Anda di halaman 1dari 24

Judul : Memahami Karya Ilmiah

Nama : Inge Moureeninta


NIM : 11191120000070
Alamat Email : inge.moureeninta19@mhs.uinjkt.ac.id

Bab I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karya Ilmiah merupakan karya tulis atau bentuk lainnya dalam bidang ilmu
pengetahuan, teknologi, atau seni yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan tata
cara ilmiah, dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati
atau ditetapkan. Melalui karya ilmiah, anggota masyarakat akademik pada suatu
perguruan tinggi dapak mengomunikasikan informasi, gagasan, kajian, atau hasil
penelitian baru. Karya ilmiah mengunakan penalaran yang logis dan
menggunakan perorganisasian yang sistematis. Karya ilmiah juga disusun secara
ilmiah artinya bersifat objektif, tidak memihak, faktual, sistematis, dan logis. Ada
berbagai jenis karya ilmiah, anatara lain laporan penelitian, makalah seminar atau
simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya ke semuanya itu merupakan
produk dari kegiatan ilmuwan. Untuk pelaporan karya ilmiah diperlukan suatu
pedoman tentang penulisan karya ilmiah. Pedoman penulisan karya ilmiah ini
memberikan petunjuk cara menulis karya ilmiah yang berupa tugas akhir, skripsi,
tesis, disertasi, artikel, makalah, dan laporan penelitian. Karya ilmiah disusun
menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan
isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau keilmiahannya. Karya
merupakan sebuah karya kreatif yang dibentuk berdasarkan daya kreatifitas
manusia yang memuat berbagai ide baru atau sesuatu hal yang unik. Sedangkan,
karya tulis merupakan sebuah karya kreatif yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
Dalam penulisan sebuah karya tulis ilmiah diperlukan sebuah penelitian-penelitian
secara mendalam pada suatu masalah, lalu dikembangkan menjadi suatu yang
baru dan dituangkan dalam sebuah tulisan. Untuk dapat membuat karya tulis
ilmiah diperlukan pemahaman mendalam mengenai tata cara pembuatan karya
tulis ilmiah.
Memahami karya tuliah ilmiah dimaksudkan agar mahasiswa atau mahasiswi
dapat mengerjakan sebuah karya tulis ilmiah dengan mudah setelah pemahaman
secara mendalam. Karena, seringkali tugas yang diemban oleh mereka dalam
lingkup perguruan tinggi tidak jauh dari pembuatan karya tulis ilmiah. Diharapkan
pembaca dapat memahami pokok bahasan yang disampaikan dengan baik,
sehingga dalam pembuatan karya tulis ilmiah dapat mengikuti aturan yang baik
dan benar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan karya tulis ilmiah?
2. Bagaimana cara menentukan permasalahan dalam karya ilmiah?
3. Bagaimana Sistematika penulisan karya ilmiah yang benar?

1.3 Maksud dan Tujuan


1. Agar pembaca dapat memahami defini karya tulis ilmiah secara mendalam
2. Agar pembaca dapat membuat sebuah karya tulis ilmiah sesuai dengan aturan
yang ada
3. Dapat memberikan pengetahuan mengenai karya tulis ilmiah dalam lingkup
pergurun tinggi dan bagi masyarakat sekitar
Bab II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Karya Tulis Ilmiah

Yang dimaksudkan dengan karya tulis adalah hasil dari suatu kegiatan menulis.
Hasil karya tulis ini dapat berupa catatan perkuliahan, catatan harian, makalah, cerpen,
skripsi, puisi, tesis, novel, komik, dan lain-lain. Singkatnya, seluruh hasil perbuatan
menulis disebut sebagai karya tulis. Yang dimaksud dari ilmiah adalah segala sesuatu yang
bersifat keilmuan, ilmu adalah pengetahuan yang telah teuji kebenarannya. Pengujian
kebenaran tersebut bisa dilakukan secara rasional atau secara empiris melalui metode-
metode ilmiah. (Erizal 2013: 1) Karya tulis ilmiah adalah sebuah ide yang dikembangkan
berdasarkan penelitian yang dilakukan secara mendalam terlebih dahulu, selanjutnya
dituangkan dalam sebuah bentuk tulisan. Karya ilmiah merupakan suatu karya tulis yang
didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun
menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang santun dan isinya
dipertanggungjawabkan kebenarannya. (Ekosusilo 1991: 11) Dalam menulis sebuah karya
ilmiah, tidak dapat digunakan pedoman dan aturan yang berlaku pada diri sendiri, tetapi
pedoman dan aturan yang berlaku secara konvensional pada kelompok tertentu dan tujuan
dari penulisan karya ilmiah adalah untuk menyampaikan gagasan penulis dengan caranya
sendiri. (Gillet 2003 dalam Yunita T. Winarto, dkk, 2004: 1) Dalam bidang perguruan
tinggi pasti sering menulis karya ilmiah entah itu skripsi, tesis, disertasi, maupun laporan
penelitian lainnya. Menulis sebuah karya ilmiah memang bertalian dengan sejumlah hal
yang berkaitan dengan kecerdasan atau intelektualitas sebagaimana sebuah pelaku
akademisi untuk dapat terus mengembangkan pikirannya yang tertuang dalam sebuah
karya ilmiah (Wahyu 2018)

Penulisan sebuah karya tulis ilmiah diperlukan riset mendalam terhadap topik yang
akan dikembangkan. Alangkah bermanfaatnya apabila tulisan itupun dapat menyajikan
temuan isu-isu teoritis, konseptual, dan metodologis yang baru, atau menemukan suatu
domain masalah baru bagi isu-isu teoritis, konseptual, dan metodologis yang lama.
(Lichbach 2003 dalam Yunita T. Winarto, dkk, 2004: 3) Penulis diharapkan dapat
membentuk sebuah karya tulis yang berasal dari kerangka berfikir seorang penulis.
Laporan dikatakan baik jika sesuai kaidah penyusunan laporan, dikatakan benar apabila
apa yang dilaporkan sesuai dengan fakta yang dilaporkan dan mencakup semua unsur yang
dilaporkan, disamping ketepatan waktu menyampaikan laporan. (Anwar 2004) Harus
ditentukan subjek penelitian yang mengacu kepada individu, kelompok, lembaga,
komunitas yang dijadikan unit analisis, dalam metodologinya harus dilengkapi dengan
alasan-alasan yang tepat. (Tim Penyusun Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2015: 12)

Dalam beberapa hal, karya tulis dianggap sebagai salah satu ukuran kompetensi
keilmuan seseorang dalam bidang studi yang dipelajarinya, yang dalam penulisannya
dibuat oleh mahasiswa untuk menyelesaikan studinya di perguruan tinggi dan harus
mengikuti standar penulisan karya ilmiah, serta ditulis sungguh-sungguh dan memenuhi
kriteria-kriteria ilmiah tertentu, sehingga validitasnya dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah. (Hamid et al. 2006: 1) Hal-hal tersebut diperuntukkan sebagai suatu pembuatan
karya tulis ilmiah yang tidak hanya memuat substansi, tetapi juga memuat esensi.
2.2 Jenis-Jenis Karya Ilmiah

Sebagai bagian dari aktivitas intelektual di perguruan tinggi, penulisan sebuah


karya tulis, baik makalah, skripsi, tesis, maupun disertasi, merupakan sebuah keniscayaan
dan keharusan. (Hamid et al. 2006: 1) Dalam penyajian suatu karya tulis ilmiah memiliki
pedoman dan aturan yang berbeda. Berikut ini merupakan macam-macam jenis karya tulis
ilmiah yang seringkali ditemukan dalam pembelajaran di perguruan tinggi, yaitu:

