Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MASAILUL FIQH
(MONOGAMI DAN POLIGAMI)

Dosen Pengampu:
Dr. H. Mukhtar, Lc, MA.

Oleh:
Kelompok 5

Alif Wahyu Indarti 1811101101


Noor Indah 1811101019
Ratih Purnama 1811101022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SAMARINDA
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Atas segala ramat dan karunia-Nya kita dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Monogami dan Poligami untuk memenuhi
tugas mata kuliah Masailul Fiqh.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Dr.H.Mukhtar, Lc, MA.
selaku dosen pengampu mata kuliah Masailul Fiqh yang senantiasa membimbing
kami. Dan teman-teman yang telah membantu menyelesaikan makalah ini
sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.
Besar harapan kami semoga makalah ini dapat membantu proses
perkuliahan, menambah wawasan para pembacanya, dan mendapatkan nilai yang
baik. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan. Untuk itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan
pembuatan makalah yang akan datang.

Samarinda, 24 Maret 2020

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Pengertian Monogami dan Poligami......................................................................3
B. Segi Positif Dan Negatif Poligami..........................................................................5
C. Segi Positif dan Negatif Monogami.......................................................................7
D. Syarat Poligami di Indonesia..................................................................................8
E. Solusi.....................................................................................................................9
BAB III
PENUTUP.......................................................................................................................10
A. Kesimpulan..........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bangsa-bangsa dan agama-agama sebelum Islam memperbolehkan
menikah dengan jumlah perempuan yang sangat banyak, puluhan hingga
ratusan, tanpa syariat atau batasan tertentu. Setelah kedatangan Islam,
ditentukan batas dan syarat-syarat poligami itu. Demikian pula orang yang
masuk Islam dengan membawa Istri delapan atau lima orang, Rasulullah
saw melarang mempertahankan kecuali empat orang diantaranya.
Sedangkan perkawinan Rasulullah saw dengan sembilan isteri, ini adalah
kekecualian dari Allah swt berikan kepada beliau untuk kebutuhan dakwah
di masa hidupnya.
Islam membolehkan seorang suami memiliki istri lebih dari satu
(berpoligami) tetapi tidak mewajibkannya. Oleh karena itu islam tidak
dengan mudah membolehkan poligami. Ada beberapa syarat, ketentuan
yang harus dipenuhi seorang suami bila hendak melakukan poligami,
diantaranya adalah sang suami harus memberikan tempat tinggal yang
layak dan memisahkan tempat tinggal itu dari isteri pertama, memberi
nafkah yang adil antara istri-istri, tidur secara adil diantara mereka dan
memperlakukan mereka dengan adil pula. Maka dari itu, dibawah ini kami
akan membahas tentang pengertian poligami, syarat berpoligami di
Indonesia, serta dampak positif dan negatif yang mungkin timbul dari
berpoligami.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Monogami dan Poligami ?
2. Apa Saja Dampak Positif dan Negatif Monogami Dan Poligami ?
3. Bagaimana Syarat Poligami di Indonesia ?
4. Bagaimana Solusi bagi Istri yang di Poligami ?

C. Tujuan
1. Menjelaskan Pengertian Monogami dan Poligami.
2. Menjelaskan Segi Positif dan Negatif Monogami dan Poligami.
3. Menjelaskan Syarat Poligami di Indonesia.
4. Memberi Solusi bagi istri yang di Poligami.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Monogami dan Poligami


Kata Monogami dapat dipasangkan dengan poligami sebagai
antonim. Monogami adalah perkawinan dengan Istri tunggal yang artinya
seorang laki-laki menikah dengan seorang perempuan saja, sedangkan kata
poligami yaitu perkawinan dengan dua orang perempuan atau lebih dalam
waktu yang sama.1 Ada suatu hal yang menarik, bahwa poligami sudah ada
jauh sebelum adanya Islam. Bahkan boleh dikatakan, poligami bukan
semata-mata produk Shari’at Islam. Jauh sebelum Islam lahir, peradaban
manusia di penjuru dunia sudah mengenal poligami, menjalankannya, dan
menjadikannya sebagai bagian yang utuh dari bentuk kehidupan yang
wajar. Bangsa Arab sebelum Islam masuk juga mengenal poligami, dalam
salah satu Hadis disebutkan bahwa terdapat seorang yang ingin masuk
Islam dan saat itu mempunyai Istri sepuluh. Lalu Rasulullah SAW
memerintahkan untuk memilih empat orang Istri saja, dan menceraikan
selebihnya.
Rasulullah SAW bersabda:
“Hannad dan ‘Abdah menceritakan, dari Sa’id bin ‘Arubah, dari Ma’mar,
dari Zuhri. Sesungguhnya Ghailan bin Salamah masuk Islam, dia
mempunyai sepuluh Istri dimasa Jahiliyyah. Maka Istri-Istri tersebut
masuk Islam bersama Ghailan. Kemudian Nabi Muhammad SAW
memerintahkan agar memilih empat diantara sepuluh istri tersebut.”2
(HR: Tirmidzi)
Hadis diatas memberikan makna bahwa manusia hanya terbatas
memiiliki empat orang Istri saja. Demikian juga al-Qur’an, bahkan

