MAKALAH:
MATA KULIAH AUDITING 1
DOSEN:
HAR AGUS TURJAMAN, SE, MM
Oleh :
DIANA EKA PRATIWI
NIM: 19530005
1|Page
DAFTARISI
Halaman
ii | P a g e
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah tentang “MATERIALITAS DAN RESIKO
AUDIT” ini. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam
mata kuliah studi Auditing 1 di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Swadaya Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kategori
sempurna, oleh karena itu penulis dengan hati dan tangan terbuka mengharapkan saran
dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis,
iii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
1|Page
nilai-nilai yang termasuk dalam hal yang material ataupun tidak material.
Sedangkan konsep risiko merupakan risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa
disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan
keuangan yang mengandung salah saji material.
2|Page
BAB II
PERMASALAHAN
3|Page
BAB III
PEMBAHASAN
1. KONSEP MATERIALITAS
Pengertian materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji
informasi akuntansi yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat
mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang
meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau
salah saji.
Dalam audit atas laporan keuangan, auditor tidak dapat memberikan jaminan bagi klien atau
pemakai laporan keuangan yang lain, bahwa laporan keuangan auditan adalah akurat karena
auditor yang bersangkutan tidak memeriksa setiap transaksi yang terjadi dalam tahun yang
diaudit dan tidak dapat menentukan apakah semua transaksi yang terjadi telah dicatat, diringkas,
digolongkan, dan dikompilasi secara semestinya ke dalam laporan keuangan. Oleh karena itu,
dalam audit atas laporan keuangan, audito memberikan keyakinan ( assurance ) sebagai berikut :
4|Page
Auditor dapat memberikan keyakinan, dalam bentuk pendapat ( atau memberikan
informasi dalam hal terdapat perkecualian ), bahwa laporan keuangan sebagai
keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena
kekeliruan dan ketidakberesan.
Dengan demikian ada dua konsep yang mendasari keyakinan yang diberikan oleh
auditor yaitu konsep materialitas yang menunjukkan seberapa besar salah sajinya dan konsep
risiko audit yang menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya
atas laporan keuangan yang sebenernya berisi salah saji material.
1. Hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan seperti :
c. Syarat yang tercantum dalam perjanjian penarikan kredit dari bank yang
mengharuskan klien untuk mempertahankan beberapa ratio keuangan pada
tingkat minimum tertentu.
5|Page
Dalam perencanaan suatu audit, auditor harus menetapkan materialitas pada dua tingkat
berikut ini :
2 Tingkat saldo akun, karena auditor memverifikasi saldo akun dalam mencapai
kesimpulan menyeluruh atas kewajaran laporan keuangan.
Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin
terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material.
Meskipun auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan secara
keseluruhan, namun ia harus melakukan audit terhadap akun-akun secara
individual dalam mengumpulkan bukti audit yang dipakai sebagai dasar untuk
menyatakan pendapatnya atas laporan keuangan auditan. Dalam
mempertimbangkan materialitas pada tingkat saldo akun auditor harus
mempertimbangkan hubungan antara materialitas tersebut dengan materialitas
laporan keuangan.
6|Page
4. HUBUNGAN ANTARA MATERIALITAS DENGAN BUKTI AUDIT
Materialitas merupakan satu di antara berbagai factor yang mempengaruhi pertimbangan
auditor tentang kuantitas (kecukupan) bukti audit. Dalam membuat generalisasi hubungan
antara materialitas dengan bukti audit, perbedaan istilah materialitas dan saldo akun material
harus tetap diperhatikan. Semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti yang
diperlukan. Semakinbesar atau semakin signifikan suatu saldo akun, semakin banyak jumlah
bukti yang diperlukan.
5. RISIKO AUDIT
Dalam perencaan audit, auditor harus mempertimbangkan risiko audit. Menurut SA Seksi
312 Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit, risiko audit adalah risiko yang
terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaiman mestinya,
atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Semakin pasti auditor dalam
menyatakan pendapatnya, semakin rendah risiko audit yang auditor bersedia untuk
menanggungnya.