1. Makalah, yaitu karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau
topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut dengan disertasi analisis
yang logis dan objektif. (Bahdin dan Ardial 2008: 7)
2. Studi Kepustakaan (penelaahan teoritis), penelaahan suatu gagasan untuk
diperbandingkan, selanjutnya ditarik sebuah kesimpulan
3. Tinjauan Historik, pencatatan dilakukan secara cermat berdasarkan urutan
perkembangan dari masalah yang ditinjau
4. Deskripsi Prosedur Teknis Praktis, penggamabaran suatu teknik dengan cara-cara
dan metode tertentu yang mudah dipahami. Dan memuat penggamabaran
mengenai ringkasan tentang keuntungan dan kerugian yang hendak memberikan
suatu jaminan tentang efektivitasnya.
5. Laporan Kasus, laporan mengenai suatu pengamatan dalam suatu masalah yang
belum banyak diketahui oleh orang lain.
6. Laporan penelitian, laporan yang dilakukan dengan melakukan penelitian terlebih
dahulu yang selanjutnya disusun dengan metodologi yang terarah dan rinci.
(Haryanto et al. 2000: 9)
7. Skripsi, adalah suatu karya tulis ilmiah yang dijadikan sebuah standarisasi syarat
kelulusan perguruan tinggi tingkat awal atau disebut sebagai tingkat sarjana.
8. Tesis, karya tulis ilmiah yang dijadikan syarat kelulusan perguruan tinggi tingkat
lanjut atau S2. Selain harus menunjukkan pemahaman komprehensif atas topik
yang dipilih, sebuah tesis harus juga dapat menggambarkan korelasi keilmuan
yang dibahas dengan berbagai disiplin ilmu terkait lainnya, sehingga tercipta
sebuah kajian lintas disiplin ilmu. (Hamid et al. 2006: 3)
9. Disertasi, karya tulis ilmiah dijadikan syarat kelulusan perguruan tinggi tingkat
doktoral. Hal terpenting dalam sebuah disertasi adalah bahwa pilihan topik serta
pembahasannya harus mengandung sesuatu yang baru di bidangnya dan dapat
memberikan kontribusi, tidak saja pada level nasional, tetapi juga pada dunia
keilmuan secara keseluruhan. (Hamid et al. 2006: 3)
2.3 Ciri-Ciri Karya Ilmiah

Menurut Yudik Prasetyo, ciri-ciri penulisan sebuah karya tulis ilmiah diantaranya adalah
sebagai berikut.

1. Menyajikan fakta secara objektif.


2. Penulisannya harus cermat, tepat, dan benar.
3. Tidak mengejar keuntungan pribadi.
4. Sistematis, setiap langkah direncanakan secara terkendali, konseptual, dan
prosedural.
5. Tidak menonjolkan perasaan, karya ilmiah menyajikan sebab-akibat dan
pengertian dengan kata-kata yang mudah dipahami.
6. Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa pendukung, kecuali dalam hipotesis
kerja.
7. Hanya memuat kebenaran.
8. Tidak melebih-lebihkan sesuatu. (Yudik 2010)

Dalam penulisan sebuah karya tulis ilmiah harus memuat tulisan yang sesuai
dengan pedoman dan aturan dalam penulisan karya ilmiah sebagaimana mestinya. Struktur
dari kajian yang disampaikan harus sesuai dengan pedomannya, begitu pula dengan
substansi ataupun isi dari karya ilmiah harus memuat penelitian yang dilakukan secara
teliti, tanpa melupakan pandangan-pandangan dari tokoh yang terkait, pandangan tersebut
harus dicantumkan agar tidak diduga sebagai sesuatu bentuk plagiarisme. Sikap penulis
dalam pembuatan karya ilmiah harus kooperatif dengan panduan penulisan karya ilmiah
yang ada. Karakterisktik sebuah karya ilmiah dalam sumber lain adalah sebagai berikut.

Pertama, objektif. Yang dimaksud objektif adalah apa adanya dan sesuai fakta atau
sesuai kenyataan sebenarnya yang tidak dimanipulasi, serta bukti-bukti dari sumber yang
terkait dalam penulisan karya tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenaran dan
keabsahannya.

Kedua, netral. Aspek kenetralan disini mengacu pada ungkapan informasi yang
disampaikan penulis dan tidak memuat persoalan yang berbau emosional seperti ikatan
dalam mengajak, membujuk, dan melarang dapat dihindarkan. Karena, karya tulis ilmiah
bebas dari keberpihakkan.

Ketiga, sistematis. Maksud dalam sistematis disini merujuk pada penyusunan karya
tulis ilmiah yang sesuai dengan pedoman yang berlaku. Pola penyajiannya bersifat baku,
serta tata penulisanya sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang tepat.

Keempat, logis. Pola penalaran penulis harus bersifat logis, sesuai dengan pola
penalaran induktif dan deduktif. Sehingga, kenyataan yang ada di dalam tulisan dapat
diterima dan diserap oleh pembaca dengan baik dan mudah. Kalau penulis bermaksud
menyimpulakan suatu fakta atau data digunakan pola induktif, sebaliknya kalau penulis
bermaksud menyimpulkan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif. (Erizal 2013)
2.4 Etika Penulisan Karya Ilmiah

Dalam penulisan sebuah karya ilmiah dalam bidang akademisi seringkali ditemukan
kecerobohan penulis dalam hal pengutipan sumber rujukan. Sehingga sering terjadi dalam
sajiannya dianggap sebagai tindakan penjiplakan atau plagiarisme suatu karya. Dalam
beberapa kasus, ada kalanya seseorang tidak secara sengaja melakukan penjiplakan karena
ketidaktahuan atau ketidaktelitiannya dalam mengambil atau mengutip data yang
dibutuhkan ( Hamid et al. 2006: 4) Plagiarisme bukan merupakan masalah yang sepele,
dikarenakan dapat dikatakan sebagai sebuah pencurian ide atau gagasan dari karya orang
lain. Dalam realitasnya di dunia akademik sering ditemukan hal itu terjadi, yang pada
dalihnya dikatakan sebagai ketidaksengajaan. Untuk dapat menghindari plagiasi dalam
suatu karya ilmiah diperlukan penanaman kejujuran dalam diri penulisan serta pemahaman
yang mendalam mengenai metode penulisan yang tepat. Menurut Gillet, Hammond, dan
Martala (2009), sebenarnya masalah plagiarisme dapat dihindari dengan adanya sistem
pendidikan yang mengembangkan kemampuan menulis anak dan edukasi yang dilakukan
oleh para pendidik di sekolah maupun para orangtua di rumah. (Etty 2016: 51) Dalam
menghindara plagiarisme penulis harus memahami metode pengutipan suatu sumber yang
tepat.

2.5 Metode Penulisan Karya ilmiah

1. Menentukan Topik Penulisan


Sebelum membuat karya tulis hal dasar yang harus ditentukan adalah topik.
Karena topik menjadi hal yang krusial dalam penulisan karya ilmiah. Untuk
meneliti suatu sumber yang akan dikaji dalam karya ilmiah harus ada topiknya
terlebih dahulu. Beberapa sumber yang bisa dijadikan dasar pemilihan topik, adalah
referensi dari buku bacaan, laporan penelitian, dan isu-isu yang sedang marak dan
sekiranya patut untuk dikaji.

2. Menyusun dan Mengembangkan Kerangka Penulisan


Tahap selanjutnya adalah mengembangkan kerangka penulisan dari topik
yang telah didapat. Kerangka penulisan dibuat sebagai penjelasan sesuai dengan
topik yang dipilih. Kerangka dinyatakan sistematis jika penataan bagian-bagian
yang terdapat dalam kerangka tersusun berdasarkan pola penalaran tertentu. Dalam
penyusunan kerangka tahap yang harus dilakukan adalah mencatat gagasan,
mengelompokkan gagasan, dan mengurutkan kelompok gagasan secara sistematis.