1
Achmad Kuzari, Nikah Sebagai Perikatan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1995),hal 159
2
Imam Tirmidhi, Sunan Tirmidhi, juz II (Beirut: Dar al-Fikr, 1994), hal 368.

3
memberikan syarat kepada seorang yang poligami untuk berlaku adil
kepada istri-istrinya. Sebagaimana firman Allah SWT:

Artinya:
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah
wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian
jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil. Maka (kawinilah) seorang
saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih
dekat kepada tidak berbuat aniay” (QS. An-Nisa:3).3
Walaupun poligami bukan hal yang dilarang oleh Islam, namun
kencemburuan seorang istri terhadap wanita lain sangatlah tinggi, apalagi
jika ternyata wanita itu menjadi madunya. Pada dasarnya, kecemburuan
merupakan suatu kewajaran dan itu keluar dari hati, hal itu terjadi karena
adanya dorongan kecintaan seorang Istri kepada suaminya, dan egoisme
yang sangat dalam. Selain itu juga, kekhawatiran wanita terhadap masa
depannya sehingga kebanyakan praktek poligami menimbulkan sakit hati
dan kecemburuan pada istri pertama dan menimbulkan harapan pada istri
baru untuk memperoleh kehidupan romantis yang lebih. 4 Fazlur Rahman
misalnya, berpendapat bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai
kedudukan yang sama. Maka penyataan bahwa laki-laki boleh mempunyai
istri sampai empat orang hendaknya dipahami secara menyeluruh. Ada
syarat yang harus dilaksanakan yaitu adil. Syarat ini dalam asumsi Fazlur
Rahman sebenarnya merupakan indikasi kiasan untuk mengambarkan

3
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Gema Risalah Press, 1992) hal115.
4
Musfir Husain, Poligami dari Berbagai Persepsi, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996),hal 49

4
bahwa laki-laki tidak dapat berbuat adil terhadap istri-istrinya. Sebagaimana
firman Allah SWT:

Artinya:

“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat Berlaku adil di antara Istri-Istri (mu),
walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu
terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang
lain terkatung-katung. Dan jika kamu Mengadakan perbaikan dan
memelihara diri (dari kecurangan), Maka Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS: Al-Nisa 129)
Dari ayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sikap adil itu
mustahil untuk dijalankan oleh seorang suami terhadap masing-masing
Istrinya. Jadi pesan dalam al-Qur’an menurut Fazlur Rahman tidak
menganjurkan poligami malah sebaliknya asas monogami.

B. Segi Positif Dan Negatif Poligami


1. Dampak positif
a. Menekan peningkatan jumlah kelahiran perempuan. Realitas
dalam masyarakat menunjukan jumlah kelahiran semakin
meningkat dan yang menjadi titk tekan adalah perempuan lebih
banyak dari pada laki-laki seperti terjadi di eropa timur, jumlah
perempuan setelah perang meningkat tajam sebelum perang,
maka benarlah apa yang disabdakan Rasulullah SAW “bahwa
salah satu tanda kiamat adalah bertambahnya perempuan sehingga
setiap laki-laki mendapatkan 55 perempuan.”

