Disusun oleh:
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah mengenai “Analisis Semiotika pada Novel Pada Sebuah Kapal karya
NH Dini” dengan baik meskipun terdapat banyak kekurangan didalamnya. Dan
saya ucapkan terima kasih pada Bapak Dr. Firman Hadiansyah, S.Pd, M.Hum.
selaku dosen pengampu mata kuliah Kajian Prosa Fiksi Indonesia yang telah
memberikan ilmunya kepada kami para mahasiswanya dan memberikan tugas ini
kepada mahasiswanya untuk langsung diaplikasikan ilmunya.
PENULIS
24 Desember 2018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Pertanyaan Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
A. Landasan Teori
B. Metode
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Novel Pada Sebuah Kapal terdiri atas dua bagian yang satu sama lainnya
tidak merupakan satu kesatuan, tetapi saling mendukung dan memperjelas alasan
peristiwa atau sifat-sifat tokoh pada bagian yang lain. Tokoh-tokoh di kedua
bagian sama, tetapi tokoh utama dalam bagian pertama adalah Sri, seorang penari
yang menjadi istri seorang diplomat Perancis, Charles Vincent, sedangkan tokoh
utama dalam bagian kedua adalah Michel Dubanton, seorang pelaut. Alur kedua
bagian novel itu berbeda sekali. Pada novel Pada Sebuah Kapal sebagai sumber
data. Oleh karena itu, peneliti tertarik meneliti tentang Analisis semiotika tersebut.
B. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana menganalisis karya satra menggunakan pendekatan semiotika ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui unsur semiotika apa saja yang terkandung dalam novel
Pada Sebuah Kapal Karya NH. Dini.
2. Manfaat Penelitian
Memberi ilmu baru dan pemahaman tentang Analisis Semiotika yang
ditemukan di Novel Pada Sebuah Kapal Karya NH Dini.
BAB II
TEORI DAN METODE PENELITIAN
A. Landasan Teori
Kata “semiotika” itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, semeion yang berarti
“tanda” atau seme ,yang berarti “penafsir tanda”. Sementara istilah semiotika,
yang dimunculkan pada akhir abad 19 oleh filsuf aliran pragmatik Amerika
Charles Sander Peirce, merujuk kepada “doktrin formal tentang tanda-tanda”.
Yang menjadi dasar semiotika adalah konsep tentang tanda: tak hanya bahasa dan
sistem komunikasi yang tersusun oleh tanda-tanda, melainkan dunia itu sendiri
pun-sejauh terkait dengan pikiran manusia-seluruhnya terdiri atas tanda-tanda,
karena jika tidak begitu, manusia tidak akan bisa menjalin hubungannya dengan
realitas.
Semiotik atau semiologi berasal dari kata dalam Yunani yang berarti tanda,
lambang. Semiotik atau semiologi adalah ilmu yang mengkaji secara sistematis
tentang tanda-tanda, lambang-lambang, proses penciptaan yang menyangkut
karya sastra sebagai suatu sosok yang memiliki sistem sendiri (Semi, 1993 : 86).
Dengan demikian semiotik tidak lain dari pada sebuah nama lain bagi logika,
yakni doktrin formal tentang tanda-tanda ( The Formal Doktrin of Signs), dengan
kata lain semiotik adalah suatu cabang dari filsafat (Charles S. Pierce dalam
Budiman, 2003 : 1). Sedangkan ahli lain mengatakan bahwa semiologi adalah
sebuah ilmu yang mengkaji kehidupan tanda- tanda di dalam masyarakat (A
Science that studies the life of signs within society) yang merupakan bagiam dari
disiplin psikologi sosial (Ferdinand de Saussure dalam Budiman, 2003 : 1).
