MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Pendidikan Jurnalistik
Dosen Pengampu : M. Rikza Chamami, MSI
Disusun Oleh:
Khafidhoh Luthfiana (103111119)
Lailatul Hidayah (103111120)
Lathifatus Syifa (103111121)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
ARTIKEL
I. PENDAHULUAN
Secara teknik Jurnalistik, artikel adalah salah satu bentuk opini yang terdapat dalam
surat kabar atau majalah. Disebut salah satu, karena masih ada bentuk opini lainnya.
Analoginnya sederhana. Kalau kita membuka halaman demi halaman surat kabar atau
majalah, maka secara umum isinya dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok besar.
Kelompok pertama adalah berita (news). Kelompok kedua disebut opini (views).
Kelompok ketiga dinamakan iklan (advertising), dalam hal ini artikel masuk kedalam
kelompok opini.
Artikel berbeda dengan komentar, jika komentar tulisannya terfokus untuk menanggapi
atau mengomentari nuansa atau fenomena dari suatu permasalahan yang terjadi.
Sedangkan artikel, penulisannya tidak sekedar mengomentari masalah, tetapi bisa juga
mengajukan pandangan, pendapat atau pemikiran lain, baik yang sudah diketahui
masyarakat maupun yang belum diketahui. Misalnya, terjadi perkembangan baru,
mengenal lebih jauh tentang kehidupan wanita dsb. Bisa juga artikel berisi
mengomentari pendapat orang lain yang muncul ditengah- tengah kehidupan
masyarakat.
Berikut akan dijelaskan mengenai artikel, jenis-jenis artikel, bahan-bahan artikel dan
teknik penulisan artikel.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Apakah Pengertian Artikel?
B. Apa Sajakah Jenis-jenis Artikel?
C. Apa Sajakah Bahan-bahan Artikel?
D. Bagaimanakah Teknik Penulisan Artikel?
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Artikel
Artikel adalah (1) Karya tulis lengkap dalam majalah, surat kabar dan sebagainya.
(2) Tulisan non-fiksi, biasanya singkat dan lengkap, seperti berita dan karangan
khas (feature) dalam surat kabar atau majalah. Dan (3) Karangan tertulis yang
panjangnya tidak tentu, yang bertujuan untuk menyampaikan gagasan dan fakta
dengan maksud untuk meyakinkan, mendidik dan menghibur. Kata artikel
didefinisikan sebagai suatu karangan factual tentang sesuatu soal secara lengkap,
misalnya seni, budaya, dan pariwisata, yang panjangnya tidak tentu, untuk dimuat
di surat kabar, majalah, bulletin, dan sebagainya dengan tujuan untuk
menyampaikan gagasan dan fakta guna meyakinkan, mendidik, dan menghibur
(Mappatoto, 1993). [1]
Menurut kamus lengkap Inggris-Indonesia karangan Prof. Drs. S. Wojowasito dan
W.J.S. Poerwodarminto, artikel berarti “karangan”. Sedangkan artikel dalam
bahasa Indonesia, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka,
berarti karangan di surat kabar, majalah dan sebagainya. Menurut R.Amak
Syarifudin, dosen Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Massa (STIKOSA AWS)
Surabaya, artikel adalah suatu tulisan tentang berbagai soal, nilai politik, sosial,
ekonomi budaya, teknologi, olahraga, dll.
Artikel Berdasarkan pendapat para pakar dan praktisi tersebut dapat disimpulkan
bahwa semua tulisan di surat kabar atau majalah yang bukan berbentuk berita, bisa
disebut artikel. Yang membedakan salah satunya adalah letak penguatan artikel
tersebut. Jika artikel itu dimuat pada halaman opini disebut artikel umum, bila
diletakkan di halaman seni dan hiburan dikatakan essai dan jika dimuat di kolom
khusus redaksi diberi nama tajuk rencana dsb.
