Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. bahwa penulis telah menyelesaikan
tugas mata Kuliah SOSIOLINGUISTIK dengan membahas Ragam Bahasa.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan dosen pembimbing, teman-teman sekalian, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada:

1. Khairinil Fitri, S.Pd selaku dosen pembimbing bidang studi Sosiolinguistik yang telah
memberikan tugas, petunjuk, kepada penulis sehingga penulis termotivasi untuk dapat
menyelesaikan tugas ini.

2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan
sehingga tugas ini selesai.

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin

Matangglumpangdua, 10 Desember 2011

Nurul Eviza
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan
D Manfaat

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ragam Bahasa
2.2 Macam macam ragam Bahasa

1. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media terdiri dari ragam lisan dan ragam
tulis.

2. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur terdiri dari ragam dialek,
ragam terpelajar, ragam resmi dan ragam tak resmi

3. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan topik pembicaraan terdiri dari ragam bahasa
ilmiah, ragam hukum, ragam bisnis, ragam agama, ragam sosial, ragam kedokteran dan
ragam sastra

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sehari-hari oleh hampir semua
masyarakat Indonesia. Akan tetapi, tidak semua masyarakat Indonesia menggunakan tata cara
atau aturan yang benar dalam berbahasa. Salah satunya pada penggunaan ragam bahasa yang
sesuai dengan peruntukannya.
Ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda. Ragam
bahasa terdiri dari ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulisan. Ragam bahasa sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari sehingga harus diperhatikan dalam tata cara penulisan dan
penggunaannya.

B. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Pengertian ragam bahasa.
2. Macam-macam ragam bahasa.
3. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media.
4. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur.
5. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan topik pembicaraan.

C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ragam
bahasa serta macam-macam ragam dalam bahasa yang ditinjau dari media atau sarana yang
digunakan untuk menghasilkan bahasa.

D. Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan ragam bahasa.

2. Mahasiswa mengetahui adanya berbagai ragam Bahasa Indonesia yang sering digunakan.

3. Penggunaan ragam bahasa.

4. Contoh-contoh ragam bahasa.


BAB II
PEMABAHASAN

2.1 Pengertian Ragam Bahasa


Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan,
serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Ragam bahasa yang oleh penuturnya
dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di
kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam
suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa
baku atau ragam bahasa resmi.

Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa
Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku.
Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan
bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak
dituntut menggunakan bahasa baku.

Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, yaitu:
(1) ragam bahasa lisan,
(2) ragam bahasa tulis.

Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur
dasar dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan
tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi dalam ragam
bahasa lisan, kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita berurusan dengan tata
cara penulisan (ejaan). Selain itu aspek tata bahasa dan kosa kata dalam kedua jenis ragam itu
memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya huruf, melambangkan
ragam bahasa lisan. Oleh karena itu, sering timbul kesan bahwa ragam bahasa lisan dan tulis itu
sama. Padahal, kedua jenis ragam bahasa itu berkembang menjdi sistem bahasa yang memiliki
seperangkat kaidah yang tidak identik benar, meskipun ada pula kesamaannya. Meskipun ada
keberimpitan aspek tata bahasa dan kosa kata, masing-masing memiliki seperangkat kaidah yang
berbeda satu dari yang lain.

2.2 Macam macam ragam Bahasa


Macam-macam ragam Bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu berdasarkan
media, berdasarkan cara pandang penutur dan berdasarkan topik pembicaraan.

1. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media terdiri dari ragam lisan dan ragam tulis.

a. Ragam Lisan
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar
terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun
demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam
kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam
baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami
makna gagasan yang disampaikan secara lisan.

Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan
pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan,
ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan,
hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya
tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam
bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing,
ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda.

Ciri-ciri ragam lisan :

1. Memerlukan orang kedua/teman bicara;

2. Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;

3. Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
4. Berlangsung cepat;

5. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;

6. Kesalahan dapat langsung dikoreksi;

7. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.

Contoh ragam lisan adalah Sudah saya baca buku itu.

b. Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak
ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna kalimat yang
diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan
unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan
kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata
dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.

Ciri-ciri ragam tulis :

1. Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;

2. Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;

3. Harus memperhatikan unsur gramatikal;

4. Berlangsung lambat;

5. Selalu memakai alat bantu;

6. Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;

7. Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda
baca.
Contoh ragam tulis adalah Saya sudah membaca buku itu.

Contoh perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis (berdasarkan tata bahasa dan kosa
kata):
1. Tata Bahasa
(Bentuk kata, Tata Bahasa, Struktur Kalimat, Kosa Kata)
a. Ragam bahasa lisan :
- Nia sedang baca surat kabar
- Ari mau nulis surat
- Tapi kau tak boleh nolak lamaran itu.
- Mereka tinggal di Menteng.
- Jalan layang itu untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
- Saya akan tanyakan soal itu

b. Ragam bahasa Tulis :


- Nia sedang membaca surat kabar
- Ari mau menulis surat
- Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.
- Mereka bertempat tinggal di Menteng
- Jalan layang itu dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
- Akan saya tanyakan soal itu.

2. Kosa kata
Contoh ragam lisan dan tulis berdasarkan kosa kata :
a. Ragam Lisan
- Ariani bilang kalau kita harus belajar
- Kita harus bikin karya tulis
- Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak

b. Ragam Tulis
- Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar
- Kita harus membuat karya tulis.
- Rasanya masih terlalu muda bagi saya, Pak.

Istilah lain yang digunakan selain ragam bahasa baku adalah ragam bahasa standar, semi
standar dan nonstandar.
a. Ragam standar,
b. Ragam nonstandar,
c. Ragam semi standar.

Bahasa ragam standar memiliki sifat kemantapan berupa kaidah dan aturan tetap. Akan
tetapi, kemantapan itu tidak bersifat kaku. Ragam standar tetap luwes sehingga memungkinkan
perubahan di bidang kosakata, peristilahan, serta mengizinkan perkembangan berbagai jenis laras
yang diperlukan dalam kehidupan modem (Alwi, 1998: 14).

Pembedaan antara ragam standar, nonstandar, dan semi standar dilakukan berdasarkan :
a. topik yang sedang dibahas,
b. hubungan antarpembicara,
c. medium yang digunakan,
d. lingkungan, atau
e. situasi saat pembicaraan terjadi.

Ciri yang membedakan antara ragam standar, semi standar dan nonstandar :
- Penggunaan kata sapaan dan kata ganti,
- Penggunaan kata tertentu,
- Penggunaan imbuhan,
- Penggunaan kata sambung (konjungsi), dan
- Penggunaan fungsi yang lengkap.

Penggunaan kata sapaan dan kata ganti merupakan ciri pembeda ragam standar dan
ragam nonstandar yang sangat menonjol. Kepada orang yang kita hormati, kita akan cenderung
menyapa dengan menggunakan kata Bapak, Ibu, Saudara, Anda. Jika kita menyebut diri kita,
dalam ragam standar kita akan menggunakan kata saya atau aku. Dalam ragam nonstandar, kita
akan menggunakan kata gue.
Penggunaan kata tertentu merupakan ciri lain yang sangat menandai perbedaan ragam
standar dan ragam nonstandar. Dalam ragam standar, digunakan kata-kata yang merupakan
bentuk baku atau istilah dan bidang ilmu tertentu. Penggunaan imbuhan adalah ciri lain. Dalam
ragam standar kita harus menggunakan imbuhan secara jelas dan teliti.

Penggunaan kata sambung (konjungsi) dan kata depan (preposisi) merupakan ciri pembeda lain.
Dalam ragam nonstandar, sering kali kata sambung dan kata depan dihilangkan. Kadang kala,
kenyataan ini mengganggu kejelasan kalimat.