B. Metode
Novel ini menceritakan tokoh seorang wanita bernama Sri. Sri adalah anak
kelima dari lima bersaudara. Ia memiliki dua kakak perempuan dan dua kakak
laki-laki. Pada saat Sri berumur tiga belas tahun Ayahnya meninggal dunia. Pada
saat tamat Sekolah Menengah, Sri bekerja sebagai seorang penyiar radio di
kotanya, mengisi acara kewanitaan. Tiga tahun berlalu, sampai akhirnya ia
mendengar pengumuman dibukanya pendaftaran bagi seorang wanita yang ingin
menjadi pramugari. Sri pun mencoba mendaftarkan diri dan ia pun mendapatkan
panggilan untuk ikut tes uji di Jakarta. Disini Sri bertemu dengan teman
sekolahnya yang bernama Narti. Namun Sri tidak lulus tes uji ini karena gangguan
kesehatan, terdapat flek di paru-parunya. Selama hampir tiga minggu Sri
beristirahat di sebuah villa di Salatiga. Setelah tidak lulus uji pramugari, Sri
melamar menjadi penyiar radio di Jakarta dan ia pun diterima.
Dari telfon ataupun telegram yang menunjukkan kedekatan Saputro dan Sri.
Saputro lalu medapatkan tugas untuk pergi ke luar negeri bersama enam orang
temannya selama enam bulan. Selama kepergian Saputro, Sri merasa sangat
kesepian. Sepulangnya Saputro, Ia pergi ke rumah Sri dan menginap disana.
Saputro menemani Sri yang sendirian di rumahnya karena paman, bibi, dan
sepupunya pergi. Sampai pada malam itu Sri dan Saputro bercintaan, hal ini
membuat Sri semakin yakin dengan Saputro. Keesokan harinya Saputro
memberikan Sri sebuah bungkusan kecil dan setelah dilihat isinya adalah gelang
emas dan cincin tipis bermata berlian. Saputro mengatakan bahwa ini adalah emas
kawin untuk pernikahan mereka. Sri dan Saputro pun hendak mempersiapkan
segala sesuatunya untuk pernikahan mereka. Sri sudah memilih bahan kebaya
yang akan ia kenakan nanti. Saputro memberinya sejumlah uang untuk membeli
perlengkapan lain. Menyiapkan surat-surat dan Saputro mengirimi surat kepada
kakak Sri mengenai rencana pernikahan mereka. Saputro lalu melanjutkan
tugasnya untuk terbang ke Malang. Tidak lama kemudian datang seorang laki-laki
berseragam angkatan udara yang menyampaikan bahwa Saputro telah gugur.
Sri sangat terkejut dan sedih mendengar kabar ini. Pernikahan yang sudah di
depan mata sirnah begitu saja ketika mendengar Saputro telah meninggal. Sri
mencoba bangkit dari keterpurukannya sejak ditinggal Saputro. Carl teman Sri
mencoba untuk menghibur Sri dan membuat Sri menjadi lebih kuat. Carl yang
baik dan perhatian kepadanya membuatnya nyaman berada disamping Carl. Carl
lalu melamar Sri, namun Sri menolaknya. Sepuluh bulan kemudian Sri menikah
dengan Charles Vincent, pria berkebangsaan Perancis yang bekerja sebagai
diplomat ini menyebabkan Sri harus ikut berpindah-pindah tempat tinggal. Sri
terpaksa melepasakan kewarganegaraan Indonesianya. Sri lalu tinggal di Kobe,
Jepang. Ia menganggap Charles adalah sosok yang penuh dengan kelembutan,
perhatian, dan kasih sayang. Namun semua itu berubah sejak mereka menikah,
Charles selalu membentak dan berkata kasar kepada Sri.
Pernikahan mereka tidak lagi seharmonis dulu meskipun saat itu Sri sedang
mengandung anak mereka. Pada musim dingin anak itu lahir. Carl pernah datang
sesekali mengunjungi Sri saat ia berada di Jepang. Beberapa saat kemudian
Charles, Sri dan anaknya terbang ke Saigon untuk pemberangkatan ke Perancis,
Charles menggunakan pesawat terbang sedangkan Sri dan anaknya menggunakan
kapal laut. Disana Sri merasa bebas karena berada jauh dari suaminya. Di kapal
itu Sri bertemu dengan berbagai macam orang dari berbagai macam negara. Ia
bertemu dengan Tuan Haller seorang kebangsaan Jerman yang tampan, Nyonya
Hench, Nyonya Beucler, dan juga para komandan kapal bernama Michel
Dubanton. Tanpa disangka Sri merasa tertarik dengan Michel di kapal itu padahal
saat itu ia belum mengetahui siapa namanya. Mereka hanya saling bertegur sapa
saat pagi atau malam hari.
