Anda di halaman 1dari 8

1.

Pengertian sosiolinguistik
J.A.

Fishman

(dalam

Suwito,

1985:

5)

mendefinisikan

sosiolinguistik dengan sebutan sosiologi bahasa. Kajian bahasa sebagai


gejala sosial yang mempengaruhi pemakaian bahasa dengan faktor sosial,
seperti status sosial, tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin, tingkat
ekonomi dan faktor situasional, yaitu siapa berbicara, dengan bahasa apa,
kepada siapa, kapan, di mana, dan mengenai masalah apa atau dirumuskan
secara singkat dengan who speak, what language, to whom, and when.
Secara eksplisit Fishman mendefinisikan sosiolinguistik sebagai studi
tentang katakteristik variasi bahasa, karakteristik fungsi bahasa, dan
karakteristik pemakaian bahasa yang terjalin dalam interaksi, sehingga
menyebabkan perubahan-perubahan antara ketiganya di dalam masyarakat
tuturnya.
Rene Appel (dalam Suwito, 1985:5) mengungkapkan bahawa
sosiolinguistik menempatkan kedudukan bahasa dalam

hubungannya

dengan pemakaiannya dalam masyarakat, sehingga bahasa dipandang


sebagai sistem sosial dan sistem komunikasi, serta merupakan bagian dari
masyarakat dan kebudayaan tertentu. Pemakaian bahasa (language use)
merupakan bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam situasi konkret.
Rumusan sosiolinguistik menurut Appel adalah studi tentang bahasa dan
pemakaian bahasa dalam hubungannya dengan masyarakat dan kebudayaan.
Dell Hymes (dalam Suwito, 1985: 7) yang menitikberatkan kajian
sosiolinguistik pada segi penggunaan bahasa dengan rumusan kemungkinan
pemakaian data dan analisis linguistik

dalam disiplin lain yang

berhubungan dengan kehidupan sosial, dan sebaliknya, pemakaian data dan


analisis sosial dalam linguistik.
Maka dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah cabang ilmu
linguistik yang bersifat interdisipliner dengan ilmu sosiologi, dengan objek

penelitian hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor sosial di dalam


suatu masyarakat tutur.
Fishman (dalam Pateda, 1987: 2) beranggapan, bahwa istilah
sosiolinguistik dan sosiologi bahasa merupakan dua hal yang berbeda.
Sosiolinguistik lebih bersifat kualitatif, sedangkan sosiologi bahasa bersifat
kuantitatif. Artinya, sosiolinguistik mementingkan pemakainan bahasa oleh
individu-individu dalam konteks sosialnya, maka sosiologi bahasa
mementingkan keragaman bahasa sebagai akibat pelapisan sosial yang
terdapat dalam masyarakat.
Istilah sosiologi bahasa sangat berkaitan dengan sosiolinguistik.
Bahkan banyak orang menganggap bahwa keduanya sama. Namun jika
diteliti, keduanya mempunyai perbedaan. Perbedaan tersebut diungkapkan
oleh Fishman, pakar sosiolinguistik yang andilnya sangat besar dalam kajian
sosiolinguistik.Perbedaan sosiolinguistik dan sosiologi bahasa adalah
sebagai berikut:
1.

Sosiolinguistik

a)

Kajiannya bersifat kualitatif.

b)

Penelitiannya dimasuki dari bidang linguistik.

c) Lebih berhubungan dengan perincian-perincian penggunaan bahasa yang


sebenarnya.
Contohnya: deskripsi pola-pola pemakain bahasa atau dialek tertentu yang
penutur, topik, dan latar pembicaraan
.2.
a)

Sosiologi Bahasa
Kajiannya bersifat kuantitatif.

b) Penelitiannya dimasuki dari bidang sosiologi.

c) Lebih berhubungan dengan faktor-faktor sosial yang saling bertimbal


balik dengan bahasa atau dialek.

Perbedaan antara sosiolinguistik dengan linguistik ialah jika


berdasarkan orientasi filosofis, sosiolinguistik menganut pahan nominalisme
sedangkan

linguistik

lebih

kearah

realisme.

Dari

sistem

bahasa

sosiolinguistik bersifat terbuka, linguistik bersifat tertutup. Pada sifat bahasa


sosiolinguistik bersistem yang heterogen sedangkan linguistik hanya
homogen.

Jika

dilihat

dari

fokus

deskripsi,

sosiolinguistik

lebih

memperhatikan fungsi bahasa dalam masyarakat sedangkan linguistik lebih


mementingkan struktur. Dilihat dari data sosiolinguistik bisa berupa verbal
dan non verbal sedangkan linguistik hanya verbal saja. Pada unit data
sosiolinguistik berupa wacana sedangkan linguistik berupa kalimat.
Berdasarkan pendekatan sosiolinguistik cenderung multidisipliner
sedangkan linguistik kearah unidisipliner. Kesimpulan diatas pada kajian ini
cenderung

mengindahkan

fungsi

bahasa

tersebut

dalam

peristiwa

ataukegiatan sosial yang terjadi dalam masyarakat secara terpadu misalnya


sistem sosial, stratifikasi sosial, diferensiasi sosial, mobilitas sosial dan
pranata sosial.
2. Relevansi linguistik dan sosiolinguistik
Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin antara sosiologi
dengan linguistik, dua bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan erat.
Sosiologi merupakan kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia di
dalam masyarakat, lembaga- lembaga, dan proses sosial yang ada di dalam
masyarakat. Sosiologi berusaha mengetahui bagaimana masyarakat itu
terjadi, berlangsung, dan tetap ada. Dengan mempelajari lembaga- lembaga,
proses sosial dan segala masalah sosial di dalam masyarakat, akan diketahui
cara- cara manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya, bagaimana
mereka bersosialisasi, dan menempatkan diri dalam tempatnya masingmasing di dalam masyarakat. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang

mempelajari tentang bahasa, atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai


objek kajiannya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah
bidang ilmu antardisipliner yang mempelajari bahasa dalam kaitannya
dengan penggunaan bahasa itu dalam masyarakat (Chaer dan Agustina
2003: 2). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah
antardisipliner yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan bahasa
yang digunakan dalam lingkungan tersebut.
Selain sosiolinguistik ada juga digunakan istilah sosiologi bahasa.
Banyak yang menganggap kedua istilah itu sama, tetapi ada pula yang
menganggapnya berbeda. Ada yang mengatakan digunakannya istilah
sosiolinguistik karena penelitiannya dimasukii dari bidang linguistik,
sedangkan sosiologi bahasa digunakan kalau penelitian itu dimasuki dari
bidang sosiologi.
Fishman (dalam Chaer 2003: 5) mengatakan kajian sosiolinguistik
lebih bersifat kualitatif.Jadi sosiolinguistik berhubungan dengan perincianperincian penggunaan bahasa yang sebenarnya, seperti deskripsi pola-pola
pemakaian bahasa atau dialek tertentu yang dilakukan penutur, topic, latar
pembicaraan. Sosiolinguistik memandang bahasa pertama-tama sebagai
sistem sosial dan sistem komunikasi serta bagian dari masyarakat dan
kebudayaan tertentu.Sedangkan yang dimaksud dengan pemakaian bahasa
adalah bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam situasi konkrit.
Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
sosiolinguistik berarti mempelajari tentang bahasa yang digunakan dalam
daerah tertentu atau dialek tertentu.
Ditinjau dari nama, sosiolingustik menyangkut sosiologi dan
linguistik, karena itu sosiolinguistik mempunyai kaitan yang sangat erat
dengan kedua kajian tersebut. Sosio adalah masyarakat, dan linguistik
adalah kajian bahasa.Jadi kajian sosiolinguistik adalah kajian tentang
bahasa yang dikaitkan dengan kondisi kemasyarakatan (Sumarsono 2004:1).
Berdasarkan

beberapa

uraian

diatas

dapat

disimpulkan

bahwa

sosiolinguistik berarti ilmu yang mempelajari tentang bahasa yang dikaitkan

dengan kondisi masyarakat tertentu.


Sosiolinguistik cenderung memfokuskan diri pada kelompok sosial
serta variabel linguistik yang digunakan dalam kelompok itu sambil
berusaha mengkorelasikan variabel tersebut dengan unit- unit demografik
tradisional pada ilmu-ilmu sosial, yaitu umur, jenis kelamin, kelas sosioekonomi, pengelompokan regioanal, status dan lain- lain. Bahkan pada
akhir-akhir ini juga diusahakan korelasi antara bentuk-bentuk linguistik dan
fungsi- fungsi sosial dalam interaksi intra-kelompok untuk tingkat
mikronya, serta korelasi antara pemilihan bahasa dan fungsi sosialnya
dalam skala besar untuk tingkat makronya (Ibrahim, 1995:4). Dari uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah ilmu yang
mempelajari tentang bahasa yang memfokuskan diri pada kelompok sosial
serta variabel linguistik.
Alwasilah (1993:3-5) menjelaskan bahwa secara garis besar yang
diselidiki oleh sosiolingustik ada lima yaitu macam-macam kebiasaan
(convention) dalam mengorganisasi ujaran dengan berorientasi pada tujuantujuan sosial studi bagaimana norma- norma dan nilai- nilai sosial
mempengaruhi perilaku linguistik. Variasi dan aneka ragam dihubungkan
dengan kerangka sosial dari para penuturnya, pemanfaatan sumber-sumber
linguistik secara politis dan aspek- aspek sosial secara bilingualisme.
Sosiolinguistik menyoroti keseluruhan masalah yang berhubungan
dengan organisasi sosial perilaku bahasa, tidak hanya mencakup perilaku
bahasa saja, melainkan juga sikap-sikap bahasa, perilaku terhadap bahasa
dan pemakaian bahasa.Dalam sosiolingustik ada kemungkinan orang
memulai dari masalah kemasyarakatan kemudian mengaitkan dengan
bahasa, tetapi bisa juga berlaku sebaliknya mulai dari bahasa kemudian
mengaitkan dengan gejala-gejala kemasyarakatan.
Trudgill (dalam Sumarsono 2004: 3) mengungkapkan sosiolinguistik
adalah bagian dari linguistik yang berkaitan dengan bahasa sebagai gejala
sosia dan gejala kebudayaan. Bahasa bukan hanya dianggap sebagai gejala