Kelengkapan fungsi merupakan ciri terakhir yang membedakan ragam standar dan
nonstandar. Artinya, ada bagian dalam kalimat yang dihilangkan karena situasi sudah dianggap
cukup mendukung pengertian. Dalam kalimat-kalimat yang nonstandar itu, predikat kalimat
dihilangkan. Seringkali pelesapan fungsi terjadi jika kita menjawab pertanyaan orang. Misalnya,
Hai, Ida, mau ke mana? Pulang. Sering kali juga kita menjawab Tau. untuk menyatakan
tidak tahu. Sebenarnya, pmbedaan lain, yang juga muncul, tetapi tidak disebutkan di atas
adalah Intonasi. Masalahnya, pembeda intonasi ini hanya ditemukan dalam ragam lisan dan tidak
terwujud dalam ragam tulis.

2. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur terdiri dari ragam dialek,
ragam terpelajar, ragam resmi dan ragam tak resmi.

a. Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek). Luasnya pemakaian
bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh
orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah,
Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memilikiciri khas yang berbeda-beda. Misalnya
logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak padapelafalan/b/pada posisiawal saat
melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dll. Logat bahasa Indonesia
orang Bali tampak pada pelafalan /t/ seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.

b. Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok
penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan
kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas.
Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo,
pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya
membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering
menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
Contoh:
1) Ira mau nulis surat Ira mau menulis surat
2) Saya akan ceritakan tentang Kancil Saya akan menceritakan tentang Kancil.

c. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur. Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur
terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap
itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur
atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang
bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan
kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku.
Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat
kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin
rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.

Bahasa baku merupakan ragam bahasa yang dipakai dalam situasi resmi/formal, baik lisan
maupun tulisan.

Bahasa baku dipakai dalam :

a. pembicaraan di muka umum, misalnya pidato kenegaraan, seminar, rapat dinas


memberikan kuliah/pelajaran;

b. pembicaraan dengan orang yang dihormati, misalnya dengan atasan, dengan guru/dosen,
dengan pejabat;

c. komunikasi resmi, misalnya surat dinas, surat lamaran pekerjaan, undang-undang;

d. wacana teknis, misalnya laporan penelitian, makalah, tesis, disertasi.

e. Segi kebahasaan yang telah diupayakan pembakuannya meliputi:


- tata bahasa yang mencakup bentuk dan susunan kata atau kalimat, pedomannya adalah buku Tata
Bahasa Baku Indonesia;
- kosa kata berpedoman pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI);
- istilah kata berpedoman pada Pedoman Pembentukan Istilah;
- ejaan berpedoman pada Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD);
- lafal baku kriterianya adalah tidak menampakan kedaerahan.

3. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan topik pembicaraan terdiri dari ragam bahasa
ilmiah, ragam hukum, ragam bisnis, ragam agama, ragam sosial, ragam kedokteran dan
ragam sastra.

Ciri-ciri ragam ilmiah :


1. Bahasa Indonesia ragam baku,
- Penggunaan kalimat efektif,
- Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda,
- Penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari pemakaian kata dan istilah
yang bermakna kias,
- Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas isi tulisan,
- Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan antaralinea.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yang dibicarakan. Dalam
membicarakan pokok persoalan yang berbeda-beda ini kita pun menggunakan ragam bahasa
yang berbeda. Ragam bahasa yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan bahasa
yang digunakan dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau pers. Bahasa yang digunakan dalam
lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan
ekonomi/perdagangan, olah raga, seni, atau teknologi. Ragam bahasa yang digunakan menurut
pokok persoalan atau bidang pemakaian ini dikenal pula dengan istilah laras bahasa.

