Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Memahami Rencana Hal Penelitian


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknis Penulisan Karya Ilmiah
Dosen Pengampu: Drs. Khairul Saleh, M.Ag

Disusun oleh kelompok 2:

Siti Rohmah 2011101195

Indy Alfianti 2011101039

Hanifah Indi Fitriana 2011101140

Dicky Ramadhani 2011101070

Rabi’ah 2011141114

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS SAMARINDA

2023
A. Pengertian Rencana Penelitian

Sesuai dengan etimologi, “riset” berasal dari bahasa Inggris yaitu


“research” yang berarti penelitian dan “desain” dari “design” yang berarti
rancangan atau pola. Jadi riset desain adalah sebuah rancangan penelitan.1
Rancangan penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang di
susun demikian rupa, sehingga peneliti akan dapat memperoleh jawaban untuk
pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. Rencana itu merupakan suatu skema
menyeluruh yang mencakup program penelitian. Desain penelitian di buat untuk
menjadikan peneliti mampu menjawab pertanyaan peneliti dengan sevalid,
seobyektif, secepat, dan sehemat mungkin. Rancangan penelitian adalah sebagai
model pendekatan penelitian yang sekaligus juga merupakan rancangan analisis
data. Di samping itu dengan adanya rancangan penelitian, penentuan sampel
sudah diberi arah oleh rancangan penelitiannya.
Pengertian yang lebih luas mengenai rancangan penelitian, dapat
dijelaskan dengan memisahkan terlebih dahulu antara rancangan dan penelitian.
Rancangan adalah sebuah rencana kerja dengan membuat sebuah konstruksi agar
tujuan yang akan dicapai dapat diselesaikan dengan baik. Sedangkan penelitian
atau research berasal dari kata “re” yang berarti kembali dan “search” yang
berarti mencari, apabila digabung menjadi research, maka artinya menjadi
“mencari kembali”. Yang dicari adalah sesuatu yang hilang. Hilang yang
dimaksud adalah sesuatu yang tidak ada dari sejumlah yang seharusnya ada. Jika
yang seharusnya ada itu berjumlah seratus, tetapi yang ada hanya delapan puluh,
maka yang jadi pertanyaan, ke mana yang dua puluhnya lagi. Inilah yang akan
kita cari. Mendengar kata penelitian, orang mulai mereka-reka tentang adanya hal
yang “belum ditemukan sehingga harus ditemukan”, “masih kurang jelas
sehingga harus dijelaskan”, masih menjadi “tanda tanya sehingga harus dijawab”,
“masih kurang maksimal sehingga harus dimaksimalkan”. Oleh karena itu
diperlukan cara untuk mengungkapkan “ketidakjelasan”, semua “tanda tanya”,
dan semua yang masih “kurang maksimal”. Jadi rancangan penelitian adalah

1
Mohammad Mulyadi, “Riset Desain dalam Metodologi Penelitian” dalam Jurnal Studi
Komunikasi dan Media , No. 1 Vol. 16, 2012.
sebuah rencana kerja dengan membuat sebuah konstruksi agar segala hal yang
masih menjadi ‘tanda tanya’ dapat ditemukan jawabannya.
Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai
suatu proses pengumpulan dan analisis data penelitian. Rancangan penelitian
meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam rancangan
perencanaan dimulai dengan mengadakan observasi dan evaluasi terhadap
penelitian yang sudah dikerjakan dan diketahui, sampai pada penetapan kerangka
konsep dan hipotesis penelitian yang perlu pembuktian lebih lanjut. Rancangan
pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaan ataupun pengamatan
serta memilih pengukuran variabel, prosedur dan teknik sampling, instrumen,
pengumpulan data, analisis data yang terkumpul, dan pelaporan hasil penelitian.
Berdasarkan pemahaman tersebut di atas, maka tujuan rancangan
penelitian adalah untuk memberikan suatu rencana untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan penelitian. Konsideran utamanya dalam rancangan
perencanaan adalah untuk mengkhususkan mekanisme kontrol yang akan
digunakan dalam penelitian, sehingga jawaban atas pertanyaan akan menjadi
jelas dan sahih. Rancangan penelitian lebih menekankan pada aspek baik atau
tidak baik dan sangat tergantung pada derajat akurasi yang diinginkan oleh
peneliti, derajat pembuktian hipotesis, dan tingkat perkembangan dan ilmu
pengetahuan yang menjadi perhatian. Penentuan rancangan penelitian seringkali
didasarkan pada pertimbangan praktis dan kompromi peneliti terhadap cakupan
area penelitiannya.
Oleh karena itu, rancangan penelitian banyak sekali ragamnya. Para ahli
belum ada kesepakatan dalam penggolongan rancangan penelitian. Namun
demikian, secara umum rancangan penelitian dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
rancangan penelitian tanpa perlakuan (kelompok deskriptif) dan rancangan
penelitian dengan perlakuan (kelompok eksperimen).

