PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
1
Untuk mengetahui ruang lingkup sintaksis menngenai pengertian dan jenis frasa.
BAB II
PEMBAHASAN
Frasa Endosentris
Frasa endosentris adalah frasa yang memiliki konstituen inti. Berdasarkan kesetaraan
dan hubungan antarkonstituen intinya frasa endosentris dibedakan menjadi tiga, yaitu frasa
endosentris atributif, frasa endosentris koordinatif, dan frasa endosentris yang apostif (Chaer,
1994:225-229).
1
itu
tidak
dapat
dihubungkan
dengan
kata
penghubung dan atau atau. Misalnya frasa mahasiswa ini, dosen sintaksis, bahasasaya.
Dilihat dari segi konstituen atributnya, frasa endosentris atributif dapat dipilah
menjadi dua yaitu, frasa endosentris atributif klitikal dan frasa endosentris atributif
nonklitikal. Frasa endosentris atributif klitikal adalah frasa endosentris atributif yang
konstituen atributnya berupa klitik, contohnyamajalahku, tabloidmu, artikelnya.
Dilihat dari kategori intinya, frasa endosentris yang atributif dibedakan menjadi: (1)
frasa nominal seperti kursi kayu jati, (2) frasa verbal seperti sedang berpidato, (3) frasa
pronominal seperti kita berdua, (4) frasa numeralia seperti dua buah, (5) frasa interogativa
seperti apa dan siapa, (6) frasa demonstrative seperti ini dan itu, (7) frasa adjectival
seperti lancar sekali, dan (8) frasa adverbial seperti tadi pagi (Ramlan 1987:154-157).
2
Barack
Obama merupakan
frasa
endosentrik
apositif.
Unsur Presiden
Amerika sebagai unsur pusatnya, sedangkan Barack Obama sebagai apositif. Kedua unsur
tersebut bisa saling menggantikan dalam kalimat, dan mempunyai informasi yang sama.
Dapat disimpulkan, Presiden Amerika datang di Auditorium Unnes dan Barack Obama
datang di Auditorium Unnes.
Frasa Eksosentris
Frasa eksosentrik adalah frasa yang komponennya tidak mempunyai perilaku sintaksis
yang
sama
dengan
keseluruhannya.
Misalnya,
frasa di
rumah, yang
terdiri
atas
komponen di dan komponen pasar. Secara keseluruhan atau secara utuh frasa ini dapat
mengisi
fungsi
keterangan,
misalnya
dalam
kalimat Dia
komponen di maupun komponen rumah, tidak dapat berfungsi sebagai keterangan seperti
dalam kalimat (a), sebab konstruksi (b) dan (c) tidak berterima.
a
Dia belajar di
nondirektif. Frasa eksosentris direktif komponen pertamanya berupa preposisi, seperti di,
ke, dan dari, dan komponen keduanya berupa kata atau kelompok kata yang biasanya
berkategori nomina. Oleh karena komponen pertama berupa preposisi, maka frasa eksosentris
direktif ini lazim juga disebut frasa preposisisonal. Perhatikan contoh (d), (e), dan (f) berikut
ini.
c
demi ketenteraman
ke kota
Frasa eksosentis nondirektif adalah frasa eksosentris yang kosntituen perangkainya
berupa artikula, sedangkan kosntituen sumbunya berupa kata atau kelompok kata yang
berkategori nomina, verba, atau adjektiva, misalnya : sang suami, para tamu.
3
berkonstruksi endosentris atributif atau eksosentris, frasa tersebut hanya terdiri atas dua patah
kata; misalnya buku sintaksis, bahasa Indonesia. Adapun apabila berkonstruksi endosentris
koordinatif dapat terdiri atas dua, tiga, atau lebih dari tiga kata; misalnya: dosen, mahasiswa,
dan karyawan.
Adapun frasa dikatakan sebagai frasa turunan jika frasa tersebut sudah mengalami
penurunan yang disebabkan adanya penambahan kata atau frasa lain dalam frasa tersebut.
Misalnya : Spidol dan kapur tulis. Kalimat tersebut terdapat dua frasa yaitu frasa kapur
tulis (frasa endosentris atributif nominal), dan frasa spidol dan kapur tulis (frasa endosentris
koordinatif)
4
frasa ligas dan frasa idiomatic. Frasa lugas adalah frasa yang maknanya masih lugas
sebagaimana konstituen leksikal pembentuknya. Sedangkan frasa idiomatic adalah frasa yang
membentuk idiom tertentu sehingga maknanya pun bersifat idiomatic, artinya makna yang
terbentuk tidak bisa diuraikan berdasarkan konstituen-konstituen leksikal pembentuknya.
Misalnya; (1) Kambing hitam itu milik siapa?, (2) Jangan suka mengambinghitamkan orang
lain. Konstruksi kambing hitam pada kalimat (1) merupakan frasa lugas yang bermakna
kambing yang berbulu hitam, sedangkan pada kalimat (2) kambing hitam merupakan frasa
idiomatic yang berarti menuduh orang lain melakukan kesalahan.
sebuah klausa ajektifal. Dilihat dari kedudukan kedua unsurnya dibedakan adanya frase
ajektifa koordinatif (FAK) dan frase ajektifa subordinatif (FAS).
