Anda di halaman 1dari 8

A.

Rancangan Penelitian
1. Pengertian Rancangan Penelitian

Ketika kita akan melakukan penelitian, terlebih dahulu kita sebagai peneliti harus
mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian. Mulai dari membuat
perencanaan, merencanakan kerjasama, dan memahami macam-macam etika penelitian.
Menurut Margono, rancangan itu adalah alur kediatan penelitian dalam memecahkan
masalah. Disusun secara matang dan cermat sehingga nantinya akan membantu peneliti
maupun orang yang akan membaca hasil penelitiannya dalam memahami masalah serta
mengatasinya.1

Menurut Soegeng, rancangan penelitian adalah langkah-langkah penelitian yang


terstruktur, ekonomis dan sesuai dengan tujuan penelitian sehingga data-data yang didapat
adalah data yang akurat. 2

Menurut Sukardi, rancangan penelitian adalah bayangan untuk seorang peneliti tentang
apa yang akan dilakukan saat peneltian dan menemukan cara mengatasi masalah yang
menjadi objek penelitiannya.

Menurut Moleong, rancangan penelitian adalah usaha merencanakan dan menentukan


segala kemungkinan dan perlengkapan yang diperlukan dalam suatu penelitian kualitatif
yang terdiri dari tahap pra-lapangan, tahap pekerjaan lapangan dan analisis data.

Kerlinger dan Lee mengemukakan bahwa kegunaan rancangan penelitian yang petama
adalah pedoman dalam menemukan hasil/ cara mengatasi suatu pemasalahan, yang dulu
sebelum kita melakukan penelitian menjadi tanda Tanya yang akan kita temukan
jawabannya dan setelah melakukan penelitian bertolak dari rancangan itu sendiri kini
pertanyaan-pertanyaan itu terjawab semua dan merupakan hasil penelitian. Kedua adalah
mengontrol atau mengendalikan variable yang saling berhubungan, variable-variabel apa
yang harus kita lakukan3

1
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 100
2
Muh, tahir, metodologi Penelitian Pendidikan, ( Makassar: Unismuh, 2011), h. 51
3
Punaji, Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, ( Malang: Kencana Pranada Media
Group, 2010), h. 170
Agar rancangan dapat memperkirakan hal-hal apa yang akan dilakukan dan dipegang
selama penelitian, permusannya harus memperhatikan kriteria berikut ini:4

a. Mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan, seperti masalah, tujuan, sumber
data, sarana-prasarana dan sebagainya.
b. Disusun secara sistematis, logis sehingga memberi kemungkinan kemudahan bagi
peneliti dalam melaksanakan dan bagi orang laindalam melakukan penilaian.
c. Harus dapat memperkirakan sejauh mana hasil yang akan diperoleh, serta usaha-
usaha yang mungkin dilakukan untuk memperoleh hasil secara efektif dan efisien.
B. Komponen Rancangan Penelitian
Menurut Sukardi, secara umum rancangan penelitian mempunyai beberapa komponen
penting, diantaranya:5
1. Halaman judul
Halaman judul terletak paling pertama dalam laporan penelitian. Pada halaman ini
berbeda dengan halaman-halaman selanjutnya sebab tulisannya lebih tebal dan dengan
huruf yang besar. Selain itu, halaman judul pemasalahan yang akan kita teliti, nama
peneliti, logo lembaga ( jika penelitian dilakukan di bawah naungan suatu lembaga atau
organisasi seperti universitas) dan yang paling terakhir adalah nama dari lembaga itu
sendiri. Judul penelitian yang ditulis bersifat mewakili masalah yang membutuhkan
pemecahan dan solusi, harus singkat, padat dan jelas.
2. Pengantar
Halaman ini merupakan halaman untuk si peneliti sebab disilah peneliti
memperkenalkan secara sederhana masalah yang hendak diteliti. Pada halaman ini pula
peneliti menyampaikan ucapa-ucapan terima kasih kepada rekan-rekan yang turut
membantu proses penelitian, kepada pimpinan dan orang-orang yang menjadi inspirasi
terlaksananya kegiatan penelitian. Seringkali peneliti menuliskan kalimat yang menjadi
prinsipnya dalam mencari solusi atas permasalahan.
3. Pendahuluan
Bagia-bagian dalam bab pendahuluan adalah:

4
Margono, op.cit,.
5
Sukardi, op.cit, h. 69-73
a. Latar belakang yaitu peneliti memberikan pemahaman kepada pembaca tentang
kejadian-kejadian yang sangat berhubungan dengan permasalhan yang ingin
diteliti, serta apa yang menjadi dasar penelitian dilaksanakan dan perlu untuk
dilakukannya penelitian.
b. Identifikasi permasalahan yaitu permasalahan yang mungkin saja ada dalam kasus
penelitian yang mempunyai hubungan dengan masalah pokoknya namun dalam
menentukan masalah peneliti harus mempertimbangkan kelayakannya, peneliti
harus mengambil masalah yang sangat erat kaitannya dengan penelitian.
c. Rumusan masalah yaitu untuk mempermudahkan peneliti memperoleh informasi-
informasi yang ilmiah sehingga dalam menemukan jawabannya juga akan mudah
dan tepat.
d. Tujuan yaitu apa yang diinginkan peneliti terhadap permasalahan itu sebenarnya
sehingga dilakukan penelitian.
e. Manfaat penelitian yaitu hasil dari penelitian tersebut berdampak positif kepada diri
sendiri sebagai peneli dan masyarakat
4. Kajian Pustaka
Menurut Setyosari, kajian pustaka yaitu bahan-bahan bacaan yang pernah dibaca oleh
peneliti dan mempunyaikaitan dengan apa yang akan diteliti dan membantu peneliti
untuk memahami masalah yang dihadapi. Pada kajian pustaka peneliti mengajukan
kerangka berpikir, hipotesis, arah metode yang akan dikehendaki.6
5. Metodologi
Menurut Sukardi, pada metodologi terdapat sekumpulan peraturan, kegiatan, dan
prosedur yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitiannya sehingga subjek
yang diteliti dapat dipahami. Disini juga peneliti memaparkan metode penelitian yang
diterapkan dalam mengatasi permasalahan yang menjadi bahan penelitiannya.
6. Jadwal Penelitian
Komponen ini merupakan penjelasan tenggang waktu yang digunakan peneliti.
Penentuan jadwal menjadi sebuah target waktu yang akan diselesaikan dalam
melaksanakan penelitian. Agar setiap kegiatan dapat diperhitungkan semakin singkat
waktu penelitian maka sedikit pula biaya yang dikeluarkan.

6
Punaji setyosari, op.cit, h. 84
7. Rencana Anggaran/ Estimasi Biaya (jika diperlukan)
Dalam melakukan penelitian peneliti memerlukan biaya yang bervariasi, tergantung
tempat dan waktu penelitian. Emakin jauh tempat mengumpulkan data maka akan
memerlukan waktu yang sangat lama dan semakin banyak pula biaya yang diperlukan.

Kerangka penelitian dalam bentuk singkat yang biasanya memuat hal-hal sebagai berikut:7

a. Nama proyek,
b. Pengusul proyek,
c. Supervisor,
d. Pelakana,
e. Pimpinan proyek,
f. Research associates,
g. Kontrak,
h. Jangka waktu pelaksana,
i. Anggaran biaya,
j. Scope penyelidikan,
k. Metode yang digunakan,
l. Tahapan-tahapan pelaksanaan,
m. Laporan sementara.
C. Jenis-jenis rancangan Penelitian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistic karena
penelitiannya dilalukan pada kondisi yang alamiah, disebut juga sebagai metode etnografi
karena pada awalnya metode ini banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi
budaya. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengambilan data dilakukan secara
triangulasi(gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi.
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti menggunakan instrument untuk
mengumpulkan data atau mengukur status variable yang akan diteliti, sedangkan dalam

7
Cholid Abu Ahmad Narbuko, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 167-168
peelitian kualitatif, peneliti menjadi instrumen. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif
instrumennya adalah orang atau human instrument.
Rancangan pada dasarnya merencanakan suatu kegiatan sebelum dilakukan.
Kegiatan merencanakan ini mencakup komponen-komponen penelitian yang akan
dipersiapkan itu masih bersifat sebagai kemungkinan. Rancangan penelitian sebagai usaha
merencanakan kemungkinan-kemungkinan tertentu secara luas tanpa menunjukkan secara
pasti apa yang akan dikerjakan dalam hubungan dengan unsurnya masing-masing.
Ada 5 jenis penelitian yang terdapat dalam penelitian kualitatif, yaitu:8
1. Etnografi
Merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif yang didalamnya peneliti
menyelidiki suatu kelompok kebudayaan di lingkungan yang alamiah dalam periode
waktu yang cukup lama dalam pengumpulan data utama, data observasi, dan data
wawancara. Proses penelitiannya fleksibel dan biasanya berkembang sesuai kondisi
dan merespon kenyataan-kenyataan hidup yang dijumpai di lapangan.
Menurut creswell beberapa karakter yang bisa menggarambarkan penelitian
etnografi diantaranya:
a. Tema budaya, pada etnografi tema budaya bersifat umum dan tidak
dimaksudkan untuk mempersempit penelitian,
b. Kelompok budaya,
c. Kepemilikan bersama atas pola-pola tingkah laku, keyakinan dan Bahasa,
d. Penelitian lapangan,
e. Deskripsi, tema dan interpretasi,
f. Konteks atau peraturan,
g. Refleksi peneliti.
2. Studi Kasus
Studi kasus merupakan jenis penelitian dimana di dalamnya peneliti menyelidiki
secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu.
Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi
secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data
berdasarkan waktu yang telah ditentukan.

8
Ahmad Nizar Rangkuti, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Citapustaka Media, 2016), h. 105-115
Kasus sama sekali tidak mewakili populasi dan tidak dimaksudkan untuk
memperoleh kesimpulan dari populasi. Kesimpulan studi kasus hanya berlaku untuk
kasus tersebut.
Dalam studi kasus terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian
ini, yaitu:
a. Pemilihan kasus: dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujuan
dan bukan secara rambang.
b. Pengumpulan data: terdapat beberap teknik pengumpulan data tetapi yang lebih
dipakai dalam penelitian kasus adalah observasi, wawancara dan analisis
dokumentasi.
c. Analisis data: setelah mengumpulkan data peneliti dapat mulai mengagregasi,
mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang dapat
dikelola.
d. Perbaikan
e. Penulisan laporan: laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, mudah dibaca
dan mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan social secara jelas.
3. Fenomenologi
Fenomenologi merupakan jenis penelitian dimana di dalmnya peneliti
mengidentifikasi hakikat pengalaman manusia tentang suatu fenomena tertentu.
Memahami pengalamn-pengalamn hidup manusia menjadikan filsafat fenomologi
sebagai suatu metode penelitian yang prosedur-prosedurnya mengharuskan peneliti
untuk mengkaji sejumlah subjek dengan terlibat secara langsung dan relative lama di
dalamnya untuk mengembangkan pola-pola dan relasi-relasi makna. Dalam proses ini,
peneliti mengesampingkan terlebih dahulu pengalaman-pengalaman pribadinya agar
dapat memahami pengalamn-pengalaman partisipan yang diteliti.
Peneliti menghimpun dan berkenaan dengan konsep pendapat, pendirian, dan
pemberian makna tehadap situasi atau pengalaman-pengalaman dalam kehidupan.
Tujuan dari penelitian fenomenologi adalah mencari atau menemukan makna dari hal-
hal esensial atau mendasar dari pengalaman hidup tersebut.
Rancangan penelitian dalam penelitian ini hamper sama dengan rancangan
penelitian pada etnografi, tetapi membedakan keduanya adalah membedakan
penekanan masalah yang mendasari dilakukannya penelitian. Kalau pada etnografi
berdasarkan pada pada suatu kebudayaan lingkungan, sedangkan pada fenomenologi
berdasarkan fenomena yang terjadi atau pengalaman-pengalaman dalam kehidupan.
4. Grounded Theory
Grounded Theory adalah prosedur penelitian kualitatif untuk mendeskripsikan,
menganalisis, dan menginterpretasikan pola-pola bertingkah laku, berkeyakinan dan
berbahasa yang diyakini bersama oleh sebuah kelompok kultural tertentu yang telah
bertumbuh kembang pada jangka waktu yang lama.
Dalam penelitian ini, gronded theory memiliki prosedur analisis data yang lebih
rumit daripada jenis penelitian kualitatif lainnya. Karena penelitian ini bersifat
sistematis dan mengikuti format standar. Emzir menjelaskan dalam penelitian
grounded theory perlu diadakannya pengkodean sebelum melakukan proses analisis
data.
Prinsip-prinsip metodologi Grounded Theory adalah sebagai berikut:
a. Perumusan masalah
Pemilihan dan perumusan masalah merupakan puat terpenting dari suatu
penelitian ilmiah. Dengan memasukkan semua batasan dalam perumusan
masalah, masalah tersebut memingkinkan peneliti untuk mengarahkan
penyeledikian secara efektif.
b. Deteksi fenomena
Fenomena stabil secara relative, ciri umum yang muncul dari dunia yang kita
lihat untuk dijelaskan. Yang lebih menarik, keteraturan penting yang dapat
dibedakan ini kadang-kadang disebut “ efek”. Fenomena meliputi suatu
cakupan ontologis yang bervariasi meliputi objek, keadaan, proses, dan
peristiwa serta ciri-ciri lain yang sulit digolongkan.
c. Penurunan Theory
Menurut Gleser dan Strauss, grounded theory dikatakan muncul secara induktif
dari sumber data sesuai metode “contant comparison” atau perbandingan tetap.
d. Pengembangan Teori
Gleser dan strauss memegang suatu perspektif dinamis pada kontruksi teori. Ini
jelas dari klaim mereka bahwa strategi analisi komparatif untuk penurunan teori
sebagai proses yaitu teori sebagai suatu kesatuan yang pernah berkembang,
bukan sebagai suatu produk.
e. Penilaian teori
Gleser dan Strauss menjelaskan bahwa ada yang lebih pada penilaian teori dari
pada pengujian untuk kecukupan empiris. Kejelasan konsistensi, sifat hemat,
kepadatan, ruang lingkup, pengintegrasian, cocok untuk data, kemampuan
menjelaskan, bersifat prediksi, harga heuristic, dan aplikasi semua itu
disinggungkan sebagai kriteria yang bersangkutan.
f. Grounded theory yang direkontruksikan.
5. Narasi
Narasi merupakan jenis penelitian di mana di dalamnya peneliti menyelidiki
kehidupan individu-individu dan meminta seorang atau kelompok individu untuk
menceritakan kehidupan mereka. Informasi kemudian diceritakan kembali oleh peneliti
dalam kronologi naratif. Di akhir tahap penelitian, peneliti harus menggabungkan gaya
naratif pandangan-pandangannya tentang kehidupan partisipan dengan pandangan-
pandangannya tentang kehidupan peneliti sendiri.
Bagi individu yang merencanakan studi narasi, setiap jenis narasi menyediakan
struktur untuk melakukan penelitian dan referensi agar mampu melakukan proyek,
pengulasan jurnal, dan diakui penerbitan buku. Bagi mereka pembaca penelitian
naratif, kurang penting untuk mengetahui jenis narasi apa yang sedang digunakan dan
lebih penting untuk mengenali karakteristik uatam dari jenis narasi.

Anda mungkin juga menyukai