Anda di halaman 1dari 187

PIDATO DUTA BESAR ARAB SAUDI UNTUK INDONESIA,

H E. OSAMA BIN MOHAMMED ABDULLAH AL SHUAIBI

PADA PERAYAAN HARI NASIONAL ARAB SAUDI DI JAKARTA

(Kajian Analisis Wacana Kritis)

SKRIPSI
Disusun untuk melengkapi syarat-syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Sastra dalam bidang Sastra Arab

Oleh:

Ariadna Ayu Miranda

Program Studi Sastra Arab

N.I.M: 0401514002

FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA
JAKARTA
2018

i
HALAMAN PERSETUJUAN

PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi ini berjudul:

“Pidato Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, H E. Osama bin


Muhammed Abdullah Al Shuaibi pada Perayaan Hari Nasional Arab Saudi,
di Indonesia (Kajian Analisis Wacana Kritis)”
telah layak diajukan untuk sidang dan telah mendapat persetujuan dari yang
tersebut di bawah ini:

No. Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

1. PEMBIMBING I Dr. Faisal Hendra, M. Ed.

2. PEMBIMBING II Zaqiatul Mardiah, M. Hum.

KETUA
3. PROGRAM Dr. Iin Suryaningsih, M. S.
STUDI

ii
LEMBAR PENGESAHAN
PANITIA UJIAN SKRIPSI

No. Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

KETUA/
1. Dr. Faisal Hendra, M. Ed.
PEMBIMBING I

2. PEMBIMBING II Zaqiatul Mardiah, M. Hum.

3. PENGUJI Dr. Afdol Tharik Wastono, M. Hum.

4. PANITERA Zul Karnen, S. S. M. Si.

Mengetahui:

No. Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

KETUA
1. Dr. Iin Suryaningsih, M. S.
PROGRAM STUDI

DEKAN FAKULTAS
2. Dr. Faisal Hendra, M. Ed.
SASTRA

Dinyatakan lulus tanggal: ..................................... dengan nilai: ............

iii
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ariadna Ayu Miranda

NIM. : 0401514002

Program Studi : Sastra Arab

menyatakan bahwa skripsi ini adalah murni hasil karya sendiri. Apabila penulis
mengutip dari karya orang lain, maka penulis mencantumkan sumbernya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Penulis bersedia dikenai sanksi pembatalan
skripsi ini apabila terbukti melakukan tindakan plagiat (penjiplakan).

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.

Jakarta, 30 Januari 2018

(Ariadna Ayu Miranda)


NIM. 0401514002

iv
LEMBAR PERSEMBAHAN

Teruntuk mama dan papa tercinta, yang telah


melahirkan, membesarkan, dan mendidikku sampai
sekarang. Terimakasih atas semua do’a, cinta, dan kasih
sayangmu yang begitu murni dan sempurna.

Untuk Aa Arnas, Adik Rahman dan para sahabat


yang telah berjuang bersama. Terimakasih atas semua
do’a dan dukungannya selama ini.

Untuk guruku yang Mulia, terimakasih atas semua


jasamu yang begitu teguh dan kokoh dengan penuh rasa
keikhlasan.

v
MOTTO

Ya Allah semua jerih payahku,


dan semua hasratku di antara segala
kesenangan-kesenangan
di dunia ini, adalah untuk mengingat Engkau,
Dan di akhirat nanti,
di antara segala kesenangan
adalah untuk berjumpa dengan Mu
begitulah hal nya dengan diriku
seperti yang telah Kau katakan
Kini, perbuatlah seperti yang Engkau kehendaki

Ya Allah
Aku berlindung pada Engkau
Dari hal-hal yang memalingkan aku dari Engkau
Dan dari setiap hambatan
Yang akan menghalangi ku
mengabdi kepada Mu

Ya Tuhan
Tenggelamkan diriku ke dalam lautan
Keikhlasan mencintai-Mu
Hingga tak ada sesuatu yang menyibukkanku
Selain berdzikir kepada-Mu

“Diadaptasi dari kata-kata bijak Islami Rabiatul Adawiyah”

vi
KATA PENGANTAR

‫بسم اهلل الرحمن الرحيم‬

Alhamdulillahi rabbil’alamiin, puji serta syukur kepada Allah SWT yang


telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, semoga kita senantiasa berada
dalam perlindungan-Nya, Amin. Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, segenap keluarga dan para sahabatnya, serta
mereka yang mengikuti petunjuknya.

Skripsi ini, penulis selesaikan guna melengkapi syarat mendapatkan gelar


strata satu pada Program Studi Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Al Azhar
Indonesia. Skripsi ini berjudul, “Pidato Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia,
HE. Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi pada Perayaan Hari Nasional

Arab Saudi, di Indonesia (Kajian Analisis Wacana Kritis)‛. Penelitian ini


mengungkapkan bahwa dalam teks pidato Dubes Arab Saudi, dapat dianalisis
makna tersembunyi di balik teks tersebut melalui kajian Analisis Wacana Kritis
(AWK) dari teori tiga dimensi, menurut Fairclough yaitu, dimensi teks, dimensi
praktik wacana, dan dimensi sosiokultural.

Meskipun penulis telah berusaha untuk memberikan hasil yang terbaik.


Namun, penulis menyadari bahwa skripsi ini tentu tidak luput dari kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
agar penulis dapat melakukan perbaikan di setiap aspek dalam penulisan skripsi
ini.

Demikian pengantar yang dapat penulis sampaikan. Semoga skripsi ini


dapat membawa manfaat bagi kita semua, amin yaa rabbal ‘alamiin.

Jakarta, 30 Januari 2018

Ariadna Ayu Miranda

vii
UCAPAN TERIMA KASIH

Penyusunan skripsi ini dapat terlaKASna karena tidak terlepas dari


bantuan berbagai pihak yang mendukung penulis, baik secara moril maupun
materil. Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mencurahkan rasa syukur dan
terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Allah swt. atas rahmat dan kasih
sayang-Nya. Karena itu, penelitian ini dapat terlaKASna dengan sebaik-baiknya.

Ucapan terima kasih juga penulis haturkan kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M. Sc. selaku Rektor Universitas Al Azhar
Indonesia dan para wakilnya.

2. Dr. Faisal Hendra, M. Ed. selaku Dekan Fakultas Sastra sekaligus


pembimbing I. Terimakasih atas waktu, pikiran dan dedikasinya terhadap
penulis. Selain itu, beliau yang selalu mengingatkan mahasiswanya untuk
selalu berprestasi dan menjadi orang yang bermanfaat.

3. Dr. Iin Suryaningsih, S. S., M. A. selaku Kepala Program Studi Sastra


Arab. Terima kasih karena telah menjadi panutan kami untuk selalu
berinovasi, berwawasan luas, disiplin dan menekuni bidang yang kita
sukai dan cintai.

4. Ibu Zaqiatul Mardiah M. Hum selaku pembimbing II. Terima kasih atas
semua waktu, pikiran, dedikasinya serta pengalaman berharga kepada
penulis. Karena, berkat dukungan dan motivasi dari beliaulah yang
membantu penulis semangat dalam mewujudkan dan menyelesaikan
skripsi ini.

5. Ibu Afridesy Puji Pancarani, Lc. MA. Selaku pembimbng akademik yang
selalu memberikan semangat, bimbingan dan motivasinya dalam
mempelajari bahasa Arab dan mengajak penulis untuk memperbanyak
pengalaman yang baru.

viii
6. Dr. Thoyib I. M. selaku motivator terbesar penulis dari awal perkuliahan
sampai waktu yang tak terbatas. Motivasi, karya dan pengalaman beliau
yang luar biasa, mendorong penulis untuk selalu berkarya dan tidak pernah
berhenti dalam berinovasi serta belajar.

7. Nur Hizbullah, M. Hum selaku motivator yang selalu mengajarkan arti


sebuah kedisiplinan dan memberikan pengalaman bahwa tingginya arti
sebuah dedikasi dalam memanfaatkan ilmu bagi sendiri dan orang lain.

8. Bapak Dr. Afdol Tharik Wastono, M. Hum. yang telah memberikan


dedikasi dan bimbingan yang sangat berarti bagi penulis. Mulai dari
sebuah awal pertemuan yang indah sampai akhir pertemuan yang indah
pula.

9. Seluruh dosen Program Studi Sastra Arab UAI yang penulis banggakan,
Bapak Prof. Dr. Chotibul Umam, Bapak Aliudin Mahjudin, Ustadz
Fadzurrahman, Ustadz Eldow, Ustadzah Madian. Kepada mereka, tidak
ada hadiah yang berharga selain membanggakan mereka dengan prestasi
dan mengamalkan ilmu yang telah mereka berikan.

10. Ustadz Zulkarnaen atau bang Zul terima kasih atas segala nasehat,
bimbingan, pengalaman dalam berorganisasi yang kelak bagi penulis akan
menjadi sebuah keteladanan dalam menempuh realita kehidupan yang
sesungguhnya.

11. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Firdaus dan Ibunda Sri Rahayu M.
yang penulis anggap bagiakan penyembuh di kala lelah, penenang di kala
bimbang, pemberi kasih dan cinta di kala kelamnya hati, serta pemberi
penerang di kala kesesatan melanda. Untuk mereka, terimakasih setulus-
tulusnya dari lubuk hati ini. Tidak ada kata maupun perbuatan untuk
membayar semua apa yang kalian lakukan untukku. Aku percaya bahwa

ix
kekuatan do‟a mampu mengalahkan segalanya, serta keyakinanlah yang
membawaku kepada Allah swt. Kalian mengajarkanku mengenal dekat
akan Allah yang selalu di hatimu bahkan lebih dekat daripada itu. Begitu
juga Adikku Shofiyur Rahman, terimakasih atas pelukan dan semangat
yang kau berikan. Semua itu tidak akan pernah punah untuk selamanya!

12. Para sahabat dan keluarga sastra Arab angkatan 2014, Eva, Laras, Virina,
Ristia, Ivan, Caski, Ririn, Nadia, Vanny, Nanik, Fuzi, dan Diara
terimakasih berkat kalian penulis dapat bertahan melewati masa
perkuliahan yang serasa sangat penuh dengan suka dan duka.

13. Kepada senior Sastra Arab UAI, para alumni angkatan 2011, 2012, 2013
atas berbaginya pengalaman dan pembelajaran dari arti sebuah
kekeluargaan yang sangat bermakna dan berharga. Terkhusus untuk Ka
Sajidah dan Ka Alfianti terimakasih atas tuntunan dan bimbingan dalam
menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya untuk adik-adik angkatan 2015
sampai 2017 terimakasih atas semua dukungan dan motvasinya dalam
menuliskan dan menorehkan segala senyuman dan kata-kata hangat,
sehingga waktu terasa begitu cepat berlalu. Terkhusus untuk Fajrina,
Safira, dan Fita tetap semangat untuk terus maju dan berjuang untuk
kuliahnya. Bersama kalian waktu sangat dan penuh makna yang
mendalam.

14. Untuk kakak senior yang paling special plus calon suami juga, Aa Arnas
alias Hasairi Arnas. Bulan yang selalu menemani dan menyinari bintang
kejora di kala lelah. Bulan yang selalu menguatkan bintang kejora di kala
lemah. Terimakasih atas semua butir-butir cahaya yang kau berikan, begitu
bermakna dan berharga sehingga tidak ada seorangpun yang memilikinya
selain dirimu. Semoga butiran cahaya itu tidak hilang begitu saja di telan
malam dan laut lepas.

x
Pada akhirnya, penulis ucapkan kepada orang-orang yang tidak
bisa disebutkan satu persatu namanya baik di lingkungan fakultas maupun
di luar Fakultas Sastra, terlebih lagi di luar Universitas Al Azhar
Indonesia. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Mengetahui do‟a
dari setiap hambanya. Semoga Allah membalas dengan penuh kebaikan.

Ariadna Ayu Miranda

xi
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

LAMBANG:

„………‟ : Mengapit terjemahan


“………” : Mengapit kutipan dan istilah
/………/ : Mengapit transliterasi
(……...) : Mengapit singkatan
Cetak Miring : Menyatakan kata asing yang belum diserap,
Transliterasi
[1] : Menunjukan proposisi ke 1, dst.
(A) : Proposisi Makro dari paragraf 1, dst.

SINGKATAN:

PM-1 : Proposisi Makro – 1, dst.

xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

A. Sistem Transliterasi Arab-Latin


Transliterasi dimaksudkan sebagai pengalihan huruf dari abjad yang satu
ke abjad yang lain. Transliterasi Arab-Latin di sini ialah penyalinan huruf-huruf
Arab dengan huruf-huruf latin beserta perangkatnya. Menurut KBBI, transliterasi
atau alih huruf adalah penggantian huruf dari huruf abjad yang satu ke abjad yang
lain (terlepas dari lafal bunyi kata yang sebenarnya).

Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri P & K RI


No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987
tertanggal 22 Januari 1988
a. Konsonan Tunggal
Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab
dilambangkan dengan huruf, dalam pedoman ini sebagian dilambangkan dengan
huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lagi dilambangkan
dengan huruf dan tanda sekaligus.

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

‫ا‬ Alif - tidak dilambangkan

‫ب‬ bā‟ B -

‫ت‬ tā‟ T -

‫ث‬ ṡā‟ ṡ s dengan satu titik di atas

‫ج‬ Jīm J -

‫ح‬ ḥā‟ ḥ h dengan satu titik di bawah

xiii
‫خ‬ khā‟ Kh -

‫د‬ Dāl D -

‫ذ‬ Żāl z| z dengan satu titik di atas

‫ر‬ rā‟ R -

‫ز‬ Zāi Z -

‫س‬ Sīn S -

‫ش‬ Syīn Sy -

‫ص‬ ṣād ṣ s dengan satu titik di bawah

‫ض‬ ḍād ḍ d dengan satu titik di bawah

‫ط‬ ṭā‟ ṭ t dengan satu titik di bawah

‫ظ‬ ẓā‟ ẓ z dengan satu titik di bawah

‫ع‬ ʿain ʿ koma terbalik

‫غ‬ Gain G -

‫ؼ‬ fā‟ F -

‫ؽ‬ Qāf Q -

xiv
‫ؾ‬ Kāf K -

‫ؿ‬ Lām L -

‫ـ‬ Mīm M -

‫ف‬ Nūn N -

‫ق‬ hā‟ H -

‫ك‬ Wāwu W -

tidak apostrof, tetapi lambang ini tidak


‫ء‬ Hamzah dilambangkan dipergunakan untuk hamzah di
atau ’ awal kata

‫م‬ yā‟ Y -

b. Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap.

Contoh: ‫نب‬
ّ ditulis /nabiyyun/
ٌ
c. Tā’ marbūṭah di akhir kata
Transliterasinya menggunakan:
1. Tā’ marbūṭah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya
h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap menjadi bahasa
Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya.

Contoh: ‫ك َّرّةه‬
‫ ي‬ditulis /kurrah/

xv
2. Pada kata yang terakhir dengan tā’ marbūṭah diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah,
maka tā’ marbūṭah itu ditransliterasikan dengan h.

Contoh : ‫ىزىىر‬ ٍ ‫ج ًام ىع‬


ٍ ‫ةّاْل‬ ‫ى‬ ditulis /ja>mi’ah al-azhar/

3. Bila dihidupkan ditulis t.

Contoh : ‫ىزىىر‬ ٍ ‫ ج ًام ىعةي‬ditulis /ja>mi’atul azhar/


ٍ ‫ّاْل‬ ‫ى‬
Huruf tā’ marbūṭah di akhir kata dapat dialihaKASrakan sebagai t
atau dialihbunyikan sebagai h (pada pembacaan waqaf/berhenti). Bahasa
Indonesia dapat menyerap salah satu atau kedua kata tersebut.
d. Vokal Pendek
Harakat fathah ditulis a, kasrah ditulis i, dan ḍammah ditulis u.

Contoh: ّ‫ب‬
ّ‫ىكتى ى‬ ditulis /kataba/

ّ‫ب‬
‫يى ٍذ ىى ي‬ ditulis /yaz|habu/

e. Vokal Panjang
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan
huruf/transliterasinya berupa huruf dan tanda. Vokal panjang ditulis, masing-
masing dengan tanda hubung (-) di atasnya atau biasa ditulis dengan tanda caron
seperti (â, î, û).

Contoh: ّ‫قى ىاؿ‬ ditulis /qo>la/

ّ‫قًٍي ىل‬ ditulis /qi>la/

f. Vokal Rangkap

1. Fathah + yā’ tanpa dua titik yang dimatikan ditulis ai (‫)أم‬.

Contoh: ّ‫ف‬
‫ىكٍي ى‬ ditulis /kaifa/

xvi
2. Fathah + wāwu mati ditulis au (ٔ‫)ا‬.

Contoh: ّ‫ىّح ٍوىؿ‬ ditulis /haula/

g. Vokal-vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata


Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan
apostrop (‟) apabila ia terletak di tengah atau akhir kata. Apabila terletak di awal
kata, transliterasinya seperti huruf alif, tidak dilambangkan.

Contoh: ‫يىأٍ يم يرٍكف‬ ditulis /ya’muru>n/

h. Kata Sandang Alif + Lam (‫)ال‬


Transliterasi kata sandang dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Kata sandang diikuti huruf syamsiah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah ditransliterasikan
sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang
langsung mengikuti kata sandang itu atau huruf lam diganti dengan
huruf yang mengikutinya.

Contoh : ّ‫س‬
‫َّم ي‬
ٍ ‫الش‬ ditulis /asy-syamsu/

ّ‫الرفًٍي يق‬
َّ ditulis /ar-rafi>qu/

2. Kata sandang diikuti huruf qamariah


Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah ditulis al-.

ّ‫ك‬ ً
Contoh : ‫اىلٍ ىمل ي‬ ditulis /al-Maliku/

ّ‫الػ ىكافً يػر‬ ditulis /al-kâfiru/

xvii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL UTAMA i


LEMBAR PERSETUJUAN ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI iii
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI iv
LEMBAR PERSEMBAHAN v
MOTTO vi
KATA PENGANTAR vii
UCAPAN TERIMAKASIH viii
DAFTAR LAMBANG xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN xiii
DAFTAR ISI xix
DAFTAR TABEL xxii
ABSTRAK xxiii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1


1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 4
1.4 Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian.................................................................................................... 5
1.5.1 Manfaat Teoritis ................................................................................................. 5
1.5.2 Manfaat Praktis .................................................................................................. 5
1.6 Metodologi Penelitian............................................................................................... 5
1.6.1. Korpus Data ....................................................................................................... 6
1.6.2. Teknik Pemerolehan Data ................................................................................. 6
1.6.3. Teknik Pengolahan Data ................................................................................... 6
1.6.4. Teknik Analisis Data .......................................................................................... 7
1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................................... 7

xviii
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................9
2.1. Pengantar ................................................................................................................. 9
2.1.1 Kajian Pustaka Teoritis tentang Analisis Wacana Kritis (AWK) ranah Tiga
Dimensi ....................................................................................................................... 9
2.1.2. Kajian Pustaka Terdahulu tentang Analisis Wacana Kritis (AWK) ranah Tiga
Dimensi dalam Pidato ............................................................................................... 11
2.9 Sintesa Kajian Pustaka............................................................................................. 16

BAB 3 LANDASAN TEORI ...............................................................................18


3.1 Pengantar ................................................................................................................ 18
3.2 Analisis Wacana Kritis (AWK) .................................................................................. 18
3.2.1 Dimensi Teks .................................................................................................... 19
3.2.2 Dimensi Praktik Wacana .................................................................................. 20
3.2.3 Dimensi Praktik Sosiokultural .......................................................................... 22
3.3 Model Konseptual Proses Analisis Wacana Kritis ................................................... 23

BAB 4 Analisis Wacana Kritis Pidato Duta Besar Arab Saudi untuk
Indonesia ...............................................................................................................25
4.1 Pengantar ................................................................................................................ 25
4.2 Dimensi Teks dan Dimensi Praktik Wacana ............................................................ 25
4.2.1 Dimensi Teks Paragraf 1 ................................................................................... 25
4.2.1.1 Dimensi Praktik Wacana Paragraf 1 .......................................................... 28
4.2.1.1.1 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 1 ................................................. 28
4.2.1.1.2 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 2 ................................................. 32
4.2.1.1.3 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 3 ................................................. 37
4.2.2 Dimensi Teks Paragraf 2 ................................................................................... 39
4.2.2.2 Dimensi Praktik Wacana Paragraf 2 .......................................................... 42
4.2.2.2.3 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 4 ................................................. 42
4.2.2.2.5 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 5 ................................................. 47
4.2.2.2.6 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 6 ................................................. 48
4.2.3 Dimensi Teks Paragraf 3 ................................................................................... 50
4.2.3.3.7 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 7 ................................................. 53

xix
4.2.3.3.8 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 8 ................................................. 55
4.2.4 Dimensi Teks Paragraf 4 ................................................................................... 57
4.2.4.4 Dimensi Praktik Wacana Paragraf 4 .......................................................... 60
4.2.4.4.9 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 9 ................................................. 61
4.2.4.4.10 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 10 ............................................. 62
4.2.4.4.11 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 11 ............................................. 66
4.2.5 Dimensi Teks Paragraf 5 ................................................................................... 68
4.2.5.5 Dimensi Praktik Wacana Paragraf 5 .......................................................... 72
4.2.5.5.12 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 12 ............................................. 72
4.2.5.5.13 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 13 ............................................. 74
4.2.5.5.14 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 14 ............................................. 75
4.2.6 Dimensi Teks Paragraf 6 ................................................................................... 76
4.2.6.6 Dimensi Praktik Wacana Paragraf 6 .......................................................... 79
4.2.6.6.15 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 15 ............................................. 79
4.2.6.6.16 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 16 ............................................. 81
4.2.7 Dimensi Teks Paragraf 7 ................................................................................... 84
4.2.7.7 Dimensi Praktik Wacana Paragraf 7 .......................................................... 89
4.2.7.7.17 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 17 ............................................. 89
4.2.7.7.18 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 18 ............................................. 92
4.2.7.7.19 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 19 ............................................. 94
4.2.7.7.20 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 20 ............................................. 97
4.2.7.7.21 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 21 ............................................. 98
4.2.8 Dimensi Teks Paragraf 8 ................................................................................. 100
4.2.8.8 Dimensi Praktik Wacana Paragraf 8 ........................................................ 103
4.2.8.8.22 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 22 ........................................... 103
4.2.8.8.23 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 23 ........................................... 104
4.2.9 Rangkuman Dimensi Teks dan Praktik Wacana ............................................. 106
4.3 Dimensi Praktik Soisokultural ............................................................................... 111
4.3.1 Level Sosial ..................................................................................................... 111

xx
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................116
5.1. Kesimpulan ........................................................................................................... 116
5.2. Saran .................................................................................................................... 117

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................118


GLOSARIUM.....................................................................................................122
DAFTAR LAMPIRAN DATA ..........................................................................127
LAMPIRAN DIMENSI TEKS .........................................................................139
BIODATA PENULIS .........................................................................................161

xxi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pemberian Proposisi Mikro 1........................................................................ 26


Tabel 1.2 Pemberian Proposisi Mikro 2........................................................................ 39
Tabel 1.3 Pemberian Proposisi Mikro 3........................................................................ 49
Tabel 1.4 Pemberian Proposisi Mikro 4........................................................................ 56
Tabel 1.5 Pemberian Proposisi Mikro 5........................................................................ 67
Tabel 1.6 Pemberian Proposisi Mikro 6........................................................................ 76
Tabel 1.7 Pemberian Proposisi Mikro 7........................................................................ 84
Tabel 1.8 Pemberian Proposisi Mikro 8........................................................................ 99
Tabel 1.9 Rangkuman Proposisi Makro .................................................................... 105

xxii
ABSTRAK

ARIADNA AYU MIRANDA, 0401514002, PIDATO DUTA BESAR ARAB


SAUDI UNTUK INDONESIA, H E. OSAMA BIN MOHAMMED
ABDULLAH AL SHUAIBI PADA PERAYAAN HARI NASIONAL ARAB
SAUDI DI JAKARTA (KAJIAN ANALISIS WACANA KRITIS). Di bawah
bimbingan Dr. Faisal Hendra, M. Ed. dan Zaqiatul Mardiah, S. S., M. Hum.
Program Studi Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Al Azhar
Indonesia, Januari 2018.
Skripsi ini membahas analisis wacana kritis dari tiga dimensi Fairclough yaitu
dimensi teks, dimensi praktik wacana, dan dimensi sosiokultural dalam Pidato
Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, H E. Osama bin Muhammed Abdullah
Al Shuaibi pada Perayaan Hari Nasional Arab Saudi, di Indonesia. Penelitian ini
adalah penelitian deskriptif kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah
mengungkapkan gagasan pokok pidato dan menjelaskan strategi kebahasaan
dalam membangun relasi kuasa. Penelitian ini menggunakan teori utama
Fairclough (2010) yaitu analisis tiga dimensi yang didukung oleh teori Van Dijk
(1980), Yule (2010), dan Foucalt (2008). Berdasarkan analisis yang dilakukan,
ditemukan 3 gagasan pokok pidato Osama yaitu: 1) Awal mula berdirinya
Kerajaan Arab Saudi oleh Raja Al Saud serta pengesahannya sebagai raja; 2)
Segala bentuk keberhasilan yang oleh Arab Saudi dan Indonesia atas kerjasama
serta penandatanganan penerusan kontrak kerja dengan visi misi Kerajaan Arab
Saudi 2030; 3) Peran Arab Saudi dan Indonesia untuk memerangi terorisme untuk
perdamaian dan keamanan Jazirah Arab dan umat secara global. Hasil analisis
strategi relasi kuasa Osama yaitu: 1) Diwakili penggunaan diksi yang berdaya
keagungan, kekuatan, dan penegasan dengan penggunaan partikel emfatik; 2)
Pengenalan identitas Raja Al Saud sebagai pengetahuan untuk membangun relasi
kuasa terhadap para hadirin.

Kata kunci: Analisis Wacana, Analisis Wacana Kritis, Dimensi Teks, Dimensi
Praktik Wacana, Dimensi Sosiokultural

xxiii
‫مهخض انثحج‬

‫أس‪ٚ‬بدَب أ‪ ٕٚ‬ي‪ٛ‬شاَذا ‪ 4845958446‬انجذث عٍ " خطبة سف‪ٛ‬شانًًهكخ انعشث‪ٛ‬خ‬


‫انسعٕد‪ٚ‬خ‪ ،‬أسبيخ ثٍ يذًذ عجذ هللا انشع‪ٛ‬ج‪ ٙ‬ف‪ ٙ‬ان‪ٕٛ‬و انٕطُ‪ ٙ‬انسعٕد٘ ف‪ ٙ‬إَذَٔ‪ٛ‬س‪ٛ‬ب (رذه‪ٛ‬م‬
‫انخطبة انُقذ٘)" رذذ إششاف د‪ .‬ف‪ٛ‬صم ْ‪ُٛ‬ذسا انًبجسز‪ٛ‬ش ٔ صق‪ٛ‬خ انًشض‪ٛ‬خ انًبجسز‪ٛ‬ش‪،‬‬
‫كه‪ٛ‬خ ا‪ٜ‬داة ثقسى انهغخ انعشث‪ٛ‬خ‪ ،‬جبيعخ األصْش اإلَذَٔ‪ٛ‬س‪ٛ‬خ‪ُٚ ،‬ب‪ٚ‬ش ‪.6452‬‬

‫ْزا انجذث عٍ رذه‪ٛ‬م انخطبة انُقذ٘ أثعبد ف‪ٛ‬شكهٕغ انثالثخ ْ‪ ٙ‬أثعبد انُص‪ٔ ،‬أثعبد‬
‫يًبسسخ انخطبة‪ٔ ،‬انجعذ االجزًبع‪ٔ ٙ‬انثقبف‪ ٙ‬ف‪ ٙ‬خطبة سف‪ٛ‬شانًًهكخ انعشث‪ٛ‬خ انسعٕد‪ٚ‬خ‪،‬‬
‫أسبيخ ثٍ يذًذ عجذ هللا انشع‪ٛ‬ج‪ ٙ‬ف‪ ٙ‬ان‪ٕٛ‬و انٕطُ‪ ٙ‬انسعٕد٘ ف‪ ٙ‬إَذَٔ‪ٛ‬س‪ٛ‬ب انطش‪ٚ‬قخ انز‪ٙ‬‬
‫اسزخذيزٓب انجبدثخ ْ‪ ٙ‬طش‪ٚ‬قخ انٕصف‪ٔ ٙ‬انُٕع‪ْ .ٙ‬ذف ْزا انزذه‪ٛ‬م نًعشة عٍ األفكبس‬
‫انشئ‪ٛ‬س‪ٛ‬خ نهخطبة ٔششح االسزشار‪ٛ‬ج‪ٛ‬بد انهغٕ‪ٚ‬خ ف‪ ٙ‬ثُبء عالقبد انقٕح‪ .‬ف‪ْ ٙ‬زِ انذساسخ‬
‫اسزخذيذ انجبدثخ يٍ َظبس‪ّٚ‬بد ف‪ٛ‬شكهٕغ (‪ ،)6454‬فبٌ د‪ٛٚ‬ك (‪ٕٚ ،)5824‬ل (‪ٔ ،)6454‬‬
‫فٕكٕ (‪ٔ .)6442‬اسزُبدا إنٗ انزذه‪ٛ‬م انز٘ أجش٘‪ٔ ،‬جذد ثالثخ أفكبس سئ‪ٛ‬س‪ٛ‬خ أسبيخ انكالو‬
‫ْٔ‪ ) 5 :ٙ‬ثذا‪ٚ‬خ يٍ انًًهكخ انعشث‪ٛ‬خ انسعٕد‪ٚ‬خ يٍ قجم انًهك آل سعٕد ٔرصذ‪ٚ‬قّ كًهك‪)6 .‬‬
‫جً‪ٛ‬ع أشكبل انُجبح انز‪ ٙ‬أثذرٓب انًًهكخ انعشث‪ٛ‬خ انسعٕد‪ٚ‬خ ٔإَذَٔ‪ٛ‬س‪ٛ‬ب نهزعبٌٔ ٔانزٕق‪ٛ‬ع عهٗ‬
‫انعقذ انجبس٘ يع سؤ‪ٚ‬خ يًٓخ انًًهكخ انعشث‪ٛ‬خ انسعٕد‪ٚ‬خ ‪ )7 .6474‬دٔس انًًهكخ انعشث‪ٛ‬خ‬
‫انسعٕد‪ٚ‬خ ٔإَذَٔ‪ٛ‬س‪ٛ‬ب ف‪ ٙ‬يكبفذخ اإلسْبة يٍ أجم انسالو ٔاأليٍ ف‪ ٙ‬شجّ انجض‪ٚ‬شح انعشث‪ٛ‬خ‬
‫ٔانشعت انعبنً‪َ .ٙ‬زبئج رذه‪ٛ‬م اسبيخ عالقبد انقٕٖ ْ‪ )5 :ٙ‬رًث‪ٛ‬م اسزخذاو قهخ انعجض ٔانقٕح‬
‫ٔانزأك‪ٛ‬ذ يع اسزخذاو جض‪ٚ‬ئبد إيفبر‪ٛ‬ك‪ )6 .‬انزعشف عهٗ ْٕ‪ٚ‬خ انًهك آل سعٕد كًعشفخ نجُبء‬
‫عالقبد انقٕح ضذ انجًٕٓس‪.‬‬

‫انكهًبد انشئ‪ٛ‬س‪ٛ‬خ ‪ :‬رذه‪ٛ‬م انخطبة‪ ،‬رذه‪ٛ‬م انخطبة انُقذ٘‪ ،‬أثعبد انُص‪ ،‬أثعبد يًبسسخ‬
‫انخطبة‪ ،‬أثعذ االجزًبع‪ٔ ٙ‬انثقبف‪ٙ‬‬

‫‪xxiv‬‬
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri, bahwa paradigma teori kritis sudah
mempengaruhi berbagai bidang disiplin ilmu. Salah satunya ialah linguistik.
Analisis Wacana Kritis (AWK) merupakan salah satu bidang linguistik, yang
awalnya terlahir dari kajian Critical Lingusitics (CL) pada akhir tahun 1970-an.
Pada hakikatnya, prinsip-prinsip dasar dalam CL menjadi cikal bakal Critical
Discourse Analysis (AWK) (Van Dijk, 1993: 352-353). Secara umum, AWK
memandang bahasa sebagai praktik sosial (Fairclough & Wodak, 1997) dan
menawarkan cara untuk menginvestigasi bahasa dengan menggunakan konteks
sosial. Dengan menentang otonomi bahasa dan memungkinkan eksplorasi
bagaimana teks merepresentasikan (menggambarkan) dunia melalui cara-cara
yang bergantung pada kepentingan tertentu, AWK membuka peluang untuk
mempertimbangkan relasi antara wacana dan masyarakat, teks dan konteks, serta
bahasa dan kuasa (Fairclough, 2001).

Pada awalnya, kajian ini muncul karena para filosofis tidak ingin lagi
membahas kajian bahasa dari perspektif strukturalisme. Perspektif strukturalisme
atau linguistik struktural ialah kajian lingusitik yang hanya membahas bahasa
menggunakan pendekatan pada bahasa itu sendiri. Pendekatan ini dalam
penyelidikan bahasa menganggap bahasa sebagai sistem yang bebas dan terfokus
kepada bahasa hanya sebagai objek (Harimurti, 2011: 146). Penganut
strukturalisme menganalisis bahasa, hanya berdasarkan pada sturktur-struktur
atau ciri-ciri formal yang ada dalam bahasa itu sendiri. Akhirnya, para filosofis
ini mencoba untuk membuat sebuah dobrakan baru berupa kajian AWK.

Van Dijk (1980), salah satu tokoh AWK, mengatakan bahwa penelitian
analisis wacana tidak cukup hanya didasarkan kepada analisis teks semata, karena
sebuah teks hanyalah sebuah hasil suatu praktik produksi. Pemahaman produksi
teks pada akhirnya akan memperoleh pengetahuan mengapa teks dapat dihasilkan

1
demikian. Di sisi lain, Van Dijk juga memiliki perspektif bagaimana kognisi atau
pikiran dan kesadaran yang dilakukan oleh strata sosial, pendominasi, dan
kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dapat membentuk dan
mempengaruhi hasil sebuah teks tertentu.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa di balik sebuah teks dapat


terungkap sebuah konteks sosial dan budaya. Konteks tersebut merupakan refleksi
dari kondisi atau situasi yang sudah terjadi, atau yang sedang terjadi sekarang.
Dalam dasawarsa terakhir, banyak peminat bahasa yang membahas AWK dari
erbagai macam teks, antara lain teks pidato. Pada umumnya, mereka
menggunakan beragam teori AWK, seperti teori Fairclough, Van Dijk, Foucault,
Derrida, dan Wodak.

Pada Perayaan Hari Nasional Arab Saudi tanggal 26 September 2017,


Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Osama bin Mohammed
Abdullah Al Shuaibi memperingati hari tersebut di Hotel Ritz Carlton, Indonesia.
Pada salah satu rangkaian kegiatannya, dia menyampaikan pidato kenegaraan di
hadapan para hadirin. Pidato Osama di Hotel Ritz Carlton berkaitan dengan
kunjungan Raja Salman ke Indonesia beberapa waktu yang lalu, tepatnya tanggal
02 Maret 2017. Kedatangan Raja Salman ke Indonesia pasti memiliki tujuan
tertentu. Secara umum, Raja Salman ingin bekerjasama serta mempererat
hubungan dengan Indonesia dalam segala bidang. Khususnya, mengembangkan
hubungan dagang dengan negara pengimpor minyak Arab Saudi di Asia. Raja
Salman mencoba melihat sebuah peluang besar dari Saudi Aramco untuk
menawarkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di 2018
mendatang.1

Menindaklanjuti tujuan kedatangan Raja Salman ke Indonesia, pada


perayaan hari Nasional Arab Saudi, Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi
memaparkan sejumlah besar kemajuan yang sudah diperoleh Kerajaan Arab Saudi
sejak zaman deklarasi. Usaha itu meliputi apa yang telah dilakukan sejak deklarasi
kerajaan seperti tercapainya proyek-proyek pembangunan dengan jumlah besar.

1
Media berita merdeka.com reporter: Harwanto B. P. pada tanggal 27 Februari 2017.

2
Selain itu, Osama menyampaikan pula dalam pidato tersebut, keinginan dan
harapan negaranya, bahwa mereka masih bercita-cita untuk berbuat lebih di masa
depan, antara lain menciptakan kesejahteraan ekonomi yang lebih besar, membuat
kemajuan di bidang IT menjadi lebih canggih, dan berpatisipasi dalam
mempromosikan perdamaian dan keamanan dunia secara global. Semua proyek
untuk kemajuan negaranya, khususnya, dan dunia pada umumnya itu, akan
dioperasikan oleh beberapa lembaga swasta, antara lain Saudi Development Fund.
Kemudian, KAS juga akan menyampaikan dukungan materil dan moril kepada
institusi regional dan internasional, seperti PBB. Hal itu dilakukan, dalam rangka
mewujudkan visi dan misi negaranya, sekaligus mendukung perdamaian dunia.
Dalam kesempatan itu juga, Osama mengungkapkan rasa bangganya atas
kerjasama antara pemerintah Arab Saudi dan Indonesia yang sudah memasuki
tahapan lebih baik daripada sebelumnya.

Dalam pidato itu, ada beberapa pesan yang dibawa Osama bin
Mohammed Abdullah Al Shuaibi. Pada hakikatnya, pesan tersebut adalah pesan
kenegaraan dari raja Salman, yaitu merealisasikan visi dan misi KAS secara
menyeluruh, baik untuk negaranya sendiri, maupun untuk negara-negara di luar
KAS; salah satunya Indonesia. Untuk merealisaikan visi dan misi itu, diperlukan
kerja sama yang utuh serta hubungan bilateral yang kuat antar kedua negara, yaitu
Arab Saudi dan Indonesia. Selain itu, banyak harapan yang ingin dicapai oleh
Raja Salman terhadap kerjasama ini, salah satunya untuk mensyiarkan agama
Islam agar menjadi agama yang luas dan diterima oleh masyarakat Indonesia.
Dengan tersyiarnya dan meluasnya agama Islam di muka bumi ini, perdamaian
dan keamanan dunia akan tercipta dengan sendirinya, karena umat di dunia ini
sangat membutuhkan perdamaian dunia. Perdamaian dunia ini juga merupakan
pokok penting dari visi dan misi dari negara lainnya selain Arab Saudi dan
Indonesia.

Teks pidato Osama ini menarik untuk dikaji, karena memuat banyak
pernyataan yang jika dicermati dengan AWK, akan terbongkar kedalaman
maknanya, keinginannya yang tersirat, dan critical sense terhadap fenomena yang

3
terjadi saat ini. Selain itu, pilihan kata dan konstrtruksi kalimat yang ia paparkan
dalam pidato itu, memberikan analogi yang tajam terhadap kondisi negaranya saat
ini, yang itu tidak dapat ditangkap, jika tidak dikaji dengan AWK.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dijabarkan rumusan
masalah sebagai berikut:

1. Apa saja proposisi makro setiap paragraf yang merupakan gagasan pokok
pidato Dubes Kerajaan Arab Saudi Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi?

2. Bagaimana strategi kebahasaan yang digunakan oleh Dubes Kerajaan Arab


Saudi Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi dalam membangun relasi
kuasa terhadap para pendengar melalui pidato?

1.3 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengungkapkan gagasan pokok pidato Dubes Arab Saudi untuk Indonesia


Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi dari proposisi makro setiap paragraf
dan,

2. Menjelaskan strategi kebahasaan yang digunakan oleh Dubes Arab Saudi


Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi dalam membangun relasi kuasa
terhadap para pendengar melalui pidato.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini berada dalam lingkup analisis wacana kritis (AWK). Yang
menjadi objek kajiannya adalah teks pidato Osama..............AWK digunakan
dalam kajian ini, untuk menemukan gagasan inti dan efek relasi kuasa dari
paparan dalam teks pidato. Teks pidato Osama ini akan ditelisik menggunakan
ancangan model analisis dari Norman Fairclough, karena Fairclough
menyinggung masalah relasi kuasa dalam teorinya. Untuk mengungkap masalah
relasi kuasa dan gagasan inti dalam sebuah wacana, ada tiga dimensi yang

4
ditawarkan Fairclough, yaitu teks berupa deskripsi linguistik, praktik wacana
berupa interpretasi, dan praktik sosiokultural berupa eksplanasi.

1.5 Manfaat Penelitian


Riset ini berkontribusi pada kajian AWK di dalam linguistik Arab. Sebagai
kajian yang dapat dikatakan baru dalam dunia linguistik Arab, penelitian ini
memberikan khasanah berpikir yang berbeda dari sebelumnya, khususnya dalam
memperlakukan sebuah wacana dari tinjauan kritis. Secara umum, kontribusi riset
ini dibagi menjadi dua, yaitu

1.5.1 Manfaat Teoritis

Implikasi dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi


dalam bidang keilmuan, khususnya pada kajian linguistik Arab di Indonesia.
Selain itu, karya ilmiah ini akan menambah pemahaman peminat linguistik
tentang struktur dan cara kerja kritis terhadap sebuah wacana. Referensi-referensi
yang digunakan dalam tulisan ilmiah ini juga menjadi bahan bacaan yang baru
bagi peminat kajian kebahasaan, khususnya linguistik Arab.

1.5.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi suatu yang bermanfaat bagi


peneliti sendiri, mahasiswa, pengajar, dan lain sebagainya. Baik dalam bentuk
ilmu pengetahuan maupun realisasi dalam menjalani kehidupan sosial di dalam
ruang lingkup masyarakat.

1.6 Metodologi Penelitian


Penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis yang
deskriptif. Yang dimaksud dengan analisis deskriptif adalah.....Studi kepustakaan
juga dilakukan untuk menemukan teori-teori dan rujukan yang mendukung kajian
AWK dari berbagai media seperti buku, artikel, hasil tulisan, skripsi, jurnal, dan
lain-lain. Berdasarkan prosedur kajian AWK (Haryatmoko, 2017: 17), analisis,
deskripsi, dan teori sangat berperan dalam mengkritisi ketidakadilan, atas dasar
gender, etnis, kelas, agama, bahasa.

5
Sudaryanto (1992: 62) mengatakan istilah deskriptif berarti penelitian
yang dilakukan semata-mata hanya didasarkan pada fakta atau fenomena yang
ada. Sehingga hasilnya, adalah varian bahasa yang mempunyai sifat pemaparan
apa adanya.

1.6.1. Korpus Data

Penelitian ini mengambil sumber data berupa teks pidato Dubes Arab
Saudi Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi yang disampaikan di Hotel
Ritz Carlton, Indonesia pada tanggal 26 September 2017. Teks pidato yang
disampaikan dalam rangka perayaan hari Nasional Arab Saudi memiliki
kelengkapan struktur yang terdiri dari pembukaan, isi, dan penutup. Isi teks pidato
tersebut akan dianalisis dengan ancangan dari Fairclough untuk membongkar
makna tersirat yang tidak dapat ditangkap oleh analisis wacana biasa.

1.6.2. Teknik Pemerolehan Data

Dalam melaKASnakan penelitian ini, penulis mencari dan mengolah data


sesuai dengan kebutuhan penelitian serta penyelesaiannya. Adapun beberapa
langkah yang dilakukan yaitu:

1. Menerjemahkan teks pidato dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia.

2. Mengklasifikasikan sumber data yang terdiri dari bagian pembukaan, isi, dan
penutup pidato.

3. Memilih bagian isi pidato sebagai teks yang dianalisis, karena bagian tersebut
memuat wacana yang mengandung gagasan Dubes Arab Saudi Osama bin
Mohammed Abdullah Al Shuaibi.

1.6.3. Teknik Pengolahan Data

Dalam tahap pengolahan data, langkah pertama yang dilakukan adalah


mendata proposisi-proposisi yang ada pada bagian isi pidato menggunakan teori
proposisi van Dijk (1980) yang diadaptasi untuk proposisi berbahasa Arab.
Langkah kedua ialah kodifikasi. Tahap ini dilakukan dengan cara pemberian

6
nomor pada setiap paragraf dan proposisi dalam wacana. Penulis menggunakan
kode angka romawi: I, II, III, dan seterusnya untuk menandai setiap paragraf.
Kemudian, penggunaan kode angka Arab yang berada dalam kurung siku: [1], [2],
[3], dan seterusnya untuk menandai setiap proposisi. Misalnya, kode I.[4] berarti
data tersebut merupakan paragraf I dan proposisi [4]. Adapun pengkodean untuk
gagasan pokok dari setiap parargraf berupa huruf kapital bertanda kurung: (A),
(B), (C).

1.6.4. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam kajian ini dilakukan dalam satu kesatuan kerangka
kerja AWK Fairclough (19...), yaitu tahap deskripsi linguistik, interpretasi, dan
eksplanasi.

1. Tahap deskripsi analisis, dilakukan dengan mencermati proposisi mikro pada


teks pidato, yang mengacu pada teori van Dijk (1980), untuk memperoleh
proposisi makro.

2. Tahap interpretasi dilakukan dengan menganalisis strategi kebahasaan yang


mengarah kepada relasi kuasa antara Dubes Arab Saudi Osamah Asshuaibi
dengan para hadirin yang hadir pada perayaan hari Nasional; dan itu merujuk pada
teori Yule (2010), Foucault (2008), dan Fairclough (2015).

3. Tahap eksplanasi adalah menghubungkan interpretasi dengan konteks makro.

1.7 Sistematika Penulisan


Pada bagian sistematika penulisan, penulis menjabarkannya menjadi lima
bab dengan susunan detail sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan yang terakhir
sistematika penulisan.

7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan kajian penelitian-penelitian terdahulu mengenai AWK


teori Van Dijk dan Fairclough.

BAB III. LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori-teori yang digunakan untuk dasar penelitian analisis
wacana yaitu beberapa teori analisis wacana kritis.

BAB IV. HASIL ANALISIS PENELITIAN

Bagian bab ini adalah hasil analisis wacana kritis khususnya pada pidato
Dubes Arab Saudi Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi pada perayaan
hari Nasional Arab Saudi yang ke-87 dengan menggunakan teori Fairclough.

BAB V. PENUTUP (SIMPULAN DAN SARAN)

Bab yang terakhir berisikan ringkasan hasil analisis yang akan


menjelaskan tentang simpulan dan saran bagi penelitian selanjutnya yang tentu
masih berhubungan dengan permasalahan pada penelitian ini. Sekaligus penelitian
ini juga sebagai pelengkap dan penyempurna untuk penelitian-penelitian sebelum
dan selanjutnya.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengantar
Pada bagian ini, penulis menjabarkan penelitian-penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya baik dalam tinjauan pustaka bersifat teoritis maupun
tinjauan pustaka terdahulu. Khususnya, tinjauan yang disajikan berupa
pembahasan mengenai teori pendukung analisis wacana kritis (AWK).

Beberapa penelitian sudah mengkaji pembahasan di atas dalam ragam


Bahasa. Dengan adanya hal ini, penulis semakin terpacu untuk membahas kajian
yang telah disebutkan. Agar kajian tersebut semakin berkembang dan meluas
dalam ranah studi ilmu kebahasaan pada umumnya.

2.1.1 Kajian Pustaka Teoritis tentang Analisis Wacana Kritis (AWK) ranah
Tiga Dimensi

Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Analisis Wacana Kritis


merupakan salah satu kajian yang sangat popular untuk dikaji saat ini. Oleh
karena itu, para ahli filsafat tidak mengganggap sebuah kajian bahasa dalam teks
hanya semata-mata untuk menemukan subjek dan predikat. Akan tetapi, dibalik
teks terkandung konteks sosial dan budaya yang mendukungnya. Di antara para
ahli filsafat tersebut yang ditinjau teorinya dalam bab ini ialah Van Dijk (1997)
dan Fairclough (2010). Keduanya berfikir dan memiliki pertanyaan besar
bagaimana cara menghubungkan teks yang mikro dengan konteks dalam
masyarakat sosial yang makro. Oleh karena itu, keduanya membangun sebuah
model yang mengkombinasikan makna sebuah teks selalu terlibat dengan konteks
masyarakat yang lebih luas.

Van Dijk, dalam Discourse as Social Interaction (1997) mengatakan,


penelitian bahasa dalam wacana tidak cukup hanya dipahami dan didasarkan pada

9
analisis teks, karena teks hanya sebuah hasil produksi oral yang juga harus diamati
latar belakangnya. Latar belakang bisa menjadi sebuah pertanyaan bagaimana
sebuah teks dapat diproduksi dari penutur. Tentu, keduanya saling berkaitan dan
berhubungan satu sama lain. Sehingga, van Dijk membuat model yang disebut
dengan “kognisi sosial”. Ia mengganggap wacana memiliki tiga dimensi yang
menyambungkan teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Ketiganya memiliki
maksud tertentu. Dimulai dari dimensi teks yang harus diteliti ialah bagaimana
struktur teks dan strategi wacana untuk menjabarkan dan menegaskan suatu tema
wacana tertentu. Dimensi kognisi sosial dibahas dari proses produksi sebuah
wacana secara psikologis dari penutur. Selanjutnya, dimensi konteks sosial yang
membicarakan perihal bagaimana sebuah teks berkembang dan meluas dalam
kalangan masyarakat dari suatu permasalahan. Dari ketiganya dapat diartikan
bahwa dalam analisis wacana kritis ini, menjadikan teks, penutur, dan mitra tutur
dibahas secara menyatu dan menyeluruh begitu pula dengan Fairclough.

Fairclough, dalam Critical Discourse Analysis: The Critical Study of


Language (2010) mengatakan bahwa analisis wacana harus dipusatkan pada
bagaimana bahasa itu terbenuk dan dibentuk dari sebuah relasi sosial dan konteks
sosial tertentu. Karena, Dia menganggap dari sebuah wacana yang tertulis dapat
menjadikan sebuah perubahan sosial (social change)2 dalam masyarakat sosial.
Sebagaimana kita ketahui juga bahwa bahasa merupakan praktik sosial, dimana
seseorang mencoba menyampaikan dan merefleksikan suatu pesan kepada orang
lain. Berkenaan dengan itu, bahasa memiliki implikasi yang disebutkan olehnya.
Pertama, wacana bentuk dari tindakan seseorang yang mempresentasikan dirinya
ketika melihat dunia atau realitas. Kedua, pengimplikasiannya terdapat hubungan
timbal balik antara wacana dan struktur sosial.

Begitu juga Fairclough, memiliki pembahasan analisis wacana yang


berbeda dengan van Dijk. Ia mengganggap wacana memiliki tiga dimensi yang
terdiri dari teks, praktik wacana, dan praktik sosiokultural. Dalam dimensi teks,
teks dianalisis melalui kajian linguistik, dengan melihat kosakata, semantik, dan

2
Fairclough, Discourse and Social Change, Cambridge, Polity Press, 1992, hlm. 63-64.

10
tata kalimat termasuk koherensi dan kohesivitas. Elemen ini digunakan untuk
melihat tiga masalah. Pertama, ideasional yang merujuk pada representasi tertentu
yang ingin ditampilkan dalam teks, umumnya membawa muatan ideologis
tertentu. Kedua, relasi mengarah pada analisis bagaimana konstruksi wacana
disampaikan dari penutur kepada mitra tutur. Ketiga, identitas, merujuk kepada
konstruksi tertentu dari identitas penutur dan mitra tutur, serta bagaiman personal
dan identitas ini hendak dipresentasikan.

Selanjutnya dalam dimensi praktik wacana (discourse practice)


merupakan ranah yang berhubungan dengan proses produksi dan konsumsi teks.
Karena, keduanya harus didasari oleh konteks sosial yang melatarinya, bagaimana
antara produksi dan konsumsi ini memiliki konteks yang berbeda pula di dalam
penggunaan bahasa (wacana). Sedangkan dalam dimensi praktik sosial kultural
(sociocultural practice) ialah ranah yang berhubungan dengan konteks di luar
teks. Konteks ini seperti halnya situasi atau keadaan penutur dan mitra tutur pada
saat itu.

2.1.2. Kajian Pustaka Terdahulu tentang Analisis Wacana Kritis (AWK)


ranah Tiga Dimensi dalam Pidato

Analisis Wacana Kritis (AWK) sudah banyak dibahas dalam skripsi, tesis,
dan disertasi. Dalam bab ini, penulis menemukan tinjauan yang terkait
pembahasan AWK dalam pidato kenegaraan. Diantara Tinjauan tersebut, yang
akan disajikan dalam sub bab ini di antaranya ialah Mutiara (2010), Wicaksono
(2012), Merrita (2013), dan Lu‟lu (2016).

Mutiara melakukan penelitian tentang AWK yang berjudul Analisis


Wacana Kritis terhadap Retorika Hubungan Islam dan Amerika Serikat dalam
Pidato Obama di Kairo, Mesir (2010). Di sini, Ia menggunakan teori AWK
Fairclough yang di dalamnya terdapat Teori Struktur Retorika (TSR) dan analisis
peristiwa komunikatif yang mencakup tiga dimensi yaitu teks, praktik wacana,
dan praktik sosial budaya. Dalam dimensi teks, pada dasarnya teks dapat
dianalisis melalui ketiga fungsi wacana yaitu representasi realitas, relasi dan

11
identitas. Tetapi, dia juga menambahkan kepahaman teks -mikro dengan teori
analisis urutan wacana dan praktik wacana -makro untuk memperlengkap dan
memperjelas pengklasifikasian data yang dianalisis. Di dalam peristiwa
komunikatif itu sendiri terdapat beberapa poin besar yaitu:

a. Representasi dalam teks

b. Pengandaian dan penghilangan informasi

c. Representasi di tingkat kalimat

d. Representasi di tingkat kombinasi klausa

e. Identitas dan relasi

Pada dimensi teks, dia menjabarkan analisis datanya dengan menggunakan


AWK pada tingkat klausa dan AWK pada tingkat kombinasi klausa. Di samping
itu, Mutiara menjabarkan teks dengan dimensi analisis praktik wacana dan analisis
urutan wacana. Dari tiga dimensi yang diajukan oleh Fairclough, Mutiara
menemukan hasil dari datanya bahwa ada enam pointer penting yang mencakup
isi dari keseluruhan pidato Obama di Kairo, Mesir.

Pertama, adalah audiens sasaran pidato ini adalah komunitas Muslim


secara umum yang ternyata diketahui dari konsistensi penyebutan dalam
transkripsi pidato. Kedua, adalah formasi struktur retorika pidato tersusun atas
tiga bagian. Bagian pertama, pembukaan yang memuat wacana identitas pihak
penutur, latar belakang historis ketegangan hubungan peradaban Islam (komunitas
Muslim) dan peradaban Barat (AS). Bagian kedua, isi yang memuat tujuh agenda
pernyataan sikap pemerintah AS. Bagian ketiga, penutup yang berungsi
memotivasi audiens sasaran mengafirmasi agenda-agenda pidato. Pada bagian
pertama dan ketiga, memiliki fungsi membangun afeksi audiens dalam penyajian
dialogis di antara kedua belah pihak.

Ketiga, kehadiran institusi pemerintah AS seminimal mungkin dan


berulang kali mengedepankan fakta dinamika komunitas Muslim di berbagai
belahan dunia dalam dua bagian tersebut menjadi formula strategis yang

12
menginternalisasi konsep kepemimpinan unggul yang merupakan kepentingan
ideologi AS. Keempat, formasi tersebut secara umum lebih dilanjutkan oleh
pernyataan-pernyataan yang menstrimulasi logika audiens sasaran. Pernyataan ini
didominasi dengan pilihan kata-kata yang lugas, netral, dan denotative. Kelima,
pihak penutur begitu agresif memperlihatkan kesiapan pemahaman dan
keterbukaannya pada keberagaman nilai-nilai komunitas Muslim (Islam). Salah
satu caranya dengan mengutip ayat kitab suci Al-Qur‟an sebagai fakta umum.
Keenam, retorika hubungan keduanya tidak mengakomodasi adanya pertukaran
ide di antara kedua belah pihak. Dengan demikian, menandakan adanya prasyarat
yang harus dipenuhi oleh pihak komunitas Muslim diberbagai belahan dunia
sebagai audiens sasaran dalam pidato sebelum relasi komunikasi dialogis antara
keduanya terwujud.

Pada penelitian Wicaksono yang berjudul Analisis Wacana Kritis terhadap


Retorika Hubungan Islam dan Amerika Serikat dalam Pidato Susilo Bambang
Yudhoyono di Universitas Harvard (2012). Penelitian AWK yang dilandasi teori
Fairclough. Teori ini juga yang memfokuskan wacana pidato dalam tiga dimensi
AWK; teks, praktik wacana, dan praktik sosiokultural serta teori struktur retorika
(TSR). Menurut Wicaksono, kajian AWK pada pidato dibagi menjadi tiga tingkat
analisis. Tingkat pertama, analisis tekstual yang mencakup analisis struktur teks,
analisis tingkat klausa (diksi, frase, dan tata bahasa), dan analisis tingkat
kombinasi klausa (praktik kohesi, koherensi, penggunaan kata ganti, modal, dan
susunan gramatikal). Temuan struktur teks didasarkan pada temuan umum TSR
dan fungsi wacana. Tingkat kedua adalah praktik wacana, dalam hal ini ditemukan
berupa respon tepuk tangan dan tawa dari audiens. Kemudian, tingkat ketiga
mencakup keadaan praktik sosiokultural.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa, dalam tingkat teks ditemukan


pilihan kata dan frase yang memiliki tujuan untuk membangun nuansa
keterbukaan dan kekerabatan. Hal ini menunjukkan bahwa, dalam suatu kalimat
terdapat pilihan kata dan frase yang mencerminkan ketidaksetujuan terhadap
gagasan atau tindakan, dan terdapat pilihan kata dan frase yang mengupayakan

13
adanya validasi. Selanjutnya, dalam tingkat praktik wacana, ditemukan adanya
respon dari mitra tutur atau audiens berupa tiga kali tepuk tangan dan empat reaksi
tawa. Adapun reaksi positif dari audiens, disebabkan oleh penyisipan gurauan
oleh orator pada bagian pembuka. Selain itu, respon audiens dalam rekaman
pidato yang kurang dapat berterima saat SBY mencoba untuk mempresentasikan
agenda Indonesia dalam meningkatkan citra di mata dunia.

Merrtita, mahasiswa pascasarjana FIB UI melakukan penelitian tesisnya


yang berjudul Ideologi Kepemimpinan: Analisis Wacana Kritis Pidato Kampanye
Joko Widodo dalam Pilkada DKI Jakarta (2013). Inti penelitian ini adalah untuk
menemukan proposisi makro dan ideologi kepemimpinan yang terdapat di dalam
pidatonya. Pidato ini disampaikan saat Joko Widodo mencalonkan diri sebagai
Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017. Penelitian ini pula yang merupakan
penelitian interdisipliner, dimana pengelaborasian teori AWK Fairclough dengan
teori kepemimpinan Northhouse. Selain itu, teori kaidah makro dan struktur van
Dijk, teori kohesi dan koherensi Halliday-Hassan, serta teori GFS Halliday
sebagai teori pendukung dalam analisis data.

Hasil penelitiannya ialah ditemukan 45 proposisi makro dari penerapan


kaidah makro terhadap proposisi mikro yang terdapat dalam teks pidato. Adapula
6 ideologi kepemimpinan yang dimiliki penutur atau orator yaitu antidikriminasi
etnis, kooperatif, kerakyatan, konsistensi, kesediaan untuk terjun ke lapangan dan
cenderung untuk menghindari konflik kekerasan. Di samping itu, ditemukan pula
5 ciri kepemimpinan yang berkarakter yaitu, kecerdasan, kepercayaan diri,
ketetapan hati (determination), integritas, dan senang bersosialisasi (sociability); 3
ciri kepemimpinan yang kharismatik: perhatian terhadap kesempatan dan mampu
mengatur visi, mengomunikasikan visi, dan membangun kepercayaan dalam visi.
Berdasarkan hal itu, proposisi makro digunakan untuk mengetahui ungkapan yang
berkaitan dengan penutur. Teori kaidah makro digunakan untuk memperoleh
proposisi makro setiap wacana yang berguna untuk mengungkap gagasan pokok
pidato yang dilontarkan orator. Selain itu, penelitian ini berusaha menjelaskan
strategi relasi kuasa yang dibangun oleh orator terhadap audiens.

14
Lu‟lu melakukan penelitiannya yang berjudul Gagasan Pokok Pidato
Muhammad Mursi di Majelis Umum ke-67 PBB: Sebuah Analisis Wacana Kritis
(2016). Penelitian ini menggunakan pendekatan AWK yang diusulkan oleh
Fairclough. Teori tersebut memiliki fokus kepada pembentukan wacana sebagai
upaya untuk melakukan perubahan sosial (social change). Tentu, sebagaimana
telah disebutkan bahwa model AWK Fairclough memiliki tiga dimensi yaitu
dimensi teks berupa deskripsi linguistic, dimensi praktik wacana berupa
interpretasi teks, dan dimensi praktik sosiokultural.

Dalam dimensi teks, Lu‟lu melakukan tiga jenis analisis teks, yaitu analisis
proposisi, analisis tata bahasa, dan analisis leksikal. Pertama, analisis proposisi
mikro digunakan untuk memperoleh proposisi makro setiap wacana yang
bertujuan mengungkap gagasan pokok pidato yang teori tersbeut diambil dari teori
van Dijk (1980). Kedua, analisis tata bahasa digunakan untuk memperoleh serta
mengungkap relasi dan identitas sosial, representasi, dan distribusi informasi
(Fairclough) dengan menggunakan teori GFS Halliday (2014). Ketiga, analisis
leksikal dengan menggunakan teori komponen makna Nida (1979) untuk
mengetahui komponen bersama dan komponen pembeda yang terdapt di diksi dan
frasa yang digunakan.

Berdasarkan hasil penelitiannya, dalam pidato Mursi ditemukan 148


proposisi mikro dan 10 proposisi makro wacana. Dalam praktik wacana yang
telah disebutkan dipresentasikan oleh orator melalui relasi kuasa terhadap para
pendengarnya yang diungkap melalui makna metafungsional, yaitu fungsi
interpersonal, ideasional, dan tekstual. Dari sisi interpersonal, modus deklaratif
adalah modus gramatikal yang digunakan dalam wacana pidato tersebut. Sisi
ideasional, wacana ini mengisyaratkan keberpihakan sikap dan pandangan orator
pada isu tentang Mesir, Palestina, Suriah, Sudan, Somalia, pemusnahan senjata
nuklir dan senjata pemusnah massal, kritik terhadap sistem internasional yang
masih menjalankan standar ganda sehingga berpengaruh dalam kinerja MU dan
DK PBB, dan menjadikan negara berkembang sebagai basis tata kelola
perekonomian global. Sedangkan dari sisi tekstual, proposisi yang dianggap

15
penting oleh orator dan perlu diperhatiakn dari pendengar ditandai dengan
penggunaan partikel emfatik untuk menegaskan titik pusat pesan yang
disampaikan. Sehingga ditemukan 80 proposisi yang memuat ralasi kuasa Mursi
terhadap mitra tutur.

Adapun dalam dimensi praktik sosiokultural sesuai dengan teori


Fairclough membaginya dalam tiga level, yaitu level situasional, level
institusional, dan level sosial. Namun, Ia membatasi hanya pada level situasional
dan level sosial. Kesimpulan dari level situasional ialah bahwa Mursi
menginginkan adanya perdamaian, keamanan dan stabilitas dunia. Dari level
sosialpun ditemukan adanya tiga faktor memengaruhi muncul 10 wacana pidato
Mursi yaitu, perdamaian dan keamanan di Timur Tengah serta dunia, budaya
standar ganda yang masih terdapat dalam system internasional, dan tata kelola
perekonomian global yang merugikan rakyat.

2.9 Sintesa Kajian Pustaka


Dari seluruh paparan di atas, bahwa penelitian mengenai AWK sudah
sangat popular pada masa sekarang ini khususnya pada teori tiga dimensi yang
dipelopori oleh Van Dijk dan Fairclough. Para peneliti sebelumnya cenderung
menggunakan teori struktur retorika (TSR), tiga dimensi, dan ideologi
kepempinan dan sebagainya. Akan tetapi, penulis hanya memfokuskan pada
penelitian yang berteorikan oleh Fairclough yang didukung oleh teori Van Dijk,
Yule, dan Foucault.

Dengan demikian, penulis berkesimpulan bahwa dari teori Fairclough akan


menghasilkan sebuah gagasan pokok sebuah pidato yang diteiliti melalui proposisi
makro. Melahirkan sebuah proposisi makro harus dikukan terlebih dahulu
penelitian pada proposisi mikro pada wacana pidato.

Penelitian yang akan diteliti berupa analisis gagasan pokok dalam pidato
Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi yang hanya mengarah kepada teori
tiga dimensi Fairclough (2010) yang didukung oleh teori Van Dijk (1980), Yule
(2010), dan Foucault (2008). Penelitian ini jelas berbeda dari penelitian sebelum-

16
sebelumnya karena, dalam penelitian ini penulis hanya memfokuskan kepada
analisis gagasan pokok serta strategi relasi kuasa dalam wacana pidato Osama bin
Mohammed Abdullah Al Shuaibi. Adapun penelitian ini sebagai pelengkap dari
kajian-kajian terdahulu.

Dari kajian-kajian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa ada


kelemahan dari penggunaan teori struktur retorika (TSR). Kelemahan tersebut
ialah pada tahap penjabaran analisis yang tidak menyeluruh. Mayoritas penjabaran
hanya pada unsur eksternal dari sebuah teks. Kelebihan dari penggunaan teori
Fairclough terletak pada penjabaran yang seimbang antara unsur internal dan
eksternal dari sebuah teks. Kemudian, kedua unsur ini saling dikaitkkan satu sama
lain atau disebut dengan konteks mikro dan konteks makro suatu wacana. Hal
inilah yang menjadi rangkaian pembahasan yang rinci dan menyeluruh dari teori
Fairclough.

Di sisi lain, teori Van Dijk memiliki kelebihan dalam teknis analisis
proposisi mikro untuk ditampilkan dalam proposisi makro. Sebenarnya analisis
teori Fairclough dan Van Dijk memiliki kesamaan dari aspek analisis tiga
dimensi. Beberapa kesamaan tersebut terdapat pada penggunaan teori tesis yang
digunakan oleh Lu‟lu, tetapi ada perbedaan dari teknis analisis dan teori yang
tidak digunakan oleh penulis seperti teori yang diungkapkan oleh GFS Halliday,
dimensi sosiokultural pada level situasional, dan makna leksikal dengan
komponen makna.

17
BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Pengantar

Penelitian ini berlandaskan pada pandangan ilmu tentang analisis wacana


kritis atau AWK. Dari beberapa telaah yang telah dikemukakan sebelumnya,
penulis merancang analisis proposisi mikro dengan tujuan mengungkap proposisi
makro dalam wacana. Sebagaimana dari proposisi makro tersebut, berpotensi
dijadikan sebagai gagasan pokok dalam wacana pidato. Analisis ini disebut
sebagai topik utama untuk menganalisis wacana pidato pidato Osama bin
Mohammed Abdullah Al Shuaibi sebagai korpus data tunggal.

Dalam bab ini penulis akan menjelaskan beberapa hal yang terkait dengan
teori yang akan digunakan oleh penulis dalam landasan teori. Sehubungan dengan
pembahasan AWK secara umum, penulis menggunakan beberapa landasan teori
berdasarkan kajian teoritis. Dalam landasan teori penulis menjabarkan secara
menyeluruh dari teori tiga dimensi Fairclough yang didukung dengan teori
proposisi makro van Dijk, dan strategi relasi kuasa Foucault dalam teks pidato.
Dengan demikian, penulis menggbungkan pustaka berbahasa Inggris dan
berbahasa Indonesia untuk memperkuat pustaka berbahasa Arab. Hal ini
dikarenakan, pustaka berbahasa Inggris lebih menentukan konsep dan proses dari
analisis wacana kritis. Teori-teori yang dimaksud adalah sebagai berikut:

3.2 Analisis Wacana Kritis (AWK)


Haryatmoko (2017) menyebutkan bahwa AWK adalah metode baru dalam
penelitian ilmu sosial dan budaya. Dapat dikatakan “kritis”, karena menganalisis
„apa yang tidak beres dalam masyarakat‟ (ketidakadilan, ketidaksetaraan,
diskriminasi, ketidakbebasan) dengan mencari sumber dan sebabnya serta bentuk-
bentuk perlawanan yang mungkin terjadi (Faiclough, 2010: 243). Begitupula

18
wacana menurut Fairclough (2010) merupakan praktik wacana yang menganalisis
apa yang terjadi dengan memperhatikan kejadian itu dapat mempertahankan
struktur sosial yang ada, mengubahnya atau memperbaikinya. Jadi wacana sebagai
praktik sosial menghubungkan struktur sosial dan peristiwa sosial, maka bisa
membantu cara menyeleksi struktur sosial, menafikan yang lain dan menahan
yang diseleksi ini dalam lingkup kehidupan sosial.

Dengan demikian, AWK dapat menunjukan pemaknaan bahasa di dalam


hubungan kekuasaan dan hubungan sosial maka diperlukan: pertama, meneliti
bagaimana makna diciptakan dalam konteks sosial-politik tertentu; kedua,
meneliti peran dari tujuan pembicara/ penulis atau posisi pengarang di dalam
konstruksi wacana.

Pada dasarnya, AWK memiliki tujuan untuk mengetahui relasi kausalitas


dan determinasi antara praktik diskursif, peristiwa serta teks, dan struktur, relasi,
serta proses sosial dan kultural yang lebih luas (Fairclough, 2010: 122).
Tujuannnya dicapai dengan menganalisis hubungan antara teks pada tataran
mikro, dengan konteks sosial, pada tataran makro. Praktik wacana dapat dijadikan
sebagai penghubung antara keduanya. Berdasarkan hal tersebut Fairclough
mendesain kerangka kerja AWK yang terdiri dari tiga dimensi, yaitu dimensi teks
berupa deskripsi linguistic, dimensi praktik wacana berupa interpretasi teks, dan
dimensi sosiokultural yang menjelaskan hasil interpretasi teks dengan konteks
makro yang mengikutinya.

3.2.1 Dimensi Teks

Pada dimensi teks, teks akan dianalisis melalui analisis proposisi. Analisis
proposisi mikro dilakukan untuk memperoleh proposisi makro pada setiap wacana
dalam rangka mengungkap gagasan pokok pidato. Gagasan pokok ini
menggunakan teori kaidah makro van Dijk (1980). Proposisi makro ialah wacana
yang dibentuk dengan menggunakan proposisi dan bersifat global (van Dijk,
1980: 43). Proposisi ini merupakan unit dasar dari struktur semantik yang
memiliki inti berupa predikator. Predicator dapat berupa nomina maupun verba

19
(van Dijk, 1980: 17). Van Dijk (1980: 46-48) menyebutkan bahwa, untuk
memperoleh proposisi makro, dapat dilakukan empat cara penerapan kaidah
makro (macro rules).

Pertama, kaidah penghapusan (deletion), yang disebut dengan kaidah [H].


Kedua, kaidah pemilihan (selection) disebut kaidah [P]. Ketiga, kaidah
perampatan (generalization) disebut kaidah [R]. Keempat, kaidah penyusunan
(construction) disebut kaidah [S].

Proposisi dalam wacana diberikan kaidah [H] apabila proposisi itu tidak
relevan dengan interpretasi proposisi lain yang menyebabkan tidak terbangunnya
proposisi makro. Kebalikannya, kaidah [P] digunakan pada proposisi yang
merupakan syarat interpretasi dari proposisi lain dalam teks. Kaidah [R] dipakai
pada sejumlah proposisi yang spesifik untuk diubah menjadi proposisi yang
general. Sedangkan kaidah [S] diterapkan dengan cara membangun proposisi baru
atas dasar makna proposisi-proposisi yang ada.

Di samping itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu


penggunaan kaidah [P] dan [H]. Kedua kaidah makro itu tidak bisa dilakukan
pada proposisi yang sama. Hal ini dikarenakan, ketika penggunaan kaidah [P]
dalam sebuah proposisi, maka proposisi tersebut relevan untuk mengkontruksi
proposisi makro wacana sehingga tidak dapat dihilangkan. Kemudian, setelah
salah satu kaidah itu diterapkan, dapat diberlakukan kaidah [R], [S], ataupun
keduanya. Dalam kaidah [R], proposisi yang didapatkan bisa menggunakan
beberapa kata yang terdapat dalam wacana. Pada kaidah [S], kata-kata yang
terdapat dalam wacana tidak bisa digunakan untuk membentuk proposisi makro
(Renkema, 2004: 94-96).

3.2.2 Dimensi Praktik Wacana

Dimensi ini menginterpretasikan kondisi dan perubahan yang terjadi pada


praktik sosiokultural. Fairclough mengatakan bahwa perubahan konteks
sosiokultural mempengaruhi produksi dan konsumsi teks. Begitu juga, praktik

20
wacana yang berkaitan dengan produksi dan konsumsi teks tidak dapat dipisahkan
dari pengaruh situasi sosial dan budaya. Oleh karena itu, analisis praktik sosial
dan budaya harus dilakukan bersama dengan analisis teks dan analisis praktik
wacana. Teks, melalui praktik wacana dapat memberikan pengaruh sosial budaya
dan di sisi lain kondisi sosial mempengaruhi teks. Keduanya saling berkaitan dan
berintegrasi satu sama lain yang dapat diinterpretasikan dalam sebuah teks pidato.

Dengan demikian, penulis membutuhkan analisis tambahan berupa


praanggapan (presupposition) dari Yule (2010) untuk menginterpretasikan strategi
relasi kuasa (power relations) yang digunakan. Yule (2010: 133) mendefinisikan
praanggapan sebagai suatu hal yang penutur asumsikan benar atau hal yang pentur
asumsikan diterima dan diketahui oleh mitra tutur. Teori praanggapan dalam
penelitian ini, direalisasikan dalam proses interpretasi tentang strategi relasi kuasa
yang dibentuk oleh orator terhadap pendengar melalui pidato yang disampaikan.

Selain itu, peneliti memerlukan teori relasi kuasa Foucalt (2008) dan
Fairclough (2015). Menurut Foucalt (2008), kekuasaan tidak hanya dilakukan
melalui sikap represif, tetapi bisa dilakukan dalam sikap normal maupun
terkontrol. Selain itu, kekuasaan dapat terealisasi melalui pengetahuan dan
pengetahuan selalu memberikan efek kuasa. Misalnya, seorang orator yang
berpidato memiliki upaya melakukan perdamaian. Perdamaian ini disampaikan
dalam bentuk informasi dan pengetahuan yang lebih dibandingkan dengan
pendengar. Informasi ini berisi tentang situasi dan kondisi suatu wilayah yang
memerlukan bantuan orang lain agar terwujud perdamaian di sana. Sebagaimana
informasi yang dapat dikatakan sebagai sebuah pengetahuan. Pengetahuan yang
dimiliki orator dapat digunakan sebagai alat untuk membangun relasi kuasa antara
dirinya dengan pendengar melalui wacana pidato. Hal ini, memberikan arti bahwa
kekuasaan ialah penerapan atas pengetahuan yang digambarkan dan dijelaskan
dalam sebuah wacana.

Fairclough (2015) menambahkan, relasi kuasa selalu berkaitan dengan


perjuagan. Perjuangan yang mengarah kepada sebuah proses. Di dalam sebuah

21
proses terdapat individu, kelompok, atau lembaga yang saling berkepentingan dan
terlibat satu sama lain. Kemudian, dalam sebuah wacan terdapat dua aspek relasi
kuasa. Pertama, kuasa di dalam wacana (power in discourse). Aspek ini berfokus
pada wacana sebagai tempat dilakukan dan berlakunya relasi kuasa. Di sini,
wacana menajdi situs perjuangan sosial (the site of social struggle). Kedua, kuasa
di balik wacana (power behind discourse). Aspek ini berfokus pada bagaimana
urutan wacana (order of discorse) dibentuk dan didasari oleh relasi kuasa. Dengan
demikian, wacana menjadi saham dalam perjuangan sosial (the stake of social
struggle). Berkenaan dengan itu, secara teknis relasi kuasa dapat diindikasi
keberadaannya dalam wacana melalui pilihan kata, frasa, gramatika yang
digunakan, ataupun urutan wacana yang dilakukan oleh aktor wacana. Di samping
itu, ekspresi penegasan dan pengelolaan topik juga menjadi indikator adanya
relasi kuasa yang dijalin dalam suatu wacana (Lu‟lu, 2016: 25-27).

3.2.3 Dimensi Praktik Sosiokultural

Dimensi ini menjelaskan hasil interpretasi dari sebuah wacana yang telah
ditemukan pada praktik wacana dengan mengaitkan dan menghubungkan pada
konteks makro (Fairclough, 2010). Maksud konteks makro itu berupa konteks
sosial dan budaya yang ada pada masyarakat. Artinya, dimensi ini yang
menjelaskan bahwa sebuah wacana dapat menerangkan apa yang sudah terjadi
dulu atau yang sedang terjadi sekarang. Melalui teori Fairclough, konteks makro
di sini ialah penelitian dalam level sosial yang dapat menjelaskan hal-hal yang
terjadi di masyarakat. Level sosial memiliki fungsi untuk melihat bagaimana
konteks makro mempengaruhi lahirnya suatu wacana yang disampaikan serta
melihat bagaimana wacana diproduksi dalam usaha membangun relasi kuasa
antara orator dengan para hadirin yang mendengar. Adapun, konsep relasi kuasa
itu berupa bagaimana seorang orator menarik perhatian para hadirin ketika
bertutur (Foucalt:2008). Apakah orator tersebut menggunakan diksi tertentu,
apakah orator tersebut memanfaatkan pengetahuannya untuk menguasai medan
pertemuan. Relasi kuasa juga, akan terangkum dalam konsep bagaimana orator

22
memproduksi sebuah wacana yang dia sampaikan di depan pendengar secara
umum.

3.3 Model Konseptual Proses Analisis Wacana Kritis


Teks yang diteliti adalah pidato Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi
di Jakarta berbahasa Arab. Pidato ini terdiri dari delapan paragraf yang meliputi
wacana tentang hari Nasional Arab Saudi, penyatuan umat di Jazirah Arab, dan
visi misi Arab Saudi 2030. Setiap paragraf memuat gagasan pokok dan relasi
kuasa. Berdasarkan hal itu, penelitian ini menggunakan ancangan AWK
Fairclough (2010) sebagai strategi kebahasaannya dalam membangun relasi kuasa.

Bertalian dengan hal itu, dibutuhkan teori-teori lain untuk mendukung


penelitian ini. Teori tersebut untuk mengungkapkan Proposisi Makro (PM) setiap
paragraf. Maka, diperlukan kaidah makro (macro rules) Van Dijk (1980) yang
diterapkan pada proposisi-proposisi mikro pada dimensi teks. Adapun, hasil dari
dimensi teks diinterpretasikan pada dimensi paraktik wacana. Interpretasi ini
berupa proses produksi dan konsumsi teks untuk mengetahui tentang penggunaan
strategi relasi kuasa Osama terhadap pendengar. Oleh karena itu, dibutuhkan pula
teori praanggapan (preseupption) Yule (2010) serta teori relasi kuasa (power of
relation) Foucault (2008). Hasil interpretasi dari dimensi praktik wacana akan
dieksplanasikan pada dimensi praktik sosiokultural dengan mengaitkannya pada
konteks makro, berupa level sosial. Sebagaimana teori yang ditawarkan oleh
Fairclough (2010). Dengan demikian, konsep-konsep tersebut digambarkan dalam
bagan model konseptual berikut ini:

23
Input

Pidato Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi di Jakarta

Analisis dengan AWK Fairclough (2010)

Deskripsi Interpretasi Eksplanasi

Dimensi Teks: Dimensi Praktik Dimensi Praktik


Wacana: Sosiokultural:
Proposisi makro
dengan kaidah Praanggapan (Yule, Konteks level sosial
makro (van Dijk, 2010 tentang yang melingkupi
1980) penggunaan strategi pidato Osama bin
relasi kuasa Mohammed
(Foucalt, 2008 dan Abdullah Al
Fairclough, 2015) Shuaibi dengan
dalam teks pidato rancangan AWK
Fairclough (2010)

Output

Strategi Kebahasaan Osama

Gagasan Pokok Pidato Al Shuaibi dalam


Osama Al Shuaibi
Membangun Relasi Kuasa

24
25
BAB IV

Analisis Wacana Kritis Pidato Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia

4.1 Pengantar
Pada bab IV ini, penulis akan menganalisis gagasan pokok dalam pidato
Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia untuk Indonesia, Osama bin Mohammed
Abdullah Al Shuaibi di Hotel Ritz Carlton, Indonesia pada perayaan hari Nasional
Arab Saudi. Dalam penelitian ini penulis mengacu pada teori AWK Fairclough
(2010). Secara teknis, analisis dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu dimensi teks,
dimensi praktik wacana, dan dimensi praktik sosiokultural.

Untuk kepentingan pemaknaan teks, penulis menggunakan beberapa

kamus, yaitu kamus ‫ انًُٕس‬/al munawwir/ Arab-Indonesia, ‫ انًُجذ‬/al munjid/ dan

kamus elektronik َٙ‫ انًعب‬/al ma’±niy/ Arab-Indonesia.

Berdasarkan sumber data, penulis menemukan 23 proposisi dalam teks


pidato. Proposisi ini sudah termasuk bagian pembuka, isi, dan penutup.

4.2 Dimensi Teks dan Dimensi Praktik Wacana


Berikut ini adalah pemaparan analisis proposisi makro yang terdapat
dalam wacana Pidato Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Osama bin
Mohammed Abdullah Al Shuaibi di Indonesia. Untuk memperoleh proposisi
makro, diterapkan kaidah proposisi makro seperti dalam penjelasan pada Bab 3.

4.2.1 Dimensi Teks Paragraf 1


Dalam paragraf ini, terdapat 3 proposisi mikro. Dengan mengikuti kaidah
penghapusan [H], pemilihan [P], perampatan [R], dan atau penyusunan [S],
proposisi makro akan diperoleh dari 3 proposisi mikro.

25
Tabel 1.1 Pemberian Proposisi Mikro 1

Paragraf Kode Proposisi Kaidah Makro


Pembuka Proposisi H P R S
I [1]
ّ‫ن ّلًلدّ ىّكًّؿ يّى ىّو ىّك ّعًٍّي ًد‬
ٍّ ً‫ّإً َّّفّالٍيىػ ٍوىّـ اّلٍىّو ّطى‬
‫لىقىػ ّةى‬ ّ‫ ّلى ًكػ ٍّن ى‬،‫ل ًّد ّلًٍّلّبى ىشػ ًّر‬
ّ‫الع ى‬ ّ‫الػًٍّي ى‬
ًّ ‫بىّػٍيّػنىّػ يّه ىّما ىّع ىّك‬
.‫سّيَّّةه‬
/Inn± al yauma al wa¯an³ li ad
duawali ka’³di al m³l±di lil

basyari, lakin al ‘al±qata
baynahum± ‘akasiyyatun/

„Bagi suatu negara, Hari Nasional


itu sama seperti hari lahir
seseorang, tapi keduanya
berbeda‟

[2]
ّ ‫ّفىًّإ ىّذا ىّكا ىّف ا ّْلىفٍّػّىر يّاد ىّم ىّع تىّػ ىّقدًّّـ‬
ّ‫العي ٍّم ًر‬
‫ف ىّكًّم ٍّن‬ ّ‫ض ٍّع و‬ّ‫ل ى‬ ّ‫ح َّّوّليٍّو ىّف ًّم ٍّنّقيّػٌّوّةو ّإً ى‬
ّ‫يىّػّتى ى‬
ً‫خّو ىّخ وّة ّكًمػ ٍّن نيػّوًّرّه‬ ّ‫ىشػّبى و‬
ّ‫اب ّإً ى‬
ٍ ‫ل ىشػٍّي يّ ٍ ى‬
ّ‫الع ٍكػ ى‬
‫س‬ ّ‫ فىػًّإ َّّف ى‬،‫ل فىّػّنىائػً ًّو‬ ّ‫ّال ٍشػ ًّع ّإً ى‬
ً ‫ى‬
ً
.‫ص يّل ىّم ىّع الدّ ىّك ّؿ‬ ّ ‫ىٍّي‬

/Fa i©± k±na al afr±du ma’a al
‘umri yatahawwal-na min
quwwatin il± «a’fin wa min
syab±bin il± syaykh-khatin wa
min n­rihi al misy’I il± fan±ihi,
fa in al ‘aKAS ya¥¡ilu ma’a ad
duwali/

26
„Jika seseorang yang bertambah
usianya, akan berubah dari kuat
menjadi lemah, dari muda
menjadi tua, dari berkilau
menjadi temaram. Maka negara,
justru sebaliknya‟

[3]
‫اؿ ىّع ٍّميّر الدّ ىّكًّؿ ىّد َّّؿ ىّعّلىى‬ ّ‫ّفى يّكلّ ىّما ّطى ى‬
ً‫اسي ّكقيّػَّّوّة‬ًّ ‫اب ّّنى ّظى ًّام ّها السّّي‬ ّ‫ىّشّبى و‬
‫ى‬ ‫ى‬ ‫ى‬
..!‫جّتى ىّم ّعًي‬
ٍّ ‫ج ىّها ّال‬ ًّ ‫ك ّنى‬
ّ‫سٍّي ي‬ ًّ ‫اس‬
ّ‫ىّتى ي‬ √
‫ي‬
/Fa kullum± ¯±la ‘amru ad
duwali dalla ‘al± syab±bi
na§±mih± as siy±s³ wa quwwati
tam±suki nas³juh± al mujtama’³/

„Semakin bertambah umur suatu


negara, maka semakin kuat pula
sistem politik dan kekuatan ikatan
jalinan sosial masyarakatnya‟

Penerapan kaidah [P] pada proposisi [1] menjadi penanda untuk


membangun interpretasi pemahaman dari paragraf ini secara khusus dan secara
umum. Selain itu, penerapan kaidah [R] pada proposisi [3] untuk dirampatkan
menjadi proposisi mikro yang menyertai proposisi [1]. Sedangkan kaidah [S]
diterapkan pada proposisi [2] yang menunjukan kata-kata yang di dalam proposisi
tidak dapat berpotensi menjadi proposisi makro. Adapun hasil Proposisi Makro 1
(PM-1) sebagai berikut:

(A)

27
ًّ ‫لىّقىّةى بىّػٍيّػنىّػ يّه ىّما ىّع ىّك‬
ّّ‫سّيَّّةه ىك‬ ّ‫ ّلى ًّك ٍّن ى‬،‫ش ًّر‬
ّ‫الع ى‬ ّ‫ن ّلًلدّ ىّكًّؿ يّى ىّو ىّك ّعًٍّي ًّد ّالًٍّي ى‬
ّ‫ل ًّد ّلًٍّلّبى ى‬ ٍّ ً‫إف ّالٍيىػ ٍوىّـ اّلٍىّو ّطى‬
َّ

ّ.‫ابّ ىكقيػ َّوةو‬


ّ‫لىّ ىّشّبى و‬
‫ّع ى‬
‫يكل يه ٍمّيى يدؿ ى‬

/Inn± al yauma al wa¯an³ li ad duawali ka’³di al m³l±di lil basyari, lakin al


‘al±qata baynahum± ‘akasiyyatun, wa kulluhum yadullu ala syab±bin wa
quwwatin/

„Hari Nasional bagi suatu negara sama halnya seperti memperingati hari kelahiran
bagi umat manusia. Namun, maksud keduanya berbeda, dan semuanya
mengindikasikan kepada arah lebih muda dan lebih kuat (pembaharuan)‟

4.2.1.1 Dimensi Praktik Wacana (DPW) Paragraf 1


Dimensi ini menginterpretasikan kondisi dan perubahan yang terjadi pada
praktik sosiokultural. Fairclough (2010) mengatakan bahwa perubahan konteks
sosiokultural mempengaruhi produksi dan konsumsi teks. Begitu juga, praktik
wacana yang berkaitan dengan produksi dan konsumsi teks tidak dapat dipisahkan
dari pengaruh situasi sosial dan budaya. Oleh karena itu, analisis praktik sosial
dan budaya harus dilakukan bersama dengan analisis teks dan analisis praktik
wacana.

4.2.1.1.1 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 1


Pada proposisi ini, yang perlu diperhatikan adalah penggunaan partikel

emfatik ٌ‫ إ‬/inna/ „sungguh atau bahwa‟ yang digunakan oleh Osama dalam pidato
bagian pembuka. Hal ini menunjukan bahwa ada maksud menegaskan sebuah
keadaan maupun situasi bahwa pada hari itu merupakan hari Nasional Arab Saudi.
Dengan kondisi yang demikian, dan status dirinya sebagai duta besar KAS yang
berkuasa penuh di Indonesia, ia tentu saja memiliki hak untuk berdiri di hadapan
para hadirin, menyampaikan pidatonya. Artinya, kekuasaan yang ia sandang saat
ini, memungkinkan dirinya memaparkan banyak hal kepada para pendengar untuk
disimak dengan cermat. Situasi yag demikian memberikan efek relasi antara

28
penutur, yng dalam hal ini adalah Osama, dan petutur, yakni para hadirin yang ada
pada perayaan itu. Relasi yang dimaksud menyangkut siapa yang berbicara dan
siapa yang harus mendengarkan. Dalam konteks tersbeut, Osama dapat
menyampaikan apa saja karena ia yang sedang berkuasa, baik pada dimensi
perayaan, maupun pada dimensi hubungan diplomatik.

Pesan ini disampaikan agar pemerintah dan masyarkat Indonesia


mengetahui hari Nasional Arab Saudi tahun ini, yang jatuh pada tanggal 6
Muharram 1439 H yang bertepatan dengan tanggal 29 September 2017 M.
Pernyataan ini didukung oleh proposisi VII.[17]. Proposisi ini berisi bahwa
Osama menyatakan hubungan pemerintahan Indonesia dengan Arab Saudi sudah
pada tingkatan terbaik. Adapun hubungan pernyataan ini dengan hari Nasional
Arab Saudi, agar pada hari Nasional, Indonesia mendukung tujuan dan maksud
kedatangan KAS sebagai tamu yang pantas untuk dihargai kedatangannya. Selain
dihargai, tamu tersebut harus dilayani layaknya seorang tamu.

Di sisi lain, makna di dalam proposisi ini didukung oleh dua proposisi
selanjutnya yaitu I.[2] dan I

ّ‫ف ىّكًمػ ٍّن ىشػّبى و‬


ّ‫اب ّإً ىل‬ ّ‫ضػ ٍّع و‬
‫ل ى‬ ّ‫ح َّّوليػ ٍّو ىّف ًمػ ٍّنّقيػٌّوّةو ّإً ى‬ ّ ‫ّفىًّإذىّا ىّكا ىّف ا ّْلىفٍّػّىر يّاد ىّم ىّع تىّػ ىّقدًّّـ‬
ّ‫العي ٍمػ ًّر يىّػّتى ى‬
ًّ ‫س ىٍّي‬
.‫ص يّل ىّم ىّع الدّ ىّكًّؿ‬ ّ‫الع ٍّك ى‬ّ‫ ّفىًّإ َّّف ى‬،‫ل فىّػّنى ّائًًّو‬ ٍّ ‫خٍّو ىّخ وّة ىّكًّم ٍّن نّػيٍّوًّرّهً ّال‬
ّ‫ش ًّع ّإً ى‬ ّ‫ىّشٍّي ي‬
‫ى‬
/Fa i©± k±na al afr±du ma’a al ‘umri yatahawwal­na min quwwatin il± «a’fin
wa min syab±bin il± syaykh­khatin wa min n­rihi al misy’I il± fan±ihi, fa in al
‘aKAS ya¥¡ilu ma’a ad duwali/

„Jika seseorang yang bertambah usianya, akan berubah dari kuat menjadi lemah,
dari muda menjadi tua, dari berkilau menjadi temaram. Maka negara, justru
sebaliknya‟

ً ‫اسػي ّكقيػَّّوّةً ىّتىاسػ‬


ّ‫ك‬ ً ‫اب ّنى ّظى ًّامهػا السّّي‬
ًّ ‫اؿ ىّع ٍمػيّر الػدّ ىّكًّؿ ىّد َّؿّ ىّعلىػى ىشػبّى‬
ّ‫ّفى يّكلّ ىمػا طىػ ى‬
‫ي‬ ‫ى‬ ‫ى‬ ‫ى‬
..!‫جّتى ىّم ّعًي‬
ٍّ ‫ج ىّها ّال‬ ًّ ‫ّنى‬
ّ‫سٍّي ي‬
‫ي‬

29
/Fa kullum± ¯±la ‘amru ad duwali dalla ‘al± syab±bi na§±mih± as siy±s³ wa
quwwati tam±suki nas³juh± al mujtama’³/

„Semakin bertambah umur suatu negara, maka semakin kuat pula sistem politik
dan kekuatan ikatan jalinan sosial masyarakatnya‟
Makna sebenarnya dari kedua proposisi tersebut ialah bahwa inilah yang
sedang dialami dan terjadi pada Kerajaan Arab Saudi. Bertambahnya usia
Kerajaan Arab Saudi mengindikasikan semakin kuatnya sistem politik dan
kekuatan ikatan jalinan sosial masyarakatnya. Dalam arti lain, sistem
pemerintahan yang ada di Arab Saudi menuju ke arah yang lebih baik, lebih maju
dan lebih berkembang. Di samping itu, kehidupan sosial masyarakatnya juga
mengindikasikan kekuatan dalam segala bidang. Oleh karena itu, kekuatan dari
masyarakat itu sendiri memberikan pengaruh besar bagi suatu negara. Negara
yang sejahtera dilihat melalui masyarakat yang sejahtera. Paparan Osama
memberikan keterangan bahwa Kerajaan Arab Saudi mengalami kemakmuran dan
selalu berada pada tingkat yang paling atas. Pada hakikatnya, proposisi ini
bermakna menyombongkan diri di hadapan para hadirin. Osama seperti
mendeklarasikan bahwa negara KAS adalah negara maju, dan negara maju itu
adalah kami (Kerajaan Arab Saudi). Adapun berbagai bukti keberhasilan Kerajaan
Arab Saudi, yang disampaikan Osama dalam sambutan ini, salah satunya
tercantum pada proposisi IV.[10].

ّ‫تّ ىّم ىش ػاًّرّيٍ يّعّتىّػٍّن يّم ًّويَّػ ّةنّّبى ًاسىػ ّةن‬ ّ‫ض ػ ىّع و‬
ٍّ ‫ىّكىّتى َّّق ىق ػ‬.. ‫اؼّ ىّكّثًٍي ػّىرّةو‬ َّ ّ‫قىّػ ىف ػىّزّّفًٍيّػ ىه ػاّ ىع ػ ىّد يّد‬
ًّ ‫الس ػ ىّك‬
ّ‫افّّإً ى‬
ٍ ‫لّّأى‬
‫ىّكىّى ّائًّلىّةن‬
/Qafaza f³h± ‘adadu as sak±ni il±’ a«’±fin ka£³ratin..wa tahaqqaqat masy±r³’u
tanmuwiyy±tan b±simatan wa h±ilatan/

„Peningkatan populasi penduduk hingga berlipat ganda dan pencapaian proyek


pembangunan dengan skala besar yang dapat direalisasikan‟

Dengan keberhasilan dan kesejahteraan tersebut, Kerajaan Arab Saudi


mengajak negara Indonesia untuk terus bekerja sama dalam berbagai bidang.

30
Sebagaimana kita ketahui kerja sama Kerajaan Arab Saudi dengan Indonesia ini
sudah sangat lama dan sudah pada tingkatan yang terbaik. hal tersebut ditunjukan
oleh proposisi VII.[17]:

ّ‫الي يّك ٍّوىمػ ًّة ا ًّلّنٍ يّد ٍّكّنًٍّي ًسػّيًَّّة ًىػ ىي‬
ّ ‫ف‬ّ ً ‫لقىّػتيّػنىػا ىمػ ىّع ّإً ىّخ ىّوّتًنىػا‬
ّ‫ فىّػ ىّع ى‬،‫الر ًٍسػي‬ ‫ّأىَّمػا ىّعلىػى اّلٍ يّم ٍسػتىّػىّول ّى‬
ّ ،‫ؽ‬ ّ‫ض ًّل ىّحّاى ّلتً ىّها ىّعّلىى ا ًّل ّطٍ ى‬
ًّ ‫ل‬ ّ‫ّبىّأىّفٍ ى‬

/Amm± ‘al± al mustaw± ar rasm³, fa’al±qatun± ma’a ikhw±tin± f³ al ¥uk­mati


al ind­n³siyyati hiya bi af«ali ¥±latih± ‘al± al i¯l±qi/

„Pada tingkat resmi (diplomatik), hubungan kita dengan saudara kami di dalam
pemerintahan Indonesia adalah sudah pasti terbaik‟

Proposisi ini juga menunjukan bahwa hubungan Arab Saudi dan


Indonesia sudah pada tingkatan yang terbaik. Kata ini dapat diindikasikan melalui

‫ أفضم‬/af«ali/ „terbaik‟. Makna „terbaik‟ disini, tentu mengandung arti


kekeluargaan dalam hubungan antar negara. Dengan demikian, jika keduanya
memiliki hubungan kekeluargaan, maka keduanya harus saling mengisi
kekosongan atau dengan kata lain saling membutuhkan satu sama lain. Oleh
karena itu, di hari Nasional Arab Saudi ini, Osama menegaskan bahwa pemerintah
KAS membutuhkan pemerintah Indonesia dan masyarakatnya, untuk ikut serta
dalam merealisasikan visi dan misi KAS. Pernyataan ini juga didukung oleh
proposisi VII.[19]

ّ‫العًّزيٍػ ًّزّ ىّح ًّفظىػ ّوي‬


ّ‫كّ ىسػٍّل ىّما يّفّبٍػ يّنّ ىّعٍبػ يّدّ ى‬ ّ‫يّ ّاللًػ ي‬ ًّ ٍ ‫يّالشَّػًّريٍّػ ىّف‬ ًّ ٍ ‫ادًّـّالىػّىرىّم‬ ًّ ‫الزّيى ّىارىّةّالّتَّاًّر ًّيّيَّّةىّ ًّلى‬ ّ ّ‫ّفىًّإ َّّف‬
‫ى‬
ّ‫ّقىػ ػ ٍّد‬،‫اضػ ػي‬ ً ‫سّ ّال‬ ٍّ ‫فّ ىشػ ػ ٍّه ًّرّ ىمػ ػاًّر‬ ّ ًّ‫سّ يجٍّويكػ ػ ٍّوّ ًّكيٍػ ػ يّد ٍّكيّد ٍّك‬ ًّ ‫خ ىامػ ػ ّةىّال ػٌّػرّئًٍّي‬ َّّ ‫اهللّ ىّكّلًىّقائًػ ػ ًّوّّبًّأى ًّخٍيػ ػ ًّوّّفى‬
‫ى‬
ّ‫يّّلًلتَّّػ ىّع يّاك ًّفّبىّػ ٍ ى‬
‫يّبىّػٍّل ىّدّيٍ ًّن‬ ًّ ٍ ‫يّّ ىّج ًّدّيٍ ىّدتىّػ‬
ًّ ٍ ‫يّ ىّكيّمّنًٍيّػّىرتىّػ‬ ًّ ٍ ‫تّ ىّمٍّر ىّحّلىتىّػ‬ ٍّ ‫ىّد ىّشّنى‬

31
Selain itu, ‫الد نهجشش‬ًٛ‫ذ ان‬ٛ‫ كع‬/ka’³di al m³l±di lil basyari / „seperti
memperingati hari lahir seseorang‟ memiliki makna yang menganggap bahwa hari
Nasional suatu negara seperti hari lahir seseorang. Akan tetapi, Osama
memberikan anggapan bahwa kedua hal tersebut sangatlah berbeda. Penggunaan
isim masdar pada kata ‫خ‬ٛ‫„ عكس‬berlawanan; sebaliknya‟ memberikan injeksi
penegasan yang merupakan arti yang sebenar-benarnya dari proposisi di atas
secara menyeluruh. Osama mengungkapkan antara hari Nasional dengan hari lahir
seseorang memiliki maksud yang berbeda. Sebagaimana perbedaan tersebut
diungkapkan melalui proposisi II.[4]

ّ‫ح ىّم ّةيّتىّػٍّو ًّحٍّي ًّدّّأيَّّم وّة‬ ًٍّ ً‫سّيىّػ ٍّومّانّّل‬


ّ‫ل ٍّسّتً ٍّق ى‬
ّ‫ل ًّؿّّبى ٍّلّ يّى ىّوّ هّمٍّل ى‬ ّ‫نّّلًٍّل ىّم ٍّمّلى ىّك ًّةّ يّى ىّوّّلىٍّي ى‬ ّ‫ّإً َّّف الٍيىػ ٍوىّـّ ى‬
ّ ً‫الو ّطى‬
Pada proposisi di atas, terdapat perbedaan antara hari Nasional suatu
negara dengan hari lahir seseorang terdapat hubungan yang saling berintergrasi
satu sama lain. Hubungan itu terletak antara hubungan suatu negara dengan
masyarakat. Hubungan tersebut ialah pada titik hubungan kekuasaan, yaitu antara
yang berkekuasa dan yang dikuasai. Dalam hal ini yang memegang kekuasaan
adalah negara, sedangkan yang dikuasai adalah masyarakat. Dari pernyataan di
atas, penulis menyimpulkan bahwa dengan bertambahnya usia negara, maka
semakin kuat sistem politik dan interaksi sosialnya, sedangkan bertambahanya
usia masyarakat, maka semakin lemah ia dalam hal apapun. Inilah hal yang
dimaksudkan oleh Osama selaku pemegang kekuasaan dari salah satu lembaga
kenegaraan untuk mengimplikasikan kekuatan sistem politik dan interaksi sosial
yang lebih baik dari sebelumnya.

4.2.1.1.2 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 2


Proposisi ini mencoba menyampaikan apa yang dimaksud dengan makna
„berlawanan‟ dalam proposisi sebelumnya. Osama menyampaikan pada kalimat
keduanya, dalam bentuk perumpamaan yang mengindikasikan kata-kata seperti
dalam sebuah syair. Sebagaimana kita ketahui, Orang Arab sangat menyukai syair
(puisi) dan pandai juga dalam membuat syair. Perumpaan tersebut dalam bentuk

32
jumlah syarthiyyah yang diawali fiil ‫ إرا‬/i©±/ „apabila‟ seolah-olah memberikan
syarat dari sebuah perumpamaan. Perumpaan itu disebutkan bahwa setiap individu
yang diberikan umur panjang tentu akan mengalami perubahan. Makna
„mengalami perubahan‟ ٌٕ‫زذٕن‬ٚ berupa fiil mudhori’ berdhomir ‫ أَزى‬yang

merupakan fa’il dari ‫ األفشاد‬isim jamak taksir. Perubahan ini memiliki sifat yang

dalam jangka waktu yang cukup lama dibandingkan dengan kata ‫ش‬ٛٛ‫زغ‬ٚ yang
bersifat sementara. Perubahan itu bisa terjadi dari seseorang yang kuat menjadi
lemah, dari seorang pemuda menjadi tua, dan dari cahaya yang bersinar menjadi
kelam.

Sejatinya, sebagai seorang yang memiliki kekuasaan, Osama dapat


mengetahui hal-hal yang pernah terjadi sebelumnya. Kejadian tersebut dapat
diketahui dari berbagai aspek dalam sebuah negara baik negara tetangga Arab
Saudi maupun negara yang memiliki hubungan bilateral dengan Arab Saudi.
Kaitannya dengan semua ini adalah seseorang yang lahir ke dunia bisa dijadikan
harinya sebagai hari raya bagi kelahirannya. Sedangkan bagi sebuah negara, hari
Nasionalnya merupakan hari untuk „mengintropeksi diri‟ agar semakin
memperbaharui kinerja negara Arab Saudi dengan Indonesia. Oleh karena itu, ada
beberapa aspek yang mengalami penurunan atau sebaliknya untuk diperbaiki dan
dikembangkan. Hal ini dibuktikan dengan proposisi-proposisi yang menerangkan
bahwa Osama mengingat dan membahas proses asal mula berdirinya kerajaan
Arab Saudi oleh Raja Al Saud. Selain itu, kaitannya dalam hal penyatuan umat
yang pernah dilakukan oleh Raja Al Saud, berawal dari keluarga kerajaan Arab
Saudi yang dipimpin oleh raja Al Saud. Proposisi tersebut ialah proposisi III.[7]
dan III.[8].

III.[7]

33
ّ‫سّ ّال ٍّمّلى ىكػ ًّةّ ىّعٍب ػ ىّد‬ًّ ‫ّّفى ىكػا ىّفّ ّظي يهػٍّويّرّ يّم ىّؤ َّسػ‬،‫ىّكًمػ ٍّنّ يّىنىػاّ ىكػا ىّفّىّلبيػ َّّدّّلًتىػاًّرّيٍ وّخّ ىّج ًّديٍػ وّدّّأى ٍّفّيىّػٍبػ ىّدأ‬
‫ى‬
ًّ‫ّالَّػ ًّذمّّاًّنٍ ّطىلى ػ ّقًّّب ّملى ػ ًّةّّك ًاس ػ ّع وّةّّلًتّػّو ًّحي ػ ّد‬،‫آؿّس ػ ّع ّوًّدّّرًح ػ ّوّاهلل‬ ً ٍّ ‫العًّزي ػ ًّزّب ػ ًّنّ ىّعب ػ ًّدّالػّػر‬
ٍ ٍ‫ى ىٍ ى ى ى‬ ‫حى ًّنّ ّ ي ي ٍ ى ى ي‬ ‫ىّ ٍ ٍ ٍ ى‬
.. ‫ُّـ‬٠َِّ‫ّال ٍّمّلى ىّك ًّةّ يّمٍّن يّذّ ىّع وّاـ‬
‫ى‬
/Wa min hun± k±na l±budda li t±r³khin jad³din an yabda’, fa k±na §uhuuru
muassasi al mamlakati ‘abda al ‘az³z ibni ‘abdillah ar rahman ±li su’uudi
rahimahullah, alla©i in¯alaqa bi¥amlati w±si’atinn li tau¥³di al mamlakati
mun©u a’±min 1902 m/

„Oleh karena itu, sejarah baru harus dimulai. Munculnya Raja Abdul Aziz bin
Abdul Rahman Al Saud sebagai orang nomor satu di Kerajaan yang menjadikan
era baru dalam sejarah dunia Arab. Raja Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al
Saudlah yang melesat maju ke depan dengan misi yang luas guna mempersatukan
Kerajaan sejak tahun 1902 M‟

III.[8]

ّ ّ‫لّ ىّح ًّقٍيّػ ىقػ وّةّّىرّانًيىػ وّةّ ىّكىّم ٍشػ يّه ٍّوىّدّةوّّأىىمػ ىّاـ‬
ّ‫الى ًّمٍيػ ًّع‬ ّ‫اليٍّل يّمّالَّػ ًّذمّ ىع يج ىّػزّ ىّعٍنػ ّويّال ىّكّثًٍي ػّيرٍك ىّفّّإً ى‬
ّ ّ‫ح َّّوىّؿ‬ ّ‫فىّػّتى ى‬
ّ‫العّىرّبًيَّػ ًّةّالس ػ ّعي ٍّوًّدّيًَّّةّّبًتى ػاًّرّيٍ ًّخِّّ ًم ػ ٍّنّ ًس ػٍّبّتى ٍّمًٍّبّّلًٍّل ىع ػ ًّاـ‬
ّ‫ل يّفّ ىع ػ ًّنّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىك ػ ًّةّ ى‬
ّ‫ًّعٍن ػ ىّد ىّماّ ىّتَّّا ًّل ٍع ػ ى‬
ّ .‫ُّـ‬٠ِّ

/Fa ta¥awwala al ¥ulmu alla©i ‘ajuza ‘anhu al ka£³r-na il± haq³qatin r±niyatin
wa masyhuudatin am±ma al jam³’i ‘indam± tamma al ‘i’l±nu ‘ani al
mamlakati al ‘arabiyyati as su’uudiyyati bit±r³khi 23 min sibtambir lil ‘±mi
1932 m/
„Mimpi dari seorang Raja Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al Saud, ialah mimpi
yang tidak dapat dicapai oleh banyak orang. Akhirnya, mimpi Raja Al Saud
menjadi sebuah kenyataan. Fakta yang nyata dapat disaksikan langsung oleh
masyarakat saat pelantikan Raja dan dideklarasikannya Kerajaan Arab Saudi
secara resmi pada tanggal 23 September 1932 M‟

34
Proses deklarasi kerajaan memberikan pengaruh yang luar biasa dalam
roda pembangunan dan pemerintahan KAS terhadap kinerja pemerintahannya. Hal
ini dapat dinyatakan pada proposisi IV.[9], IV.[10], dan IV.[11].

IV.[9]

ّ‫فّ ّعي يهػ ٍّوًّد‬


ّ ًًّ‫ص ّعً ىّدّة‬
ٍّ ‫جّلىّةيّتىّػٍّن ًّمّيَّوّةّ ىّى ّائًّلىوّةّ ىّك ىّعّلىىّ ىّكاّفًَّّةّا ّْلى‬ ٍّ ‫ل ًّفّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىّك ًّةّّاًّنٍ ّطىّلى ىّق‬
ّ‫تّ ىّع ى‬ ّ‫ىّكيّمٍّن يّذّّإً ٍّع ى‬
ّ .‫جٍّيعّان‬ ًّ‫حى يّه يّمّاهللّ ى‬ّ ً‫صلّّىك ىّخ ّالًدّ ىّكفىّػ ىّهدّ ىّك ىّعٍّب يّداهللّّىر‬ ّ‫ يّس ّعي ٍّودّ ىّكفىّػٍّي ى‬: ‫اّلٍ يّمٍّل ٍّو ًّؾ‬

/Wa mun©u i’l±ni al mamlakati in¯alaqat ‘ajalatu tanmiyyatin h±ilatin wa ‘al±


k±ffati al a¡’idati f³ ‘uh­di al mul­ki : su’­d wa fay¡al wa kh±lid wa fahd wa
‘abdullahi ra¥imahumullahu jam³’an/

„Sejak deklarasi Kerajaan, sebuah roda pembangunan yang luar biasa telah
diluncurkan ke seluruh tingkat di masa pemerintahan raja-raja: Saud, Faisal,
Khalid, Fahd dan Abdullah, semoga mereka semua berada dalam lindungan dan
kasih sayang Allah swt‟

IV.[10]

ّ‫تّ ىّم ىشػاًّرّيٍ يّعّتىّػٍّن يّم ًّويَّػ ّةنّّبى ًاسىػ ّةن‬ ّ‫ضػ ىّع و‬
ٍّ ‫ىّكىّتى َّّق ىقػ‬.. ‫اؼّ ىّكّثًٍي ػّىرّةو‬ ٍ ‫لّّأى‬ َّ ّ‫قىّػ ىفػىّزّّفًٍيّػ ىهػاّ ىعػ ىّد يّد‬
ًّ ‫السػ ىّك‬
ّ‫افّّإً ى‬
ّ‫ؽ‬ ّ‫ممّلى ىكػ ًّةّ يّم ىّعجػّىزنّةّفىػ ٍّو ى‬ ّ‫تّّأى ٍحػ ى‬
ٍّ ‫لىيّـّاّلى‬ ٍّ ‫ّتّّبىاتىػ‬ ًّ ‫الص ّعي ٍّوّبىاتّىّكاّلي يّم ىّع ّوّقى‬
َّّ ‫اتّ ىّح‬ َّّ ّّ‫ىّكىّى ّائًّلىّةنّّىرٍّغ يّمّ يّكل‬
ّ .‫اؿ‬ ًّ ‫الرىّم‬ ّ

/Qafaza f³h± ‘adadu as sak±ni il±’ a«’±fin ka£³ratin..wa tahaqqaqat masy±r³’u


tanmuwiyy±tan b±simatan wa h±ilatan ragmu kullu as ¡a’­b±ti wa al
mu’awwiq±ti hatt± b±tat a¥l±mu al mamlakati mu’ajjizatan fawqa ar rim±li/

„Peningkatan populasi penduduk hingga berlipat ganda dan pencapaian proyek


pembangunan dengan skala besar yang dapat direalisasikan. Meskipun banyak
kesulitan dan rintangan yang menghadang. Sehingga dapat dikatakan sebuah
mimpi kerajaan adalah keajaiban di atas hamparan pasir‟

IV.[11]

35
ّ‫ل‬ ّ ًّ‫اؿّّنى ّطٍ ىمػ يّحّّلًٍّل ىّمًّزيٍػ ًّد‬
ّ‫ّّإً ى‬،‫فّ ّال ٍسػتىّػ ٍّقّبى ًّل‬ ّ‫فّال ىقػ ًّد ًٍّيّّإًَّّلّّأىنىّػنىػاّىّلّنىػّىز ي‬ّ ًّ‫ىّكّىر ٍغػ يّمّ يكػلّّ ىمػاّ ىّتى َّقػ ىّق‬
‫ي‬
ً ًًّ ‫العًٍّل ًمػيّ ّد‬ ًّ ‫صػ‬ ً ًّ ًّ‫الرفىػ ّاه‬ ّ ّ‫ىّمًّزيٍػ وّدّ ًمػ ٍّن‬
ّ ًّ‫مشػاّ ًرىّك ّةي‬
ّ‫فّتىّػ ٍّعًّزيٍػ ًّزّالسػٍّل ًّم‬ ‫ّىّكاّلي ى‬،‫اخّليػان‬ ‫ادمّىّكالتَّّػ ىقػدًّّـّ ّ ى‬ ‫الّقٍّت ى‬
.‫ىّكا ّْلىٍّم ًّنّ ىّعاّلى ًّميّان‬

/Wa ragmu kulli m± tahaqqaqa f³ al qad³mi ill± annan± l± naz±lu na¯mahu


lilmaz³di f³ al mustaqbali, il± maz³din min ar rif±hi al iqti¡±d³ wa at taqaddumi
al ‘ilmi d±khiliyyan, wa al musy±rikatu f³ ta’z³zi as silmi wa al amni ‘±lamiyan/

„Terlepas dari semua yang telah dicapai di masa lalu, kita masih bercita-cita untuk
berbuat lebih di masa depan, untuk kesejahteraan ekonomi yang lebih besar dan
kemajuan ilmiah secara internal, dan berpartisipasi dalam mempromosikan
perdamaian dan keamanan secara global‟

Makna „mengintropeksi diri‟ pada proposisi di atas, dibentuk oleh Osama


dengan mengingat dan membahas dideklarasikannya KAS. Pada kenyataannya,
dengan mengingat deklarasi KAS memberikan pengaruh positif bagi negaranya.
Oleh karena itu, dengan mengingat hal yang pernah terjadi dengan berdirinya
KAS oleh raja Al Saud, menjadikan KAS untuk intropeksi diri ke arah yang lebih
baik daripada sebelumnya. Oleh karena itu, jika KAS yang lalu sudah baik, maka
sekarang dan kedeapannya harus lebih baik.

Maka dari itu, Osama mewakili pemerintahan KAS mencoba


menyampaikan keinginan mereka untuk terus meingkatkan kualitas dan kuantitas
kerjasamanya dengan negara Indonesia. Keinginan ini disampaikan agar tercipta
kerjasama dan hubungan bilateral yang kokoh, utuh, dan menyatu antara
keduanya. Hal ini dibuktikan dengan adanya perjanjian kedua belah pihak antara
Arab Saudi dengan Indonesia. Perjanjian itu disepakati dalam bentuk
penandatanganan oleh kedua belah pihak. Hal ini tercantum dalam proposisi
VII.[19]. Pada hakikatnya, semua ini merujuk kepada perjanjian yang disepakati
oleh Arab Saudi dengan Indonesia. Hal ini dibuktikan pada proposisi VII.[19].

36
ّ‫العًّزّيٍ ًّزّ ىّح ًّف ّظىّوي‬
ّ‫كّ ىّسٍّل ىّما يّفّّبٍ يّنّ ىّعٍّب يّدّ ى‬ ّ‫يّ ّالّلً ي‬ ًّ ٍ ‫الشًّريٍّػ ىّف‬
َّّ ّ‫ي‬ ًّ ٍ ‫الىّىرىّم‬ّ ّ‫ادًّـ‬ ًّ ‫الزّيى ّىارىّةّالّتَّاًّر ًّيّيَّّةىّ ًّلى‬ّ ّ‫ّفىًّإ َّّف‬
‫ى‬
ّ‫ّّقى ٍّد‬،‫ضي‬ ً
ّ ‫سّالّاى‬ ٍّ ‫فّ ىّش ٍّه ًّرّ ىّماًّر‬ ّ ًّ‫سّ يجٍّويّك ٍّوّ ًّكّيٍ يّد ٍّكيّد ٍّك‬ ًّ ‫الرّئًٍّي‬
ٌّ ّ‫خ ىّام ّةى‬ َّّ ‫اهللّ ىّكّلًىّق ّائًًّوّّبًّأى ًّخٍّي ًّوّّفى‬
ّ‫يّّلًلتَّّػ ىّع يّاك ًّفّبىّػ ٍ ى‬
‫يّبىّػٍّل ىّدّيٍن‬ ًّ ٍ ‫يّّ ىّج ًّدّيٍ ىّدتىّػ‬
ًّ ٍ ‫يّ ىّكيّمّنًٍيّػّىرتىّػ‬ ًّ ٍ ‫تّ ىّمٍّر ىّحّلىتىّػ‬
ٍّ ‫ىّد ىّشّنى‬

/Fa inna az ziy±rata at t±rikhiyyata li kh±dimi al ¥aramyni as syar³fayni al


m±liku salm±n ibnu ‘abdul’az³z hafi§ahu allah a liq±ihi bi akh³hi fakhh±mah ar
ra³si jokowidodo f³ syahri m±ris al m±d³, qad dasyanat mar¥alatayni wa
mun³ratayni li at ta’±wuni bayna baldayni/

„Maka, saat diadakannya kunjungan bersejarah yaitu pertemuan Raja Salman bin
Abdul Aziz Al Saud dengan Presiden Joko Widodo di Indonesia pada bulan Maret
lalu, telah diresmikan dua kesepakatan baru dan penerusan kerjasama antara
kedua negara‟

4.2.1.1.3 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 3

Proposisi ini memberikan gambaran bahwa negara yang telah merayakan


hari Nasionalnya dilambangkan dengan suatu hal yang muda. Kata muda disini
bermakna seperti pemuda yang memiliki jiwa pembaharuan dalam setiap gerakan
dan posisi kehidupannya. Kata ‫ شجبة‬dalam pidato Osama memiliki maksud agar
hubungan kerjasama Arab Saudi dan Indonesia terus menerus mengalami
perkembangan, pembaharuan, dan penguatan dari berbagai aspek. Hal ini dapat
dilihat melalui proposisi VII.[18].

Proposisi VII.[18] menguatkan pernyataan bahwa KAS dan Indonesia


menjadi anggota penting dari Forum Dunia G20 Ekonomi. Hal ini menjadi salah
satu bentuk perwujudan dan alasan KAS ingin terus mengalami pembaharuan dan
perkembangan. Artinya, keberhasilan yang sudah dicapai di masa lalu ingin
diwujudkan dan dipertahankan kembali oleh Arab Saudi terhadap Indonesia.
Perwujudan dan pertahanan keberhasilan tersebut dilakukan dengan meneruskan
kontrak kerja yang telah diresmikan oleh keduanya. Pembaharuan dan

37
perkembangan ini telah diresmikan oleh kedua negara seperti yang disampaikan
dalam proposisi VII.[19].

ّ‫يّّلًلتَّّػ ىّع يّاك ًّفّبىّػ ٍ ى‬


ّ‫يّبىّػٍّل ىّدّيٍ ًن‬ ًّ ٍ ‫يّّ ىّج ًّدّيٍ ىّدتىّػ‬
ًّ ٍ ‫يّ ىّكيّمّنًٍيّػّىرتىّػ‬ ًّ ٍ ‫تّ ىّمٍّر ىّحّلىتىّػ‬
ٍّ ‫ّقى ٍّدّ ىّد ىّشّنى‬

/Qad dasyanat mar¥alatayni wa mun³ratayni li at ta’±wuni bayna baldayni/


‘telah diresmikan dua kesepakatan baru dan penerusan kerjasama antara kedua
negara kita‟

Dari pernyataan proposisi di atas, menjelaskan kesepakatan baru dan


penerusan kerjasama antara KAS dan Indonesia. Pada hakikatnya, KAS tidak
hanya ingin bekerjasama dalam bidang investasi saja. Akan tetapi KAS ingin
bekerja sama dalam bidang yang lain.

Salah satu bentuk kerjasama lainnya ialah kerja sama dalam bidang
pertahanan dan keaamanan dunia. Alasannya adalah, banyak negara-negara yang
mengalami berbagai kerusakan diakibatkan oleh terorisme, asimilasi budaya dan
kurangnya penghormatan terhadap kedaulatan negara, seperti berkurangnya rasa
nasionalisme. Hal ini juga, menjadi salah satu keinginan KAS untuk menciptakan
perdaiaman dunia. Sebagaimana hal ini diinterpretasikan melalui pidato Osama
dalam proposisi IV.[11] dan VIII.[22].

ًّ ّ‫فّتىّػ ٍّعًّزّيٍ ًّز‬


.‫السٍّل ًّمّىّكا ّْلىٍّم ًّنّ ىّعاّلى ًّميّان‬ ّ ًّ‫مشاّ ًرىّك ّةي‬
ّ‫ىّكاّلي ى‬

wa al musy±rikatu f³ ta’z³zi as silmi wa al amni ‘±lamiyan/

‘dan untuk berpartisipasi dalam mempromosikan perdamaian dan keamanan


secara global‟

ّ‫ل يّـّّلًٍّل ى‬
.‫ج ًّمٍّي ًّع‬ ّ‫الس ى‬ ّ ّ‫بّ يّس ّعي ٍّوًّدمّّ ىٍّي ًّم يّلّّبًىّقٍّلّبًًّو‬
َّّ ‫اليبّّىّك‬ ّ‫ّإًّنٍ ى‬
ّ‫سا هّفّ ىّعىّرً ه‬

38
/ins±nun ‘arabiyyun su’­diyy­n ya¥milu biqalbihi al ¥ubbu wa as sal±mu li al
jam³’i/

„Allah swt meletakkan kita di atas bumi Arab untuk menebarkan rasa cinta dan
kedamaian untuk umat‟

Selain proposi VIII.[22], proposisi VIII.[23] juga mendukung bukti bahwa


KAS ingin bekerjasama pula dalam pertahanan dan keamanan dunia. Khususnya,
bagi Jazirah Arab yang sedang mengalami berbagai konflik seperti terorisme. Isi
proposisi VIII.[23] itu ialah:

ًّ ‫الد‬
.‫اع ًّمّّلىّوي‬ ّ‫ّأى ىّعانىّػّنىاّاهللّ ىّكّإًّيَّا يّك ٍّمّّلً يّم ىّكاّفى ى‬
ًّ ‫ح ًّةّا ًّلٍّرىّى‬
َّّ ّ‫ابّىّكالدّ ىّكًّؿ‬

/a’±nan± allah wa iyyakum li muk±fa¥ati al irh±bi wa ad dawli ad d±’imi


lahu/

„Allah pasti menolong kita dan kalian untuk memerangi terorisme dan negara-
negara yang mendukungnya‟

Dengan demikian, KAS ingin bekerjasama di berbagai bidang dengan


Indonesia. Hal ini dapat diungkapkan melalui pernyataan Osama di dalam pidato
tersebut. Menurutnya, Pertahanan dan keamanan dunia dikhususkan untuk umat
Islam menjadi salah satu bidang kerjasama antara keduanya. Sekalipun yang
diucapkan oleh Osama merupakan doa kepada Allah swt. Namun, hal itu tidak
akan terwujud jika tidak disetai dengan usaha yang sungguh-sungguh oleh umat
Islam dan dunia.

4.2.2 Dimensi Teks Paragraf 2


Dalam paragraf ini, terdapat 3 proposisi mikro yang mengerucut menjadi
proposisi makro. Untuk memperoleh proposisi makro maka diterapkanlah kaidah
proposisi makro yang terdiri dari kaidah penghapusan [H], pemilihan [P],
perampatan [R], dan atau penyusunan [S].

39
Tabel 1.2 Pemberian Proposisi Mikro 2

Paragraf Kode Proposisi Kaidah Makro


Pembuka Proposisi H P R S
II [4]
ّ‫نّّلًٍّل ىّم ٍّمّلى ىك ػ ًّةّ يى ػ ىّو‬ّ ً‫ّإً َّّف الٍيى ػ ٍػوىّـّالػ ىّػو ّطى‬
ّ‫ل ًّؿّبىػ ػ ٍّلّ يى ػ ػ ىّو‬ ّ‫ل ٍس ػ ػّتً ٍّق ى‬ ًٍّ ً‫سّيىّػ ٍّوم ػ ػّانّّل‬ّ‫لى ػ ػٍّي ى‬
ّ‫ح ىّم ّةيّتىّػٍّو ًّحٍّي ًّدّّأيَّّم وّة‬
ّ‫هّمٍّل ى‬
/Inn± al yauma al wa¯an³ lil
mamlakati huwa laysa yauman

lil istiql±li bal huwa mul¥amatu
tau¥³di ummatin

„Hari Nasional bagi Kerajaan


Arab Saudi bukanlah hari
kemerdekaan, melainkan
perjuangan penyatuan umat‟
[5]
ّ‫تّىّتىثَّػ ىّلّ ّال ٍّمّلى ىك ػ ّةى‬ ّ ً ‫بّالَّػ‬ ًّ ‫الع ػّىر‬
‫ى‬ ّ‫جٍّزيٍػ ػّىرّةي‬
ّ‫ّفى ى‬
‫ى‬
90 ‫ال‬ ٍّ‫العّىرّبًيَّػ ّةىّالس ػ ّعي ٍّوًّدّيَّّةىّ ىح ػىّو ى‬ ّ‫ى‬
ّ‫(ّتً ٍسػ ّعي ٍّو ىّف(ّّبً ّالًائىػ ًّةّ ًمػ ٍّنّ ىّم ىسػ ى‬
،‫احّتً ىّها‬
ّ‫ت‬ ٍّ ‫ّبىػ ٍّلّ ىّكانىػ‬،‫ىّلٍّّتى يك ػ ٍّنّ ىّنىلَّ ػ ّةنّّأى ٍّجّنىّبًيٌ ػان‬
ّ‫ػى‬ّ‫احّىرةوّّ ىّعلػ ى‬ ًّ ‫لّ يّمتىّػنى ػ‬ّ‫يّقى ػًّو ى‬ ّ‫يّم ٍّق ىس ػ ىّم ّةهّبىػ ػ ٍ ى‬
ّ‫ص ٍّعّبىوّةّ يّج ٍّغّىرّافًيّانّ ىّكيّمّنىا ًّجّيٌّان‬
ّ‫ضّ ى‬ ّ‫ٍّأر و‬ √

/Fa jaz³ratu al ‘arabi allat³


tama£ala al mamlakata al
‘arabiyyata as su’uudiyyata
haw±lay tis’uuna bil m³’ati min
mas±¥atih±, lam takun
ma¥allatan ajnabiyyan, bal

40
k±nat muqsamatun bayna
qawiya mutan±hiratin ‘al±
ardhin ¡a’batin jughr±fiyyan wa
mun±jiyyan/

„Maka di Jazirah Arab, Kerajaan


Arab Saudi memiliki sekitar 90%
daerah dari wilayahnya di Jazirah
Arab. Sejauh ini, Arab Saudi
tidak pernah diduduki oleh orang
asing, tetapi wilayah ini telah
terbagi-bagi antara berbagai
kekuatan yang saling berkonflik
di medan yang sulit secara
geografis dan iklim‟

[6]
ّ‫ح وّةّكّاًّنٍعً ػ ػ ػ ىّد ًّاـّّأىىم ػ ػ ػ وّن‬
ّ‫حٍّي ى‬ ًّ ‫ىّكًبىػ ػ ػىّواًّرًّدّ ىش ػ ػ ػ‬
ّ‫ّتّّأىىمػ ػ ػ ػ ػا ىّفّلًػ ػ ػ ػ ػًّزىّكا ًّر‬
َّّ ‫افّّىك ىحػ ػ ػ ػ ػ‬ َّ ً‫ّل‬
ًّ ‫لسػ ػ ػ ػ ػ ىّك‬
..‫ضيّ ّال ىّق َّّد ىّس ًّة‬ ًّ ‫ا ّْلىرّاى‬
‫ي‬
/Wa bi maw±ridi sya¡¥³¥atin wa
in’id±mi amanin lissak±ni wa

hatt± am±na liziw±ri al ar±«³ al
muqaddasah/

„Dengan wilayah yang miskin


akan sumber daya, menjadikan
ketidakamanan para penduduk
dan bahkan ketidakamanan bagi
pengunjung Tanah Suci‟

Penerapan kaidah [P] pada proposisi [4] sebagai penanda untuk


membangun interpretasi pemahaman dari paragraf. Lalu, penerapan kaidah [R]
pada proposisi [5] dan [6] untuk dirampatkan menjadi proposisi mikro yang
menyertai proposisi [4]. Adapun hasil Proposisi Makro 2 (PM-2) sebagai berikut:

(B)

41
ٍّ ًّ‫ح ىّم ّةيّتىّػٍّو ًّحٍّي ًّدّّأيَّّم وّة‬
ّ‫ف‬ ّ‫ل ًّؿّّبى ٍّلّ يّى ىّوّ هّملٍّ ى‬ ًٍّ ً‫سّيىّػ ٍّومّانّّل‬
ّ‫ل ٍّسّتً ٍّق ى‬ ّ‫نّّلًٍّل ىّم ٍّمّلى ىّكًّةّ يّى ىّوّّلىٍّي ى‬ ّ‫ّإً َّّفّالٍيىػ ٍوىّـّ ى‬
ّ ً‫الو ّطى‬

ًّ ‫آمّنىّةهّ ًّم ىّنّاّلٍ ّغيٍّرّبى‬


ّ ‫اء‬ ًّ ّ‫ضيّاّلٍ يّم ىّق َّّد ىّس ًّة‬
ًّ ‫اظّ ىّعل ىىّّاٍ ّْلىرّاى‬ ًّ ‫ب ّلًٍّل‬
ًّ ‫ح ىّف‬ ًّ ‫العّىر‬
ّ‫ىّجٍّزيٍّػّىرّةًّ ى‬

/Inn± al yauma al wa¯an³ lil mamlakati huwa laysa yauman lil istiql±li bal
huwa mul¥amatu tau¥³di ummatin fِ jaz³ratu al ‘arabi, lilhif±§i ‘ala ardhi
±minatun mina al gurb±i/

„Hari Nasional bagi Kerajaan Arab Saudi bukanlah hari kemerdekaan, melainkan
perjuangan penyatuan umat di Jazirah Arab, agar Tanah Suci aman dari orang
asing‟

4.2.2.2 Dimensi Praktik Wacana Paragraf 2


Pada dimensi ini, menginterpretasikan kondisi dan perubahan yang terjadi
pada praktik sosiokultural. Fairclough (2010) mengatakan bahwa perubahan
konteks sosiokultural mempengaruhi produksi dan konsumsi teks. Begitu juga,
praktik wacana yang berkaitan dengan produksi dan konsumsi teks tidak dapat
dipisahkan dari pengaruh situasi sosial dan budaya. Oleh karena itu, analisis
praktik sosial dan budaya harus dilakukan bersama dengan analisis teks dan
analisis praktik wacana.

4.2.2.2.3 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 4


Dari proposisi ini, Osama beserta KAS menyimpan harapan besar kepada
seluruh penduduk serta pemerintah Jazirah Arab untuk mempersatukan visi dan
misi mereka.

Salah satu visi dan misi mereka ialah mempersatukan Jazirah Arab dan
umat di dunia. Proposisi ini merupakan penegasan kedua dari proposisi I.[1]. Hal
ini dapat ditunjukan dalam proposisi tersebut berupa penggunaan partikel emfatik

ٌ‫ إ‬/Inn±/ 'sesungguhnya; bahwa‟. Selain itu, penggunaan isim mashdar pada


kata ‫ذ أيخ‬ٛ‫ يهذًخ رٕد‬/mul¥amatu tau¥³di ummatin/ „perjuangan penyatuan

42
umat‟. Maksud „perjuangan penyatuan umat‟ ini ialah menjadikan Kerajaan Arab
Saudi sebagai pelopor pemersatu Jazirah Arab dan negara lainnya.

Mengingat dan melihat kondisi Jazirah Arab yang sedang mengalami


berbagai konflik internal antara pemerintah dan masyarakat, di antara negara yang
mengalami konflik seperti KAS adalah Suriah, Palestina, Yordania, Yaman, dan
sebagainya. Sebagaimana maksud konflik di sini di dukung oleh dua proposisi
selanjutnya yaitu II.[5] dan II.[6].

II.[5]

ّ‫ ّتً ٍسػ ّعي ٍّو ىّفّّبً ّالًائىػ ًّةّ ًمػ ٍّن‬90 ‫ال‬ ٍّ‫العّىرّبًيَّػ ّةىّالسػ ّعي ٍّوًّدّيَّّةىّ ىحػىّو ى‬ ّ ً ‫بّالَّػ‬
ّ‫تّىّتىثَّػ ىّلّ ّال ٍّمّلى ىكػ ّةىّ ى‬ ًّ ‫العػّىر‬‫جٍّزيٍػّىرّةيّ ى‬ ّ‫ّفى ى‬
‫ى‬
ّ‫ض‬ ّ‫ػىّ ٍّأر و‬ ّ‫احّىرّةوّ ىّعل ى‬ ًّ ‫لّ يّمتىّػنىػ‬
ّ‫يّّقىًّو ى‬ّ‫س ىّم ّةهّبىّػ ٍ ى‬ ٍّ ‫ّّبى ٍّلّ ىّكاّنى‬،‫ّ ىّلٍّّتى يّك ٍّنّ ىّنىّلَّّةنّّأى ٍّجّنىّبًّيٌان‬،‫احّتً ىّها‬
ّ‫تّ يّم ٍّق ى‬ ّ‫س ى‬ ّ‫ىّم ى‬
ّ‫ص ٍّعّبىوّةّ يّج ٍّغّىرّافًيّانّ ىّكيّمّنىا ًّجّيٌّان‬ّ‫ى‬

/Fa jaz³ratu al ‘arabi allat³ tama£ala al mamlakata al ‘arabiyyata as


su’uudiyyata haw±lay tis’uuna bil m³’ati min mas±¥atih± lam takun
ma¥allatan ajnabiyyan, bal k±nat muqsamatun bayna qawiya mutan±hiratin
‘al± ardhin ¡a’batin jughr±fiyyan wa mun±jiyyan/

„Maka di Jazirah Arab, Kerajaan Arab Saudi memiliki sekitar 90% daerah dari
wilayahnya di Jazirah Arab. Sejauh ini, Arab Saudi tidak pernah diduduki oleh
orang asing, akan tetapi dia telah terbagi-bagi antara berbagai kekuatan yang
saling berkonflik di medan yang sulit secara geografis dan iklim‟

II.[6]

ًّ ‫ّتّّأىىّما ىّفّّلًًّزىّكا ًّرّا ّْلىرّاى‬


..‫ضيّ ّال ىّق َّّد ىّس ًّة‬ َّّ ً‫ح وّةّكّاًّنٍّعً ىّد ًّاـّّأىىّم وّنّّل‬
ًّ ‫لس ىّك‬
َّّ ‫افّّىك ىّح‬ ًّ ‫ىّكًّبىىّواًّرًّدّ ىّش‬
ّ‫حٍّي ى‬
‫ي‬
/Wa bi maw±ridi sya¡¥³¥atin wa in’id±mi amanin lissak±ni wa hatt± am±na
liziw±ri al ar±«³ al muqaddasah/

„Dengan wilayah yang miskin akan sumber daya, menjadikan ketidakamanan para
penduduk dan bahkan ketidakamanan bagi pengunjung Tanah Suci‟

43
„Perjuangan penyatuan umat‟ pada proposisi di atas, bermaksud agar
sebagian besar wilayah Jazirah Arab aman dari ancaman orang asing. Dapat kita
ketahui, bahwa Arab Saudi tidak pernah dijajah oleh negara asing, akan tetapi
tantangan ini berupa wilayah yang disebabkan oleh kekuatan yang saling konflik.
Konflik itu telah disebutkan pada proposisi II.[5], yaitu „konflik internal‟ di

Jazirah Arab. Adapun maksud ‫ّب‬ٛ‫ أجُج‬/ ajnabiyyan / „orang asing‟ yang sebenarnya
bukanlah orang asing di luar Arab tetapi orang-orang di Jazirah Arab itu sendiri.

Pada akhirnya, titik ini mempertemukan bahwa KAS memiliki kelebihan


berupa kesejahteraan dan keberhasilan seperti yang sudah dijelaskan pada
proposisi IV.[10]. Di sisi lain, KAS memiliki kekurangan seperti keadaan
penduduk yang miskin, konflik internal yang menjadikan ketidakamanan
penduduk dan pengunjung Tanah Suci.

Berhubungan itu, ada maksud perjuangan penyatuan umat untuk


menjadikan masyarakat dan pemerintah KAS terus berbenah untuk negerinya.
KAS berupaya untuk menghilangkan berbagai kekurangan, terutama pada tiap-
tiap konflik yang sedang terjadi dari dulu sampai sekarang. Dengan demikian,
Osama benar-benar ingin meyakinkan kepada pemerintah KAS bahwa pesan
tersebut bukan „main-main‟.

Kata „main-main‟ ini, mewakili partikel emfatik ‫ إن‬pada proposisi II.[4]


untuk menjadikan poroposisi itu tegas dan lugas. Akhirnya, Osama menganggap
apabila Jazirah Arab telah bersatu maka negara-negara yang lainnya dapat bersatu.
Dari sisi inilah penulis menerangkan bahwa, ada sebuah ambisi dan rasa
nasionalisme yang ditunjukan oleh Osama terhadap negaranya Jazirah Arab,
Indonesia dan pada dunia.

Rasa nasionalisme dari proposisi ini dapat dibuktikan dengan penyebutan

‫ذ‬ٛ‫ يهذًخ رٕد‬/mul¥amatu tau¥³di/ „perjuangan penyatuan‟ khususnya di Jazirah


Arab. Hal ini menjadi nasionalisme bagi Osama. Oleh karena itu, Osama sendiri

44
menjelaskan bahwa di dalam Jazirah Arab, KAS memiliki sekitar 90%
wilayahnya.

II.[5]

،‫احّتً ىّها‬ ّ‫س ّعي ٍّو ىّف(ّّبً ّالًاّئىًّةّ ًّم ٍّنّ ىّم ى‬
ّ‫س ى‬ ٍّ‫العّىرّبًّيَّّةىّالسّ ّعي ٍّوًّدّيَّّةىّ ىّحىّو ى‬
ٍّ ً‫ )ّت‬90 ‫ال‬ ّ‫ىّتىّثَّ ىّلّ ّال ٍّمّلى ىّك ّةىّ ى‬
‫ى‬
/allat³ tama£ala al mamlakata al ‘arabiyyata as su’uudiyyata haw±lay tis’uuna
bil m³’ati min mas±¥atih±/

„dari persatuan tersebut Kerajaan Arab Saudi mempunyai sekitar 90% daerah dari
wilayah Jazirah Arab‟
Proposisi di atas menerangkan bahwa, Osama mewakili KAS
menginginkan agar negara-negara tetangga Arab Saudi yang berada di Jazirah
Arab untuk bersatu dan menanamkan rasa nasionalisme. Hal ini mengingatkan
bahwa Arab Saudi memiliki visi dan misi dengan negara tetangga bahkan ke
negara yang jauh sekalipun seperti Indonesia.

Di samping rasa nasionalisme, terdapat pula keinginan KAS untuk


memperbesar wilayah agama Islam. Oleh karena itu, KAS terkenal dengan
kentalnya pelaksanaan syariat Islam. Dengan demikian, hal ini mennjadi patokan
untuk menyatukan Jazirah Arab, karena Islam mengajarkan umatnya perdamaian
kepada sesama saudara.

Hal ini diinterpretasikan bahwa Nabi Muhammad SAW terlahir


dikalangan bangsa Arab. Beliau diperintahkan oleh Allah swt untuk berdakwah
dan menyebarkan agama Islam seluas-luasnya. Sebagaimana perintah ini
ditunjukkan oleh Osama melalui propsosisi yang berisikan hadits Nabi
Muhammad SAW. Adapun proposisi tersebut ialah VI.[16]:

45
ً ‫الّبٍّتًسػّاىىّم ّةي‬ً : “‫ب صػّلَّى اهلل ّعّلىيػ ًّو ّكسػّلَّ ّم‬ ً ‫ف تىّػ ّع ّاملًػ‬
ّ‫ف‬ ٍ ‫ى‬ ّ ‫ىى ى‬ ٍ ‫ى‬ ‫ى‬ ّ ً‫ػ‬‫الن‬
‫ى‬ ّ
‫ؿ‬‫ي‬ ‫و‬
ّ
ٍ ‫ػ‬‫ق‬‫ي‬ ّ
‫ػ‬
‫ى‬‫ي‬ . ًّ
‫اس‬ ‫ػ‬َّ
‫ن‬ ‫ال‬ ‫الٍػ ىّويّد ٍّكيّد ً ّ ى ي ى‬
ّ
‫ع‬ ‫ػ‬‫م‬‫ى‬ ّ
‫و‬
ً‫الد ّائًمػ ًّة ّكصػ ًّبّه‬ ً ً ً ً ً ّ ‫ؽ ىػ ىّذا الشَّػ ّع‬ ّ‫ّىك ٍّج ًّو ّأى ًّخٍّي ى‬
ٍ ‫ب يىّػ ٍّوّميٌػّان ّبًّاّبٍّت ىسػ ىّامّت ّو ىّ ى ى ى‬ ‫ٍه‬ ‫صػ َّّد ىّ ى‬ ‫صػ ىّدّقىّةه ”ّفى ىكػ ٍّم ّتى ى‬
‫ك ى‬
.‫الع ًّظٍّيم‬ ّ‫ى‬

/Al wad­du f³ ta’±mulihi ma’a an n±si yaq­lu an nabiyyu ¡all± Allahu ‘alaihi
wa sallama: ‚al ibtis±matu f³ wajhi akhiika ¡adaqatun‛ fa kam ta¡addaqa h±©±
as sya’bu yaumiyyan biibtis±matihi ad d±imati wa ¡abrihi al ‘a§³mi/

„Masyarakat yang ramah penuh kasih sayang dalam berinteraksi dengan siapa
saja. Nabi (saw) bersabda: "Senyumanmu ketika berjumpa saudaramu adalah
sedekah." Alangkah banyaknya bangsa ini bersedekah setiap hari dengan
senyuman yang tidak pernah hilang dan dengan kesabarannya yang luar biasa
besar‟

Walaupun senyuman adalah sunnah, akan tetapi itu merupaka anjuran


yang berpahala dari Nabi untuk kita lakukan. Anjuran ini dijadikan Osama
sebagai wasilah sekaligus sebagai prinsip untuk mencapai tujuan dari visi dan
misi mereka selama ini.

Salah satu tujuan itu ialah perdamaian dunia dan penyatuan umat. Dengan
adanya hadits ini memberikan kesadaran kepada umat muslim dan dunia. Hal ini
menerangkan bahwa umat bisa berdamai walaupun hanya melalui sebuah
senyuman. Oleh karena itu, sebuah senyuman bermaknakan damai dan
menyimpan banyak arti persaudaraan.

Osama beserta segenap seluruh Kerajaan Arab Saudi menganggap hal


penting ini patut disampaikan dengan benar. Hal ini disampaikan tanpa adanya
kendala serta hambatan dari pencapaian tujuan tersebut. Agar Para hadirin yang
hadir menganggap hal tersebut positif dan diterima dikalangan pemerintah dan
masyarakat Indonesia.

46
4.2.2.2.5 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 5
Dari proposisi ini, Osama memberikan pernyataan khusus mengenai
keadaan dan situasi yang sebenar-benarnya di Jazirah Arab. Pada proposisi
sebelumnya memang sudah dikatakan bahwa Arab Saudi tidak pernah menduduki
wilayah tersebut. Akan tetapi, orang asing ini sebenarnya menggambarkan konflik
yang memang sudah ada pula sejak dulu seperti konflik di Palestina, Suriah,
Yordania dan lain-lain.

Dengan demikian, keadaan dan situasi tersebut menggambarkan bahwa


orang asing „telah‟ menduduki serta menempati beberapa wilayah di Jazirah Arab.

Pernyataan ini dibuktikan dengan adanya fiil madi dari kata ‫ كبَذ‬/k±nat/ yang
berarti 'telah; sudah‟ terjadi pada beberapa waktu lalu. Dengan adanya fakta yang
disebutkan oleh Osama, penulis mengetahui bahwa kependudukan orang asing di
wilayah Jazirah Arab menjadikan pengaruh negatif bagi mereka.

Pengaruh negatif tersebut dideskripsikan dalam proposisi melalui kata

‫ يزُبدشح‬/mutan±hiratin/ 'saling berkonflik' kekuatan dari bidang ekonomi, sosial,


budaya, dan politik. Oleh karena itu, sifat dari kata konflik itu sendiri
mangandung makna yang negatif..

Namun di sisi lain, mereka merasa sulit dalam persaingan tersebut karena
letak geografis dan iklim yang tidak memungkinkan. Hal ini disampaikan, sebagai
upaya Osama untuk memberikan kesadaran kepada para hadirin atas situasi yang
terjadi sekarang. Jika kita sadari, sebenarnya persaingan dan pengalihan wilayah
memang sudah terjadi sejak dahulu. Akan tetapi tingkat persaingan dan
pengalihan wilayah oleh orang asing semakin meluas, meningkat, dan
berkembang. Hal ini merujuk pada proposisi II.[5] mengenai konflik internal.
Oleh karena itu, melalui penyatuan umat KAS mendukung penuh Jazirah Arab
agar berkurangnya konflik internal yang sedang terjadi. Pernyataan ini didukung
dalam proposisi II.[4].

II.[4]

47
ّ‫ح ىّم ّةيّتىّػٍّو ًّحٍّي ًّدّّأيَّّم وّة‬ ًٍّ ً‫سّيىّػ ٍّومّانّّل‬
ّ‫ل ٍّسّتً ٍّق ى‬
ّ‫ل ًّؿّّبى ٍّلّ يّى ىّوّ هّمٍّل ى‬ ّ‫نّّلًٍّل ىّم ٍّمّلى ىّك ًّةّ يّى ىّوّّلىٍّي ى‬ ّ‫ّإًّنَّا الٍيىػ ٍوىّـّ ى‬
ّ ً‫الو ّطى‬

/Inn± al yauma al wa¯an³ lil mamlakati huwa laysa yauman lil istiql±li bal
huwa mul¥amatu tau¥³di ummatin/

„Hari Nasional bagi Kerajaan Arab Saudi bukanlah hari kemerdekaan, melainkan
perjuangan penyatuan umat‟

Proposisi ini memberikan makna bahwa melalui perjuangan penyatuan


umatl menjadi salah satu upaya untuk mempertahankan wilayah Jazirah Arab.
Agar tidak muncul berbagai konflik di daerah Jazirah Arab lainnya. Inilah yang
menjadi sebab mengapa Kerajaan Arab menginginkan persatuan tersebut.

Dengan demikian, Osama mengajak kepada para hadirin terus untuk


bekerja sama dalam mempertahankan persatuan. KAS berrtindak untuk
menghadapi berbagai bentuk konflik yang dapat menimbulkan perpecahan. Oleh
karena itu, apabila perpecahan sudah menduduki wilayah sebuah negara, maka
kemungkinan besar segala bentuk perindustrian, perhutanan, pemerintahan,
perikanan dan sebagainya menjadi tidak stabil. Hal ini dapat menjadikan perhatian
khusus, terutama bagi masyarakat yang kurang sejahtera dalam kehidupan sosial.
Hal ini, dapat memberikan dampak negatif yang cukup besar kepada mereka.

4.2.2.2.6 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 6


Penjelasan dari proposisi ini, merupakan bagian dari proposisi II.[5],
bahwa Osama menyebutkan satu persatu akibat dari adanya sebab-sebab di atas.
Akibat itu berupa pendapatan sumber daya yang langka (tidak biasa), para
penduduk yang tidak aman, dan pengunjung Tanah Suci yang merasa tidak aman.
Pernyataan ini terdapat dalam proposisi II.[6] yaitu:

II.[6]

ًّ ‫ّتّّأىىّما ىّفّّلًًّزىّكا ًّرّا ّْلىرّاى‬


..‫ضيّ ّال ىّق َّّد ىّس ًّة‬ َّّ ً‫ح وّةّكّاًّنٍّعً ىّد ًّاـّّأىىّم وّنّّل‬
ًّ ‫لس ىّك‬
َّّ ‫افّّىك ىّح‬ ًّ ‫ىّكًّبىىّواًّرًّدّ ىّش‬
ّ‫حٍّي ى‬
‫ي‬

48
/Wa bi maw±ridi sya¡¥³¥atin wa in’id±mi amanin lissak±ni wa hatt± am±na
liziw±ri al ar±«³ al muqaddasah/

„Dengan wilayah yang miskin akan sumber daya, menjadikan ketidakamanan para
penduduk dan bahkan ketidakamanan bagi pengunjung Tanah Suci‟

Proposisi ini menerangkan akibat dari konflik yang sedang terjadi di


wilayah Jazirah Arab. Akibat tersebut memberikan dampak buruk bagi
masyarakat dan negara. Oleh karena itu, negara yang sejahtera digambarkan
dengan masyarakat yang sejahtera. Apabila kondisi masyarakat yang buruk, maka
buruk pula kondisi negaranya. Secara tidak langsung, Osama memberikan
pandangan bahwa negara yang sejahtera dan merdeka, cukup melihat masyarakat
yang ada pada negara itu.

Adapun, konflik ini memberikan akibat negatif bagi Tanah Suci.


Sebagaimana yang kita ketahui, Tanah Suci merupakan tempat diharamkannya
suatu keburukan. Termasuk keburukan berupa tindakan maupun ucapan. Osama
yang merupakan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesi, memiliki wewenang
dalam menyampaikan akibat-akibat tersebut, agar para pengunjung yang pergi
Tanah Suci tidak bersikap buruk. Terutama, pesan ini disampaikan kepada orang
asing yang non-muslim. Oleh karena itu, banyak kemungkinan mereka yang
bepergian kesana hanya sekedar untuk travelling, jalan-jalan, dan tujuan lainnya
di luar ibadah.

Kerajaan Arab Saudi terus-menerus memberikan upaya dan fasilitas


terbaik bagi para pengunjung dari Indonesia yang berangkat untuk berhaji dan
berumrah. Karena, keberhasilan mereka dalam memberikan fasilitas
keberangkatan, tempat menginap, makan, dan beribadah menjadi nilai ibadah
yang sebaik-sebaik dan sesempurnanya di mata Allah swt. Tidak hanya di mata
Allah tetapi kesuksesan target capaian yang dirasakan oleh para pemerintah Arab
Saudi khususnya Raja Salman selaku Raja dari Kerajaan Arab Saudi. Dengan
demikian, semua yang disampaikan oleh Osama kepada para hadirin

49
mengimplikasikan pesan yang ingin disampaikan oleh Raja Salman kepada negara
Indonesia.

4.2.3 Dimensi Teks Paragraf 3


Dalam paragraf ini, terdapat 2 proposisi mikro yang mengerucut menjadi
proposisi makro. Untuk memperoleh proposisi makro maka diterapkanlah kaidah
proposisi makro yang terdiri dari kaidah penghapusan [H], pemilihan [P],
perampatan [R], dan atau penyusunan [S].

Tabel 1.3 Pemberian Proposisi Mikro 3

Paragraf Kode Proposisi Kaidah Makro


Pembuka Proposisi H P R S
III [7]
ّ‫ىّكًّم ٍّنّ يّىّنىاّ ىّكا ىّفّىّلّبي َّّدّّلًتىػاًّرّيٍ وّخّ ىّج ًّديٍػ وّدّّأى ٍّف‬
ّ‫سّ ّال ٍّمّلى ىك ػ ًّة‬ ًّ ‫ّّفى ىك ػا ىّفّ ّظي يه ػٍّويّرّ يّم ىّؤ َّس ػ‬،‫يىّػٍب ػ ىّدأ‬
‫ى‬
ّ‫آؿّ يسػ ّعي ٍّوًّد‬ ًّ ّ‫حى ًّن‬ ٍّ ‫العًّزّيٍ ًّزّّبٍ ًّنّ ىّعٍبػ ًّدّالّىػر‬
ّ‫ىّعٍّب ىّدّ ى‬
ّ‫ّالَّػ ًّذمّّاًّنٍ ّطىلىػ ىّقًّّبى ٍّملىػ ًّةّىّك ًاسػ ىّع وّة‬،‫ّىرًحىػ ّويّاهلل‬
ُّ٠َِّ‫ّلًتىّػٍّو ًّحٍي ػ ػ ًّدّ ّال ٍّمّلى ىك ػ ػ ًّةّ يّمٍن ػ ػ يّذّ ىع ػ ػ وّاـ‬
‫ى‬
.. ‫ـ‬
/Wa min hun± k±na l±budda li
t±r³khin jad³din an yabda’, fa k±na
§uhuuru muassasi al mamlakati
‘abda al ‘az³z ibni ‘abdillah ar

rahman ±li su’uudi rahimahullah,
alla©i in¯alaqa bi¥amlati w±si’atinn
li tau¥³di al mamlakati mun©u
a’±min 1902 m/

„Oleh karena itu, sejarah baru harus


dimulai. Munculnya Raja Abdul
Aziz bin Abdul Rahman Al Saud

50
sebagai orang nomor satu di
Kerajaan yang menjadikan era baru
dalam sejarah dunia Arab. Raja
Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al
Saudlah yang melesat maju kedepan
dengan misi yang luas guna
mempersatukan Kerajaan sejak
tahun 1902 M‟
[8]
ّ‫الًٍل ػ ػ ػ ػ ػ يّمّالَّػ ػ ػ ػ ػ ًّذمّ ىع يجّىزىّعٍن ػ ػ ػ ػ ػ ّوي‬ ّ ّ‫فىّػّتى ىح ػ ػ ػ ػ ػ َّّوىّؿ‬
ّ‫لّ ىّح ًّقٍيّػ ىق ػ وّةّّىرّانًيىػ وّةّ ىّكىّم ٍش ػ يّه ٍّوىّدّةو‬ ّ‫ال ىّكّثًٍي ػّىرّيٍ ىّنّّإً ى‬
ّ‫ل يّفّ ىع ػ ًّن‬ ّ‫الى ًّمٍي ػ ًّعّ ًّعٍن ػ ىّد ىّماّ ىّتَّّا ًّل ٍع ػ ى‬ ّ ّ‫ّأىىم ػ ىّاـ‬
ّ‫العّىرّبًيَّػ ػ ػ ًّةّالسػ ػ ػ ّعي ٍّوًّدّيًَّّةّّبًتىػ ػ ػاًّرّيٍ ًّخ‬
ّ‫اّلٍ ىّم ٍّمّلى ىكػ ػ ػ ًّةّ ى‬
.‫ُّـ‬٠ِّّ‫ِّ ًّم ٍّنّ ًّسٍّبّتى ٍّمًٍّبّّلًٍّل ىّع ًّاـ‬
√ √
/Fa ta¥awwala al ¥ilmu alla©i ‘ajuza
‘anhu al ka£³r³na il± haq³qatin
r±niyatin wa masyhuudatin am±ma
al jam³’i ‘indam± tamma al ‘i’l±nu
‘ani al mamlakati al ‘arabiyyati as
su’uudiyyati bit±r³khi 23 min
sibtambir lil ‘±mi 1932 m/

„Mimpi dari seorang Raja Abdul


Aziz bin Abdul Rahman Al Saud,
ialah mimpi yang tidak dapat dicapai
oleh banyak orang. Akhirnya, mimpi
Raja Al Saud menjadi sebuah
kenyataan. Fakta yang nyata dapat
disaksikan langsung oleh masyarakat
saat pelantikan Raja dan
dideklarasikannya Kerajaan Arab
Saudi secara resmi pada tanggal 23
September 1932 M‟

51
Pada penjelasan kali ini, penulis menerapkaan kaidah [P] pada proposisi
[7] dan [8] sebagai penanda untuk membangun interpretasi pemahaman dari
paragraf. Di samping itu, penerapan kaidah [R] pada proposisi [8] untuk
dirampatkan menjadi proposisi mikro yang menyertai proposisi [7]. Adapun hasil
Proposisi Makro 3 (PM-3) sebagai berikut:

(C)

‫ُّـ‬٠ِّّ‫العّىرّبًّيًَّّةّالسّ ّعي ٍّوًّدّيًَّّةّّبًّتىاًّرّيٍ ًّخِّّ ًّم ٍّنّ ًّسٍّبّتى ٍّمًٍّبّّلًٍّل ىّع ًّاـ‬
ّ‫ل يّفّ ىّع ًّنّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىّكًّةّ ى‬
ّ‫ىّتَّّا ًّل ٍّع ى‬

ّ ً‫آؿّ يّس ّعي ٍّودّّىر‬


ّ‫ّّبى ىّد ّءناّ ًّم ٍّنّ ًّحٍّل وّمّىّلّ ّيٍ ًّك يّنًّّْلى ىّح وّد‬،‫حىّويّاهلل‬ ًّ ّ‫حىن‬ َّّ ّ‫يى ىوّ ىّعٍّب يّدّاّلٍ ىّعًّزّيٍزّّبً ٍّنّ ىّعٍّب يّد‬
ٍّ ‫الر‬

ّ ‫ص ٍّوىّؿّّإًّلىٍّيًّو‬
ّ‫الو ي‬
ّ‫آخرّ ي‬
ّ‫ى‬

/Tamma al ‘i’l±nu ‘ani al mamlakati al ‘arabiyyati as su’uudiyyati bit±r³khi 23


min sibtambir lil ‘±mi 1932 m huwa ‘abdu al-‘az³z bin ‘abdu ar-ra¥m±n ±li
su’-d ra¥imahullahu, bada an min ¥ilmin l± yumkinu li ahadin ±khor al-
wus-la ilayhi/

„Pelantikan Raja dari Kerajaan Arab Saudi yang diumumkan pada tanggal 23
September 1932 M yaitu Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al Saud berawal dari
sebuah mimpi yang tidak dapat dicapai oleh orang lain (banyak orang)‟

4.2.3.3 Dimensi Praktik Wacana Paragraf 3

Pada dimensi ini, penulis menginterpretasikan kondisi dan perubahan yang


terjadi pada praktik sosiokultural. Fairclough (2010) menyatakan bahwa
perubahan konteks sosiokultural mempengaruhi produksi dan konsumsi teks.
Praktik wacana yang berkaitan dengan produksi dan konsumsi teks tidak dapat
dipisahkan dari pengaruh situasi sosial dan budaya. Oleh karena itu, analisis
praktik sosial dan budaya harus dilakukan bersama dengan analisis teks dan
analisis praktik wacana.

52
4.2.3.3.7 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 7
Proposisi ini menerangkan adanya kewajiban yang harus dilakukan oleh
pemerintah KAS. Hal ini tercermin dari kata ‫„ الثذ‬harus; wajib‟ pada proposisi III.
[7]. Osama mewajibkan adanya tatanan sejarah baru atau gagasan pemerintah baru
yang harus dimulai dari sekarang.

Dengan adanya ini, Osama ingin memperbaharui sejarah yang belum


pernah terjadi sebelumnya. Pembaharuan sejarah ini diusung oleh KAS melalui
visi misi 2030 yang disampaikannya pada pidato. Visi dan misi ini tidak hanya
berlaku bagi pihak kerajaan, melaikan berlaku bagi pemerintah Indonesia. Oleh
karena itu, Osama meminta kepada pemerintah Indonesia untuk memperbaharui
kerjasama melalui visi dan misi ini. Adapun pembaharuan ini merujuk kepada visi
dan misi 2030 Kerajaan Arab Saudi dengan Indonesia yang sudah disepakati oleh
kedua pemimpin negara.

Makna Pembeharuan dalam sejarah bukan berarti menghilangkan dan


menenggelamkan apa yang sudah terjadi di masa lalu. Makna pembaharuan
sejarah disini adalah, bahwa Osama ingin mencetak suatu prestasi dan keunggulan
baru dalam setiap bidang pemerintahan yang sudah ada sejak dulu. Artinya,
Osama membuka pemikiran kita, bahwa kita dapat belajar dari sebuah sejarah
yang lalu untuk membentuk dan menciptakan sejarah yang baru di masa yang
akan datang. Perubahan ini pastinya akan bersifat lebih baik, lebih berkembang,
dan lebih maju. Pernyataan ini didukung oleh proposisi IV.[11] yang
menginterpretasikan makna pembaharuan di atas.

،‫ستىّػ ٍّقّبى ًّل‬ ّ ًّ‫ّنى ّطٍ ىّم يّحّّلًلٍّ ىّمًّزّيٍ ًّد‬


ٍّ ‫فّ ّال‬
‫ي‬
/na¯mahu lilmaz³di f³ al mustaqbali,/

‘kita masih bercita-cita untuk berbuat lebih di masa depan‟.

53
Hal ini berawal dari keberhasilan penguasaan kerajaan yang dipimpin oleh
raja Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al Saud. Belialulah yang menyatukan KAS
sejak tahun 1902 M hingga sekarang. Sejarah penyatuan Kerajaan merupakan
bentuk kesejahteraan dan keberhasilan yang telah dicapai di masa lalu. Kata

‫ذ‬ٛ‫ نزٕد‬/li tau¥³di/ „penyatuan atau menyatukan‟ pada proposisi III.[7] tidak hanya
bersatu dalam visi dan misi, tetapi dari tujuan, dan komitmen agar semua harus
bersatu padu dalam pelaksanaannya.

Hal ini semata-mata menjadi keinginan Osama sebagai Dubes KAS untuk
Indonesia dan seluruh keluarga kerajaan. Oleh karena itu, semua manusia di muka
bumi membutuhkan bukti implikasi dari arti kata „satu‟ pada proposisi III.[7].
Makna kata satu ini juga merujuk kepada apa yang dijelaskan proposisi
sebelumnya terkait konflik internal yang terjadi di Jazirah Arab.

Di sisi lain, jika dijelaskan secara logika, pada awal berdirinya Kerajaan
Arab Saudi oleh Raja Al Saud, beliau telah memberikan pengaruh dan prestasi-
prestasi yang positif. Dengan begitu, di masa pemerintahan raja-raja selanjutnya
harus lebih baik dari sebelumnya. Maka dari itu, dari proposisi IV.[9]
menerangkan roda pembangunan yang luar biasa di masa pemerintahan Raja Al
Saud. Kemudian, diterapkan dan dikembangkan kembali ke seluruh tingkat di
masa pemerintahan raja-raja: Saud, Faisal, Khalid, Fahd, dan Abdullah.

ّ‫ يس ػ ّعي ٍّود‬: ‫فّ ّعي يه ػ ٍّوًّدّاّلٍ يّم ٍل ػ ٍّو ًّؾ‬


ّ ًًّ‫ص ػ ّعً ىّدّة‬ ً ‫تّ ّع ّ ً و ً و‬ ً
ٍ ‫جلى ػ ّةيّتىّػٍّن ّميَّ ػ ّةّ ىّى ّائلى ػ ّةّ ىّك ىّعلى ػىّ ىّكافَّػ ّةّا ّْلى‬
‫ّاّنٍ ّطىّلى ىق ػ ٍّ ى ى‬
ّ .‫جٍّيعّان‬ ّ ً‫صلّّىك ىّخ ّالًدّ ىّكفىّػ ىّهدّ ىّك ىّعٍّب يّداهللّّىر‬
ًّ‫حى يّه يّمّاهللّ ى‬ ّ‫ىّكفىّػٍّي ى‬

/in¯alaqat ‘ajalatu tanmiyyatin h±ilatin wa ‘al± k±ffati al a¡’idati f³ ‘uh­di al


mul­ki : su’­d wa fay¡al wa kh±lid wa fahd wa ‘abdullahi ra¥imahumullahu
jam³’an/

‘Sebuah roda pembangunan yang luar biasa telah diluncurkan ke seluruh tingkat di
masa pemerintahan raja-raja: Saud, Faisal, Khalid, Fahd dan Abdullah, semog
mereka semua berada dalam lindungan dan kasih sayang Allah swt

54
4.2.3.3.8 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 8
Proposisi ini merupakan penjelasan lebih lanjut dari proposisi III.[7].
Proposisi ini menjelaskan bahwa mimpi seseorang untuk menjadi seorang Raja
tidaklah mudah dalam pencapaiannya. Sebagaiamana maksud ini terlihat dari kata

ُّ‫ عجضع‬/’ajuza ‘anhu/ „tidak mampu‟ dalam bentuk idiom verba + preposisi ‫عجض‬
ٍ‫ ع‬+ /’ajuza ‘an/. Seseorang berhak memiliki mimpi untuk menjadi seorang
Raja. Namun, beda halnya dengan Raja Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al Saud.
Dia bermimpi untuk menjadi seorang Raja bagi Kerajaan Arab Saudi, dan
mimpinya benar-benar menjadi kenyataan. Oleh karena itu, mimpi untuk menjadi
seorang Raja bukanlah hal yang biasa melainkan hal yang sangat luar biasa. Di
samping itu, dari kata ini juga mengindikasikan bahwa Raja Al Saud mampu dan
bisa mewujudkan mimpinya tersebut.

Dalam pandangan ini pula, penyatuan kerajaan adalah suatu hal yang
menakjubkan yang hanya dapat dilakukan oleh Raja Al Saud. Oleh karena itu,
Raja Al Saud sangat identik dengan makna penyatuan kerajaan. Pernyataan ini
dibuktikan melalui apa yang dikatakan oleh Osama dalam pidatonya. Pernyataan
ini didukung oleh proposisi III.[7] yaitu:

ّ،‫آؿّ يس ػ ّعي ٍّوًّدّّىرًحىػ ّويّاهلل‬ ٍّ ‫العًّزيٍػ ًّزّبٍػ ًّنّ ىّعٍب ػ ًّدّالػّىػر‬


ًّ ّ‫حى ًّن‬ ّ‫سّ ّال ٍّمّلى ىك ػ ًّةّ ىّعٍب ػ ىّدّ ى‬
ًّ ‫ّفى ىك ػا ىّفّ ّظي يه ػٍّويّرّ يّم ىّؤ َّس ػ‬
‫ى‬
ً ً
.. ‫ُّـ‬٠َِّ‫اس ىّع وّةّّلتىّػٍّو ًّحٍّي ّدّ ّال ٍّمّلى ىّك ًّةّ يّمٍّن يّذّ ىّع وّاـ‬ ًّ ‫اّلَّ ًّذمّّاًّنٍ ّطىّلى ىّقًّّبى ٍّمّلىًّةّىّك‬
‫ى‬
/Fa k±na §uhuuru muassasi al mamlakati ‘abda al ‘az³z ibni ‘abdillah ar
rahman ±li su’uudi rahimahullah, alla©i in¯alaqa bi¥amlati w±si’atinn li tau¥³di
al mamlakati mun©u a’±min 1902 m/

„Munculnya Raja Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al Saud sebagai orang nomor
satu di Kerajaan yang menjadikan era baru dalam sejarah dunia Arab. Raja Abdul
Aziz bin Abdul Rahman Al Saudlah yang melesat maju kedepan dengan misi
yang luas guna mempersatukan Kerajaan sejak tahun 1902 M‟

55
KAS sangat bangga dan berterimakasih atas apa yang telah dilakukan Raja
Al Saud dalam menyatukan keluarga kerajaan. Bentuk kebanggaan dan rasa
terimakasih ini dapat diwujudkan dengan rasa nasionalisme. Rasa nasionalisme itu
diperjuangkan untuk penyatuan umat di Jaziarah Arab. Setelah Raja Al Saud
mendedikasikan untuk menyatukan KAS, pemerintahan yang sekarang ini
mewujudkan penyatuan dalam jumlah yang lebih besar. Tidak hanya sekedar
penyatuan di kerajaan tetapi penyatuan di Jazirah Arab. Hal ini dilakukan semata-
mata untuk memberikan kesejahteraan bagi negara dan masyarakatnya.

Maka dari itu, hal ini ditunjukkan dengan adanya keberhasilan berupa
penyatuan dari kerajaan. Kerajaan Saudi bermimpi kembali untuk menyatukan
Jazirah Arab yang sedang mengalami konflik internal. Jika mimpi ini terwujud
kembali, kemungkinan ada mimpi kerajaan untuk menyatukan dunia.

Pada hakikatnya, di balik mimpinya yang benar-benar menjadi kenyataan

yang ditunjukkan pada frase ‫خ‬َٛ‫قخ سا‬ٛ‫ دق‬/ haq³qatin r±niyatin / „kenyataan‟, hal
ini sudah menguasai pikirannya sebelum menjadi Raja Arab Saudi. Hal ini dapat

dilihat dari kata ‫خ‬َٛ‫ سا‬/r±niyatin/ berupa masdar asal kata ٌ‫ سا‬/r±na/ „menguasai‟.
Sebelum mimpi itu menjadi kenyataan, Raja Abdul Al Aziz Al Saud dalam benak
dan pikirannya sudah menanamkan mindset bahwa dia harus menjadi seorang
Raja bagi Kerajaan Arab Saudi. Oleh karena itu, seluruh perilaku dan hatinya
berpusat untuk mencapai mimpi tersebut. Setelah beliau mencapai mimpinya
tersebut, raja Al Saud harus memberikan kinerja yang baik bagi Kerajaan Arab
Saudi. Kinerja itu berhasil beliau buktikan dengan adanya roda pembangunan dan
pemerintahan yang luar biasa pada masanya. Sehingga, roda pembangunan
tersebut dijadikan acuan untuk kinerja pemerintahan raja-raja masa selanjutnya.

Selain itu, Osama juga ingin membuktikan adanya bukti konkrit kekuasaan
yang dimiliki oleh Raja Abdul Al Aziz Al Saud dengan telah disahkannya sebagai
Raja Arab Saudi. Tepatnya pada tanggal 23 September 1932 M, beliau disaksikan
oleh semua orang termasuk masyarakat di negara lainnya. Hal ini merupakan
momen penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Media-media pada masa itu

56
turut meliput serta menyaksikan peristiwa disahkannya Raja Al Saud. Bukti
bahwa dia benar-benar dilantik ialah melalui kata yang terdapat pada proposisi ini.

ّ‫ىّتَّّا ًّل ٍّع ى‬


ّ‫ل يف‬

/ tamma al ‘i’l±nu / „pelantikan‟

Dari proposisi ini juga terlihat seberapa besar ambisi Raja Abdul Al Aziz
Al Saud untuk menjadi seorang Raja. Seorang Raja harus memiliki ketegasan,
kemampuan, mampu bersikap adil, bijaksana, beriman dan bertaqwa. Semua
karakteristik ini juga ditujukan demi kemaslahatan KAS.

4.2.4 Dimensi Teks Paragraf 4


Dalam paragraf ini, terdapat 3 proposisi mikro yang mengerucut menjadi
proposisi makro. Untuk memperoleh proposisi makro maka diterapkanlah kaidah
proposisi makro yang terdiri dari kaidah penghapusan [H], pemilihan [P],
perampatan [R], dan atau penyusunan [S].

Tabel 1.4 Pemberian Proposisi Mikro

Paragraf Kode Proposisi Kaidah Makro


Isi Proposisi H P R S
IV [9]
ّ‫ت‬ٍّ ‫ل ًّفّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىك ػ ػ ًّةّّاًّنٍ ّطىّلى ىق ػ ػ‬
ّ‫ىّكيّمٍن ػ ػ يّذّّإً ٍع ػ ػ ى‬
ّ‫جلىػ ػ ّةيّتىّػٍّن ًّميَّػ ػ وّةّ ىّى ّائًلىػ ػ وّةّ ىّك ىّعلىػ ػىّ ىّكافَّػ ػ ًّة‬
ّ‫ىّع ى‬
: ‫فّ ّعي يهػ ػ ٍّوًّدّاّلٍ يّم ٍلػ ػ ٍّو ًّؾ‬ ّ ًًّ‫صػ ػ ّعً ىّدّة‬ ٍ ‫ا ّْلى‬
ّ‫صػ ػ ػ ػلّّىك ىّخالًػ ػ ػ ػدّ ىّكفىّػ ىهػ ػ ػ ػد‬ ‫يسػ ػ ػ ػ ّعي ٍّودّ ىّكفىّػٍّي ى‬
ّ .‫جٍّيعّان‬ ًّ‫حى يّه يّمّاهللّ ى‬ ّ ً‫ىّك ىّعٍّب يّداهللّّىر‬
/Wa mun©u i’l±ni al mamlakati

in¯alaqat ‘ajalatu tanmiyyatin

57
h±ilatin wa ‘al± k±ffati al a¡’idati
f³ ‘uh­di al mul­ki : su’­d wa
fay¡al wa kh±lid wa fahd wa
‘abdullahi ra¥imahumullahu
jam³’an/

„Sejak deklarasi Kerajaan, sebuah


roda pembangunan yang luar
biasa telah diluncurkan ke seluruh
tingkat di masa pemerintahan
raja-raja: Saud, Faisal, Khalid,
Fahd dan Abdullah, semoga
mereka semua berada dalam
lindungan dan kasih sayang Allah
swt‟
[10]
ّ‫ل‬ ّ‫افّّإً ى‬ًّ ‫السػ ػ ػ ػ ىّك‬َّ ّ‫قىّػ ٍفػ ػ ػ ػيّزّّفًٍيّػ ىهػ ػ ػ ػاّ ىعػ ػ ػ ػ ىّد يّد‬
ّ‫ت‬ ٍّ ‫ىّكىّتى َّّق ىق ػ ػ‬.. ‫اؼّ ىّكّثًٍيػ ػ ػّىرّةو‬ ّ‫ض ػ ػ ىّع و‬ ٍ ‫ّأى‬
ّ‫شاًّرّيٍ يّعّتىّػٍّن يّم ًّوّيَّّةنّّبى ًاسىػ ّةنّىّكىّى ّائًلىػ ّةنّّىر ٍغػ يّم‬ّ‫ىّم ى‬
ّ‫ّت‬َّّ ‫اتّ ىحػ‬ ًّ ‫الصػ ّعي ٍّوّبىاتّىّكاّلي يّم ىّع ّوقىػ‬ َّ ّّ‫يكػل‬
ّ‫ممّلى ىكػ ػ ػ ًّةّ يّم ىّعجػ ػ ػّىزنّة‬
ٍّ ‫لىيّـّاّلى‬ ّ‫تّّأى ٍحػ ػ ػ ى‬ ٍّ ‫ّبىاتىػ ػ ػ‬
ّ .‫اؿ‬ ًّ ‫الرىّم‬ ّ ّ‫ؽ‬ ّ‫فىّػ ٍّو ى‬
/Qafzu f³h± ‘adadu as sak±ni il±’
a«’±fin ka£³ratin..wa tahaqqaqat
masy±r³’u tanmuwiyy±tan √
b±simatan wa h±ilatan ragmu
kullu as ¡a’­b±ti wa al
mu’awwiq±ti hatt± b±tat a¥l±mu
al mamlakati mu’ajjizatan fawqa
ar rim±li/

„Peningkatan populasi penduduk


hingga berlipat ganda dan
pencapaian proyek pembangunan
dengan skala besar yang dapat

58
direalisasikan. Meskipun banyak
kesulitan dan rintangan yang
menghadang. Sehingga dapat
dikatakan sebuah mimpi kerajaan
adalah keajaiban di atas hamparan
pasir‟

[11]
ّ‫فّال ىقػ ًّد ًٍّيّّإًَّّل‬ ّ ًّ‫ىّكّىر ٍغػ يّمّ يكػلّّ ىمػاّ ىّتى َّقػ ىّق‬
ّ‫ف‬ّ ًّ‫اؿّّنى ّطٍ ىمػ ػ ػ يّحّّلًٍّل ىّمًّزيٍػ ػ ػ ًّد‬ ّ‫ّأىنىّػنىػ ػ ػاّىّلّنىػ ػ ػّىز ي‬
ًّ‫الرفىػ ػ ػ ّاه‬ ّ ّ‫لّ ىّمًّزيٍػ ػ ػ وّدّ ًمػ ػ ػ ٍّن‬ ّ‫ّّإً ى‬،‫ّال ٍسػ ػ ػتىّػ ٍّقّبى ًّل‬
ً ً ً ً ‫ي‬
ّ‫العٍّلم ػ ػ ػ ػ ػي‬ ً
ّ ّ‫ادمّىّكالتَّّػ ىقػ ػ ػ ػ ػدّ ّـ‬ ّ ‫صػ ػ ػ ػ ػ‬ ً
‫الّقٍّت ى‬ ّ
ّ ًّ‫مشػ ػ ػ ػ ػاّ ًرىّك ّةي‬
ّ‫فّتىّػ ٍّعًّزيٍػ ػ ػ ػ ػ ًّز‬ ًًّ ‫ّد‬
‫ّىّكاّلي ى‬،‫اخّليػ ػ ػ ػ ػان‬ ‫ى‬
.‫السٍّل ًّمّىّكا ّْلىٍّم ًّنّ ىّعاّلى ًّميّان‬ ًّ
√ √
/Wa ragmu kulli m± tahaqqaqa
f³ al qad³mi ill± annan± l± naz±lu
na¯mahu lilmaz³di f³ al
mustaqbali, il± maz³din min ar
rif±hi al iqti¡±d³ wa at
taqaddumi al ‘ilmi d±khiliyyan,
wa al musy±rikatu f³ ta’z³zi as
silmi wa al amni ‘±lamiyan/

„Terlepas dari semua yang telah


dicapai di masa lalu, kita masih
bercita-cita untuk berbuat lebih di
masa depan, untuk kesejahteraan
ekonomi yang lebih besar dan
kemajuan ilmiah secara internal,
dan berpartisipasi dalam
mempromosikan perdamaian dan
keamanan secara global‟

59
Penerapan kaidah [P] pada proposisi [9] dan [11] sebagai penanda untuk
membangun interpretasi pemahaman dari paragraf. Di sisi lain, penerapan kaidah
[R] pada proposisi [11] untuk dirampatkan menjadi proposisi mikro yang
menyertai proposisi [7]. Terakhir, penerapan kaidah [S] pada proposisi [10].
Adapun hasil Proposisi Makro 4 (PM-4) sebagai berikut:

(D)

ّ‫ يّس ّعي ٍّود‬: ‫ف ّ ّعي يّه ٍّوًّد ّاّلٍ يّمٍّل ٍّو ًّؾ‬
ّ ًّ ً‫ص ّعً ىّدّة‬
ٍّ ‫جّلىّةي ّتىّػٍّن ًّمّيَّوّة ّ ىّى ّائًّلىوّة ّ ىّك ىّعّلىى ّ ىّكاّفًَّّة ّا ّْلى‬ ٍّ ‫ّاًّنٍ ّطىّلى ىّق‬
ّ‫ت ّ ىّع ى‬

ّ‫ل ّّبً يّذؿّّاّلٍ ىّمًّزّيٍ ًّد ّ ًّم ٍّن‬ ّ ‫صلّّىك ىّخ ّالًد ّ ىّكفىّػ ىّهد ّ ىّك ىّعٍّب يّد‬
ّ‫ّّىكىّل ّتيّػّىز ي‬،ً‫اهلل‬
ّ‫اؿ ّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىّك ّةىّأى ٍف ّّتى ّطٍ ىّم يّح ّّإً ى‬ ّ‫ىّكفىّػٍّي ى‬

ّ .‫ستىّػ ٍّقّبى ًّل‬ ٍّ ًّ‫ا ٍّلي ٍّه ًّد‬


ٍّ ‫فّاّلٍ يّم‬

/In¯alaqat ‘ajalatu tanmiyyatin h±ilatin wa ‘al± k±ffati al a¡’idati f³ ‘uh­di al


mul­ki : su’­d wa fay¡al wa kh±lid wa fahd wa ‘abdullahi, wa laa tuz±lu al-
mamlakata an tu¯mahu ila bi©ulli al-maz³di min al-juhdi f³ al-mustaqbali/

„Sebuah roda pembangunan yang luar biasa telah diluncurkan ke seluruh tingkat
di masa pemerintahan raja-raja: Saud, Faisal, Khalid, Fahd dan Abdullah, dan
kerajaan masih bercita-cita untuk berbuat lebih di masa depan‟

4.2.4.4 Dimensi Praktik Wacana Paragraf 4


Pada dimensi ini, menginterpretasikan kondisi dan perubahan yang terjadi
pada praktik sosiokultural. Fairclough (2010) mengatakan bahwa perubahan
konteks sosiokultural mempengaruhi produksi dan konsumsi teks. Begitu juga,
praktik wacana yang berkaitan dengan produksi dan konsumsi teks tidak dapat
dipisahkan dari pengaruh situasi sosial dan budaya. Oleh karena itu, analisis
praktik sosial dan budaya harus dilakukan bersama dengan analisis teks dan
analisis praktik wacana.

60
4.2.4.4.9 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 9
Dari proposisi ini, Osama ingin menyampaikan bahwa sejak deklarasi
Kerajaan, masa pemerintahan para raja seperti Raja Saud, Raja Faisal, Raja
Khalid, Raja Fahd, dan Raja Abdullah mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Pernyataan ini disebtukan dalam proposisi IV.[9] dan IV.[10] yaitu:

IV.[9]

ّ‫فّ ّعي يهػ ٍّوًّد‬


ّ ًًّ‫ص ّعً ىّدّة‬
ٍّ ‫جّلىّةيّتىّػٍّن ًّمّيَّوّةّ ىّى ّائًّلىوّةّ ىّك ىّعّلىىّ ىّكاّفًَّّةّا ّْلى‬ ٍّ ‫ل ًّفّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىّك ًّةّّاًّنٍ ّطىّلى ىّق‬
ّ‫تّ ىّع ى‬ ّ‫ىّكيّمٍّن يّذّّإً ٍّع ى‬
ّ .‫جٍّيعّان‬ ًّ‫حى يّه يّمّاهللّ ى‬ّ ً‫صلّّىك ىّخ ّالًدّ ىّكفىّػ ىّهدّ ىّك ىّعٍّب يّداهللّّىر‬ ّ‫ يّس ّعي ٍّودّ ىّكفىّػٍّي ى‬: ‫اّلٍ يّمٍّل ٍّو ًّؾ‬
/Wa mun©u i’l±ni al mamlakati in¯alaqat ‘ajalatu tanmiyyatin h±ilatin wa ‘al±
k±ffati al a¡’idati f³ ‘uh­di al mul­ki : su’­d wa fay¡al wa kh±lid wa fahd wa
‘abdullahi ra¥imahumullahu jam³’an/

„Sejak deklarasi Kerajaan, sebuah roda pembangunan yang luar biasa telah
diluncurkan ke seluruh tingkat di masa pemerintahan raja-raja: Saud, Faisal,
Khalid, Fahd dan Abdullah, semoga mereka semua berada dalam lindungan dan
kasih sayang Allah swt‟

IV.[10]

ّ‫تّ ىّم ىشػاًّرّيٍ يّعّتىّػٍّن يّم ًّويَّػ ّةنّّبى ًاسىػ ّةن‬ ّ‫ضػ ىّع و‬
ٍّ ‫ىّكىّتى َّّق ىقػ‬.. ‫اؼّ ىّكّثًٍي ػّىرّةو‬ ٍ ‫لّّأى‬ َّ ّ‫قىّػ ىفػىّزّّفًٍيّػ ىهػاّ ىعػ ىّد يّد‬
ًّ ‫السػ ىّك‬
ّ‫افّّإً ى‬
ّ‫ؽ‬ ّ‫ممّلى ىكػ ًّةّ يّم ىّعجػّىزنّةّفىػ ٍّو ى‬ ّ‫تّّأى ٍحػ ى‬
ٍّ ‫لىيّـّاّلى‬ ٍّ ‫ّتّّبىاتىػ‬ ًّ ‫الص ّعي ٍّوّبىاتّىّكاّلي يّم ىّع ّوّقى‬
َّّ ‫اتّ ىّح‬ َّّ ّّ‫ىّكىّى ّائًّلىّةنّّىرٍّغ يّمّ يّكل‬
ّ .‫اؿ‬ ًّ ‫الرىّم‬ ّ
/Qafaza f³h± ‘adadu as sak±ni il±’ a«’±fin ka£³ratin..wa tahaqqaqat masy±r³’u
tanmuwiyy±tan b±simatan wa h±ilatan ragmu kullu as ¡a’­b±ti wa al
mu’awwiq±ti hatt± b±tat a¥l±mu al mamlakati mu’ajjizatan fawqa ar rim±li/

„Peningkatan populasi penduduk hingga berlipat ganda dan pencapaian proyek


pembangunan dengan skala besar yang dapat direalisasikan. Meskipun banyak
kesulitan dan rintangan yang menghadang. Sehingga dapat dikatakan sebuah
mimpi kerajaan adalah keajaiban di atas hamparan pasir‟

61
Sebagaiamana perkembangan ini diumpakan seperti ‫ عجهخ‬/‘ajalatu /
„roda‟. Roda jika diilustrasikan seperti alur kehidupan, ada masanya untuk di
bawah serta ada masanya untuk di atas dan akan seterusnya berputar seperti itu.
Akan tetapi, ada bentuk lain dari arti sebuah roda disini, dengan kata roda yang

disandingkan dengan kata lain menjadi ‫خ ْبئهخ‬ًُٛ‫ عجهخ ر‬/‘ajalatu tanmiyyatin

h±ilatin / „roda pembangunan yang luar biasa‟. Kata ini merupakan fa’il ‫عجهخ‬
dari fi’il ‫ اَطهقذ‬dan na’at man’ut ‫خ ْبئهخ‬ًُٛ‫ر‬. Jika ditafsirkan kembali, roda yang
diumpamakan oleh Osama seperti ruang lingkup sebuah keluarga besar Kerajaan
Arab Saudi yang berbentuk lingkaran utuh; saling menguatkan satu sama lain,
memiliki tujuan inti tertentu, saling terhubung, saling bersatu. Roda itu siap untuk
diluncurkan untuk menempuh rintangan dan memenuhi kebutuhan apa yang
dibutuhkan di lapangan serta mengatasi masalah-masalah pemerintahan di luar
sana.

Pemaknaan ini, juga diterapkan di seluruh tingkat masa pemerintahaan


raja-raja lainnya karena, roda pembangunan yang sudah ada di masa Raja Al Saud
sudah luar biasa. Dengan demikian, untuk memberikan pengaruh yang luar biasa
pula diterapkan kembali pada masa raja-raja selanjutnya untuk masa mendatang.
Kerajaan Arab Saudi menerapkan dan mengembangkan roda pembangunan dan
pemerintahan yang sudah ada sebelumnya. Karena sesungguhnya, penerapan dan
pengembangan tersebut mengindikasikan bahwa kerajaan tersebut menghargai
nilai, kinerja, dan prestasi yang luar biasa sejak dahulu. Maka dari itu, adanya
hubungan Arab Saudi dengan Indonesia yang sudah ada pada masa Al Saud. Raja
Salman menginginkan kelanjutan kerjasama dengan Indonesia melalui visi dan
misi 2030. Sebagaimana hal ini sudah diterangkan pada proposisi-proposisi
sebelumnya.

4.2.4.4.10 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 10


Dari proposisi ini, Osama menyebutkan bahwa sebagian keberhasilan yang
sudah ditempuh dengan cara yang tidak mudah. Keberhasilan tersebut harus

62
melalui beberapa tahap kesulitan dan rintangan. Kesulitan dan rintangan itu
sendiri digambarkan oleh Osama dalam pernyataannya. Pernyataan tersebut
terdapat dalam proposisi II.[5] dan II.[6] yaitu:

ّ‫ ّتً ٍسػ ّعي ٍّو ىّفّّبً ّالًائىػ ًّةّ ًمػ ٍّن‬90 ‫ال‬ ٍّ‫العّىرّبًيَّػ ّةىّالسػ ّعي ٍّوًّدّيَّّةىّ ىحػىّو ى‬ ّ ً ‫بّالَّػ‬
ّ‫تّىّتىثَّػ ىّلّ ّال ٍّمّلى ىكػ ّةىّ ى‬ ًّ ‫العػّىر‬‫ى‬ ّ‫جٍّزيٍػّىرّةي‬ّ‫ّفى ى‬
‫ى‬
ّ‫ض‬ ّ‫ػىّ ٍّأر و‬ ّ‫احّىروةّّ ىّعل ى‬ ً ّ‫يّّقىًّو ى‬
ّ ‫لّ يّمتىّػنىػ‬ ّ‫س ىّم ّةهّبىّػ ٍ ى‬ ٍّ ‫ّّبى ٍّلّ ىّكاّنى‬،‫ّ ىّلٍّّتى يّك ٍّنّ ىّنىّلَّّةنّّأى ٍّجّنىّبًّيٌان‬،‫احّتً ىّها‬
ّ‫تّ يّم ٍّق ى‬ ّ‫س ى‬ ّ‫ىّم ى‬
ّ‫ص ٍّعّبىوّةّ يّج ٍّغّىرّافًيّانّ ىّكيّمّنىا ًّجّيٌّان‬ ّ‫ى‬
/Fa jaz³ratu al ‘arabi allat³ tama£ala al mamlakata al ‘arabiyyata as
su’uudiyyata haw±lay tis’uuna bil m³’ati min mas±¥atih± lam takun
ma¥allatan ajnabiyyan, bal k±nat muqsamatun bayna qawiya mutan±hiratin
‘al± ardhin ¡a’batin jughr±fiyyan wa mun±jiyyan/

„Maka di Jazirah Arab, Kerajaan Arab Saudi memiliki sekitar 90% daerah dari
wilayahnya di Jazirah Arab. Sejauh ini, Arab Saudi tidak pernah diduduki oleh
orang asing, tetapi wilayah ini telah terbagi-bagi antara berbagai kekuatan yang
saling berkonflik di medan yang sulit secara geografis dan iklim‟

II.[6]

ًّ ‫ّتّّأىىّما ىّفّّلًًّزىّكا ًّرّا ّْلىرّاى‬


..‫ضيّ ّال ىّق َّّد ىّس ًّة‬ َّّ ً‫ح وّةّكّاًّنٍّعً ىّد ًّاـّّأىىّم وّنّّل‬
ًّ ‫لس ىّك‬
َّّ ‫افّّىك ىّح‬ ًّ ‫ىّكًّبىىّواًّرًّدّ ىّش‬
ّ‫حٍّي ى‬
‫ي‬
/Wa bi maw±ridi sya¡¥³¥atin wa in’id±mi amanin lissak±ni wa hatt± am±na
liziw±ri al ar±«³ al muqaddasah/

„Dengan wilayah yang miskin akan sumber daya, menjadikan ketidakamanan para
penduduk dan bahkan ketidakamanan bagi pengunjung Tanah Suci‟

Seperti yang terlihat dalam propsisi tersebut, kesulitan dan rintangan yang
dilalui berupa konflik internal, kemiskinan, dan ketidakamanan. Dengan adanya
hal ini menjadikan Osama membayangkan semua impian kerajaan yang telah
tercapai adalah keajaiban di atas pasir. Tentu, yang menjadi titik perhatian dari
proposisi ini adalah makna dari „impian kerajaan bagaikan kejaiban di atas pasir‟

63
‫ أدالو انًًهكخ يعجضح فٕق انشيبل‬/ a¥l±mu al mamlakati mu’ajjizatan fawqa ar
rim±li /. Dari kata ‫ يعجضح‬penulis dapat menafsirkan mimpi yang menjadi nyata
adalah sebuah keistimewaan dan anugerah yang paling terindah yang Raja

dapatkan. Oleh karena itu, kata ‫ يعجضح‬/mu’ajjizatan/ „keajaiban; keistimewaan‟


hanya didapatkan kepada para Nabi dan Rasul-Nya. Namun, Osama menganggap
kata ini layak bagi mimpi seorang Raja yang mimpinya tersebut menjadi nyata
yang bekerja sangat sempurna. Meskipun, untuk menjadikan impian ini nyata,
Osama membayangkan seperti keajaiban yang di atas pasir. Anggaplah bahwa
pasir merupakan tujuan utamanya dan untuk menyentuh bahkan untuk
memegangnya masih tidak mampu. Sedangkan, mimpi saja masih diambang-
diambang di atas sebuah pasir.

Di samping itu, bahwa kita mengetahui Arab Saudi sangat identik dengan
kondisi geografis yang berupa padang pasir. Anggapan keberhasilan itu sebagai
sebuah mukjizat bisa menjadi sebuah kebenaran. Karena, di saat kita berada di
padang pasir untuk menemukan air saja sulit, apalagi membuat atau menciptakan
sebuah kejaiban (mukjizat) yang luar biasa. Maka, hal inilah yang Osama sangat
syukuri dari arti sebuah kata ‫ يعجضح‬dan alasan itulah mengapa Osama
menggunakan kata tersebut. Oleh karena itu, sebuah mukjizat tidak semua orang
dapat memilikinya, hanya Allahlah yang dapat mentakdirkan seseorang itu berhak
untuk mendapatkannya.

Dengan demikian, Osama memasukan haknya sebagai pemilik kekuasaan


menyampaikan bahwa mimpi yang nyata bagaikan sebuah mukjizat. Mukjizat ini
sama dan setara dengan keajaiban yang dimiliki para Nabi dan Rasul. Suatu
keagungan yang dapat dimiliki oleh seseorang. Osama juga ingin menunjukan
bahwa besarnya mimpi para Raja dan besar pula keajaiban yang mereka dapatkan
selama ini. Keajaiban itu memberikan pengaruh yang baik sebagaimana yang
disebutkan dalam proposisi ini. Pengaruh tersebut berupa peningkatan populasi
penduduk Arab yang semakin meningkat hingga berlipat ganda dan pencapaian
proyek pembangunan dengan jumlah skala besar. Inilah serangkaian pencapaian

64
yang menurut Kerajaan Arab Saudi merupakan hal yang menakjubkan bagi
mereka dari masa lalu sampai saat ini. Pencapaian ini dibuktikan oleh proposisi
IV.[10] yaitu:

ًّ ‫شاًّرّيٍ يّع ّتىّػٍّن يّم ًّوّيَّّةن ّّبى‬


ّ‫اسىّةن‬ ٍّ ‫ىّكىّتى َّّق ىّق‬..
ّ‫ت ّ ىّم ى‬ ‫ى‬ ّ‫ض ّع و‬
‫اؼ ّ ىّكّثًٍيّػّرّةو‬ ‫ى‬ ّ
ٍ ‫ى‬
ّ
‫أ‬ ّ ّ
‫ل‬‫ى‬ ً ‫الس ىّك‬
ً‫اف ّّإ‬
ّ ّ
َّ ّ ّ
‫د‬
‫ي‬ ّ
‫د‬
‫ى‬ ّ
‫ع‬
‫ى‬ ّ ‫ا‬ّ
‫ه‬‫ى‬ ّ
‫ػ‬‫ي‬ٍ
ً‫قىّػ ىّف ّز ّّف‬
‫ى‬

‫ىّكىّى ّائًّلىّةن‬

/Qafaza f³h± ‘adadu as sak±ni il±’ a«’±fin ka£³ratin..wa tahaqqaqat masy±r³’u

tanmuwiyy±tan b±simatan wa h±ilatan/

„Peningkatan populasi penduduk hingga berlipat ganda dan pencapaian proyek


pembangunan dengan skala besar yang dapat direalisasikan‟

Begitu juga, kesulitan dan rintangan yang mereka dapatkan ini, merupakan
suatu kewajaran. Namun, jika diperhatikan rintangan dan kesulitan ini menjadi
tantangan bagi mereka untuk terus maju dan melangkah tanpa pantang mundur.
Disini, dapat terlihat pula tingkat usaha mereka dalam mewujudkan cita-cita yang
memang sebenarnya tidak mudah digapai oleh orang lain. Selain usaha merereka,
ambisi dan emotionalitas dari segi kejiwaan mereka, terlampirkan dalam
ungkapan Osama. Ungkapan ini memberikan anggapan bahwa Kerajaan Arab
Saudi dalam menghadapi kesulitan dan rintangan ini, bukan suatu penghalang
tetapi cambuk bagi mereka untuk terus maju dan terus melangkah demi
kemaslahatan kerajaan itu sendiri. Buktinya sebagaimana telah disebutkan dari
penjelasan di atas bahwa mereka ingin terus berbuat lebih. Artinya, mereka ingin
terus mewujudkan ambisi besar mereka untuk mengunggulkan kinerja
pemerintahan di tingkat global. Pernyataan ini didukung oleh sepenggal kalimat
dari proposisi IV.[11] dan V.[12].

65
ّ‫ ّىّكاّلي ى‬،‫اخّلًيان‬
ّ ًّ ‫مشاّ ًرىّك ّةي‬
ّ‫ف ّتىّػ ٍّعًّزّيٍ ًّز‬ ًّ ‫العًٍّل ًّمي ّ ىّد‬ ًّ ‫ص‬
ّ ّ ‫ادم ّىّكالتَّّػ ىّقدًّّـ‬ ّ‫الّقٍّتً ى‬ ّ ّ ‫ل ّ ىّمًّزّيٍ وّد ّ ًّم ٍّن‬
ًّ ّ ً‫الرّفى ّاه‬ ّ‫ّإً ى‬

ًّ
.‫السٍّل ًّمّىّكا ّْلىٍّم ًّنّ ىّعاّلى ًّميّان‬

/ il± maz³din min ar rif±hi al iqti¡±d³ wa at taqaddumi al ‘ilmi d±khiliyyan, wa


al musy±rikatu f³ ta’z³zi as silmi wa al amni ‘±lamiyan/

‘Untuk kesejahteraan ekonomi yang lebih besar dan kemajuan ilmiah secara
internal, dan untuk berpartisipasi dalam mempromosikan perdamaian dan
keamanan secara global‟

ًّ ‫تّّأى ٍّفّّتى يكػ ٍّو ىّفّّفى‬


ّ‫اعلىػ ّةن‬ ّ ً‫جّتى ىمػ ًّعّال ىّػدٍّك‬
ٍّ ‫لّقىػَّّرّىر‬ ّ ًّ‫ض وّوّ ىّج ًّديٍػ وّد‬
ٍّ ‫فّ ّال‬ ٍّ ‫ض ىّم ًّاـّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىّك ًّةّ ىّك ىّع‬ًّ ٍ‫ىّكيّمٍّن يّذّّاًّن‬
‫ي‬
‫فّالعػا ًىّلّ ًمػ ّنّ ًّجهػ ّةّو‬ ً ً ً ً ً ًّ ٍ ‫ح ًّةّال ىّف ٍّق ًّرّ ًّم ٍّنّ ًّج ىهػ وّةّىّكىٍّت ًسػ‬
‫ؼّ ّالىّعٍّيشػّيَّّةّّلٍّلّبى ىشػ ًّرًّ ّ ى ٍ ى‬ ّ ‫يّالظيػّيرٍّك‬ ّ‫فّ يّم ىّكاّفى ى‬ ًّ
ّ ّ،‫ّأي ٍّخّىرل‬

/Wa mun©u in«im±mi al mamlakati ka ‘a«win jad³din f³ al mujatam’i ad dawl³


qarrarat an takuuna f±’ilatan f³ muk±fa¥ati al faqri min jihatin wa ta¥s³ni ad
§ur­fi al ma’³syiyyati li al basyari f³ al ‘±lami min jihatin ukhr±/

„Sejak aksesi3 Kerajaan sebagai anggota baru di komunitas internasional, telah


diputuskan untuk memberantas kemiskinan dari satu sisi dan memperbaiki kondisi
kehidupan masyarakat di dunia dari sisi lain‟

4.2.4.4.11 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 11


Proposisi ini mewakili apa yang selama ini Kerajaan Arab Saudi cita-
citakan di masa depan. Cita-cita ini tidak hanya sebuah cita-cita yang sederhana.

Dari kata ‫ َطًخ‬/ na¯mahu / „bercita-cita; berhasrat‟ cita-cita ini tidak hanya

3
Aksesi adalah sebuah tindakan formal yang dilakukan oleh suatu negara dalam
tingkat internasional untuk menyatakan terikat atau menjadi pihak dalam suatu
perjanjian.

66
sekedar keinginan belaka melainkan sebuah hasrat besar dan ambisi besar bagi
mereka. Ambisis ini agar mereka terus berbuat lebih dan terus berkembang dari
bidang ekonomi, keilmuan, dan perdamaian serta keamanan dunia. Sebagaimana,

keinginan mereka dipertegas dengan kata ‫ذ‬ٚ‫ نهًض‬/ lilmaz³di / „bertambah; berbuat

lebih‟ dan ‫ذ‬ٚ‫ إنٗ يض‬/ il± maz³din / „lebih besar; lebih bertemabah‟ dan ‫ض‬ٚ‫ رعض‬ٙ‫ ف‬/f³

ta’z³zi/ „mempromosikan; memperkuat‟. Cita-cita yang disampaikan Osama


merupakan inti dari visi dan misi Kerajaan Arab Saudi. Osama menganggap
dengan cita-cita Kerajaan yang dia sampaikan dapat memberikan kesadaran besar
dari pemerintah Indonesia untuk berpatisipasi dan mendukung cita-cita mereka.
Oleh karena itu, inilah yang dunia butuhkan kesejahteraan, kemajuan, dan
perdamaian. Oleh karena itu, pihak Kerajaan sangat senang, jika Indonesia bisa
bekerjasama dan membantu dalam meraih cita-cita Kerajaan Arab Saudi tersebut.
Inilah yang Kerajaan perlukan kepada bangsa Indonesia agar terbukanya fikiran
dan kesadaran masyarakat Indonesia untuk berkontribusi dalam membangun
hubungan bilateral yang lebih kokoh dan satu.

Osama sendiri mengetahui alasan tersebut, mengapa Indonesia yang


dijadikan tempat untuk perayaan hari Nasional Arab Saudi ini. Pertama, Indonesia
memiliki jumlah penduduk yang mayoritas adalah beragama Islam. Kedua,
Indonesia adalah negara yang dari sejak dulu sudah bekerjasama dengan Arab
Saudi, sehingga terjalinnya hubungan bilateral antar keduanya sampai saat ini.
Beberapa hal juga yang perlu diperhatikan adalah cita-cita untuk berbuat lebih itu
dalam bidang-bidang tertentu. Bidang tersebut antara lain ekonomi, ilmu
pengetahuan dan keilmiahan, serta perdamaian dan keamanan dunia. Sebagaimana
penjelasan proposisi sebelumnya, cita-cita ini diusungkan melalui visi dan misi
Arab Saudi 2030. Cita-cita ini tentu ditujukan kepada pemerintah Indonesia
karena, pada hari itu Indonesia didatangkan pihak Kerajaan Arab Saudi oleh
Dubes Arab Saudi, mewakili maksud dan tujuan Raja Salman yang dibahas
sebelumnya dengan Presiden Indonesia, Joko Widodo.

67
4.2.5 Dimensi Teks Paragraf 5
Dalam paragraf ini, terdapat 3 proposisi mikro yang mengerucut menjadi
proposisi makro. Untuk memperoleh proposisi makro maka diterapkanlah kaidah
proposisi makro yang terdiri dari kaidah penghapusan [H], pemilihan [P],
perampatan [R], dan atau penyusunan [S].

Tabel 1.5 Pemberian Proposisi Mikro

Paragraf Kode Proposisi Kaidah Makro


Isi Proposisi H P R S
V [12]
ّ‫ضػ ػ وّو‬ ٍ ‫ضػ ػ ىّم ًّاـّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىكػ ػ ًّةّ ىّك ىّع‬ ً ٍ‫ّكّمٍنػ ػ يّذّّاًّن‬
‫ىي‬
ّ‫ت‬ ٍّ ‫لّقىػ ػَّّرّىر‬ّ ً‫جّتى ىم ػ ًّعّالػ ىّػدٍّك‬ ٍّ ‫فّ ّال‬ ّ ًّ‫ىّج ًّديٍػ وّد‬
‫ي‬
ًّ‫ح ًّةّال ىّف ٍّق ّر‬
ّ‫فّ يّم ىّكاّفى ى‬ ً ً
ّ ‫ّأى ٍّفّّتى يّك ٍّو ىّفّّفى‬
ّ ّ‫اعّلىّةن‬
ّ‫ؼ‬ ًّ ‫يّالظيػ ػ ػ ػّيرٍّك‬ ًّ ٍ ‫ًم ػ ػ ػ ػ ٍّنّ ًّج ىه ػ ػ ػ ػ وّةّىّكىٍّت ًس ػ ػ ػ ػ‬
ّ‫العا ًىّلّ ًّم ٍّنّ ًّج ىهػ وّة‬ ّ‫فّ ى‬ ّ ًّ‫ش ًّر‬ّ‫شّيًَّّةّّلًٍّلّبى ى‬
ًّ ‫ّال ّعًٍّي‬
‫ى‬
ّ ّ،‫ّأي ٍّخّىرل‬
/Wa mun©u in«im±mi al √
mamlakati ka ‘a«win jad³din f³
al mujatam’i ad dawl³ qarrarat
an takuuna f±’ilatan f³
muk±fa¥ati al faqri min jihatin
wa ta¥s³ni ad §ur-fi al
ma’³syiyyati li al basyari f³ al
‘±lami min jihatin ukhr±/

„Sejak aksesi4 Kerajaan sebagai


anggota baru di dalam komunitas
internasional, maka Kerajaan
telah memutuskan untuk

4
Aksesi adalah sebuah tindakan formal yang dilakukan oleh suatu negara dalam tingkat
internasional untuk menyatakan terikat atau menjadi pihak dalam suatu perjanjian.

68
memberantas kemiskinan dari
satu sisi dan memperbaiki kondisi
kehidupan masyarakat di dunia
pada sisi yang lain‟

[13]
ّ‫اهىتيّػ ىّهاّ ىعػ ٍّن‬ ّ‫ل ًّؿّ يّم ىسػ ى‬ ّ‫كّ ًمػ ٍّنّ ًخػ ى‬ ّ‫ىّكىّذالًػ ى‬
ّ‫اصػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ًّة‬
ٌ ‫االى‬ ّ ّ‫ّطىًّريٍ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ وّقّ يّم ىّؤ َّّس ىسػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ّاتًًّو‬
ّ‫ ّأىٍّك‬،‫السػ ّعي ٍّوًّدم‬ ً ً ًّ ‫ىّكصػٍّن يّد ّك‬
‫ؽّالتىّػٍّن ّميَّػ ّةّ ي‬ ٍ ‫ي‬
ّ‫ادم‬ ًّ ‫ل ًّؿّ ىّد ٍّع ًّم ىه ػ ػ ػ ػ ػاّال ػ ػ ػ ػ ػ‬ ّ‫ًم ػ ػ ػ ػ ػ ٍّنّ ًخ ػ ػ ػ ػ ػ ى‬
‫ى‬
ًّ ‫ىّكاّلٍ ىّم ٍّعنى ػ ػ ػًّومّال ىّكبً ػ ػ ػ ًٍّيّّلًٍّل يّم ىّؤ َّّس ىس ػ ػ ػ‬
ّ‫ات‬
ّ‫الد ٍّكّلًيَّ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ًّةّ ىك ػ ػ ػ ػ ػ ػا ّْليىّم ًّم‬
ّ‫ا ًّلّقٍّلًٍّي ًّميَّ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ًّةّىّك ى‬
.ً‫ح ىّدّةًّ ىّكيّمّنى ّظَّ ىّماتيّػ ىّهاّ ّال ٍّعّتى ًّم ىّدّة‬ ًّ َّ‫ّالّت‬
‫ي‬ ‫ي‬

/Wa ©±lika min khil±li
mus±hamatuh± ‘an ¯ar³qin
muassas±tihi al kh±s¡ati ka
¡und­qi at tanmiyyati as su’­d³,
Aw min khil±li da’mih± al m±d³
wa al ma’naw³ al kab³ri li al
muassas±ti al iqlimiyyati wa ad
dawliyyati ka al umami al
mutta¥idati wa muna§zomatuh±
al mu’tamidati/

„Aksesi itu dikontribusikan


melalui lembaga-lembaga swasta
Saudi seperti Saudi Development
Fund atau melalui dukungan
material dan moral yang akan
disalurkan secara kepada
lembaga-lembaga yang ada di
tingkat regional maupun
internasional, seperti Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) dan

69
lembaga-lembaga resmi PBB
lainnya‟

[14]
ّ‫ّىك ىّح ّالًيػّانّّتىّػ ٍّعتىػًّبيّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىكػ ّةيّ ًم ػ ٍّنّّأى ٍك ػ ىًّب‬
ّ‫يّلًػ ػ ػ ػ ػ ّىبّاىًّم ًّجّا ّْليىمػ ػ ػ ػ ػ ًّم‬ ّ‫ّأىٍّربىّػ ىعػ ػ ػ ػ ػ وّةّ ىمػ ػ ػ ػ ػ ى‬
ّ‫انَّ ٍ ى‬
ّ‫ت‬ ٍّ ‫صػّلى‬ ‫ثّ ىّك ى‬ ّ‫ّ ىّحٍيػ ي‬،‫ح ىّدّةًّا ًّلٍّنى ّائًيَّػ ًّة‬ ًّ َّ‫اّلٍ يّمّت‬ √

ّ‫ات‬ًّ ‫الع ٍش ػ ًّرّ ىس ػنىّػىّو‬ ّ‫ل يّؿّ ى‬ ّ‫اهىتيّػ ىّهاّ ًخ ػ ى‬ّ‫ىّم ىس ػ ى‬


ّ‫ار‬ّ‫ ًّمٍّليىػ ى‬46 ‫لّّأى ىّكثىػىّرّ ًمػ ٍّن‬ ّ‫ا ّْلى ًّخٍي ػّىرةًّّّإً ى‬
ّ‫صػ ػ ػ ّةن‬
َّ ‫بل ػ ػػدّانّ ىّح‬٣ّّ‫ّكػ ػ ػّاى ىّفّل ػ ػ ػ‬،‫يّدٍّكىّلر‬
.‫ًّمٍنّػ ىّها‬
/Wa ¥±liyan ta’tabiru al
mamlakatu min akbari arba’atin
m± najjayna li bar±miji al
umami al mutta¥idati al
inm±iyyati, hay£u wa¡alat
mas±hamatuh± khil±lu al a’syri
sanaw±ti al akh³rati il± ak£ar±
min 46 mily±ra duul±r, k±na li 8
baladan has¡atan minh±/

„Saat ini, Kerajaan adalah salah


satu dari empat donor terbesar
untuk program pembangunan
Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Dengan kontribusi selama 10
tahun terakhir mencapai lebih dari
$ 46 miliyar, dimana 83 negara
ikut memiliki andil dalam
program tersebut‟

70
Pada penjelasan ini, penulis menerapkan kaidah [P] pada proposisi [12]
dan [14] sebagai penanda untuk membangun interpretasi pemahaman dari
paragraf. Kemudian, penerapan kaidah [R] pada proposisi [13] untuk dirampatkan
menjadi proposisi mikro yang menyertai proposisi [12] dan [14]. Adapun hasil
Proposisi Makro 5 (PM-5) sebagai berikut:

(E)

ّ‫ت ّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىّك ّةيّ ىّد ٍّع ًّم‬


ٍّ ‫ّقىّػَّّرّىر‬،‫ل‬ ّ ً‫الدٍّك‬
ّ‫جّتى ىّم ًّع ّ ى‬ٍّ ‫ف ّ ّال‬ ّ ًّ ‫ض وّو ّ ىّج ًّدّيٍ وّد‬ ًّ ٍ‫ىّكيّمٍّن يّذ ّّاًّن‬
ٍّ ‫ض ىّم ًّاـ ّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىّك ّةيّ ىّك ىّع‬
‫ي‬
ً
ّ‫ىف ّتىّػ ٍّعّتىًّبي ّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىّكّةيّ ّم ٍّن ّّأى ٍّك ىًّب‬ ً
َّ ‫م ّْل‬ٍّ ‫م ّىّكاّلٍ ىّم ٍّعّنىًّو‬ ًّ ‫الد ٍّع ًّم ّاّلٍ ىّم‬
ٍّ ‫اد‬ َّّ ّ ‫ل ًّؿ‬ ّ‫ح ىّدّةى ّ ًّم ٍّن ّ ًّخ ى‬ ًّ َّ‫ا ّْليىّم ىّم ّ ّالّت‬
‫ي‬
ّ‫ل يّؿ‬ ّ‫اهىتيّػ ىّها ّ ًّخ ى‬ّ‫س ى‬ ّ‫ت ّ ىّم ى‬
ٍّ ‫صّلى‬ ّ‫ث ّ ىّك ى‬ ّ‫ ّ ىّحٍّي ي‬،‫ح ىّدّةً ّا ًّلٍّنى ّائًّيًَّّة‬ ًّ َّ‫ي ّّلً ّىبّاىًّم ًّج ّا ّْليىّم ًّم ّاّلٍ يّمّت‬ ّ‫ّأىٍّربىّػ ىّع وّة ّ ىّم ى‬
ّ‫انَّ ٍ ى‬
ّ‫ ًّمٍّلّيى ى‬46 ‫لّّأى ىّكثىّػىّرّ ًّم ٍّن‬
‫ارّ يّدٍّكىّلر‬ ّ‫اتّا ّْلى ًّخٍيّػّىرّةًّّإً ى‬ًّ ‫ش ًّرّ ىّسنىّػّىو‬ ٍّ ‫الع‬
ّ‫ى‬
/Wa mun©u in«im±mi al mamlakati ka ‘a«win jad³din f³ al mujatam’i ad dawl³
qarrarat mamlakatu da’mi al umama al mutta¥idata min khil±li ad-da’mi al
m±d³ wa al ma’naw³ li anna ta’tabiru al mamlakatu min akbari arba’atin m±
najjayna li bar±miji al umami al mutta¥idati al inm±iyyati, hay£u wa¡alat
mas±hamatuh± khil±lu al a’syri sanaw±ti al akh³rati il± ak£ar± min 46 mily±ra
duul±r/

„Sejak aksesi5 Kerajaan sebagai anggota baru di komunitas internasional, kerajaan


telah memutuskan untuk mendukung PBB melalui dukungan material dan moral,
karena Kerajaan adalah satu dari empat donor terbesar untuk program
pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa, dengan kontribusi selama sepuluh
tahun terakhir mencapai lebih dari $ 46 milyar‟

5
Aksesi adalah sebuah tindakan formal yang dilakukan oleh satu negara dalam tingkat
internasional untuk menyatakan terikat atau menjadi pihak dalam satu penjanjian.

71
4.2.5.5 Dimensi Praktik Wacana Paragraf 5
Pada dimensi ini, menginterpretasikan kondisi dan perubahan yang terjadi
pada praktik sosiokultural. Fairclough (2010) mengatakan bahwa perubahan
konteks sosiokultural mempengaruhi produksi dan konsumsi teks. Begitu juga,
praktik wacana yang berkaitan dengan produksi dan konsumsi teks tidak dapat
dipisahkan dari pengaruh situasi sosial dan budaya. Oleh karena itu, analisis
praktik sosial dan budaya harus dilakukan bersama dengan analisis teks dan
analisis praktik wacana.

4.2.5.5.12 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 12


Dari proposisi ini, Osama mencoba membuktikan bahwa keinginan
Kerajaan Arab Saudi bisa tercapai salah satunya, melalui organisasi internasional
yaitu PBB. Sejak Kerajaan Arab Saudi menjadi bagian dari PBB, dia memulai
cita-citanya dengan sebuah aksesi. Pernyataan ini dapat dibuktikan dari kata

‫ اَضًبو‬/in«im±mi/ „aksesi‟. Kata ini yang mewakili keinginannya untuk


mensejahterakan Kerajaan Arab Saudi sekaligus organisasi internasional yang
menjadi bagiannya.

Organisasi PBB (Peserikatan Bangsa-Bangsa) memiliki tujuan, diantara


tujuannya adalah yang pertama, menciptakan perdamaian dan keamanan
internasional. Kedua, memajukan hubungan persahabatan antar bangsa
berdasarkan asas-asas persamaan hak, hak menentukan nasib sendiri, dan tidak
mencampuri urusan dalam negara lain. Ketiga, mewujudkan kerjasama
internasional dalam memecahkan persoalan internasional di bidang ekonomi,
social, kebudayaan, dan kemanusiaan; keempat, menjadikan PBB sebagai pusat
usaha dalam merealisasikan tujuannya.

Dari isi proposisi yang disampaikan Osama di atas, dia berusaha


menyampaikan apa yang seolah-olah menjadi tugas utama setelah menjadi bagian
dari PBB. Di sisi lain, KAS ingin memberantas dan memberikan perlawanan yang
tegas terhadap kemiskinan. Agar kemiskinan ini tidak terus bertumbuh dan

meluas. Kata ‫ يكبفذخ‬/ muk±fa¥ati / „memberantas; melawan; berjuang‟ tidak

72
hanya bermakna memberantas, akan tetapi hal ini bermakna berjuang agar tidak
ada lagi negara-negara yang mengalami kemiskinan. Oleh karena itu, sampai saat
ini kemiskinan masih terus melingkupi ruang setiap negara bahkan negara
Indonesia sekalipun. Maka dari itu, kemiskinan menjadi sumber salah satu
permasalahan di dunia bahkan di setiap negara. Sebagaiman pernyataan ini
dijelaskan dalam proposisi V.[14].

ًّ َّ‫يّّلً ّىبّاىًّم ًّجّا ّْليىّم ًّمّاّلٍ يّمّت‬


،‫ح ىّدّةًّا ًّلٍّنى ّائًّيًَّّة‬ ّ‫اّلٍ ىّم ٍّمّلى ىّك ّةيّ ًّم ٍّنّّأى ٍّك ىًّبّّأىٍّربىّػ ىّع وّةّ ىّم ى‬
ّ‫انَّ ٍ ى‬

/ al mamlakatu min akbari arba’atin m± najjayna li bar±miji al umami al

mutta¥idati al inm±iyyati/

„Kerajaan adalah satu dari empat donor terbesar untuk program pembangunan
Perserikatan Bangsa-Bangsa‟

Di sisi lain, KAS ingin memperbaiki kondisi kehidupan manusia di dunia

ini. Kata ٍٛ‫ ٔرذس‬/ wa ta¥s³ni / „memperbaiki‟ di sini mengarah kepada yang lebih
baik sesuai dengan syariat Islam. Bagaimanapun, KAS masih dengan visi dan misi
yang ingin dia kembangkan, baik pada negara yang yang mayoritas Islam maupun
yang mayoritas non-Islam. Oleh karena itu, Arab Saudi menjadi anggota PBB
untuk menebarkan kesejahteraan baik dalam bentuk moril maupun material, tidak
lagi memandang bahwa negara ini islam atau tidak. Karena agama Islam
mengajarkan toleransi terhadap sesama muslim dan non-muslim. Oleh karena itu,
dari proposisi ini kita dapat melihat banyak cita-cita KAS dari proposisi
sebelumnya sampai proposisi ini. Namun tetap saja ada maksud dengan masuknya
KAS memasuki organisasi PBB.

Salah satu dari banyaknya tujuan, yang paling utama adalah agar negara-
negara yang mayoritas non-Islam dapat memeluk agama Islam. Semua ini tidak
terlepas dari penjelasan proposisi-proposisi sebelumnya bahwa KAS
menginginkan agar setiap negara yang ada di muka bumi ini memeluk agama

73
Islam. Oleh karena itu, Islam merupakan agama yang mengajarkan kedamaian,
hanya saja banyak yang menyangka bahwa Islam merupakan agama teroris.
Adanya hal ini, justru KAS ingin menunjukkan yang sebanarnya bahwa Islam itu
agama yang satu, agama yang diridhoi Allah dan tidak ada didalamnya kata
perpecahan.

4.2.5.5.13 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 13


Proposisi ini menerangkan apa yang dijelaskan dari proposisi V.[12]. Dari
banyaknya keinginan KAS, mereka akan mendukung visi misi tersebut dengan
dukungan materil dan moril yang substansial. Dukungan ini dinyatakan Osama
untuk memberikan kepercayaan kepada para hadirin, bahwa KAS harus
memberikan kontribusi dan partispasinya. Adanya kontribusi dan paritisipasi ini,
akan memberikan kesejahteraan bagi penerimanya. Tentunya, sebagai anggota
PBB, KAS turut menyumbangkan kepada institusi yang terkait dan organisasi
terkakreditasi lainnya. Di sisi lain, Osama ingin agar seluruh bangsa di dunia ini,
khususnya untuk pemerintah Indonesia turut mendukung apa yang menjadi
kewajiban sebagai anggota PBB.

Jika dilihat dari sisi lain, penulis menganggap bahwa Osama ingin
menunjukkan dan membuktikan bahwa Arab Saudi benar-benar memberikan
dukungan yang nyata kepada PBB dan organisasi akreditasi lainnya. Dengan kata
lain, KAS ingin lebih terlihat dibandingkan Indonesia dalam menyumbangkan
sumbangsihnya. Hal ini dapat disimpulkan dengan memperhatikan awal
pembahasan KAS sebagai anggota baru komunitas internasional yaitu PBB.
Osama mengatakan bahwa KAS akan memberantas kemiskinan, memperbaiki
kondisi kehidupan masyarakat dunia, dan mendukung PBB dengan bantuan
materil dan moril. Sebagaimana ini terlampir dalam proposisi sebelum-
sebelumnya.

Makna tersebut mengindikasikan seolah-olah hanya Arab Saudi yang


menyumbang. Namun, jika dikaitkan dengan sifat dan karakter yang mereka
miliki. Mereka ingin selalu terdepan dan teratas yang memposisikan dirinya

74
sebagai mayoritas, sedangkan yang lain berposisi sebagai minoritas. Hal ini dapat
diyakinkan pula melalui proposisi selanjutnya yaitu pada proposisi V.[14].

ّ‫ت‬
ٍّ ‫صّلى‬
ّ‫ث ّ ىّك ى‬ ًّ َّ‫ي ّّلً ّىبّاىًّم ًّج ّا ّْليىّم ًّم ّاّلٍ يّمّت‬
ّ‫ ّ ىّحٍّي ي‬،‫ح ىّدّةً ّا ًّلٍّنى ّائًّيًَّّة‬ ّ‫اّلٍ ىّم ٍّمّلى ىّك ّةي ّ ًّم ٍّن ّّأى ٍّك ىًّب ّّأىٍّربىّػ ىّع وّة ّ ىّم ى‬
ّ‫انَّ ٍ ى‬

ّ‫ ًّمٍّلّيى ى‬46 ‫ل ّّأى ىّكثىّػىّر ّ ًّم ٍّن‬


ّ‫ ّكّاى ىّف ّلػ‬،‫ار ّ يّدٍّكىّلر‬ ًّ ‫ش ًّر ّ ىّسنىّػّىو‬
ّ‫ات ّا ّْلى ًّخٍيّػّىرّةً ّّإً ى‬ ٍّ ‫الع‬ ّ‫اهىتيّػ ىّها ّ ًّخ ى‬
ّ‫ل يّؿ ّ ى‬ ّ‫س ى‬
ّ‫ىّم ى‬

.‫ص ّةنّ ًّمٍنّػ ىّها‬


َّّ ‫بلدّانّ ىّح‬٣ّ

/al mamlakatu min akbari arba’atin m± najjayna li bar±miji al umami al


mutta¥idati al inm±iyyati, hay£u wa¡alat mas±hamatuh± khil±lu al a’syri
sanaw±ti al akh³rati il± ak£ar± min 46 mily±ra duul±r, k±na li 83 baladan
has¡atan minh±/

‘Kerajaan adalah satu dari empat donor terbesar untuk program pembangunan
Perserikatan Bangsa-Bangsa, dengan kontribusi selama 10 tahun terakhir
mencapai lebih dari $ 46 miliar, dimana 83 negara ikut memiliki andil dalam
program tersebut‟

4.2.5.5.14 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 14

Dalam proposisi ini, Osama menerangkan kontribusi terbesarnya sebagai


pemilik kekuasaan kepada para hadirin. Sebagaimana, Kerajaan Arab Saudi
adalah salah satu dari empat donor terbesar untuk program pembangunan dan
pengembangan PBB. Kontribusi ini ditujukan kepada PBB dengan jumlah yang
mencapai lebih dari $46 milyar. Tentu, kata yang perlu diperhatikan ialah ‫أكجش‬

/akbari / berupa isim tafdhil yang bermakna „lebih; paling; terbesar‟. Walaupun
Arab Saudi merupakan salah satu negara yang berkontribusi terbesar dari keempat
negara. Osama menganggap bahwa Arab Saudi berhak mendapatkan penghargaan
bahwa Kerajaan yang memberikan donor terbesar bagi PBB. Selain itu, kata ‫أكثش‬

/ak£ar± / memiliki makna „lebih; paling; terbanyak‟ sejumlah $46 milyar. Hal ini
ditunjukan oleh Osama kepada para hadirin bahwa Kerajaan Arab Saudi memiliki

75
nilai lebih di mata para hadirin, Indonesia, bahkan dunia sekalipun dalam
menyumbangkan partisipasinya demi berjalannya visi dan misi yang ada di PBB.
Tidak hanya tujuan PBB, yang paling utama ialah tujuan dari Kerajaan Arab
Saudi untuk menggapai visi dan misinya tersebut.

Di samping itu, Osama juga ingin menyampaikan bahwa dari 83 negara


yang menjadi anggota dari PBB, Arab Saudi menjadi salah satu pihak nomor satu
dalam menjalankan tugas-tugas PBB. Oleh karena itu, Kerajaan ingin meraih dan
merampas dunia dari segala-segala hal yang bernuansakan sosiokultural barat.
Kerajaan Arab Saudi inigin menjayakan agama Islam, menyebarkan agama Islam,
serta mensejahterakan masyarakat Islam itu sendiri di negara manapun.
Sebagaimana pembahasan dan penjelasan ini telah disampaikan di proposisi-
proposisi sebelumnya. Termasuk Indonesia yang menjadi tujuan dan sorotan
utama dari Kerajaan Arab Saudi. Oleh karena itu, Indonesia memiliki julukan
negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam. Semua ini dilandaskan atas
dasar, agar Indonesia dapat mendukung Arab Saudi dalam bentuk apapun itu.

Semua hal yang dikatakan oleh Osama kepada Indonesia bahwa kita
semua memiliki hak untuk menyumbangkan, menguasai, dan mengutamakan
suatu ambisi yang besar. Dengan begitu, adanya Arab Saudi di tengah-tengah
PBB, memberikan sebuah arti bahwa Arab Saudi memiliki peran besar bagi PBB
dan pada dunia. Maka sepantasnya jika Arab Saudi diberikan kepercayaan dan
penghargaan atas kontribusi dan perannya tersebut. Dengan adanya penghargaan
ini, merupakan suatu kebanggan tersndiri bagi kerajaan untuk terus menanamkan
prestasi bagi kehidupan sosial masyarakat dan ekonomi masyarakat di dunia.

4.2.6 Dimensi Teks Paragraf 6


Dalam paragraf ini, terdapat 2 proposisi mikro yang mengerucut menjadi
proposisi makro. Untuk memperoleh proposisi makro maka diterapkanlah kaidah
proposisi makro yang terdiri dari kaidah penghapusan [H], pemilihan [P],
perampatan [R], dan atau penyusunan [S].

76
Tabel 1.6 Pemberian Proposisi Mikro

Paragraf Kode Proposisi Kaidah Makro


Isi Proposisi H P R S
VI [15]
ّ‫ال ٍّحّتً ىّف ّالًّيًَّّة ىّك ٍّي ّأي ىّعبػّىر‬
ًّ ً‫ىّكّاىنٍّػّتى ًّهيّز ىّى ًّذّه‬
ً‫ادّقىًّة ًّت ّاه‬ ّ‫اعًّرم ى‬ ًّ ‫ش‬ ٍّ ‫ىّع ٍّن ّأى‬
‫الص ىّ ى‬ ّ‫سىى ىّم ى‬
ّ . ‫سي‬ ًّ ‫ب ا ًّلّنٍ يّد ٍّكّنًٍّي‬
ًّ ‫الش ٍّع‬
ّ‫ى‬
/Wa antahizu h±dzihi al
i¥til±fiyyati kay u’abbira ‘an
asma masy±’ir³ as ¡ad±qati tij±hi

as sya’bi al induun³s³/

„Dan saya akan menggunakan


kesempatan dalam acara perayaan
ini, untuk mengungkapkan
kejujuran tentang perasaan saya
yang benar-benar tulus kepada
bangsa Indonesia‟
[16]
. ‫اس‬ ًّ ‫ف تىّػ ىّع يّاملًػ ًّو ىمػ ىّع النَّػ‬ ّ ً ‫الٍػ ىّويّد ٍّكيّد‬
: ‫صّلَّى اهلل ىّعّلىٍّي ًّو ىّك ىّسّلَّ ىّم‬ ّ‫ب ى‬ ّ ً‫النى‬ّ ‫يىّػ يّق ٍّو يّؿ‬
ّ‫ف ّىك ٍجػ ًّو ّأى ًّخٍيػ ى‬
‫ك‬ ٍّ ً ‫الّبٍّتً ىسػّاىىّم ّةي‬ ًّ “ √ √

‫ؽ ىىػ ىّذا‬ ّ‫صػ َّّد ى‬ ‫صػ ىّدّقىّةه” ّفى ىكػ ٍّم ّتى ى‬ ‫ى‬
ّ‫ب يىّػ ٍّوًّميٌػّان ّبًّاًّبٍّتً ىسػ ىّامّتًًّو ى‬
‫الد ّائً ىمػ ًّة‬ ّ‫الشَّػ ٍّع ه‬
.‫الع ًّظٍّيم‬ ّ‫ص ًٍّبّهً ى‬
ّ‫ىّك ى‬
/Al wad­du f³ ta’±mulihi ma’a
an n±si. yaq-lu an nabiyyu ¡all±

77
Allahu ‘alaihi wa sallama: ‚al
ibtis±matu f³ wajhi akhiika
¡adaqatun‛ fa kam ta¡addaqa
h±©± as sya’bu yaumiyyan
biibtis±matihi ad d±imati wa
¡abrihi al ‘a§³mi/

„Masyarakat yang ramah penuh


kasih sayang dalam berinteraksi
dengan siapa saja. Nabi (saw)
bersabda: "Senyumanmu ketika
berjumpa saudaramu adalah
sedekah." Alangkah banyaknya
bangsa ini bersedekah setiap hari
dengan senyuman yang tidak
pernah hilang dan dengan
kesabarannya yang luar biasa
besar?‟

Penerapan kaidah [P] pada proposisi [15] sebagai penanda untuk


membangun interpretasi pemahaman dari paragraf. Di samping itu, penerapan
kaidah [H] dan [S] pada proposisi [16]. Adapun hasil Proposisi Makro 6 (PM-6)
sebagai berikut:

(F)

ً
‫ادقّىًّة ًتىػ ّاه ى‬
ً ‫الشػ ٍّع‬ ً ً ً ً ًّ ً‫ّكّاىنٍّػّتى ًهػ ّز ىػ ًّذّه‬
ّ‫ب‬ ‫ال ٍّحّت ىّف ّاليَّػ ّة ىكػ ٍّي ّأي ىّعب ػىرّ ىعػ ٍّن ّأى ٍسىػى ىّم ىشػاعًّّرم ى‬
ّ‫الصػ ى‬ ‫ى ي ى‬
ًّ ‫ا ًّلّنٍ يّد ٍّكّنًٍّي‬
ّ . ‫سي‬

/Wa antahizu h±dzihi al i¥til±fiyyati kay u’abbira ‘an asma masy±’ir³ as


¡ad±qati tij±hi as sya’bi al induun³s³/

„Dan saya akan menggunakan kesempatan dalam acara perayaan ini, untuk
mengungkapkan kejujuran tentang perasaan saya yang benar-benar tulus kepada
bangsa Indonesia‟

78
4.2.6.6 Dimensi Praktik Wacana Paragraf 6
Pada dimensi ini, menginterpretasikan kondisi dan perubahan yang terjadi
pada praktik sosiokultural. Fairclough (2010) mengatakan bahwa perubahan
konteks sosiokultural mempengaruhi produksi dan konsumsi teks. Begitu juga,
praktik wacana yang berkaitan dengan produksi dan konsumsi teks tidak dapat
dipisahkan dari pengaruh situasi sosial dan budaya. Oleh karena itu, analisis
praktik sosial dan budaya harus dilakukan bersama dengan analisis teks dan
analisis praktik wacana.

4.2.6.6.15 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 15


Dari proposisi di atas, Osama menyampaikan kejujuran tentang perasaan
yang tulus atas kesempatan yang diberikan bangsa Indonesia untuk perayaan hari
Nasional Arab Saudi di Indonesia. Hal ini merupakan suatu kebanggaan bagi
Osama dan seluruh Kerajaan Arab Saudi dapat menjalin hubungan bilateral yang
lebih erat. Osama memberikan penghargaan besar terhadap Indonesia dengan
memberikan ungkapan yang tertinggi dari sebuah perasaan yang benar-benar

tulus. Ungkapan tertinggi ini digunakan oleh Osama pada kata ًٗ‫ أس‬/ asma /
„tertinggi; sangat tulus‟ dari perasaan Osama. Dalam rangka ini, Osama ingin
mengucapkan banyak terimakasih atas bangsa Indonesia dari kesempatan,
kerjasama, dan hubungan bilateral antar keduanya. Karena, dengan adanya
perayaan ini Osama dapat terus bekerjasama, bersatu, dan berkembang secara
bersamaan. Tanpa menghilangkan rasa hormat, Osama dalam posisi ini tetap
berusaha memperjuangkan visi dan misi dari Kerajaan. Namun, Osama berusaha
menyeimbangkan kedudukannya dengan mengungkapkan perasaan bangga dan
terimakasihnya kepada bangsa Indonesia. Indonesia sendiri memang sudah lama
menjadi partner kerja dalam membantu, membangun, serta mengembangkan visi
dan misi Kerajaan Arab Saudi sejak dulu.

Hal ini dibuktikan dengan kata yang terdapat dalam proposisi ini yaitu kata

‫ انصبدقخ‬/ as ¡ad±qati / „kejujuran‟. Kata kejujuran yang dibentuk Osama ini

disertai dengan penuh makna ketulusan yang memang sungguh dari hatinya.

79
Sebagaimana yang kita ketahui, jika pandangan pertama kita dengan orang Arab
sudah memberikan nilai yang baik, maka akan seterusnya di mata orang Arab itu
akan baik. Sebaliknya, jika pandangan pertama saja sudah memberikan nilai
negatif terhadap orang Arab, maka akan seterusnya pula orang Arab tersebut
menganggap kita negatif. Melihat dari pernyataan Osama terhadap Indonesia,
ternyata Indonesia belum pernah mengecewakan kinerja pemerintahan dengan
Arab Saudi. Karena, dari ungkapan Osama sendiri benar-benar mengungkapkan
ketulusan hatinya terhadap Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dengan proposisi
selanjutnya, yaitu pada proposisi VII.[17].

ّ‫الي يّك ٍّوىمػ ًّة ا ًّلّنٍ يّد ٍّكّنًٍّي ًسػّيًَّّة ًىػ ىي‬
ّ ‫ف‬ّ ً ‫لقىّػتيّػنىػا ىمػ ىّع ّإً ىّخ ىّوّتًنىػا‬
ّ‫ فىّػ ىّع ى‬،‫الر ًٍسػي‬ ‫ّأىَّمػا ىّعلىػى اّلٍ يّم ٍسػتىّػىّول ّى‬
ّ ،‫ؽ‬ ّ‫ض ًّل ىّحّاى ّلتً ىّها ىّعّلىى ا ًّل ّطٍ ى‬
ًّ ‫ل‬ ّ‫ّبىّأىّفٍ ى‬

/Amm± ‘al± al mustaw± ar rasm³, fa’al±qatun± ma’a ikhw±tin± f³ al ¥uk­mati


al ind­n³siyyati hiya bi af«ali ¥±latih± ‘al± al i¯l±qi/

„Pada tingkat resmi (diplomatik), hubungan kita dengan saudara kami di


pemerintahan Indonesia adalah yang sudah pasti terbaik‟

Dari proposisi ini, memberikan anggapan bahwa Indonesia sudah sejauh


ini memang sangat baik dan bahkan terbaik saat bekerja sama dengan Arab Saudi.
Ternyata itu sudah diyakinkan oleh pihak Arab Saudi selama ini dengan adanya

ًّ ّ‫ ا ًّل ّطٍ ىل‬/ al i¯l±qi / „sudah pasti; mutlak‟. Berarti, kerjasama dan hubungan
kata ‫ؽ‬

billateral antara Arab Saudi dengan Indonesia sudah mutlak dalam tingkatan
terbaik. Makna mutlak di sini, berarti tidak ada lagi hal-hal yang mengecewakan,
menyia-nyiakan, dan mengkhianati satu sama lain. Semua ini sudah berdasarkan
keinginan dan kebijakan bersama oleh kedua belah pihak. Sebagaimana yang
dikatakan oleh Osama dalam proposisi VIII.[21].

80
ّ‫اؿ‬ ّ‫اس ػّيىّتًمّّ ىٍّت ًّقٍيّػ يق ػ ّويّ ىّعٍبػ ػىّرّّيرٍّؤيىػ ًّةّ ّال ٍّمّلى ىك ػ ًّةّ ى‬
ّ ً 2030 ‫العّىرّبًيَّ ػ ًّةّالس ػ ّعي ٍّوًّديًَّّّة‬
ًّ ‫فّ ىمى ػ‬ ‫ى‬ ‫ىّكىى ػ ىّذاّ ىّم‬
‫ى‬
ً ً
.‫ش ىًّت ًّؾّىّكىّرّىزاّنىّةيّّىك يّح يّك يّم ّةيّّقى ّائ ّدمّاّلىبٍّل ىّدّيٍ ًّن‬ ٍّ ‫ال ٍّسّتًّثٍ ىّما ًّرّ ّال‬
ًّ
‫ي‬
/wa h±©± m± sayatimmu tahq³quhu ‘abru ru’yati al mamlakati al ‘arabiyyati as
su’­diyyati 2030 f³ maj±li al isti£m±ri al musytariki wa raz±natu wa ¥uk­matu
q±’id³ al baldayni/

‘Hal ini akan dicapai melalui visi Kerajaan Arab Saudi 2030 di bidang investasi
bersama dengan kejujuran dan kebijaKASnaan para pemimpin kedua negara‟

Dari proposisi ini memaknai semua arti dari sebuah kerjasama yang benar.
Dengan adanya kejujuran dan kebijaKASnaan dari pemimpin kedua negara, maka
akan terciptalah visi dan misi Kerajaan Arab Saudi dan Indonesia yang berjalan
sempurna.
Dengan demikian, Osama tidak ingin mengungkapkan rasa kekecewaan
sedikipun terhadap bangsa Indonesia. Jika hal itu terungkapkan, Arab Saudi dapat
diasingkan dalam kerjasama antar negara ini. Maka, inilah mengapa Osama
memberikan sebuah pengaruh besar di dalam kedudukan dan kekuasaan yang dia
perankan dalam hal mengungkapkan sesuatu. Oleh karena itu, peran ini akan
sangat mempengaruhi sebuah pemikiran dan kesadaran para hadirin yang
mendengarkan pidato tersebut terutama pendengar tersebut merupakan para
pemerintah Indonesia.

4.2.6.6.16 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 16


Proposisi ini memberikan penguatan dari proposisi sebelumnya. Osama
sendiri juga ingin memberikan penegesan terhadap apa yang dia dan Kerajaan
Arab Saudi lakukan selama ini kepada bangsa Indonesia. Hal ini memperkuat
pernyataan Osama bahwa dia memiliki ungkapan yang sangat tulus kepada bangsa
Indonesia dari berbagai hal. Dari proposisi ini yang perlu digaris bawahi ialah
hadits Nabi Muhammad SAW yang diujarkan oleh Osama. Sebagaimana hadits
tersebut disebutkan dalam proposisi ini.

81
"‫ص ىّدّقىّةه‬ ّ‫ف ّىك ٍّجًّو ّأى ًّخٍّي ى‬
ّ‫ك ى‬ ّ‫الّبٍّتً ى‬
ٍّ ً ‫سّاىىّم ّةي‬ ًّ ": ‫صّلَّى اهلل ىّعّلىٍّي ًّو ىّك ىّسّلَّ ىّم‬ ّ ً‫النى‬
ّ‫ب ى‬ ّ ‫يىّػ يّق ٍّو يّؿ‬

/‚al ibtis±matu f³ wajhi akhiika ¡adaqatun‛ / „Senyuman di wajah untuk


saudaramu, adalah sedekah‟

Kita tentu seringkali mendengar hadits yang bermakna „Senyuman di


wajah untuk saudaramu, adalah sedekah‟. Makna senyuman di sini tidak hanya
terbentuk dari mulut seseorang tetapi dari tingkah laku seseorang terhadap sesama
saudaranya. Oleh karena itu, senyuman itu terlahir dari hati yang tulus untuk
selalu berbuat kebaikan. Dengan Osama yang memberikan senyuman yang baik,
ucapan yang baik, dan perilaku yang baik kepada bangsa Indonesia, maka luluhlah
hati bangsa Indonesia atas kehadiran Osama beserta keluarga kerajaan. Adapun,
proposisi yang dapat mendukung ucapan yang baik dari Osama untuk Indonesia
berupa pujian atas keberhasilan kerjasama antara Arab Saudi dengan Indonesia.
Proposisi tersebut ialah VII.[18]:

ّ‫اتّال ىّػد ٍّكًّؿ‬ ًّ ‫صػ‬


ًّ َّ‫ادّي‬ ًً ً ً ّ‫ف (جػيَِ) اّلٍ ّمٍّنتػ ىّدل‬ ًّ ‫اف يّم ًّه َّمػ‬
ّ ً ‫اف‬ ًّ ‫ضىّو‬
‫العػاّلى ّميّّل يّكٍب ػّىرلّّاّقٍّت ى‬
‫ى‬ ‫يى‬ ٍّ ‫يّكلّّنىا ّعي‬
ّ ّ،‫العا ًىّل‬
ّ‫فّ ى‬ ًّ
/Fa il± j±nibi an kullan± ‘udw±ni muhimm±ni fi (j³ 20) al muntad± al ‘±lam³ li
kubr± iqti¡±diyyatti ad dawli f³ al ‘±lami/

„Kami adalah anggota penting Forum Dunia G20 dari Ekonomi Terkemuka di
Dunia‟

Melalui proposisi ini, Osama ingin menampilkan kepada masyarakat


Indonesia, bahwa Arab Saudi tidak memiliki penilaian yang buruk di mata
pemerintah dan masyarakat Indonesia. Justru, Osama ingin menampilkan bahwa
keluarga Kerajaan memiliki penilaian yang baik dan memberikan pengaruh yang
baik bagi bangsa Indonesia dan masyarakat Indonesia sendiri. Dengan adanya
kerjasama antara keduanya menjadikan mereka pada posisi teratas di dunia dalam
bidang ekonomi.

82
Selain itu, Osama ingin mengajarkan bahwa melalui senyuman kita dapat
bersilaturahim antar sesama umat manusia di belahan negara manapun. Senyuman
ini diajarkan oleh Osama dengan banyaknya tujuan. Salah satu tujuan tersebut
adalah agar terciptanya negara dan masyarakat yang saling berdamai dan bersatu
di dunia ini. Oleh karena itu, dengan adanya perdamaian dan persatuan antar
negara, tidak akan ada lagi yang namanya pertumpahan darah, penjajahan,
terorisme, dan perseturuan antar negara.

Perihal ini Osama sampaikan atas keprihatinannya dengan keadaan dan


situasi dunia sekarang ini. Harapan Osama terbalut besar dalam arti sebuah
senyuman antar sesama saudara. Seperti harapan yang disampaikan oleh Osama
dalam pidatonya bahwa semoga Allah menolong umat muslim dari terorisme dan
negara yang mendukungnya. Pernyataan ini terdapat dalam proposisi terakhirnya
yaitu proposisi VIII.[23]:

ًّ ‫الد‬
ّ .‫اع ًّمّّلىّوي‬ ّ‫الد ٍّكًّؿّ ى‬
ّ‫ابّىّك ى‬ ّ‫ّأى ىّعانىّػّنىاّاهللّ ىّكّإًّيَّا يّك ٍّمّّلً يّم ىّكاّفى ى‬
ًّ ‫ح ًّةّا ًّلٍّرىّى‬

/A’±nan± allah wa iyyakum li muk±fa¥ati al irh±bi wa ad dawli ad d±’imi


lahu/

„Semoga Allah menolong kita semua dalam memerangi terorisme dan negara-
negara yang mendukungnya‟

Sebagaimana penjelasan di atas, seolah-olah Osama sendiri ingin


mengajarkan kepada kita bagaimana memberikan pengaruh dan penilaian yang
baik bagi diri kita sendiri maupun orang lain. Khususnya umat muslim di dunia,
bahwa sesungguhnya Islam itu indah yang selalu mengajarkan kita tentang
toleransi dan perdamaian. Inilah salah satu dakwah yang dilakukan oleh Osama
untuk menyebarkan perdamaian umat Islam dan dunia. Seperti yang telah
disebutkan pada proposisi-proposisi sebelumnya, bahwa dunia ini sedang dalam
tahap perpecahan dan perseteruan. Banyaknya pertumpahana darah yang
disebabkan keserakahan dan nafsu belaka oleh negara-negara tertentu. Maka dari

83
itu, Osama berusaha menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan untuk
mempertahankan perdamaian dan keamanan dunia yang memang sudah tidak
aman lagi. Hal ini tentu dilatar belakangi oleh fakta yang sebenarnya. Melihat
konflik yang terjadi di Palestina, Suriah, dan negara lainnya, menjadikan Kerajaan
Arab Saudi ingin menjadi pelopor dari kedamaian. Pernyataan ini didukung oleh
proposisi IV.[11]:

ًّ ّ‫فّتىّػ ٍّعًّزّيٍ ًّز‬


.‫السٍّل ًّمّىّكا ّْلىٍّم ًّنّ ىّعاّلى ًّميّان‬ ّ ًّ‫مشاّ ًرىّك ّةي‬
ّ‫ىّكاّلي ى‬

/ wa al musy±rikatu f³ ta’z³zi as silmi wa al amni ‘±lamiyan/

„Berpartisipasi dalam mempromosikan perdamaian dan keamanan secara global‟

Dengan kata lain, dari sekian banyaknya proposisi yang Osama


sampaikan, banyak pula harapan Osama terhadap negara-negara yang ada di dunia
ini. Harapan ini adalah menjadikan negara-negara lainnya sebagai pelopor
perdamain dunia sekalipun hanya sekedar senyuman yang mereka uraikan di bibir
mereka. Karena pada masa ini, banyak negara seperti Palestina, Suriah, Yaman,
dan lainnya membutuhkan bantuan berupa doa, material, maupun moral untuk
kehidupan mereka yang sedang terancam.

4.2.7 Dimensi Teks Paragraf 7


Dalam paragraf ini, terdapat 5 proposisi mikro yang mengerucut menjadi
proposisi makro. Untuk memperoleh proposisi makro maka diterapkanlah kaidah
proposisi makro yang terdiri dari kaidah penghapusan [H], pemilihan [P],
perampatan [R], dan atau penyusunan [S].

84
Tabel 1.7 Pemberian Proposisi Mikro

Paragraf Kode Proposisi Kaidah Makro


Isi Proposisi H P R S
VII [17]
،‫الر ًٍسػي‬ ‫ّأىَّمػا ىّعلىػى اّلٍ يّم ٍسػتىّػىّول ّى‬
‫الي يّك ٍّوىمػ ًّة‬
ّ ‫ف‬ ّ ً ‫لقىّػتيّػنىػا ىمػ ىّع ّإً ىّخ ىّوّتًنىػا‬
ّ‫فىّػ ىّع ى‬
‫ضػ ًّل ىّحّاى ّلتً ىهػا‬ ًً ًً
‫ا ًّلّنٍ يّد ٍّكّنٍّيسػّيَّّة ىػ ىّي ّبىّأىّفٍ ى‬
ّ ،‫ؽ‬ ًّ ‫ل‬ ّ‫ىّعّلىى ا ًّل ّطٍ ى‬

/Amm± ‘al± al mustaw± ar
rasm³, fa’al±qatun± ma’a
ikhw±tin± f³ al ¥uk-mati al
ind-n³siyyati hiya bi af«ali
¥±latih± ‘al± al i¯l±qi/

„Pada tingkat resmi (diplomatik),


hubungan kita dengan saudara
kami di pemerintahan Indonesia
adalah sudah pasti terbaik‟
[18]
ّ‫ضػىّو ًاف‬
ٍ ‫ب ّأى ٍّف يّكلّنىػا ّعي‬ ًّ ً‫ل ىّجانػ‬ ّ‫فىػًّإ ى‬
ّ‫ف (جػيَِ) اّلٍ يّمٍّنتىػ ىّدل‬ ّ ً ‫اف‬ ًّ ‫يّم ًّه َّمػ‬
ًّ َّ‫ادّي‬
ّ‫ات‬ ًّ ‫صػ ػ ػ ػ ػ‬ ً‫العػ ػ ػ ػ ػاّلى ًّميّّلً يّكب ػ ػ ػ ػ ػّرلّّاًّقٍّت‬
‫ى‬ ‫ٍ ى‬ ‫ى‬
ّ ّ،‫العا ًىّل‬ ّ‫فّ ى‬ ّ ًّ‫الد ٍّكًّؿ‬ ّ‫ى‬
/Fa il± j±nibi an kullan± ‘udw±ni
muhimm±ni fi (j³ 20) al √
muntad± al ‘±lam³ li kubr±
iqti¡±diyyatti ad dawli f³ al
‘±lami/

„Selain itu, kami adalah anggota

85
penting Forum Dunia G20 dari
Ekonomi Terkemuka di Dunia‟
[19]
ّ‫ي‬ ًّ ٍ ‫ادًّـّالىػّىرىّم‬ ًّ ‫الزّيى ّىارىّةّالّتَّاًّر ًّيّيَّّةىّ ًلػى‬ ّ ّ‫ّفىًّإ َّّف‬
ّ‫كّ ىس ػٍّل ىّما يّفّبٍػ يّنّ ىّعٍب ػ يّد‬ ّ‫يّ ّاللًػ ي‬ ًّ ٍ ‫الش ػًّريٍّػ ىّف‬
َّ
ًّ‫العًّزي ػ ػ ًّزّ ّح ًّفظىى ػ ػ ّوّاهللّ ّكّلًىّقائًػ ػ ًّوّّبًّأى ًّخي ػ ػ ّو‬
ٍ ‫ىّ ٍ ى ي ى‬
ّ‫ف‬ ّ ًّ‫سّ يجٍّويك ػ ٍّوّ ًّكيٍػ يّد ٍّكيّد ٍّك‬ ًّ ‫خ ىامػ ّةىّالػٌّػرّئًٍّي‬ َّّ ‫ّفى‬
ّ‫ت‬ ٍّ ‫ّقىػ ٍّدّ ىّد ىش ػّنى‬،‫اض ػي‬ ً ‫سّ ّال‬ ٍّ ‫ىش ػ ٍّه ًّرّ ىم ػاًّر‬
‫ى‬
ّ‫ي‬ ًّ ٍ ‫يّّ ىّج ًّديٍػ ػ ػ ػ ىّدتىّػ‬
ًّ ٍ ‫يّ ىّكيّمّنًٍي ػ ػ ػ ػّىرتىّػ‬ ًّ ٍ ‫ىمػ ػ ػ ػٍّر ىّحّلىتىّػ‬
ّ ‫يّبىّػٍّل ىّدّيٍ ًّن‬ ّ‫ّلًلتَّّػ ىّع يّاك ًّفّبىّػ ٍ ى‬
/Fa inna az ziy±rata at
t±rikhiyyata li kh±dimi al
¥aramyni as syar³fayni al m±liku
salm±n ibnu ‘abdul’az³z
hafi§ahu allah a liq±ihi bi akh³hi
fakhh±mah ar ra³si jokowidodo
f³ syahri m±ris al m±d³, qad

dasyanat mar¥alatayni wa
mun³ratayni li at ta’±wuni bayna
baldayni/

„Maka, saat diadakannya


kunjungan bersejarah yaitu
pertemuan Raja Salman bin
Abdul Aziz Al Saud dengan
Presiden Joko Widodo di
Indonesia pada bulan Maret lalu,
telah diresmikan dua kesepakatan
baru dan penerusan kerjasama
antara kedua negara‟
[20]
ّ‫تّّبًتىّػ ٍّوّقًٍّي ّعً ًّه ىم ػ ػاّّلً ىع ػ ػ ىّد ًّدّ ًم ػ ػ ىّن‬
ٍّ ‫اخّتىّتى ىم ػ ػ‬
ٍّ ‫ىّك‬

86
ًّ ‫العي يق ػ ػ ػ ػ ػ ػ ٍّوًّدّىّكاتػّ ىّف ّاقًيَّ ػ ػ ػ ػ ػ ػ‬
ّ‫اتّالتَّّػ ىع ػ ػ ػ ػ ػ ػ يّاك ًّف‬ ّ
ّ‫ىّكّتى ٍّد ًشػ ػ ػٍيّػنيّػ يّه ٍّمّ ىعػ ػ ػ ىّد ىّدّ ًمػ ػ ػ ىّنّ ّال ىش ػ ػ ػاًّري ًّع‬
‫ى‬
ّ ً‫اع ىّدّة‬ ًّ ‫الو‬ ّ‫ى‬

/Wa ikhtatamat bi tawq³’ihim± li
adadi min al ‘uq­di wa it
tif±qiyy±ti at ta’±wuni wa
tadsy³nuhum ‘adada min al
masy±r³’i al w± ‘idati/

„Diakhiri dengan
penandatanganan dari pemimpin
kedua negara atas sejumlah
kontrak dan kesepakatan
kerjasama serta peluncuran
sejumlah proyek yang dijanjikan‟
[21]
ّ‫يّبىّػٍّل ىّديٍّػّنىا‬ّ‫جاًّرمّبىّػ ٍ ى‬ ّ‫ىّكٍّارتىّػ ىّف ىّعّ ّالًّىيزا يّفّالتّ ى‬
ّ‫ّ ًّمٍّليّاى وّرّ يّدٍّكىّل وّرّ ىّسّنىًّويّانّىّكًىػ ىّي‬٠ّ‫ال‬ ٍّ‫ًّلىىّو ى‬
ّ‫لنّىّكىىػ ػ ىّذا‬ ّ ‫صػ ػ ّعي ٍّوًّدّ يّم ٍسػ ػتىّػ ٍّقّبى‬ ً ّ ‫ّمّر َّشػ ػ‬
‫ح ّةهّّللّ ي‬‫يى ى‬
ّ‫اسػّيىّتًمّّ ىٍّت ًّقٍيّػ يقػ ّويّ ىّعٍب ػىّرّّيرٍّؤيىػ ًّةّ ّال ٍّمّلى ىكػ ًّة‬‫ىّم ى‬
‫ى‬
ًّ ‫فّ ىّمى‬
ّ‫اؿ‬ ّ ً 2030 ‫العّىرّبًّيًَّّةّالسّ ّعي ٍّوًّدّيًَّّة‬ ّ‫ى‬
ّ‫ش ىًّت ًّؾّىّكىّرّىزانػى ّةيّّىك يّح يّك يمػ ّةي‬ ٍّ ‫ال ٍّسّتًّثٍ ىّما ًّرّ ّال‬
ًّ
‫ي‬
.‫ّقى ّائً ًّدمّاّلىبٍّل ىّدّيٍ ًّن‬
/Wa irtafa’a al m³z±nu at tij±r³
bayna baldayn± li ¥aw±lay 9 √
mily±r duularin sanawiyyan wa
hiya murassya¥atun lissu’­di
mustaqbalan wa h±©± m±
sayatimmu tahq³quhu ‘abru
ru’yati al mamlakati al

87
‘arabiyyati as su’­diyyati 2030
f³ maj±li al isti£m±ri al musytariki
wa raz±natu wa ¥uk-matu
q±’id³ al baldayni/

„Neraca perdagangan antara


kedua negara kita telah meningkat
menjadi sekitar $ 9 miliyar per
tahun dan diperkirakan akan
meningkat di masa depan. Hal ini
akan dicapai melalui visi
Kerajaan Arab Saudi 2030 di
bidang investasi bersama dengan
kejujuran dan kebijaKASnaan
para pemimpin kedua negara‟

Penerapan kaidah [H] pada proposisi [21]. Penerapan kaidah [P] pada
proposisi [17] sebagai penanda untuk membangun interpretasi pemahaman dari
paragraf. Di samping itu, penerapan kaidah [R] pada proposisi [19] dan [20].
Terakhir, penerapan kaidah [S] pada proposisi [18]. Adapun hasil Proposisi
Makro 7 (PM-7) sebagai berikut:

(G)

ّ‫ض يّل ّّفىّإى َّّف‬ ٍّ ّ ‫سّيىا ّ ًّى ىّي‬


ّ‫اْلىّفٍ ى‬ ًّ ‫ات السّ ّعي ٍّوًّدّيَّة ّ ىّم ىّع ّّإًّنٍ يّد ٍّكّنًٍّي‬ ّ‫لّقى ي‬ ّ‫ّ ىّع ى‬،‫سي‬ ًٍّ ‫الر‬ ‫ستىّػىّول ّى‬ ٍّ ‫ّأىَّّما ىّعّلىى اّلٍ يّم‬
ّ‫العًّزّيٍ ًّزّ ىّكّلًىّق ّائًًّوّّبًّأى ًّخٍّيًّو‬
ّ‫كّ ىّسٍّل ىّما يّفّّبٍ يّنّ ىّعٍّب يّدّ ى‬ ّ‫يّ ّالّلً ي‬ ًّ ٍ ‫الشًّريٍّػ ىّف‬
َّّ ّ‫ي‬ ًّ ٍ ‫الىّىرىّم‬ ّ ّ‫ادًّـ‬ ًّ ‫الزّيى ّىارىّةّالّتَّاًّر ًّيّيَّّةىّ ًّلى‬
ّ
‫ى‬
ّ‫ي ّّلًلتَّّػ ىّع يّاك ًّف‬ ًّ ٍ ‫ي ّ ىّج ًّدّيٍ ىّدتىّػ‬
ًّ ٍ ‫ي ّ ىّكيّمّنًٍيّػّىرتىّػ‬ ًّ ٍ ‫ت ّ ىّمٍّر ىّحّلىتىّػ‬
ٍّ ‫س ّ يجٍّويّك ٍّو ّ ًّكّيٍ يّد ٍّكيّد ٍّك ّّقى ٍّد ّ ىّد ىّشّنى‬ ًّ ‫الرّئًٍّي‬
ٌّ ّ ‫خ ىّام ّةى‬ َّّ ‫ّفى‬
ّ ‫تّّبًتىّػ ٍّوّقًٍّي ّعً ًّه ىّما‬ ٍّ ‫يّبىّػلٍّ ىّدّيٍ ًّنّىّك‬
ٍّ ‫اخّتىّتى ىّم‬ ّ‫بىّػ ٍ ى‬
/Amm± ‘al± al mustaw± ar rasm³, al±qatu as-s’udiyyata ma’a ind-n³siyya hiya
al-afdholu fa inna az ziy±rata at t±rikhiyyata li kh±dimi al ¥aramyni as
syar³fayni al m±liku salm±n ibnu ‘abdul’az³z hafi§ahu allah a liq±ihi bi akh³hi
fakhh±mah ar ra³si jokowidodo qad dasyanat mar¥alatayni wa mun³ratayni li
at ta’±wuni bayna baldayni wa ikhtatamat bi tawq³’ihim±/

88
„Pada tingkat resmi, hubungan arab saudi dengan Indonesia adalah yang terbaik.
Maka diadakannya kunjungan bersejarah kepada Khadimu Al-Haramain As-
Syarifayn Raja Salman bin Abdul Aziz dan pertemuannya dengan Presiden Joko
Widodo dan diakhiri dengan penanda tanganan kedua belah pihak‟

4.2.7.7 Dimensi Praktik Wacana Paragraf 7


Pada dimensi ini, menginterpretasikan kondisi dan perubahan yang terjadi
pada praktik sosiokultural. Fairclough (2010) mengatakan bahwa perubahan
konteks sosiokultural mempengaruhi produksi dan konsumsi teks. Begitu juga,
praktik wacana yang berkaitan dengan produksi dan konsumsi teks tidak dapat
dipisahkan dari pengaruh situasi sosial dan budaya. Oleh karena itu, analisis
praktik sosial dan budaya harus dilakukan bersama dengan analisis teks dan
analisis praktik wacana.

4.2.7.7.17 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 17


Dari proposisi ini yang perlu digaris bawahi adalah kata ‫ ثأفضم‬/ bi af«ali /
„terbaik‟. Posisi kerjasama pemerintahan Arab Saudi dengan Indonesia dianggap
terbaik oleh Osama. Anggapan ini tidak hanya oleh Osama secara individu, tetapi
Kerajaan Arab Saudi juga menganggap hal itu demikian. Di sisi lain, anggapan
yang disampaikan ini penuh dengan kepastian dan keyakinan yang maknanya
diambil dari kata ‫„ اإلطالق‬sudah pasti‟. Maka kedua kata dan kedua maksud
tersebut memiliki kesetaraan dan kesinambungan antara satu sama lain.

Sesuai uraian di atas dan sebelumnya, kita mengetahui bahwa Arab Saudi
dan Indonesia sudah lama bekerjasama dalam bidang perekonomian, sosial,
politik, dan sebagainya. Bidang-bidang tersebut sudah termasuk dalam ranah
formal atau resmi bagi keduanya. Lamanya kerjasama ini, menjadikan Osama
ingin terus maju dan berkembang bersama Indonesia. Keinginan Osama
merupakan keinginan Kerajaan Arab Saudi. Adapun, keinginan untuk terus maju
dan berkembang terlampir pada proposisi IV.[11]:

89
،‫ستىّػ ٍّقّبى ًّل‬ ّ ًّ‫ّنى ّطٍ ىّم يّحّّلًلٍّ ىّمًّزّيٍ ًّد‬
ٍّ ‫فّ ّال‬
‫ي‬
/Na¯mahu lilmaz³di f³ al mustaqbali,/

„Kita masih bercita-cita untuk berbuat lebih di masa depan‟

Pernyataan ini berupaya agar KAS Usaha mengalami perluasan,


perkembangan, dan pembaharuan di setiap bidang pemerintahan. Hal ini
ditunjukan melalui kata „berbuat lebih‟ yang artinya mengalami perkembangan.
Adapun perkembangan tersebut dalam bidang ekonomi, keilmiahan, sosial seperti
yang tercantum dalam proposisi IV.[11] dan V.[12]:

IV.[11]

ّ‫ل‬ ّ ًّ‫اؿّّنى ّطٍ ىمػ يّحّّلًٍّل ىّمًّزيٍػ ًّد‬


ّ‫ّّإً ى‬،‫فّ ّال ٍسػتىّػ ٍّقّبى ًّل‬ ّ‫فّال ىقػ ًّد ًٍّيّّإًَّّلّّأىنىّػنىػاّىّلّنىػّىز ي‬ّ ًّ‫ىّكّىر ٍغػ يّمّ يكػلّّ ىمػاّ ىّتى َّقػ ىّق‬
‫ي‬
ً ًًّ ‫العًٍّل ًمػيّ ّد‬ ًّ ‫صػ‬ ً ًّ ًّ‫الرفىػ ّاه‬ ّ ّ‫ىّمًّزيٍػ وّدّ ًمػ ٍّن‬
ّ ًّ‫مشػاّ ًرىّك ّةي‬
ّ‫فّتىّػ ٍّعًّزيٍػ ًّزّالسػٍّل ًّم‬ ‫ّىّكاّلي ى‬،‫اخّليػان‬ ‫ادمّىّكالتَّّػ ىقػدًّّـّ ّ ى‬ ‫الّقٍّت ى‬
.‫ىّكا ّْلىٍّم ًّنّ ىّعاّلى ًّميّان‬

/Wa ragmu kulli m± tahaqqaqa f³ al qad³mi ill± annan± l± naz±lu na¯mahu


lilmaz³di f³ al mustaqbali, il± maz³din min ar rif±hi al iqti¡±d³ wa at taqaddumi
al ‘ilmi d±khiliyyan, wa al musy±rikatu f³ ta’z³zi as silmi wa al amni ‘±lamiyan/

„Terlepas dari semua yang telah dicapai di masa lalu, kita masih bercita-cita untuk
berbuat lebih di masa depan, untuk kesejahteraan ekonomi yang lebih besar dan
kemajuan ilmiah secara internal, dan berpartisipasi dalam mempromosikan
perdamaian dan keamanan secara global‟

V.[12]

ًّ ‫تّّأى ٍّفّّتى يكػ ٍّو ىّفّّفى‬


ّ‫اعلىػ ّةن‬ ّ ً‫جّتى ىمػ ًّعّال ىّػدٍّك‬
ٍّ ‫لّقىػَّّرّىر‬ ّ ًّ‫ض وّوّ ىّج ًّديٍػ وّد‬
ٍّ ‫فّ ّال‬ ٍّ ‫ض ىّم ًّاـّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىّك ًّةّ ىّك ىّع‬ًّ ٍ‫ىّكيّمٍّن يّذّّاًّن‬
‫ي‬
‫فّالعػا ًىّلّ ًمػ ّنّ ًّجهػ ّةّو‬ ً ً ً ً ً ًّ ٍ ‫ح ًّةّال ىّف ٍّق ًّرّ ًّم ٍّنّ ًّج ىهػ وّةّىّكىٍّت ًسػ‬
‫ؼّ ّالىّعٍّيشػّيَّّةّّلٍّلّبى ىشػ ًّرًّ ّ ى ٍ ى‬ ّ ‫يّالظيػّيرٍّك‬ ّ‫فّ يّم ىّكاّفى ى‬ ًّ
ّ ّ،‫ّأي ٍّخّىرل‬

90
/Wa mun©u in«im±mi al mamlakati ka ‘a«win jad³din f³ al mujatam’i ad dawl³
qarrarat an takuuna f±’ilatan f³ muk±fa¥ati al faqri min jihatin wa ta¥s³ni ad
§ur­fi al ma’³syiyyati li al basyari f³ al ‘±lami min jihatin ukhr±/

„Sejak aksesi6 Kerajaan sebagai anggota baru di dalam komunitas internasional,


maka Kerajaan telah memutuskan untuk memberantas kemiskinan dari satu sisi
dan memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat di dunia pada sisi yang lain‟

Dengan demikian, hal ini disampaikan Osama untuk memberikan


kepercayaan lebih terhadap perspektif para hadirin yang mayoritas masyarakat
Indonesia. Karena, Arab Saudi sudah menganggap Indonesia sebagai saudara
yang tidak hanya dalam ranah formal tetapi dalam ranah non-formal juga.
Hubungan bilateral Arab Saudi dan Indonesia yang semakin dalam tahapan
terbaik. Dengan ini, Osama memiliki hak kuasa yang besar terhadap Indonesia
untuk terus berusaha ke mengarahkan dan menuntun ke arah yang terus terbaik
dari ini.

Semua penjelasan ini, sebenarnya sudah disinggung dari proposisi-


proposisi sebelumnya. Pada intinya, Osama sebagai perantara pemerintah
Kerajaan Arab Saudi dengan Indonesia, harus menyampaikan pesan dengan
sebaik-baiknya. Meskipun, saat kedatangan Osama ke Indonesia sebagai tamu,
tetap saja perilaku dan etika seorang tamu harus tetap dijaga. Dalam konteks ini,
Osama berusaha memberikan kebanggannya dan apresiasinya kepada Indonesia
atas apa yang sudah didedikasikannya secara bersamaan. Pada akhirnya, Arab
Saudi ingin terus melanjutkan jalan yang baik ini dengan Indonesia. Pernyataan
ini di dukung oleh proposisi-proposisi selanjutnya. Dengan apa yang telah
dikatakan oleh Osama mengenai keberhasilan yang luar biasa dalam bidang
ekonomi. Menjadikan KAS berfikir, untuk mengajak Indonesia dalam
melanjutkan keberhasilan yang sudah terbaik ini. Hal ini didukung oleh proposisi
VII.[18] dan VII.[19]:

6
Aksesi adalah sebuah tindakan formal yang dilakukan oleh suatu negara dalam tingkat
internasional untuk menyatakan terikat atau menjadi pihak dalam suatu perjanjian.

91
VII.[18]

ّ‫العػاّلى ًّميّّلً يّكٍب ػّىرل‬ ًّ ‫اف يّم ًّه َّمػ‬


ّ ً ‫اف‬
‫ف (جػيَِ) اّلٍ يّمٍّنتىػ ىّدلّ ى‬ ًّ ‫ضػىّو‬ ًّ ً‫ل ىّجانػ‬
ٍ ‫ب ّأى ٍّف يّكلّنىػا ّعي‬ ّ‫فىػًّإ ى‬
ّ ّ،‫العا ًىّل‬
ّ‫فّ ى‬ّ ًّ‫الد ٍّكًّؿ‬
ّ‫اتّ ى‬ ّ‫ّاًّقٍّتً ى‬
ًّ ‫ص‬
ًّ َّ‫ادّي‬

/Fa il± j±nibi an kullan± ‘udw±ni muhimm±ni fi (j³ 20) al muntad± al ‘±lam³ li
kubr± iqti¡±diyyatti ad dawli f³ al ‘±lami/

„Selain itu, kami adalah anggota penting Forum Dunia G20 dari Ekonomi
Terkemuka di Dunia‟

VII.[19]

ّ‫العًّزّيٍ ًّزّ ىّح ًّف ّظىّوي‬


ّ‫كّ ىّسٍّل ىّما يّفّّبٍ يّنّ ىّعٍّب يّدّ ى‬ ّ‫يّ ّالّلً ي‬ ًّ ٍ ‫الشًّريٍّػ ىّف‬
َّّ ّ‫ي‬ ًّ ٍ ‫الىّىرىّم‬ّ ّ‫ادًّـ‬ ًّ ‫الزّيى ّىارىّةّالّتَّاًّر ًّيّيَّّةىّ ًّلى‬ّ ّ‫ّفىًّإ َّّف‬
‫ى‬
ّ‫ّّقى ٍّد‬،‫ضي‬ ً
ّ ‫سّالّاى‬ ٍّ ‫فّ ىّش ٍّه ًّرّ ىّماًّر‬ ّ ًّ‫سّ يجٍّويّك ٍّوّ ًّكّيٍ يّد ٍّكيّد ٍّك‬ ًّ ‫الرّئًٍّي‬
ٌّ ّ‫خ ىّام ّةى‬ َّّ ‫اهللّ ىّكّلًىّق ّائًًّوّّبًّأى ًّخٍّي ًّوّّفى‬
ّ‫يّّلًلتَّّػ ىّع يّاك ًّفّبىّػ ٍ ى‬
‫يّبىّػٍّل ىّدّيٍن‬ ًّ ٍ ‫يّّ ىّج ًّدّيٍ ىّدتىّػ‬
ًّ ٍ ‫يّ ىّكيّمّنًٍيّػّىرتىّػ‬ ًّ ٍ ‫تّ ىّمٍّر ىّحّلىتىّػ‬
ٍّ ‫ىّد ىّشّنى‬

/Fa inna az ziy±rata at t±rikhiyyata li kh±dimi al ¥aramyni as syar³fayni al


m±liku salm±n ibnu ‘abdul’az³z hafi§ahu allah a liq±ihi bi akh³hi fakhh±mah ar
ra³si jokowidodo f³ syahri m±ris al m±d³, qad dasyanat mar¥alatayni wa
mun³ratayni li at ta’±wuni bayna baldayni/

„Maka, saat diadakannya kunjungan bersejarah yaitu pertemuan Raja Salman bin
Abdul Aziz Al Saud dengan Presiden Joko Widodo di Indonesia pada bulan Maret
lalu, telah diresmikan dua kesepakatan baru dan penerusan kerjasama antara
kedua negara‟

4.2.7.7.18 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 18


Dari proposisi ini, Osama ingin menunjukan bahwa ranah formal kami
dalam berbagai bentuk kerjasama yang sudah berhasil direalisasikan. Salah satu
bentuk kerjasama yang berhasil itu ialah Arab Saudi dan Indonesia merupakan
anggota penting Forum Dunia G20 dari Ekonomi Terkemuka di dunia. Hal ini

92
juga, Osama ingin menunjukan bahwa Indonesia sudah sejauh ini melangkah
bersama Arab Saudi di dunia internasional. Pernyataan ini ditunjukan melalui
sepenggal kalimat yang berada dalam proposisi VII.[18]:

ّ‫العا ًىل‬
ّ‫ف ى‬ ًّ ‫اف يّم ًّه َّّم‬
ّ ً ‫اف‬ ًّ ‫ضىّو‬
ٍّ ‫ّعي‬

/‘udw±ni muhimm±ni fi al ‘±lami / „anggota penting di Dunia‟

Dengan cara inilah Osama membuka pemikiran kerdil dari pemerintahan


Indonesia, termasuk pemerintahan Arab Saudi sendiri. Bahwa keduanya sudah
menjadi anggota penting dalam bidang yang penting pula, yaitu bidang ekonomi
terkemuka dunia. Maka dari sinilah, yang harus disadari keduanya, bahwa dengan
kerjasama yang baik dapat membawa keduanya menuju kesuksesan. Dengan
begitu, untuk waktu dekat maupun mendatang, Indonesia dan Arab Saudi dapat
mencetak kesuksesan tingkat internasional dalam bidang yang lain. Misalnya,
dalam bidang sosial, budaya, politik, pariwisata, dan sebagainya.

Di samping itu, dengan terjunnya kedua negara tersebut di Forum Dunia


dalam bidang ekonomi. Ternyata, dapat memberikan jalan untuk menjadikan
mereka pihak nomor satu dalam merealisasikan cita-cita dan visi misi Kerajaan
Arab Saudi beserta Indonesia. Adanya hal ini, Kerajaan Arab Saudi seolah-olah
tidak ingin terkalahkan dari negara-negara lain. Sebagaimana hal tersebut
terceminkan dalam proposisi V.[14].

ّ،‫يّلًػ ّىبّاىًّم ًّجّا ّْليىمػ ًّمّاّلٍ يّمّتَّ ًحػ ىّدّةًّا ًّلٍّنى ّائًيَّػ ًّة‬ ّ‫ّىك ىّح ّالًيػّانّّتىّػ ٍّعتىػًّبيّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىكػ ّةيّ ًمػ ٍّنّّأى ٍكػ ىًّبّّأىٍّربىّػ ىعػ وّةّ ىمػ ى‬
ّ‫انَّ ٍ ى‬
ّ‫ ًّمٍّليىػ ى‬46 ‫لّّأى ىّكثىػىّرّ ًمػ ٍّن‬
ّ‫ار‬ ًّ ‫الع ٍشػ ًّرّ ىسػنىّػىّو‬
ّ‫اتّا ّْلى ًّخٍي ػّىرّةًّّإً ى‬ ّ‫ل يّؿّ ى‬ ّ‫اهىتيّػ ىّهاّ ًّخ ى‬
ّ‫س ى‬ ّ‫تّ ىّم ى‬ ٍّ ‫صّلى‬ ّ‫ثّ ىّك ى‬ ّ‫ىّحٍّي ي‬
.‫ص ّةنّ ًّمٍنّػ ىّها‬
َّّ ‫بلدّانّ ىّح‬٣ّّ‫ّكّاى ىّفّلػ‬،‫يّدٍّكىّلر‬

/Wa ¥±liyan ta’tabiru al mamlakatu min akbari arba’atin m± najjayna li


bar±miji al umami al mutta¥idati al inm±iyyati, hay£u wa¡alat mas±hamatuh±

93
khil±lu al a’syri sanaw±ti al akh³rati il± ak£ar± min 46 mily±ra duul±r, k±na li
83 baladan has¡atan minh±/

„Saat ini, Kerajaan adalah salah satu dari empat donor terbesar untuk program
pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dengan kontribusi selama 10 tahun
terakhir mencapai lebih dari $ 46 miliyar, dimana 83 negara ikut memiliki andil
dalam program tersebut‟

Proposisi ini menerangkan, seolah-olah Arab Saudi berhak merealisasikan


visi misinya karena, Arab Saudi sudah memberikan donor tebesarmya bagi PBB.
Bahkan, Arab Saudi juga pernah memberikan penawaran saham perdana atau
Initial Public Offering (IPO) di 2018 ini. Dengan demikian, melalui pemberiannya
ini kepada Indonesia dan PBB, Arab Saudi layak untuk didukung dalam
pencapain visi misi Arab Saudi 2030. Dalam tahap perwujudan visi misi, Kerajaan
menjalankannya secara perlahan-lahan tapi pasti. Agar mencetak ambisi yang
sukses dari visi dan misi mereka tersebut. Salah satu tahap perwujudannya yaitu
melalui sebuah perjanjian, kemudian kesepakatan, dan penanda tanganan oleh
kedua belah pihak Indonesia dengan Arab Saudi. Sebagaimana pernyataan ini
dapat dibuktikan melalui proposisi selanjutnya.

4.2.7.7.19 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 19


Proposisi ini, menyempurnakan isi dan maksud dari proposisi sebelumnya.
Osama memperjelas kembali bahwa kerjasama ini sudah diperpanjang masanya
dan diresmikannya dua fase baru antar keduanya. Dua fase tersebut dilampirkan
dalam surat MoU (Memorandum of Understanding) atau Nota Kesepahaman
antara Indonesia dan Arab Saudi. Adapaun isi dari surat MoU tersebeut
sebagaimana berikut:

1. Deklarasi pemerintah Kerajaan Arab Saudi perihal peningkatan pimpinan


sidang komisi bersama. Menteri Kabinet Kerja yang menandatangani MoU ini
adalah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

94
2. Pendanaan Arab Saudi terhadap pembiayaan proyek pembangunan antara Saudi
Fund for Development dan Pemerintah Indonesia. Menteri Keuangan RI dan
Wakil Direktur Saudi Fund adalah dua orang yang menandatangani MoU ini.

3. Nota kesepahaman kerja sama kebudayaan antara Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia serta Kementerian Kebudayaan dan Informasi
Kerajaan Arab Saudi.

4. Program kerja sama antara Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia dan Otoritas Usaha Kecil dan Menengah Kerajaan
Arab Saudi mengenai pengembangan usaha kecil dan menengah.

5. Nota kesepahaman antara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan


Kementerian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi di bidang kerja sama kesehatan.

6. Nota kesepahaman antara otoritas aero nautica Pemerintah Indonesia dan


Kerajaan Arab Saudi.

7. Program kerja sama Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi


Republik Indonesia dengan Kementerian Pendidikan Kerajaan Arab Saudi dalam
bidang kerja sama scientific dan pendidikan tinggi.

8. Nota kesepahaman antara Kementerian Agama Republik Indonesia dan


Kementerian Urusan Islam Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi di
bidang urusan Islam.

9. Nota kesepahaman antara Pemerintah Indonesia dan pemerintah Kerajaan Arab


Saudi di bidang kerja sama kelautan dan perikanan.

10. Program kerja sama perdagangan antara Kementerian Perdagangan Republik


Indonesia serta Kementerian Perdagangan dan Investasi Kerajaan Arab Saudi.

95
11. Perjanjian kerja sama dalam pemberantasan kejahatan antara Kepolisian
Negara Republik Indonesia dan Kementerian Dalam Negeri Kerajaan Arab
Saudi.7

Osama menganggap hal ini perlu disampaikan atas dasar Indonesia sudah
menjadi tuan rumah pada bulan Maret lalu. Sebagaimana tuan rumah
sesungguhnya, harus menerima dan memberikan segala hak kepada mereka dari
apa yang dibutuhkan baik dalam bentuk material maupun moral. Dengan
kesadaran kedua negara ini, mereka berusaha untuk membentuk dan mencetak
kemajuan baru selain menjadi anggota penting dalam G20 dari ekonomi
terkemuka di dunia. Keduanya tentu memiliki rasa bangga atas setiap proses dan
hasil kerjasama yang nyata selama ini. Hal ini diwakilkan dengan sebagian

proposisi yang ada yaitu ٍٚ‫ٍ ثهذ‬ٛ‫ٍ نهزعبٌٔ ث‬ٛ‫شر‬ُٛ‫ٍ ٔي‬ٛ‫ذر‬ٚ‫ٍ جذ‬ٛ‫ قذ دشُذ يشدهز‬/ qad

dasyanat mar¥alatayni wa mun³ratayni li at ta’±wuni bayna baldayni / „telah


diresmikan dua fase dan penerusan kerjasama antara kedua negara kita‟.

Dalam sebagian proposisi ini terlampirkan makna bahwa Osama juga ingin
menunjukan bahwa kerjasama yang baik ini tidak akan terhenti begitu saja. Akan
tetapi, justru Arab Saudi mengupayakan untuk terus mempertahankan kesuksesan
yang sudah diraih dari dulu sampai sekarang. Kerjasama yang baik akan
menghasilkan buah yang baik pula. Di balik teks ini, memberikan gambaran
tentang karakteristik bangsa Arab Saudi sendiri beserta masyarakatnya.
Karakteristik mereka yaitu ambisius dengan cita-cita mereka, rasisme dari sesuatu
yang tidak baik menurut mereka, egois dalam mengejar suatu keinginan secara
personal. Pernyataan ini sudah dibuktikan melalui penjelasan proposisi-proposisi
sebelumnya. Namun, dalam kerjasama pemerintahan karakter itu seolah-olah
hanya sebuah bayangan. Oleh karena itu, jika karakter tersebut diterapkan dalam
kerjasama ini, kemungkinan Indonesia tidak mau melanjutkan kontrak
kerjasamanya dengan Arab Saudi.

7
Media berita kompas.com reporter: Fabian Januarius Kuwado, di akses pada tanggal 20 Januari
2018.

96
Dengan begitu, dengan memberikan sedikit uraian mengenai kerjasama ini
oleh Osama. Osama selalu menanamkan harapan besar kepada Indonesia
sebagaimana isi dan pesan dari setiap proposisi yang dia sampaikan sebelum-
sebelumnya. Dengan demikian, kerjasama yang utuh dan kokohlah yang akan
memberikan benih sempurna bagi keduanya. Di samping itu, keseimbangan antara
keduanya dalam mengimplikasikan praktik kerjanya di lapangan. Keseimbangan
itu berupa kejujuran dan kebijaKASnaan oleh keduanya. Itulah yang terpenting
dalam menjalankan sebuah kepemerintahan suatu negara.

4.2.7.7.20 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 20


Dari proposisi ini tidak banyak yang perlu disampaikan. Hanya saja,
Osama ingin memberikan bukti kesepakatan yang nyata dan sudah pasti dengan

diakhiri penanda tanganan dari kedua belah pihak. Melalui kata ‫عًٓب‬ٛ‫ ثزٕق‬/ bi

tawq³’ihim± / „penanda tanganan kedua belah pihak‟ ini menjadikan perjanjian


suatu hal terikat bagi Arab Saudi dan Indonesia. Keterikatan ini tidak boleh
diganggu gugat bahkan diputuskan di tengah jalan dalam prosesnya. Oleh karena
itu, semua perjanjian ini memiliki resiko dan konsekuensi tertentu bagi keduanya.
Penanda tanganan juga diwujudkan untuk sejumlah kontrak kerja, kesepakatan
kerjasama, dan peluncuran sejumlah proyek-proyek yang dijanjikan sebelum dan
sesudahnya. Dengan demikian, Osama benar-benar ingin menunjukan ragam
keformalan dari apa yang dia sampaikan. Begitu juga, penandatanganan
merupakan hasil akhir dari seringnya diskusi, perkumpulan komunitas, dan
kedatangan Raja Salman ke Indonesia. Penanda tanganan ini dilakukan oleh Raja
Salman dengan Presiden Joko Widodo.

Inilah hasil akhir dari semua maksud proposisi Osama dalam pidatonya.
Adanya tahap akhir dari sebuah cita-cita dan visi misi Arab Saudi, diterimanya
sejumlah perpanjangan kontrak dari berbagai perjanjian. Oleh karena itu, tentu
ada kesenangan tersendiri dari dalam diri Osama saat menyampaikan pidato ini.
Sebagaimana kesenangan tersebut sudah terlampirkan dan dibuktikan melalui
proposisi-proposisi sebelumnya.

97
4.2.7.7.21 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 21
Isi dari proposisi ini hampir sama dengan apa yang dijelaskan proposisi
Osama sebelumnya. Sebenarnya, kerjasama Arab Saudi dengan Indonesia sudah
di pintu gerbang kesuksesan dalam tingkat perekenomian. Buktinya ialah neraca
perdagangan antara keduanya meningkat sekita $9 milyar per tahun. Selain itu,
Kerajaan juga terus berfikiran positif, untuk melanjutkan kontrak kerja dengan
Indonesia. Oleh karena itu, jika neraca perdagangan yang selama ini terus dalam
tahap peningkatan, tentu tahun-tahun selanjutnya akan mengalami peningkatan
juga. Akan tetapi, sisi inilah yang harus kita perhatikan. Osama mencoba untuk
mencapai peningkatan tersebut hanya melalui „visi misi Kerajaan‟ ‫خ انًًهكخ‬ٚ‫سؤ‬

/ru’yati al mamlakati /. Dengan demikian, kita menangkap sebuah arti bahwa,


kerjasama ini hampir dipegang penuh oleh Kerajaan Arab Saudi yang hanya
semata-mata untuk membantu mereka meraih apa yang mereka impikan selam ini.
Meskipun, Indonesia ikut andil dan mendapat keuntungan dari kerjasama ini.
Keuntungan tersebut antara lain seperti yang sudah disebutkan di atas. Seperti
halnya, hubungan pemerintahan Indonesia dengan Arab Saudi berada di posisi
terbaik, Indonesia dan Arab Saudi menjadi anggota penting dalam Forum Dunia
G20 dari Ekonomi Terkemuka di dunia, dan neraca perdagangan keduanya terus
mengalami peningkatan sejumlah $9 milyar per tahun.

Ternyata bentuk usaha Osama dalam membangun hubungan bilateral


dengan Indonesia yaitu, melalui ungkapan prestasi-prestasi dari Indonesia sendiri.
Akan tetapi, maksud ungkapan tersebut memiliki tujuan tertentu. Semua tujuan itu
tidak terlepas dari ambisi besar visi dan misi Arab Saudi terhadap Indonesia di
tahun mendatang. Agar kerjasama tersebut lebih dikembangkan dan dipertahankan
di bidang investasi, kejujuran, dan kebijaKASnan para pemimpin kedua negara.

Jadi, tetap saja Arab Saudi yang lebih ditinggikan dan diprioritaskan oleh
Osama meskipun kesuksesan ini diraih bersama dengan Indonesia. Sehubungan
dengan ditinggikannya Kerajaan Arab Saudi oleh Osama mengingat bahwa hari
tersebut merupakan hari istimewa bagi mereka. Hari tersebut ialah perayaan Hari

98
Nasional Arab Saudi yang dijadikan Osama untuk memberikan kebanggan bagi
negaranya sendiri. Hal tersebut juga sudah pasti untuk ditunjukan oleh khalayak
umum baik di Indonesia maupun di dunia. Dengan demikian, adanya hari tersebut
dijadikan Osama dan Kerajaan Arab Saudi untuk menginterpretasikan bahwa
mereka pantas untuk dibanggakan dan diprioritaskan. Karena mereka, Indonesia
mendapatkan penghargaan di tingkat internasional dan mendapatkan prestasi-
prestasi lainnya. Dari makna tersebut, penulis memberi anggapan bahwa mereka
berusaha menyombongkan dirinya demi mewujudkan tujuan besar mereka ialah
visi dan misi Arab Saudi 2030. Visi dan misi Arab Saudi itu ialah:

Visi Arab Saudi 2030 adalah berencana untuk mengurangi


ketergantungan Arab Saudi pada sektor minyak bumi, mendiversifikasi ekonomi
Arab Saudi, serta mengembangkan sektor layanan umum seperti
kesehatan, pendidikan, infrastruktur, rekreasi dan pariwisata. Rincian visi ini
diumumkan pada tanggal 25 April 2016 oleh Putra Mahkota Mohammad bin
Salman. Proyek yang akan dijalankan untuk mewujudkan visi ini dapat
menghabiskan biaya antara $3,7 juta hingga $20 juta.

Beberapa misi yang ingin dicapai oleh visi ini adalah:

 Indeks 'pemerintahan elektronik naik dari 36 menjadi 5.

 Semakin melokalkan sektor minyak dan gas dari 40% menjadi 75%.

 Menambah pendapatan non-minyak dari $163 miliar menjadi $1 triliun


setiap tahunnya.

 Menambah proporsi ekspor non-minyak dari 16% menjadi paling tidak


50% produk domestik bruto non-minyak.

 Menambah kontribusi sektor swasta terhadap produk domestik bruto dari


40% hingga 65%.

 Menambah persentase investasi langsung terhadap produk domestik bruto


dari 3,8% menjadi seperti rata-rata dunia (5,7%).

99
 Menambah kontribusi usaha kecil dan menengah dari 2% produk domestik
bruto menjadi 35%.

 Melompat dari peringkat 25 menjadi 10 besar dalam Indeks Persaingan


Global.

 Secara efektif melipatgandakan jumlah situs arkeologi yang terdaftar


di UNESCO8.

4.2.8 Dimensi Teks Paragraf 8


Dalam paragraf ini, terdapat 2 proposisi mikro yang mengerucut menjadi
proposisi makro. Untuk memperoleh proposisi makro maka diterapkanlah kaidah
proposisi makro yang terdiri dari kaidah penghapusan [H], pemilihan [P],
perampatan [R], dan atau penyusunan [S].

Tabel 1.8 Pemberian Proposisi Mikro

Paragraf Kode Proposisi Kaidah Makro


Penutup Proposisi H P R S
VIII [22]
ّ‫ّّأىىّكدّّّأى ٍّفّّأىن ػ ػػوهّّبًّأىنٌػ ػ ػ ّويّ ىّك ىمػ ػ ػا‬،‫ىّخّتىامػ ػ ػان‬
ًّّ‫الىًّزيٍػ ػ ػ ػّىرة‬
ّ ّ‫ض‬ًّ ‫اط ًّنّّأىٍّر‬ ًّ ‫جّ ًم ػ ػ ػ ٍّنّبىػ ػ ػ‬ّ‫ىخ ػ ػ ػّىر ى‬
ّ‫ج‬ ّ‫كخ ػ ػّىر ى‬ ً ّ‫العّىرّبًيَّ ػ ػ ًّةّّاىلػ ػ َّّػذ ىّى ي‬
‫ّ ى‬،‫بّا ّْلى ٍس ػ ػ ىّوّد‬ ّ‫ى‬
ّ‫ّّفىًّإنَّػ ػ ّوي‬،‫الىٍلػ ػو‬
ّ ّ‫التى ٍمػ ػيّر‬ ّ ّ‫طح ىّها‬ ًّ ‫ًمػ ػ ٍّنّ ىسػ ػ‬
ّ‫ب‬ ّ‫ّبّ ىّعلىػ ػ ػىّّأىٍّر ًض ػ ػ ػ ىّهاّّإًّنٍ ىس ػ ػ ػا هّفّ ىع ػ ػ ػىّرً ه‬ َّّ‫ّىر‬
ّّ‫يس ػ ػ ػ ػ ّعي ٍّوًّدمّّ ىٍّي ًم ػ ػ ػ ػ يّلّّبًىّقٍّلبً ػ ػ ػ ػ ًّوّاليػ ػ ػ ػب‬
ّ .‫ج ًّمٍّي ًّع‬ّ‫ل يّـّّلًٍّل ى‬
ّ‫الس ى‬ َّّ ‫ىّك‬
/Khat±man, awaddu an anwihi

8
Wikipedia https://id.wikipedia.org/wiki/Visi_Saudi_2030 yang diakses pada tanggal 20 Januari
2018.

100
biannahu kam± kharaja min √ √
b±¯ini ar«i al jaz³rati al
‘arabiyyati az ©ahabu al aswadi,
wa kharaja min sa¯hih± at tamru
al halw, fa innahu rabb± ‘al±
ar«ih± ins±nun ‘arabiyyun
su’­diyy­n ya¥milu biqalbihi al
¥ubbu wa as sal±mu li al jam³’i/

„Sebagai penutup, saya ingin


menunjukan bahwa sebagaimana
dari dalam perut bumi
semananjung Arab telah keluar
emas hitam, dan dari
permukaanya keluar buah tamar
yang manis, karena sesungguhnya
di atas tanah itu hidup dan
tumbuh orang Arab keturunan
Sa‟ud yang hatinya dipenuhi oleh
cinta dan kedamaian untuk
semua‟
[23]
ّّ‫احّ ىّحج‬ ّ‫يّ ىّنى ى‬ ّ‫سّلً ًّم ٍ ى‬ ٍّ ‫فىّػّنىّبى ّىارىّؾّ ًّلى ًّمٍّي ًّعّ ّال‬
ً ‫ًن‬
ّ‫اج‬ًّ ‫الي ىجػ ػ‬ ّ ّ‫العػ ػ يّاـّىّكالَّػ ػ ّذمّ ّمثٍػ ػ يّل‬ ‫ىىػ ػ ىّذاّ ى‬
ّ‫ ىّكًمػ ػ ٍّن‬10% ‫ي‬ ّ‫ا ًّلّنٍ يّد ٍّكّنًٍّي ًسػ ػيػّ ٍ ى‬
ٍّ ‫اج ػ وّةّبىّػّلىغى ػ‬
‫ت‬ ‫ض ػ ىّمّن ًّه ٍّمّّأى ٍّكبىػ ػيّرّ ىّح ى‬
ً
‫ى‬
ّ‫تّ ًى ػيّّأىَّم ػا‬ ٍّ ‫ح‬ ّ‫ص ػّبى ى‬ ٍ ‫ ىس ػّنىّةنّّأى‬104
ّ‫اجّ ىّك ىم ػ ػ ػ ػ ػاّنىّػبى ػ ػ ػ ػ ػاًّرىّؾّا ّْليَّم ػ ػ ػ ػ ػ ّةى‬ ّ‫ّلي ىج ػ ػ ػ ػ ػ ى‬
ّ‫السػ ػ ػ ػ ػ ػنى ًة‬
َّ ً‫العػ ػ ػ ػ ػ ػا ىّلّ ًِّّب‬ ‫ل ّمّيَّةّىّك ى‬
ً ّ‫ا ًّلسػ ػ ػ ػ ػ ػ ى‬
ٍ
ّ‫الى ًّدّيٍ ىّدّةًّّأى ىّعانىّػّنىاّاهللّ ىّكّإًّيَّا يّك ٍّم‬ ّ ّ‫جًّريّ ًّة‬ ٍّ ً‫ال‬ ّ
ّ‫ابّىّكالػ ػ ػ ػ ػ ىّػد ٍّكًّؿ‬ًّ ‫ّلً يّم ىّكاّفى ىح ػ ػ ػ ػ ػ ًّةّا ًّلٍّرىى ػ ػ ػ ػ ػ‬
ّ .‫اع ًّمّّلىّوي‬ ًّ ‫الد‬ ّ‫ى‬

101
/Fa nab±raka lijam³’i al √
muslim³na naj±¥a hajji h±©± al
‘±mu wa alla©³ mi£lu al huj±ji al
ind-n³siyy³na 10% wa min
«amanihim akbaru h±jatin 104
sanatan a¡bahat hiya amm± al
huj±ja kam± nab±rika al
ummata al isl±miyyatu wa al
‘±lamu bi as sanati al hijriyyati
al jad³dati a’±nan± allah wa
iyyakum li muk±fa¥ati al irh±bi
wa ad dawli ad d±’imi lahu/

„Kami ingin mengucapkan


selamat kepada umat Islam atas
keberhasilan haji tahun ini, yang
10% di antaranya merupakan
jamaah haji dari Indonesia.
Termasuk kebutuhan terbesar
yang mencapai 104 tahun ialah
banyaknya peziarah. Kami juga
ingin mengucapkan selamat
kepada umat Islam dan dunia
dengan memasuki tahun baru
Hijriah ini semoga Allah
menolong kita semua dalam
memerangi terorisme dan negara-
negara yang mendukungnya‟

Penerapan kaidah [H] pada proposisi [22]. Penerapan kaidah [P] pada
proposisi [23] sebagai penanda untuk membangun interpretasi pemahaman dari
paragraf. Di samping itu, penerapan kaidah [R] pada proposisi [22]. Adapun hasil
Proposisi Makro 8 (PM-8) sebagai berikut:

102
(H)

ّ‫اّعلىػ ػىّاّلٍ ىعػ ػ ىّد ًّد‬


ّ‫فّّإًّنٍ يّد ٍّكّنًٍّي ًسػ ػّيى ى‬ ٍّ ًّ‫لىًّمّيَّّةى‬
‫فّاّلٍ ىعػ ػا ًىّلّّىك ىّخ ى‬
ٍّ ًّ‫اصػ ػ ّةن‬ ٍّ ّ‫ىّكتيّػ ٍّهنًػ ػ يّئّاّلٍ ىّم ٍّمّلن ىكػ ػ ّةي‬
ًٍّ ّ‫اْليَّمػ ػ ّةى‬
ّ ‫ال ٍسػ ػ‬
ًّ ‫الى ًّدّيٍ ىّدّةًّّأى ىّعانىّػّنىاّاهللّ ىّكّإًيػَّا يّك ٍّمّّلً يّم ىّكاّفى ىحػ ًّةّا ًّلٍّرىىػ‬
ّ‫اب‬ ّ ّ‫جًّريّ ًّة‬ ٍّ ً‫ال‬
ّ ّ‫السنىًّة‬
َّّ ‫جّك‬ ّ‫جّا ى‬ ٍّ ّ‫اّلٍ ىّكّبً ًٍّيّ ًّم ٍّن‬
ّ‫الي ى‬
ّ .‫اع ًّمّّلىّوي‬ًّ ‫الد‬ّ‫الد ٍّكًّؿّ ى‬ ّ‫ىّك ى‬

/Wa tuhni u al mamlakatu al ummata al isl±miyyata f³ al ±lami wa kho¡otan f³


ind­n³siya ‘ala al ‘adadi al kab³r min al huj±j al hijriyyati al jad³dati a’±nan±
allah wa iyyakum li muk±fa¥ati al irh±bi wa ad dawli ad d±’imi lahu/

„Kerajaan mengucapkan selamat kepada umat islam di dunia dan khususnya di


Indonesia atas jumlah jamaah haji yang sangat banyak serta berkahnya tahun baru
hijriah ini. Allah pasti menolong kita dan kalian untuk memerangi terorisme dan
negara-negara yang mendukungnya‟

4.2.8.8 Dimensi Praktik Wacana Paragraf 8


Pada dimensi ini, menginterpretasikan kondisi dan perubahan yang terjadi
pada praktik sosiokultural. Fairclough (2010) mengatakan bahwa perubahan
konteks sosiokultural mempengaruhi produksi dan konsumsi teks. Begitu juga,
praktik wacana yang berkaitan dengan produksi dan konsumsi teks tidak dapat
dipisahkan dari pengaruh situasi sosial dan budaya. Oleh karena itu, analisis
praktik sosial dan budaya harus dilakukan bersama dengan analisis teks dan
analisis praktik wacana.

4.2.8.8.22 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 22

Dari proposisi ini, Osama seakan-akan memberikan gambaran bahwa


Allah telah memberikan keberkahan atas Jazirah Arab dengan keluarnya emas
hitam. Kemudian, dari permukaan Jazirah Arab keluarnya buah tamar yang manis.
Maka di sana pulalah hidup seorang Arab keturunan Saud yang mengusahakan
emas hitam tersebut untuk mensejahterakan tanah Arab Saudi beserta isinya.

103
Tidak hanya emas hitam tetapi segala sesuatu yang keluar dari permukaan pasir
tanah Arab seperti kurma, madu, dan lain-lain. Seseorang itu diwakili oleh kata

ّ‫بّ يسػ يّع ٍّوًّدم‬


ّ‫ ّإًّنٍ ىسػا هّفّ ىعػىّرً ه‬/ ins±nun ‘arabiyyun su’­diyy­n /. Seseorang tersebut memang

tidak disebutkan namanya oleh Osama, tetapi dibalik kata-kata yang dia
sampaikan hanya untuk mengenang semua jasa para raja terdahulu. Inilah maksud
terakhir dari Hari Nasional Arab Saudi oleh Osama. Osama mnginginkan agar
para raja selalu dikenang, karena merekalah yang sudah memberikan dedikasinya,
memberikan cinta dan kedamaian untuk semua orang. Meskipun Osama
mengobarkan semangat kerjasama dengan Indonesia, tetapi dia tidak melupakan
makna hari Nasional ini.

Dengan mengenang dan menghargai jasa para raja yang sudah


„membawa cinta dan kedamaian untuk semua orang‟ ‫ع‬ًٛ‫ذًم ثقهجّ انذت ٔانسالو نهج‬ٚ

/ ya¥milu biqalbihi al ¥ubbu wa as sal±mu li al jam³’i /. Osama mengajak para


hadirin dan seluruh umat manusia untuk saling mencintai dan memberikan
kedamaian satu sama lain. Karena inilah, hakikat terpenting arti dari sebuah
perjuangan yang diraih para raja untuk kesejahteraan, keselamatan, dan
kedamaian masayarakat Arab Saudi dan dunia. Inilah harapan besar yang terlintas
dibenak Duta Besar Arab Saudi untuk terus bersatu dalam melangkahkan
kebaikan untuk dunia dan akhirat.

Jika diberikan kesimpulan sederhana, Osama mengarahkan bahwa


Kerajaan Arab Saudi harus mengenang dan menghargai jasa para pahlawannya.
Karena sebab usaha merekalah tanah Arab Saudi menjadi sejahtera dan sesukses
ini. Cara mengenang dan menghargai mereka ialah melalui pengembangan dan
pembaharuan yang lebih baik di masa mendatang. Sebagaimana penjelasan ini
semua berkitan dengan proposisi-proposisi sebelumnya.

4.2.8.8.23 Dimensi Praktik Wacana Proposisi 23


Proposisi ini menjelaskan bahwa Osama sangat mengapresiasi apa yang
sudah dilakukan oleh umat Islam khususnya para jamaah haji Indonesia. Karena,

104
begitu banyaknya jumlah jamaah haji yang mewakili 10% peziarah dari Indonesia.
Di sisi lain, Osama memiliki harapan yang sangat besar atas terusnya kerjasama
ini, memberikan dampak kemajuan dari jamaah haji Indonesia di masa
mendatang. Dengan harapan jumlahnya bisa melebihi 10% dari jumlah
sebelumnya. Oleh karena itu, dengan banyaknya jamaah haji yang datang,
merupakan suatu kesuksesan dan kesejahteraan besar bagi Arab Saudi sendiri.
Menurut penulis semakin banyak jamaah haji, semakin banyak pula doa yang
dilimpahkan untuk umat manusia khusushnya umat Islam. Dengan doa,
menjadikan umat Islam menjadi aman, damai, dan tentram atas kelimpahan ridho
Allah swt. Selain itu, di akhir kalimat Osama memberikan doa bagi kita umat
Islam atas tahun baru Islam yang ke 1439 Hijriah semoga Allah memberkahi umat
Islam serta umat manusia di dunia ini.

Sehubungan dengan rasa cinta dan kedamaian yang diwujudkan oleh Raja
terdahulu, Duta Besar Arab Saudi ini dalam akhir kalimatnya juga mendoakan
Allah menolong kita untuk memerangi terorisme dan negara-negara yang

mendukungnya. Kata ini „terorisme‟ ‫ اإلسْبة‬/ al irh±bi / menjadi sorotan terakhir


bagi para hadirin untuk melihat betapa antusiasnya di hari Nasional Arab Saudi
ini, Kerajaan berusaha memperjuangkan kedamaian umat Islam dengan yang lain.
Semua ini menjadikan cerminan diri untuk para hadirin khususnya Indonesia
sendiri untuk menciptakan dan membantu mewujudkan perdamaian dan
menghentikan terorisme tersebut. Bahkan Osama tidak hanya bermaksud untuk

menghentikan tetapi untuk „memerangi; melawan‟ ‫ نًكبفذخ‬/ li muk±fa¥ati /


terorisme yang disebabkan oleh perbuatan negara-negara yang tidak memiliki rasa
kasihan.

Oleh karena itu, terorisme sendiri memberikan dampak negatif bagi umat
Islam. Sebagaimana ini terjadi di berbagai negara seperti, Yaman, Suriah,
Palestina, dan negara bagian Timur Tengah lainnya. Oleh karena itu, sebagai
saudara bahkan di daerah Timur Tengah, Osama berhak meminta haknya kepada
Indonesia untuk memberikan bantuan dalam bentuk apapun baik material maupun

105
moral. Inilah salah satu visi dan misi Arab Saudi untuk bekerjasama dengan
negara-negara lainnya. Karena Kerajaan Arab Saudi dan negara-negara lainnya
memiliki peran penting dalam mewujudkan perdamaian dunia. Terutama, 83
negara yang menjadi anggota dari PBB. Maka melalui organisasi inilah Arab
Saudi mewujudkan dan menciptakan perdamaian dan keamanan dunia.
Sebagaimana hal ini merupakan kesatuan dari proposisi-proposisi sebelumnya.

4.2.9 Rangkuman Dimensi Teks dan Praktik Wacana


Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap pidato Osamah
Asshuabi, ditemukan 23 proposisi mikro dan 8 proposisi makro wacana. Berikut
ini Proposisi Makro Wacana I-VIII:

Tabel 1.9 Rangkuman Proposisi Makro

Kode Proposisi Makro Proposisi Makro


(PM)
PM-I
ّ‫ ّلى ًّك ٍن‬،‫ش ًّر‬ ّ‫ن ّلًلدّ ىّكًّؿ يّى ىّو ىّك ّعًٍّي ًّد ّالًٍّي ى‬
ّ‫ل ًّد ّلًٍّلّبى ى‬ ٍّ ً‫ّإًّنَّاا لٍيىػ ٍوىّـ اّلٍىّو ّطى‬
ّ‫لى ّ ىّشّبى و‬
ّ‫اب‬ ‫ّع‬ ‫ؿ‬ ‫د‬ ‫ّي‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫ك‬ ّ ‫ك‬ ّ
‫ة‬ ّ
‫ي‬ ّ
‫س‬ً ‫لىّقىّةى بّػيّػنىّػ ّه ّما ّع ىّك‬
‫ى‬ ‫ى‬ ‫ي‬ ‫ى‬ ٍ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ى‬ ‫ه‬ َّ ‫الع ىّ ىٍ ي ى ى‬ ّ‫ى‬
ّ.‫ىكقيػ َّوةو‬
/Inn± al yauma al wa¯an³ li ad duawali ka’³di al
m³l±di lil basyari, lakin al ‘al±qata baynahum±
‘akasiyyatun, wa kulluhum yadullu ala syab±bin
wa quwwatin/

„Hari Nasional seperti hari kelahiran seseorang.


Namun, maksud hubungan perumpamaan keduanya
berbeda, dan semuanya mengindikasikan kepada rasa
lebih muda dan lebih kuat (pembaharuan)‟

PM-II
ّ‫ل ٍّسّتًٍّق ى‬
ّ‫ل ًّؿ‬ ًٍّ ً‫س ّيىّػ ٍّومّان ّّل‬
ّ‫ن ّّلًٍّل ىّم ٍّمّلى ىّك ًّة ّ يّى ىّو ّّلىٍّي ى‬
ّ ً‫الو ّطى‬ّ‫ّإًّنَّا الٍيىػ ٍوىّـ ّ ى‬
ًّ ‫ح ىّف‬
ّ‫اظ‬ ًّ ‫ب ّلًٍّل‬ ًّ ‫العّىر‬ ّ‫ح ىّم ّةي ّتىّػٍّو ًّحٍّي ًّد ّّأيَّّم وّة ّّفى ى‬
ّ‫جٍّزيٍّػّىرّةي ّ ى‬ ّ‫ّبى ٍّل ّ يّى ىّو ّ هّملٍّ ى‬

106
ّ‫آمّنىّةهّ ًّم ىّنّاّلٍ ّغيٍّرّبى ًاء‬
ًّ ّ‫ضيّاّلٍ يّم ىّق َّّد ىّس ًّة‬
ًّ ‫ىّعل ىىّّاٍ ّْلىرّاى‬
ّ
/Inn± al yauma al wa¯an³ lil mamlakati huwa laysa
yauman lil istiql±li bal huwa mul¥amatu tau¥³di
ummatin fa jaz³ratu al ‘arabi, lilhif±§i ‘ala ardhi
±minatun mina al gurb±i/

„Hari Nasional bagi Kerajaan Arab Saudi bukanlah


hari kemerdekaan, melainkan ini merupakan
penyatuan rasa semangat kepahlawanan bangsa di
Jazirah Arab, agar Tanah Suci aman dari orang asing‟

PM-III
ّ‫العّىرّبًّيًَّّة ّالسّ ّعي ٍّوًّدّيًَّّة ّّبًّتىاًّرّيٍ ًّخ‬
ّ‫ل يّف ّ ىّع ًّن ّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىّك ًّة ّ ى‬
ّ‫ىّتَّ ّا ًّل ٍّع ى‬
ّ‫ُ ّـ يى ىو ّ ىّعٍّب يّد ّاّلٍ ىّعًّزّيٍز ّّبً ٍّن‬٠ِّّ ‫ِّ ًّم ٍّن ّ ًّسٍّبّتى ٍّمًٍّب ّّلًٍّل ىّع ًّاـ‬
ّ‫ ّّبى ىّد ّءنا ّ ًّم ٍّن ّ ًّحٍّل وّم ّىّل‬،‫حىّوي ّاهلل‬ ّ ً‫آؿ ّ يّس ّعي ٍّود ّّىر‬
ًّ ّ ‫حىن‬ ٍّ ‫الر‬
َّّ ّ ‫ىّعٍّب يّد‬
‫ص ٍّوىّؿّّإًّلىٍّيًّو‬
ّ‫الو ي‬
ّ‫آخرّ ي‬ ّ‫ّيٍ ًّك يّنًّّْلى ىّح وّدّ ى‬
ّ
/Tamma al ‘i’l±nu ‘ani al mamlakati al ‘arabiyyati
as su’uudiyyati bit±r³khi 23 min sibtambir lil ‘±mi
1932 m huwa ‘abdu al-‘az³z bin ‘abdu ar-ra¥m±n
±li su’-d ra¥imahullahu, bada an min ¥ilmin l±
yumkinu li ahadin ±khor al-wus-la ilayhi/

„Pelantikan Raja dari Kerajaan Arab Saudi yang


diumumkan pada tanggal 23 September 1932 M yaitu
Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al Saud berawal dari
sebuah mimpi yang tidak dapat dicapai oleh orang
lain (banyak orang)‟
PM-IV
ّ‫ف‬ّ ًّ ً‫ص ّعً ىّدّة‬ ٍّ ‫جّلىّةيّتىّػٍّن ًّمّيَّوّة ّ ىّى ّائًّلىوّة ّ ىّك ىّعّلىى ّ ىّكاّفًَّّة ّا ّْلى‬ ٍّ ‫ّاًّنٍ ّطىّلى ىّق‬
ّ‫ت ّ ىّع ى‬
ّ ‫صل ّّىك ىّخ ّالًد ّ ىّكفىّػ ىّهد ّ ىّك ىّعٍّب يّد‬
ّ،ً‫اهلل‬ ّ‫ يّس ّعي ٍّود ّ ىّكفىّػٍّي ى‬: ‫ّعي يّه ٍّوًّد ّاّلٍ يّملٍّ ٍّو ًّؾ‬
ّ‫ل ّّبً يّذؿّ ّاّلٍ ىّمًّزّيٍ ًّد ّ ًّم ٍّن‬ّ‫اؿ ّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىّك ّةى ّأى ٍف ّّتى ّطٍ ىّم يّح ّّإً ى‬ ّ‫ّىكىّل ّتيّػّىز ي‬

107
.‫ستىّػ ٍّقّبى ًّل‬ ٍّ ًّ‫ا ٍّلي ٍّه ًّد‬
ٍّ ‫فّاّلٍ يّم‬
ّ
/In¯alaqat ‘ajalatu tanmiyyatin h±ilatin wa ‘al±
k±ffati al a¡’idati f³ ‘uh­di al mul­ki : su’­d wa
fay¡al wa kh±lid wa fahd wa ‘abdullahi, wa laa
tuz±lu al-mamlakata an tu¯mahu ila bi©ulli al-maz³di
min al-juhdi f³ al-mustaqbali/

„Sebuah roda pembangunan yang luar biasa telah


diluncurkan ke seluruh tingkat di masa pemerintahan
raja-raja: Saud, Faisal, Khalid, Fahd dan Abdullah,
dan kerajaan masih bercita-cita untuk berbuat lebih di
masa depan‟
PM-V
ّ‫جّتى ىّم ًّع‬ٍّ ‫ف ّ ّال‬ ّ ًّ ‫ض وّو ّ ىّج ًّدّيٍ وّد‬ ٍّ ‫ض ىّم ًّاـ ّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىّكّةي ّ ىّك ىّع‬ ًّ ٍ‫ىّكيّمٍّن يّذ ّّاًّن‬
‫ً ي‬
ّ‫ح ىّدّةى ّ ًّم ٍّن‬ ّ َّ‫ت ّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىّك ّةي ّ ىّد ٍّع ًّم ّا ّْليىّم ىّم ّ ّالّت‬ ٍّ ‫ ّقىّػَّّرّىر‬،‫ل‬ ّ ً‫الدٍّك‬
ّ‫ى‬
‫ي‬
َّ ‫م ًّْل‬
ّ‫ىف ّتىّػ ٍّعّتىًّبي ّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىّك ّةي‬ ٍّ ‫م ّىّكاّلٍ ىّم ٍّعّنىًّو‬
ٍّ ‫اد‬ًّ ‫الد ٍّع ًّم ّاّلٍ ىّم‬ َّّ ّ ‫ل ًّؿ‬ ّ‫ًّخ ى‬
ًّ‫ح ىّدّة‬ًّ َّ‫ي ّّلً ّىبّاىًّم ًّج ّا ّْليىّم ًّم ّاّلٍ يّمّت‬ ّ‫ًّم ٍّن ّّأى ٍّك ىًّب ّّأىٍّربىّػ ىّع وّة ّ ىّم ى‬
ّ‫انَّ ٍ ى‬
ّ‫ش ًّر‬ ٍّ ‫الع‬
ّ‫ل يّؿ ّ ى‬ ّ‫اهىتيّػ ىّها ّ ًّخ ى‬ ّ‫س ى‬ّ‫ت ّ ىّم ى‬ ٍّ ‫صّلى‬ ّ‫ث ّ ىّك ى‬ ّ‫ ّ ىّحٍّي ي‬،‫ا ًّلٍّنى ّائًّيًَّّة‬
‫ارّ يّدٍّكىّلر‬ ّ‫ ًّمٍّلّيى ى‬46 ‫لّّأى ىّكثىّػىّرّ ًّم ٍّن‬ ّ‫اتّا ّْلى ًّخٍيّػّىرّةًّّإً ى‬ ًّ ‫ىّسنىّػّىو‬
/Wa mun©u in«im±mi al mamlakati ka ‘a«win
jad³din f³ al mujatam’i ad dawl³ qarrarat
mamlakatu da’mi al umama al mutta¥idata min
khil±li ad-da’mi al m±d³ wa al ma’naw³ li anna
ta’tabiru al mamlakatu min akbari arba’atin m±
najjayna li bar±miji al umami al mutta¥idati al
inm±iyyati, hay£u wa¡alat mas±hamatuh± khil±lu
al a’syri sanaw±ti al akh³rati il± ak£ar± min 46
mily±ra duul±r/

108
„Sejak aksesi9 Kerajaan sebagai anggota baru di
komunitas internasional, kerajaan telah memutuskan
untuk mendukung PBB melalui dukungan material
dan moral, karena Kerajaan adalah satu dari empat
donor terbesar untuk program pembangunan
Perserikatan Bangsa-Bangsa, dengan kontribusi
selama sepuluh tahun terakhir mencapai lebih dari $
46 milyar‟
PM-VI
‫ال ٍّحّتً ىّف ّالًيَّػ ًّة ىكػ ٍّي ّأي ىّعب ػىّر ىعػ ٍّن ّأى ٍسىػى‬
ًّ ً‫كّىّكّاىنٍّػّتى ًهػيّز ىىػ ًّذّه‬
ّ . ‫سي‬ ًّ ‫ب ا ًّلّنٍ يّد ٍّكّنًٍّي‬ ّ‫ادّقىًّة ًّتى ّاهً ى‬
ًّ ‫الش ٍّع‬ ّ‫اعًّرم ى‬
ّ‫الص ى‬ ًّ ‫ش‬ ّ‫ىّم ى‬
/Wa antahizu h±dzihi al i¥til±fiyyati kay u’abbira
‘an asma masy±’ir³ as ¡ad±qati tij±hi as sya’bi al
induun³s³/

„Dan saya akan menggunakan kesempatan dalam


acara perayaan ini, untuk mengungkapkan kejujuran
tentang perasaan saya yang benar-benar tulus kepada
bangsa Indonesia‟
PM-VII
ّ‫ات السّ ّعي ٍّوًّدّيَّة ّ ىّم ىّع‬ ّ‫لّقى ي‬ ّ‫ ّ ىّع ى‬،‫سي‬ ًٍّ ‫الر‬‫ستىّػىّول ّى‬ ٍّ ‫ّأىَّّما ىّعّلىى اّلٍ يّم‬
ًّ ‫الزّيى ّىارةىّ ّالّتَّاًّر ًّيّيَّّةى ّ ًّلى‬
ّ‫ادًّـ‬ ّ ّ ‫ض يّل ّّفىّإى َّّف‬ ٍّ ّ ‫سّيىا ّ ًّى ىّي‬
ّ‫اْلىّفٍ ى‬ ًّ ‫ّإًّنٍ يّد ٍّكّنًٍّي‬
ّ‫العًّزّيٍ ًّزّ ىّكّلًىّق ّائًًّو‬
ّ‫كّ ىّسٍّل ىّما يّفّّبٍ يّنّ ىّعٍّب يّدّ ى‬ ّ‫يّ ّالّلً ي‬ ًّ ٍ ‫الشًّريٍّػ ىّف‬
َّّ ّ‫ي‬ ًّ ٍ ‫الىّىرىّم‬ّ
‫ًى‬
ّ‫ت‬ ً
ٍّ ‫س ّ يجٍّويّك ٍّو ّ ّكّيٍ يّد ٍّكيّد ٍّك ّّقى ٍّد ّ ىّد ىّشّنى‬ ً
ّ ‫الرّئٍّي‬
ٌّ ّ ‫خ ىّام ّةى‬ َّّ ‫ّبًّأى ًّخٍّي ًّو ّّفى‬
ّ‫ي ّبىّػلٍّ ىّدّيٍ ًّن‬ ّ‫ي ّّلًلتَّّػ ىّع يّاك ًّف ّبّػى ٍ ى‬ًّ ٍ ‫ي ّ ىّكيّمّنًٍيّػّىرتىّػ‬ ًّ ٍ ‫ي ّ ىّج ًّدّيٍ ىّدتىّػ‬ ًّ ٍ ‫ىّمٍّر ىّحّلىتىّػ‬
‫تّّبًتىّػ ٍّوّقًٍّي ّعً ًّه ىّما‬ ٍّ ‫اخّتىّتى ىّم‬ ٍّ ‫ىّك‬
ّ
/Amm± ‘al± al mustaw± ar rasm³, al±qatu as-
s’udiyyata ma’a ind-n³siyya hiya al-afdholu fa inna
az ziy±rata at t±rikhiyyata li kh±dimi al ¥aramyni as

9
Aksesi adalah sebuah tindakan formal yang dilakukan oleh satu negara dalam tingkat
internasional untuk menyatakan terikat atau menjadi pihak dalam satu penjanjian.

109
syar³fayni al m±liku salm±n ibnu ‘abdul’az³z
hafi§ahu allah a liq±ihi bi akh³hi fakhh±mah ar ra³si
jokowidodo qad dasyanat mar¥alatayni wa
mun³ratayni li at ta’±wuni bayna baldayni wa
ikhtatamat bi tawq³’ihim±/

„Pada tingkat resmi, hubungan arab saudi dengan


Indonesia adalah yang terbaik. Maka diadakannya
kunjungan bersejarah kepada Khadimu Al-Haramain
As-Syarifayn Raja Salman bin Abdul Aziz dan
pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo dan
diakhiri dengan penanda tanganan kedua belah pihak‟
PM-VIII
ّ‫ف‬ٍّ ًّ‫اص ّةن‬ ٍّ ًّ‫لىًّمّيَّّةى‬
ّ‫فّاّلٍ ىّعا ًىّلّّىك ىّخ ى‬ ّ ‫ال ٍّس‬ ٍّ ّ‫ىّكتيّػ ٍّهّنً يّئّاّلٍ ىّم ٍّمّلن ىّك ّةي‬
ًٍّ ّ‫اْليَّّم ّةى‬
ّ‫السػ ػنىًّة‬
َّ ‫جّك‬
ّ‫الي ىجػ ػّا ى‬ ٍّ ّ‫اّعلىػ ػىّاّلٍ ىعػ ػ ىّد ًّدّاّلٍ ىّكبًػ ػ ًٍّيّ ًمػ ػ ٍّن‬ ّ‫ّإًّنٍ يّد ٍّكّنًٍّي ًسػ ػّيى ى‬
ّ‫اب‬ ّ‫الى ًّدّيٍ ىّدّةًّّأى ىّعانىّػّنىاّاهللّ ىّكّإًّيَّا يّك ٍّمّّلً يّم ىّكاّفى ى‬
ًّ ‫ح ًّةّا ًّلٍّرىّى‬ ّ ّ‫جًّريّ ًّة‬ٍّ ً‫ال‬ّ
ّ .‫اع ًّمّّلىّوي‬ ًّ ‫الد‬ّ‫الد ٍّكًّؿّ ى‬ ّ‫ىّك ى‬
/Wa tuhni u al mamlakatu al ummata al
isl±miyyata f³ al ±lami wa kho¡otan f³ ind-n³siya
‘ala al ‘adadi al kab³r min al huj±j al hijriyyati al
jad³dati a’±nan± allah wa iyyakum li muk±fa¥ati al
irh±bi wa ad dawli ad d±’imi lahu/

„Kerajaan mengucapkan selamat kepada umat islam


di dunia dan khususnya di Indonesia atas jumlah
jamaah haji yang sangat banyak serta berkahnya
tahun baru hijriah ini. Allah pasti menolong kita dan
kalian untuk memerangi terorisme dan negara-negara
yang mendukungnya‟

Dari rangkuman dimensi teks di atas, penulis juga menyertainya dengan


rangkuman dimensi praktik wacana sebagai berikut:

Sebagaimana strategi kebahasaan yang dipraktikan oleh Osama dalam


membangun relasi terhadap pendengarnya diungkap melalui makna diksi yang

110
tersirat dalam setiap proposisinya. Ada beberapa proposisi yang Osama anggap itu
penting dan perlu mendapat perhatian dari para hadirin. Osama mencobanya
dengan penggunaan partikel emfatik dan diksi yang bermakna keagungan.
Penggunaan partikel emfatik ini berfungsi untuk mempertegas pesan penting yang
menjadi titik perhatian bagi para hadirin yang mendengarnya. Bahwasanya,
perihal penting tersebut bertujuan untuk memperluas agama Islam serta
mewujudkan visi dan misi yang dibawa dari Kerajaan Arab Saudi oleh Osama.

Selain itu, penggunaan diksi yang bermakna keagungan difungsikan untuk


memberikan penghormatan kepada para raja-raja Arab Saudi yang sudah
mendedikasikan dirinya untuk Kerajaan Arab Saudi. Di samping itu, sehubungan
dengan perayaan hari Nasional Arab Saudi yang dirayakan di Indonesia, Arab
Saudi memberikan penghargaan bagi Indonesia dengan membawa harum nama
bangsa Indonesia. Dengan demikian, Arab Saudi bersikeras untuk melanjutkan
hubungan bilateral ini untuk seterusnya di masa depan kelak. Dari hasil analisis
dimensi praktik wacana, terdapat 10 proposisi yang bermuatan relasi kuasa Osama
terhadap para hadirin.

4.3 Dimensi Praktik Soisokultural


Pada dimensi ini merupakan tahapan eksplanasi dari hasil interpretasi
wacana dengan mengaitkannya pada konteks makro. Fairclough (2010) membagi
tahapan eksplanasi ini menjadi tiga yaitu, level situasional, level institusional, dan
level sosial. Tetapi, penulis dalam tahapan ini membatasi hanya pada level sosial.

4.3.1 Level Sosial


Dalam analisis level sosial diperlihatkan bagaimana konteks makro seperti
faktor politik, ekonomi, sosial, dan budaya dapat memperngaruhi pembentukan
pidato yang disampaikan oleh Osama Al Shuaibi ini. Tentu, pidato yang
disampaikan berkenaan dengan perayaan hari Nasional Arab Saudi yang ke-87 di
Indonesia. Berdasarkan hasil analisis di atas, ditemukan ada delapan faktor yang
mempengaruhi munculnya wacana dalam pidato Osama. Delapan faktor ini akan
dijelaskan sebagaimana di bawah ini:

111
Pertama, menyangkut hari Nasional Arab Saudi yang diadakan di
Indonesia pada tanggal 26 September 2017 lalu. Dalam pembukaan pidato oleh
Osama, bahwa dia ingin menyampaikan inti dari sebuah hari Nasional. Dia
mengatakan bahwa hari Nasional adalah gerakan perubahan dari arah yang baik
menuju ke arah yang lebih baik lagi. Jadi, tidak hanya sekedar merayakan hari
kelahiran suatu bangsa, akan tetapi lebih mengarah kepada suatu makna
perjuangan yang telah diraih oleh raja-raja sebelumnya di Kerajaan Arab Saudi.

Kedua, di hari besar Arab Saudi, ada segenggam harapan besar bagi dunia
khususnya Jazirah Arab sendiri untuk bersatu padu atau dalam istilah seperti epik
penyatuan bangsa. Hal ini disampaikan oleh Osama, karena Arab Saudi
menyumbang sekitar 90% wilayahnya di sana. Alasan lain juga diungkapkan oleh
Osama, karena sudah ada beberapa wilayah yang telah diduduki oleh orang asing.
Tentu, perihal seperti ini tidak ingin terjadi secara meluas. Oleh karena itu, jika
sudah banyak orang asing yang menduduki wilayah tersebut akan banyaknya
permasalahan-permasalahan yang timbul. Permasalahan itu antara lain
ketidakamanan penduduk pribumi dan utamanya ketidakamanan Tanah Suci
(Mekkah). Maka dari itu, Osama berhak memperjuangkan keinginannya tersebut
untuk diikuti oleh bangsa-bangsa Jarzirah Arab lainnya.

Ketiga, pada tahun 1902 terjadinya kampanye militer dan politik dari
berbagai suku, kesyekhan, dan emirat di sebagian besar wilayah Jazirah Arab
(Semenanjung Arab). Kampanye ini ditaklukkan oleh Abdul Aziz bin Abdul
Rahman Al Saud. Dari ketaklukan ini maka diproklamasikanlah Kerajaan Arab
Saudi. Maka munculah pendiri Kerajaan Arab Saudi oleh Al Saud ini. Pada
akhirnya, Al Saud disahkan menjadi Raja Pertama dari Kerajaan Arab Saudi pada
tanggal 23 September 1932.

Keempat, dengan adanya ketercapaian dan keberhasilan yang luar biasa


dari masa pemerintahan raja-raja seperti Al Saud, Faisal, Khalid, Fahd, dan
Abdullah. Osama beserta Kerajaan Arab saudi masih terus memajukan visi dan
misi mereka untuk berbuat lebih di masa depan. Misi tersebut antara lain:

112
memberikan kesejahteraan ekonomi, kemajuan dalam ilmu sains dan teknologi
(ilmiah), dan memberikan kesejahteraan untuk perdamaian dan keamanan dunia.
Dari misinya tersebut sudah tergambarkan bahwa ini semua mewakili visi dan
misi dari PBB.

Kelima, sejak Kerajaan Arab Saudi menjadi anggota dari PBB dari tahun
1973-sekarang menjadikan Arab Saudi tidak berhenti untuk terus berpatisipasi
dalam berbagai kegiatannya. Salah satu kontribusi terbesar Arab Saudi ialah
menyumbangkan materialnya lebih dari $46 milyar dari 83 negara yang ikut andil
dalam PBB. Adanya partisipasi ini, Arab Saudi dapat memberikan layanan serta
bantuannya untuk mengubah dunia kepada tingkat yang lebih aman. Karena, pada
dasarnya semua ini berlandaskan atas kemajuan dan kesejeahteraan masyarakat
dunia khususnya umat Islam. Karena, umat Islamlah yang harus dinomor satukan
atas segala problematika di dunia sekarang ini.

Keenam, hubungan antara Indonesia dan Arab Saudi yang sudah dalam
tingkat yang terbaik. Hubungan ini diawali saat bangsa Indonesi, yang mana
mayoritas penduduknya Muslim - bahkan terbesar di dunia - merupakan mitra
yang strategis bagi Arab Saudi. Dalam perjalanannya, kedua negara telah menjalin
hubungan yang sangat baik. Pada tahun 1999 ketika dilakukan Jajak
Pendapat di Timor Timur (sekarang Timor Leste), Arab Saudi berulang kali
menyampaikan rasa simpatiknya kepada rakyat dan pemerintah Indonesia yang
mengakui secara tegas hasil dari jajak pendapat tersebut, yang ternyata mayoritas
penduduk Timor Timur memilih pisah dari Indonesia. Selain itu, Arab Saudi
selalu mendukung posisi Indonesia di forum Internasional salah satunya PBB.
Maka dari itu, tidak disalahkan apabila Indonesia dan Arab Saudi sudah sejauh ini
melangkah bersama menuju keberhasilan dan kesejahteraan. Hubungan baik ini
menjadikan keduanya menjadi anggota penting di Forum Dunis G20 dari
Ekonomi Terkemuka di dunia.

Perihal tersebut menjadikan adanya kunjungan bersejarah yang dilakukan


oleh Raja Salman ke Indonesia pada Maret lalu dengan Presiden Jokowidodo.

113
Semua ini berkenaan dengan kesepakatan antara keduanya. Sebagaimana di muat
di berbagai media bahwa ada 11 kesepakatan yang dijanjikan. Ada empat
kesepakatan dalam bidang ekonomi dari visi Kerajaan Arab Saudi 2030 yaitu, 1)
Peluang ekonomi berkembang, 2) Peluang ekonomi terbuka untuk bisnis, 3)
Investasi untuk ekonomi jangka panjang, dan 4) Peluang posisi strategis10. Hasil
kesepakatan ini sudah resmi ditanda tangani oleh kedua belah pihak. Oleh karena
itu, sebelumnya neraca perdagangan Arab saudi meningkat $9 milyar. Maka dari
itu, Arab Saudi berfikir untuk kedepannya akan terus semakin meningkat dengan
dilaKASnakannya visi Kerajaan Arab Saudi 2030 ini.

Ketujuh, sebagaimana sudah disebutkan keberhasilan Arab Saudi semakin


meningkat dari tahun ke tahun. Termasuk keberhasilan dari jamaah haji dimana
Indonesia memiliki peran aktif berupa perwakilan 10% peziarah di Mekkah.
Sebagaimana keberhasilan ini merupakan kebutuhan dari Arab Saudi agar umat
Islam terus beribadah dan berdo‟a kepada Allah untuk keselamatannya di dunia
dan akhirat.

Kedelapan, memasuki tahun baru hijriah yang ke 1439 Hijriah, Osama


mendoakan kepada seluruh umat Islam di dunia agar di dalam pertolongan Allah
swt. Osama juga meminta kepada kita sebagai bangsa Indonesia untuk berdoa dan
membantu memerangi dan menghentikan terorisme yang sudah meluas. Melihat
kondisi dan situasi dunia saat ini sangat memprihatinkan. Problematika di dunia
seperti terorisme sudah merajalela khususnya di Timur Tengah. Banyaknya
wilayah seperti Palestina, Suriah, Iran, Yaman, Mesir dan sebagainya menjadi
korban dari keganasan bangsa barat. Bangsa barat terlalu banyak menuntut hak
kepada umat Islam atas wilayah yang kita miliki. Dengan demikian, Osama
menyampaikan ini tidak hanya sekali dua kali. Di berbagai forum apapun Osama
sampaikan perihal seperti ini. Karena, umat Islam menuntut hak mereka untuk
perdamaian, keamanan, dan kebebasan atas mereka.

10
https://kumparan.com/@kumparanbisnis/4-ambisi-raja-salman-di-sektor-ekonomi-dalam-visi-
2030-arab-saudi diakses pada tanggal 10 Desember 2017.

114
Sehubungan ini juga, Raja Salman pada kedatangannya bulan Maret lalu,
menyampaikan perihal seperti ini agar umat Islam lebih berhati-hati atas
kekerasan di dunia pada saat ini. Sesungguhnya terorisme merupakan tindakan
yang menyalahi aturan dari sisi manapun. Alangkah baiknya, agar umat Islam
bersatu untuk melawan terorisme ini untuk dunia yang lebih aman dan tentram.
Inilah beberapa faktor yang mempengaruhi Osama dalam menyampaikan
pidatonya di forum perayaan hari Nasional Arab Saudi di Indonesia. Arab Saudi
dan Indonesia jugalah memiliki peran penting untuk perdamaian dan persatuan di
dunia ini. Maka dengan itu, keduanya harus bersatu dan bersama dalam melawan
dan menghentikan perpecahan di muka bumi ini.

115
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis di atas, yang dimulai dari tujuan penelitian
sampai ke tahap analisis yang telah dilakukan penulis. Penulis menemukan tiga
gagasan pokok dalam pidato Osama Al Shuaibi di perayaan hari Nasional Arab
Saudi yang ke-87. Tiga gagasan pokok tersebut ialah: Pertama, awal mula
berdirinya Kerajaan Arab Saudi oleh Raja Al Saud serta pengesahannya sebagai
raja; Kedua, segala bentuk keberhasilan yang telah dicapai oleh Arab Saudi dan
Indonesia atas kerjasama yang sudah pada tingkat terbaik serta penandatanganan
kontrak kerja untuk visi misi Kerajaan Arab Saudi 2030; Ketiga, peran Arab Saudi
dan Indonesia untuk menghadapi berbagai konflik dan terorisme demi
menciptakan perdamaian dan keamanan Jazirah Arab dan umat secara global.

Gagasan pokok di atas, diperoleh melalui proposisi-proposisi makro setiap


paragraf. Kedudukan predikator menjadi basis dipilihnya suatu proposisi mikro
untuk dibentuk menjadi proposisi makro. Upaya menyampaikan gagasan pokok
tersebut, Osama melakukannya melalui strategi kebahasaan dalam membangun
relasi kuasa terhadap para hadirin. Strategi kebahasaan tersebut diwakili oleh
penggunaan diksi yang berdaya kekuatan, keagungan, penegasan berupa partikel
emfatik. Hal ini mengindikasikan Osama memiliki keluasaan dalam menggunakan
kekuasaannya. Karena, dia dapat mengontrol informasi apa saja yang perlu
mendapat perhatian lebih dari para hadirin. Tidak hanya mendapat perhatian,
sekaligus mempertegas tindakan yang dilakukan oleh orator ataupun tema yang
dimaksudkan orator. Adapun, pengenalan identitas Raja Al Saud untuk
meningkatkan rasa percaya diri Osama untuk membangun relasi kuasa terhadap
para pendengar. Agar mereka merasa yakin dan percaya akan apa yang sudah
dilakukan Raja Al Saud selama ini. Selain itu, hal ini merupakan jalur untuk

116
merealisasikan visi misi Arab Saudi 2030 agar mendapat dukungan dari Indonesia
dan dunia. Dengan demikian, hal ini memiliki tujuan utama agar relasi kuasa ini
dapat memberikan perubahan sosial bagi para pendengar untuk menciptakan
perdamaian, keamanan, dan stabilitas dunia berdasarkan visi misi Arab Saudi
tersebut.

5.2. Saran
Semua hasil pertanyaan dari penelitian ini, sebenarnya masih dapat diteliti
lebih lanjut sebagaimana di bawah ini:

1. Peneliti selanjutnya dapat menganalisis dari praktik wacana dalam memahami


interpretasi terhadap konsumsi teks atas dasar respon dari para hadirin.

2. Peneliti lain dapat membahas melalui praktik sosiokultural dalam


mengeksplanasi level situasional dan level institusional.

3. Skripsi ini juga dapat dijadikan sebagai referensi dalam pembahasan analisis
wacana kritis untuk wacana lainnya seperti cerpen, berita, puisi, dan sebagainya.

117
DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Al Farisi, M. Zaka. 2011. Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Amin, Ahmad. 1973. ‫ انهغخ ٔاألعالو‬ٙ‫ انًُجذ ف‬/al-munjid al-lughah wa al-a’al±m/.

Beirut: Daar Al-Musyrik.

Cowan, Milton J. 1960. A Dictionary of Modern Written Arabic ‫خ‬ٛ‫يعجى انهغخ انعشث‬

٘‫ض‬ٛ‫اَكه‬-ٙ‫ انًعبصشح عشث‬/mu’jam al-lughah al-arabiyyah al-mu’±siroh

‘arabiy-inkliziy. Lebanon-Beirut: Librairie Dua Liban.

Darma, Yoce Aliah. 2009. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya.

Darma, Yoce Aliah. 2014. Analisis Wacana Kritis dalam Multiperspektif.

Bandung: PT Refika Aditama.

Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:

PT LkiS Pelangi AKASra Yogyakarta.

Fairclough, N. 1992. Discourse and Social Change. Cambridge: Polity Press.

Fairclough, N. 2001. Language and Power. London: Longman.

Fairclough, N. 2010. Critical Discourse Analysis: The Critical Study of Language

(2nd ed). London & New York: Routledge.

Fairclough, N. 2015. Language and Power (3rd ed). London & New York:

Routledge.

Foucault, M. 1980. Power/ Knowledge: Selected Interviews and Other Writings.

New York: Pantheon.

118
Foucalt, M. 2008. Ingin Tahu: Sejarah Seksualitas (Rahayu S. Hidayat,

Penerjemah). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Halliday M. A. K, Hasan Ruqaiya. 1994. Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-

Aspek Bahasa dalam Pandangan Semiotik Sosial. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Haryatmoko. 2017. Critical Discourse Analysis (Analisis Wacana Kritis):

Landasan Teori, Metodologi, dan Penerapan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

KridalaKASna, Harimurti. 2011. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Lu‟lu, Dzatul. 2016. Tesis: Gagasan Pokok Pidato Muhammad Mursi di Majelis

Umum Ke-67 PBB: Sebuah Analisis Wacana Kritis. Depok: Universitas

Indonesia.

Machin David, Mayr Andrea. 2012. How To Do Critical Discourse Analysis.

London: SAGE.

Merrita, D. 2013. Ideologi Kepemimpinan Analisis Wacana Kritis Pidato

Kampanye Joko Widodo dalam Pilkada DKI Jakarta. Depok: Universitas

Indonesia.

Munawwir, Ahmad Warson. 1997. ‫( انًُ ّٕس‬al-munawwir) Kamus Arab-Indonesia.

Yogyakarta: Penerbit Pustaka Progressif.

Mutiara, F. 2010. Analisis Wacana Kritis terhadap Retorika Hubungan Islam dan

Amerika Serikat dalam Pidato Obama di Kairo, Mesir. Depok: Universitas

119
Indonesia.

Renkema, J. 2004. Introduction to Discourse Studies. Amsterdam & Philadelphia:

John Bejamins Publishing Company.

Rusminto, NurlaKASna Eko. 2015. Analisis Wacana Kajian Teoritis dan Praktis.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Stubbs, Michael. 1983. Discourse Analysis: The Sociolinguistic Analysis of

Natural Language. Oxford: Basil Blackwell.

Sudaryanto. 1992. Metode Linguistik ke Arah Memahami Metode Linguistik.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitia Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sobur, Alex. 2015. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,

Analisis Semiotik, dan Analisis Farming. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Van Dijk, T. A. 1993. Principles of Critical Discorse Analysis. Newbury Park,

CA: Sage.

Van Dijk, T. A. 1997. Discourse as Social Interaction: Discourse Studies a

Multidisciplinary Introduction. London: Sage Publication.

Van Dijk, T. A. 1980. Macrostructures: An Interdisciplinary Study of Global

Structures in Discourse, Interaction, and Cognition. Hillsdale & New

Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.

Wodak, R., & Fairclough, N. (1997). Critical Discourse Analysis. In T. A. van

120
Dijk (Ed.), Discourse as Social Interaction. (pp. 258-284). London: Sage.

Yule, G. 2010. The Study of Language (4th ed.). New York: Cambridge

University Press.

Brown Gillian, Yule G. 1996. Analisis Wacana (Discourse Analysis). Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama.

Website:

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/17/03/03/om8fqp335-raja-salman-
bertemu-tokoh-lintas-agama

https://www.harianpublik.com/ini-tujuan-sebenarnya-raja-salman-pelesiran-ke-indonesia-
dkk.html

https://www.youtube.com/watch?v=3ghh2GPqZGQ&t=304s

https://brainly.co.id/tugas/4817397

https://afiqofagung.wordpress.com/2012/02/28/pbb/

https://kumparan.com/@kumparanbisnis/4-ambisi-raja-salman-di-sektor-
ekonomi-dalam-visi-2030-arab-saudi

https://www.almaany.com/

http://nasional.kompas.com/read/2017/03/01/19303921/ini.11.mou.yang.telah.dite
ken.indonesia-arab.saudi.

https://id.wikipedia.org/wiki/Visi_Saudi_2030

121
GLOSARIUM

Analisis (Analysis) – ‫تحهٍم‬

tahapan pertama dalam penerjemahan, termasuk di dalamnya transformasi balik


dan analisis komponen, yang bertujuan menemukan inti dari naskah sumber dan
mencari pengertian yang sejelas-jelasnya mengenai makna; tahap persiapan untuk
pengalihan

Analisis Bahasa (Linguistic Analysis) - ‫تحهٍم انهغح‬

istilah umum untuk pelbagai kegiatan yang dilakukan oleh penyelidik bahasa
dalam menggarap data yang diperoleh dari penelitian lapangan atau dari
pengumpulan teks

Analisis Wacana (Discourse Analysis) - ‫تحهٍم انخطاب‬


penggambaran secara rasional mengenai hubungan runtutan yang berada dalam
kesatuan yang teratur (rule governed manner), sehingga jelas bagaimana kaitan
unsur-unsur di dalam kesatuan itu atau bagaimana bentuk rangkaiannya koheren
dan kaitan dengan unsur luar tersebut

Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis) - ‫تحهٍم انخطاب اننقذي‬


sebuah upaya atau proses penguraian untuk memberi penjelasan dari sebuah teks
(realitas sosial) yang mau atau sedang dikaji oleh seseorang atau kelompok
dominan yang kecendrungannya mempunyai tujuan tertentu untuk memperoleh
apa yang diinginkan

Dimensi Teks (Linguistic Description) - ‫انوطف انهغوي‬

proses analisis teks melihat dari sisi kosakata, semantik, dan kalimat serta melihat
koherensi dan kohesivitas, bagaimana antara kata atau kalimat tersebut digabung
sehingga membentuk pengertian

Dimensi Praktik Wacana (Interpretation) - ‫ترجمح‬

dimensi yang berhubungan dengan proses produksi dan konsumsi teks

Dimensi Sosiokultural (Eksplanation) – ‫تفسٍر‬


dimensi yang berhubungan dengan konteks di luar teks dan konteks, seperti
konteks situasi dan konteks praktik institusi dari media teks dalam hubungannya
dengan masyarakat atau budaya dan politik tertentu

122
Diksi (Diction) – ‫أسهوب‬

pilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara
di depan umum atau dalam karang mengarang

Emfatik (Emphatic) - ‫مؤكذ‬

berupa kalimat yang memberikan penegasan khusus kepada subjek tertentu

Frase (Phrases) – ‫انعثاراخ‬

gabungan dua kata atau yang sifatnya tidak predikatif; gabungan itu dapat rapat,
dapat renggang

Gagasan Pokok (Main Idea) - ‫انفكرج انرئٍسٍح‬


pokok masalah yang mendasari paragraf yang bersifat abstrak/implisit atau kata-
kata kunci yang terdapat dalam kalimat utama; menjiwai isi paragraf

Ideasional (Ideational) - ‫فكري‬


merujuk pada referensi tertentu, yang ingin ditampilkan dalm teks, umumya
membawa muatan ideologi tertentu

Idiom (Idiom) – ً‫اططالح‬

konstruksi dari unsur-unsur yang saling memilih, masing-masing anggota


mempunyai makna yang ada hanya karena bersama yang lain; konstruksi yang
maknanya tidak sama dengan gabungan makna anggota-anggotanya

Identitas (Identity) - ‫هوٌح‬

refleksi diri atau cerminan diri yang berasal dari keluarga, gender, budaya, etnis
dan proses sosialisasi; termasuk refleksi diri kita sendiri dan presepsi orang lain
terhadap diri kita

Interdisipliner (Interdisciplinary) - ‫انتخظظاخ‬

pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan


berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang relevan secara terpadu

Interpersonal (Interpersonal) - ‫انعالقاخ انشخظٍح‬


komunikasi secara langsung atau face to face communication pada waktu dan
tempat yang sama, yang melibatkan dua orang atau lebih

Intertekstualitas (Intertextuality) - ‫انتناص‬


kondisi di mana semua peristiwa komunikatif menarik kejadian-kejadian
sebelumnya; serangkaian teks di mana setiap teks menggabungkan elemen dari
teks lain

123
Klausa (Clause) – ‫تنذ‬
satuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subyek
dan predikat dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat

Koherensi (Coherence) - ‫منطق‬

keterkaitan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya, sehingga kalimat
memiliki kesatuan makna yang utuh

Kohesi (Cohesi) – ‫تماسك‬

hubungan antarbagian dalam teks yang ditandai penggunaan unsur bahasa.


Konsep kohesi pada dasarnya mengacu kepada hubungan bentuk, artinya unsur-
unsur wacana (kata atau kalimat) yang digunakan untuk menyusun suatu wacana
memiliki keterkaitan secara padu dan utuh

Komponen makna (Component of Meaning) - ‫مكون انمعنى‬

satu atau beberapa unsur yang bersama-sama membentuk makna kata atau ujaran

Leksikal (Lexical) - ً‫معجم‬


bersangkutan dengan leksem; bersangkutan dengan kata; bersangkutan dengan
leksikon, dan bukan dengan gramatika

Linguistik Kritik (Critical Linguistic) - ‫انهغوٌح انحرجح‬


kajian ilmu bahasa yang bertujuan mengungkap relasi-relasi kuasa tersembunyi
(hidden power) dengan proses-proses ideologis yang muncul dalam teks-teks lisan
atau tulisan

Peristiwa Komunikatif (Communicative Events) - ‫أحذاث انتواطم‬

setiap peristiwa atau kejadian yang di dalmnya terdapat penggunaan bahasa yang
kreatif

Perubahan Sosial (Social Change) - ً‫انتغٍٍر االجتماع‬

perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima
karena adanya perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi
penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam
masyarakat

Praanggapan (Preseuppstion) - ‫افتراع‬

syarat yang diperlukan bagi benar-tidaknya suatu kalimat

124
Preposisi (Preposition) - ‫أداج جر‬

partikel yang dalam bahasa tipe VO biasanya terletak di depan nomina dan
menghubungkannya dengan kata lain dalam ikatan eksosentris

Predikat (Predicate) – ‫فاعم‬

bagian klausa yang menandai apa yang dikatakan oleh pembicara tentang subyek

Predikatif (Predicative) - ‫إسنادي‬

bersangkutan dengan predikat

Proposisi (Propositions) - ‫انمقترحاخ‬


konfigurasi makna yang menjelaskan isi komunikasi dari pembicaraan; terjadi dari
predikator yang berkaitan dengan satu argumen atau lebih

Pronomina (Pronoun) - ‫ضمٍر‬

kata yang menggantikan nomina atau frase nominal

Relasi Kuasa (Power Relations) - ‫عالقاخ انقوج‬

hubungan yang memiliki reaksi kepalsuan karena munculnya keberadaan struktur


atau pembentuk tertentu

Representasi (Representation) - ‫انتمثٍم‬

proses sosial yang berhubungan dengan pola hidup dan budaya masyarakat
tertentu yang memungkinkan terjadinya sebuah perubahan konsep-konsep
ideologi dalam bentuk yang konkret.

Semantik (Semantic) - ‫دالالخ األنفاظ‬

bagian dari struktur bahasa yang berhubungan dengan makna dari ungkapan dan
juga dengan struktur makna suatu wicara; sistem dan penyelidikan makna dan arti
dalam suatu bahasa atau bahasa pada umumnya

Strategi Kebahasaan (Linguistic Strategy) - ‫استراتٍجٍح نغوٌح‬


bahasa dalam pandangan kritis dipahami sebagai representasi yang berperan
dalam membentuk subjek tertentu, tema-tema wacana tertentu, maupun strategi-
strategi di dalamnya

Strukturalisme (Structuralism) – ‫تنٍوي‬


pendekatan pada analisis bahasa yang memberikan perhatian yang eksplisit
kepada pelbagai unsur bahasa sebagai struktur dan sistem

125
Tata Bahasa (Grammar) - ‫قواعذ‬

analisis kritis lebih ditekankan pada sudut klausa yang terdapat dalam wacana.
Klausa ini dianalisis dari sudut ketransitifan, tema, dan modalitasnya.
Ketransitifan dianalisis untuk mengetahui penggunaan verba yang mengonstruksi
klausa apakah klausa aktif atau klausa pasif, dan bagaimana signifikasinya jika
menggunakan nominalisasi. Penggunaan klausa aktif, pasif, atau nominalisasi ini
berdampak pada pelaku, penegasan Oleh karena itu, atau alasan-alasan
pertanggungjawaban dan lainnya.

Teks (Text) – ‫نض‬

satuan bahasa terlengkap yang wacana bersifat abstrak; deretan kalimat, kata, dsb.
yang membentuk ujaran; bahasa tertulis; naskah

Tema (Theme) - ‫موضوع‬


Bagian terdepan dari kalimat; bagian kalimat yang paling diketahui dalam situasi
tertentu dan menjadi pangkal tolak pembicara

Urutan Wacana (Order of Discourse) - ‫ترتٍة انخطاب‬


berhubungan dengan konfigurasi semua jenis wacana yang digunakan dalam
lembaga sosial atau bidang sosial. Adapun jenisnya mencakup wacana dan genre.

Kata Kerja (Verbs) - ‫أفعال‬


verba berfungsi sebagai predikat; dalam beberapa bahasa lain verba mempunyai
ciri morfologis seperti ciri kala, aspek, pesona, atau jumlah; sebagian besar verba
mewakili unsur semantis perbuatan, keadaan, atau proses.

Wacana (Discourse) - ‫حذٌج‬


satuan bahasa terlengkap; dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal
tertinggi atau terbesar11.

11
KridalaKASna. 1982. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia.

126
DAFTAR LAMPIRAN DATA

‫كلمة سفير خادم الحرمين الشري فين لدى إندونيسيا أسامة الشعيبي‬
‫بمناسبة الي وم الوطني السابع والثمان ون للمملكة‬

/Kalimatu saf³ri kh±dimi al ¥aromayni as syar³fayni laday ind-n³siy± us±matu


syu’ayb³ bi mun±sabati al yaumi al wathan³ as s±bi’u wa at £±m±n-na li al
mamlakati/

Sambutan Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk


Indonesia Osama Al Shuaibi Pada Perayaan Hari
Nasional Kerajaan Arab Saudi

ّ‫أسػ ىّام ّةي الشػ ىّعٍّيًب‬ ّ


‫ذ‬
‫ي‬ ‫ا‬ ّ
‫ت‬ ‫ػ‬‫س‬ ‫ي‬ ّ
‫ْل‬ ‫ا‬ ‫ا‬ّ
‫ي‬ ‫ػ‬‫س‬ً ‫م ّإًّنٍ يّد ّكّنًّي‬
ّ ّ
‫د‬
‫ى‬ ‫ػ‬‫ل‬
‫ى‬ ّ
‫ن‬ً ‫ػ‬ ‫ػ‬ ّ
‫ي‬ ّ
‫ف‬
‫ى‬ ّ
‫ػ‬‫ي‬ً
‫ر‬ّّ
‫الش‬ ً
ّ
‫ي‬ ّ
‫م‬‫ر‬ّ ‫ػ‬‫ال‬ ّ
‫ـ‬ ً ‫ىّكّلًمػ ّةي سػ ًّف ًّي خػ‬
ً‫اد‬
ّ
‫ى‬ ‫ى‬ ٍ ‫ٍ ٍ ى‬ ٍ ٍ ٍ ‫ى‬ ٍ ‫ىىى‬ ‫ى ى ٍ ى‬
‫اءي‬
ّ ‫لّثى‬ّ‫ الثّ ى‬،‫ت ّأىّقى ىّام ّوي االسّ ىّف ّىارىّة‬ ّ‫ن ّلًٍّل ىّم ٍّمّلى ىّك ًّة ى‬
ّ ًَّ‫العّىرّبًّيًَّّة السّ ّعي ٍّوًّدّيًَّّة اّل‬ ّ ً‫الو ّطى‬ ًّ ‫ف ّاً ٍّحّتً ىّف‬
ّ‫اؿ ّبًااليىّػ ٍّوًّـ ى‬ ًّ
.‫ ىّجا ىّكٍّرّتىا‬،‫نجاف‬ ّ‫جا يّك ٍّوّنًٍّي ى‬ ّ‫ ًّمٍّي ى‬،‫ؽ ًّرّيٍتز ىّك ٍّارلتيّػ ٍّوف‬ًّ ‫ف فيّػٍّن يّد‬
ّ ً (26/9)
/Kalimatu saf³ri kh±dimi al haromayni as syar³fayni laday ind-n³siy± al ust±©
us±matu as syu’ayb³ f³ ³khtif±li bi al yaumi al wa¯±n³ lil mamlakati al
‘arabiyyati as su’­diyyati allt³ aq±mahu as sif±rah, as £ul±£±u (26/9) f³ funduqi
Ritz Carlton, Meega Kuning±n, j±kart±./

Sambutan Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Osama bin
Muhammad Abdullah Al Shuaibi dalam acara Perayaan Hari Nasional Kerajaan
Arab Saudi yang diselenggarakan oleh Kedutaan Arab Saudi pada hari Selasa
(26/9) di Hotel Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta.

127
.‫ل يّـ ىّعلى ّىر يّس ٍّوًّؿ اهلل‬
ّ‫الس ى‬
َّّ ‫لّةي ىّك‬
ّ‫الص ى‬ ّ ‫اهللً ىّك‬
َّّ ‫الى ٍّم يّد هلل ىّك‬ ٍّ ً‫ّب‬
ّ ‫س ًّم‬

/Bismill±hi wal hamdu lill±hi wa as shol±tu wa as sal±mu ‘al± ras­lill±hi/

„Dengan mengucapkan dan memanjatkan puji syukur kepada Allah swt serta
sholawat dan salam tercurah untuk Rasulullah saw‟

I.[1]

ًّ ‫لىّقىّةى بىّػٍيّػنىّػ يّه ىّما ىّع ىّك‬


.‫سّيَّّةه‬ ّ‫ ّلى ًّك ٍّن ى‬،‫ش ًّر‬
ّ‫الع ى‬ ّ‫ن ّلًلدّ ىّكًّؿ يّى ىّو ىّك ّعًٍّي ًّد ّالًٍّي ى‬
ّ‫ل ًّد ّلًٍّلّبى ى‬ ٍّ ً‫إّنَّاا لٍيىػ ٍوىّـ اّلٍىّو ّطى‬

/Inn± al yauma al wa¯an³ li ad duawali ka’³di al m³l±di lil basyari, lakin al


‘al±qata baynahum± ‘akasiyyatun/

„Bagi suatu negara, hari Nasional itu seperti hari lahir seseorang, tapi keduanya
berbeda‟

I.[2]

ّ‫ف ىّكًمػ ٍّن ىشػّبى و‬


ّ‫اب ّإً ىل‬ ّ‫ضػ ٍّع و‬
‫ل ى‬ ّ‫ح َّّوليػ ٍّو ىّف ًمػ ٍّنّقيػٌّوّةو ّإً ى‬ ّ ‫ّفىًّإذىّا ىّكا ىّف ا ّْلىفٍّػّىر يّاد ىّم ىّع تىّػ ىّقدًّّـ‬
ّ‫العي ٍمػ ًّر يىّػّتى ى‬
ًّ ‫س ىٍّي‬
.‫ص يّل ىّم ىّع الدّ ىّكًّؿ‬ ّ‫الع ٍّك ى‬ّ‫ ّفىًّإ َّّف ى‬،‫ل فىّػّنى ّائًًّو‬ ٍّ ‫خٍّو ىّخ وّة ىّكًّم ٍّن نّػيٍّوًّرًهّ ّال‬
ّ‫ش ًّع ّإً ى‬ ّ‫ىّشٍّي ي‬
‫ى‬
/Fa i©± k±na al afr±du ma’a al ‘umri yatahawwal­na min quwwatin il± «a’fin
wa min syab±bin il± syaykh­khatin wa min n­rihi al misy’I il± fan±ihi, fa in al
‘aKAS ya¥¡ilu ma’a ad duwali/

„Jika seseorang yang bertambah usianya, akan berubah dari kuat menjadi lemah,
dari muda menjadi tua, dari berkilau menjadi temaram. Maka negara, justru
sebaliknya‟

I.[3]

ً ‫اسػي ّكقيػَّّوّةً ىّتىاسػ‬


ّ‫ك‬ ً ‫اب ّنى ّظى ًّامهػا السّّي‬
ًّ ‫اؿ ىّع ٍمػيّر الػدّ ىّكًّؿ ىدّ َّّؿ ىّعلىػى ىشػبّى‬
ّ‫ّفى يّكلّ ىمػا طىػ ى‬
‫ي‬ ‫ى‬ ‫ى‬ ‫ى‬
..!‫جّتى ىّم ّعًي‬
ٍّ ‫ج ىّها ّال‬ ًّ ‫ّنى‬
ّ‫سٍّي ي‬
‫ي‬

128
/Fa kullum± ¯±la ‘amru ad duwali dalla ‘al± syab±bi na§±mih± as siy±s³ wa
quwwati tam±suki nas³juh± al mujtama’³/

„Semakin bertambah umur suatu negara, maka semakin kuat pula sistem politik
dan kekuatan ikatan jalinan sosial masyarakatnya‟

II.[4]

ّ‫ح ىّم ّةيّتىّػٍّو ًّحٍّي ًّدّّأيَّّم وّة‬ ًٍّ ً‫سّيىّػ ٍّومّانّّل‬


ّ‫ل ٍّسّتً ٍّق ى‬
ّ‫ل ًّؿّّبى ٍّلّ يّى ىّوّ هّمٍّل ى‬ ّ‫نّّلًٍّل ىّم ٍّمّلى ىّك ًّةّ يّى ىّوّّلىٍّي ى‬ ّ‫ّإًّنَّا الٍيىػ ٍوىّـّ ى‬
ّ ً‫الو ّطى‬

/Inn± al yauma al wa¯an³ lil mamlakati huwa laysa yauman lil istiql±li bal
huwa mul¥amatu tau¥³di ummatin/

„Hari Nasional bagi Kerajaan Arab Saudi bukanlah hari kemerdekaan, melainkan
perjuangan penyatuan umat‟

II.[5]

ّ‫ ّتً ٍسػ ّعي ٍّو ىّفّّبً ّالًائىػ ًّةّ ًمػ ٍّن‬90 ‫ال‬ ٍّ‫العّىرّبًيَّػ ّةىّالسػ ّعي ٍّوًّدّيَّّةىّ ىحػىّو ى‬ ّ ً ‫بّالَّػ‬
ّ‫تّىّتىثَّػ ىّلّ ّال ٍّمّلى ىكػ ّةىّ ى‬ ًّ ‫العػّىر‬‫ى‬ ّ‫جٍّزيٍػّىرّةي‬ّ‫ّفى ى‬
‫ى‬
ّ‫ض‬ ّ‫ػىّ ٍّأر و‬ ّ‫احّىرّةوّ ىّعل ى‬ ً ّ‫يّّقىًّو ى‬
ّ ‫لّ يّمتىّػنىػ‬ ّ‫س ىّم ّةهّبىّػ ٍ ى‬ ٍّ ‫ّّبى ٍّلّ ىّكاّنى‬،‫ّ ىّلٍّّتى يّك ٍّنّ ىّنىّلَّّةنّّأى ٍّجّنىّبًّيٌان‬،‫احّتً ىّها‬
ّ‫تّ يّم ٍّق ى‬ ّ‫س ى‬ ّ‫ىّم ى‬
ّ‫ص ٍّعّبىوّةّ يّج ٍّغّىرّافًيّانّ ىّكيّمّنىا ًّجّيٌّان‬ ّ‫ى‬

/Fa jaz³ratu al ‘arabi allat³ tama£ala al mamlakata al ‘arabiyyata as


su’uudiyyata haw±lay tis’uuna bil m³’ati min mas±¥atih± lam takun
ma¥allatan ajnabiyyan, bal k±nat muqsamatun bayna qawiya mutan±hiratin
‘al± ardhin ¡a’batin jughr±fiyyan wa mun±jiyyan/

„Maka di Jazirah Arab, Kerajaan Arab Saudi memiliki sekitar 90% daerah dari
wilayahnya di Jazirah Arab. Sejauh ini, Arab Saudi tidak pernah diduduki oleh
orang asing, tetapi wilayah ini telah terbagi-bagi antara berbagai kekuatan yang
saling berkonflik di medan yang sulit secara geografis dan iklim‟

II.[6]

ًّ ‫ّتّّأىىّما ىّفّّلًًّزىّكا ًّرّا ّْلىرّاى‬


..‫ضيّ ّال ىّق َّّد ىّس ًّة‬ َّّ ً‫ح وّةّكّاًّنٍّعً ىّد ًّاـّّأىىّم وّنّّل‬
ًّ ‫لس ىّك‬
َّّ ‫افّّىك ىّح‬ ًّ ‫ىّكًّبىىّواًّرًّدّ ىّش‬
ّ‫حٍّي ى‬
‫ي‬

129
/Wa bi maw±ridi sya¡¥³¥atin wa in’id±mi amanin lissak±ni wa hatt± am±na
liziw±ri al ar±«³ al muqaddasah/

„Dengan wilayah yang miskin akan sumber daya, menjadikan ketidakamanan para
penduduk dan bahkan ketidakamanan bagi pengunjung Tanah Suci‟

III.[7]

ّ‫سّ ّال ٍّمّلى ىكػ ًّةّ ىّعٍب ػ ىّد‬ًّ ‫ّّفى ىكػا ىّفّ ّظي يهػٍّويّرّ يّم ىّؤ َّسػ‬،‫ىّكًمػ ٍّنّ يّىنىػاّ ىكػا ىّفّىّلبيػ َّّدّّلًتىػاًّرّيٍ وّخّ ىّج ًّديٍػ وّدّّأى ٍّفّيىّػٍبػ ىّدأ‬
‫ى‬
ًّ‫ّالَّػ ًّذمّّاًّنٍ ّطىلى ػ ّقًّّب ّملى ػ ًّةّّك ًاس ػ ّع وّةّّلًتّػّو ًّحي ػ ّد‬،‫آؿّس ػ ّع ّوًّدّّرًح ػ ّوّاهلل‬ ً ٍّ ‫العًّزي ػ ًّزّب ػ ًّنّ ىّعب ػ ًّدّالػّػر‬
ٍ ٍ‫ى ىٍ ى ى ى‬ ‫حى ًّنّ ّ ي ي ٍ ى ى ي‬ ‫ىّ ٍ ٍ ٍ ى‬
.. ‫ُّـ‬٠َِّ‫ّال ٍّمّلى ىّك ًّةّ يّمٍّن يّذّ ىّع وّاـ‬
‫ى‬
/Wa min hun± k±na l±budda li t±r³khin jad³din an yabda’, fa k±na §uhuuru
muassasi al mamlakati ‘abda al ‘az³z ibni ‘abdillah ar rahman ±li su’uudi
rahimahullah, alla©i in¯alaqa bi¥amlati w±si’atinn li tau¥³di al mamlakati
mun©u a’±min 1902 m/

„Oleh karena itu, sejarah baru harus dimulai. Munculnya Raja Abdul Aziz bin
Abdul Rahman Al Saud sebagai orang nomor satu di Kerajaan yang menjadikan
era baru dalam sejarah dunia Arab. Raja Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al
Saudlah yang melesat maju kedepan dengan misi yang luas guna mempersatukan
Kerajaan sejak tahun 1902 M‟

III.[8]

ّ ّ‫لّ ىّح ًّقٍيّػ ىقػ وّةّّىرّانًيىػ وّةّ ىّكىّم ٍشػ يّه ٍّوىّدّةوّّأىىمػ ىّاـ‬
ّ‫الى ًّمٍيػ ًّع‬ ّ‫اليٍّل يّمّالَّػ ًّذمّ ىع يج ىّػز ىّعٍنػ ّويّال ىّكّثًٍي ػّيرٍك ىّفّّإً ى‬
ّ ّ‫ح َّّوىّؿ‬ ّ‫فىّػّتى ى‬
ّ‫العّىرّبًيَّػ ًّةّالس ػ ّعي ٍّوًّدّيًَّّةّّبًتى ػاًّرّيٍ ًّخِّّ ًم ػ ٍّنّ ًس ػٍّبّتى ٍّمًٍّبّّلًٍّل ىع ػ ًّاـ‬
ّ‫ل يّفّ ىع ػ ًّنّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىك ػ ًّةّ ى‬
ّ‫ًّعٍن ػ ىّد ىّماّ ىّتَّّا ًّل ٍع ػ ى‬
.‫ُّـ‬٠ِّ

/Fa ta¥awwala al ¥ulmu alla©i ‘ajuza ‘anhu al ka£³r-na il± haq³qatin r±niyatin
wa masyhuudatin am±ma al jam³’i ‘indam± tamma al ‘i’l±nu ‘ani al
mamlakati al ‘arabiyyati as su’uudiyyati bit±r³khi 23 min sibtambir lil ‘±mi
1932 m/

130
„Mimpi dari seorang Raja Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al Saud, ialah mimpi
yang tidak dapat dicapai oleh banyak orang. Akhirnya, mimpi Raja Al Saud
menjadi sebuah kenyataan. Fakta yang nyata dapat disaksikan langsung oleh
masyarakat saat pelantikan Raja dan dideklarasikannya Kerajaan Arab Saudi
secara resmi pada tanggal 23 September 1932 M‟

IV.[9]

ّ‫فّ ّعي يهػ ٍّوًّد‬


ّ ًًّ‫ص ّعً ىّدّة‬
ٍّ ‫جّلىّةيّتىّػٍّن ًّمّيَّوّةّ ىّى ّائًّلىوّةّ ىّك ىّعّلىىّ ىّكاّفًَّّةّا ّْلى‬ ٍّ ‫ل ًّفّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىّك ًّةّّاًّنٍ ّطىّلى ىّق‬
ّ‫تّ ىّع ى‬ ّ‫ىّكيّمٍّن يّذّّإً ٍّع ى‬
ّ .‫جٍّيعّان‬ ًّ‫حى يّه يّمّاهللّ ى‬ّ ً‫صلّّىك ىّخ ّالًدّ ىّكفىّػ ىّهدّ ىّك ىّعٍّب يّداهللّّىر‬ ّ‫ يّس ّعي ٍّودّ ىّكفىّػٍّي ى‬: ‫اّلٍ يّمٍّل ٍّو ًّؾ‬

/Wa mun©u i’l±ni al mamlakati in¯alaqat ‘ajalatu tanmiyyatin h±ilatin wa ‘al±


k±ffati al a¡’idati f³ ‘uh­di al mul­ki : su’­d wa fay¡al wa kh±lid wa fahd wa
‘abdullahi ra¥imahumullahu jam³’an/

„Sejak deklarasi Kerajaan, sebuah roda pembangunan yang luar biasa telah
diluncurkan ke seluruh tingkat di masa pemerintahan raja-raja: Saud, Faisal,
Khalid, Fahd dan Abdullah, semoga mereka semua berada dalam lindungan dan
kasih sayang Allah swt‟

IV.[10]

ّ‫تّ ىّم ىشػاًّرّيٍ يّعّتىّػٍّن يّم ًّويَّػ ّةنّّبى ًاسىػ ّةن‬ ّ‫ضػ ىّع و‬
ٍّ ‫ىّكىّتى َّّق ىقػ‬.. ّ‫اؼّ ىّكّثًٍي ػّىرةو‬ ٍ ‫لّّأى‬ َّ ّ‫قىّػ ىفػىّزّّفًٍيّػ ىهػاّ ىعػ ىّد يّد‬
ًّ ‫السػ ىّك‬
ّ‫افّّإً ى‬
ّ‫ؽ‬ ّ‫ممّلى ىكػ ًّةّ يّم ىّعجػّىزنّةّفىػ ٍّو ى‬ ّ‫تّّأى ٍحػ ى‬
ٍّ ‫لىيّـّاّلى‬ ٍّ ‫ّتّّبىاتىػ‬ ًّ ‫الص ّعي ٍّوّبىاتّىّكاّلي يّم ىّع ّوّقى‬
َّّ ‫اتّ ىّح‬ َّّ ّّ‫ىّكىّى ّائًّلىّةنّّىرٍّغ يّمّ يّكل‬
ّ .‫اؿ‬ ًّ ‫الرىّم‬ ّ

/Qafaza f³h± ‘adadu as sak±ni il±’ a«’±fin ka£³ratin..wa tahaqqaqat masy±r³’u


tanmuwiyy±tan b±simatan wa h±ilatan ragmu kullu as ¡a’­b±ti wa al
mu’awwiq±ti hatt± b±tat a¥l±mu al mamlakati mu’ajjizatan fawqa ar rim±li/

„Peningkatan populasi penduduk hingga berlipat ganda dan pencapaian proyek


pembangunan dengan skala besar yang dapat direalisasikan. Meskipun banyak
kesulitan dan rintangan yang menghadang. Sehingga dapat dikatakan sebuah
mimpi kerajaan adalah keajaiban di atas hamparan pasir‟

131
IV.[11]

ّ‫ل‬ ّ ًّ‫اؿّّنى ّطٍ ىمػ يّحّّلًٍّل ىّمًّزيٍػ ًّد‬


ّ‫ّّإً ى‬،‫فّ ّال ٍسػتىّػ ٍّقّبى ًّل‬ ّ‫فّال ىقػ ًّد ًٍّيّّإًَّّلّّأىنػىّنىػاّىّلّنىػّىز ي‬ّ ًّ‫ىّكّىر ٍغػ يّمّ يكػلّّ ىمػاّ ىّتى َّقػ ىّق‬
‫ي‬
ً ّ‫فّتىّػ ّعًّزيػ ًّز‬ ًًّ ‫العًٍّل ًمػيّ ّد‬ ًّ ‫صػ‬ ً ًّ ًّ‫الرفىػ ّاه‬ ّ ّ‫ىّمًّزيٍػ وّدّ ًمػ ٍّن‬
ّ‫السػٍّل ًّم‬ ٍ ٍ ّ ًّ‫مشػاّ ًرىّك ّةي‬ ‫ّىّكاّلي ى‬،‫اخّليػان‬ ‫ادمّىّكالتَّّػ ىقػدًّّـّ ّ ى‬ ‫الّقٍّت ى‬
.‫ىّكا ّْلىٍّم ًّنّ ىّعاّلى ًّميّان‬

/Wa ragmu kulli m± tahaqqaqa f³ al qad³mi ill± annan± l± naz±lu na¯mahu


lilmaz³di f³ al mustaqbali, il± maz³din min ar rif±hi al iqti¡±d³ wa at taqaddumi
al ‘ilmi d±khiliyyan, wa al musy±rikatu f³ ta’z³zi as silmi wa al amni ‘±lamiyan/

„Terlepas dari semua yang telah dicapai di masa lalu, kita masih bercita-cita untuk
berbuat lebih di masa depan, untuk kesejahteraan ekonomi yang lebih besar dan
kemajuan ilmiah secara internal, dan berpartisipasi dalam mempromosikan
perdamaian dan keamanan secara global‟

V.[12]

ًّ ‫تّّأى ٍّفّّتى يكػ ٍّو ىّفّّفى‬


ّ‫اعلىػ ّةن‬ ّ ً‫جّتى ىمػ ًّعّال ىّػدٍّك‬
ٍّ ‫لّقىػَّّرّىر‬ ٍّ ‫فّ ّال‬ّ ًّ‫ض وّوّ ىّج ًّديٍػ وّد‬
ٍّ ‫ض ىّم ًّاـّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىّك ًّةّ ىّك ىّع‬ًّ ٍ‫ىّكيّمٍّن يّذّّاًّن‬
‫ي‬
ّ‫العػا ًىّلّ ًمػ ٍّنّ ًّج ىهػ وّة‬
‫فّ ى‬ ّ ًّ‫ؼّ ّال ّعًٍّي ًشػّيًَّّةّّلًٍّلّبى ىشػ ًّر‬ًّ ‫يّالظيػّيرٍّك‬ ًّ ٍ ‫ح ًّةّال ىّف ٍّق ًّرّ ًّم ٍّنّ ًّج ىهػ وّةّىّكىٍّت ًسػ‬ّ‫فّ يّم ىّكاّفى ى‬ ًّ
‫ى‬
ّ ّ،‫ّأي ٍّخّىرل‬

/Wa mun©u in«im±mi al mamlakati ka ‘a«win jad³din f³ al mujatam’i ad dawl³


qarrarat an takuuna f±’ilatan f³ muk±fa¥ati al faqri min jihatin wa ta¥s³ni ad
§ur­fi al ma’³syiyyati li al basyari f³ al ‘±lami min jihatin ukhr±/

„Sejak aksesi12 Kerajaan sebagai anggota baru di dalam komunitas internasional,


maka Kerajaan telah memutuskan untuk memberantas kemiskinan dari satu sisi
dan memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat di dunia pada sisi yang lain‟

12
Aksesi adalah sebuah tindakan formal yang dilakukan oleh suatu negara dalam tingkat
internasional untuk menyatakan terikat atau menjadi pihak dalam suatu perjanjian.

132
V.[13]

ّ‫ؽّالتىّػٍّن ًّميَّ ػ ًّة‬ ًّ ‫ص ػٍّن يّد ٍّك‬ ً ‫اال‬ ًً


ٌ ‫اهىتيّػ ىّهاّ ىع ػ ٍّنّ ّطىًّريٍ ػ وّقّ يّم ىّؤ َّّس ىس ػ ّات ّوّ ّى‬
‫اص ػ ّةّ ىّك ي‬ ّ‫ل ًّؿّ يّم ىس ػ ى‬ ّ‫كّ ًم ػ ٍّنّ ًخ ػ ى‬ ّ‫ىّكىّذالًػ ى‬
ّ‫اتّا ًّلّقٍّلًٍّي ًّميَّػ ًّة‬
ًّ ‫ادمّىّك ّال ٍّعنىػًّومّال ىّكبًػ ًٍّيّّلًٍّل يّم ىّؤ َّّس ىسػ‬ ًّ ‫ل ًّؿّ ىّد ٍّع ًّم ىهػاّالػ‬ ّ‫ ّأىٍّكّ ًمػ ٍّنّ ًخػ ى‬،‫السػ ّعي ٍّوًّدم‬ ‫ي‬
‫ى‬ ‫ى‬
ًّ َّ‫الد ٍّكّلًّيًَّّةّ ىّكا ّْليىّم ًّمّ ّالّت‬
.ً‫ح ىّدّةًّ ىّكيّمّنى ّظَّ ىّماتيّػ ىّهاّ ّال ٍّعّتى ًّم ىّدّة‬ ّ‫ىّك ى‬
‫ي‬ ‫ي‬
/Wa ©±lika min khil±li mus±hamatuh± ‘an ¯ar³qin muassas±tihi al kh±s¡ati ka
¡und­qi at tanmiyyati as su’­d³, Aw min khil±li da’mih± al m±d³ wa al
ma’naw³ al kab³ri li al muassas±ti al iqlimiyyati wa ad dawliyyati ka al umami
al mutta¥idati wa muna§zomatuh± al mu’tamidati/

„Aksesi itu dikontribusikan melalui lembaga-lembaga swasta Saudi seperti Saudi


Development Fund atau melalui dukungan material dan moral yang akan
disalurkan secara kepada lembaga-lembaga yang ada di tingkat regional maupun
internasional, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan lembaga-lembaga
resmi PBB lainnya‟

V.[14]

ّ،‫يّلًػ ّىبّاىًّم ًّجّا ّْليىمػ ًّمّاّلٍ يّمّتَّ ًحػ ىّدّةًّا ًّلٍّنى ّائًيَّػ ًّة‬ ّ‫ّىك ىّح ّالًيػّانّّتىّػ ٍّعتىػًّبيّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىكػ ّةيّ ًمػ ٍّنّّأى ٍكػ ىًّبّّأىٍّربىّػ ىعػ وّةّ ىمػ ى‬
ّ‫انَّ ٍ ى‬
ّ‫ ًّمٍّليىػ ى‬46 ‫لّّأى ىّكثىػىّرّ ًمػ ٍّن‬
ّ‫ار‬ ًّ ‫الع ٍشػ ًّرّ ىسػنىّػىّو‬
ّ‫اتّا ّْلى ًّخٍي ػّىرّةًّّإً ى‬ ّ‫ل يّؿّ ى‬ ّ‫اهىتيّػ ىّهاّ ًّخ ى‬
ّ‫س ى‬ ّ‫تّ ىّم ى‬ ٍّ ‫صّلى‬ ّ‫ثّ ىّك ى‬ ّ‫ىّحٍّي ي‬
.‫ص ّةنّ ًّمٍنّػ ىّها‬
َّّ ‫بلدّانّ ىّح‬٣ّّ‫ّكّاى ىّفّلػ‬،‫يّدٍّكىّلر‬

/Wa ¥±liyan ta’tabiru al mamlakatu min akbari arba’atin m± najjayna li


bar±miji al umami al mutta¥idati al inm±iyyati, hay£u wa¡alat mas±hamatuh±
khil±lu al a’syri sanaw±ti al akh³rati il± ak£ar± min 46 mily±ra duul±r, k±na li
83 baladan has¡atan minh±/

„Saat ini, Kerajaan adalah salah satu dari empat donor terbesar untuk program
pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dengan kontribusi selama 10 tahun
terakhir mencapai lebih dari $ 46 miliyar, dimana 83 negara ikut memiliki andil
dalam program tersebut‟

133
VI.[15]

ّ‫ب‬ ً
‫ًتىػ ّاه ى‬
ً ‫الشػ ٍّع‬ ّ‫ادّقىًة‬ ًّ ‫ال ٍّحّتً ىّف ّالًيَّػ ًّة ىكػ ٍّي ّأي ىّعب ػىرّ ىعػ ٍّن ّأى ٍسىػى ىّم ىشػ‬
‫اعًّرم ى‬
ّ‫الصػ ى‬ ًّ ً‫ىّكّاىنٍّػّتى ًهػيّز ىىػ ًّذّه‬
ّ . ‫سي‬ ًّ ‫ا ًّلّنٍ يّد ٍّكّنًٍّي‬

/Wa antahizu h±dzihi al i¥til±fiyyati kay u’abbira ‘an asma masy±’ir³ as


¡ad±qati tij±hi as sya’bi al induun³s³/

„Dan saya akan menggunakan kesempatan dalam acara perayaan ini, untuk
mengungkapkan kejujuran tentang perasaan saya yang benar-benar tulus kepada
bangsa Indonesia‟

VI.[16]

ً ‫الّبٍّتًسػّاىىّم ّةي‬ً : “‫ب صػّلَّى اهلل ّعّلىيػ ًّو ّكسػّلَّ ّم‬ ً ‫ف تىّػ ّع ّاملًػ‬
ّ‫ف‬ ٍ ‫ى‬ ّ ‫ى ى‬ ‫ى‬ ٍ ‫ى‬ ‫ى‬ ّ ً‫ػ‬‫الن‬
‫ى‬ ّ
‫ؿ‬‫ي‬ ‫و‬
ّ
ٍ ‫ػ‬‫ق‬‫ي‬ ّ
‫ػ‬
‫ى‬‫ي‬ . ًّ
‫اس‬ ‫ػ‬َّ
‫ن‬ ‫ال‬ ّ
‫ع‬
‫ى‬ ‫ػ‬‫م‬‫ى‬ ّ
‫و‬ ‫الٍػ ىّويّد ٍّكيّد ً ّ ى ي‬
ً‫الد ّائًمػ ًّة ّكصػ ًّبّه‬ ً ً ً ً ً ّ ‫ؽ ىػ ىّذا الشَّػ ّع‬ ّ‫ّىك ٍّج ًّو ّأى ًّخٍّي ى‬
ٍ ‫ب يىّػ ٍّوّميٌػّان ّبًّاّبٍّت ىسػ ىّامّت ّو ىّ ى ى ى‬ ‫ٍه‬ ‫صػ َّّد ىّ ى‬ ‫صػ ىّدّقىّةه ”ّفى ىكػ ٍّم ّتى ى‬
‫ك ى‬
.‫الع ًّظٍّيم‬ ّ‫ى‬

/Al wad­du f³ ta’±mulihi ma’a an n±si yaq­lu an nabiyyu ¡all± Allahu ‘alaihi
wa sallama: ‚al ibtis±matu f³ wajhi akhiika ¡adaqatun‛ fa kam ta¡addaqa h±©±
as sya’bu yaumiyyan biibtis±matihi ad d±imati wa ¡abrihi al ‘a§³mi/

„Masyarakat yang ramah penuh kasih sayang dalam berinteraksi dengan siapa
saja. Nabi (saw) bersabda: "Senyumanmu ketika berjumpa saudaramu adalah
sedekah." Alangkah banyaknya bangsa ini bersedekah setiap hari dengan
senyuman yang tidak pernah hilang dan dengan kesabarannya yang luar biasa
besar?‟

VII.[17]

ّ‫الي يّك ٍّوىمػ ًّة ا ًّلّنٍ يّد ٍّكّنًٍّي ًسػّيًَّّة ًىػ ىي‬
ّ ‫ف‬ّ ً ‫لقىّػتيّػنىػا ىمػ ىّع ّإً ىّخ ىّوّتًنىػا‬
ّ‫ فىّػ ىّع ى‬،‫الر ًٍسػي‬ ‫ّأىَّمػا ىّعلىػى اّلٍ يّم ٍسػتىّػىّول ّى‬
ّ ،‫ؽ‬ ّ‫ض ًّل ىّحّاى ّلتً ىّها ىّعّلىى ا ًّل ّطٍ ى‬
ًّ ‫ل‬ ّ‫ّبىّأىّفٍ ى‬

134
/Amm± ‘al± al mustaw± ar rasm³, fa’al±qatun± ma’a ikhw±tin± f³ al ¥uk­mati
al ind­n³siyyati hiya bi af«ali ¥±latih± ‘al± al i¯l±qi/

„Pada tingkat resmi (diplomatik), hubungan kita dengan saudara kami di dalam
pemerintahan Indonesia adalah sudah pasti terbaik‟

VII.[18]

ّ‫العػاّلى ًّميّّلً يّكٍب ػّىرل‬ ًّ ‫اف يمّ ًّه َّمػ‬


ّ ً ‫اف‬
‫ف (جػيَِ) اّلٍ يّمٍّنتىػ ىّدلّ ى‬ ًّ ‫ضػىّو‬ ًّ ً‫ل ىّجانػ‬
ٍ ‫ب ّأى ٍّف يّكلّنىػا ّعي‬ ّ‫فىػًّإ ى‬
ّ ّ،‫العا ًىّل‬
ّ‫فّ ى‬ّ ًّ‫الد ٍّكًّؿ‬
ّ‫اتّ ى‬ ّ‫ّاًّقٍّتً ى‬
ًّ ‫ص‬
ًّ َّ‫ادّي‬

/Fa il± j±nibi an kullan± ‘udw±ni muhimm±ni fi (j³ 20) al muntad± al ‘±lam³ li
kubr± iqti¡±diyyatti ad dawli f³ al ‘±lami/

„Selain itu, kami adalah anggota penting Forum Dunia G20 dari Ekonomi
Terkemuka di Dunia‟

VII.[19]

ّ‫العًّزّيٍ ًّزّ ىّح ًّف ّظىّوي‬


ّ‫كّ ىّسٍّل ىّما يّفّّبٍ يّنّ ىّعٍّب يّدّ ى‬ ّ‫يّ ّالّلً ي‬ ًّ ٍ ‫الشًّريٍّػ ىّف‬
َّّ ّ‫ي‬ ًّ ٍ ‫الىّىرىّم‬ّ ّ‫ادًّـ‬ ًّ ‫الزّيى ّىارىّةّالّتَّاًّر ًّيّيَّّةىّ ًّلى‬ّ ّ‫ّفىًّإ َّّف‬
‫ى‬
ّ‫ّّقى ٍّد‬،‫ضي‬ ً
ّ ‫سّالّاى‬ ٍّ ‫فّ ىّش ٍّه ًّرّ ىّماًّر‬ ّ ًّ‫سّ يجٍّويّك ٍّوّ ًّكّيٍ يّد ٍّكيّد ٍّك‬ ًّ ‫الرّئًٍّي‬
ٌّ ّ‫خ ىّام ّةى‬ َّّ ‫اهللّ ىّكّلًىّق ّائًًّوّّبًّأى ًّخٍّي ًّوّّفى‬
ّ‫يّّلًلتَّّػ ىّع يّاك ًّفّبىّػ ٍ ى‬
‫يّبىّػٍّل ىّدّيٍن‬ ًّ ٍ ‫يّّ ىّج ًّدّيٍ ىّدتىّػ‬
ًّ ٍ ‫يّ ىّكيّمّنًٍيّػّىرتىّػ‬ ًّ ٍ ‫تّ ىّمٍّر ىّحّلىتىّػ‬
ٍّ ‫ىّد ىّشّنى‬

/Fa inna az ziy±rata at t±rikhiyyata li kh±dimi al ¥aramyni as syar³fayni al


m±liku salm±n ibnu ‘abdul’az³z hafi§ahu allah a liq±ihi bi akh³hi fakhh±mah ar
ra³si jokowidodo f³ syahri m±ris al m±d³, qad dasyanat mar¥alatayni wa
mun³ratayni li at ta’±wuni bayna baldayni/

„Maka, saat diadakannya kunjungan bersejarah yaitu pertemuan Raja Salman bin
Abdul Aziz Al Saud dengan Presiden Joko Widodo di Indonesia pada bulan Maret
lalu, telah diresmikan dua kesepakatan baru dan penerusan kerjasama antara
kedua negara‟

VII.[20]

135
ًّ ‫العي يق ػ ٍّوًّدّىّكاتػّ ىّف ّاقًيَّػ‬
ّ‫اتّالتَّّػ ىع ػ يّاك ًّفّ ىّكّتى ٍّد ًش ػٍيّػنيّػ يّه ٍّمّ ىع ػ ىّد ىّدّ ًم ػ ىّن‬ ّ ّ‫تّّبًتىّػ ٍّوّقًٍّي ّعً ًّه ىم ػاّّلً ىع ػ ىّد ًّدّ ًم ػ ىّن‬ٍّ ‫اخّتىّتى ىم ػ‬
ٍّ ‫ىّك‬
ّ ً‫اع ىّدّة‬ ًّ ‫الو‬ ّ‫شاًّري ًّعّ ى‬ ّ‫ّال ى‬
‫ى‬
/Wa ikhtatamat bi tawq³’ihim± li adadi min al ‘uq­di wa it tif±qiyy±ti at
ta’±wuni wa tadsy³nuhum ‘adada min al masy±r³’i al w± ‘idati/

„Diakhiri dengan penandatanganan dari pemimpin kedua negara atas sejumlah


kontrak dan kesepakatan kerjasama serta peluncuran sejumlah proyek yang
dijanjikan‟

VII.[21]

ّ‫ّ ًّمٍّلي ػّاى وّرّ يّدٍّكىّل وّرّ ىس ػّنىًّويّانّىّكًى ػ ىّيّ يّمّىر َّش ػ ى‬٠ّ‫ال‬
ّ‫ح ّةه‬ ٍّ‫يّبىّػ ٍل ػ ىّديٍّػّنىاّ ًلىػىّو ى‬ ّ‫ىّكٍّارتىّػ ىف ػ ىّعّ ّالًيػّىػزا يّفّالتّ ىج ػاًّرمّبىػ ػ ٍ ى‬
ّّّ ‫العّىرّبًيَّػ ًّةّالسػ ّعي ٍّوًّدّيًَّّة‬ ّ‫اسػّيىّتًمّّ ىٍّت ًّقٍيّػ يقػ ّويّ ىّعٍب ػىّرّّيرٍّؤيىػ ًّةّ ّال ٍّمّلى ىكػ ًّةّ ى‬
‫ى‬ ّ ‫صػ ّعي ٍّوًّدّ يّم ٍسػتىّػ ٍّقّبى‬
‫لنّىّكىىػ ىّذاّ ىّم‬ ‫ي‬ ّ‫ّلًل‬
‫ى‬
ً
.‫ش ىًّت ًّؾّىّكىّرّىزاّنىّةيّّىك يّح يّك يّم ّةيّّقى ّائً ّدمّاّلىبٍّل ىّدّيٍ ًّن‬ ٍّ ‫ال ٍّسّتًّثٍ ىّما ًّرّ ّال‬
ًّ ّ‫اؿ‬ًّ ‫فّ ىّمى‬ ّ ً2030
‫ي‬
/Wa irtafa’a al m³z±nu at tij±r³ bayna baldayn± li ¥aw±lay 9 mily±r duularin
sanawiyyan wa hiya murassya¥atun lissu’­di mustaqbalan wa h±©± m±
sayatimmu tahq³quhu ‘abru ru’yati al mamlakati al ‘arabiyyati as su’­diyyati
2030 f³ maj±li al isti£m±ri al musytariki wa raz±natu wa ¥uk­matu q±’id³ al
baldayni/

„Neraca perdagangan antara kedua negara kita telah meningkat menjadi sekitar $ 9
miliyar per tahun dan diperkirakan akan meningkat di masa depan. Hal ini akan
dicapai melalui visi Kerajaan Arab Saudi 2030 di bidang investasi bersama
dengan kejujuran dan kebijaKASnaan para pemimpin kedua negara‟

VIII.[22]

ّ‫العّىرّبًيَّػ ػ ًّةّّاىل ػ َّّػذ ىّى ي‬


ّ‫ب‬ ّ‫الىًّزيٍ ػ ػّىرّةًّ ى‬ ًّ ‫جّ ًمػ ػ ٍّنّبىػ ػ‬
ًّ ‫اط ًّنّّأىٍّر‬
ّ ّ‫ض‬ ّ‫ّّأىىّكدّّّأى ٍّفّّأىن ػػوهّّبًّأىنٌػ ػ ّويّ ىّك ىم ػ ػاّ ىخ ػ ػّىر ى‬،‫ىّخّتىامػ ػان‬
ّ‫ّبّ ىّعلى ػىّّأىٍّر ًض ػ ىّهاّّإًّنٍ ىس ػا هّفّ ىع ػىّرً ه‬
ّ‫ب‬ َّّ‫ّّفىًّإنَّػ ّويّّىر‬،‫الىٍل ػو‬
ّ ّ‫التى ٍم ػيّر‬ ّ ّ‫طح ىّها‬ ًّ ‫جّ ًم ػ ٍّنّ ىس ػ‬ ّ‫كخ ػّىر ى‬ ً
‫ّ ى‬،‫ا ّْلى ٍس ػ ىّوّد‬
ّ‫ل يّـّّلًٍّل ى‬
ّ .‫ج ًّمٍّي ًّع‬ ّ‫الس ى‬
َّّ ‫اليبّّىّك‬ ّ ّ‫يّس ّعي ٍّوًّدمّّ ىٍّي ًّم يّلّّبًىّقٍّلّبًًّو‬

136
/Khat±man, awaddu an anwihi biannahu kam± kharaja min b±¯ini ar«i al
jaz³rati al ‘arabiyyati az ©ahabu al aswadi, wa kharaja min sa¯hih± at tamru al
halw, fa innahu rabb± ‘al± ar«ih± ins±nun ‘arabiyyun su’­diyy­n ya¥milu
biqalbihi al ¥ubbu wa as sal±mu li al jam³’i/

„Sebagai penutup, saya ingin menunjukan bahwa sebagaimana dari dalam perut
bumi semananjung Arab telah keluar emas hitam, dan dari permukaanya keluar
buah tamar yang manis, karena seungguhnya di atas tanah itu hidup dan tumbuh
orang Arab keturunan Sa‟ud yang hatinya dipenuhi oleh cinta dan kedamaian
untuk semua‟

VIII.[23]

ًً
‫اجّا ًّلّنٍ يّد ٍّكّنٍّيسػيػّ ٍ ى‬
ّ‫ي‬ ًّ ‫الي ىجػ‬ ّ ّ‫الع يّاـّىّكاّلَّ ًّذمّ ًّمّثٍ يّل‬
ّ‫احّ ىّحجّّ ىّى ىّذاّ ى‬ ّ‫يّ ىّنى ى‬ ّ‫سّلً ًّم ٍ ى‬
ٍّ ‫فىّػّنىّبى ّىارىّؾّ ًّلى ًّمٍّي ًّعّ ّال‬
‫ن‬
ّ‫تّ ًىػيّّأىَّمػاّ ّلي ىجػ ى‬
ّ‫اج‬ ٍّ ‫ح‬ ّ‫صػّبى ى‬ ٍ ‫ ىسػّنىّةنّّأى‬104 ‫ت‬ ٍّ ‫اجػ وّةّبىّػّلىغىػ‬ ً ّ‫ ّكًمػ ّن‬10%
‫ضػ ىّمّن ًّه ٍّمّّأى ٍّكبى ػيّرّ ىّح ى‬
‫ى ٍ ى‬
ّ‫الى ًّديٍػ ىّدّةًّّأى ىّعانىّػنىػاّاهللّ ىّكّإًيَّػا يّك ٍّم‬
ّ ّ‫جًّريػ ًّة‬ٍّ ً‫ال‬
ّ ّ‫السػنى ًة‬
َّ ً‫العػا ىّلّ ًِّّب‬ ً ّ‫ىّكمػاّنىّػبػاًّرىّؾّا ّْليَّمػ ّةىّا ًّلسػ ى‬
‫ل ّمّيَّةّىّك ى‬ ٍ ‫ى ى‬
ّ .‫اع ًّمّّلىّوي‬ ًّ ‫الد‬
ّ‫الد ٍّكًّؿّ ى‬ّ‫ابّىّك ى‬ ًّ ‫ح ًّةّا ًّلٍّرىّى‬ ّ‫ّلً يّم ىّكاّفى ى‬

/Fa nab±raka lijam³’i al muslim³na naj±¥a hajji h±©± al ‘±mu wa alla©³ mi£lu al
huj±ji al ind-n³siyy³na 10% wa min «amanihim akbaru h±jatin 104 sanatan
a¡bahat hiya amm± al huj±ja kam± nab±rika al ummata al isl±miyyatu wa al
‘±lamu bi as sanati al hijriyyati al jad³dati a’±nan± allah wa iyyakum li
muk±fa¥ati al irh±bi wa ad dawli ad d±’imi lahu/

„Kami ingin mengucapkan selamat kepada umat Islam atas keberhasilan haji
tahun ini, yang 10% di antaranya merupakan jamaah haji dari Indonesia.
Termasuk kebutuhan terbesar yang mencapai 104 tahun ialah banyaknya peziarah.
Kami juga ingin mengucapkan selamat kepada umat Islam dan dunia dengan
memasuki tahun baru Hijriah ini semoga Allah menolong kita semua dalam
memerangi terorisme dan negara-negara yang mendukungnya‟

ّ ‫اهللًّ ىّكبىّػىرىّكاّتيو‬
ّ ّ‫حىّةي‬
ٍّ ‫ل يّـّ ىّعّلىٍّي يّك ٍّمّىّكّىر‬
ّ‫الس ى‬
َّّ ‫ىّك‬

/Wa as sal±mu ‘alaykum wa ra¥matu allahi wa barak±itu/

137
„Semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahan-Nya selalu terlimpah
kepada kalian.

138
LAMPIRAN DIMENSI TEKS

Tabel 1.1 Pemberian Proposisi Mikro

Paragraf Kode Proposisi Kaidah Makro


Pembuka Proposisi H P R S
I [1]
ّ‫ن ّلًلدّ ىّكًّؿ يّى ىّو ىّك ّعًٍّي ًد‬
ٍّ ً‫ّإً َّّفّالٍيىػ ٍوىّـ اّلٍىّو ّطى‬
‫لىقىػ ّةى‬ ّ‫ ّلى ًكػ ٍّن ى‬،‫ل ًّد ّلًٍّلّبى ىشػ ًّر‬
ّ‫الع ى‬ ّ‫الػًٍّي ى‬
ًّ ‫بىّػٍيّػنىّػ يّه ىّما ىّع ىّك‬
.‫سّيَّّةه‬
/Inn± al yauma al wa¯an³ li ad
duawali ka’³di al m³l±di lil

basyari, lakin al ‘al±qata
baynahum± ‘akasiyyatun/

„Bagi suatu negara, hari Nasional


itu sama seperti hari lahir
seseorang, tapi keduanya
berbeda‟
[2]
ّ ‫ّفىًّإذىّا ىّكا ىّف ا ّْلىفٍّػّىر يّاد ىّم ىّع تىّػ ىّقدًّّـ‬
ّ‫العي ٍّم ًر‬
‫ف ىّكًّم ٍّن‬ ّ‫ض ٍّع و‬ّ‫ل ى‬ ّ‫ح َّّوّليٍّو ىّف ًّم ٍّنّقيّػٌّوّةو ّإً ى‬
ّ‫يىّػّتى ى‬
ً‫خّو ىّخ وّة ّكًمػ ٍّن نيػّوًّرّه‬ ّ‫ىشػّبى و‬
ّ‫اب ّإً ى‬
ٍ ‫ل ىشػٍّي يّ ٍ ى‬
ّ‫الع ٍكػ ى‬
‫س‬ ّ‫ فىػًّإ ٍّف ى‬،‫ل فىّػّنىائػً ًّو‬ ّ‫ّال ٍشػ ًّع ّإً ى‬
ً ‫ى‬
ً
.‫ص يّل ىّم ىّع الدّ ىّك ّؿ‬ ّ ‫ىٍّي‬

/Fa i©± k±na al afr±du ma’a al
‘umri yatahawwal-na min
quwwatin il± «a’fin wa min
syab±bin il± syaykh-khatin wa

139
min n­rihi al misy’I il± fan±ihi,
fa in al ‘aKAS ya¥¡ilu ma’a ad
duwali/

„Jika seseorang yang bertambah


usianya, akan berubah dari kuat
menjadi lemah, dari muda
menjadi tua, dari berkilau
menjadi temaram. Maka negara,
justru sebaliknya‟

[3]
‫اؿ ىّع ٍّميّر الدّ ىّكًّؿ ىّد َّّؿ ىّعّلىى‬ ّ‫ّفى يّكلّ ىّما ّطى ى‬
ً‫اسي ّكقيّػَّّوّة‬ ً ً ّ‫ىّشّب و‬
‫اب ّّنى ّظى ّام ىّها السّّيى ّ ى‬ ‫ى‬
..!‫جّتى ىّم ّعًي‬
ٍّ ‫ج ىّها ّال‬ ًّ ‫ك ّنى‬
ّ‫سٍّي ي‬ ًّ ‫اس‬
ّ‫ىّتى ي‬ √
‫ي‬
/Fa kullum± ¯±la ‘amru ad
duwali dalla ‘al± syab±bi
na§±mih± as siy±s³ wa quwwati
tam±suki nas³juh± al mujtama’³/

„Semakin bertambah umur suatu


negara, maka semakin kuat pula
sistem politik dan kekuatan
interaksi sosialnya‟

Tabel 1.2 Pemberian Proposisi Mikro

Paragraf Kode Proposisi Kaidah Makro


Pembuka Proposisi H P R S
II [4]
ّ‫نّّلًٍّل ىّم ٍّمّلى ىك ػ ًّةّ يى ػ ىّو‬ّ ً‫ّإً َّّف الٍيى ػ ٍػوىّـّالػ ىّػو ّطى‬
ّ‫ل ًّؿّبىػ ػ ٍّلّ يى ػ ػ ىّو‬ ًٍّ ً‫سّيىّػ ٍّوم ػ ػّانّّل‬
ّ‫ل ٍس ػ ػّتً ٍّق ى‬ ّ‫لى ػ ػٍّي ى‬
ّ‫ب‬ًّ ‫العػّىر‬ ّ‫ح ىّم ّةيّتىّػٍّو ًّحٍّي ًّدّّأيَّّم وّةّّفى ى‬
‫جٍّزيٍػّىرّةيّ ى‬ ّ‫هّمٍّل ى‬
ّ‫العّىرّبًّيَّّةىّالسّ ّعي ٍّوًّدّيَّّةى‬
ّ‫تّىّتىّثَّ ىّلّ ّال ٍّمّلى ىّك ّةىّ ى‬ ّ ًَّ‫اّل‬
‫ى‬

140
ّ‫ )ّتً ٍسػ ّعي ٍّو ىّف(ّّبً ّالًائىػ ًّةّ ًمػ ٍّن‬90 ‫ال‬ ٍّ‫ىحػىّو ى‬ √

،‫احّتً ىّها‬
ّ‫س ى‬ ّ‫ىّم ى‬
/Inn± al yauma al wa¯an³ lil
mamlakati huwa laysa yauman
lil istiql±li bal huwa mul¥amatu
tau¥³di ummatin fa jaz³ratu al
‘arabi allat³ tama£ala al
mamlakata al ‘arabiyyata as
su’uudiyyata haw±lay tis’uuna
bil m³’ati min mas±¥atih±/

„Hari Nasional bagi Kerajaan


Arab Saudi bukanlah hari
kemerdekaan, melainkan
penyatuan rasa semangat
kepahlawanan bangsa di Jazirah
Arab (epik penyatuan), yang dari
persatuan tersebut Kerajaan Arab
Saudi memiliki sekitar 90%
daerah dari wilayahnya di Jazirah
Arab‟

[5]
ٍّ ‫ّبىػ ٍّلّ ىّكانىػ‬،‫ىّلٍّّتى يك ػ ٍّنّ ىّنىلَّ ػ ّةنّّأى ٍّجّنىّبًيٌ ػان‬
ّ‫ت‬
ّ‫ػى‬ ًّ ‫لّ يّمتىّػنى ػ‬
ّ‫احّىرةوّّ ىّعلػ ى‬ ّ‫يّقى ػًّو ى‬ ّ‫يّم ٍّق ىس ػ ىّم ّةهّبىػ ػ ٍ ى‬
ّ‫اخيّان‬ًّ ‫ص ٍّعّبىوّةّ يّج ٍّغّىرّافًيّانّ ىّكيّمّنى‬
ّ‫ضّ ى‬ ّ‫ٍّأر و‬
/Lam takun ma¥allatan
ajnabiyyan, bal k±nat
muqsamatun bayna qawiya
mutan±hiratin ‘al± ardhin √
¡a’batin jughr±fiyyan wa
mun±jiyyan/

„Sejauh ini, Arab Saudi belum


pernah diduduki oleh orang asing,
tetapi negara ini sudah terbagi-
bagi sebab sulitnya persaingan di

141
medan geografis dan adanya
sumber daya yang langka (sumber
daya manusia dan sumber daya
alam asing)‟

[6]
ّ‫ح وّةّكّاًّنٍعً ػ ػ ػ ىّد ًّاـّّأىىم ػ ػ ػ وّن‬
ّ‫حٍّي ى‬ ًّ ‫ىّكًبىػ ػ ػىّواًّرًّدّ ىش ػ ػ ػ‬
ّ‫ّتّّأىىمػ ػ ػ ػ ػا ىّفّلًػ ػ ػ ػ ػًّزىّكا ًّر‬
َّّ ‫افّّىك ىحػ ػ ػ ػ ػ‬ َّ ً‫ّل‬
ًّ ‫لسػ ػ ػ ػ ػ ىّك‬
..‫ضيّ ّال ىّق َّّد ىّس ًّة‬ ًّ ‫ا ّْلىرّاى‬
‫ي‬
/Wa bi maw±ridi sya¡¥³¥atin wa
in’id±mi amanin lissak±ni wa

hatt± am±na liziw±ri al ar±«³ al
muqaddasah/

„Dengan adanya sumber daya


yang langka, menjadikan
ketidakamanan para penduduk
dan bahkan ketidakamanan bagi
pengunjung Tanah Suci‟

Tabel 1.3 Pemberian Proposisi Mikro

Paragraf Kode Proposisi Kaidah Makro


Pembuka Proposisi H P R S
III [7]
ّ‫ىّكًّم ٍّنّ يّىّنىاّ ىّكا ىّفّىّلبػي َّّدّّلًتىػاًّرّيٍ وّخّ ىّج ًّديٍػ وّد‬
ّ‫س‬ًّ ‫ّّفى ىك ػ ػا ىّفّ ّظي يه ػ ػٍّويّرّ يّم ىّؤ َّس ػ ػ‬،‫ّأى ٍّفّيىّػٍب ػ ػ ىّدأ‬
ّ‫العًّزيٍ ػ ػ ػ ًّزّبٍػ ػ ػ ًّنّ ىّعٍب ػ ػ ػ ًّد‬ّ‫ّال ٍّمّلى ىك ػ ػ ػ ًّةّ ىّعٍب ػ ػ ػ ىّدّ ى‬
‫ى‬
ّ‫ّالَّػ ًّذم‬،‫آؿّ يسػ ّعي ٍّوًّدّّىرًحىػ ّويّاهلل‬ ًّ ّ‫حى ًّن‬ ٍّ ‫الر‬‫ّى‬
ّ‫ّاًّنٍ ّطىلىػ ػ ػ ػ ىّقًّّبى ٍّملىػ ػ ػ ػ ًّةّىّك ًاسػ ػ ػ ػ ىّع وّةّّلًتىّػٍّو ًّحٍيػ ػ ػ ػ ًّد‬
.. ‫ُّـ‬٠َِّ‫ّال ٍّمّلى ىّك ًّةّ يّمٍّن يّذّ ىّع وّاـ‬
‫ى‬

142
/Wa min hun± k±na l±budda li
t±r³khin jad³din an yabda’, fa
k±na §uhuuru muassasi al

mamlakati ‘abda al ‘az³z ibni
‘abdillah ar rahman ±li su’uudi
rahimahullah, alla©i in¯alaqa
bi¥amlati w±si’atinn li tau¥³di al
mamlakati mun©u a’±min 1902
m/

„Oleh karena itu, sejarah baru


harus dimulai. Munculnya Raja
Abdul Aziz bin Abdul Rahman
Al Saud sebagai orang nomor
satu di Kerajaan yang menjadikan
era baru dalam sejarah dunia
Arab. Raja Abdul Aziz bin Abdul
Rahman Al Saudlah yang
menyatuan jumlah dalam skala
besar di tubuh Kerajaan sejak
tahun 1902 M atas desakan
kampanye besar dari berbagai
komunitas‟
[8]
ّ‫الًٍل ػ ػ ػ يّمّالَّػ ػ ػ ًّذمّ ىع يجّىزىّعٍن ػ ػ ػ ّوي‬ ّ ّ‫فىّػّتى ىح ػ ػ ػ َّّوىّؿ‬
ّ‫لّ ىّح ًّقٍيّػ ىقػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ وّةّّىرّانًيىػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ وّة‬
ّ‫ال ىّكّثًٍي ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػّىرّيٍ ىّنّّإً ى‬
َّّ‫الى ًّمٍي ػ ًّعّ ًّعٍن ػ ىّد ىّماّ ىّت‬ ّ ّ‫ىّكىّم ٍش ػ يّه ٍّوىّدّةوّّأىىم ػ ىّاـ‬
ّ‫العّىرّبًيَّػ ػ ػ ًّة‬
ّ‫ل يّفّ ىع ػ ػ ػ ًّنّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىك ػ ػ ػ ًّةّ ى‬ ّ‫ا ًّل ٍع ػ ػ ػ ى‬
ّ‫الس ػ ّعي ٍّوًّدّيًَّّةّّبًتى ػاًّرّيٍ ًّخِّّ ًم ػ ٍّنّ ًس ػٍّبّتى ٍّمًٍّب‬
.‫ُّـ‬٠ِّّ‫ّلًٍّل ىّع ًّاـ‬ √ √

/Fa ta¥awwala al ¥ilmu alla©i


‘ajuza ‘anhu al ka£³r³na il±
haq³qatin r±niyatin wa
masyhuudatin am±ma al jam³’i
‘indam± tamma al ‘i’l±nu ‘ani al
mamlakati al ‘arabiyyati as

143
su’uudiyyati bit±r³khi 23 min
sibtambir lil ‘±mi 1932 m/

„Mimpi dari seorang Raja Abdul


Aziz bin Abdul Rahman Al Saud,
ialah mimpi yang tidak dapat
dicapai oleh banyak orang.
Akhirnya, mimpi Raja Al Saud
menjadi sebuah kenyataan. Dia
disaksikan langsung oleh
masyarakat saat pelantikan Raja
dari Kerajaan Arab Saudi pada
tanggal 23 September 1932 M‟

Tabel 1.4 Pemberian Proposisi Mikro

Paragraf Kode Proposisi Kaidah Makro


Isi Proposisi H P R S
IV [9]
ّ‫ت‬ٍّ ‫ل ًّفّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىك ػ ػ ًّةّّاًّنٍ ّطىّلى ىق ػ ػ‬
ّ‫ىّكيّمٍن ػ ػ يّذّّإً ٍع ػ ػ ى‬
ّ‫جلىػ ػ ّةيّتىّػٍّن ًّميَّػ ػ وّةّ ىّى ّائًلىػ ػ وّةّ ىّك ىّعلىػ ػىّ ىّكافَّػ ػ ًّة‬
ّ‫ىّع ى‬
: ‫فّ ّعي يهػ ػ ٍّوًّدّاّلٍ يّم ٍلػ ػ ٍّو ًّؾ‬ ّ ًًّ‫صػ ػ ّعً ىّدّة‬ ٍ ‫ا ّْلى‬
ّ‫صػ ػ ػ ػلّّىك ىّخالًػ ػ ػ ػدّ ىّكفىّػ ىهػ ػ ػ ػد‬ ‫يسػ ػ ػ ػ ّعي ٍّودّ ىّكفىّػٍّي ى‬
ّ .‫جٍّيعّان‬ ًّ‫حى يّه يّمّاهللّ ى‬ ّ ً‫ىّك ىّعٍّب يّداهللّّىر‬
/Wa mun©u i’l±ni al mamlakati

in¯alaqat ‘ajalatu tanmiyyatin
h±ilatin wa ‘al± k±ffati al a¡’idati
f³ ‘uh­di al mul­ki : su’­d wa
fay¡al wa kh±lid wa fahd wa
‘abdullahi ra¥imahumullahu
jam³’an/

„Sejak deklarasi Kerajaan, sebuah


roda pembangunan yang luar
biasa telah diluncurkan ke seluruh
tingkat di masa pemerintahan

144
raja-raja: Saud, Faisal, Khalid,
Fahd dan Abdullah, semoga
mereka semua berada dalam
lindungan dan kasih sayang Allah
swt‟
[10]
ّ‫ل‬ ّ‫افّّإً ى‬ًّ ‫السػ ػ ػ ػ ىّك‬َّ ّ‫قىّػ ٍفػ ػ ػ ػيّزّّفًٍيّػ ىهػ ػ ػ ػاّ ىعػ ػ ػ ػ ىّد يّد‬
ّ‫ت‬ ٍّ ‫ىّكىّتى َّّق ىق ػ ػ‬.. ‫اؼّ ىّكّثًٍيػ ػ ػّىرّةو‬ ّ‫ض ػ ػ ىّع و‬ ٍ ‫ّأى‬
ّ‫شاًّرّيٍ يّعّتىّػٍّن يّم ًّوّيَّّةنّّبى ًاسىػ ّةنّىّكىّى ّائًلىػ ّةنّّىر ٍغػ يّم‬ّ‫ىّم ى‬
ّ‫ّت‬َّّ ‫اتّ ىحػ‬ ًّ ‫الصػ ّعي ٍّوّبىاتّىّكاّلي يّم ىّع ّوقىػ‬ َّ ّّ‫يكػل‬
ّ‫ممّلى ىكػ ػ ػ ًّةّ يّم ىّعجػ ػ ػّىزنّة‬
ٍّ ‫لىيّـّاّلى‬ ّ‫تّّأى ٍحػ ػ ػ ى‬ ٍّ ‫ّبىاتىػ ػ ػ‬
ّ .‫اؿ‬ ًّ ‫الرىّم‬ ّ ّ‫ؽ‬ ّ‫فىّػ ٍّو ى‬
/Qafzu f³h± ‘adadu as sak±ni il±’
a«’±fin ka£³ratin..wa tahaqqaqat
masy±r³’u tanmuwiyy±tan

b±simatan wa h±ilatan ragmu
kullu as ¡a’­b±ti wa al
mu’awwiq±ti hatt± b±tat a¥l±mu
al mamlakati mu’ajjizatan fawqa
ar rim±li/

„Peningkatan populasi penduduk


Arab meningkat hingga berlipat
ganda dan pencapaian proyek
pembangunan dengan skala besar.
Meskipun banyak kesulitan dan
rintangan dalam hal ini. Sehingga
dapat dikatakan hanya sebuah
mimpi atau ilusi belaka untuk
menciptakan keajaiban di atas
pasir‟

[11]
ّ‫فّال ىقػ ًّد ًٍّيّّإًَّّل‬ ّ ًّ‫ىّكّىر ٍغػ يّمّ يكػلّّ ىمػاّ ىّتى َّقػ ىّق‬
ّ‫ف‬ّ ًّ‫اؿّّنى ّطٍ ىمػ ػ ػ يّحّّلًٍّل ىّمًّزيٍػ ػ ػ ًّد‬
ّ‫ّأىنىّػنىػ ػ ػاّىّلّنىػ ػ ػّىز ي‬

145
ًّ‫الرفىػ ػ ػ ّاه‬ ّ ّ‫لّ ىّمًّزيٍػ ػ ػ وّدّ ًمػ ػ ػ ٍّن‬ ّ‫ّّإً ى‬،‫ّال ٍسػ ػ ػتىّػ ٍّقّبى ًّل‬
ً ً ً ً ‫ي‬
ّ‫العٍّلم ػ ػ ػ ػ ػي‬ ً
ّ ّ‫ادمّىّكالتَّّػ ىقػ ػ ػ ػ ػدّ ّـ‬ ّ ‫صػ ػ ػ ػ ػ‬ ً
‫الّقٍّت ى‬ ّ
ّ ًّ‫مشػ ػ ػ ػ ػاّ ًرىّك ّةي‬
ّ‫فّتىّػ ٍّعًّزيٍػ ػ ػ ػ ػ ًّز‬ ًًّ ‫ّد‬
‫ّىّكاّلي ى‬،‫اخّليػ ػ ػ ػ ػان‬ ‫ى‬
.‫السٍّل ًّمّىّكا ّْلىٍّم ًّنّ ىّعاّلى ًّميّان‬ ًّ √ √

/Wa ragmu kulli m± tahaqqaqa


f³ al qad³mi ill± annan± l± naz±lu
na¯mahu lilmaz³di f³ al
mustaqbali, il± maz³din min ar
rif±hi al iqti¡±d³ wa at
taqaddumi al ‘ilmi d±khiliyyan,
wa al musy±rikatu f³ ta’z³zi as
silmi wa al amni ‘±lamiyan/

„Terlepas dari semua yang telah


dicapai di masa lalu, kita masih
bercita-cita untuk berbuat lebih di
masa depan, untuk kesejahteraan
ekonomi yang lebih besar dan
kemajuan ilmiah secara internal,
dan berpartisipasi dalam
mempromosikan perdamaian dan
keamanan secara global‟

Tabel 1.5 Pemberian Proposisi Mikro

Paragraf Kode Proposisi Kaidah Makro


Isi Proposisi H P R S
V [12]
ّ‫ضػ ػ وّو‬ ٍ ‫ضػ ػ ىّم ًّاـّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىكػ ػ ًّةّ ىّك ىّع‬ ً ٍ‫ّكّمٍنػ ػ يّذّّاًّن‬
‫ىي‬
ّ‫ت‬ ٍّ ‫لّقىػ ػَّّرّىر‬ّ ً‫جّتى ىم ػ ًّعّالػ ىّػدٍّك‬ ٍّ ‫فّ ّال‬ ّ ًّ‫ىّج ًّديٍػ وّد‬
‫ي‬
ًّ‫ح ًّةّال ىّف ٍّق ّر‬
ّ‫فّ يّم ىّكاّفى ى‬ ً ً
ّ ‫ّأى ٍّفّّتى يّك ٍّو ىّفّّفى‬
ّ ّ‫اعّلىّةن‬
ّ‫ؼ‬ ًّ ‫يّالظيػ ػ ػ ػّيرٍّك‬ ًّ ٍ ‫ًم ػ ػ ػ ػ ٍّنّ ًّج ىه ػ ػ ػ ػ وّةّىّكىٍّت ًس ػ ػ ػ ػ‬
ّ‫العا ًىّلّ ًّم ٍّنّ ًّج ىهػ وّة‬ ّ‫فّ ى‬ ّ ًّ‫ش ًّر‬ّ‫شّيًَّّةّّلًٍّلّبى ى‬
ًّ ‫ّال ّعًٍّي‬
‫ى‬
146
ّ ّ،‫ّأي ٍّخّىرل‬
/Wa mun©u in«im±mi al √
mamlakati ka ‘a«win jad³din f³
al mujatam’i ad dawl³ qarrarat
an takuuna f±’ilatan f³
muk±fa¥ati al faqri min jihatin
wa ta¥s³ni ad §ur-fi al
ma’³syiyyati li al basyari f³ al
‘±lami min jihatin ukhr±/

„Sejak aksesi13 Kerajaan sebagai


anggota baru di komunitas
internasional, telah diputuskan
untuk memberantas kemiskinan
dari satu sisi dan memperbaiki
kondisi kehidupan masyarakat di
dunia dari sisi lain‟
[13]
ّ‫اهىتيّػ ىّهاّ ىعػ ٍّن‬ ّ‫ل ًّؿّ يّم ىسػ ى‬ ّ‫كّ ًمػ ٍّنّ ًخػ ى‬ ّ‫ىّكذىّالًػ ى‬
ّ‫اصػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ًّة‬
ٌ ‫االى‬ ّ ّ‫ّطىًّريٍ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ وّقّ يّم ىّؤ َّّس ىسػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ّاتًًّو‬
ّ‫ ّأىٍّك‬،‫السػ ّعي ٍّوًّدم‬ ‫ي‬ ّ ً ‫ؽّالتىّػٍّن ًّميَّػ‬
ّ
‫ة‬ ّ ً ‫ىّكصػٍّن يّد ّك‬
ٍ ‫ي‬
ّ‫ادم‬ ًّ ‫ل ًّؿّ ىّد ٍّع ًّم ىه ػ ػ ػ ػ ػاّال ػ ػ ػ ػ ػ‬ ّ‫ًم ػ ػ ػ ػ ػ ٍّنّ ًخ ػ ػ ػ ػ ػ ى‬
ً ‫ً ى‬
ّ ‫ىّكاّلٍ ىّم ٍّعنى ػ ػ ػًّومّال ىّكبً ػ ػ ػ ًٍّيّّلٍّل يّم ىّؤ َّّس ىس ػ ػ ػ‬
ّ‫ات‬
ّ‫الد ٍّكّلًيَّ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ًّةّ ىك ػ ػ ػ ػ ػ ػا ّْليىّم ًّم‬
ّ‫ا ًّلّقٍّلًٍّي ًّميَّ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ًّةّىّك ى‬
.ً‫ح ىّدّةًّ ىّكيّمّنى ّظَّ ىّماتػّي ىّهاّ ّال ٍّعّتى ًّم ىّدّة‬ ًّ َّ‫ّالّت‬
‫ي‬ ‫ي‬

/Wa ©±lika min khil±li
mus±hamatuh± ‘an ¯ar³qin
muassas±tihi al kh±s¡ati ka
¡und­qi at tanmiyyati as su’­d³,
Aw min khil±li da’mih± al m±d³
wa al ma’naw³ al kab³ri li al

13
Aksesi adalah sebuah tindakan formal yang dilakukan oleh suatu negara dalam tingkat
internasional untuk menyatakan terikat atau menjadi pihak dalam suatu perjanjian.

147
muassas±ti al iqlimiyyati wa ad
dawliyyati ka al umami al
mutta¥idati wa muna§zomatuh±
al mu’tamidati/

„Aksesi itu dikontribusikan


melalui institusi khusus seperti
Saudi Development Fund melalui
dukungan material dan moral
yang akan disalurkan secara
substansial kepada kepala
institusi yang ada di tingkat
regional maupun internasional,
seperti Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) dan organisasi
terakreditasi di tingkat lainnya‟
[14]
ّ‫ّىك ىّح ّالًيػّانّّتىّػ ٍّعتىػًّبيّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىكػ ّةيّ ًم ػ ٍّنّّأى ٍك ػ ىًّب‬
ّ‫يّلًػ ػ ػ ػ ػ ّىبّاىًّم ًّجّا ّْليىمػ ػ ػ ػ ػ ًّم‬ ّ‫ّأىٍّربىّػ ىعػ ػ ػ ػ ػ وّةّ ىمػ ػ ػ ػ ػ ى‬
ّ‫انَّ ٍ ى‬
ّ‫ت‬ ٍّ ‫صػّلى‬ ‫ثّ ىّك ى‬ ّ‫ّ ىّحٍيػ ي‬،‫ح ىّدّةًّا ًّلٍّنى ّائًيَّػ ًّة‬ ًّ َّ‫اّلٍ يّمّت‬ √

ّ‫ات‬ًّ ‫الع ٍش ػ ًّرّ ىس ػنىّػىّو‬ ّ‫ل يّؿّ ى‬ ّ‫اهىتيّػ ىّهاّ ًخ ػ ى‬ّ‫ىّم ىس ػ ى‬


ّ‫ار‬ّ‫ ًّمٍّليىػ ى‬46 ‫لّّأى ىّكثىػىّرّ ًمػ ٍّن‬ ّ‫ا ّْلى ًّخٍي ػّىرةًّّّإً ى‬
ّ‫صػ ػ ػ ّةن‬
َّ ‫بل ػ ػػدّانّ ىّح‬٣ّّ‫ّكػ ػ ػّاى ىّفّل ػ ػ ػ‬،‫يّدٍّكىّلر‬
.‫ًّمٍنّػ ىّها‬
/Wa ¥±liyan ta’tabiru al
mamlakatu min akbari arba’atin
m± najjayna li bar±miji al
umami al mutta¥idati al
inm±iyyati, hay£u wa¡alat
mas±hamatuh± khil±lu al a’syri
sanaw±ti al akh³rati il± ak£ar±
min 46 mily±ra duul±r, k±na li 8
baladan has¡atan minh±/

„Saat ini, Kerajaan adalah salah


satu dari empat donor terbesar

148
untuk program pembangunan
Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Dengan kontribusi selama 10
tahun terakhir mencapai lebih dari
$ 46 miliyar, dimana 83 negara
ikut memiliki andil dalam
program tersebut‟

Tabel 1.6 Pemberian Proposisi Mikro

Paragraf Kode Proposisi Kaidah Makro


Isi Proposisi H P R S
VI [15]
ّ‫ال ٍّحّتً ىّف ّالًّيًَّّة ىّك ٍّي ّأى ٍّعبىّػىر‬
ًّ ً‫ىّكانٍّػتىّػ ىّهىّز ىّى ًّذّه‬
ً‫ادّقىًّة ًّت ّاه‬ ّ‫اعًّرم ى‬ ًّ ‫ش‬ ًٍّ ‫ىّع ٍّن ّأى‬
‫الص ىّ ى‬ ّ‫س ىّى ىّم ى‬
ّ . ‫سي‬ ًّ ‫ب ا ًّلّنٍ يّد ٍّكّنًٍّي‬
ًّ ‫الش ٍّع‬
ّ‫ى‬
/Wa intahaza h±dzihi al
i¥til±fiyyati kay a’abara ‘an
usmiya masy±’ir³ as ¡ad±qati
tij±hi as sya’bi al induun³s³/ √

„Dalam perayaan ini, saya akan


mengungkapkan kejujuran
tentang perasaan saya yang benar-
benar tulus kepada bangsa
Indonesia‟
[16]
. ‫اس‬ ًّ ‫ف تىّػ ىّع يّاملًػ ًّو ىمػ ىّع النَّػ‬ ّ ً ‫الٍػ ىّويّد ٍّكيّد‬
: ‫صّلَّى اهلل ىّعّلىٍّي ًّو ىّك ىّسّلَّ ىّم‬ ّ‫ب ى‬ ّ ً‫النى‬ّ ‫يىّػ يّق ٍّو يّؿ‬
ّ‫ف ّىك ٍجػ ًّو ّأى ًّخٍيػ ى‬
‫ك‬ ٍّ ً ‫الّبٍّتً ىسػّاىىّم ّةي‬ًّ “ √ √

‫ؽ ىىػ ىّذا‬ ّ‫صػ َّّد ى‬ ‫صػ ىّدّقىّةه” ّفى ىكػ ٍّم ّتى ى‬ ‫ى‬
ّ‫ب يىّػ ٍّوًّميٌػّان ّبًّاًّبٍّتً ىسػ ىّامّتًًّو ى‬
‫الد ّائً ىمػ ًّة‬ ّ‫الشَّػ ٍّع ه‬

149
ّ‫ص ًٍّبّهً ى‬
.‫الع ًّظٍّيم‬ ّ‫ىّك ى‬
/Al wad­du f³ ta’±mulihi ma’a
an n±si. yaq-lu an nabiyyu ¡all±
Allahu ‘alaihi wa sallama: ‚al
ibtis±matu f³ wajhi akhiika
¡adaqatun‛ fa kam ta¡addaqa
h±©± as sya’bu yaumiyyan
biibtis±matihi ad d±imati wa
¡abrihi al ‘a§³mi/

„Ramah tamah dalam berinteraksi


dengan masyarakat. Nabi (saw)
bersabda: "Senyuman di wajah
untuk saudaramu, adalah
sedekah." Seberapa sering Anda
tersenyum dengan kesabaran
yang tulus?‟

Tabel 1.7 Pemberian Proposisi Mikro

Paragraf Kode Proposisi Kaidah Makro


Isi Proposisi H P R S
VII [17]
،‫الر ًٍسػي‬ ‫ّأىَّمػا ىّعلىػى اّلٍ يّم ٍسػتىّػىّول ّى‬
‫الي يّك ٍّوىمػ ًّة‬
ّ ‫ف‬ ّ ً ‫لقىّػتيّػنىػا ىمػ ىّع ّإً ىّخ ىّوّتًنىػا‬
ّ‫فىّػ ىّع ى‬
‫ضػ ًّل ىّحّاى ّلتً ىهػا‬ ًً ًً
‫ا ًّلّنٍ يّد ٍّكّنٍّيسػّيَّّة ىػ ىّي ّبىّأىّفٍ ى‬
ّ ،‫ؽ‬ ًّ ‫ل‬ ّ‫ىّعّلىى ا ًّل ّطٍ ى‬

/Amm± ‘al± al mustaw± ar
rasm³, fa’al±qatun± ma’a
ikhw±tin± f³ al ¥uk-mati al
ind-n³siyyati hiya bi af«ali
¥±latih± ‘al± al i¯l±qi/

„Pada tingkat resmi (diplomatik),

150
‫‪hubungan kita dengan saudara‬‬
‫‪kami di pemerintahan Indonesia‬‬
‫‟‪adalah sudah pasti terbaik‬‬
‫]‪[18‬‬
‫ضػىّو ًافّ‬
‫ب ّأى ٍّف يّكلّنىػا ّعي ٍ‬ ‫ل ىّجانػً ًّ‬ ‫فىػًّإ ىّ‬
‫ف (جػيَِ) اّلٍ يّمٍّنتىػ ىّدلّ‬ ‫اف ً ّ‬ ‫يّم ًّه َّمػ ًّ‬
‫ادّيَّ ًّ‬
‫اتّ‬ ‫صػ ػ ػ ػ ػ ًّ‬ ‫العػ ػ ػ ػ ػاّلى ًّميّّلً يّكب ػ ػ ػ ػ ػّرلّّاًّقٍّتً‬
‫ى‬ ‫ٍ ى‬ ‫ى‬
‫العا ًىّل‪ّ ّ،‬‬ ‫فّ ىّ‬ ‫الد ٍّكًّؿًّ ّ‬ ‫ىّ‬
‫‪/Fa il± j±nibi an kullan± ‘udw±ni‬‬
‫‪muhimm±ni fi (j³ 20) al‬‬ ‫√‬
‫‪muntad± al ‘±lam³ li kubr±‬‬
‫‪iqti¡±diyyatti ad dawli f³ al‬‬
‫‪‘±lami/‬‬

‫‪„Selain itu, kami adalah anggota‬‬


‫‪penting Forum Dunia G20 dari‬‬
‫‟‪Ekonomi Terkemuka di Dunia‬‬

‫]‪[19‬‬
‫يّ‬ ‫ادًّـّالىػّىرىّم ٍ ًّ‬ ‫الزّيى ّىارىّةّالّتَّاًّر ًّيّيَّّةىّ ًلػى ًّ‬ ‫ّفىًّإ َّّفّ ّ‬
‫كّ ىس ػٍّل ىّما يّفّبٍػ يّنّ ىّعٍب ػ يّدّ‬ ‫يّ ّاللًػ يّ‬ ‫الش ػًّريٍّػ ىّف ٍ ًّ‬
‫َّ‬
‫ى‬
‫العًّزيٍ ػ ػ ًّزّ ىّح ًّفظى ػ ػ ّويّاهللّ ىّكّلًىّقائًػ ػ ًّوّّبًّأى ًّخٍي ػ ػ ًّوّ‬ ‫ىّ‬
‫فّ‬‫سّ يجٍّويك ػ ٍّوّ ًّكيٍػ يّد ٍّكيّد ٍّكًّ ّ‬ ‫خ ىامػ ّةىّالػٌّػرّئًٍّي ًّ‬ ‫ّفى َّّ‬
‫تّ‬‫اض ػي‪ّ،‬قىػ ٍّدّ ىّد ىش ػّنى ٍّ‬ ‫سّ ّال ً‬ ‫ىش ػ ٍّه ًّرّ ىم ػاًّر ٍّ‬
‫ى‬
‫يّ‬ ‫يّّ ىّج ًّديٍػ ػ ػ ػ ىّدتىّػ ٍ ًّ‬
‫يّ ىّكيّمّنًٍي ػ ػ ػ ػّىرتىّػ ٍ ًّ‬ ‫ىمػ ػ ػ ػٍّر ىّحّلىتىّػ ٍ ًّ‬
‫يّبىّػٍّل ىّدّيٍ ًّن ّ‬ ‫ّلًلتَّّػ ىّع يّاك ًّفّبىّػ ٍ ىّ‬
‫‪/Fa inna az ziy±rata at‬‬
‫‪t±rikhiyyata li kh±dimi al‬‬
‫‪¥aramyni as syar³fayni al m±liku‬‬
‫‪salm±n‬‬ ‫‪ibnu‬‬ ‫‪‘abdul’az³z‬‬
‫‪hafi§ahu allah a liq±ihi bi akh³hi‬‬

‫‪151‬‬
fakhh±mah ar ra³si jokowidodo
f³ syahri m±ris al m±d³, qad √
dasyanat mar¥alatayni wa
mun³ratayni li at ta’±wuni bayna
baldayni/

„Maka, saat diadakannya


kunjungan bersejarah yaitu
pertemuan Raja Salman bin
Abdul Aziz Al Saud dengan
Presiden Joko Widodo di
Indonesia pada bulan Maret lalu,
telah diresmikan dua kesepakatan
baru dan penerusan kerjasama
antara kedua negara‟
[20]
ّ‫تّّبًتىّػ ٍّوّقًٍّي ّعً ًّه ىم ػ ػاّّلً ىع ػ ػ ىّد ًّدّ ًم ػ ػ ىّن‬
ٍّ ‫اخّتىّتى ىم ػ ػ‬ ٍّ ‫ىّك‬
ًّ ‫العي يق ػ ػ ػ ػ ػ ػ ٍّوًّدّىّكاتػّ ىّف ّاقًيَّ ػ ػ ػ ػ ػ ػ‬
ّ‫اتّالتَّّػ ىع ػ ػ ػ ػ ػ ػ يّاك ًّف‬ ّ
ّ‫ىّكّتى ٍّد ًشػ ػ ػٍيّػنيّػ يّه ٍّمّ ىعػ ػ ػ ىّد ىّدّ ًمػ ػ ػ ىّنّ ّال ىش ػ ػ ػاًّري ًّع‬
‫ى‬
ّ ً‫اع ىّدّة‬ ًّ ‫الو‬ ّ‫ى‬
/Wa ikhtatamat bi tawq³’ihim± li √
adadi min al ‘uq­di wa it
tif±qiyy±ti at ta’±wuni wa
tadsy³nuhum ‘adada min al
masy±r³’i al w± ‘idati/

„Di akhiri dengan


penandatanganan dari kedua
belah pihak atas sejumlah kontrak
dan kesepakatan kerjasama serta
peluncuran sejumlah proyek yang
dijanjikan‟
[21]
ّ‫جاًّرمّبىّػ ٍ ى‬
ّ‫يّبىّػٍّل ىّديٍّػّنىا‬ ّ‫ىّكٍّارتىّػ ىّف ىّعّ ّالًّىيزا يّفّالتّ ى‬
ّ‫ّ ًّمٍّليّاى وّرّ يّدٍّكىّل وّرّ ىّسّنىًّويّانّىّكًىػ ىّي‬٠ّ‫ال‬ ٍّ‫ًّلىىّو ى‬
ّ‫لنّىّكىىػ ػ ىّذا‬ ّ ‫صػ ػ ّعي ٍّوًّدّ يّم ٍسػ ػتىّػ ٍّقّبى‬ ً ّ ‫ّمّر َّشػ ػ‬
‫ح ّةهّّللّ ي‬
‫يى ى‬

152
ّ‫اسػّيىّتًمّّ ىٍّت ًّقٍيّػ يقػ ّويّ ىّعٍب ػىّرّّيرٍّؤيىػ ًّةّ ّال ٍّمّلى ىكػ ًّة‬
‫ىّم ى‬
‫ى‬
ًّ ‫فّ ىّمى‬
ّ‫اؿ‬ ّ ً 2030 ‫العّىرّبًّيًَّّةّالسّ ّعي ٍّوًّدّيًَّّة‬ ّ‫ى‬
ّ‫ش ىًّت ًّؾّىّكىّرّىزانىػ ّةيّّىك يّح يّك يمػ ّةي‬ٍّ ‫ال ٍّسّتًّثٍ ىّما ًّرّ ّال‬ ًّ
‫ي‬
.‫ّقى ّائً ًّدمّاّلىبٍّل ىّدّيٍ ًّن‬

/Wa irtafa’a al m³z±nu at tij±r³
bayna baldayn± li ¥aw±lay 9
mily±r duularin sanawiyyan wa
hiya murassya¥atun lissu’­di
mustaqbalan wa h±©± m±
sayatimmu tahq³quhu ‘abru
ru’yati al mamlakati al
‘arabiyyati as su’­diyyati 2030
f³ maj±li al isti£m±ri al musytariki
wa raz±natu wa ¥uk-matu
q±’id³ al baldayni/

„Neraca perdagangan antara


kedua negara kita telah meningkat
menjadi sekitar $ 9 miliyar per
tahun dan diperkirakan akan
meningkat di masa depan. Hal ini
akan dicapai melalui visi
Kerajaan Arab Saudi 2030 di
bidang investasi bersama dengan
kejujuran dan kebijaKASnaan
para pemimpin kedua negara‟

Tabel 1.8 Pemberian Proposisi Mikro

Paragraf Kode Proposisi Kaidah Makro


Penutup Proposisi H P R S
VIII [22]
ّ‫ّّأىىّكدّّّأى ٍّفّّأىن ػ ػػوهّّبًّأىنٌػ ػ ػ ّويّ ىّك ىمػ ػ ػا‬،‫ىّخّتىامػ ػ ػان‬
ًّ‫الىًّزيٍػ ػ ػ ػّىرّة‬ ًّ ‫اط ًّنّّأىٍّر‬
ّ ّ‫ض‬ ًّ ‫جّ ًم ػ ػ ػ ٍّنّبىػ ػ ػ‬
ّ‫ىخ ػ ػ ػّىر ى‬

153
ّ‫ج‬ ّ‫كخ ػ ػّىر ى‬ ً ّ‫العّىرّبًيَّ ػ ػ ًّةّّاىلػ ػ َّّػذ ىّى ي‬
‫ّ ى‬،‫بّا ّْلى ٍس ػ ػ ىّوّد‬ ّ‫ى‬
ّ‫ّّفىًّإنَّػ ػ ّوي‬،‫الىٍلػ ػو‬
ّ ّ‫التى ٍمػ ػيّر‬ ّ ّ‫طح ىّها‬ ًّ ‫ًمػ ػ ٍّنّ ىسػ ػ‬
ّ‫ب‬ ّ‫ّبّ ىّعلىػ ػ ػىّّأىٍّر ًض ػ ػ ػ ىّهاّّإًّنٍ ىس ػ ػ ػا هّفّ ىع ػ ػ ػىّرً ه‬ َّّ‫ّىر‬
ّّ‫يس ػ ػ ػ ػ ّعي ٍّوًّدمّّ ىٍّي ًم ػ ػ ػ ػ يّلّّبًىّقٍّلبً ػ ػ ػ ػ ًّوّاليػ ػ ػ ػب‬
ّ .‫ج ًّمٍّي ًّع‬ّ‫ل يّـّّلًٍّل ى‬
ّ‫الس ى‬ َّّ ‫ىّك‬
/Khat±man, awaddu an anwihi √ √
biannahu kam± kharaja min
b±¯ini ar«i al jaz³rati al
‘arabiyyati az ©ahabu al aswadi,
wa kharaja min sa¯hih± at tamru
al halw, fa innahu rabb± ‘al±
ar«ih± ins±nun ‘arabiyyun
su’­diyy­n ya¥milu biqalbihi al
¥ubbu wa as sal±mu li al jam³’i/

„Sebagai penutup, saya ingin


mencatatkan sebuah perhatian
ketika Allah swt memberikan
emas hitam dalam perut bumi di
Jazirah Arab, dan dari
permukaanya mengeluarkan
makanan yang manis-manis
(madu, kurma, dll), karena
seungguhnya, Allah swt
meletakkan kita di atas bumi
Arab untuk menebarkan rasa cinta
dan kedamaian untuk umat‟

[23]
ّّ‫احّ ىّحج‬ ّ‫يّ ىّنى ى‬ ّ‫سّلً ًّم ٍ ى‬
ٍّ ‫فىّػّنىّبى ّىارىّؾّ ًّلى ًّمٍّي ًّعّ ّال‬
ً ‫ًن‬
ّ‫اج‬
ًّ ‫الي ىجػ ػ‬ّ ّ‫العػ ػ يّاـّىّكالَّػ ػ ّذمّ ّمثٍػ ػ يّل‬ ‫ىىػ ػ ىّذاّ ى‬
ّ‫ ىّكًمػ ػ ٍّن‬10% ‫ي‬ ّ‫ا ًّلّنٍ يّد ٍّكّنًٍّي ًسػ ػيػّ ٍ ى‬
ٍّ ‫اج ػ وّةّبىّػّلىغى ػ‬
‫ت‬ ً
‫ض ػ ىّمّن ًّه ٍّمّّأى ٍّكبىػ ػيّرّ ىّح ى‬ ‫ى‬

154
ّ‫تّ ًى ػيّّأىَّم ػا‬ ٍّ ‫ح‬ّ‫ص ػّبى ى‬ ٍ ‫ ىس ػّنىّةنّّأى‬104
ّ‫اجّ ىّك ىم ػ ػ ػ ػ ػاّنىّػبى ػ ػ ػ ػ ػ ّىارىّؾّا ّْليَّم ػ ػ ػ ػ ػ ّةي‬
ّ‫ّلي ىج ػ ػ ػ ػ ػ ى‬
ّ‫جًّري ػ ًّة‬ ٍّ ً‫ال‬ ّ ّ‫الع ػا ىّليّّبًالس ػنًَّّّة‬ ‫ل ّمّيَّةّىّك ى‬
ً ّ‫ا ًّلس ػ ى‬
ٍ
ّ‫الى ًّديٍػ ػ ػ ػ ػ ػ ىّدّةًّّأى ىّعانىّػنىػ ػ ػ ػ ػ ػاّاهللّ ىّكّإًيَّػ ػ ػ ػ ػ ػا يّك ٍّم‬
ّ
ّ‫ابّىّكالػ ػ ػ ػ ػ ىّػد ٍّكًّؿ‬ ًّ ‫ّلً يّم ىّكاّفى ىح ػ ػ ػ ػ ػ ًّةّا ًّلٍّرىى ػ ػ ػ ػ ػ‬
ّ .‫اع ًّمّّلىّوي‬ ًّ ‫الد‬
ّ‫ى‬

/Fa nab±raka lijam³’i al
muslim³na naj±¥a hajji h±©± al
‘±mu wa alla©³ mi£lu al huj±ji al
ind-n³siyy³na 10% wa min
«amanihim akbaru h±jatin 104
sanatan a¡bahat hiya amm± al
huj±ja kam± nab±raka al
ummatu al isl±miyyatu wa al
‘±lamu bi as sunnati al hijriyyati
al jad³dati a’±nan± allah wa
iyyakum li muk±fa¥ati al irh±bi
wa ad dawli ad d±’imi lahu/

„Kami ingin mengucapkan


selamat kepada umat Islam atas
keberhasilan haji tahun ini, yang
di antaranya 10% mewakili
peziarah dari Indonesia.
Termasuk kebutuhan terbesar
yang mencapai 104 tahun ialah
banyaknya peziarah. Kami juga
mendoakan kepada umat Islam
dan dunia semoga dalam
keberkahan-Nya dengan tahun
baru Hijriah ini. Allah pasti
menolong kita dan kalian untuk
memerangi terorisme dan negara-
negara yang mendukungnya‟

155
Tabel Rangkuman Dimensi Teks dan Dimensi Praktik Wacana

Kode Proposisi Makro Proposisi Makro


(PM)
PM-I
ّ‫ ّلى ًّك ٍن‬،‫ش ًّر‬ ّ‫ن ّلًلدّ ىّكًّؿ يّى ىّو ىّك ّعًٍّي ًّد ّالًٍّي ى‬
ّ‫ل ًّد ّلًٍّلّبى ى‬ ٍّ ً‫ّإًّنَّاا لٍيىػ ٍوىّـ اّلٍىّو ّطى‬
ّ‫لى ّ ىّشّبى و‬
ّ‫اب‬ ‫ّع ى‬‫سّيَّّةه ىك ّ يكل يه ٍم ّيى يدؿ ى‬ ًّ ‫لىّقىّةى بىّػٍيّػنىّػ يّه ىّما ىّع ىّك‬
ّ‫الع ى‬
ّ‫ى‬
ّ.‫ىكقيػ َّوةو‬
/Inn± al yauma al wa¯an³ li ad duawali ka’³di al
m³l±di lil basyari, lakin al ‘al±qata baynahum±
‘akasiyyatun, wa kulluhum yadullu ala syab±bin
wa quwwatin/

„Hari Nasional seperti hari kelahiran seseorang.


Namun, maksud hubungan perumpamaan keduanya
berbeda, dan semuanya mengindikasikan kepada rasa
lebih muda dan lebih kuat (pembaharuan)‟

PM-II
ّ‫ل ٍّسّتًٍّق ى‬
ّ‫ل ًّؿ‬ ًٍّ ً‫س ّيىّػ ٍّومّان ّّل‬ ّ‫ن ّّلًٍّل ىّم ٍّمّلى ىّك ًّة ّ يّى ىّو ّّلىٍّي ى‬
ّ ً‫الو ّطى‬ّ‫ّإًّنَّا الٍيىػ ٍوىّـ ّ ى‬
ًّ ‫ح ىّف‬
ّ‫اظ‬ ًّ ‫ب ّلًٍّل‬ ًّ ‫العّىر‬ّ‫جٍّزيٍّػّىرّةي ّ ى‬ ّ‫ح ىّم ّةي ّتىّػٍّو ًّحٍّي ًّد ّّأيَّّم وّة ّّفى ى‬
ّ‫ّبى ٍّل ّ يّى ىّو ّ هّملٍّ ى‬
ًّ ‫آمّنىّةهّ ًّم ىّنّاّلٍ ّغيٍّرّبى‬
‫اء‬ ًّ ّ‫ضيّاّلٍ يّم ىّق َّّد ىّس ًّة‬ ًّ ‫ىّعل ىىّّاٍ ّْلىرّاى‬
ّ
/Inn± al yauma al wa¯an³ lil mamlakati huwa laysa
yauman lil istiql±li bal huwa mul¥amatu tau¥³di
ummatin fa jaz³ratu al ‘arabi, lilhif±§i ‘ala ardhi
±minatun mina al gurb±i/

„Hari Nasional bagi Kerajaan Arab Saudi bukanlah


hari kemerdekaan, melainkan ini merupakan
penyatuan rasa semangat kepahlawanan bangsa di
Jazirah Arab, agar Tanah Suci aman dari orang asing‟

156
PM-III
ّ‫العّىرّبًّيًَّّة ّالسّ ّعي ٍّوًّدّيًَّّة ّّبًّتىاًّرّيٍ ًّخ‬
ّ‫ل يّف ّ ىّع ًّن ّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىّك ًّة ّ ى‬
ّ‫ىّتَّ ّا ًّل ٍّع ى‬
ّ‫ُ ّـ يى ىو ّ ىّعٍّب يّد ّاّلٍ ىّعًّزّيٍز ّّبً ٍّن‬٠ِّّ ‫ِّ ًّم ٍّن ّ ًّسٍّبّتى ٍّمًٍّب ّّلًٍّل ىّع ًّاـ‬
ّ‫ ّّبى ىّد ّءنا ّ ًّم ٍّن ّ ًّحلٍّ وّم ّىّل‬،‫حىّوي ّاهلل‬ ّ ً‫آؿ ّ يّس ّعي ٍّود ّّىر‬
ًّ ّ ‫حىن‬ ٍّ ‫الر‬
َّّ ّ ‫ىّعٍّب يّد‬
‫ص ٍّوىّؿّّإًّلىٍّيًّو‬
ّ‫الو ي‬
ّ‫آخرّ ي‬ ّ‫ّيٍ ًّك يّنًّّْلى ىّح وّدّ ى‬
ّ
/Tamma al ‘i’l±nu ‘ani al mamlakati al ‘arabiyyati
as su’uudiyyati bit±r³khi 23 min sibtambir lil ‘±mi
1932 m huwa ‘abdu al-‘az³z bin ‘abdu ar-ra¥m±n
±li su’-d ra¥imahullahu, bada an min ¥ilmin l±
yumkinu li ahadin ±khor al-wus-la ilayhi/

„Pelantikan Raja dari Kerajaan Arab Saudi yang


diumumkan pada tanggal 23 September 1932 M yaitu
Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al Saud berawal dari
sebuah mimpi yang tidak dapat dicapai oleh orang
lain (banyak orang)‟

PM-IV
ّ‫ف‬ّ ًّ ً‫ص ّعً ىّدّة‬ ٍّ ‫جّلىّةيّتىّػٍّن ًّمّيَّوّة ّ ىّى ّائًّلىوّة ّ ىّك ىّعّلىى ّ ىّكاّفًَّّة ّا ّْلى‬
ّ‫ت ّ ىّع ى‬ٍّ ‫ّاًّنٍ ّطىّلى ىّق‬
ّ ‫صل ّّىك ىّخ ّالًد ّ ىّكفىّػ ىّهد ّ ىّك ىّعٍّب يّد‬
ّ،ً‫اهلل‬ ّ‫ يّس ّعي ٍّود ّ ىّكفىّػٍّي ى‬: ‫ّعي يّه ٍّوًّد ّاّلٍ يّملٍّ ٍّو ًّؾ‬
ّ‫ل ّّبً يّذؿّ ّاّلٍ ىّمًّزّيٍ ًّد ّ ًّم ٍّن‬ّ‫اؿ ّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىّك ّةى ّأى ٍف ّّتى ّطٍ ىّم يّح ّّإً ى‬ ّ‫ّىكىّل ّتيّػّىز ي‬
ّ .‫ستىّػ ٍّقّبى ًّل‬ ٍّ ًّ‫ا ٍّلي ٍّه ًّد‬
ٍّ ‫فّاّلٍ يّم‬
/In¯alaqat ‘ajalatu tanmiyyatin h±ilatin wa ‘al±
k±ffati al a¡’idati f³ ‘uh­di al mul­ki : su’­d wa
fay¡al wa kh±lid wa fahd wa ‘abdullahi, wa laa
tuz±lu al-mamlakata an tu¯mahu ila bi©ulli al-maz³di
min al-juhdi f³ al-mustaqbali/

„Sebuah roda pembangunan yang luar biasa telah


diluncurkan ke seluruh tingkat di masa pemerintahan
raja-raja: Saud, Faisal, Khalid, Fahd dan Abdullah,
dan kerajaan masih bercita-cita untuk berbuat lebih di
masa depan‟

157
PM-V
ّ‫جّتى ىّم ًّع‬ٍّ ‫ف ّ ّال‬ ّ ًّ ‫ض وّو ّ ىّج ًّدّيٍ وّد‬ ٍّ ‫ض ىّم ًّاـ ّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىّكّةي ّ ىّك ىّع‬ ًّ ٍ‫ىّكيّمٍّن يّذ ّّاًّن‬
ً ‫ً ي‬
ّ‫ح ىّدّةى ّ ّم ٍّن‬ ّ َّ‫ت ّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىّك ّةي ّ ىّد ٍّع ًّم ّا ّْليىّم ىّم ّ ّالّت‬ ٍّ ‫ ّقىّػَّّرّىر‬،‫ل‬ ّ ً‫الدٍّك‬
ّ‫ى‬
‫ي‬
َّ ‫م ًّْل‬
ّ‫ىف ّتىّػ ٍّعّتىًّبي ّاّلٍ ىّم ٍّمّلى ىّك ّةي‬ ٍّ ‫م ّىّكاّلٍ ىّم ٍّعّنىًّو‬
ٍّ ‫اد‬ًّ ‫الد ٍّع ًّم ّاّلٍ ىّم‬ َّّ ّ ‫ل ًّؿ‬ ّ‫ًّخ ى‬
ًّ‫ح ىّدّة‬ ًّ َّ‫ي ّّلً ّىبّاىًّم ًّج ّا ّْليىّم ًّم ّاّلٍ يّمّت‬ ّ‫ًّم ٍّن ّّأى ٍّك ىًّب ّّأىٍّربىّػ ىّع وّة ّ ىّم ى‬
ّ‫انَّ ٍ ى‬
ّ‫ش ًّر‬ ٍّ ‫الع‬
ّ‫ل يّؿ ّ ى‬ ّ‫اهىتيّػ ىّها ّ ًّخ ى‬ ّ‫س ى‬ّ‫ت ّ ىّم ى‬ ٍّ ‫صّلى‬ ّ‫ث ّ ىّك ى‬ ّ‫ ّ ىّحٍّي ي‬،‫ا ًّلٍّنى ّائًّيًَّّة‬
‫ارّ يّدٍّكىّلر‬ ّ‫ ًّمٍّلّيى ى‬46 ‫لّّأى ىّكثىّػىّرّ ًّم ٍّن‬ ّ‫اتّا ّْلى ًّخٍيّػّىرّةًّّإً ى‬ ًّ ‫ىّسنىّػّىو‬

/Wa mun©u in«im±mi al mamlakati ka ‘a«win


jad³din f³ al mujatam’i ad dawl³ qarrarat
mamlakatu da’mi al umama al mutta¥idata min
khil±li ad-da’mi al m±d³ wa al ma’naw³ li anna
ta’tabiru al mamlakatu min akbari arba’atin m±
najjayna li bar±miji al umami al mutta¥idati al
inm±iyyati, hay£u wa¡alat mas±hamatuh± khil±lu
al a’syri sanaw±ti al akh³rati il± ak£ar± min 46
mily±ra duul±r/

„Sejak aksesi14 Kerajaan sebagai anggota baru di


komunitas internasional, kerajaan telah memutuskan
untuk mendukung PBB melalui dukungan material
dan moral, karena Kerajaan adalah satu dari empat
donor terbesar untuk program pembangunan
Perserikatan Bangsa-Bangsa, dengan kontribusi
selama sepuluh tahun terakhir mencapai lebih dari $
46 milyar‟
PM-VI
ًّ ‫ش‬
‫اعًّرم‬ ًٍّ ‫ال ٍّحّتً ىّف ّالًّيًَّّة ىّك ٍّي ّأى ٍّعبىّػىّر ىّع ٍّن ّأى‬
ّ‫س ىّى ىّم ى‬ ًّ ً‫ىّكانٍّػتىّػ ىّهىّز ىّى ًّذّه‬
ّ . ‫سي‬ ًّ ‫ب ا ًّلّنٍ يّد ٍّكّنًٍّي‬
ًّ ‫الش ٍّع‬ ّ‫ادّقىًّة ًّتى ّاهً ى‬
ّ‫الص ى‬
ّ‫ى‬
/Wa intahaza h±dzihi al i¥til±fiyyati kay a’abara ‘an
usmiya masy±’ir³ as ¡ad±qati tij±hi as sya’bi al
induun³s³/

14
Aksesi adalah sebuah tindakan formal yang dilakukan oleh satu negara dalam tingkat
internasional untuk menyatakan terikat atau menjadi pihak dalam satu penjanjian.

158
„Saya merayakan ini untuk mengungkapkan kejujuran
tentang perasaan saya yang benar-benar tulus kepada
bangsa Indonesia‟
PM-VII
ّ‫ات السّ ّعي ٍّوًّدّيَّة ّ ىّم ىّع‬ ّ‫لّقى ي‬ ّ‫ ّ ىّع ى‬،‫سي‬ ًٍّ ‫الر‬‫ستىّػىّول ّى‬ ٍّ ‫ّأىَّّما ىّعّلىى اّلٍ يّم‬
ًّ ‫الزّيى ّىارةىّ ّالّتَّاًّر ًّيّيَّّةى ّ ًّلى‬
ّ‫ادًّـ‬ ّ ّ ‫ض يّل ّّفىّإى َّّف‬ ٍّ ّ ‫سّيىا ّ ًّى ىّي‬
ّ‫اْلىّفٍ ى‬ ًّ ‫ّإًّنٍ يّد ٍّكّنًٍّي‬
ّ‫العًّزّيٍ ًّزّ ىّكّلًىّق ّائًًّو‬
ّ‫كّ ىّسٍّل ىّما يّفّّبٍ يّنّ ىّعٍّب يّدّ ى‬ ّ‫يّ ّالّلً ي‬ ًّ ٍ ‫الشًّريٍّػ ىّف‬
َّّ ّ‫ي‬ ًّ ٍ ‫الىّىرىّم‬ّ
‫ًى‬
ّ‫ت‬ ً
ٍّ ‫س ّ يجٍّويّك ٍّو ّ ّكّيٍ يّد ٍّكيّد ٍّك ّّقى ٍّد ّ ىّد ىّشّنى‬ ً
ّ ‫الرّئٍّي‬
ٌّ ّ ‫خ ىّام ّةى‬ َّّ ‫ّبًّأى ًّخٍّي ًّو ّّفى‬
ّ‫ي ّبىّػلٍّ ىّدّيٍ ًّن‬ ّ‫ي ّّلًلتَّّػ ىّع يّاك ًّف ّبّػى ٍ ى‬ًّ ٍ ‫ي ّ ىّكيّمّنًٍيّػّىرتىّػ‬ ًّ ٍ ‫ي ّ ىّج ًّدّيٍ ىّدتىّػ‬ ًّ ٍ ‫ىّمٍّر ىّحّلىتىّػ‬
‫تّّبًتىّػ ٍّوّقًٍّي ّعً ًّه ىّما‬ ٍّ ‫اخّتىّتى ىّم‬ ٍّ ‫ىّك‬
ّ
/Amm± ‘al± al mustaw± ar rasm³, al±qatu as-
s’udiyyata ma’a ind-n³siyya hiya al-afdholu fa inna
az ziy±rata at t±rikhiyyata li kh±dimi al ¥aramyni as
syar³fayni al m±liku salm±n ibnu ‘abdul’az³z
hafi§ahu allah a liq±ihi bi akh³hi fakhh±mah ar ra³si
jokowidodo qad dasyanat mar¥alatayni wa
mun³ratayni li at ta’±wuni bayna baldayni wa
ikhtatamat bi tawq³’ihim±/

„Pada tingkat resmi, hubungan arab saudi dengan


Indonesia adalah yang terbaik. Maka diadakannya
kunjungan bersejarah kepada Khadimu Al-Haramain
As-Syarifayn Raja Salman bin Abdul Aziz dan
pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo dan
diakhiri dengan penanda tanganan kedua belah pihak‟

PM-VIII
ّ‫ف‬ٍّ ًّ‫اص ّةن‬ ٍّ ًّ‫لىًّمّيَّّةى‬
ّ‫فّاّلٍ ىّعا ًىّلّّىك ىّخ ى‬ ّ ‫ال ٍّس‬ ٍّ ّ‫ىّكتيّػ ٍّهّنً يّئّاّلٍ ىّم ٍّمّلن ىّك ّةي‬
ًٍّ ّ‫اْليَّّم ّةى‬
ّ‫السػ ػنىًّة‬
َّ ‫جّك‬
ّ‫الي ىجػ ػّا ى‬ ٍّ ّ‫اّعلىػ ػىّاّلٍ ىعػ ػ ىّد ًّدّاّلٍ ىّكبًػ ػ ًٍّيّ ًمػ ػ ٍّن‬ ّ‫ّإًّنٍ يّد ٍّكّنًٍّي ًسػ ػّيى ى‬
ّ‫اب‬ ّ‫الى ًّدّيٍ ىّدّةًّّأى ىّعانىّػّنىاّاهللّ ىّكّإًّيَّا يّك ٍّمّّلً يّم ىّكاّفى ى‬
ًّ ‫ح ًّةّا ًّلٍّرىّى‬ ّ ّ‫جًّريّ ًّة‬ٍّ ً‫ال‬ّ
ًّ ‫الد‬
.‫اع ًّمّّلىّوي‬ ّ‫الد ٍّكًّؿّ ى‬ ّ‫ىّك ى‬
ّ

159
/Wa tuhni u al mamlakatu al ummata al
isl±miyyata f³ al ±lami wa kho¡otan f³ ind-n³siya
‘ala al ‘adadi al kab³r min al huj±j al hijriyyati al
jad³dati a’±nan± allah wa iyyakum li muk±fa¥ati al
irh±bi wa ad dawli ad d±’imi lahu/

„Kerajaan mengucapkan selamat kepada umat islam


di dunia dan khususnya di Indonesia atas jumlah
jamaah haji yang sangat banyak serta berkahnya
tahun baru hijriah ini. Allah pasti menolong kita dan
kalian untuk memerangi terorisme dan negara-negara
yang mendukungnya‟

160
BIODATA PENULIS

ARIADNA AYU MIRANDA, dilahirkan di Ibu Kota


Indonesia, Jakarta. Dari dua malaikat tak bersayap, yaitu
Firdaus, S E. dan Sri Rahayu Moningseh, S E. Mahasiswa
yang berkelulusan 19 tahun ini. Kecilnya, ia playgroup 2
kali di Tunas Harapan dan Tunas Bangsa. Lalu, di TKIT
An-Nur. Masa SMP dan SMAnya di pondok pesantren As-
Syafi‟iyah. Masa studinya hanya 4 tahun karena, SMP ia
mengikuti program akselerasi dan SMA ia melanjutkan
program akselerasi tersebut. Setelah itu, ia memasuki Universitas AL Azhar
Indonesia di Program Studi Sastra Arab (2014-2018). Dia memiliki hobi yaitu
menulis, mendengarkan musik, membaca, dan kuliner, jalan-jalan, sharing,
bernyanyi. Di samping kuliahnya juga, ia mengikuti kegitan inter dan ekstern
universitas. Organisasi intern seperti Himpunan Mahasiswa Sastra Arab
(HIMASA) divisi Hubungan Masyarakat (HUMAS), Keluarga Mahasiswa
Fakultas Sastra (KMFS) divisi penulisan dan pendidikan. Organisasi ekstern
seperti Ikatan Mahasiswa Studi Arab se-Indonesia (IMASASI) divisi penelitian
dan pengembangan (LITBANG). Di samping kesibukannya, ia membuka usaha
berupa online shop di aplikasi Instagram atas nama @mirandashopy. Di
@mirandashopy, Ia menjual berbagai macam model dan motif sepatu. Usaha ini
ia geluti semenjak skripsi yang memberikan waktu luang yang banyak. Maka dari
itu, dia memanfaatkan waktu tersebut dengan hal yang bermanfaat. Selanjutnya, ia
berniat membuka toko khusus untuk fashion wanita. Semoga apa yang
diimpikannya tercapai. Karena ini, merupakan cita-citanya untuk menjadi
seorang pengusaha sukses dan berkah di jalan Allah swt.

161
162

Anda mungkin juga menyukai