Perbedaan itu tampak dalam pilihan atau penggunaan sejumlah


kata/peristilahan/ungkapan yang khusus digunakan dalam bidang tersebut, misalnya masjid,
gereja, vihara adalah kata-kata yang digunakan dalam bidang agama; koroner, hipertensi,
anemia, digunakan dalam bidang kedokteran; improvisasi, maestro, kontemporer banyak
digunakan dalam lingkungan seni; pengacara, duplik, terdakwa, digunakan dalam lingkungan
hukum; pemanasan, peregangan, wasit digunakan dalam lingkungan olah raga. Kalimat yang
digunakan pun berbeda sesuai dengan pokok persoalan yang dikemukakan. Kalimat dalam
undang-undang berbeda dengan kalimat-kalimat dalam sastra, kalimat-kalimat dalam karya
ilmiah, kalimat-kalimat dalam koran/majalah, dll.

Contoh kalimat yang digunakan dalam undang-undang.


Sanksi Pelanggaran Pasal 44:

1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta

- Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau
memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus jutarupiah).
- Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual pada umum
suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hasil hak cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda paling banyak Rp
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
Contoh ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan lainya, misalnya :
- Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan diskon.(ragam bisnis)
- Cerita itu menggunakan unsur flashback. (ragam sastra)
- Anak itu menderita penyakit kuorsior. (ragam kedokteran)
- Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif. (ragam psikologi)
- Tidaklah orang-orang itu menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan pada
suatu hari yang besar yaitu hari ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam. (ragam
keagamaan) Bergaya bahasa hiperbola, berpersuasif, dan berkalimat menarik, ciri-ciri ragam
bahasa iklan. Selain itu, ragam bahasa iklan bernada sugestif (ragam bahasa iklan)
- Komputer adalah mesin pengelola informasi. Berjuta-juta fakta dan bagan yang berbeda dapat
disimpan dalam komputer dan dapat dicari lagi apabila diperlukan. (ragam keilmuan/teknologi)

Ragam bahasa baku dapat berupa: ragam bahasa baku tulis dan ragam bahasa baku lisan.
Kedua ragam ini memiliki konsep yang sama dengan ragam di atas. Ragam baku tulis
merupakan ragam yang dipakai dengan resmi dalam buku-buku pelajaran atau buku-buku ilmiah.
Ragam baku tulis berpedoman pada pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang
disempurnakan, pedoman umum pembentukan istilah, dan KBBI. Sedangkan untuk ragam baku
lisan adalah bagaimana menggunakan ragam bahasa baku seperti di atas dalam situasi lisan. Hal
yang menentukan baik tidaknya ragam baku lisan seseorang adalah banyak sedikitnya pengaruh
dialek atau logat bahasa daerah pembicara. Jika bahasa yang digunakan atau logat yang
digunakan masih sangat menunjukan bahasa atau logat bahasa daerah maka dapat dikatakan
bahasa baku lisan pembicara tersebut masih kurang baik.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan,
serta menurut medium pembicara. Dalam konteks ini ragam bahasa meliputi bahasa lisan dan
bahasa baku tulis.

Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan Ejaan bahasa yang telah disempurnakan
(EYD), sedangkan untuk ragam bahasa lisan diharapkan para warga negara Indonesia mampu
mengucapkan dan memakai bahasa Indonesia dengan baik serta bertutur kata sopan sebagaimana
pedoman yang ada.

B. Saran
Setelah penjelasan dalam makalah ini, sebagai manusia bisa penulis memohon maaf
apabila terjadi kesalahan dalam penjabaran masalah atau penyimpangan-penyimpangannya.
Penulis menerima saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan dalam penulisan
makalah selanjutnya. Atas segala pengertiannya penulis mengucapkan terimaksih.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia

http://macuy-marucuy.blogspot.com/2009/10/pengertian-ragam-bahasa-dan-hal-hal.html

file:///C:/DOCUME~1/DINIAJ~1/LOCALS~1/Temp/BAB2.htm

http://perpustakaan-online.blogspot.com/2008/04/ragam-bahasa.html

http://tithagalz.wordpress.com/2010/10/03/ragam-dan-variasi-bahasa/

http://id.wikipedia.org/wiki/Ragam_bahasa

http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/03/11/ragam-dan-laras-bahasa/

http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia

Anda mungkin juga menyukai