Menulis artikel berbeda dengan menulis berita. Kalau berita, apa yang ditulisnya
itu harus berdasarkan fakta atas kejadian atau peristiwa yang terjadi. Boleh juga
penulisan berita ditambah dengan interpretasi, sepanjang itu diperuntukkan bagi
penjelasan fakta. Tetapi menulis berita, sama sekali diperbolehkan memasukkan
opini. Untuk mewadahi penyampaian opini masyarakata pada surat kabar atau
majalah, disediakan kolom khusus yaitu halaman opini. Penulis artikel tidak boleh
mengeluarkan pendirian pribadi seperti menulis unek-unek tanpa berdasarkan fakta
agar artikel masih dipandang sebagai tulisan berbobot. Biasanya sikap atau
pendirian itu dikemukakan sebagai penegasan atas ketidaksetujuan terhadap
sesuatu yang sedang dipermasalahkan. Dalam mengemukakan ketidaksetujuan ini
biasanya penulis mengkritik hal yang sedang dipermasalahkan itu. Pantangan bagi
penulis diantaranya adalah mengemukakan kritik terhadap seseorang secara
pribadi. Seharusnya yang dikritik itu perbuatanyya atau keputusannya yang
menimbulkan masalah, bukan orangnya, mengemukakan masalah dengan nada
permusuhan dan kebencian. Tulisan bernada kebencian terhadap seni dan budaya
tertentu dilarang oleh undang-undang sebagai artikel penyebar kebencian.
Secara jelas dapat dijelaskan bahwa artikel jurnalistik berbeda dengan tulisan
lainnya. Artikel jurnalistik mengikuti kaidah jurnalisme, struktur tulisannya sama
dengan feature yaitu sama-sama dimulai dengan lead yang mempertahankan eye-
catching tertentu. Bedanya artikel menampilkan karakter penulis menggunakan
sudut pandang tertentu. Selain itu menurut Nelson artikel ditujukan kepada
khalayak tertentu, topic uraiannya tidak bersifat local, bukan hanya mengungkap
kasus, trends dan peristiwa tertentu. Namun karena sama-sama produk jurnalistik
artikel memola gaya bahasa jurnalistik, bahasanya menurut Rosihan Anwar dalam
buku Bahasa Jurnalistik Indonesia dan Komposisi, mesti lancer, jelas, lugas,
sederhana, padat, singkat dan menarik namun dengan tetap mengikuti bahasa baku,
kaidah bahasa, ejaan benar dan kosa kata dinamis.[2]
Menulis artikel boleh dimulai dengan pemaparan fakta sebagai data dari apa yang
akan ditulisnya itu. Dari data yang ada itulah penulis bisa memberikan pendapat,
pandangan, gagasan, atau bahkan interpretasi dari fakta yang ada pada data
tersebut. [3] Meskipun artikel termasuk dalam kelompok public opinion (opini
publik), tetapi penulisnya tidak hanya terdiri dari orang- orang diluar pengelola
penerbitan pers. Wartawan, redaksi bahkan pekerja pers lainya yang mampu
menulis artikel bisa membuatnya. Hanya saja dalam memberikan pandangan,
pendapat atau pemikiran lain, diatasnamakan dirinya sendiri. Itu sebabnya, nama
penulisnya selalu ditulis lengkap untuk mempertanggungjawabkan isi
tulisannya.[4]
Artikel memiliki beberapa karakteristik yaitu : Ditulis dengan atas nama (By Lines
Story), Mengandung gagasan aktual dan atau kontroversial, Gagasan yang diangkat
harus menyangkut kepentingan sebagian terbesar khalayak pembaca, Ditulis secara
referensial dengan visi intelektual, disajikan dalam bahasa yang hidup, segar,
populer, dan komunikatif, Singkat dan tuntas dan Orisinal.
B. Jenis-jenis Artikel
Secara umum artikel dapat dibedakan menurut jenis serta tingkat kesulitan yang
dihadapi, antara lain :
1. Artikel Praktis
Artikel praktis, lebih bersifat petunjuk praktis tentang cara melakukan sesuatu
(How to do it). Misalnya, petunjuk cara membuka internet. Cara praktis
merawat tanaman bonsai. Sepuluh langkah membuat kue tart, kiat ramping dan
cantik dalam 15 hari, atau cara cepat menguasai rumus dan hitungan
matematika. Artikel praktis lebih menekankan pada aspek ketelitian dan
ketrampilan daripada masalah pengamatan dan pengembangan pengetahuan
serta analisis peristiwa. Artikel praktis biasanya ditulis dengan menggunakan
pola kronologis. Artinya pesen disusun berdasarkan urutan waktu atau tahapan
pekerjaan.
