Anda di halaman 1dari 4

DAFTAR PERTANYAAN SERTA JAWABAN

PERNIKAHAN DAN TASAWUF

Kelompok 8 :

Aliefvia Estivanya Dian Rahmatya (20041048)

Cindy Fitrotus Saniya (20041077)

1. Nama : Andin Rohmadantin


NIM : 20041083
Soal : Bagaimana pendapat islam tentang weton?
Jawaban : Islam mengajarkan bahwa semua hari adalah baik dan selanjutnya terserah
manusia untuk memilih yang mana. Namun islam juga menjelaskan jika memilih pasangan
harus memperhatikan bibit, bebet, dan bobot. Karena Islam sangat menghormati budaya, maka
tidak apa-apa apabila menggunakan hitungan weton asalkan hal tersebut tidak bertentangan
dengan akidah dan tidak mengandung unsur kemusyrikan.

2. Nama : Nisa'usshofi Handayani


Nim : 20041088
Soal : Jelaskan pengertian Mahar!
Jawaban : Mahar perkawinan merupakan pemberian sejumlah harta dari pihak mempelai
laki-laki atau keluarganya yang ditujukan kepada mempelai perempuan atau keluarga mempelai
perempuan saat pernikahan. Dalam perkawinan Islam, mahar salah satu syarat pernikahan yang
diperintahkan Al-Qur’an dan Hadits.

3. Nama : Maghfiroh Durrotun Nafisah


NIM : 20041104
Soal : Apakah boleh, Seseorang berhubungan suami istri setelah ditalak 3 kali?
Jawaban : Menurut Ustaz Bachtiar Nasir, dalam praktiknya, Islam tidak langsung
memisahkan antara suami dan istri itu melalui instrumen talak, akan tetapi masih memberikan
waktu dan kesempatan bagi suami untuk berpikir ulang sebelum memutuskan. Waktu
menunggu inilah yang disebut dengan masa idah. berhubungan suami istri di masa idah adalah
halal dan merupakan tanda rujuk yang dilakukan suami baik dengan niat ataupun tidak.

4. Nama : Ismatus Shofiyah


NIM : 20041037
Soal : bagaimana hukum pernikahan jika pasangan tersebut hamil diluar nikah?
Jawaban : Menikah karena hamil atau menikah biasa tidak ada yang berbeda
hukumnya. Pernikahan tersebut tetap sah secara agama maupun negara. Namun
ada beberapa ketentuan bagi anak yang sedang dikandung, yaitu anak itu tidak
boleh memakai bin nama ayahnya, lalu anak itu tidak bisa mendapatkan harta
warisan, jika anak itu laki-laki maka tidak bisa menjadi wali adik perempuannya, dan
jika anak itu perempuan maka saat menikah walinya adalah hakim.  
5. Nama : Siti nur alifiyah lestari
NIM : 20041084
Soal : Bagaimana jika ada pasangan yang menikah beda agama sedangkan didalam
islam dilarang menikah dengan beda agama dan yang saya ketahui di indonesia lumayan
banyak yang menikah tidak sesama islam(beda agama)?
Jawaban : para ulama sepakat bahwa seorang wanita Muslimah haram menikah dengan
selain laki-laki Muslim. Ulama juga sepakat bahwa laki-laki Muslim haram menikah dengan
wanita musyrikah (seperti Budha, Hindu, Konghuchu dan lainnya).

6. Nama : Faizal Wahyu Wardana


Nim : 20041041
Soal : Apakah boleh Seorang pria menikahi 4 wanita sekaligus dalam satu akad?
Jawaban : boleh, tidak ada bedanya antara menikahi 4 orang wanita sekaligus di waktu
yang sama, atau di waktu yang berbeda. Hal ini juga dijelaskan dalam QS. An Nisaa’: 3 yang
artinya “Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat.”

7. Nama : Sugiyarto
Nim : 20041081
Soal : Apa hukum jika ortu memaksa atau menjodohkan anaknya yang pernikahannya
tidak di dasari suka sama suka?
Jawaban : Di antara kemuliaan yang Allah Taala berikan kepada kaum perempuan setelah
datang Islam adalah bahwa mereka mempunyai hak penuh dalam menerima atau menolak suatu
lamaran atau pernikahan. Hak ini tidak dimiliki oleh kaum perempuan di zaman jahiliah.
Karenanya tidak boleh bagi wali perempuan mana pun memaksa perempuan yang dia walikan
untuk menikahi lelaki yang tidak disenangi.

8. Nama : Alfin Rohmatillah


NIM : 20041082
Soal : Bagaimana seandainya ada seorang laki-laki nasrani pura-pura masuk Islam
hanya karena ingin menikah dengan wanita Muslim?
Jawaban : apabila ia telah mengucapkan kalimat syahadat walaupun kita tidak tahu
apakah ia beriman atau tidak terhadap apa yang diucapkan, laki-laki tersebut dianggap sebagai
Muslim dan pernikahan yang dilangsungkan sah. Namun jika kita yakin laki-laki tersebut
berdusta atas apa yang dikatakannya, maka pernikahan tersebut batal atau tidak sah.

9. Nama : Linda nur Laily


NIM : 20041038
Soal : Apa syarat syarat wali nikah?
Jawaban :
1) Beragama Islam Seorang wali nikah haruslah muslim. Oleh karena itu, jika ia
kafir, maka pernikahan tidak sah, kecuali dalam keadaan-keadaan tertentu.
2) baligh yang mana bisa bertanggung jawab untuk urusan orang lain, termasuk
menikahkan perempuan perwaliannya.
3) Berakal sehat ini berarti tidak memiliki gangguan jiwa dan tidak dalam
keadaan mabuk.
4) Laki-laki menjadi syarat utama sebagai wali nikah.
5) Adil artinya orang yang dapat menjaga diri, kehormatan dan martabat
keluarganya.

10. Nama : Fitria Anjani


Nim : 20041049
Soal : Bagaimana hukumnya jika seorang wanita masih dalam keadaan masa iddah
menikah?
Jawaban : hukumnya haram, karena termasuk pernikahan yang dilarang dalam islam. Baik
karena perceraian maupun karena kematian suaminya. Jika menikahi sebelum masa iddahnya
selesai, maka nikah itu dianggap batal. Di samping itu, tidak ada warisan di antara keduanya
dan tidak ada kewajiban memberikan nafkah serta mahar bagi wanita tersebut darinya.
“Dan janganlah kamu menetapkan akad nikah, sebelum habis masa ‘iddahnya.” (QS.Al-
Baqarah : 235)

11. Nama : ah ricky syahrial handi


Nim : 20041047
Soal : Bagaimana hukumnya nikah siri?
Jawaban : Dalam Islam, praktik nikah siri memang dibenarkan, asalkan syarat dan
rukunnya terpenuhi. Wali, dua saksi, mahar, serta akad nikah wajib terpenuhi "Jika memenuhi
syarat dan rukun tersebut, maka dapat dinyatakan sah secara agama,"

12. Nama : Robiatul Adawiyah


NIM : 20041035
Soal : Bagaimana pendapat anda tentang hidup bebas tanpa nikah yang banyak terjadi
di tengah masyarakat dalam hubungannya dengan hukum islam?
Jawaban : Menurut pendapat saya hidup bebas bersama tanpa nikah yang banyak terjadi di
tengah masyarakat adalah BERTENTANGAN dengan hukum islam mengingat dalam islam
perbuatan ZINA adalah dosa besar yang dilarang Allah SWT Selain melanggar norma agama,
sesungguhnya tindakan orang-orang yang hidup bebas bersama tanpa ikatan pernikahan ini juga
melanggar norma sosial sebab bertentangan dengan nilai moral yang dianut bangsa Indonesia.

13. Nama : A.Mubarrok H.R.


NIM : 20041050
Soal : apakah wajib mempelajari tasawuf?
Jawaban : iya, hukum mempelajari tasawuf adalah wajib ain (wajib tiap individu). Paling
tidak seorang muslim harus membenarkan adanya ilmu tasawuf ini, karena dengan adanya ilmu
ini kita dapat mengenal dan lebih mendekatkan diri pada Allah SWT.

14. Nama : Fella Imama


Nim : 20041051
Soal : Adakah hubungan ilmu tasawuf dengan ilmu kalam?
Apakah keduanya juga bisa dikatakan sebagai ilmu pengetahuan yang kompleks?
Jawaban : Iya, karena ilmu tasawuf dan ilmu kalam saling berkaitan.. ilmu tasawuf
merupakan penyempurnaan ilmu kalam, ilmu kalam juga berfungsi sebagai pengendali ilmu
tasawuf. Ketika muncul suatu aliran yang bertentangan dengan aqidah, ilmu tasawuf memberi
kesan rohaniah terhadap ilmu kalam yang cenderung rasional.

15. Nama : Dita Ayu Noviyanti


NIM : 20041085
Soal : Apakah Dibolehkan Jika Wanita Yang Telah Dijatuhkan Talak Tiga Menikah
Dengan Niat Agar Bisa Kembali Lagi Kepada Suami Pertamanya, Dengan Cara Minta Agar
Diceraikan Oleh Suami Barunya ?
Jawaban : pernikahan seperti ini disebut pernikahan tahlil. Nikah semacam ini haram
hukumnya, termasuk dalam perbuatan dosa besar dan merupakan pernikahan yang dilarang
dalam Islam.

16. Nama : Asrorul Mufidah


Nim : 20041034
Soal : Apa yang kalian ketahui tentang mahram dan siapa saja yang termasuk
mahram?
Jawaban : mahram adalah sinonim dari muhrim, yang artinya adalah orang yang haram
dinikahi. Adapun yang termasuk muhrim (dari segi pihak wanita) adalah :

a. Wanita yang haram dinikahi karena keturunan:

 Ibu kandung dan seterusnya ke atas (nenek dari ibu dan nenek dari ayah).

 Anak perempuan kandung dan seterusnya ke bawah (cucu dan seterusnya).

 Saudara perempuan dari bapak

 Saudara perempuan dari ibu.

 Anak perempuan dari saudara laki-laki dan seterusnya ke bawah.

 Anak perempuan dari saudara perempuan dan seterusnya ke bawah.

b. Wanita yang haram dinikahi karena hubungan sesusuan:

 Ibu yang menyusui.

 Saudara perempuan sesusuan.

c. Wanita yang haram dinikahi karena perkawinan:

 Ibu dari istri (mertua).

 Anak tiri (anak dari istri dengan suami lain), apabila suami telah berkumpul dengan
ibunya.

 Ibu tiri (istri dari ayah), baik sudah dicerai atau belum.

 Allah SWT berfirman yang artinya, “Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang
pernah dikawini oleh ayahmu.” (Q.S. An-Nisa’, 4: 22)

 Menantu (istri dari anak laki-laki), baik sudah dicerai maupun belum.

d. Wanita yang haram dinikahi karena pertalian muhrim dengan istri.

Anda mungkin juga menyukai