B. Syarat-Syarat Rencana Penelitian yang Baik dan Benar

Rancangan penelitian merupakan sebuah sketsa atau desain penelitian


yang sengaja dibuat oleh peneliti. Terdapat beberapa unsur yang menjadikan
rancangan penelitian sangat penting untuk dikuasai oleh para peneliti,
diantaranya sebagai berikut:2
1. Sistematis

Rancangan penelitian harus disusun secara sistematis, tetapi juga harus


logis. Penelitian yang disampaikan secara acak dan abstrak akan
menyulitkan pihak pembaca. Jika hal ini terjadi, tentu saja penelitian tersebut
tidak akan masuk dalam kriteria penelitian.
2. Konsistensi

Unsur rancangan penelitian dibuat secara konsisten. Tujuannya agar


hasil penelitian bisa tetap konsisten. Sementara sebuah penelitian yang
konsisten adalah penelitian yang dari penulisan judul, rumusan masalah,
tujuan, metodologi dan dan teori harus saling berkesinambungan dan
konsisten membahas tema yang sama.
3. Operasional

Operasional adalah upaya peneliti mendeskripsikan dan menjelaskan


bagaimana penelitian itu dilakukan. Maka dari itu, peneliti perlu menuliskan
instrumen yang digunakan, menjelaskan bagaimana menetapkan sampel
dan sebagainya.
Jadi dalam rancangan penelitian perlu memuat tiga unsur tersebut. Jika
tidak memuat ketiga unsur tersebut, maka tidak termasuk ke dalam penelitian.

Unsur-unsur rancangan penelitian


1. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian merupakan hasil akhir dari penelitian yang dilakukan.
Fungsi tujuan penelitian ialah untuk mengarahkan proses penelitian selain itu
dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan penelitian. Yang dimana tujuan
penelitian ini dapat dinyatakan dalam bentuk pertanyaan penelitian (research
question) atau hipotesis penelitian.
2. Jenis penelitian yang akan digunakan

2 Yusuf Abdhul, “Rancangan Penelitian: Pengertian dan Contoh” dalam https://deepublishstore.com,

diakses pada 8 Maret 2023.


Penting bagi seorang peneliti untuk menegtahui jenis penelitian yang
digunakan, agar penelitian yang dilaksanakan dapat berlangsung secara baik
dan terarah. Untuk menegtahui jenis penelitian dapat dikelompokkan
menurut:
a) Menurut tujuan: penelitian murni, penelitian terapan, eksploratif,
developmental, verifikatif.
b) Menurut pendekatan: penelitian Expost Fakto, eksperimen, naturalistik,
policy research, action research, penelitian survei, penelitian evaluasi,
dan sejarah
c) penelitian menurut tingkat eksplanasi: penelitian asosiatif, deskriptif,
komparatif
d) Penelitian menurut jenis data : penelitian kuantitatif & kualitatif3

3. Unit analisis atau populasi penelitian


Berkaitan dengan data, baik data kuantitatif maupun kualitatif, maka
populasi dapat didefinisikan sebagai himpunan semua data yang mungkin
diobservasi atau dicacah/dicatat oleh seorang peneliti. Dengan kata lain,
populasi adalah himpunan semua individu yang dapat ( atau yang mungkin
akan ) memberikan data dan informasi untuk suatu penelitian.

4. Rentang waktu dan tempat penelitian dilakukan


a. One shot cross section studies, data dikumpulkan hanya sekali
b. Longitudinal studies, data dikumpulkan dalam beberapa periode waktu
tertentu

5. Teknik pengambilan sampel


Secara umum dalam pengambilan sampel dapat menggunakan 2 teknik,
yakni teknik Probability Sampling (acak) dan Non-probability Sampling (non
acak). Probabilitas sampling berarti bahwa setiap item dalam populasi
memiliki kesempatan yang sama untuk dimasukkan dalam sampel. Salah satu
cara untuk melakukan pengambilan sampel acak adalah jika peneliti terlebih
dahulu membuat kerangka sampel dan kemudian menggunakan program

3 Rifa’I Abubakar. Pengantar metodologi Penelitian. (Yogyakarta:SUKA-Press) hlm 2-6


komputer generasi nomor acak untuk mengambil sampel dari kerangka
sampel (Zikmund, 2000; Taherdoost, 2016). Dalam sampel acak terdapat
simple random sampling, stratified random sampling, area sampling, cluster
sampling, systematic sampling.
Non probability sampling sering dikaitkan dengan desain penelitian
studi kasus dan penelitian kualitatif. Berkenaan dengan yang terakhir, studi
kasus cenderung berfokus pada sampel kecil dan dimaksudkan untuk
memeriksa fenomena kehidupan nyata, bukan untuk membuat kesimpulan
statistik dalam kaitannya dengan populasi yang lebih luas (Yin,2003).
Sampel peserta atau kasus tidak perlu representatif atau acak, tetapi
diperlukan alasan yang jelas untuk memasukkan beberapa kasus atau
individu daripada yang lain. Dalam non-probability sampling terdapat
accidental sampling, convienience sampling, snow-ball sampling, purposive
sampling.4

6. Teknik pengumpulan data


Kegiatan penelitian yang terpenting adalah pengumpulan data.
Menyusun instrumen adalah pekerjaan penting di dalam langkah penelitian,
tetapi mengumpulkan data jauh lebih penting lagi, terutama jika peneliti
menggunakan metode yang rawan terhadap masuknya unsur subjektif
peneliti. Itulah sebabnya menyusun instrumen pengumpulan data harus
ditangani secara serius agar diperoleh hasil yang sesuai dengan kegunaannya
yaitu pengumpulan variabel yang tepat. Adapun beberapa teknik
pengumpulan data yaitu, wawancara, kuesioner, observasi, dan studi
dokumentasi. Sebuah penelitian tidak hanya bisa menggunakan satu cara
pengumpulan data akan tetapi dapat pula mengkombinasikannya5.

7. Definisi operasional variabel penelitian


Menurut Sutama (2016:52) defininisi operasional yaitu pemberian atau
penetapan makna bagi suatu variabel dengan spesifikasi kegiatan atau
pelaksanaan atau operasi yang dibutuhkan untuk mengukur,

4 Deri firmansyah, Dede. 2022. Teknik Pengambilan Sampel Umum Dalam Metodologi penelitian Literature
Review. Jurnal Ilmiah Pendidikan Holistik (JIPH)
5 Afrizal. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers
mengkategorisasi, atau memanipulasi variabel. Definisi operasional
diperlukan untuk menjawab pertanyaan atau pengujian hipotesis
Bagi penelitian kuantitatif, langkah ini mutlak dilakukan. Yang
dimaksud dengan definisi operasional variabel adalah upaya untuk
mengurangi keabstrakan konsep atau variabel penelitian, sehingga bisa
dilakukan pengukuran. Beberapa peneliti menggunakan istilah indikator.
Misalnya, untuk mengukur disiplin pegawai, maka dihitung frekuensi
ketepatan masuk kerja, kepatuhan pada peraturan. Untuk mengetahui
produktivitas, dihitung perbandingan antara hasil herja dengan waktu kerja.

8. Pengukuran
Jenis skala pengukuran untuk setiap variabel penelitian perlu diketahui
dengan benar. Hal ini berguna untuk menetapkan rumus atau
perhitungan-perhitungan statistik. Misalnya, untuk variabel yang berskala
nominal tidak mungkin dihitung rata-ratanya. Skala pengukuran yang ada
adalah nominal, ordinal, interval, dan rasio,

9. Teknik analisis data


Menurut Qomari, Analisis data adalah suatu kegiatan untuk mengolah
dan menyajikan data untuk menjawab permasalahan yang sedang diteliti.
Sebelum data dianalisis, perlu diolah terlebih dahulu. Maka dikenal proses
editing, coding, master table. Analisis data mencakup kegiatan mengukur
reliabilitas dan validitas, mean, deviasi standar, korelasi, distribusi frekuensi,
uji hipotesis, dan lain sebagainya

10. Instrumen pencarian data


Ada beberapa alat yang dikenal sebagai alat pengambil data dalam
penelitian sosial / bisnis. Alat-alat tersebut mencakup wawancara, kuesioner
atau angket, observasi, dan studi dokumentasi

C. Menemukan masalah rencana penelitian

1. Menemukan fenomena yang belum dijelaskan oleh teori


Hal ini dapat dilakukan dengan mengamati kejadian dalam bidang ilmu
dengan teliti. Jika sudah menemukan kejadian yang sekiranya menarik,
kemudian mencari tahu apakah hal tersebut telah memiliki teori. Jika belum
ada teorinya, berarti di situlah letak celahnya. Maka dari itu, Anda bisa
menelitinya dengan menggunakan teori-teori lain yang relevan.

2. Mencari konsep yang tidak terlihat


Dalam melakukan riset/penelitian, peneliti justru tidak dapat melihat
data-data yang seharusnya kita lihat, padahal data tersebut sudah ada. Hal ini
sering terjadi karena terlalu banyak dan kompleks data.
Adapun cara yang dapat dilakukan oleh peneliti, yaitu melakukan
wawancara pada diri sendiri terhadap hal penting pada data yang sudah kita
temukan. Atau jika itu penelitian pernah dilakukan oleh peneliti lain yang
terlebih dahulu telah mengangkat konsep tema tersebut, maka kita bisa
mengajukan pertanyaan kepada peneliti tersebut, untuk menanyakan adanya
konsep yang terlewat.
3. Menganalisis celah dalam penelitian
Saat proses pengumpulan data dan riset lapangan. Peneliti seringkali
mengalami banjir informasi, sehingga apa yang penting kurang penting. Oleh
karena itu, dibutuhkan kecermatan dan ketelitian agar tidak menemukan
celah. Jika perlu dianalisis sedetail mungkin setiap data yang ditemukan.
Karena dengan cara demikian, salah satu cara untuk meminimalisir terjadinya
gap penelitian, dan dapat menghasilkan strategi yang baru.

4. Fokus pada Hasil Riset yang Kurang Jelas


Adapun cara mendapatkan gap penelitian yaitu fokus pada hasil riset yang
kurang jelas. Ketika ditelusuri lebih dalam lagi, hasil yang kurang jelas inilah
yang sering kali disebabkan karena terjadi kesalahan selama proses riset atau
penelitian.

D. Merumuskan Judul Rencana Penelitian


Menentukan topik dan judul penelitian adalah aspek yang sangat mendasar dalam
proses merancang sebuah penelitian. Sehingga jika terjadi kesalahan dalam
menentukan topik dan judul penelitian tentu akan menyebabkan peneliti khususnya
peneliti pemula akan kesulitan dalam menyelesaikan kajiannya kelak. Topik
penelitian merupakan pokok permasalahan yang sifatnya masih umum dan abstrak,
sehingga dalam menentukan topik penelitian hendaknya didasarkan pada bidang
kajian atau spesifikasi keilmuan atau minat seorang peneliti. Pemilihan topik
penelitian akan menentukan tingkat kedalaman dari sebuah permasalahan penelitian
yang akan dibahas. Seorang peneliti dalam menentukan topik penelitiannya
hendaknya terlebih dahulu mengkategorikan isu permasalahan yang akan diteliti
sesuai dengan keahliannya ataupun minatnya. Misalnya, topik yang akan dikaji isu
seputar pendidikan maka dapat dilakukan dengan mengkategorikan bidang-bidang
pendidikan kearah yang lebih spesifik, misalnya melihat dari aspek kurikulum,
kemudian kurikulum tersebut dirinci lagi kepada bagian yang lebih spesifik seperti
metode, media, model evaluasi yang digunakan sesuai dengan isu-isu terbaru yang
sedang berkembang baik ditingkat lokal maupun nasional. Setelah melakukan
pengkategorian peneliti selanjutnya menguraikan pokok-pokok permasalahan yang
sedang hangat dibicarakan baik melalui studi pustaka maupun dari pemberitaan, hasil
wawancara dan lain sebagainya. Berikut ini aspek-aspek yang harus diperhatikan
sebelum menentukan topik atau judul penelitian sebagaiberikut:
1. Topik atau judul penelitian merupakan bidang keahlian si peneliti
Penelitian yang hendak dilakukan harus sesuai dengan bidang studi yang digeluti oleh
peneliti. Peneliti harus memahami dengan jelas apa yang menjadi bidang garapan
pada bidang studinya.
2. Topik atau judul penelitian bermanfaat dan layak dibahas
Bermanfaat berarti bahwa pembahasan topik tersebut akan memberi sumbangan bagi
pengembangan ilmu dan profesi, serta layak dibahas dan sesuai dengan bidang yang
ditekuni, (Silaswati, 2018).
3. Topik penelitian terbaru
Memilih topik penelitian sebaiknya melihat isu-isu terkini yang sedang ramai
diperbincangkan kemudian menguraikannya menjadi bahan kajian penelitian.
4. Ketersedian bahan topik penelitian
Bahan merupakan salah satu hal pokok yang harus dipertimbangkan sebelum
memutuskan memilih sebuah topik menjadi judul penelitian, ketersediaan, kemudahan
memperoleh, dan kepemilikan akses terhadap bahan harus diperhitungkan peneliti,
sesudah topik penelitian ditentukan maka tahap selanjutnya adalah merumuskannya
menjadi judul penelitian. Sama seperti topik, judul penelitian juga merupakan faktor
penentu keberhasilan sebuah proses penelitian. Namun,banyak peneliti yang abai
dalam merumuskan judul penelitian sehingga tidak mencapai sasaran yang diharapkan
khususnya para pengguna maupun pembaca. Judul penelitian harus menggambarkan
tingkat kedalaman dan cakupan sebuah penelitian yang dilakukan. Sehingga menarik
bagi pembaca maupun pengguna hasil penelitian. Sebuah judul penelitian hendaknya
memiliki kata kunci yang bisa memberikan gambaran dari tujuan dilaksanakannya
penelitian tersebut. Judul penelitian yang baik dapat dilihat dari struktur kata yang
menjelaskan subjek dan tujuan penelitian yang akan dilakukan.6
Dalam membuat suatu penelitian tentunya diawali dengan menentukan topik yang
akan dijadikan sebuah kajian. Dalam memilih topik, hal pertama yang harus
dilakukan adalah
a. Menentukan ketertarikan atau minat pada suatu masalah. Seperti yang
disampaikan oleh Murray (2005:69) bahwa dalam memilih topik, seseorang
bisa memulai dengan beberapa cara, yakni yang pertama adalah dengan
memilih topik berdasarkan yang disukai, yang kedua seseorang dapat memilih
topik yang sejalan dengan topik yang sudah pernah ditulis ataupun diteliti
dengan melihat dari aspek yang berbeda dan dengan mencari celah kira-kira
hal apa yang belum dikaji oleh orang lain dalam penelitian tersebut.
Ketertarikan atau interest bisa menjadi pendorong dalam melakukan
penelitian. Pemilihan topik merupakan hal yang sangat penting dalam
penulisan karya ilmiah. Topik merupakan tujuan yang diwujudkan oleh
penulis, sehingga semua uraian dalam tulisan bermuara pada topik.
b. Menentukan masalah yang akan di teliti
c. Mencari dan melihat informasi dari berbagai judul penelitian terdahulu yang
sejenenis
d. Menentukan latar belakang masalah
e. Menentukan ruang lingkup pembahasan

6 Muhammad Darwin dkk, Metode penelitian pendekatan kuantitatif. (Bandung:Media Sains


Indonesia)hlm 36-40
f. Merumuskan judul penelitian dengan kata-kata yang sederhana, singkat,
padat, jelas, menarik dan spesifik.7

E. Menyusun kerangka penelitian


Kerangka penelitian merupakan konsep pada penelitian yang saling
berhubungan yang mana pada penggambaran antara variabel yang satu dengan
penggambaran yang lain dan terkoneksi secara detail dan juga sistematis. Selain
itu kerangka penelitian perlu dirangkai dan dilakukan agar penelitian bisa lebih
mudah dipahami8. Didalam kerangka penelitian dan analisis masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, asumsi, hipotesis, metode
penelitian, secara garis besar, serta Teknik dalam pengumpulan data dan
pendekatannya, lokasi sampel dan penelitian. Adapun cara membuat kerangka
konseptual yang pertama:
1. Tentukan tema dan topik penelitian
2. Menyusun kajian Pustaka
3. Memastikan kebaruan atau novelty penelitian
4. Mematakan konsep atau variabel penelitian dan mendefinisikan hubungan.
5. Memeriksa dan memperbaikikembali rumusan masalah atau hipotesis

Fungsi kerangka penelitian diantaranya adalah agar persiapan pada penelitian


lebih matang, selain itu, pada kerangka penelitian juga bisa dibuat bagaimana agar
informasi dan juga kedalaman yang terdapat pada penelitian tetap bisa terjaga
dengan baik. Kerangka penelitian juga menjadi suatu konsep penelitian yang dapat
mengaitkan visualisasi dari suatu variabel dengan visualisasi lainya. Pentingnya
membuat kerangka penelitian ini menjadi tahap atau aspek penting dalam penelitian.
Hal ini dikarenakan kerangka penelitian membuat proses pembuatan laporan bahkan
jalannya penelitian tetap pada jalurnya.

7 Nirmala, D., & Hendro, E. P. (2020). Strategi memilih judul penelitian kebahasaan bagi pemula.
Harmoni: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(2), 37-41.
8 Mohammad Mulyadi, “Riset Desain dalam Metodologi Penelitian” dalam Jurnal Studi Komunikasi dan
Media, No. 1 Vol. 16, 2012
9 Mohammad Mulyadi, “Riset Desain dalam Metodologi Penelitian” dalam Jurnal Studi Komunikasi dan
Media, No. 1 Vol. 16, 2012

Anda mungkin juga menyukai