3. Menulis Kalimat Ilmiah


Dalam penulisan kalimat suatu karya ilmiah harus sesuai dengan struktur
pembentukkan kalimat yang tepat dan sesuai dengan kaidah penulisan yang benar
dalam pembentukkan kata atau diksi. Hal yang perlu diperhatikan adalah
kelengkapan struktur kalimat, yang meliputi subjek, predikat, objek, dan
keterangan. Serta, kejelasan dalam kalimat yang dapat mempermudah pemahaman
pembaca terhadap topik yang sedang dibahas. Kemudiaan, ketepatan penggunaan
kata baku, kata hubung, kalimat pasif, dan kalimat ambigu yang sesuai dengan
pedoman umum Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).
4. Menyusun Paragraf Ilmiah
Paragraf merupakan suatu karangan atau tuturan yang terdiri dari sejumlah
kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai
pengendalinya. (Suyitno 2012: 131) Dalam penulisan paragrf ilmiah yang harus
diperhatikan adalah ide pokok yang terletak di awal, di akhir, serta di awal dan di
akhir paragraf. Selanjutnya, memuat kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan dalam
penyusunan paragraf ilmiah sesuai kaidah yang berlaku.

5. Menyusun Sistematika Karya Tulis Ilmiah


Setelah semua kerangka berfikir dalam penulisan telah terbentuk, yang
harus dilakukan selanjutnya adalah menuangkan hasil dari penelitian dan sejumlah
yang termuat dalam kerangka berfikir ke dalam suatu karya ilmiah yang
tersistematika dengan baik dan benar. (Suyono et al. 2015: 9-22)

2.6 Sistematika Penulisan Karya Ilmiah

Dalam penulisan sebuah karya ilmiah yang baik dan benar harus mengikuti prosedur
ketentuan dari penulisan sebuah karya ilmiah yang memuat isi dari laporan sebuah karya
ilmiah. Sebelum membuat suatu karya ilmiah hal yang harus dicari terlebih dahulu adalah
topik. Dalam menetukan topik hal yang harus ditanamkan yaitu topik yang akan dikaji harus
bermanfaat dan menarik minat bagi penulis dan juga pembaca. Sehingga, dalam
pembuatannya karya ilmiah yang akan dikaji menjadi sesuatu hal yang tentu saja menarik
dari segi substansial. Selanjutnya, dalam prosedurnya harus sesuai dengan pedoman yang
berlaku. Sistematika dalam penulisan karya ilmiah adalah sebagai berikut.

1. Bagian Awal
a) Lembar Sampul
• Judul karya tulis
• Kategori karya dan keterangan tujuan penulisan
• Logo Universitas
• Nama penulis
• Nomor induk mahasiswa
• Nama Jurusan atau Program Studi, Fakultas, dan Universitas
• Tahun penyelesaian karya tulis (Hijrah dan Masehi)
b) Lembar Judul
c) Lembar Pernyataan (keaslian karya)
d) Lembar Persetujuan Pembimbing
Lembar ini berisi mengenai persetujuan pembimbing terhadap karya tulis
penulis.
e) Lembar Pengesahan
Lembar ini merupakan pernyataan bahwa karya tulis sudah diujikan di
depan sidang penguji dan sudah diperbaiki sesuai dengan masukan dan
saran anggotan penguji.
f) Pedoman Transliterasi
g) Abstrak
Abstrak merupakan ulasan singkat mengenai mengapa dan bagaimana
sebuah penelitian dilakukan serta apa hasil au temuan terpenting sebagai
kesimpulan penelitian, atau dapat disebut sebagai garis besar sebuah karya
tulis. Dalam artikel ilmiah jurnah, bagian abstrak berfungsi untuk mencerna
isi jurnal ilmiah dengan singkat, maksudnya adalah sebagai penjelas tanpa
mengacu pada artikel ilmiah jurnal (Fajar 2015)
h) Kata Pengantar
Kata pengantar berisi rasa syukur dan ucapan terima kasih penulis kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya ilmiah i)
i) Daftar Isi
Daftar isi memuat judul-judul dan sub-juduk isi karya tulis, serta memuat
keseluruhan halaman yang ada dalam sebuah karya tulis
2. Bagian Tengah
a) Pendahuluan
• Latar Belakang Masalah
• Batasan dan Rumusan Masalah
• Tujuan Penelitian
• Manfaat Penelitian
• Tinjauan Pustaka
• Kerangka Teori
• Metode Penelitian
• Sistematika Penelitian
b) Pembahasan (bab terdiri dari beberapa bab sesuai kebutuhan)
c) Penutup (kesimpulan dan saran)
d) Daftar Pustaka
Berisi mengenai semua sumber kepustakaan, baik primer maupun sekunder.
e) Lampiran-lampiran (jika diperlukan).

Huruf yang digunakan untuk bagian lembar sampul adalah Tomes New Roman,
dengan ukuran dianjurkan adalah 16 untuk judul, 14 untuk nama penullis,
nomor induk mahasiswa, nama Program Studi, Fakults, Universitas dan tahun
penyelesaian karya tulis, serta 12 untuk bagian “keterangan tujuan penulisan”.
Semua teks tersebut didudun dengan simetris tengah atau center. (Hamid et al.
2006: 12-14)
2.7 Sikap Penulis

Sikap penulis dalam penyusunan sebuah karya tulis ilmiah harus memuat aspek-aspek
secara ilmiah, diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Sikap ingin tahu, seorang penulis harus memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
Sehingga, dalam penulisan sebuah karya ilmiah dapat melakukan riset atau penelitian
secara mendalam sesuai dengan topik yang dikaji.
b. Sikap kritis, sikap ini perlu ditumbuhkan dalam jiwa seorang penulis agar dalam
pencarian sumber yang sebanyak-banyaknya dapat menyerap esensi yang
disampaikan dari laporan yang diteliti.
c. Sikap objektif, penulisan sebuah karya ilmiah harus disampaikan apa adanya sesuai
dengan fakta atau kenyataan sebenarnya
d. Sikap ingin menemukan, kaitannya dalam metode-metode baru agar sebuah karya
ilmiah yang ditulis menjadi menarik.
e. Sikap menghargai orang lain, seorang penulis harus terbiasa dalam menghargai orang
lain baik dalam pencarian laporan penelitian yang akan dikaji, maupun pengutipan
sumber dari suatu media. Salah satunya dengan cara mencantumkan sumber yang
dikutip sesuai dengan yang seharusnya.
f. Sikap tekun, seorang penulis harus tekun dan tidak mudah menyerah dalam terus
melakukan penelitian terhadap topik yang dikaji.
g. Sikap terbuka, penulis harus memiliki pemikiran terbukan terhadap hasil riset yang
diterima. Sehingga, disinilah muncul sisi netralitas seorang penulis. (Aris 2019)

2.8 Kode Etik Penulis

Menurut Miien A. Rifai, dalam menyiapkan tulisan untuk diterbitkan, penulis


dijiwai oleh seperangkat norma yang boleh dikatakan hampir berlaku secara universal.
Berikut ini adalah beberapa hal yang disebut sebagai kode etik penulis:

• Penulis dituntut untuk menjunjung tinggi posisi terhormatnya sebagai seorang


terpelajar, dengan jalan menjaga kebenaran hakiki, manfaat, dan makna informasi
yang akan disebarluaskan.
• Penulis harus memperhatikan kepentingan penerbit yang mendanai penerbitan
sehingga keringkasan dan kepadatan tulisan mendasari penyiapan naskah sebab hal
itu berarti penekanan terhadap biaya percetakan.
• Penulis berkepentingan bahwa naskah yang dipersiapkannya diterbitkan dan
disebarluaskan, dan untuk itu menyadari sepenuhnya keperluan adanya bantuan
penyunting sebagai jembatan penghubung dengan pembacanya.
• Penulis hanya akan mengajukan naskah yang dipersiapkan seteliti-telitinya sesuai
dengan format yang dibakukan, dan dengan cermat mengikuti petunjuk pengarang
yang digariskan penyunting yang menjaga ketaatasasan penampilan media
komunikasi yang diasuhnya.
• Penulis berkewajiban tanggap terhadap usul dan saran penyunting sehingga segera
mengembalikan naskah yang harus diperbaiki dan direvisinya agar tujuan
memajukan ilmu dan teknologi dapat tercapai secepatnya.
• Penulis mutlak selalu bersikap jujur kepada dirinya dan jujur kepada umum sehingga
ia tidak akan menutupi kelemahan atau memperbesar kelebihan hasil yang
dicapainya.
• Penulis berkewajiban menjunjung tinggi hak, pendapt, atau temuan orang lain
sehingga selalu menjauhi perbuatan tercela seperti mengambil ide dan gagasan orang
lain yang belum diumumkan serta diakui sebagai gagasannya sendiri.
• Penulis mengetahui sepenuhnya bahwa mengutip pernyataan atau pendapat orang
lain secara jelas menyebutkan sumbernya tidaklah merupakan perbuatan tercela.
• Penulis bertanggung jawab terhadap semua kesalahan isi terbitan dan menanggung
segala bentuk hukuman jika secara hukum terbukti bahwa isi terbitan tadi melanggar
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk kepentingan umum, penulis
berkewajiban merevisi atau mempersiapkan edisi baru karyanya jika diminta oleh
penerbit
• Penulis mempunyai tugas mulia untuk membantu penerbit mencari penyandang dana
tambahan, dan menggalakkan promosi terbitan hasil karyanya. (Miien 2004: 4-7)

2.9 Pentingnya Memahami Karya Tulis Ilmiah bagi Mahasiswa

Bentuk suatu karya tulis ilmiah mungkin bukan suatu hal yang asing lagi jika
dikaitkan dengan dunia akademik. Lebih lagi dalam lingkup perguruan tinggi, karya
tulis ilmiah merupakan suatu tugas sehari-hari. Bahkan, karya ilmiah juga dijadikan
sebuah standarisasi persyaratan kelulusan mahasiswa. Yang dikarenakan dalam tingkat
perguruan tinggi, seorang mahasiswa harus mampu dalam mengembangkan kerangka
berfikirnya yang lebih luas dan selanjutnya dituangkan dalam bentuk tulisan pada
suatu karya tulis ilmiah. Bukan hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga akan
bermanfaat sebagai bahan rujukan orang lain. Mahasiswa sebagai insan yang dapat
dikatakan lebih mudah menyerap disamping perkembangan kedewasaan mereka,
sehingga dari cara berfikir juga dianggap mampu untuk lebih kritis dan logis dalam
memecahkan suatu masalah yang ada. Menurut Mcdevitt dan Ormrod, kemampuan
anak untuk membuat komposisi tulisan akan berkembang seiring dengan
bertambahnya usia. (Mcdevitt dan Ormrod (2010) dalam Etty (2015): 54)

Di semua Perguruan Tinggi mahasiswa diwajibkan untuk dapat memahami dan


menyusun suatu karya tulis ilmiah. Karena dalam lingkup akademisi, karya ilmiah
merupakan suatu rujukan ilmu yang akan bermanfaat, dikarenakan memuat
pengetahuan pengetahuan berdasarkan dari penelitian dan pengamatan yang jelas.
Sumber dari penyusunan karya tulis ilmiah harus disusun secara tepat.Karena
seringkali, dalam kasusnya penulisan karya tulis ilmiah yang baik dan benar tidak
diikuti sesuai dengan kaidah dalam pedoman yang berlaku. Sehingga, sering ditemukan
kesalahan dan bahkan dapat berdampak besar menjadi sebuah kasus plagiarisme. Maka
dari itu, mahasiswa telah diingatkan agar tidak terjerumus dalam kesalahan penulisan.
Itulah mengapa seorang mahasiswa harus mengerti dan sudah paham mengenai metode
yang tepat dalam penulisan karya ilmiah.
Bab III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam sebuah penulisan karya tulis ilmiah seringkali ditemukan ketidak telitian penulis
dalam membuat laporan. Karena, kekurang pahaman dalam metode penulisan sebuah karya
ilmiah yang baik dan benar. Sehingga, dalam memahami sebuah karya ilmiah secara mendalam
diperlukan sebagai seorang pelaku akademisi. Dalam penulisan karya diharuskan dalam mengikuti
pedoman dan aturan yang berlaku, agar dalam penyusunannya tidak ditemukan kecacatan
penulisan, yang akan berakibat dalam kehilangan esensi dari karya ilmiah itu sendiri.

3.2 Saran

Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan terkait pemahaman dalam karya tulis
ilmiah. Ada baiknya, pembaca benar-benar memahami metode dan sistematika penulisan karya
ilmiah yang tepat sebagai sebuah penunjang dari hasil proses berfikir yang tertuang dalam sebuah
karya tulis ilmiah. Serta dapat mempraktikan dalam membuat karya ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA

Ruslijanto, Hartono, Haryanto A.G, dan Datu Mulyono. 2000. Metode Penulisan dan
Penyajian Karya Ilmiah. Jakarta: EGC.

Tanjung, Bahdin Nur. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi, dan Tesis)
dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah. Jakarta: Kencana)

Gani, Erizal. 2013. Komponen-Komponen Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Pustaka Reka Cipta.

Winarto, Yunita T, Totok Suhardiyanto, dan Ezra M. Choesin. 2004. Karya Tulis Ilmiah
Sosal: Menyiapkan, Menulis, dan Mencermatinya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Indriati, Etty. 2015. Strategi Hindari Plagiarisme. Jakarta: Gramedia.

Wibowo, Wahyu. 2018. Menulis Artikel Ilmiah yang Komunikatif. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasuhi, Hamid, Ismatu Ropi, Oman Fathurahman, Syairozi Dimyati, Netty Hartati, dan
Syopiansyah Jaya Putra. 2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Center for Quality
Development and Assurance.

Junaedi, Fajar. 2015. Menulis Kreatif: Panduan Penulisan Ilmiah. Jakarta: Prenadamedia
Group.

Ekosusilo, Madyo dan Bambang Triyanto. 1991. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Semarang: Dahara Prize.

Panduan Penyusunan Proposal dan Penulisan Skripsi. 2015. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah.

Prasetyo, Yudik. “Penulisan Karya Ilmiah.” Artikel diakses pada 2010 dari
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132308484/pendidikan/Penulisan+Karya+Ilmiah.pdf

Rifai, Mien A. 2004. Pegangan Gaya Penulis, Penyuntingan, dan Penerbitan Karya Ilmiah
Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Bab I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karya Ilmiah merupakan karya tulis atau bentuk lainnya dalam bidang ilmu pengetahuan,
teknologi, atau seni yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah, dan mengikuti
pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan. Melalui karya ilmiah,
anggota masyarakat akademik pada suatu perguruan tinggi dapak mengomunikasikan informasi,
gagasan, kajian, atau hasil penelitian baru. Karya ilmiah mengunakan penalaran yang logis dan
menggunakan perorganisasian yang sistematis. Karya ilmiah juga disusun secara ilmiah artinya
bersifat objektif, tidak memihak, faktual, sistematis, dan logis. Ada berbagai jenis karya ilmiah,
anatara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada
dasarnya ke semuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Untuk pelaporan karya
ilmiah diperlukan suatu pedoman tentang penulisan karya ilmiah. Pedoman penulisan karya
ilmiah ini memberikan petunjuk cara menulis karya ilmiah yang berupa tugas akhir, skripsi, tesis,
disertasi, artikel, makalah, dan laporan penelitian. Karya ilmiah disusun menurut metode
tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya atau keilmiahannya. Karya merupakan sebuah karya
kreatif yang dibentuk berdasarkan daya kreatifitas manusia yang memuat berbagai ide baru atau
sesuatu hal yang unik. Sedangkan, karya tulis merupakan sebuah karya kreatif yang dituangkan
dalam bentuk tulisan. Dalam penulisan sebuah karya tulis ilmiah diperlukan sebuah penelitian-
penelitian secara mendalam pada suatu masalah, lalu dikembangkan menjadi suatu yang baru
dan dituangkan dalam sebuah tulisan. Untuk dapat membuat karya tulis ilmiah diperlukan
pemahaman mendalam mengenai tata cara pembuatan karya tulis ilmiah.