2. Artikel Ringan
Artikel ringan, lazim ditemukan pada rubrik anak- anak, remaja,wanita dan
keluarga. Artikel ini lebih banyak mengangkat topik bahasan yang ringan
dengan cara penyajiannya yang ringan pula, dalam arti tidak menguras pikiran
kita. Untuk menerima atau mencernanya, kita sebagai pembaca tidak
memerlukan persiapan dan perhatian khusus. Artikel ringan tak ubahnya
makanan mie siap saji atau permen karet yang bisa dikunyah kapan dan
dimana saja. Topik bahasan seperti kiat sukses belajar di perguruan tinggi.
Benarkah anda tpe orang yang ambisius, sepuuh ciri wanita setia, atau
sembilan kelemahan pria dimata wanita, termasuk ke dalam kategori artikel
ringan. Siapapun yang membacanya tidak perlu mengerutkan dahi, berpikir
lebh keras, menganalisis lebih tajam atau menggugatnya secara akademis.
Artikel ringan bisa dibaca secara sekilas di termpat praktik dokter atau di
ruang tunggu terminal, stasiun, atau bandara. Artikel ringan dikemas dengan
gaya paduan informasi dan hiburan (infotainment)
3. Artikel halaman Opini
Harap dipahami terlebih dahulu, semua artikel termasuk opini (views).
Sifatnya sebagai pandangan subjektif. Jika berbeda dengan
berita (news) sebagai fakta objektif, jika memang demikian, mengapa harus
ada yang diberi nama artikel halaman opini? Penamaan artikel halaman opini
dimaksudkan terutama untuk memudahkan kita dalam mengenali jenis- jenis
artikel yang terdapat dalam surat kabar, tabloit, atau majalah. Selain itu untuk
mengenali karakteristik isinya, cara pendekatannya, dan topik- topik yang
dikupasnya. Sebagai contoh, artikel yang membahas cara cepat mengatasi
jerawat, tidak akan ditemukan di halamn opini.
Artikel opini lazim ditemukan pada halaman khusus opini brsama tulisan opini
yang lain yakni tajuk rencana, karikatur, pojok, kolom, dan surat pembaca.
Artikel opini mengupas suatu masalah secara serius dan tuntas dengan
merujuk pada pendekatan analitis. Sifatnya relatif berat, karena itulah artikel
opini kerap ditulis oleh mereka ayng memiliki latar belakang pendidikan,
pengetahuan, keahlian, atau pengalaman yang memadai.
4. Artikel Analisis Ahli
Artikel analisis ahli, biasa kita temukan pada halaman muka, halama- halaman
berita, atau halaman dan rubrik- rubrik khusus tertentu. Sesuai dengan
namanya, artikel jenis ini ditulis oleh ahli pakar di bidangnya dalam bahasa
yang populer dan komunikatif. Artikel analisis ahli mengupas secara tajam dan
mendalam, Suatu persoalan yang menjadi sorotan dan bahan pembicaraan
masyarakat, topik yang diangkat dan dibahas macam- macam, seperti
ekonomi, politik, pendidikan, sosial, agama, budaya, industri, IPTEK.
Beberapa surat kabar besar di Indonesia, menyediakan ruangan kusus untuk
artikel analisis ahli ini dalam halaman- halaman berita atau halaman- halaman
dan rubrik khusus tertentu mereka. Salah satu tujuannya antara lain,
mendekatkan permasalahan yang disorot dalam berita sebagai suatu persoalan
yang mengandung pertayaan, denagn tinjauan pakar dibidang yang sama yang
memberikan penjelasan dan jawaban kepada sidang pembaca. Jadi, kita
sebagai pembaca tidak hanya membaca berita ayng memberikan pengetahuan,
tetapi sekaligus juga mengikuti jalan pikiran dan temuan pakar yang
memberikan panduan dan kesimpulan tentang apa yang seharusnya kita
lakukan.[5]
Redaktur media massa biasanya mengelompokkan artikel menjadi beberapa
jenis berdasarkan sudut pandang penulis dalam memaparkan ide atau
gagasannya. Ada 5 jenis artikel diantaranya :
1. Eksploratif
Artikel Eksploratif adalah artikel yang mengungkapkan fakta-fakta
berdasarkan kajian dari penulisnya. Jenis artikel ini cocok untuk
menguraikan penemuan-penemuan baru, misalnya seorang menemukan
benda-benda antik peninggalan zaman purba. Penulis artikel kemudian
menelusuri sejarah barang yang ditemukan itu dan menguraikannya
melalui suatu tulisan artikel.