5
b. Mencegah banyaknya perempuan yang janda. Bersamaan dengan
permasalaham menigkatnya perempuan yang disebabkan oleh
perang, wabah atau malapetaka maka jumlah perempuan yang
tidak menikah juga banyak, sehingga menyebabkan penurunan
anak, apabila dengan keadaan ini tetap tidak diperbolehkan, maka
akan banyal pelacuran masyarakat, dan akan terjafi penghianatan
suami terhadap istrinya yang banyak ditemukan, serta kelahiran
anak diluar nikah.
c. Mandulnya istri. Bagaimana jika suami memiliki istri mandul,
padahal dia ingin memiliki anak dan tidak memiliki jalan keluar,
sedangkankan cinta kepada anak adalah fitrah manusia. Karena itu
kita memiliki tiga arternatif:
1) Tetap besama istrinya yang mandul dan melarangnya untuk
menikah kembali, tindakan ini adalah sebuah kedzhaliman bagi
suami, dimana ia diharuskan tinggal tanpa anak, dalam hal ini
tidak ada penengah dari hukum syara’.
2) Menceraikan istri yang pertama supaya dapat menikah lagi
dengan perempuan lain untuk mendapatkan anak, dan ini
adalah pelanggaran terhadap hak perempuan yang mandul
dimana dia ditekan untuk berpisah dengan suaminya tanpa
mendapatkan kesempatan untuk mengadukan argumentasi
terkadang jalan tengah yang ditawarkan diserahkan kepadanya
untuk memberikan keputusan apakah tetap bersama
memadunya atau bercerai, apabila dia bisa menikah lagi, ia
akan mengalami hal yang sama, apabila diketahui kalau dia
mandul.
3) Tetap menjaga hubungan dengan istrinya yang mandul
menikmati semua hak-haknya sebagai istri dan
memperbolehkanya menikah dengan perempuan lain yang
mendapatkan keinginannya sebagai manusia sebagai manusia

Allah berfirman, “Dijadikan indah pada manusia kecintaan

6
kepada pada apa-apa yang di inginkan, yaitu: “wanita-
wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak,
kuda pilihan, binatang ternak, sawah dan ladang, itulah
kesenangan hidup didunia, dan disisi Allahlah tempat kembali
yang baik.”
2. Dampak Negatif
a. Adanya pertengkaran yang timbul atas istri, iri hati, dan
permusuhan. Inilah sebagian dari kesusahan hidup berpoligami,
membuat hati suami selalu resah, dan kehidupan keluarganya
menjadi pahit, suram, dan tidak sehat. Suasana ini adalah
sebagian dari kobaran api yang tidak biasa dipadamkan kecuali
dengan memahami hikmah dari sebuah pernikahan, percuma saja
usahanya untuk rukun kecuali orang itu memiliki akhlak para
nabi, berfikir ala filsuf dan orang bijak.
b. Adanya pertengakaran dan cekcok antara anak-anak yang
mengakibatkan keluarga berantakan. Sesungguhnya tanggung
jawab yang besar dan utama dalam masalah ini, ada ditangan
suami. Dialah yang memiliki peran dalam menetapi kehidupan
keluarganya dan kebahagiaannya.
c. Kecenderungan untuk lebih mencintai istri yang kedua dari pada
yang pertama, dan seorang suami tidak bisa adil dalam perihal
kasih sayang, kemudian hati istrinya hidup dalam penderitaan
atau kenestapaan karena disebabkan oleh orang yang berusaha
menyayanginya dalam kasih sayang suaminya, tempat tinggalnya,
makanan dan minumannya.5

C. Segi Positif dan Negatif Monogami


1. Dampak positif

5
http://rotiptrip.blogspot.com/2017/10/positif-dan-negatif-poligami.html?m=1 diakses pada 22
Maret 2020 pukul 13.26 WITA

7
a. Pasangan sah secara hukum, sehingga dia berhak menerima
segala hak dan kewajibannya di depan hukum sebagai pasangan.
b. Dengan hanya satu pasangan maka terhindar dari penyakit-
penyakit menular akibat bergonta-ganti pasangan.
c. Psikologis pasangan dan anak lebih baik karena mendapat
perhatian dan kasih sayang yang penuh.6
2. Dampak negatif
Sisi negatif dari monogami sangat sedikit karena hampir semua
pasangan melakukan monogami.

D. Syarat Poligami di Indonesia


Masalah poligami ini dalam komplikasi hukum Islam disebutkan pada
pasal 55:
1. Beristri lebih dari satu orang pada waktu yang bersamaan, terbatas
hanya sampai 4 orang istri.
2. Syarat utama beristri lebih dari seorang, suami harus mampu berlaku
adil terhadap istri-istri dan anak-anaknya.
3. Apabila syarat utama yang disebutkan pada ayat (2) tidak mungkin
dipenuhi, suami dilarang beristri lebih dari seorang.
Selanjutnya pada pasal 56 disebutkan:
1. Suami yang hendak beristri lebih dari satu orang, harus mendapat izin
dari pengadilan agama.
2. Perkawinan yang dilakukan dengan istri kedua, ketiga atau keempat
tanpa izin dari pengadilan agama, tidak mempunyai kekuatan hokum.
Kemudian pasal 57 disebut. Pengadilan agama hanya memberikan izin
kepada seorang suami yang akan beristri lebih dari seorang apabila:
1. Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai seorang Istri.
2. Istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
3. Istri tidak dapat melahirkan keturunan.7

6
https://brainly.co.id/tugas/6704361 diakses pada tanggal 23 Maret 2020 pukul 15.24 WITA
7
Undang-Undang Perkawinan di Indonesia, (Surabaya: Arkola, tt),hal 6.

8
Untuk memperoleh izin dari pengadilan Agama di samping persyaratan
yang disebutkan pasal 55 ayat (2), ditegaskan lagi oleh pasal 58 ayat (1),
yaitu:
1. Adanya persetujuan istri
2. Adanya kepastian, bahwa suami mampu menjamin keperluan hidup
istri-istri dan anak-anak mereka
Jika dilihat dalam Undang-undang Perkawinan sangatlah terkesan
rumit dan ketat. Kerumitan prosedur dan ketatnya syarat poligami inilah
yang banyak menyebabkan praktik poligami terjadi di luar pencatatan
perkawinan.

E. Solusi
1. Jika tidak setuju dengan poligami istri harus melakukan hal-hal yang
bisa mengekalkan cinta dan keakraban di antara mereka, serta
perasaan istri terhadap hak suami.
2. Jika setuju untuk berpoligami pasangan tersebut harus memikirkan
bagaimana kehidupan sesudah menikah lagi nanti.8

BAB III
8
https://konsultasisyariah.com/13832-6-solusi-mencegah-poligami.html diakses pada tanggal 23
Maret 2020 pukul 15:52 WITA

9
PENUTUP

A. Kesimpulan
Monogami adalah perkawinan dengan Istri tunggal yang artinya
seorang laki-laki menikah dengan seorang perempuan saja, sedangkan kata
poligami yaitu perkawinan dengan dua orang perempuan atau lebih dalam
waktu yang sama.
Dampak positif dari poligami, diantaranya yaitu: Menekan
peningkatan jumlah kelahiran perempuan dan mencegah banyaknya
perempuan yang janda. Sedangkan dampak negatif dari poligami,
diataranya yaitu: Adanya pertengkaran yang timbul atas istri, iri hati, dan
permusuhan, adanya pertengakaran dan cekcok antara anak-anak yang
mengakibatkan keluarga berantakan, Kecenderungan untuk lebih
mencintai istri yang kedua dari pada yang pertama, dan seorang suami
tidak bisa adil dalam perihal kasih sayang.
Dampak positif dari monogamy, diantaranya yaitu: Pasangan sah
secara hukum, sehingga dia berhak menerima segala hak dan
kewajibannya di depan hukum sebagai pasangan, dengan hanya satu
pasangan maka terhindar dari penyakit-penyakit menular akibat bergonta-
ganti pasangan, serta psikologis pasangan dan anak lebih baik karena
mendapat perhatian dan kasih sayang yang penuh. Sedangkan sisi negatif
dari monogami sangat sedikit karena hampir semua pasangan melakukan
monogami.
Syarat poligami di Indonesia terdapat pada Undang-undang
Perkawinan, terkesan rumit dan ketat. Kerumitan prosedur dan ketatnya
syarat poligami inilah yang banyak menyebabkan praktik poligami terjadi
di luar pencatatan perkawinan. Jika tidak setuju dengan poligami istri
harus melakukan hal-hal yang bisa mengekalkan cinta dan keakraban di
antara mereka, jika setuju untuk berpoligami pasangan tersebut harus
memikirkan bagaimana kehidupan sesudah menikah lagi nanti.

10
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Gema


Risalah Press, 1992).
Husain, Musfir, Poligami dari Berbagai Persepsi, (Jakarta: Gema Insani
Press, 1996).
https://konsultasisyariah.com/13832-6-solusi-mencegah-poligami.html
diakses pada tanggal 23 Maret 2020 pukul 15:52 WITA
http://rotiptrip.blogspot.com/2017/10/positif-dan-negatif-poligami.html?
m=1 diakses pada 22 Maret 2020 pukul 13.26 WITA.
https://brainly.co.id/tugas/6704361 diakses pada tanggal 23 Maret 2020
pukul 15.24 WITA.
Kuzari, Achmad, Nikah Sebagai Perikatan, (Jakarta: PT Raja Grafindo,
1995).
Tirmidzi, Sunan Tirmidzi, juz II (Beirut: Dar al-Fikr, 1994).
Undang-Undang Perkawinan di Indonesia, (Surabaya: Arkola, tt).

11

Anda mungkin juga menyukai