Memahami karya tuliah ilmiah dimaksudkan agar mahasiswa atau mahasiswi dapat
mengerjakan sebuah karya tulis ilmiah dengan mudah setelah pemahaman secara mendalam.
Karena, seringkali tugas yang diemban oleh mereka dalam lingkup perguruan tinggi tidak jauh
dari pembuatan karya tulis ilmiah. Diharapkan pembaca dapat memahami pokok bahasan yang
disampaikan dengan baik, sehingga dalam pembuatan karya tulis ilmiah dapat mengikuti aturan
yang baik dan benar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan karya tulis ilmiah?
2. Bagaimana cara menentukan permasalahan dalam karya ilmiah?
3. Bagaimana Sistematika penulisan karya ilmiah yang benar?

1.3 Maksud dan Tujuan


1. Agar pembaca dapat memahami defini karya tulis ilmiah secara mendalam
2. Agar pembaca dapat membuat sebuah karya tulis ilmiah sesuai dengan aturan yang ada
3. Dapat memberikan pengetahuan mengenai karya tulis ilmiah dalam lingkup pergurun
tinggi dan bagi masyarakat sekitar
Bab II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Karya Tulis Ilmiah

Yang dimaksudkan dengan karya tulis adalah hasil dari suatu kegiatan menulis. Hasil karya
tulis ini dapat berupa catatan perkuliahan, catatan harian, makalah, cerpen, skripsi, puisi, tesis,
novel, komik, dan lain-lain. Singkatnya, seluruh hasil perbuatan menulis disebut sebagai karya
tulis. Yang dimaksud dari ilmiah adalah segala sesuatu yang bersifat keilmuan, ilmu adalah
pengetahuan yang telah teuji kebenarannya. Pengujian kebenaran tersebut bisa dilakukan secara
rasional atau secara empiris melalui metode-metode ilmiah.1 Karya tulis ilmiah adalah sebuah ide
yang dikembangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan secara mendalam terlebih dahulu,
selanjutnya dituangkan dalam sebuah bentuk tulisan. Karya ilmiah merupakan suatu karya tulis
yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun
menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang santun dan isinya
dipertanggungjawabkan kebenarannya.2 Dalam menulis sebuah karya ilmiah, tidak dapat
digunakan pedoman dan aturan yang berlaku pada diri sendiri, tetapi pedoman dan aturan yang
berlaku secara konvensional pada kelompok tertentu dan tujuan dari penulisan karya ilmiah
adalah untuk menyampaikan gagasan penulis dengan caranya sendiri.2 Dalam bidang perguruan
tinggi pasti sering menulis karya ilmiah entah itu skripsi, tesis, disertasi, maupun laporan
penelitian lainnya. Menulis sebuah karya ilmiah memang bertalian dengan sejumlah hal yang
berkaitan dengan kecerdasan atau intelektualitas sebagaimana sebuah pelaku akademisi untuk
dapat terus mengembangkan pikirannya yang tertuang dalam sebuah karya ilmiah.3

Penulisan sebuah karya tulis ilmiah diperlukan riset mendalam terhadap topik yang akan
dikembangkan. Alangkah bermanfaatnya apabila tulisan itupun dapat menyajikan temuan isuisu
teoritis, konseptual, dan metodologis yang baru, atau menemukan suatu domain masalah baru bagi
isu-isu teoritis, konseptual, dan metodologis yang lama.4 Penulis diharapkan dapat membentuk
sebuah karya tulis yang berasal dari kerangka berfikir seorang penulis. Laporan dikatakan baik jika
sesuai kaidah penyusunan laporan, dikatakan benar apabila apa yang dilaporkan sesuai dengan fakta
yang dilaporkan dan mencakup semua unsur yang dilaporkan, disamping ketepatan waktu
menyampaikan laporan.5 Harus ditentukan subjek penelitian yang mengacu kepada individu,
kelompok, lembaga, komunitas yang dijadikan unit analisis, dalam metodologinya harus dilengkapi

1
Erizal Gani, Komponen-Komponen Karya Tulis Ilmiah (Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2013), h.1.
2
Madyo Ekosusilo dan Bambang Triyanto, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Semarang: Dahara
Prize, 1991), h. 11.
2
Yunita T Winarto, Totok Suhardiyanto, dan Ezra M. Chosein, Karya Tulis Ilmiah Sosial:
Menyiapkan, Menulis, Mencermatinya (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004), h. 1.
3
Wahyu Wibowo, Menulis Artikel Ilmiah yang Komunikatif (Jakarta: Bumi Aksara), h. 2-3.
4
Yunita T Winarto, Karya Tulis Ilmiah Sosial: Menyiapkan, Menulis, Mencermatinya (Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 2004), h. 3.
5
Anwar Hasnun, Pedoman dan Petunjuk Praktis Karya Tulis (Yogyakarta: Absolut, 2004), h. 49.
dengan alasan-alasan yang tepat.6 Dalam beberapa hal, karya tulis dianggap sebagai salah satu
ukuran kompetensi keilmuan seseorang dalam bidang studi yang dipelajarinya, yang dalam
penulisannya dibuat oleh mahasiswa untuk menyelesaikan studinya di perguruan tinggi dan harus
mengikuti standar penulisan karya ilmiah, serta ditulis sungguh-sungguh dan memenuhi kriteria-
kriteria ilmiah tertentu, sehingga validitasnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Hal-hal
tersebut diperuntukkan sebagai suatu pembuatan karya tulis ilmiah yang tidak hanya memuat
substansi, tetapi juga memuat esensi.

2.2 Jenis-Jenis Karya Ilmiah

Sebagai bagian dari aktivitas intelektual di perguruan tinggi, penulisan sebuah karya tulis,
baik makalah, skripsi, tesis, maupun disertasi, merupakan sebuah keniscayaan dan keharusan.
Dalam penyajian suatu karya tulis ilmiah memiliki pedoman dan aturan yang berbeda. Berikut ini
merupakan macam-macam jenis karya tulis ilmiah yang seringkali ditemukan dalam pembelajaran
di perguruan tinggi, yaitu:

10. Makalah, yaitu karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topik
tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut dengan disertasi analisis yang logis dan
objektif.7
11. Studi Kepustakaan (penelaahan teoritis), penelaahan suatu gagasan untuk
diperbandingkan, selanjutnya ditarik sebuah kesimpulan
12. Tinjauan Historik, pencatatan dilakukan secara cermat berdasarkan urutan
perkembangan dari masalah yang ditinjau
13. Deskripsi Prosedur Teknis Praktis, penggamabaran suatu teknik dengan cara-cara dan
metode tertentu yang mudah dipahami. Dan memuat penggamabaran mengenai
ringkasan tentang keuntungan dan kerugian yang hendak memberikan suatu jaminan
tentang efektivitasnya.
14. Laporan Kasus, laporan mengenai suatu pengamatan dalam suatu masalah yang belum
banyak diketahui oleh orang lain.
15. Laporan penelitian, laporan yang dilakukan dengan melakukan penelitian terlebih dahulu
yang selanjutnya disusun dengan metodologi yang terarah dan rinci.8
16. Skripsi, adalah suatu karya tulis ilmiah yang dijadikan sebuah standarisasi syarat kelulusan
perguruan tinggi tingkat awal atau disebut sebagai tingkat sarjana.
17. Tesis, karya tulis ilmiah yang dijadikan syarat kelulusan perguruan tinggi tingkat lanjut atau
S2. Selain harus menunjukkan pemahaman komprehensif atas topik yang dipilih, sebuah
tesis harus juga dapat menggambarkan korelasi keilmuan yang dibahas dengan berbagai
disiplin ilmu terkait lainnya, sehingga tercipta sebuah kajian lintas disiplin ilmu.