2. Eksplanatif
Eksplanatif artinya menerangkan. Artikel ini isinya menerangkan sesuatu
untuk dapat dipahami pembaca. Misalnya, ketika presiden Abdurrahman
Wahid berkeinginan membubarkan parlemen dalam (DPR) dengan sebutan
dekrit presiden mengundang berbagai tanggapan dari para pengamat.
Penulis artikel yang jeli membuat artikel dengan menerangkan apa
sebenarnya dekrit presiden itu dengan bagaimana caranya dan sebagainya.
3. Deskriptif
Deskriptif adalah artikel yang menggambarkan suatu permasalahan yang
terjadi di tengah masyarakat, sehingga dapat mengetahui apa yang
sebenarnya terjadi. Jenis artikel ini nmirip dengan laporan atau reportase,
bedanya jika laporan atau reportase hanya berdasarkan fakta saja, tetapi
artikel penulisnya bisa memasukkan opini untuk memperjelas masalah
yang digambarkan itu. Misalnya ketika terjadi bentrok antara mahasiswa
dengan aparat keamanan dalam peristiwa semanggi di Jakarta, seorang
penulis yang kebetulan melihat secara langsung dalam peristiwa itu lantas
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya dari peristiwa itu, dalam
satu bentuk artikel.
4. Prediktif
Adalah artikel yang berisi perhitungan atau ramalan apa yang akan terjadi
di kemudian hari berdasarkan perhitungan penulisnya. Misalnya, ketika
Bank Indonesia memutuskan menaikkan suku bungan deposito, seorang
pemngamat ekonomi memperkirakan atau memprediksikan kelak
kemudian hari bakal banyak deposan (orang-orang yang mempunyai
simpanan deposito) memindahkan uangnya ke luar negeri. Akibatnya
modal dalam negeri banyak yang parker di luar negeri.
5. Preskriptif
Adalah artikel yang memberikan tuntutan kepada pembacanya untuk
melakukan sesuatu sehingga tidak mengalami kekeliruan atau kesalahan.
Misalnya artikel tentang bagaimana caranya mengurus paspor, KTP, atau
SIM tanpa melalui perantara. Penjelasan detail yang sifatnya menuntun
pembaca sangat diperlukan.[6]
Pada praktiknya, di media massa cetak kita sering sulit menemukan atau
membedakan mana artikel yang murni, deskriptif atau prediktif. Pada
umumnya, tulisan yang bertebaran di media massa cetak merupakan jenis
artikel atau tulisan “gabungan” dari jenis-jenis diatas. Untuk itu terdapat
kategori lain yaitu :
a. Artikel Informatif yakni tulisan yang berisi informasi tentang suatu
masalah atau peristiwa.
b. Artikel Persuatif yakni tulisan yang berisi ajakan, himbauan, atau
perintah kepada pembaca.
c. Artikel Rekreatif yakni aktikel yang bermaksud menghibur pembaca
dengan sebuah masalah atau peristiwa yang mengandung kelucuan.[7]
C. Bahan-bahan Artikel
Bahan-bahan artikel meliputi buku, tulisan, atau kliping Koran tentang
masalah yang akan ditulis, disinilah pentingnya memiliki perpustakaan pribadi
atau kliping Koran/majalah. Bahan juga bisa diambil dengan mencari referensi
dengan mudah melalui internet. Gunakan saja fasilitas search engine yang bisa
menyajikan secara cepat dan lengkap.[8]
Bagi seorang penulis, tidak ada istilah kekeringan atau kehabisan ide. Ide ada
dimana saja dan bisa dicari atau ditemukan kapan saja serta oleh siapa saja.
Syaratnya tentu saja kita bersikap kreatif. Kalau itu tidak datang sendiri, maka
kita harus mengundangnya supaya bisa datang, Menurut Prof. Wayne N.
Thompson dalam Fundamentals of Communication (1957) seperti dikutip
Rakhmat (1992: 20-21), sember ide yang kemudian diangkat menjadi sumber
topic dapat dilacak antara lain : Pengalaman Pribadi, Hobi atau ketrampilan,
Pengalaman pekerjaan atau profesi, pelajaran sekolah, kuliah, penataran atau
pelatihan, Pendapat dan hasil pengamatan pribadi, Peristiwa actual, Peristiwa
yang bakal terjadi, Masalah abadi , Masalah masyarakat yang belum
selesai dan Kejadian khusus dan minat khalayak ramai.[9]
IV. KESIMPULAN
Kata artikel didefinisikan sebagai suatu karangan factual tentang sesuatu soal
secara lengkap, misalnya seni, budaya, dan pariwisata, yang panjangnya tidak
tentu, untuk dimuat di surat kabar, majalah, bulletin, dan sebagainya dengan
tujuan untuk menyampaikan gagasan dan fakta guna meyakinkan, mendidik, dan
menghibur. Secara jelas dapat dijelaskan bahwa artikel jurnalistik berbeda dengan
tulisan lainnya.
Secara umum artikel dapat dibedakan menurut jenis serta tingkat kesulitan yang
dihadapi, antara lain : Artikel Praktis, artikel ringan, artikel halaman opini, dan
analisis Ahli. Jenis-jenis artrikel yaitu: Eksploratif, Eksplanatif, Deskriptif,
Prediktif , Preskriptif. Selain itu terdapat kategori lain yaitu : Artikel Informatif,
Artikel Persuatif, Artikel Rekreatif.
Bahan-bahan artikel meliputi buku, tulisan, atau kliping Koran tentang masalah
yang akan ditulis, disinilah pentingnya memiliki perpustakaan pribadi atau kliping
Koran/majalah. Bahan juga bisa diambil dengan mencari referensi dengan mudah
melalui internet. Gunakan saja fasilitas search engine yang bisa menyajikan
secara cepat dan lengkap.
Teknik menulis Artikel : Menyusun Kerangka, Membuat Judul, dan membuat
Lead. Pada dasarnya terdapat beberapa tahap dalam menulis artikel yaitu :
Menemukan ide, Mencari bahan-bahan referensi untuk mengembangkan ide,
Membuat Outline untuk mengorganisasikan paduan antara ide dan referensi
sehingga sistematis, Free writing atau menulis bebas berupa penulisan naskah
awal (first draft), Menulis ulang naskah (rewriting) atau revisi tulisan,
Menyunting naskah (editing) yakni memperbaiki naskah secara redaksional dan
substansial. Dalam tahap ini diperlukan kecermatan sehingga tidak ada substansi
yang tidak akurat, tidak factual, dan tidak ada kata atau kalimat yang sulit
dipahami.
V. PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami buat, kami menyadari dalam pembuatan
makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sangat kami harapkan. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Djuroto, Totok dan Bambang Suprijadi, Menulis Artikel dan Karya Ilmiah, Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 2009.
Djuroto, Totok, Manajemen Penerbitan Pers,Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004.
K, Septiawan Santana, Jurnalisme Kontemporer. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2005.
Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, Bogor : Ghalia Indonesia, 2008.
Romli, Asep Syamsul M., Jurnalistik Praktis untuk Pemula, Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2009.
Sugihastuti, Bahasa Laporan Dan Penelitian, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007.
Sumandiria, AS. Haris, Menulis Artikel dan Tajuk Rencana : Panduan Praktis Penulis dan
Jurnalis professional. Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2004.
[1] Sugihastuti, Bahasa Laporan Dan Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 110
[2] Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2005), hlm. 50
[3] Totok Djuroto dan Bambang Suprijadi, Menulis Artikel dan Karya Ilmiah, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2009), hlm. 3-6
[4] Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 71
[5] Haris Sumadiria, Menulis Artikel dan Tajuk Rencana, (Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2004), hlm. 8-
10
[6] Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, hlm. 10-12
[7] Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis untuk Pemula, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hlm.
49
[8] Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis untuk Pemula, hlm. 59.
[9] AS. Haris Sumandiria, Menulis Artikel dan Tajuk Rencana : Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis
professional, hlm. 26-27
[10] Haris Sumadiria, Menulis Artikel dan Tajuk Rencana, hlm. 19-26
[11] Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2008), hlm. 210-211