Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI II

OVERALL DAN SPECIFIC MATERIALITY

Dosen Pengampu : Dr. Novi Darmayanti, SE., Ak., MSA., CA.

Disusun Oleh :

A. Ricky Syahrial Handi (20041047)

Aliefvia Estivanya Dian Rahmatya (20041048)

Andin Rohmadantin (20042183)

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada
waktunya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan dukungan dan masukan sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik. Kami berharap makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.

Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun
demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi. Penulis juga memohon maaf
apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan pengetikan dan kekeliruan
sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud penulis.

Lamongan, 20 Maret 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.................................................................................................................................2
A. Latar Belakang...........................................................................................................................2
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
D. Materialitas Dan Jenis-Jenisnya.................................................................................................3
1. Pengertian Materialitas..........................................................................................................3
2. Jenis-Jenis Materialitas..........................................................................................................3
E. Performance Materiality............................................................................................................3
F. Menentukan Materialitas...........................................................................................................4
G. Penggunaan Materialitas............................................................................................................5
1. Materialitas dalam perencanaan dan penilaian resiko............................................................5
2. Materialitas dalam pelaksanaan prosedur audit..................................................................6
3. Materialitas dalam pelaporan.................................................................................................6
H. Hal-Hal Lain Yang Berhubungan Dengan Materialitas.............................................................7
1. Komunikasi dengan manajemen dan TCWG.....................................................................7
2. Pemutakhiran materialitas......................................................................................................7
3. Penurunan tingkat materialitas dari periode atau tahun yang lalu..........................................7
4. Pendokumentasian.................................................................................................................8
BAB III..................................................................................................................................................8
PENUTUP.............................................................................................................................................9
A. Kesimpulan...................................................................................................................................9
B. Saran.............................................................................................................................................9

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perkembangannya, jasa profesi auditor semakin dibutuhkan seiring dengan


semakin banyaknya pihak-pihak yang menggunakan informasi yang terkandung
dalam laporan keuangan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan
keputusan. Pihak-pihak tersebut menuntut penyajian laporan keuangan yang sesuai
dengan standar yang berlaku dan juga dapat dipercaya. Sehingga digunakanlah jasa
auditor sebagai pihak yang secara independen memberikan penilaian terhadap laporan
keuangan yang akan dijadikan dasar pengambilan keputusan. Untuk meminimalisir
tingkat kesalahan, auditor diharuskan melakukan perencanaan terlebih dahulu agar
dapat memahami seluk beluk perusahaan yang akan diperiksa laporan keuangannya.
Konsep-konsep dasar dalam auditing digunakan sebagai dasar perencanaan audit.
Diantara konsep-konsep yang ada, konsep materialitas termasuk konsep fundamental
yang harus dipahami auditor dalam merencanakan dan melakukan kegiatan audit.
Konsep materialitas merupakan dasar penerapan standar auditing terutama standar
pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Dengan konsep ini, auditor menentukan
standar hal-hal yang tergolong material atau tidak material. Hal ini menjadi sangat
penting karena pendapat yang diberikan auditor merupakan pendapat terhadap hal-hal
yang bersifat material saja. Maka ruang lingkup pemeriksaan dan penentuan pendapat
yang akan diberikan, bergantung pada interprestasi dan pemahaman auditor terhadap
nilai-nilai yang termasuk dalam hal yang material ataupun tidak material.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Yang Dimaksud Dengan Materialitas Dan Jenis-Jenisnya?


2. Apa Yang Dimaksud Performance Materiality?
3. Bagaimana Cara Menentukan Materialitas?
4. Bagaimana Dengan Penggunaan Materialitas?
5. Apakah Ada Hal-Hal Lain Yang Berhubungan Dengan Materialitas?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Tentang Materialitas Dan Jenis-Jenisnya


2. Untuk Mengetahui Tentang Performance Materiality
3. Untuk Mengetahui Tentang Cara Menentukan Materialitas
4. Untuk Mengetahui Tentang Penggunaan Materialitas
5. Untuk Mengetahui Tentang Hal-Hal Lain Yang Berhubungan Dengan Materialitas