6
Tim Penyusun Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Panduan Penyusunan Proposal dan
Penulisan Skripsi (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2015), h. 12.
7
Bahdin Nur Tanjung dan Ardial.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi, dan Tesis)
dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah (Jakarta: Kencana, 2009), h. 7.
8
Haryanto A.G, Hartono Ruslijanto, dan Datu Mulyono, Metode Penulisan dan Penyajian Karya
Ilmiah (Jakarta: EGC, 2000), h. 9.
18. Disertasi, karya tulis ilmiah dijadikan syarat kelulusan perguruan tinggi tingkat doktoral.
Hal terpenting dalam sebuah disertasi adalah bahwa pilihan topik serta pembahasannya
harus mengandung sesuatu yang baru di bidangnya dan dapat memberikan kontribusi,
tidak saja pada level nasional, tetapi juga pada dunia keilmuan secara keseluruhan.9

2.3 Ciri-Ciri Karya Ilmiah

Menurut Yudik Prasetyo, ciri-ciri penulisan sebuah karya tulis ilmiah diantaranya adalah sebagai
berikut.

9. Menyajikan fakta secara objektif.


10. Penulisannya harus cermat, tepat, dan benar.
11. Tidak mengejar keuntungan pribadi.
12. Sistematis, setiap langkah direncanakan secara terkendali, konseptual, dan prosedural.
13. Tidak menonjolkan perasaan, karya ilmiah menyajikan sebab-akibat dan pengertian
dengan kata-kata yang mudah dipahami.
14. Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa pendukung, kecuali dalam hipotesis kerja.
15. Hanya memuat kebenaran.
16. Tidak melebih-lebihkan sesuatu.10

Dalam penulisan sebuah karya tulis ilmiah harus memuat tulisan yang sesuai dengan
pedoman dan aturan dalam penulisan karya ilmiah sebagaimana mestinya. Struktur dari kajian
yang disampaikan harus sesuai dengan pedomannya, begitu pula dengan substansi ataupun isi
dari karya ilmiah harus memuat penelitian yang dilakukan secara teliti, tanpa melupakan
pandangan-pandangan dari tokoh yang terkait, pandangan tersebut harus dicantumkan agar tidak
diduga sebagai sesuatu bentuk plagiarisme. Sikap penulis dalam pembuatan karya ilmiah harus
kooperatif dengan panduan penulisan karya ilmiah yang ada. Karakterisktik sebuah karya ilmiah
dalam sumber lain adalah sebagai berikut.

Pertama, objektif. Yang dimaksud objektif adalah apa adanya dan sesuai fakta atau sesuai
kenyataan sebenarnya yang tidak dimanipulasi, serta bukti-bukti dari sumber yang terkait dalam
penulisan karya tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenaran dan keabsahannya.

Kedua, netral. Aspek kenetralan disini mengacu pada ungkapan informasi yang
disampaikan penulis dan tidak memuat persoalan yang berbau emosional seperti ikatan dalam
mengajak, membujuk, dan melarang dapat dihindarkan. Karena, karya tulis ilmiah bebas dari
keberpihakkan.

9
Hamid Nasuhi, Ismatu Ropi, Oman Fathurahman, Syairozi Dimyati, Netty Hartati, dan
Syopiansyah Jaya Putra, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jakarta: Center for Quality
Development and Assurance, 2007), h. 3.
10
Yudik Prasetyo, “Penulisan Karya Ilmiah,” 2010 [Artikel Online]; tersedia di
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132308484/pendidikan/Penulisan+Karya+Ilmiah.pdf
Ketiga, sistematis. Maksud dalam sistematis disini merujuk pada penyusunan karya tulis
ilmiah yang sesuai dengan pedoman yang berlaku. Pola penyajiannya bersifat baku, serta tata
penulisanya sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang tepat.

Keempat, logis. Pola penalaran penulis harus bersifat logis, sesuai dengan pola penalaran
induktif dan deduktif. Sehingga, kenyataan yang ada di dalam tulisan dapat diterima dan diserap
oleh pembaca dengan baik dan mudah. Kalau penulis bermaksud menyimpulakan suatu fakta atau
data digunakan pola induktif, sebaliknya kalau penulis bermaksud menyimpulkan suatu teori atau
hipotesis digunakan pola deduktif.11

2.4 Etika Penulisan Karya Ilmiah

Dalam penulisan sebuah karya ilmiah dalam bidang akademisi seringkali ditemukan
kecerobohan penulis dalam hal pengutipan sumber rujukan. Sehingga sering terjadi dalam
sajiannya dianggap sebagai tindakan penjiplakan atau plagiarisme suatu karya. Dalam beberapa
kasus, ada kalanya seseorang tidak secara sengaja melakukan penjiplakan karena ketidaktahuan
atau ketidaktelitiannya dalam mengambil atau mengutip data yang dibutuhkan.12 Plagiarisme
bukan merupakan masalah yang sepele, dikarenakan dapat dikatakan sebagai sebuah pencurian
ide atau gagasan dari karya orang lain. Dalam realitasnya di dunia akademik sering ditemukan hal
itu terjadi, yang pada dalihnya dikatakan sebagai ketidaksengajaan. Untuk dapat menghindari
plagiasi dalam suatu karya ilmiah diperlukan penanaman kejujuran dalam diri penulisan serta
pemahaman yang mendalam mengenai metode penulisan yang tepat. Menurut Gillet, Hammond,
dan Martala (2009), sebenarnya masalah plagiarisme dapat dihindari dengan adanya sistem
pendidikan yang mengembangkan kemampuan menulis anak dan edukasi yang dilakukan oleh
para pendidik di sekolah maupun para orangtua di rumah.13 Dalam menghindara plagiarisme
penulis harus memahami metode pengutipan suatu sumber yang tepat. Sehingga, dalam
realisasinya tidak terjadi dugaan plagiarisme yang dialami seorang penulis.

2.5 Metode Penulisan Karya ilmiah

6. Menentukan Topik Penulisan


Sebelum membuat karya tulis hal dasar yang harus ditentukan adalah topik.
Karena topik menjadi hal yang krusial dalam penulisan karya ilmiah. Untuk meriset dan
meneliti suatu sumber yang akan dikaji dalam karya ilmiah harus ada topiknya terlebih
dahulu. Beberapa sumber yang bisa dijadikan dasar pemilihan topik, adalah referensi dari
buku bacaan, laporan penelitian, dan isu-isu yang sedang marak dan sekiranya patut
untuk dikaji.

7. Menyusun dan Mengembangkan Kerangka Penulisan


Tahap selanjutnya adalah mengembangkan kerangka penulisan dari topik yang
telah didapat. Kerangka penulisan dibuat sebagai penjelasan sesuai dengan topik yang

11
Erizal Gani, Komponen-Komponen Karya Tulis Ilmiah (Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2013), h.
5.
12
Hamid Nasuhi, Ismatu Ropi, Oman Fathurahman, Syairozi Dimyati, Netty Hartati, dan
Syopiansyah Jaya Putra, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jakarta: Center for Quality
Development and Assurance, 2007), h. 4.
13
Etty Indriati, Strategi Hindari Plagiarisme (Jakarta: Gramedia, 2015), h. 51.
dipilih. Kerangka dinyatakan sistematis jika penataan bagian-bagian yang terdapat dalam
kerangka tersusun berdasarkan pola penalaran tertentu. Dalam penyusunan kerangka
tahap yang harus dilakukan adalah mencatat gagasan, mengelompokkan gagasan, dan
mengurutkan kelompok gagasan secara sistematis.