2.2.1
Dua buah kata berkategorial ajektifal yang merupakan anggota dari antonim relasional
dan memiliki makna gramatikal pilihan, sehingga di antara kedua dapat disisipkan
kata atau. Contoh:
- besar kecil
- ayah ibu
- hidup mati
Catatan: untuk bentuk (kata) yang tidak memiliki pasangan antonym, digunakan rumus:
tidaknya. Contoh:
- salah tidaknya
- jauh tidaknya
- bisa tidaknya
Dua buah kata berkategorial ajektifal yang merupakan anggota dari pasangan
bersinonim, dan mem memiliki makna gramatikal sangat. Contoh:
- gelap gulita
- segar bugar
- terang benderang
Catatan:
Selama ini bentuk-bentuk seperti gulita, bugar, dan benderang disebut sebagai
morfem unik. Namun, beberapa waktu terakhir bentuk benderang sudah digunakan dengan
arti terang.
3
Dua buah kata berkategorial ajektifal yang maknanya sejalan tidak bertentangan dan
memiliki makna gramatikal himpunan sehingga di antara keduanya dapat disisipkan
kata dan. Contoh:
- kecil mungil
- lurus mulus
- tinggi besar
Catatan:
Ada beberapa FAK kelompok ini yang secara eksplisit harus disisipkan kata dan.
Contoh:
Dua buah kata berkategorial ajektifal yang maknanya tidak sejalan (bertentangan) dan
memiliki makna berkebalikan sehingga di antara kedua unsurnya haris disisipi kata
tetapi. Contoh:
-
2.2.2
FAS berstruktur A + N dan memiliki makna gramatikal seperti pabila unsur pertama
berkategorial ajektifa dan memiliki komponen makna (+ warna) dan unsur kedua
hijau daun
biru laut
putih pucat
FAS berstruktur A + A dan memiliki makna gramatikal jenis warna dapat disusun
dari:
a
merah merona
hitam pekat
biru muda
b
biru keungu-unguan
coklat kemerah-merahan
hijau kekuning-kuningan
FAS berstruktur A + V dan bermakna gramatikal untuk dapat disusun apabila unsur
pertama berkategori ajektifa dan memiliki komponen makna (+ sikap batin),
sedangkan unsur kedua berkategori verba dan berkomponen makna (+ tindakan) atau
(+ kejadian). Contoh:
-
berani mati
siap menyerang
takut mengalah
FAS berstruktur Adv + A dan memiliki makna gramatikal ingkar dapat disusun
apabila unsur pertama berkategori adverbia yang berkomponen makna (+ ingkar) dan
unsur yang kedua berkategori ajektifa dan berkomponen makna (+ keadaan) atau (+
sikap batin). Contoh:
-
tidak rajin
tidak sopan
tidak sedih
Catatan :
Adverbia ingkar bukan dapat juga mendampingi ajektifa kalau frasa ajektifal itu
diikuti oleh klausa pembetulan. Contoh:
FAS berstruktur Adv + A dan memiliki makna gramatikal derajat dapat disusun bila
unsur pertama berkategori adverbia yang berkomponen makna (+ derajat) atau (+
tingkat); sedangkan unsur yang kedua berkategori ajektifa dan berkomponen makna(+
keadaan) atau (+ sifat). Contoh:
sangat lihai
sungguh indah
cukup cerdik
FAS berstruktur A + Adv dan bermakna gramatikal sangat atau tingkat superlatif
dapat disusun apabila unsur pertama berkategori ajektifa dan bermakna gramatikal (+
keadaan); sedangkan kedua berkategori adverbial dan berkomponen makna (+ paling)
dalam bentuk kata sekali. Contoh:
-
gelap sekali
rindu sekali
2.2.3
sakit sekali
idiom konstruksi frase ini tidak bermakna leksikal maupun gramatikal. Jadi, tidak disusun
baru. Beberapa contoh:
2.2.4
tangan dingin
buah bibir
buah hati
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Frasa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat
nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis
di dalam kalimat (Chaer, 1994:22).
Frasa dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria brikut: (1) ada tidaknya konstituen
inti, (2) kompleksitas konstituen penyusunnya, dan (3) maknanya. Berdasarkan ada tidaknya
konstitun ini, frasa dibedakan atas frasa endosentris dan frasa eksosentris. Berdasarkan
kompleksitas konstituen penyusunnya, frasa dibagi menjadi dua yaitu frasa dasar dan frasa
turunan. Sementara itu, dilihat dari segi maknanya, frasa dibedakan menjadi dua kelompok,
yaitu frasa lugas dan frasa idiomatis.
Frasa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau
lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat
(Chaer, 1994:22).
Frase ajektifal adalah frase yang mengisi atau menduduki fungsi predikat dalam
sebuah klausa ajektifal. Dilihat dari kedudukan kedua unsurnya dibedakan adanya frase
ajektifa koordinatif (FAK) dan frase ajektifa subordinatif (FAS).
Daftar Pustaka