4
BAB II

PEMBAHASAN

D. Materialitas Dan Jenis-Jenisnya

E. Pengertian Materialitas

Istilah material sendiri di sini bukan merupakan sebuah barang ataupun bahan
baku. Material di sini adalah ketika terjadi salah saji dalam laporan keuangan
yang melebihi batas wajar dan mempengaruhi keputusan pemakai laporan
keuangan, maka jumlah tersebut (secara menyeluruh) yang dinamakan
material.
Dari pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa materialitas merupakan
besarnya informasi akuntansi yang apabila menghilangan atau salah saji,
dilihat dari keadaan yang melingkupinya, mungkin dapat mengubah atau
mempengaruhi pengguna laporan keuangan. Sederhananya, materialitas adalah
tingkat kesalahan yang dapat diterima.
Materialitas adalah dasar untuk penilaian resiko (risk assessment) dan penentu
luasnya prosedur audit. Menentukan materialitas merupakan latihan dalam
kearifan profesional. Materialitas didasarkan pada persepsi auditor mengenai
kebutuhan informasi keuangan secara umum dari pemakai laporan keuangan
sebagai satu kelompok.

F. Jenis-Jenis Materialitas

a) Overall materiality
Merupakan materialitas yang bersifat menyeluruh. Overall materiality
didasarkan pada persepsi auditor mengenai kebutuhan informasi keuangan
secara umum dari berbagai pemakai laporan keuangan sebagai satu
kelompok.
b) Spacific materiality
Merupakan materialitas yang bersifat khusus, seperti pada tingkat jenis
tranaksi, saldo akun, dan pengungkapan tertentu. Dalam hal tertentu, ada
kebutuhan untuk mengidentifikasi salah saji dalam jumlah yang lebih kecil
dari overall materiality yang dapat berdampak pada keputusan ekonomis
pemakai laporan keuangan. Hal atau situasi ini berhubungan dengan area
yang sensitif, misalnya disclosure mengenai hal tertentu (imbalan direksi
dan komisaris, data tertentu yang khas untuk industri tersebut), kepatuhan
terhadap ketentuan perundang-undangan atas persyaratan dalam kontrak,
dan transaksi yang menjadi dasar perhitungan bonus.

5
G. Performance Materiality

Merupakan materialitas yang digunakan dalam pelaksanaan audit. Materialitas ini


digunakan auditor untuk menekan risiko salah saji sampai ke titik yang dapat
diterima. Dalam hal ini salah saji yang dimaksud adalah salah saji yang tidak
dikoreksi entitas dan salah saji yang tidak teridentifikasi oleh auditor.
Performance materiality dirancang untuk :
 Memastikan salah saji yang lebih kecil dari overall materiality atau spesifik
materiality dapat dideteksi,
 Menyediakan margin atau penyangga untuk salah saji yang tidak terdeteksi.
Penyangga ini memberikan asurans kepada auditor bahwa akumulasi salah saji
tidak mencapai jumlah yang menyebabkan laporan keuangan di salah sajikan
secara material.
Penentuan performance materiality bukanlah kalkulasi mekanikal sederhana. Ini
merupakan hasil penerapan kearifan profesional berdasarkan faktor risiko spesifik
yang teridentifikasi, pemahaman auditor mengenai entitas, dan hal-hal yang
diketahui serta ditemukan auditor dari penugasan sebelumnya.

H. Menentukan Materialitas

Untuk menentukan angka materialitas, auditor biasanya menggunakan suatu


acuan, ambang batas, threshold atau Benchmark. Sifat dari acuan ini dan besarnya
presentase didasarkan pada kearifan profesional. Sebagai contoh, dalam bisnis
yang dikelola oleh pemiliknya pemilik mengambil sebagian besar dari keuntungan
perusahaan sebagai remunerasinya. Oleh karena itu, masuk akal jika auditor
menggunakan laba sebelum remunerasi dan pajak sebagai acuan atau Benchmark.
Perlu ditekankan sekali lagi,bahwa Acuan yang sebenarnya digunakan tergantung
pada kearifan profesional dengan memperhatikan situasi khusus dalam entitas
tersebut. Namun ada beberapa pertimbangan dalam memilih acuan yang tepat,
yakni :
 Pemakai
Ini bisa saja menjadi pemilik entitas, TCWG, lembaga keuangan franchisors
atau pemilik waralaba, penyandang dana utama, pegawai, pelanggan, kreditur
dan lembaga negara.
 Ekspektasi pemakai tertentu
o Pengukuran atau disclosure untuk hal-hal seperti related party transaction,
remunerasi manajemen, dan ketaatan terhadap ketentuan perundang-
undangan yang sensitif.
o Pengungkapan yang khas untuk industri tertentu seperti beban eksplorasi
dalam bidang pertambangan, dan beban penelitian serta pengembangan
dalam perusahaan informasi teknologi atau farmasi.
o Peristiwa penting (merger, akuisisi, restrukturisasi, tuntutan hukum) atau
contingencies.

6
o Adanya pelanggaran terhadap perjanjian, kontrak, dan perikatan hukum
lainnya.
 Unsur laporan keuangan yang relevan yang paling penting dalam laporan
keuangan
Apa unsur yang menjadi perhatian atau minat pemakai laporan keuangan?
 Sifat entitas
Misalnya dalam tahap life cycle, dimana industri ini berada (bertumbuh,
mature, menurun, atau sekarat), Bagaimana keadaan industrinya, Bagaimana
lingkungan ekonomi di mana entitas ini beroperasi.
 Adjustments
Apakah adjustments diperlukan untuk menormalkan acuan atau benchmark
base?
 Fokus utama para pemakai
Apa informasi di dalam laporan keuangan yang menarik perhatian utama
pemakai?
 Pembelanjaan entitas
Jika sekedar dari hutang dan bukan modal ekuitas, pemakai akan menekankan
pada aset yang dijadikan agunan dan klaim kreditur terhadap laba entitas.
 Mudah berubah-ubah
Seberapa mudah berubahnya atau tidak stabilnya acuan yang diusulkan?
 Acuan alternatif
Apakah ada acuan alternatif untuk acuan yang diusulkan? Apakah alternatif ini
lebih tepat untuk situasi yang dihadapi?

I. Penggunaan Materialitas

1. Materialitas dalam perencanaan dan penilaian resiko

Menentukan berbagai tingkat materialitas merupakan unsur kunci dalam


proses perencanaan. Penentuan tingkat materialitas merupakan proses yang
berkesinambungan dari suatu tahap ke tahap berikutnya sampai akhir audit.

a) Materialitas dalam perencanaan (strategi menyeluruh dan rencana audit),


digunakan untuk :
o Menentukan item dalam laporan keuangan yang harus di audit
o Menetapkan konteks dan rujukan untuk strategi audit menyeluruh
(overall audit strategy)
o Merencanakan sifat (Nature), waktu pelaksanaan (timing), dan luasnya
(extent) Prosedur audit tertentu
o Menentukan specific materiality untuk jenis transaksi, saldo akun atau
disclosures tertentu di mana angka salah saji yang lebih rendah dari
overall materiality atau performance materiality diperkirakan dapat
mempengaruhi keputusan ekonomis pemakai laporan keuangan

7
o Menentukan performance materiality untuk setiap tingkat spesifik
materiality sesuai dengan kebutuhan audit untuk jenis transaksi, saldo
akun atau disclosures tertentu, tergantung tingkat Resiko yang
dikehendaki untuk masing-masing item tersebut
o Mengevaluasi bukti terakhir untuk menentukan perlu atau tidaknya
adjustment atau revisi terhadap tingkat-tingkat materialitas
b) Prosedur penilaian resiko, digunakan untuk :
o Mengidentifikasi prosedur penilaian risiko (risk assessment
procedures) apa saja yang diperlukan
o Menetapkan konteks dan rujukan ketika auditor mengevaluasi
informasi yang diperoleh
o Menilai besar dan dampak dari resiko yang teridentifikasi
o Menilai hasil dari prosedur penilaian risiko
c) Pertemuan tim penugasan, digunakan untuk :
o Memastikan bahwa anggota tim memahami pemakai laporan yang
diidentifikasi dan apa yang layak menjadi ekspektasi mereka dalam
membuat keputusan ekonomis
o Menyusun strategi audit menyeluruh (overall audit strategy)
o Menentukan luasnya pengujian sehubungan dengan performance
materiality dan spesifik performance materiality
o Mengidentifikasi masalah audit yang gawat dan area yang memerlukan
perhatian atau penekanan audit

2. Materialitas dalam pelaksanaan prosedur audit

Auditor harus menggunakan materialitas ketika menentukan sifat, waktu


pelaksanaan, dan luasnya Prosedur audit, gunanya adalah untuk :
o Mengidentifikasi Prosedur audit selanjutnya
o Menentukan item mana yang harus dipilih untuk sampling atau testing dan
apakah harus menggunakan teknik sampling
o Membantu menentukan banyaknya sampel
o Mengevaluasi representative sampling errors (RSE) untuk menentukan
salah saji yang mungkin ada
o Mengevaluasi gabungan seluruh kesalahan pada tingkat akun sampai ke
tingkat laporan keuangan
o Mengevaluasi gabungan seluruh kesalahan, termasuk dampak neto dari
salah saji yang tidak dikoreksi yang ada dalam saldo awal retained
earnings
o Menilai hasil Prosedur audit

8
J. Materialitas dalam pelaporan

Materialitas di sini digunakan untuk :


o Mengevaluasi gabungan seluruh kesalahan pada tingkat akun sampai ke
tingkat laporan keuangan
o Mengevaluasi gabungan seluruh kesalahan, termasuk dampak neto dari
salah saji yang tidak dikoreksi yang ada dalam saldo awal retained
earnings
o Menentukan apakah Prosedur audit tambahan harus dilaksanakan ketika
gabungan salah saji mendekati overall materiality atau specific materiality
o Meminta manajemen mengoreksi semua salah saji yang ditemukan
o Mempertimbangkan untuk memeriksa kembali area dengan salah saji
terbanyak
o Memberikan pandangan mengenai sifat dan sensitivitas salah saji yang
ditemukan serta besarannya

K. Hal-Hal Lain Yang Berhubungan Dengan Materialitas

1. Komunikasi dengan manajemen dan TCWG

Manajemen dan TCWG perlu memahami kendala mengenai tingkat ketelitian


yang dapat diharapkan dari suatu audit. Mereka juga perlu menyadari bahwa
secara ekonomis tidaklah layak merancang Prosedur audit yang memberikan
absolute asurance bahwa laporan keuangan tidak diselesaikan secara material.
Ketika manajemen memutuskan untuk tidak mengoreksi beberapa atau seluruh
salah saji, maka auditor wajib berkomunikasi dengan TCWG mengenai :
o Rincian dari uncorrected Misstatement dan dampaknya, terpisah atau
secara agregat terhadap opini dalam laporan auditor
o Salah saji yang tidak dikoreksi atau berjumlah material, satu demi satu
o Dampak salah saji yang tidak dikoreksi terhadap jenis transaksi, saldo
akun atau pengungkapan periode yang lalu dan laporan keuangan secara
keseluruhan

2. Pemutakhiran materialitas

Penilaian awal mengenai materialitas dapat berubah dari perencanaan audit


pada awalnya sampai saat mengevaluasi hasil dari prosedur audit. Hal ini
terjadi karena perubahan situasi atau perubahan informasi yang diketahui
auditor setelah melaksanakan Prosedur audit.

9
3. Penurunan tingkat materialitas dari periode atau tahun yang lalu

Ketika situasi berubah dari satu periode ke periode berikutnya, auditor perlu
mempertimbangkan dampak salah saji pada ekuitas awal periode.

L. Pendokumentasian

Yang perlu didokumentasikan adalah penentuan mengenai hal-hal sebagai


berikut :
o Overall materiality
o Tingkat specific materiality untuk jenis transaksi, saldo akun atau
pengungkapan tertentu
o Performance materiality
o Setiap revisi atau perubahan terhadap faktor-faktor di atas selama audit
berlangsung

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Materialitas merupakan pertimbangan utama dalam penerimaan jenis laporan audit


yang tepat untuk diterbitkan. Tanggungjawab auditor adalah menentukan apakah
laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian yang material. Jika auditor
memutuskan bahwa terdapat suatu salah saji bahan, maka ia akan menunjukan kepada
klien sehingga suatu koreksi dapat dilakukan.
Materialiatas merupakan satu diantara berbagai faktor yang mempengaruhi
pertimbangan auditor tentang kecukupan bukti audit. Dalam membuat generalisasi
hubungan antara materalitas dengan bukti audit, perbedaan istilah materialitas dan
saldo akun material harus tetap diperhatikan, karena semakin rendah tingkat
materialitas, semakin besar jumlah bukti yang diperlukan.
Tujuan akhir auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan proses audit adalah
mengurangi risiko audit ke tingkat yang cukup rendah untuk mendukung
pendapatnya, apakah dalam sebuah hal yang material, laporan keuangan disajikan
secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi.

B. Saran

Setelah selesainya penulisan makalah ini, pastilah penulis banyak kekurangan didalam
pengkajian maupun penyusunan materi. Oleh sebab itu penulis memohon kepada para
pembaca, khususnya Dosen pembimbing untuk memberikan saran atau masukan serta
kritik yang bersifat membangun guna untuk perbaikan penulis di masa yang akan
datang.

11

Anda mungkin juga menyukai