8. Menulis Kalimat Ilmiah


Dalam penulisan kalimat suatu karya ilmiah harus sesuai dengan struktur pembentukkan
kalimat yang tepat dan sesuai dengan kaidah penulisan yang benar dalam pembentukkan
kata atau diksi. Hal yang perlu diperhatikan adalah kelengkapan struktur kalimat, yang
meliputi subjek, predikat, objek, dan keterangan. Serta, kejelasan dalam kalimat yang
dapat mempermudah pemahaman pembaca terhadap topik yang sedang dibahas.
Kemudiaan, ketepatan penggunaan kata baku, kata hubung, kalimat pasif, dan kalimat
ambigu yang sesuai dengan pedoman umum Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).

9. Menyusun Paragraf Ilmiah


Paragraf merupakan suatu karangan atau tuturan yang terdiri dari sejumlah
kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya.
Dalam penulisan paragrf ilmiah yang harus diperhatikan adalah ide pokok yang terletak di
awal, di akhir, serta di awal dan di akhir paragraf. Selanjutnya, memuat kesatuan,
kepaduan, dan kelengkapan dalam penyusunan paragraf ilmiah sesuai kaidah yang
berlaku.

10. Menyusun Sistematika Karya Tulis Ilmiah


Setelah semua kerangka berfikir dalam penulisan telah terbentuk, yang harus
dilakukan selanjutnya adalah menuangkan hasil dari penelitian dan sejumlah yang
termuat dalam kerangka berfikir ke dalam suatu karya ilmiah yang tersistematika dengan
baik dan benar.

2.6 Sistematika Penulisan Karya Ilmiah

Dalam penulisan sebuah karya ilmiah yang baik dan benar harus mengikuti prosedur ketentuan dari
penulisan sebuah karya ilmiah yang memuat isi dari laporan sebuah karya ilmiah. Sebelum
membuat suatu karya ilmiah hal yang harus dicari terlebih dahulu adalah topik. Dalam menetukan
topik hal yang harus ditanamkan yaitu topik yang akan dikaji harus bermanfaat dan menarik minat
bagi penulis dan juga pembaca. Sehingga, dalam pembuatannya karya ilmiah yang akan dikaji
menjadi sesuatu hal yang tentu saja menarik dari segi substansial. Selanjutnya, dalam prosedurnya
harus sesuai dengan pedoman yang berlaku. Sistematika dalam penulisan karya ilmiah adalah
sebagai berikut.
3. Bagian Awal
n) Lembar Sampul
• Judul karya tulis
• Kategori karya dan keterangan tujuan penulisan
• Logo Universitas
• Nama penulis
• Nomor induk mahasiswa
• Nama Jurusan atau Program Studi, Fakultas, dan Universitas
• Tahun penyelesaian karya tulis (Hijrah dan Masehi)
o) Lembar Judul
p) Lembar Pernyataan (keaslian karya)
q) Lembar Persetujuan Pembimbing
Lembar ini berisi mengenai persetujuan pembimbing terhadap karya tulis penulis.

r) Lembar Pengesahan
Lembar ini merupakan pernyataan bahwa karya tulis sudah diujikan di depan
sidang penguji dan sudah diperbaiki sesuai dengan masukan dan saran anggotan
penguji.

s) Pedoman Transliterasi
t) Abstrak
Abstrak merupakan ulasan singkat mengenai mengapa dan bagaimana sebuah
penelitian dilakukan serta apa hasil au temuan terpenting sebagai kesimpulan
penelitian, atau dapat disebut sebagai garis besar sebuah karya tulis. Dalam
artikel ilmiah jurnah, bagian abstrak berfungsi untuk mencerna isi jurnal ilmiah
dengan singkat, maksudnya adalah sebagai penjelas tanpa mengacu pada artikel
ilmiah jurnal.14
u) Kata Pengantar
Kata pengantar berisi rasa syukur dan ucapan terima kasih penulis kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya ilmiah v)

v) Daftar Isi
Daftar isi memuat judul-judul dan sub-juduk isi karya tulis, serta memuat
keseluruhan halaman yang ada dalam sebuah karya tulis

4. Bagian Tengah
f) Pendahuluan
• Latar Belakang Masalah
• Batasan dan Rumusan Masalah
• Tujuan Penelitian
• Manfaat Penelitian
• Tinjauan Pustaka
• Kerangka Teori
• Metode Penelitian

14
Fajar Junaedi, Menulis Kreatif: Panduan Penulisan Ilmiah (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015),
h. 111.
• Sistematika Penelitian
g) Pembahasan (bab terdiri dari beberapa bab sesuai kebutuhan)
h) Penutup (kesimpulan dan saran)
i) Daftar Pustaka
Berisi mengenai semua sumber kepustakaan, baik primer maupun sekunder.
j) Lampiran-lampiran (jika diperlukan).

Huruf yang digunakan untuk bagian lembar sampul adalah Tomes New Roman,
dengan ukuran dianjurkan adalah 16 untuk judul, 14 untuk nama penullis, nomor
induk mahasiswa, nama Program Studi, Fakults, Universitas dan tahun penyelesaian
karya tulis, serta 12 untuk bagian “keterangan tujuan penulisan”. Semua teks tersebut
didudun dengan simetris tengah atau center.15

2.10 Sikap Penulis

Sikap penulis dalam penyusunan sebuah karya tulis ilmiah harus memuat aspek-aspek secara
ilmiah, diantaranya adalah sebagai berikut.

• Sikap ingin tahu, seorang penulis harus memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Sehingga, dalam
penulisan sebuah karya ilmiah dapat melakukan riset atau penelitian secara mendalam
sesuai dengan topik yang dikaji.
• Sikap kritis, sikap ini perlu ditumbuhkan dalam jiwa seorang penulis agar dalam pencarian
sumber yang sebanyak-banyaknya dapat menyerap esensi yang disampaikan dari laporan
yang diteliti.
• Sikap objektif, penulisan sebuah karya ilmiah harus disampaikan apa adanya sesuai dengan
fakta atau kenyataan sebenarnya
• Sikap ingin menemukan, kaitannya dalam metode-metode baru agar sebuah karya ilmiah
yang ditulis menjadi menarik.
• Sikap menghargai orang lain, seorang penulis harus terbiasa dalam menghargai orang lain
baik dalam pencarian laporan penelitian yang akan dikaji, maupun pengutipan sumber dari
suatu media. Salah satunya dengan cara mencantumkan sumber yang dikutip sesuai dengan
yang seharusnya.
• Sikap tekun, seorang penulis harus tekun dan tidak mudah menyerah dalam terus
melakukan penelitian terhadap topik yang dikaji.
• Sikap terbuka, penulis harus memiliki pemikiran terbukan terhadap hasil riset yang
diterima. Sehingga, disinilah muncul sisi netralitas seorang penulis.16

15
Hamid Nasuhi, Ismatu Ropi, Oman Fathurahman, Syairozi Dimyati, Netty Hartati, dan
Syopiansyah Jaya Putra, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jakarta: Center for Quality
Development and Assurance, 2007), h. 12-14.
16
Aris Kurniawan, “Karya Ilmiah: Pengertian, Manfaat, Tujuan, Bentuk, Komponen, Sikap,
Macam, Ciri, Para Ahli,” 25 Juli 2019 [Artikel Online]; tersedia di
https://www.gurupendidikan.co.id/karyailmiah/#forward
2.11 Kode Etik Penulis

Menurut Miien A. Rifai, dalam menyiapkan tulisan untuk diterbitkan, penulis dijiwai
oleh seperangkat norma yang boleh dikatakan hampir berlaku secara universal. Berikut ini
adalah beberapa hal yang disebut sebagai kode etik penulis:

• Penulis dituntut untuk menjunjung tinggi posisi terhormatnya sebagai seorang terpelajar,
dengan jalan menjaga kebenaran hakiki, manfaat, dan makna informasi yang akan
disebarluaskan sehingga tidak menyesatkan orang.
• Penulis harus memperhatikan kepentingan penerbit yang mendanai penerbitan sehingga
keringkasan dan kepadatan tulisan mendasari penyiapan naskah sebab hal itu berarti
penekanan terhadap biaya percetakan.
• Penulis berkepentingan bahwa naskah yang dipersiapkannya diterbitkan dan
disebarluaskan, dan untuk itu menyadari sepenuhnya keperluan adanya bantuan
penyunting sebagai jembatan penghubung dengan pembacanya.
• Penulis hanya akan mengajukan naskah yang dipersiapkan seteliti-telitinya sesuai dengan
format yang dibakukan, dan dengan cermat mengikuti petunjuk pengarang yang digariskan
penyunting yang menjaga ketaatasasan penampilan media komunikasi yang diasuhnya.
• Penulis berkewajiban tanggap terhadap usul dan saran penyunting sehingga segera
mengembalikan naskah yang harus diperbaiki dan direvisinya agar tujuan memajukan ilmu
dan teknologi dapat tercapai secepatnya.
• Penulis berkewajiban menjunjung tinggi hak, pendapt, atau temuan orang lain sehingga
selalu menjauhi perbuatan tercela seperti mengambil ide dan gagasan orang lain yang
belum diumumkan serta diakui sebagai gagasannya sendiri.
• Penulis mengetahui sepenuhnya bahwa mengutip pernyataan atau pendapat orang lain
secara jelas menyebutkan sumbernya tidaklah merupakan perbuatan tercela.
• Penulis menyadari bahwa dengan mengirimkan naskah untuk diterbitkan, ia memberikan
kepada penerbit hak tunggal untuk menerbitkan, menyebarluaskan, dan
memperdagangkan hasilnya, sehingga ia tidak akan mengirimkan naskah serupa kepada
penerbit lain untuk maksud yang sama.
• Penulis bertanggung jawab terhadap semua kesalahan isi terbitan dan menanggung segala
bentuk hukuman jika secara hukum terbukti bahwa isi terbitan tadi melanggar peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Untuk kepentingan umum, penulis berkewajiban
merevisi atau mempersiapkan edisi baru karyanya jika diminta oleh penerbit

• Penulis mempunyai tugas mulia untuk membantu penerbit mencari penyandang dana
tambahan, dan menggalakkan promosi terbitan hasil karyanya.17

2.12 Pentingnya Memahami Karya Tulis Ilmiah bagi Mahasiswa

Bentuk suatu karya tulis ilmiah mungkin bukan suatu hal yang asing lagi jika dikaitkan
dengan dunia akademik. Lebih lagi dalam lingkup perguruan tinggi, karya tulis ilmiah
merupakan suatu tugas sehari-hari. Bahkan, karya ilmiah juga dijadikan sebuah standarisasi

17
Etty Indriati, Strategi Hindari Plagiarisme (Jakarta: Gramedia, 2015), h. 54.
persyaratan kelulusan mahasiswa. Yang dikarenakan dalam tingkat perguruan tinggi, seorang
mahasiswa harus mampu dalam mengembangkan kerangka berfikirnya yang lebih luas dan
selanjutnya dituangkan dalam bentuk tulisan pada suatu karya tulis ilmiah. Bukan hanya
bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga akan bermanfaat sebagai bahan rujukan orang lain.
Mahasiswa sebagai insan yang dapat dikatakan lebih mudah menyerap disamping
perkembangan kedewasaan mereka, sehingga dari cara berfikir juga dianggap mampu untuk
lebih kritis dan logis dalam memecahkan suatu masalah yang ada. Menurut Mcdevitt dan
Ormrod, kemampuan anak untuk membuat komposisi tulisan akan berkembang seiring
dengan bertambahnya usia.18

Di semua Perguruan Tinggi mahasiswa diwajibkan untuk dapat memahami dan menyusun
suatu karya tulis ilmiah. Karena dalam lingkup akademisi, karya ilmiah merupakan suatu
rujukan ilmu yang akan bermanfaat, dikarenakan memuat pengetahuanpengetahuan
berdasarkan dari penelitian dan pengamatan yang jelas. Sumber dari penyusunan karya tulis
ilmiah harus disusun secara tepat. Seringkali, dalam kasusnya penulisan karya tulis ilmiah
yang baik dan benar tidak diikuti sesuai dengan kaidah dalam pedoman yang berlaku.
Sehingga, sering ditemukan kesalahan dan bahkan dapat berdampak besar menjadi sebuah
kasus plagiarisme. Sejak awal, mahasiswa telah diingatkan aga tidak terjerumus dalam
kesalahan penulisan. Itulah mengapa seorang mahasiswa harus mengerti betul mengenai
metode yang tepat dalam penulisan karya ilmiah.

Bab III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam penulisan sebuah karya tulis ilmiah seringkali ditemukan ketidaktelitian penulis
dalam membuat laporan. Karena, kekurangpahaman dalam metode penulisan sebuah karya ilmiah
yang baik dan benar. Sehingga, dalam memahami sebuah karya ilmiah secara mendalam
diperlukan sebagai seorang pelaku akademisi. Dalam penulisan karya diharuskan dalam mengikuti
pedoman dan aturan yang berlaku, agar dalam penyusunannya tidak ditemukan kecacatan
penulisan, yang akan berakibat dalam kehilangan esensi dari karya ilmiah itu sendiri.

3.2 Saran

Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan terkait pemahaman dalam karya tulis
ilmiah. Alangkah baiknya, pembaca benar-benar memahami metode dan sistematika penulisan
karya ilmiah yang tepat sebagai sebuah penunjang dari hasil proses berfikir yang tertuang dalam
sebuah karya tulis ilmiah.

18
Mien A Rifai, Pegangan Gaya Penulis, Penyuntingan, dan Penerbitan Karya Ilmiah Indonesia
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2004), h. 4-7.
DAFTAR PUSTAKA

Ruslijanto, Hartono, Haryanto A.G, dan Datu Mulyono. 2000. Metode Penulisan dan
Penyajian Karya Ilmiah. Jakarta: EGC.

Tanjung, Bahdin Nur. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi, dan
Tesis) dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah. Jakarta: Kencana)

Gani, Erizal. 2013. Komponen-Komponen Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Pustaka Reka Cipta.

Winarto, Yunita T, Totok Suhardiyanto, dan Ezra M. Choesin. 2004. Karya Tulis Ilmiah
Sosal: Menyiapkan, Menulis, dan Mencermatinya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Indriati, Etty. 2015. Strategi Hindari Plagiarisme. Jakarta: Gramedia.

Wibowo, Wahyu. 2018. Menulis Artikel Ilmiah yang Komunikatif. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasuhi, Hamid, Ismatu Ropi, Oman Fathurahman, Syairozi Dimyati, Netty Hartati, dan
Syopiansyah Jaya Putra. 2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Center for
Quality Development and Assurance.

Junaedi, Fajar. 2015. Menulis Kreatif: Panduan Penulisan Ilmiah. Jakarta: Prenadamedia
Group.

Ekosusilo, Madyo dan Bambang Triyanto. 1991. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Semarang: Dahara Prize.

Panduan Penyusunan Proposal dan Penulisan Skripsi. 2015. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah.

Prasetyo, Yudik. “Penulisan Karya Ilmiah.” Artikel diakses pada 2010 dari
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132308484/pendidikan/Penulisan+Karya+Ilmiah.pdf

Rifai, Miien A. 2004. Pegangan Gaya Penulis, Penyuntingan, dan Penerbitan Karya
Ilmiah Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai