Anda di halaman 1dari 4

Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri

Dibawah ini adalah urutan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri
menurut Sanjaya (dalam Sitiatava Rizema Putra, 2013: Hal 101-104) adalah sebagai berikut :

1. Orientasi

Pada tahap pertama ini yakni langkah orientasi yang berarti, guru melakukan langkah untuk membina
suasana atau iklim pembelajaran yang bersifat kondusif. Adapun beberapa hal yang akan dilakukan
dalam tahap orientasi ini adalah yakni sebagai berikut :

a. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan bisa dicapai oleh siswa.

b. Menerapkan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa guna meraih tujuan. Dalam tahap
ini pula dijelaskan bagaimana langkah-langkah inkuiri tersebut serta tujuan setiap langkah tersebut, yang
dimulai dari urutan langkah merumuskan masalah hingga merumuskan kesimpulan.

c. Menjelaskan bagaimana pentingnya akan topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dan
dilaksanakan dalam rangka agar untuk memberikan motivasi belajar siswa.

2. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah adalah langkah membawa siswa kepada suatu persoalan yang mengandung teka-
teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu.
Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban
yang tepat.

Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran ikuiri. Oleh karena itu, melalui
proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
mengembangkan mental melalui proses berpikir.

3. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara,
hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk
mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap siswa ialah mengajukan berbagai
pertanyaan yang mendorong siswa agar dapat merumuskan jawaban sementara atau perkiraan
kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
4. Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis
yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat
penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi
yang kuat dalam belajar, tetapi juga ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikir.

5. Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau
informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti
mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan
hanya berdasarkan argumentasi, namun juga mesti didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
dipertanggung-jawabkan.

6. Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil
pengujian hipotesis. Guna meraih kesimpulan yang tepat dan akurat, sebaiknya guru mampu untuk
menunjukkan kepada siswa mengenai data-data yang relevan.

B. Pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPS

IPS sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali siswa untuk mengembangkan
penalarannya di samping aspek nilai dan moral, banyak sekali memuat materi sosial dan bersifat hapalan
sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima oleh siswa sebatas produk hapalan. Sifat materi
pelajaran IPS tersebut membawa akibat terhadap proses belajar mengajar yang didominasi oleh
pendekatan ekspositoris, terutama guru menggunakan metode ceramah, sedangkan siswa kurang
terlibat atau cenderung pasif.

Pendekatan pembelajaran inkuiri merupakan salah satu bentuk inovasi pembelajaran yang dapat
meningkatkan aktivitas, kreativitas dan keterampilan bernalar siswa. Pendekatan pembelajaran inkuiri
memposisikan siswa sebagai subyek dan pusat pembelajaran ada pada siswa. Siswa akan terdorong
untuk lebih baik apabila ia terlibat secara langsung dalam proses belajar melalui kegiatan-kegiatan.

Pendidikan ilmu social mengadopsi pendekatan inkuiri yang kemudian dinamakan inquiri sosial. Hal ini di
dasarkan pada asumsi pentingnya pembelajaran IPS pada masyarakat yang semakin cepat berubah,
seperti yang dikemukan Robert A. wilkins (1990:85) yang menyatakan bahwa dalam kehidupan
masyarakat yang secara terus-menerus mengalami perubahan, pengajaran IPS harus menekankan
kepada pengembangan berpikir. Terjadinya ledakan pengetahuan, menurutnya, menuntut perubahan
pola mengajar dari yang hanya sekedar mengingat fakta yang biasa dilakukan melalui pendekatan
pembelajaran dengan metode kuliah (lecture) atau dari metode latihan (drill) dalam pola tradisional,
menjadi pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir.

Kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dalam menggunakan berbagai pendekatan, metode,
dan pendekatan pembelajaran senantiasa terus ditingkatkan, agar pembelajaran IPS benar-benar
mampu mengkondisikan upaya pembekalan kemampuan dan keterampilan dasar siswa untuk menjadi
manusia dan warga negara yang baik. Hal ini dikarenakan pengkondisian iklim belajar merupakan aspek
penting bagi tercapainya tujuan pendidikan

Peran guru dalam pembelajaran IPS mempunyai hubungan erat dengan cara mengaktifkan siswa dalam
belajar, terutama dalam proses pengembangan keterampilannya. pengembangan keterampilan tersebut
yang harus dimiliki siswa adalah keterampilan berpikir yang dikembangkan untuk melatih siswa berpikir
logis dan sistematis melalui proses belajar-mengajar dengan pendekatan pengembangan berpikir kritis,
keterampilan sosial dan praktis melalui pendekatan dialog kreatif, keterampilan tersebut dapat
dikembangkan dalam situasi belajar-mengajar yang interaktif antara guru dengan siswa dan siswa
dengan siswa.

Ada tiga karakteristik pendekatan inquri dalam IPS. Pertama, adanya aspek (masalah) sosial dalam kelas
yang dianggap penting dan dapat mendorong terciptanya diskusi kelas. Kedua, adanya rumusan
hipotesis sebagai fokus inquiri,. Ketiga, penggunaan fakta sebagai pengujian hipotesis.

Dengan menggunakan pendekatan inquiri guru IPS pada dasarnya telah memberi kesempatan kepada
siswa untuk belajar secara aktif. Untuk meningkatkan pengalaman dan kepercayaan diri pada siswa.
Guru IPS dapat mengajukan pertanyaan yang memerlukan pemikiran-pemikiran lebih jauh seperti
menafsirkan, menganalisis, mengsintesis, atau menggunakan. Pertanyaan guru tentunya tidak hanya
sekedar meminta siswa untuk mengingat kembali dan oleh sebab itu bentuk pertanyaannya harus
mendorong siswa untuk menemukan sendiri dan memecahkan masalah. Guru harus membantu siswa
dalam menguasai belajar koognitif yang diperlukan dalam penyelidikan dan berpikir dalam ilmu-ilmu
social. Dalam hubungan itu IPS harus menekankan pada pemahaman dan berpikir kritis pada siswa
tentang bagaimana mendekati belajar dan bukan menghindarinya. Bagi siswa, jika digunakan
pendekatan ini ia dituntut bekerja keras, secara individu atupun kelompok, mengembangkan segala
kemampuan berpikirnya dan memanfaatkan sumkber-sumber yang ada disekelilingnya, di lingkungan
tempat tinggallnya, di sekolah atupun dimasyarakat.

Menurut Azis (2007) untuk mempersiapkan kegiatan belajar yang menggunakan pendekatan inquiri
beberapa cara dapat dapat digunakan diantaranya:

a. Inkuiri yang didasarkan pada artefak, yaitu benda-benda hasil kepandaian manusia. Misalnya siswa
diminta mempelajari makna symbol yang terdapat pada mata uang bangsanya

b. Inkuri berdasarkan situasi masalah yang diminta pemecahanya


c. Inkuiri berdasarkan isu-isu yang kontroversial atau kejadian sekarang. Misalnya adanya protes
penduduk suatu wilayah tentang pencemaran limbah industri terhadap sumber air penduduk

d. Inkuiri yang didasarkan pada konsep-konsep yang ditemukan dalam pelajaran. Misalnya
mempelajari bagimana kontak dengan budaya lain mempengaruhi cara kehidupan

e. Inkuiri yang didasarkan pada potret dan ilustrasi. Gambar dan ilustrasi adalah untuk meningkatkan
ketelitian terhadap konsep yang ditemukan dalam buku teks IPS. Untuk itu misalnya guru dapat
mengajukan pertanyaan kepada siswa misalnya, (1) apa hubungan gambar/ ilustrasi tersebut dengan
materi/konsep yang kita bicarakan? Atau (2) kapan gambar tersebut dibuat?

Peranan guru dalam pmbelajaran IPS dengan pendekatan inkuiri adalah sebagai pembimbing dan
sebagai stimulator, fasilitator yang berhadapan dengan siswa membantu mereka mengindentifikasikan
pertanyaan dan masalah, dan membimbing melakukan pemyelidikan. Guru membuat suasana yang
menjamin kebebasan untuk melakukan eksplorasi, melakukan hubungan pribadi yang baik. Sejauh
mungkin guru berusaha untuk dapat meningkatkan cara kerja siswa secara bebas. Guru membantu
siswa dalam menmukan sumber informasi yang tepat dan bertanggung jawab bahwa sejumlah sumber
pelajaran itu cukup dan digunakan. Guru tidak menekankan kebenaran jawaban, tetapi membantu siswa
menemukan dan mengklarifikasi jawaban yang tepat. Guru harus memiliki ketrampilan khusus dalam
bertanya yang dapat meningkatkan berpikir kritis dan dapat memecahkan masalah.

Daftar Pustaka

Sitiatava, Rizema Putra. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta: Diva Press.

Anda mungkin juga menyukai