sosial melainkan juga gejala kebudayaan.Implikasinya adalah bahasa


dikaitkan dengan kebudayaan masih menjadi cakupan sosiolinguistik, dan
ini dapat dimengerti karena setiap masyarakat pasti memiliki kebudayaan
tertentu

Berdasarkan batasan-batasan tentang sosiolinguistik di atas dapat


disimpulkan bahwa sosiolinguistik itu meliputi tiga hal, yakni bahasa,
masyarakat,

dan

hubungan

antara

bahasa

dengan

masyarakat.

Sosiolinguistik membahas atau mengkaji bahasa sehubungan dengan


penutur ,bahasa sebagai anggota asyarakat. Bagaimana bahasa itu digunakan
untuk berkomunikasi antara anggota masyarakat yang satu dengan yang
lainnya untuk saling bertukar pendapat da berinteraksi antara individu satu
dengan lainnya.

3. Relevansi sosiolinguistik, sosiologi, dan linguistic


Motek
4. Manfaat sosiolinguistik
Sosiolinguistik memandang bahwa bahasa tidak saja dipandang
sebagai gejala individual, tetapi merupakan gejala sosial. Sebagai gejala
sosial, bahasa dan pemakaiannya ditentukan oleh faktor-faktor linguistik
seperti status sosial, tingkat pendidikan, umur, tingkat ekonomi, jenis
kelamin, dan faktor-faktor nonlinguistik siapa berbicara, dengan bahasa apa,
kepada siapa, kapan, di mana, dan mengenai masalah apa. Dalam kegiatan
pengajaran, bahasa yang digunakanpun harus sesuai konteks tujuan yang
ingin dicapai tanpa mengabaikan kaidah-kaidah pokok yang berlaku dalam
bahasa yang bersangkutan. Misalnya, seorang guru harus memilih diksi
yang

tepat

dalam

pengajaran

ketika

menerangkan,

kapan

harus

menggunakan kalimat yang bernada perintah, persuasif, permisif, dan


sebagainya.
Dengan mengetahui disiplin ilmu sosiolinguistik, berbagai aspek
dalam disiplin ilmu ini akan memberikan banyak manfaat terutamafa dalam
bidang pengajaran. Tidak dapat dipungkiri bahwa kajian sosiolinguistik
sangat luas dan mendalam. Salah satu contohnya adalah kajian mengenai
variasi bahasa yang digunakan dalam interaksi pembelajaran di kelas. .
Seorang pendidik yang menginginkan proses pembelajarannya berhasil
tentunya juga harus memperhatikan konteks pembicaraannya agar materi

yang disampaikan dapat dipahami peserta didik dengan baik. Setiap


fenomena kebahasaan ini menarik untuk diteliti karena setiap fenomena
memiliki nilai sebagai ilmu pengetahuan. Setiap fenomena kebahasaan
memiliki implikasi yang penting untuk diteliti dan diketahui oleh manusia
dalam hubungannya dengan masyarakat sebagai bagian dari komunikasi
sosial untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
Memberikan pedoman kepada kita dalam berkomunikasi dengan
menunjukkan bahasa, ragam bahasa, atau gaya bahasa apa yang kita
gunakan jika kita berbicara dengan orang tertentu, dan di tempat tempat
tertentu pula.
Dalam pengajaran, sosiolinguistik bermanfaat dalam menjelaskan
penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa dan kaidah sosial.
Sosiolinguistik

juga

dapat

memberi

sumbangan

dalam

mengatasi

ketegangan politik akibat persoalan pemilihan bahasa nasional di negara


negara multilingual.

Anda mungkin juga menyukai