Melakukan perencanaan pekerjaan audit dengan sebaik-baiknya dan jika
digunakan asisten maka dilakukan supervisi dengan semestinya.
Kemudian dilakukan pengendalian dan pen. catatan untuk semua
pekerjaan audit yang dilaksanakan di lapangan.
5. Melakukan pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern
klien untuk dapat membuat perencanaan audit, menentukan sifat, saat dan
lingkup pengujian yang akan dilakukan.
6. Memperoleh bukti audit yang cukup dan kompeten melalui inspeksi,
pengamatan, pengajuan pertanyaan, konfirmasi sebagai dasar yang
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.
7. Membuat laporan audit yang menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau tidak.
Dan pengungkapan yang informatif dalam laporan keuangan harus
dipandang memadai, jika tidak maka harus dinyatakan dalam laporan
audit.
8. Pada sektor publik melakukan VFM audit, yaitu melakukan audit kinerja
yang mencakup:
a. Audit tentang ekonomi dan efisiensi yang bertujuan un- tuk
menentukan apakah suatu entitas telah memperoleh, melindungi dan
menggunakan sumber daya secara hemat dan efisien, dan mematuhi
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan efisiensi.
b. Audit program yang mencakup penentuan tingkat penca paian hasil
program yang diinginkan atau manfaat yang telah ditetapkan oleh
undang-undang atau badan lain yang berwenang, menentukan
efektivitas kegiatan entitas, pelaksanaan program, kegiatan atau
fungsi instansi yang bersangkutan, dan menentukan apakah entitas
yang diaudit telah menaati peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan pelaksanaan program/kegiatan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Akuntansi dan laporan keuangan entitas pemerintah memberikan data


keuangan yang penting untuk keputusan ekonomi, politik, dan sosial.
Informasi keuangan tersebut juga digunakan untuk menilai kinerja manajerial
dan organisasi pemerintah. Ada lima kelompok pemakai informasi keuangan
unit pemerintahan dengan kebutuhan yang berbeda. Laporan keuangan harus
diaudit oleh auditor independen untuk memenuhi kebutuhan pengguna
informasi keuangan.
Kualitas audit tergantung pada kemampuan teknis auditor dan
mematuhi standar auditing. Standar auditing mencakup aspek profesionalitas,
pertimbangan, dan penyusunan laporan auditor. Audit di sektor publik
bertujuan untuk memastikan layanan publik yang efisien, ekonomis, dan
efektif. Audit di sektor publik juga untuk memastikan akuntabilitas
pemerintah dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan. Kualitas audit di
sektor publik juga mencakup audit Value For Money (VFM) yang
independen.
Faktor-faktor seperti lamanya masa kerja auditor, jumlah klien, ukuran
dan kekayaan klien, serta peninjauan oleh pihak ketiga memengaruhi kualitas
audit. Terdapat atribut dan karakteristik yang dapat meningkatkan kualitas
audit, seperti pendidikan profesional, independensi, kecermatan dalam audit,
dan pemahaman atas struktur pengendalian intern klien.

B. Saran
Dengan memahami konsep penilaian kinerja, kualitas audit di sektor
swasta dan publik, faktor-faktor yang memengaruhi kualitas audit, serta
karakteristik untuk meningkatkannya, kita dapat mengoptimalkan sistem
audit untuk mencapai transparansi, akuntabilitas, dan efektivitas dalam
pengelolaan keuangan publik maupun swasta.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Seno Sudarmono, Murifal, Badar, Revita, M.L Dian Ela. 2019. “Auditing”.
Jakarta: Graha Ilmu

Hasibuan, A. N., Annam, R., & Nofinawati. (2020). Audit Bank Syariah.
Kencana.

Jusri, A. P. O., & Maulidha, E. (2020). Peran Dan Kompetensi Auditor Syariah
Dalam Menunjang Kinerja Perbankan Syariah. JAS (Jurnal Akuntansi
Syariah), 4(2), 222–241. https://doi.org/10.46367/jas.v4i2.255

Malahayatie. (2018). Role of Islamic Auditors in the Halal Guarantee System.


Jurnal JESKaPe, Vol.2(No.2), 121–157.

Minarni, M. (2013). Audit Syariah, Dan Tata Kelola Lembaga Keuangan Syariah.
La_Riba, 7(1), 29–40. https://doi.org/10.20885/lariba.vol7.iss1.art3

Rusdiana, H.A, Saptaji, Aji. 2018. “Auditing Syariah: Akuntabilitas Sistem


Pemeriksaan Laporan Keuangan”. Bandung: CV. Pustaka Setia

13

Anda mungkin juga menyukai