Michel sudah menikah dengan perempuan bernama Nicole yang lebih tua
lima tahun darinya, namun sikapnya sangat tidak menyenangkan. Nicole yang
cerewet, kasar, banyak memerintah, dan seperti anak-anak membuat Michel tidak
lagi mencintai Nicole seperti dahulu. Meskipun mereka sudah mempunyai dua
orang anak laki-laki, tidak membuat Michel mencintai Nicole. Michel sangat
menginginkan anak perempuan, tetapi yang dilahirkan Nicole adalah anak laki-
laki. Beberapa hari kemudian Michel mengajak Sri ke kamarnya untuk mengambil
buku yang lain, lalu dikunci pintu kamarnya. Ia meletakkan kuncinya, lalu ia
menatap Sri, memeluknya, dan menciumnya. Sri tidak menolak dengan sikap
Michel, lalu mereka bercintaan. Setibanya di Marseille Sri merasa sedih karena
harus berpisah dengan Michel dan menemui suaminya Charles. Pertengahan
musim gugur Sri kembali ke Kobe. Walaupun begitu Michel beberapa kali
mengirimkan Sri surat, sampai pada surat ketiga ia mengatakan akan berlabuh di
Kobe. Sri lalu menemuinya secara diam-diam. Saat itu Michel menanyakan
apakah Sri ingin menjadi istrinya, namun Sri hanya diam. Hubungan Sri dan
Charles semakin tidak baik. Sri semakin sering memikirnkannya dan meyakinkan
diri bahwa ia mencintai Michel. Michel dan Sri saling mengirimkan kartu
bergambar dan tulisan berisikan kabar mereka. Sri mengabarkan bahwa ia akan
pindah ke Paris. Mendengar hal itu Michel berusaha meminta tugas darat di Paris
agar bisa sering bertemu dengan Sri.
Biografi Pengarang
Nh. Dini, lahir 29 Februari 1936 di Semarang. Setamat SMA bagian
Sastra (1956), mengikuti Kursus Pramugari Darat GIA Jakarta (1956),
dan terakhir mengikuti Khurusu B-I Jurusan Sejarah (1957) tahun 1957-
60 bekerja do GIA Kemayoran, Jakarta. Setelah menikah dengan Yves
Coffin, berturut-turut ia bermukim di Jepang, Perancis, Amerika Serikat,
dan sejak 1980 menetap di Jakarta dan Semarang.
Karyanya : Dua Dunia (1956), hati yang damai (1961), La Barka (1975),
Namaku Hiroko (1977), Keberangkatan (1977), Sebuah Lorong di Kotaku
(1978), Padang Ilalang di Belakang Rumah (1979), Langit dan Bumi
Sahabat Kami (1978), Sekayu (1981), Amir Hamzah Pangeran dari
Sebrang (1981), Kuncup Berseri (1982), Tuileries (1982), Seri dan Garis
(1983), dan Orang-orang Tran (1985),
Terjemahnnya : Sampar (Karya Albert Camus, La Paste, 1985).
A. Analisis semiotik dalam novel Pada Sebuah Kapal Karya Nh. Dini
SIMPULAN
A. Simpulan
Dan oleh karena itu maka karya sastra dapat dikaji dengan menggunakan berbagai
macam pendekatan-pendekatan dan salah satu yang dipakai kali ini adalah
menggunakan pendekatan semiotika yang dimana semiotika lebih membahas
kepada tanda pendanda atau lambing-lambang yang terdapat di dalam karya sastra
tersebut.
B. Saran
semoga hasil dari penelitian yang saya buat dapat digunakan sebagai bahan
rujukan atau acuan, dan juga semoga kedepannya saya dapat membuat penelitian
yang lebih baik lagi.
Dan masih banyak lagi tanda-tanda yang terdapat dalam novel ini akan tetapi
karena terbatasnya waktu saya hanya bisa memunculkan beberapa saja, dan saya
pun menyadari bahwa tulisan yang telah saya buat ini jauh dari kata sempurna
karena sayapun masih dalam tahap pembelajaran.
Maka dari itu saya membutuhkan kritikan atau saran masukan yang membangun
agar kedepannya supaya menjadi jauh lebih baik lagi dari ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Pada_Sebuah_Kapal
https://pakarkomunikasi.com/teori-semiotika-roland-barthes