Auditor merumuskan suatu pendapat atas laporan keuangan sebagai keseluruhan atas dasar
bukti yang diperoleh dari verifikasi asersi yang berkaitan dengan saldo akun secara individual
atau golongan transaksi. Tujuannya adalah untuk membatasi risiko audit pada tingkat saldo
akun sedemikian rupa sehingga pada akhir proses audit, risiko audit dalam menyatakan
pendapat atas laporan keuangan sebagai keseluruhan akan berada pada tingkat yang rendah.
7|Page
berisi salah saji material.
Risiko audit individual yang berkaitan dengan setiap saldo akun individual yang
dicantumkan dalam laporan keuangan. Karena audit mencakup pemerikasaan
terhadap akun-akun secara individual, risiko audit keseluruhan harus dialokasikan
kepada akun-akun yang berkaitan. Risiko audit individual perlu ditentukan untuk
setiap akun tertentu karena akun tertentu seringkali sangat penting karena besar
saldonya atau frekuensi transaksi perubahan.
Risiko Bawaan
Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi
terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat
kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern yang terkait.
Risiko Pengendalian
Risiko pengendalian adalah risiko terjadinya salah saji material dalam suatu
asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur
pengendalian intern entitas.
Risiko Deteksi
Risiko deteksi adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah
saji material yang terdapat dalam suatu asersi.
8|Page
9. HUBUNGAN ANTAR RISIKO
Risiko bawan dan risiko pengendalian berbeda dengan risiko deteksi. Kedua risiko yang
disebut terdahulu ada, terlepas dari dilakukan atau tidaknya audit atas laporan keuangan,
sedangkan risiko deteksi berhubungan dengan prosedur audit dan dapat diubah oleh keputusan
auditor itu sendiri. Risiko deteksi mempunyai hubungan yang terbalik dengan risiko bawaan dan
risiko pengendalian. Semakin kecil risiko bawaan dan risiko pengendalian yang di yakini oleh
auditor, semakin besar risiko deteksi yang dapat diterima. Sebaliknya, semakin besar adanya
risiko bawaan dan pengendalian yang diyakini oleh auditor, semakin kecil tingkat risiko deteksi
yang dapat diterima.
9|Page
1) Unsur Strategi Audit Awal
Dalam strategi audit ini, auditor mengumpulkan semua atau hamper semua
bukti audit dengan menggunakan pengujian substantive dan auditor sedikit
meletakkan kepercayaan atau tidak mempercayai pengendalian intern.
Pendekatan ini biasanya mengakibatkan penaksiran risiko pengendalian pada
tingkat atau mendekati maksimum.
10 | P a g e
BAB IV
PENUTUP
4. kesimpulan
Materialitas merupakan pertimbangan utama dalam penerimaan jenis laporan
audit yang tepat untuk diterbitkan. Tanggung jawab auditor adalah menentukan apakah
laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian yang material. Alasan penetapan
suatu pertimbangan awal tentang tingkat materialitas adalah untuk membantu auditor
merencanakan bukti-bukti audit yang memadai yang harus dikumpulkan.
Materialitas dibagi menajdi dua golongan yaitu materialitas pada tingkat laporan
keuangan dan materialitas pada tingkat saldo akun. Sedangkan risiko audit juga
digolongkan menjadi dua yakni risiko audit keseluruhan dan risiko audit individual.
Dalam hal ini risiko audit terdiri dari tiga unsur, antara lain :
11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Arens & Loebbecke. (1999). Auditing Pendekatan Terpadu, Buku 1, Edisi Indonesia. Jakarta:
Salemba Empat.
Boynton, Johnson, & Kell. (2002). Modern Auditing, Edisi 7, Jilid 1, Jakarta: Erlangga
I Gusti Agung Rai. (2008). Audit Kinerja pada Sektor Publik: Konsep, Praktik, Studi Kasus.
Jakarta: Salemba Empat
Robert Tampubolon. (2005). Risk and System-Based International Audit. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo
Indra Bastian. (2007). Akuntan Yayasan dan Lembaga Publik. Jakarta: Erlangga
12 | P a g e
13 | P a g e